A. PRELAB
1. Mengapa dalam teknik isolasi goresan kuadran, cawan petri harus dibagi menjadi
beberapa kuadran ? Jelaskan.
Untuk mendapatkan kultur murni berupa koloni tunggal. Daerah inokulasi awal dan hasil
gores pertama tumuh padat. Luas beruntun kedua dari daerah 1 hasil memberikan
pertumbuhan yang kurang padat. Luas beruntun ketiga dari area 2 yang menghasilkan
pertumbuhan yang lemah atau sedikit. Luas beruntun keempat dari area 3 yang
menghasilkan koloni tunggal (Alfred, 2011).
5. Ada berapa macam teknik Isolasi? Sebutkan dan Jelaskan masing-masing teknik tersebut.
Metode Streak Plate atau metode gores adalah dengan cara menggoreska ose kultur pada
media padat. Tujuannya adalah untuk mendapatkan koloni terisolasi dari inokulum dengan
menciptakan bidang peningkatan cairan di piring tunggal. Koloni terisolasi merupakan
tiruan dari sel, yang berasal dari sel prekursor tunggal. Ketika media kultur yang
diinokulasi menggunakan koloni terisolasi tunggal, kultur yang dihasilkan tumbuh dari
klon tunggal kultur murni (Katz, 2008).
Metode Pour Plate atau metode tuang dapat digunakan untuk menentukan jumlah
mikroba/mL atau mikroba/gram pada spesimen. Kelemahan dari metode ini adalah bahwa
koloni yang tertanam akan jauh lebih kecil daripada mereka yang kebetulan berada di
permukaan, dan harus secara hati-hati sehingga tidak ada yang diabaikan. Juga, wajib
anaerob sehingga bakteri dapat tumbuh jika tertanam dalam agar-agar (Fankhauser, 2005).
Metode Spread Plate atau metode permukaan adalah metode penyebaran suspensi bakteri
secara merata di atas permukaan agar-agar menggunakan batang kaca steril atau spreader
sebagai perangkat penyebar (Wise, 2006).
6. Bagaimana cara transfer kultur dari medium cair ke agar tegak ? Jelaskan.
Masukkan ose ke dalam tabung yang berisi media cair dan ambil satu ose kultur dan
pastikan ada media yang terambil pada loop ose. Masukkan ose yang mengandung media
ke dalam tabung yang berisi media agar tegak. Ose yang mengandung mikroba ditusukkan
pada media agar tepat pada bagian tengah hingga 1⁄4 dasar media, lalu tariklah ose dari
media agar secara tegak ke atas (Pommerville, 2011).
7. Faktor apa sajakah yang perlu diperhatikan dalam proses kultivasi mikroba? Jelaskan.
Kultivasi Mikroba bertujuan untuk mengetahui atau mempelajari sifat pertumbuhan ,
morfologi, dan sifat fisiologis mikroba. Kultur mikroba digunakan untuk menentukan
jenis organisme, dengan kelimpahan dalam sampel yang diuji, atau keduanya. Lingkungan
fisik yang perlu diperhatikan dalam menumbuhkan mikroba yaitu temperatur atau suhu ,
kadar oksigen, pH dan tekanan osmosis (Gandjar, 2006).
Paraf Asisten
Nama:
B. DIAGRAM ALIR
1. Metode Streak Plate Goresan Kuadran
Dipijarkan ose
Hasil
Sampel Mikroba
Diencerkan
Hasil
3. Metode Pour Plate
Sampel Mikroba
Hasil
Sampel
Ose dipijarkan
Diinokulasikan pada tabung reaksi berisi agar miring secara zig-zag dari bawah ke atas
Hasil
b. Medium Agar Miring ke Medium Agar Tegak
Sampel
Ose dipijarkan
Diinokulasikan pada tabung reaksi berisi agar tegak dengan menusuk tepat ¼ bagian
dasar media
Hasil
Sampel
Ose dipijarkan
Diambil 1 ose kultur dari tabung reaksi berisi media agar miring
Hasil
5. Teknik Preservasi Kriogenik
Divortex
Hasil
C. DATA HASIL PENGAMATAN
1. Gambarlah bentuk pertumbuhan kultur yang saudara transfer pada agar miring!
Asal Isolat : S. Aureus Agar Miring Asal Isolat : E. Coli Agar Miring
Keterangan : Isolasi ke agar miring, Keterangan : Isolasi ke agar miring,
Terdapat kontaminasi Terdapat kontaminasi
2. Gambarlah bentuk pertumbuhan kultur yang saudara transfer pada agar tegak!
Asal Isolat : S. Aureus Agar Miring Asal Isolat : E. Coli Agar Miring
Keterangan : Kontaminasi, Villose, Keterangan : Tidak kontaminasi, abore
Diisolasi ke NA tegak Diisolasi ke NA tegak
3. Gambarlah bentuk pertumbuhan kultur yang saudara transfer pada agar cair!
Asal Isolat : S. Aureus Agar Miring Asal Isolat : E. Coli Agar Miring
Keterangan : Tidak kontaminasi, Mengendap Keterangan : Diisolasi ke NB, Menge-
Diisolasi ke NB ndap, Tidak kontaminasi
4. Bandingkan pertumbuhan kultur yang anda lakukan pada agar tegak, agar miring, dan
media cair.
5. Gambar bentuk sel-sel mikroba yang saudara isolasi pada cawan petri dengan pensil
warna!
6. Pilihlah salah satu koloni yang terpisah, jelaskan ciri-ciri nya (lihat Gb.2.7 dan 2.8) dan
identifikasi bakteri tersebut.
2. Apa yang dimaksud dengan ”selective media” ? Mengapa media tersebut digunakan
dalam teknik isolasi ? Jelaskan. Sebutkan contoh ”selective media” sebanyak 2.
Selective media adalah media atau subtrat atau senyawa kimia tertentu yang menghambat
kelompok bakteri tertentu atau tidak menghambat kelompok bakteri tertentu. Media
tersebut banyak digunakan untuk teknik isolasi karena sesuai dengan tujuan isolasi yaitu
untuk mendapat kultur murni dari kultur campuran sehingga akan didapatkan bakteri
murni yang dapat bertahan hidup sesuai dengan kondisi yang telah ditetapkan dan bakteri
lain akan terhambat pertumbuhannya dan mati (Adnan, 2009).
Contohnya: Kaldu selenit, Brilliant Green Agar, Mac Conkey Agar, EMB (Eosyn
Methylene Blue) Agar, Sallmonella Shigella Agar, Endo Agar, Gram Negative Broth dan
Deoxychocolate (Adnan, 2009).
3. Apakah koloni yang terpisah pada teknik isolasi merupakan pertumbuhan dari satu sel
mikroba ? Apakah koloni tersebut dapat dikatakan sebagai kultur murni ? Jelaskan.
Koloni tersebut didapat dikatakan sebagai kultur murni karena tumbuh dari satu sel
mikroba yang terpisah dari lainnya dan telah diisolasikan terlebih dahulu (Walker, 2005).
4. Apa keunggulan metode Streak Plate dan Spread Plate pada teknik isolasi mikroba?
Jelaskan pula tentang Loop Dilution.
Streak plate lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu.
Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum
digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah
(lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah
sehingga dapat tumbuh. Koloni yang dihasilkan adalah single koloni atau 1 koloni hanya
dari 1 spesies saja. Selain itu kontaminan mudah dibedakan. Karena pada metode ini ose
digoreskan dengan pola tertentu, maka koloni yang tumbuh diluar pola tersebut dapat
dinyatakan sebagai kontaminan (Suriawiria 2005).
Metode surface plate dapat dilakukan untuk memisahkan mikrobia aerob dengan
mikroba yang lain. Karena jika dituangkan pada permukaan medium, bakteri yang paling
diuntungkan adalah bakteri aerob (Waluyo, 2007).
Alfred, Brown E. 2011. Benson's Microbiological Applications 9th Ed. New York: McGraw
Hill
Fankhauser, David B. 2005. Pour Plate Technique. http://biology.clc.uc.edu/fankhauser/Labs
/Microbiology/Meat_Milk/Pour_Plate.htm. Diakses 15 Maret 2015 pada jam 15:42 (24
Juni 2005)
Gandjar, Indrawati. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Katz, D. Sue. 2008. The Streak Plate Protocols. http://www.microbelibrary.org/library/
laboratory-test/3160-the-streak-plate-protocol. Diakses 15 Maret 2015 pada jam
15:34 (8 September 2008)
Pommerville, J.C. 2011. Alcamo’s Laboratory Fundamental of Microbiology. Burlington:
Jones and Bartlett Learning
Reese, Jane B. 2005. Biologi Jl. 3 Ed. 5. Jakarta: Erlangga
Wise, Kathryn. 2006. Preparing Spread Plate Protocols. http://www.microbelibrary.org/
component/resource/laboratory-test/3085-preparing-spread-plates-protocols. Diakses
15 Maret 2015 pada jam 15:24 (9 Oktober 2006)