I. LATAR BELAKANG
BELAKANG
a. Gambaran Umum.
Umum
UUD 1945 pasal 28B ayat 2 menyatakan bahwa “ setiap anak berhak
atas kelangsungan hidup tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi” Selanjutnya pasal 28 H ayat 1
menegaskan bahwa “ Setiap orang berhak untuk memperoleh pelayanan
kesehatan” kedua pernyataan tersebut menunjukkan komitmen bangsa
Indonesia untuk mengutamakan pembangunan dan perlindungan anak guna
menjamin pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Pembangunan suatu bangsa dan Negara adalah. Kegiatan yang
berkelanjutan. Agar pembangunan tetap berjalan, maka harus dipersiapkan
generasi muda sebagai penerus dan pelestari cita-cita perjuangan bangsa. Masa
remaja merupakan masa yang rawan setelah melewati masa kanak-kanak untuk
menuju masa dewasa, dimana secara fisik ia akan mengalami perubahan yang
spesifik dan secara psikologik akan mulai mencari identitas diri.
Kelompok remaja di Indonesia sebagaimana di sebagian besar Negara
di dunia, memiliki proporsi kurang lebih 1/5 dari jumlah seluruh penduduk.
Menurut undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, yang
disebut anak adalah seseorang yang berusia 0 (dalam kandungan) sampai usia
18 tahun. Didalam kategori anak menurut undang-undang tersebut, remaja
termasuk didalamnya,karena Departemen Kesehatan menganut batasan umur
sesuai dengan batasan WHO, yaitu antara 10 – 19 tahun. Mengingat perbedaan
permasalahan dan penanganan antara remaja yang sudah menikah dan yang
belum menikah, dan juga untuk kepentingan pemilihan tanggung jawab
program, remaja yang sudah menikah dimasukkan dalam kategori bukan
remaja. Anak Usia Sekolah dimaksudkan anak dalam usia SD sampai SMA.
Meskipun usianya melebihi 19 tahun, apabila masih bersekolah, kesehatannya
dibina melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan dengan demikian untuk
intervensi, digolongkan dalam kategori anak usia sekolah
Remaja Indonesia dengan jumlah yang mencapai 42,2 juta (Proyeksi
tahun 2002) atau sekitar 20% dari populasi mendapat banyak hambatan atau
masalah yang biasanya muncul dalam bentuk prilaku yang beresiko terhadap
kesehatannya. Prilaku yang beresiko yang mempengaruhi masalah kesehatan
remaja meliputi tumbu kembang (perubahan fisik dan psikososial), gizi,
penyalagunaan NAPZA, dan kesehatan reproduksi termasuk IMS/ISR
HIV/AIDS.
Upaya Departemen Kesehatan Repoblik Indonesia untuk mengatasi
masalah kesehatan tersebut dilakukan melalui pendekatan Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Puskesmas yang dimulai sejak tahun
2003. Mengingat jumlah remaja cukup besar dengan permasalahan yang
kompleks serta berdampak sangat besar terhadap kualitas hidup bangsa, maka
pengembangan PKPR di setiap Puskesmas tidak dapat ditunda lagi.
Guna meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam memberikan
pembianaan dan pelayanan kesehatan mangenai kesehatan reproduksi remaja,
perlu adanya pelatihanPelayanan Kasehatan Peduli Ramaja (PKPR) di tingkat
Kabupaten/Kota.
b. Sasaran Kegiatan
Kegiatan Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang menjadi
peserta adalah tenaga Puskesmas di 6 (enam) Kabupaten/Kota, yaitu :
-
b. Tujuan Umum
Optimalisasi Pelayanan Kesehatan Remaja hingga ke tingkat Puskesmas di
Tujuan Khusus
1. Meningkatkan Penyediaan Pelayanan Kesehatan Remaja yang
berkualitas
2. Peningkatan akses pelayanan kesehatan remaja melalui Puskesmas
PKPR.
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan dalam
pencegahan masalah kesehatan khususnya pada anak remaja.
4. INDIKATOR KELUARAN
a. Indikator keluaran
Terlatihnya tenaga kesehatan dalam penanganan Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR) di 6 (enam) Kab/Kota sebanyak 150 orang.
b Keluaran
Tersedianya Tenaga kesehatan terlatih di Kabupaten/Kota yang mampu
memberikan pelayanan kesehatan pada remaja secara optimal.
c. Materi
1. BLC
2. Strategi Nasional Kesehatan Remaja
3. Peran Rumah Sakit dalam Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
4. Jejaring Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
5. Tumbuh Kembang Remaja
6. PKHS
7. IMS/ISR
8. Kesehatan Reproduksi
9. HIV/AIDS
10. Penyalagunaan Napza
11. Cara Belajar Partisipatif
12. Pengenalan Konsep Gender
13. Komunikasi dan Konseling
e. Tahapan kegiatan
Tahapan pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut :
- Persiapan Pelaksanaan Kegiatan
o Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
o Menetapkan penanggungjawab pelaksanaan kegiatan
o Membuat dan mengedarkan undangan
- Pelaksanaan Kegiatan
o Penjelasanan maksud dan tujuan pertemuan
o Pembahasan materi : Konsep PKPR
o Diskusi dan kesepakatan
b. Penanggungjawab Kegiatan
Penanggungjawab kegiatan adalah Bidang Bina YanKesMas Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tenggara .
2 Fasilitator 2 x 6 Kab./Kota
Kab./Kota
Jumlah 150 12
8. JADWAL KEGIATAN
a Waktu pelaksanaan kegiatan
. Penyelenggaraan Kegiatan direncanakan akan dilaksanakan di tahun 2010.
b Matrik
Matrik pelaksanaan kegiatan
.
Tempat
NO KEGIATAN Mei Juni Juli Agust Sept Okt
Pelaksanaan
1. PERSIAPAN KEGIATAN 6 Kab./Kota
o 28 – 29
Menyusun rencana
pelaksanaan 29 – 30
kegiatan
o Meneta
pkan
penanggungjawab 1-8
pelaksanaan
kegiatan
o Membu
at dan mengedarkan
undangan
9. Biaya
Biaya pelatihan ini Rp. 226.950.000,- bersumber dari DIPA satker program Upaya Kesehatan
Masyarakat (03) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun Anggaran 2010.
5. Pengorganisasian Pelatihan
Menguraikan personil kepanitiaan dan narasumber
6. Tempat dan Waktu
7. Metode / Alat Bantu
8. Proses Pelatihan
Menguraikan tentang prosesi atau kejadian mulai hari pertama termasuk pembukaan
sampai hari terakhir termasuk penutupan
9. Hasil kesepakatan pelatihan
Hal – hal yang disepakati dalam bentuk komitmen Pelatihan serta Rencana Tindak
Lanjut (RTL)
10. Kesimpulan dan saran :
Lampiran laporan
* Term Of Reference (TOR)
* SK Panitia
* Sambutan Kepala Dinas
* Laporan Ketua Panitia
* Jadwal Pelatihan
* Daftar Hadir Peserta Pelatihan
* Daftar Hadir Narasumber dan Panitia
* Surat Undangan / Panggilan Peserta
* Undangan Narasumber
* Hasil Diskusi
* Rencana Tindak Lanjut (RTL)
* Biodata Peserta Pelatihan
* Dokumentasi