Anda di halaman 1dari 93

PEDOMAN DAN TATA CARA

PEMOTONGAN HEWAN
SECARA HAlAl

D1REKTORATURUSAN AGAMA ISLAM DAN PEM81NAAN SYARI'AH


DIREKTORAT JENDERAL 81MBINGAN MASYARAKATISlAM
KEMENTERIAN AGAMA III TAHUN 2010
Website: www.bimasislam.net
PEDOMAN DAN TAlA CARA
PEMOlONGAN HEWAN
SECARA HALAl

Cetakan Ketiga : Juni 2010


Halaman : x + 90
Uku.ran Buku : 1·6x 24 em
KA TA PENGANT AR

Puji syukur karni panjatkan kehadirat Allah SWT yang senanriasa


mencurahkan rahmat dan karunia-Nva sehingga bUKU'Pedoman dan Tata
Cara Pemotongan Hewan secara Hete!" dapal diterbitkan kembali.
Buku ini diterbirkan oleh Direktorat Urusan Agama Islam dan
Pembinaan Syari'ah Direktorat Jenderal Bimhingan Masy.mlkat Islam
dengan maksud memberi kan inforrnasl dan pemahaman leritang tala cara
penyernbel i han hewan halal,
Semoga dengan adanya huku ini mampu memberikan pernaharnan
dan pengetahuan sepurar persoalan penyemhelihan hewan, sehingga
rnasvarakat dapat rnangkonsurnsl daglng halal secara aman.
Kam i mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuannya untuk terwujudnya buku
inl sehingga dapai terblt kernball tepal pada waktunva. Semoga .Allah
SWT senantiasa mernberikan usaha baik kita semua Amiin

v
SA1\t\BUTAN
DIREKTUR JENDERAl
BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM

Assalamu'aJaikum Wr. Wb.


Segala pujl bagi Allah 5""T, dengan rasa syukur dan bahagla saya
menyambut gembira dengan diterbukannva kembali buku 'Pedoman dan
Tata Cara PemQ(CNlganHewan Secara HaJaJ'.
Buku im rnemiliki makna yang cukup pentingdalam membangun
paradigma baru masyarakat, khususnya Lmat Islam untuk lebih krltls
menyikapi kebutuhan pentingnya kchalalan suatu produk yang akan
dikonsumsi, dlgunakan dan dipakai dalarn kehidupan sehari-hari. Kehalalan
produk hewan yang dikonsurnsi terbukti sccara signjfikan mampu
mempengaruhi pembentukan karakter umat khususnva Umatlslam baik
dari aspek gi.d dan keseimbangan mental, terutama bagi pertumbuhan di
usia dini
Buku im juga membahas fenomena yang berkembang lentanghalal
haramnya suatu produk hewan yang dikonsumsi. Hewan halal yang akan
dlkonsumsl dapat menjadi haram apabila prosesnya tidak sesuai dengan
rukun, syaraL >ert.!uta cara penyernbehhan sebagaimana diatur dalam AI
Qur'an dan Al-Hadits. Berkl?mbangny~ Ip.knik penvembelihan hewan
potong balk secara manual rnaupun didahulul dengan proses perningsanan
(stunn Ing) men untut pengetahuan khusus baei para produsen rurnah potong
hewan, tenaga penyembelih maupun rnasyarakat,
Konsumen muslim lebih berhatl-han dan selektif dalam menjual
maupun membeli hewan potong sehingga udak Il'ljadi lag; kasus-kasus
sebagaimana yang marak terjadi belakangan ini. Penjualan ~clpi

VII
glonggongan (tahun 2000), rnarus, bangkal (ayam, sapl, k.ambing) dan
daging oplosan (babi hutan dan sapi tahun 2007) yang diedarkan dl pasaran
rnelalui saw sindrkat arau matra penluaran yang sangat srsnrnaus.
Kondisi yang memprihatinkan tersebut menunjukkan indikasi
kurangnya pemahaman dan kesadaran rnasyarakat khususnya umat lslam
untuk senantlasa rnemperhankan persoalan ke.halalan hewan sembeHhan
yang dikonsumsi. Oleh karerianya buku ini dilengkapi dengan Kcputuson
Menteri P.ertanian tentang Pemotongan Hewan Potong dan Penanganan
Oaglng serta Hasil Ikutannya, pengaturan tentang keharusan sertifikasi
tenaga penyernbelih hewan batal untuk produsen Rumah Potong Hewan
di Indonesia.
Untuk ltu saya ucapkan terima kasih dan pengbargaan yang
setinggi-tinggi nya atas kerja keras tersebut sehi ngga buku yang membahas
sepurar persoalan penvernbelihan hewan halal oleh masyarakat khususnva
konsurnen muslim rnaupun produsen Runiah Potong Hewan.
Diharapkan dengan diterbitkannva quku ini dapatmenjadi rujukan
bagi pemerintah, masyarakat khususnva para predusen ruuiah potong
hewan dalam rangka meninglcatkan pengetahuan dan ruemberikan
perlindungan serta jarninan kepasrian hukurn kepadarnasvarakat khususnya
para konsumen musfirn.
Demikian sarnbutan sava semoga Allah SWTsenanria~J merir,lhoi
usaha baik kita semua, '

WassaJam
..-<;;==~Jakarta,Juni 2010

VIII
DAFTAR 151

KATAPENCANTAR _........................................... v
KATASAMBUTA.N n •••••••••••• ~.~ •.••• "." ••••••••••••••••••••• ' •••••••••••••••••• vii
DAFT AR lSI ix

BAB I
PERSPEKTIF ISlAM TENTANC
MENGKONSUMSI HEWAN HALAl_............................................... 1
A. PenUngnya Mengkonsumsi Hewan Halal 3
B. Hewan Haram ~.. 6
C. Mengkonsumsi dengan Hati-Hati 1J

BAB II
PENYEMBELIHAN HEWAN ..........._ 17
A. Rukun Menyembelih , . 19
B. rata Cara Penvembelihan 24
C. Hal-Hal yang Makruh dalam Penyernbelihan 26
D. Penyembelil1<1nHewan Secara Tradisional dan Mekanik 26
E. Ibadah dalartrBentck Pen)'flmbeHhan 28

DAB III
PEOOMAN BERPROOUKSI HEWAN HALAl 37
A. Ketentuan Umum Berproduksi Halal "...... 40
B. Berproduksl Halal Bagi lndustri 42
C. Berproduksi Halaluntuk Ruman Pemotongan Hewan SO
D. Berproduksi Halal untuk Rumah Ma.kan 55

IX
BA81V
RERERAP-A KIATDAN ISTILAH UNSUR HARAM
DAlAM H'EWAN 59
A. Kiat Memilih Daging Halal 61
B. TIps Memilih Daging 63
C. Kiat MengcnaJi Daging ,'...................................... 64
D. Waspadai Sapi Glonggong 65
E. Mengenallstilah Bahan Hararn 67

SURA T KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN 69


BAB I
Ketentuan Umum 72

BAB II
Syarat Dan Tara Cara Pernotongan Hewan Potong _ '73

BAB III
TaraCara Penanganan Daging 83

BAS IV
Penanganan Hasil lkutan Dan l.irnbah 86

LAMPI RAN I : Pernotongan Hewan Potong Dan Penanganan


Daging Serta Hasil lkutannya 87

LAMPI RAN II: Bentuk/Model Ukuran Dan Tulisan Tandal


Stempel Daging Hewan, Sentuk/Model Dan Ukuran 89

x
BABI

PERSPEKTIFISl~
TENTANG MENGKONSUMSI
HEWAN HALAl
PERSPEKTIF ISLAM
TENTANG MENCKONSUMSI
HEWAN HALAL

A. Pentingnya MengkoRSumsi Hewan Halal


llah menciptakan manusia dengan segenap kelebihan dan
A Icekurangannya.Allah juga telah menyediakan di muka bumi segala
kebutuha» yang dlperlukan manusia. Untuk melengkapi .anugerab-Nva
kepada manusia, Allah telah menurankan tumutan dan aturan-aturan agar
h1d\Jp manusla lebih terarah dan bertujuan. Allah Iidak menginginkan
manusla berlaku seperti binatang, hidup sekadar hidup, tldak mempunyai
tujuan apapun selain mernpsrturutkan insting-instingnya. Aturan, walaupun
di satu slsl blsa membatasi Icebebasan, tetaplpadasisl lain sal)'galdlperlukan
[ustru unruk mewujudkan kebebasan itu sendlrl, agar manusia dapai
rnencapai kesempurnaan. Apalagi ini adalah aturan yang berasal dan Allah.
Selaku pencipta manusia, tentu Dia sangat mengerrl segala apa yang
dibutuhkan manusia. Seliap aturan Allah mengandung hikmah dan kebi-
jaksanaan yang pad a akhirnva manusia juga yang merasakan manfaatnya
Termasuk aturan yang diberikan Allah bagi manusia adalah dalarn
hal makanan. Allah rnernerrntahkan aga( manusia hanva rnemakan
rnakanan yang halal dan baik, sebagairnana firman-Nya dalarn AI Qui'an:

~"I..
, \ ~'14r
"'' ' '.
...~
~,,~\~;1.
\,,~Jilt,1
~.~
14 .4Ul\~..)_)
• J~~~"'\i..:~'f.-:
-,
"
I"·!.'r'~"
~ ~ JrJ ~~ ,. ",
< "u..;}',> u.J~ol;:;~.~,\
• .. 1IIio'....

Artinya: "Maka maka.nlah yang ha/al lagi bark dar; rezki yang te/ah
diberi"kanAllah kepadamui dan syukurilah nikmatAliah ;ika kamu Irany~
kepada-N.ya seis menyembah". (QS. a/-Nahl (16J: 114).

3
Untuk apa Allah menyuruh kita rnernakan rnakanan yang halal
lagi baik! Temu saja l\ljuannya untuk kebaikan rnanusia. ladi jika ada
pertanyaan, kenapa harus halal? Iawaban sederhananya ada lah; karena
yang halal itulah yang membawa kebaikan. Sedangkan sebaliknya, yaitu
yanghararn, akan membawa keburukan.
Makanan dan minuman yang halal mengandung kebaikan yang
berrnacarn-macernbagi orang yang rnengkonsumsi nya. Pettsme, makanan
yang halal akan mernbawa kepada kesehatan jasmanl dan rohani. Sudah
merupakan fakta yaf'g diakui ·para ulama -dan Para ilmuwan bahwa
makanan mempunyai pengaruh bagi iubuh manusia. Makanan yang baik
(bersth, bergizl) mernbuat tubuh menjadi sehat. Tubuh yang sehat
berpengaruh pada rohani yang sehat. Berpiklr menjadi lebih lancar, dan
bekerja pun jadi lebih mudah.
Di sini sebetulnya yang diperlukan bukan hanya yang halal, tetapi
juga yang baik (thayyib). Kedua hal inl merupakan syaral rnakanan yan'g
diperintahkan Allah untuk dlkonsumst oleh rnanusta, terutarna bagi kita
urnat muslim, seyogyanva rnernakan rnakanan yang hil.lal lagi baik ini
telah merupakan kebiasaan dalam hid·up klta sehari-hari.
Kedua, makanan yang halal membuat doa rnudah dikabuikan oleh
Allah. Salah satu syarat dikabulkannya doa seseorang adalah eerhindarnya
dra dan barang yang haram, Seral In apapun dia berdoa, sekhusyuR apapun
di a mcmohon kopada AII<lh, [ika adil sccuil saja barang haram dalam
tubuhnya, maka doanya akan tertahan tidak sarnpai kepada Tuhan.
Rasulullah S,AW pernahbersabda kepada Sa'ad bin Abi Waqqas
yang bertanya bagalrnana svpava ta menjadi orang yang .dikabulkan
doanya. lawab Rasulullah: "Hai Sa'adl Baguskanlah makanan engkau
supaya meniadl orang yang dlperkeoankan pcrmintaan, dan demi Allah
yang diri Muhammad ada di tangan-Nya, .sesungguhnva seorang harnba
yangrnemasukkan-sesuap makanan hararn kepada perutnya, tiada diterima
amal perbuatannya ernpatnuluh hari. Dan seorang harnba yang turnbuh
dagingnya dart yang hararn, maka api neraka lebih layak baginva".
Oleh karena iru, kita harus senantiasa menjaga apa yang masuk ke
tubuh kita, jangan sampai ada rnakanan atau minuman yang hararn masuk.
Yang harus-diperhatikan bukan hanyamakanan atau rninurnan, tet,apijuga
pakaian dan perhiasan yang kltakenakan, j,mgan &<lmp~iild~ yangnaram.
Selaiu itu yang ldk kaldl. jJtollli'.'g adalah cara rnemperolehnva, harus pula

4
halal. Intinya, baik makanan, minuman, pakaian, maupun perbeatan kita
harus dijaga agar terhindar dari yang dllarang. hulah vane akan
memudabkan doa kita dikabulkan oleh Allah.
Kel/sa, makanan yanghalalmembawa kepada keberkahan, Allah
Maha baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Ketika kita senantiasa
meujadikan din kita belk. dlantaranya dengan seialu mengkonsumsi
makanan yang halal, maka Allah pun akan menurunkan kebaikan kepad3
kita. Disinilah maka keberkahan Allah akan turun. Orang yang selalu
menjaga dirinya dari sesuatu yang haram, jiwanya menjadi sud, dan karena
itu hubungannya dengan Allah pun nyaris tak terhljab.
Makanan yang halal, yang berasal dan pencarian rezeki yangJuga
halal, akan rnemberikan berkah dan mnnf,mtyung scbesar-besarnya kepada
orang yang mengkonsumsi. Berkah itu bisa berupa macam-macarn.
Misalnya, dalam bentek rasa nikmat setiap kali makan walaupun menunva
sederhana. Seorang petani mungkin hanya makan nasi putih ditambal'l
ikan asin, lalap dan samba!. Teldpi jika semua itu dlperoleh dari keringat
dan kerja kerasnya setiap hari, semua uu tetap terasa nikmat akibat berkah
yang Allah limpahkan kepadanya.
Berkah Itu bisa pula berupa kebutuhan yang selalu tercukupi,
walaupun penghasilan mungkin pas-paean, Seolah-olah rezeki yang
diterima itu berrambah ddfi [urnlah yang sebenamya, Rahasianya adalah
karena rezeki it" halal, berasal darl jalan halal, dan selalu diterima dengan
penuh syukur kepada Allah Yang Maha Pemberi rezeki.
Allah berf rman:

Artinya: 'Dan (ingallah juga), (atka/a Tuhanmu rnemaklumkan:


"Sesung8uhnya lika kamu bersyukur, pasti Kami:tkanmenambah (nl' mat)
kepadamu, dan Jika kamu mengingkarl (IIi' mat-Ku),maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih'. (QS IbrahimII 4): 7).

5
MaC!lm-macam lagi bentuk berkah yang Allah berikan kepada orang-
orang yang selalu menjaga dirinya dari masuknya barang yang haram.
Pokoknya keberkahan ltu akan teresa sebagai sesuaru yang nikmat, enak,
1&.31,cukup, dan ranpa kekhawatiran akan habis atau cemas besok tidak
rnakan. Allah akan menambah rukmat-Nya kepada orang yang bersvukur,
Keempat, rnakanan yang halal dapat membentuk keluarga saki nah.
MengkonSlIml<i makanan yang halal erat kaitannya dengan pembentukan
keluarga saklnan.Suatu keluarga vang dibl;lri rnakan dari vang halal, rnaka
keberkahan Allah akan tercur.ah pacta keluarga itu. Orang tua akan mudah
mendidik anaknyamenjaeli'anak yang balk sebagalmana dttuntunkan Allah
dan Rasulu lIah. Doa orang tuauntuk anaknya akan sinkron dengan kondisl
anaknya yang j uga.tersuct kan dari sesuatu yang hararn.
Dari stni kita bisa menaruh curiga dimungkinkan orang-orang yang
korupsi ltv waktu kecilnya tumbu.h dan dihldupl dar! makanan yang tidak
halal. Bisa jadl orang yang sekarang meniadl penjahar, perupu, perusak
masyarakat, dul~nya dan hlngga sekarang terus-rnenerus dilsi dengan
makanan haram. Makanan yang halal ltu mernbersihkan jiwa, sedangkan
makanan yang haram mengotorinya. Setiap daging yang tumbuh darl
makanan yang hararn akan menjadi noaa yang mernhuat hati kita burarn,
jauh dari-calrava kebeilaran.

B. Hewan Haram
Manusla diciptakan Allah untuk rnenjadi khalifah di muka bumi.
Manusia diberlkan kewenangan yang besar umuk mengurus! burni demi
kebalkannya sendiri. Oleh karena itu, segala apa yang terdapatdi bumi,
di udara, permukaan, maupun €Ii dalamnya, dipenmtukkanbagt rnanusla,
Manusia boleh rnemanfaatkan semua itu untukkeperluan hidupnya dengan
sebaik-batknva.
Oemiklan pula bfnatang dlctprakan Allah untuk melayani
kepentingan manusia. Manusia boleh memaniaatkannya urituk keperluan
seperti membantu pekerjaan, menjadikannya kendaraan, sekadar
kesenangan, bahkan untuk dirnakan,
Ada empat krileria yang diharamkan pada binatang, sebagaimana
firman Allah dalam AI Qur'an surat al-Baqarah.avat 173:

6
Artin~'a: 'Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,
dMah, daging b:Jbi d~n bin~r~ng yang Iketika disembelihJ disebvr Inam;!)
selstn Allah. TetiljJi bariJllgsi'apa da/am keadaan terpaksa (memakannya)
sedzng fa tldak menginginkannya dah lidak (pula) mc/ampaul bat;.ls, maka
adak-ada dosa baginya. SeslInt:gullnya Allah Maha PengamPlIn Jag; Maha
PcnyaYilng'. (QS. a1-ffaqarah[2]: 173).
Ernpat krlteria yang diharamkan pada binatang itu adalah bangkal,
darah, babi, dan binatang yang ketika disernbelih dlsebut nama selain
Allah, Dari yangernpat macarn itu, scbenarnya binatang yang diharamkan
sernata-rnata karena zatnya hanya satu, yakni binatang babi. Sedangkan
riga lainnya (bangkai, darah, dan sernbelihan untuk selain Allan) berlaku
urrtuk sernua blnataog,
Selain yang ernpat ltu, di ayat lain Allah juga rnenambahkan kriteria
y"ng diharamkan itu rnenjadi scpuluh macam. Sebagaimana FirmanAllah
dalam suratal-Maidah ayat 3:

Artinya: '#Diharamkan bagirnu (memakan) bangkai, darah, daging babi,


(daging hewan.l yang di.sp.mhelih aMS n~ma setein Allah, yang tercekik,
yang'dipu/(u/, yang jalull, yang dh<l,nduk, dan yang dilerkam blnatang buss,
ketvali yang se'mpal kamu menyembelinnyaH. (QS. a/-Majd~h [51: J).

7
IO,q,,,,,,rtJe,,"I!'<"''''''''' (fJ("Ut4/. ,&{au
r[jl~"'<eddlf~dam

Dalam ayal di alas, yang empat itu tetap disebuiken, dilaujutkan


dphgan enam macam lagi. yaitu binatang yang mali karenaiercekik, yang
mati karena dipukul, yang rnati karena Jatull, yang mati karena ditanduk,
yang mati karena diterkam binatang buas, dan binatang yang disembelih
untuk berhaJa.
Akan tetapl. kalau kna perhatikan, sebenarnya enam macarn
berlkurnya itu bukanlah tambahan dari yang·emp.3t, rnelainkan penjelas
saia,
1, Bangkai
Bangkal ialah binatang yang mali dengan sendmnya tanpa ada
suatu usaha rnanusia, misalnya dengan 5eng;lja menyembelihnya atau
dengan berburu. Bangkai ada berrnacam-macarn, sesuai dengan
penvebabnya. Dalarn ayal 3 sural al-Maidah Ilu diuraikan mzcam-
macam bangkai, yaitu yang mati karena rercekik, dipukul, jatuh,
ditanduk, dan yang mali karena dlterkam binatang boas. Jadi avat
tersebut sebenarnva merupakan rincian rnengenai macam-rnacam
bangkai.
Mati karena terceklk (<1l-ll1ullkhaniqa/l) adalah terhimpitnya
bsgian tubuh binatang, utamanva leher, balk dengan tangan maupun
karena terjepit di celah sernpit, sehi nggil binatang tersebut rnati, Mati
karena dipukul (al'mauC]udzah), misalnya karena dipukul dengan
tongkat, batu, dan sebagainya. Man karena jatuh (al-mutataddiyah),
lalah teriatuh dari ternpat yang ling.gi sehingga mali. Contohnya
binatang Y<lngjatul1ke dalam sumur atau jalllh dari tebing ke jurang.
Matl karena dltanduk (a/-nathihah), ~'aitu blnataog Y,(lngbaku
hanlam atau berkelahi antara satu dengan lain sehingga mali. Dan
mati karena diterkarn binatang buas {rnaaka/as sabu), yaftu binatang
yang disergap olen bi natang buas dengan dimakan sebagian dagingnya
sehingga mali. '
Semua itu tergolong kategorl bangkai karena berada di luar
usaha rnanusia untuk mendapatkan dagingnya dengan sengala (lidak
disembeJih). Hukumnya hararn dJmakan oleh manusia. Setelah
rnenvebutkan macam-macam bangkai itu, Allan menambahkan,
"Kecuali yang sernpat karnu menyembelihnya." [adi jika bioatang yang
dlcekik, jatuh, dlterkam, dan .sebagainya ltu didapatl oleh manusia
belum mali, entah masih bemafas atau rnasih bergarak-gerak kakinya,
.segeralah disembelih agar blnatang terseburdapat dlmanraatkan untuk
dimakan.
Namun, tidak'ssrnua bangkai dihnrafTlka'n, Allah berfirman:
, ".;// ."'~ j ,., .' ...,~.1
<,. ,<,!u'> ~GJ;3.fo:l\~:bj~1
,
Ar!.inya: 'Oihalalkan bagimu bjna(ang buruer: laut dan (makana yang
berasaJ/ dari laut'. (Q5, aJ./'vIaidah [5]: 96).
Binatang laut (ikan, terrnasuk, anjing laut) adalah halal
seluruhnya,. walaupun sudah jadi bangkai. Hal inj dipertegas oleh
hadis Nabi Muhammad SAW riwavat Ahmad ya"S berbunyi: 'Laut
itu airnyasud dan bangkainya ha131: Termasuk binatang laut adalah
segala binatang yang hidup di.air, balk sungai rnaupun danau.
Termasuk juga yang dipcrbolehkan oleh Rasulullah untuk
memakannya walaupun sudah jadi bangkai adalah belalang. Hal itu
dikarenakan tidak mungkin menyembelihnya. Dalam sebueh riwayat
diceritakan bahwa dalam peperangan Nabi sering memakan belalang.
Bangkai dari binatang air dan belalang adatah pengecualian.
Seleblhnvasetlapbaogkai adalah haram. Kenapa bangkal diharamkan?
Sesul1gguhnya hal tersebut meng~ndun'g hikmah yang san.gal besar.
Menurut Yusufal·Qaradhawi, delarn kltabnya "Halal dan Iljleam delam
Islam", hikmah diharamkanova bangkal antara lain sebagai berikut.
Penama; naluri manusia vang sella! pasti tidak akan makan
bangkai dan akan menganggapnya koror. Makan bangkal adalah suatu
perbuatan yang rendah yang dapal menurunkan harga diri manusia.
Oleh karena itu, ·se.!uruh agama sama'wi memandang bangkai hu suatu
makanan yang haram. Binatang harus disembel ih terleblh dahu Iu
sebelum diruakan, sekallpun tiap agarna berbeda tala cara
menyembel ihnva.
Kedua, supaya setiap muslim suka membiasakan bertujuan
dan berkehendak dalam seluruh hal; sehingga tidak <IUd seorang
muslim pun y"ng memperoleh sesuatu atau meinetik buah melainkan
setelah dia rnengkonkretkan niat, tuiuan dan usaha untuk rnencapal
apa ya~ngdlrnaksud. Begltulah, maka arti menyembelih yang dapat
mengeluarkan blnatang dan kedudukannya sebagai bangkai, ridak
lain adatah b;ertujuan untuk rnerenggut jiwa blnatang karena hendak
memakannya.

9
·@.-.;~Gf..t:."" ""''''''.9'@y"",,,,,,,-,,,",,,jW'(,,,,,,,.(fjJ(,,w,
jadi seoleb-clah.Altah tidak rela kepada seseorang unluk makan
sesuatu yang dioapai tanpa tujuan dan berpikir sebelumnya,
sebagaimana lialnya makan Qangkpi ini. BE;rb~pa dengan binatang
yang disernbelih dan yang diburu, bahwa keduanya itu tidak akan
dapat dicapai melainkan dengan tujuan, usaha dan perbuatan.
Ketiga, blnatang yang mali dengan sendirinya, pada umumnya
mari karena sesu.atu sebab: mun~ki n karerra penvakit yang'
mengancarn, atau karena sesuatusebab mendatang, atau karena makan
tumbuh tumbuhan yang berccun dan sebagainva, Kesemuanya in;
ridak dapat dijarnin tidak rnernbahavakan. Contohnva binatang yang
rnati tiarena sangat lemah dan kerena keadaannya yang lidak normal.
Keempat. Allah meogharamkan .bangka i kepada kita umai
manusla, berarti derigan begitu la telah memberi kesernpatan kepada
hewan atau burung untuk memakannya sebagai tanda kasih-sayang
Allah kepada binatang atau burung-burong tersebut. Sebab, binatang-
binatang itu adalali makhl uk seperti kita juga, sebagaimana ditegaskan
dalarn Al-Qur'an.
Ke'/ima, supava manusia selalu memperhatikan binatang-
binatang yang di rnilikinya, tidak membiarkan begiru ~aja bi natangnya
itu diserang olehsakit dan kelernahan sehingga mati. Tetapi dia harus
segera meniberikan pengobatan dli;lU lIlellgblirdhalkan,
Demikian di antaranya hikrnah .dlherernkannva bangkai
menurul Yusuf al-Oaradhawl, seorang ulama besar kontemporer.

2. Darah
Darah yall&. d i haramkan adal ah darah ya(lg men gal i r, bukan
darah yang merupakan organ dalarn binatang sepertrt'lafi dan llmpa.
Ibnu Abba~ I"t;rnahduanva tentang limpa (thiha/), maka [awab beliau:
IiMakanlah!' Orang-orang kernudian bertanva. 'Itu kan daraht" Maka
jawab Ibnu Abbas: HDarah yang diharamkan aras kamu hanyala~ darah
yang mengallr".
Darah dihararnkan karena kotor, ,yang tidak mungkin jiwa
manusia yang berslh suka kepadanya. Darah pun diduga berbahaya
bagi kesehatan, sebagairnana halnva bangkai. Oleh karena itu, dalarn
penyembel i han cara Islam, sedapat rnungkin darah b i natang yang

10
'@e«>peF.p;/:(;!;IAIr. t&"dNf r!J[Vl'fkr~nA.tUna(, ($j(;tVQ,'I'@(f)IIJJ.

disembelih itu mengalir semuanya ke luar sehingga tJaging yang


diperoleh adalah daging yang benar-benar bersih dan murnl.
Menurut Yusuf al-Qaradhawl, orang-orang jahiliya'h dahulu
kalau lapar, diambilnya sesuatu vang tajam dari iulang ctaupun lainnya,
lantas'ditusukkanoya kepada unta atau binateng lain dim darahnya yang.
mengal1r itu dikumputkan kemudian .diminum. Mengeluarkan darah
dengan eara seperti itu termasuk menyakHi dan melemahkan binatang,
maka darah tersebutdtharamkan oleh Allah SVVT.

3. Babi
Babi adalah satu-satunva blnatang yang diharamkan semata-
mala karena zatnya. Tidak ada yang tahu persis kenapa babi
dlharamkan, dan Allah pun tidak menjelaskan ha·1itu dalam kitab-
Nya. Yang jelas, ada sebabnya atau tidak, kita sebagai orang Islam
tldak boleh menjadikannya makanan,
Meskipun derriikian, kita boleh-boleh saj·am~nyel;,;likiapakah
gerangan yang mernbuar babi dihararnkan. Ada. pendapat yang
rnengatakan, babi dlharamkan karena babi binatang yang koror dan
ineilyukai rnakanan-makanan yang kotor dan najis. Tetapl jika itu
alasannya, seharusnva ikan lele durnbo yang duernakkan di dalam
pembuangan we pun haram karena hldup dari makanan yang kotor.
Ada pula kctcrangan ilmu kedokreran vang merwebutkcn bahwa di
dalain daging babi itu terdapat cadng pita yang sangat berbahaya
bagi kesehatan, Narnun jika kita meliha! kehidupan orang-orang non-
Islam yang tidak panran'g makan bab]. mereka sehat-sehat saja, bahkan
banyak yang lebin cerdas daripada orang Islam. Sementara ulama
herflp.ndapar hahwa memhiasakan rnakan daging habi dapat
melemahkan perasaan cernburu rerhadap hal-hal yang terlarang.
Tetapi apapun alasannya, bahkan kalaupun tidak ada
alasannya, babi tetap haram karena dalilnya telah jelas dalam AI
Qur'an. Kila sebagal umat muslim tidak boleh memakannya.

4. Binatang yang Disernbelih untuk Selain Allah


Binatang yang disembeHh untuk berhala, sebagairnana
dlsebutkan dalarn surar al-Maidah avat 3, adalah penielasan dari
binatang yang ketika disembelih disebut nama selain Allah. Kaum

11
pcnyernbah berhala (waLsaniyyin) dahu Iu apabita hendak
menvembelih binatang rnereka sebut nama-nama berhalaseperf Latta
dan Uzza. Ini jelas merupakan rlndakan syirik (rnempersekutukan
Allah), ladi alasan diharamkannya binatang yang disembelih bukan
karena Allah cli~illiialah semata-mata karena agama, dengan tujuan
untuk melindungi tauhld, kemurnian akidah, dan mernberantas
kemusyrlkan dengan segala rnanifestasinya.
Sekarang pun di beberapa ternpal ktta masih menjumpai
persernbahan bmatang untuk kekuatan selain Allah, rnisalnva dalarn
upacaraseserahan makanan ke laut agar penguasa laur berkenan berbaik
hati memberikan ikan lebih banyak k.epada para nelayan. Bioatang
yang dipersembahkan untuk upacara semaoam itu, juga makanan
lainnya yang-dlserrakan, adalah haram dimakan olen orang. muslim.
Allah menjadikan segala yang ada di muka barni inl untuk
rnanusia, termasukbmatang yang adadi dalamnya. Dengan demikian,
menvebot asma Allah ketika menyembelih binatang rncrupakan suatu
pengakuan, bahwa Atlah-lah Yilng menjadikan binatang itu, dan
manusia yang rnenyernbelih mernohon izin untuk memanfaatkannya.
Menyebutnama selain Allah ketika menyernbelih berarti rrieriglngkari
Allah sebagal penciuta binatang itu, sehingg<l wajar jik a Dia
mengharamkan binatang tersebut untuk dlmakan olen rnanusia,
Dernlkianlah rnacam-macarn kriteria yang diharamkan pada
binatang. Ringkasnya, krtteria yang diharamkan ltu ada ernpat,
kernudian dirinci rnenjadi sepuluh macam.
Allah .adalah I uhan Yang Maha Pengasih dan Maha
Pengampun kepada hamba~Ny",.Status haram dari empatmacarn pada
binatang itu adalah dalam keadaan normal,sedangkan dalam keadaan
rerpaksa (darurat) manusla dibolehkan memakannya. Dengan cataran
yang bersangkutan tidak menginginkan keadaan darurat Itu teriadl.
dan tidak berlebihan atau meJampaui batas dalam mengkonsumslnya.
Termasuk keadaan daruratadalah [ika sedang lapar pada.saat
itu tidak ada makanan lain yang dapat dimakan, sehingga jika tidak
memakan binatang yang dinaramkan lll.1 dikhawattrka» terjadi
kematian atall rnembahayakan kesehatan yang parah, Demikian pula
termasuk darurat ialah bagian binatang yang digunakan untuk obat,
sedang obat lain sebagai penggantl lidak a-da.

12
C. Mengkonsumsi dengan Hati-Hati
Produk halal kini bukan lagi sernata-rnata isu agarna, letapi sudah
menjadi isu di bidang bisntsperdagangen. Saa! lrn. [arnlnan sebuah produk
sudah rnenlad! slmbel global bahwa produk yang bersangkutan terjamin
kualirasnya. Selain itu, rnasyarakat dunia sekarang' cenderung memilih
produk-produk yang berlabelkan "dldl, Indlah menjadi semacam gaya
hidup. Sebab, kualltas produk nalal akan lebin terjaga dari segala macarn
peoyakil yang mungkin ada di dalamnya.
Oi Indon~id. sebenarnya ~udah memilikl peraturan yang mengatur
soal pentlngnya mancantumkan pemberitahuan kehalalan sualu produk
makanan dan mlnuman. Peraluran ilu terdapat dalam Undang-undang
Pangan Nomor 7/1996 dan Peraturan Pemerlnl~h (PPl Nemer 69/1999
tenrang Label dan Iklan Pangan.
Namun, sostalisasl makanan akan penllngnya makanarrhalat belum
lah sarnpai pada IlnSkat kesadaran mill>yarakat,khususnya bag produsen
untuk mendaoaikan seruftkasi hala' dan mencamumkan label hala),
Inform~si len lang makanan yang halal pun cenderungbelurr lerlalu gencar
dilakukan, sehingga masyarakat masth harus tetap berhan-han lIotuk
memastikan kalau makanan yang dlkonsumsi uu halal arau haram
Oalam hal Ini, perlindungen konsurncn tcrhadap produk-produk dl
pasaran sepenuhnya menjadi tugas pemerl ntah. Iangan sarnpai konsumen
sola lu pada posl sl yang di rugikan dan menjadi korban serta terjebak dalam
makanan yang mengandung sesuatu yang diharamkan Allah.
Makanan halal dalam Islam ada Ian makanan yang udak
menganduns bagian atau benda darl bmatang yang dilarang dalam hukum
Islam, tidak mengaoduog benda nails sesual hukum Islam, ridak diproses
atau dikilang dengan menggunakan alar yang tidak bebas dan nolJ'~Yolk",
pad a saat pemrosesan atau penyimpanan ridak berseotuban atau
berdekatan dengan benda-benda yang mengalluung naj is.
Klta tetcp merniltkl kesaoaran yang linggi seal makanah yMS halal.
Oleh karenanya, akan lehih baik jika kua memilih rnakanan yang sudah
jelas kehalalannva atau telah mcndapatkan sertiflkasl halal dari plhak-
pihak yang dapat difIPrtangllngjawabkan kredibelltasnya, misalnya MUI
atau pihak-p,hdk lain yang dirunjuk oleh pemerintah yang san. Seh,nAAa
kita tidak lagi merasa ragu terhadap produk-produk yang sufi! kita hmdari,
seperu produk-produk kemasan dan sebagainya.

13
Membanjlmya berbagai macam produk makanan dan minuman
di masyarakat menuntut lebih bMYilk kesadaran semua pihak. Produk
pangan dl masa seka rang sudah ban yak mel a Iui proses teknologi yang
serba cangglh, dan menghasilkan jenis yang beragama dan rasa yang
berrnacam-macam pula. Maka, diperlukan kontrol untuk metibat asal usul
makanan, apakah halal ateu haram. Labelisasi halal pada produk makanan
menjadi sangat penting dan Lidak dapat dihmdari.
Masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim tentu saia tidak bisa
cliabaikan begitu saja. jangan sampai umat Islam dirugikan dengan prod uk-
prod uk yang tidak jelas kandungannya. Umat Islam hendaklah mcmpunyai
jaminan penuh dari lernbaga keagamaan tentang kehalalan suatu produk.
Labellsasi halal pada produk makanan yang dikonsumsi umar Islam
menjadi kernscavaan.
Peran pernerintah dalam memberikan kebijakan akan labelisasi
halal jelas akan mendorong rnasvarakat untuk mengkonsumsi makanan
yang baik dan halal. Ketika orang dengan mudah mendapatkan dan
mcmbedakan makanan halal, maka hal itu tentu dapat meningkatkan
aktivrras dan ibadah secara renang.Iangan sampai setelah muncut kasus,
maka nndakan baru dilakukan.
Urgen.i sertifikasi dan Iabeiisas] h~I,,1 ini merupakan jawaban
atas problem masyarakat modern. Zaman nabi atau para sahabat tentu
tldak perlu ada Ia.belisasi halal, karena jenis makanan rnasih sedlkh dan
sangat mudah diidenltfikasi.
Namun, produksi makanan dl zaman modern tldak sesederbana
dulu. Produk makanan pada masvarakat modern justru lebih
membutuhkannya. karena telah b,lIIyak HI"nggunakan zat makanan dan
zat kimiawi yang kadang mencampur atau rnernprosev ripngan zat yang
ielas kcharamaannya. Rekavasa teknologt kadang menyulitkan ka~dl mala
untuk rnenilai halal-haram suatu produk. Maka, untuk menellti lentang
kehalalan suatu produk dilakukan dengan teknologi pula, setatn Itu
menggunakan dasar hukurn Islam scbagai pcdoman.
Saat 101berbagai macam zat dapat dicampur untuk meraclk suatu
produk pangan, sehingga memungkinkan suatu produk halal tercernart
oleh produk haram, baik diseng3ja atau udak disengaja. Sesuatu yang
halal bila bercampur dengan yang haram maka hukumnya menjadi haram.

14
Misalnya, produk pangan ditarnbahkan dengan zat-zat kimia tenentu yang
haram dan berbabava bagi manusla.
Tarnpaknva, rnasvarakat mulal kritis dengan produk yang ada saal
inl. Apakah bah ..n dar; makiman yant>dikoosumsi itu telah berslh dari
benda atau blnatang yang telah jslas-jelas Allah hararnkan untuk
rnernakannvai Apakah dagmg ayam impor itu telah disernbellh dengan
nama Allah atau tidakl Apakah obat batuk yang dirninum kerika sakit itu
rnengandung alkohol atau tidak? Apakah kornet sapl ,yanK"dirnakan ltu
disembelih dengan benar sesuai syarial ataukah ttdak? Atau apakah
makanan yang dimakan berasal dari restoran yang telah dikunjungi itu
adalah makanan yang halall
Pertanyaan-psrtanyaan semacam ini merupakan suatu bukf adanya
kesadaran untuk rnenjaga tubuh dad sesuatu yang haram. Kita hendaklah
tctep berusaha untuk mencari tahu lebih banyak tenting, rnakanan mana
saja yang terrnasuk dalam makanan yang halal, dan mana saja yang
termasuk rnakanan hararn, dan mana j uga rnakanan yang termasuk syubhat,
Sikap hatl-hatl dalam rnemilih produk adalah sebuah keharusan,
lika kita bisa membacadan memilih kemasan ~r::lra hali-hal1, insya Allah
kita bisamenghindari apa vang disebut.sebagat kezalirnan pada.dirt sendtn,
K'3Ienaorang yang dzalim pada dirinya sendiri <:cnde'rungtidak mau tahu
dengan apa 'yang dimakannya. Apakah itu halal ataukah hararn. Karena
salah memilih makanan bisa membuat ktta jatuh pada larangan Allah.

15
BAB II

PENYEMBELIHAN
HEWAN
PENYEMBElI HAN
HEWAN

A. Rukun Menyembelih
enyernbetlh ialah melenyapkan ruh binarang dengan cara
M memotong leher kerongkongan dan tcnggorokan serta due ural
nadi dengan alat yang tajam, kecuali gigi dan tulang atau cara lain yang
dibenarkan oleh syariat Islam. Binatang yang tidak disembelih, hukumnya
haram untuk dimakan karena status binatang itu sarna dengan bangkai.
Sementara itu, hewan yang disembelih harus binatang yang nalal
dan boleh untuk dirnakan, misalnya sapi, kerbau, kambing, dan ayam. [ika
binatang yang disembelih itu binatang haram, seperti babi maka rnesk lpun
disembclih dengan rnengatasnarnakan Allah, binatang itu tetap harem
hukumnya uotuk dimakan. Dengan kala 13r n, slatlJ~ hewan itu tidak berubah
menjadi halal meskipun telah dipotong dtdUdrsernbelih secara syar'iah.
Sebelum proses penyembclihan dilakukan, terlebih dahulu harus
kita harus tanu rukun-rukun dalam menyembelih. Rukun-rukun
menyembclih ItU adalah sebagai berikut:

1. Penyemhelih
Syarat bagl penvernbelih hendaknya orang Islam arau ahll kitab
(orang-orang yang berpegang dengan kirab-kitab Allah, selaln AI-
Qur'an) dan rlilrlkukan dengan sengaja. Dalam Al-Qur'an disebutkan:

19
Artiriya: NMakanan (sembelihan) orang.orang yang diber! AI-Kitab ilu
naJalbagimu, dan makanan kamu haJaJ(pula) bagi mereka. (QS. Al-
H

Maidali: 5).

2, Binatang yang Disembelih


Binatang yang disembelih adalah binatang yang halal. baik
halal talnya maupunhalal cara rnernperolehnva,bukan hasll rnencurt
atau menipu, Firman Allah menyebutkan:

(16'lIV~.YI)
... "((.1\.$
~~~~~_j';~\:~ U\I~,rt
';,1,,;,1'" I
~3
»>
;::.-". ... \-..... "/'

Artinya: ¥{Jan menghalalkan bagi mereka segala yang ooi.l< dan


m~ngharamkaf) bagi mereka segala yang buruk (Q5. AI-A'ra;; 157).
N•

Ayar rersebutmeruetaskanbahwa blnatang yang dibellluelih


itu terrnasukmakanan yang halal, bersih, dan balk. Binatang yang
dua macsm,vanu bi natangyan'S bisadisernbelfh
boleh disernbelihil.Cla
dan binatang yang tidak blsa disembelth.
Binatang yang disembelih harus disembelihpada I,-aglan yang
t(!lah drtentukan, vauu lahar dangan marnotong dua ural darah,
kerongkongan, dan tenggorokannva. Binatang yang tidak bisa
disembehh <Idadua macarn, yaitu binarang buruan dan binatang biasa
(ternakl yang karena keadaan, sepertl kerbao/sapl yang masuk sumur,
lembu yang msngamuk, <janlain-lain. 01 dalam hadls yang disebutkan
bahwa Rasulullah SA\'V dalarn suatu peperangan pernah mengarnbil
barang rarnpasan, di anraranva unta. Tiba-tiba unta tersebut
mengamuk, kemudian dipanah sehingga rnati. Lalu, ""abi SAW
menyatakan bahwa bi natang itu halal untuk di makan (HR. Bukhari
Muslim).
Dalam hadis lain juga dlsebutkan:

20
Artinya: ' ..Apabilakamu disukarkanclenganamukanbinalang maka
pcrbuatlah seperti yang demikian In; (maksudnyaclenganmemanah)"
(HR. Bukhari Muslim).
Anak binatang yang maslh dalarn kandungan ImJuknya,
cukuplah (halal) dengan menyembelih Induknya. Iika induknya
disembelih dan janinnya mati dengan sebab menyembelih Induknya
maka janin itu halal dimakan. Rasulullah SAW bsrsabda :

.' . /J\' -:~~\\J~. »: ,.\~/


~.(~~;1\1
~ ~~--~ ~y-
("":_"'.'\ ) !.\:::,?-_-:J,!\~(
",.#f.J_ 0:» . ~ O-==-J~'Oj

Artioya: "Dsr! Abu Said, Nabi SAW bersabda tentang masa/ah


penyembelihan anak binatans yang masih datam perut illduknya
(dalam janin) bahwa: 'Penyembe/ihannya cukup dengan
menyembelih induknya'. (HR. Ahmad dan At- Tirmidzi).
Bagian yang dipotong dan binatang yang- masih hidup maka
hukumnya sama dengan memakan bangkai dari binatang uu, Sebab,
binatang itu tidak disembelih rnenurut cara yang benar. Oleh karena
Itu, daging tersebut tidak halal dlrnakan dan dianggap naiis. Hal inl
dldasarkan had is Nabi SAW berlkut:

Artinya: "Der! Abu Waqid A/·Lailsi telah berkata bahwa Rasulullah


SAW bersebde:'BagianyafllSvipolong dari blnalangyang masihhidup
maka yang rerpotons.ltu banskai', (HR. Ahmad ClanAt-Tirmidzi),

3. AlaI Penyembelih
AlaI yangdigunakan untuk menyembelih hewan harus yang tajam
agardapal mempercepat proses kematian binatang iludan lidak lerlalu
menderita sewaktu disembelih. Rasulullah SAW bersabda:

21
F:;~~(~~J~J~itr.-?,~
' ' p. -::<'\~\~
t;
£VJti', ' ,\ ----~"L';$._,~\:\
~"Y,/."Ij::fo"":(
§~.,; VI;.
d' ->'j
..
oOll.);.

,I
~\
/'1 1~''A~~:'
.......
~\\\•.J '>-"'" ~
• ~ ( • .J .~-: \(
:>OJ)J) ~
1/ ~\ ! .,'\
.a.)
" ..J .",~ , ,v. ..."
.I,/' »r-r>:
< r'-'c~.-> . A -
",,*'" ~ ~ \'...

~:.~~_J'S4 -,
Artinya: 'Dari Syaddar/ bin AU5, ia berkara bahwa Rasulullah SAW
bersabda: 'Sesun!l!lu/JrJ),<lAllah celah mewa/ibkan berbual balk alas
sf'liap persoa/an. Oleh karena IIV, apabila kamu membunuh
baguskan/ah cara pembunuhannya Tw, Jika kamu menyembelih maka
baguskanlah cara pen~'embelihannya, Dan tajamkan/ah pisaunya dan
mudahkan kemalian hewan sembc/lhannya iw' (HR. Muslim;.
Oleh karena itu, alai yang dlpakal sebaiknya terbuat dari besi
alau tembaga, seperti pisau atau golok. Sementara itu, gigi, kaka, dan
tulang lidak boleh dipergunakan untuk menyembelih meskipun taram
atau lancip, Dalam hadis Nabi SAW, disebutkam

~P~~0;U~ :us~j;.~t;
? ? \-! ."\ \.,,~
< ~J:5,,~\ cl.",,) .~.J'"
\ -:':'
Arliuya: 'Sesuaru yang ciapar mengaJirkan darah dan dlsembelih
denean nama Allah maka makanlah oIehmu, kecueh k:t/au d/scmbelih
uI108an glgl atau kuku' (HR. Bukhari dan Musl,m).

4. Tujuan Pcnyembelihan
PenyembeJihan dilakukan untuk tujuan yahg diridlai Allah
swr, bukan untuk turnbal atau untuk saiian nenek rnovang, berhala,
atau upacara kemusyrikan lainnya, Jika tujuannya untuk upacara atau
kegtatan kemusyrikan maka hukum daging hewan tersebut menjadi
haram meskipun hewannya halJI clan membaca kalimat bismillahi
wallahu akbar (dengan menvebut nama Allah. Allah Maha Besarl
pada saar menyembelthnya.
Firman Allah dalam AI Qur'an menyatakan:

22
Artinya: 'Dihara,mkan begitnu (memakan) bangkai~ dersb, dagfng
bebi, (daging hewan) yang disfimbelih aras nama selaln AII.ahN (QS_
AI-Maidah: 3).
Maksud ligl,ayri/lah pada ayat.di atas anrara lain sembellhan
hewan bukan karena Allah atau tidak sesual dengan syariat Islam,
rnelalnkan untuk upacara atau kegiatan kemusyrikan.
Dalam ayat lain Allah menegaskan:
tJtt
~j ,;.. / " ~«\).~( "" (~.~." '"
"'4j!6l_~eI£..(G\;':'\ X..ttt~1"\f-,I.:;~t4
,. ""-', - " ~ , ~ ~ ~

Artinya: "Dan janlf<lnlan kamu memakan bir1atang-binatangyangtidak


disebul nama AI/'lh k~tika menyembefihllya. SesungglJhnyaperbualan
yang semacar» itu adalabsuaru kefasikan." (QS. AI-An'am: 121).
Olen karena itu, saar menyernbelih, heudakrrya perryernbellh
membaca:

23
Artinya: 'Mereka menanyakan kepadamu: •Apakah yang dina/a/kan
IRgi merekai·. Kalakan/ah: "Diha/a/lean bagimu- yang baik·baik dan
(buruan yang ditangkap) olen binatang buas yang fe/an kamu ajar
dengao me/atihnya unruk betbutu; kamu menga/arnya menuruc apa
yang le/an t!iaiarkan Allah kf:padamu. Maka makan/ah dari apa yang
ditangkapnya unwkmu, dan sebutlah nama AI/~h '3tilS binatang buas
itu (waktu melepaskannya). Dan berta/(walah kepada Allah.
5esungliuhnya AI/i)h 3mac cepar hisah-Nya. N (Q5. AI·Maida/): 4).
Dalam ayat lain Allan berfirman:

~..~r
C>-. -:-.!~~..s.::!,L"~~~!
~ 4..1_,0 "_",,
,&1u'~I'''-';l2-\
I",),,#' _ '" \!.;3,
c "..., (1.0:0;,>, >
Artinya: "Maka makanlah binarang-binarang (yang halal) yang di sebut
nama Allan keuk» menyembelihnya, iika karou beriman kepada ayat·
ayaINya.· (QS AJ..An'ilm: 1111).

8. TataCara Penyembelihan
Adapun urutan cara menyernbelih hewan nu dapat diuraikan
sebagal berlkur.
1. Hinarang yang akan disembelih direbahkan, kemudian kilkinya diikat,
lalu dlhadapkan ke sebelah rusuknya yang kiri agar mudah
menyembelihnya;
2. Menghadapkan diri ke arah kiblat. begitu pula binatang yang akan
dlsernbelih.
3. Potonglah ural nadi dan kerongkongannya yang ada di kiri kanan
leher, sampat putus agat lekas mati. Ural kerongkongan ialah saluran
ma'canan. Kedua urat ini harus putus.
4 Saat menyembelih, membaca:

Artinya: "Dengan menyebu[ nama lilian; III/an MaIm Bcstu".


5. Basi binatang yang lehernya agak panjang maka menyembelihnya di
pangkal leller sebelah atas agar lekas matt.

24
6. Bagi binatang yang udak dapat disembclih Ichcmya karcna liar atau
jatuh datam Iubang seh ingga tidak dapat dlsembelih lehernya maka
menyembelfhnya dilakukan di mana saja dari badannya, asal
kemaliannya itu disebabkan oleh sembelihan bukankarena sebab lain,
dengan udak lupa menyebut nama Allah. Rasulullah SAW bersabda:

r~~~ ~ ~-~i\:::''':'''~D'J~~
1~....:.1c.~(\ ...~.)r:: .,,:....
r2:.J1f'
,,,,J/,, ...JC-.:"' ...j
... ....
",-'~\.
\. t;i- ./ ,;....~.,. ,...,..,.
~~/ :J-b-'~!.0::"~~~
~\)(:;~"t ~:l.J'C. -::.. /~
.. > .. -.- "'"
~ l::::.)~
...
J.__ . .;,~J'
:J),
6'\\)"
l........ /\ ~ \.:i. -: ...Ju{i
. ,~(.).r..__.,.J~_ ~
...-:-,..,.
.~cu~\:u~~\
~ ~
...
:~~Y \~J\~
~..... ,;~
< ~\}.\ 0'..1., )

Art/nya: "Dd,; Ri1fi berkata: kam i perna/! bersama-sama Rasulullah


SAW dalam suaw pekerjaan, 131u kami menemukan seekor until
kepunyaM)5Cflali sa tu kaum sedans berlarl, semenrara mereka t1d~k
membawa kuda untllk m~n8eiarnya msk» dipanahlah oleh $oorall8
laki·Jaki dengiln anak panahnya, JallJ unta itu mall. Nab; SA W
bersabda: 'Sesungguhnya binatang ilU bersifat binatang liar maka
;ika menemukan birutsng yang semacam inl, lakukanlah sepen! yang
ini". (HR /amaah).
Dalam hadrs lain dmyatakan:

~
?!<"~~\J/\9/(~t'~
", ~_J _ C).;
~\~.c_~~.SI
... ;..if ~ ~:"c.,r
~:"~
~~;.<~jJ~ ~~~~~'9(o~\
< OJ,~.\01.v) . !J\j._>.~
Aftinya: "Dati Abu Usyra' dari bapaknya berkata: Sayapemah bettallya
kepada RasuJllllaIl5AW: "Apakalllidak sah menyp'mhelih seJain daTi
kerongkongan dan di pangkalleherr /awab.beJlau: "Kalau engkau
bacok di pahnnya, niscaya cukup/~h /;lagimu", (HR. /amaah).

25
7. Setelah hewan atau binatang itu benar-benar mati, baru boleh dikuliti.

C. Hal-hal yang Makruh dalam Penyembelihan


Beberapa hal yang makruh dalam penyembelihan hewan aotara lain:
1. Menyembelih sarnpai PUIUS rehernya;
2·. Menyembelih dengan alai yang tumpul;
3. Menguliti atau mernotong-rnotong hewan itu sebelurn nyawanya
hilang,

D. Penyembelihan Hewan SecaraTradisional dan Mekanik


Penyembelihan hewan secara tradrstonal adalah penyembellilan
hewan yang di lakukan dengan menggunakan peralatan tradisional, seperti
pisau atau golok, Adapun penvernbetihan hew an secara rnekanik adalah
penyembelihan hewan dengan menggunakan alar-alar modern yang
dirancang sebagai rnesin pemotong hewan. Alat ini sekarang dipakai di
ternpat-ternpat pernctongan hewan dalarn partai besar unluk pabrik atau
perusahaan.
Semua ala! yaflg dipakai untuk memotong hewan itu dibolehkan.
kecuali yang sudan dilarang oleh Rasulullah SAW, sepertt gigi dan kuku.
Alar-alar mekanik yang dipakai itu dibolehkan apabila mernenuhi
persvaratan-persyaeatan yarlg dibenarkan agarna Islam. Ole!'1 karena itu,
penggunaan alat terse'but harus mem perhatikan ruku n-rukun
penyembellhan sebagalrnana yang sudah diuraikan di alas.
KebOlehan penyernbelihan hewan secara mekanls ini dinyatakan
secara tegas oleh komisi fatwa Majel is Ulama Indonesia dalam sidangnya
padahan Senin, tanggal 24.Syawal j 396 H/18 Oktcber 1976, sebagai be,lkut.
i(omisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada hari
Senin, tanggal 24 Syawal1396 HI18 Oktober 1976 setelah:

Mendengar:
Penielasan lisan dan kernudlan disusul tleng~fI tertulis dad
Pirnpinan PD Dharma Iava lentang cara-cara penyerrlbelihan hewan
dengan sistem mekanisasi pemingsanan yang menggarnbarkan:

26
t. Bahwa pengguo aan mesin untulc. perningsanan dtrnaksudkan
rnempermudah robch dan jatuhnva hewan yang akan disembellh di
tempat pernotcngan dan untuk meringankan rasa sakii hewan dan
penyembelihannva dllakukan dengan pisau yang taiam rnernutuskan
hulqum (ternpat bcrjalan nafas), mari' (tempat berjalan makanan),
dan wadajaair. (dua ural nadi) hewan yang disembelih oleh juru
sembellh lslam, dengan terlebih dahulu rnernbaca basrnallah,
2. Bahwa hewan yan!l roboh diplngsankan di lempat penyembelihan
apabila ridak disernbelih akan b,,angunsendln lagi segar seperti semula
keadaanya, dan
3. Bahwa pcnvetnbelihan dengan sistem ini tidak mengurangikeluamya
darah rnengalir, bahkan akan lebih banyak dan lebih lancar sehingga
dagingnya lebih bersih,

Mengingat:
1. Syaral-syarar yang harus dipenuhi bagi penyembelihan hewan menu rut
Islam, menurut empat mazhab dan rnadzhab para sahabat, dan
2. Hadis Nab; (iwayal M'uslim dari Syaddad bin AU5tentang ketetapan
berbuat ihsan dalarn segala tlndakan.

MEMUTUSKAN
Menetapkan/memfalw.kan bahwa penyembelihan hewan secara
mekanis pemingsanan rnerupakari rncdernisasl berbuat ihsan kepada
hewan yang disembelih sesuai dengan ajaran Nabi dan memcnuhi
persvararan keternuan syar't dan hukurnnva sail dan ha131,-dan oleh
karenanya, diharapkan supaya kaum muslimin ridak meragukannya.

lakarta, 24 Syawal 1396 H.


18 Oktober 1976 M.
Komrsl Fatwa Majelis Ulama Indonesia

Ketua, Sekretaris,

K.H.M. SYUKRI GHOZALI H. AMIRUDDIN 51RfGAR

27
Lampiran.
1. Yans dimaksud dengan hewan dalam fatwa rni adalah hewan yang
hidup dan halal seperti sapi, kerbau. kamblng dan lain-lainnva,
2. Hadits Nabi Rlwayat Muslim dari Syaddad bin Aus selengkapnya:
"Bahwanya Allah menetapkan ihsan Iberbuat baik) atas tiap-tlap sesual
(lindak.ln). Apabila kamu dltugaskan memhunuh rnaka dengan cara
baiklah kamu membunuh dan apabua t!lIgkdU hem..lak menyernelih
maka ~pmbelihlah dengan cara balk. Dan hendaklah mempertajam
salah seorang kaum akan pisaunya dan memberikan keserangan kepada
yang disembelihnya (yailu tidak disiksa dalam penyembelihannya)."

E. lbadah dalam Bentuk Penyembelihan


1. Qurban
Menuru! bahasa, kala qurban herasal dan kata oaraba yang
berarti mendekatkan din. Dari makna tcrscbut ditetapkan suatu
pengertian bahwa yang dimaksud qurban adalah suatu upaya untuk
rnendekatkan diri kepada 1\lIah SWT dengan melakukan
penyembelihan hewan alas dasar keiakwaan dan kesabaran dal:tm
melaksanakan perintah Allah SWT dan rasul-Nya.
Firman Allah S\I\lT menyatakan:

"j,.~<s~l\~~@~\1i8:?))~t;.;;f~lj~d
< ..." • ~t
\>
Arfinya. ·Daglng.<Jaging unra dan darahoya Itu sekaJl-ka/1tidak dapal
mencapai (keridhaan) Allah, lelapi keLJkwaar; dari kamulah yang
dapal mencapainya". (QS. AI-Hall: 37).
Perintah berqurban ini berlaku bagi sertap muslim yang mampu
dan dllaksanakan satu kali dalarn setahun, vaitu pada hurl rava Idul
Adha. Dengan demlklan, jelas bahwa tuiuan berqurban adalah untuk
mendekaikan diri, mengabdi, dan bcribadah kepada Allah S\'\IT.
Hukum berqurban adalah sunnah muakkad, y;lkni sunah yang
sangat dikuatkan. Rasulullah SAW bersabda:

28
Art;nya: 'Rasulullah SAW bersabda: Saya riiSUfun menyembelin
qurban dan qurban im sunah 0081 kdlllU' (HR. Tirmid.d).
Namun demikian, bagi mereka yang mempunyai kemampuan
untuk melaksanakan qurban tetapi lidak berqurban, mereka mendapal
kecaman keras dari Rasulullah SAW. Hill ini disebutkan dalam hadis
berikut:

~J~\c'~~ ~~\~J~j(;;;~~\J-
.(R..:::::::;;::~.....
~
~ !- ~ e.:\ -~ / - _,~ ~lc___; '"
• ...-:-
~"""'J~~

.''1ltinya: "Dari Abu HurilirdJ, ia berkara: Telah bersaJxJa Rasulullah


SAW: 8aran8$iapa yang mampu berqurban {ctap; lidak qllrban maka
jangan/ah ia dekatke rempatsnalar kami". (HR. Ahmad dan Ibn Malah).
Tcmpal shalat kami dalam hadi; dt aras rnaksudnya masJid.
Berdasarkan hildis i ni, orang y~ng telah mampu berqurban tela pi lidak
melaksanakannva tidak boleh mendekatl masjld, lru menunjukkan
bahwa berqurban bagi yang relah mampu sang_t dianjurkan. Mampu
tidaknya uruuk berkurban yang lebih tahu adalah diri kua rnasing-
masing. Hal ini PUll menunjukkan sampai sejauh mana tingkilt
keimanan yang dimillki seseorang.
Orang yang memihki keimanen kuat, tentu akan berlkhtlar
sekuar renaga untuk berqurban. Adapun orang yang iemah imannya,
tidak akan berqurban walaupun sebenarnya dirinya mamou. Mereka
akan mengeluarkan berbagai alasan agar dapat dinyatakan ridak layak
untuk berqurban. Namun, Allah lebih tahu apa yang sebenarnya.

a. Jenis dan Persyaratan Hewan Qurb.tn


Hcwan yanghendak diqurbankan sebaiknya hewan yang
paling baik. gemuk. sehat, dan tidak cacat, seperti pincang ~1~1J
matanya buta. Firman Allah menyatakao:

29
Artinya: "Oan langanfah kamu memilih yang buruk-butuk fafu
ksmu mena1k.ahkafldaripadanya, padafJaf kamu sendiri tfdak mau
mengambilnya melainkan dengan memicrngkan mara
terhadapnY2.· (QS. AI·Baqarah: 267j. .
Hal ini juga ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW,

Art;nya: 'Nab; SAW berqurban del)gan dull. domba vang putih


dan b·ertanduk bagus-.
Berdasarkan firman Allah dan hadis di alas, hewan yang
caea! tidak boleh dipaka! untuk berqurban. Bahkan, Nab; secara
tegas menyatakan:

Art/nva: 'Oart 8ara bin A.ib ill.berka!a; "Nab; SAW herdir; di antata
kami den bersabda: "Etnps: macam yang tidak bo/eh dipaka;
(dlgun;tkan) qurban; bUill. s.ebe(ahyang nvara bUtan),a dan )'ang
saRit nyata sakitnl!~ dan yang pincang nyata pincangnya sella yallg
tua yang tidak mempunyai sumsum". (HR. AhrMrlJ.

30
Jika hewan yang sudah kita niatkan untuk berqurban, tetapi
mengalami kecelakaan sehingga hewan itu cacei maka hewan nu
boleh dipakai berqurban. Hal inl seSU31dengan sabda Nabl SAW:

~C~9G\"

'"~~/' ";yi~ Y~~D\
};,)t.!',J ~
~\~\,
.~,J' ~
--: :.-::()~
,
l/""/ ~ ,-sj;'/'l';0j:, (1,/",,"\9('--
'..Y' ~v-:- , .J t,r->'J .~
. ~.","/ ........ ~.,
" ~ ¥

< ~Cf~.\"~>. ~~\.u-,


Altinya: ·/ika seseorailg ollt1f11uo:li uOlla arau hewan (/ainnya) vl1wk
riiqllr/);onkandan hewan it LI da/am keadaan ~hat {sete/ah dibel ii,
liua-tiba lJewan itu cacat matanya, arau pincang sebc/um hari
qurban (disembelih). ladjkalll~h hcwan qurban dan hewan itu
sempvrna berqurban·. (HR. Said bin Mansur).
Selaln persvaratan tersebut klra juga harus memperhaukan
usia dan keberlakuannya. Perbatikan label berikut ini.
Tabel Hewan dan Ketentuan Qurban

No JenisHewan Umur Hewan Belakuuntuk


1 Unla 5 ttlhunke alas 10 orang
2 Sap! 2 r.ohunke alas 7 orang
1 K~mbing 1 lahunke atas I orang
4 Domba 1 lahunk~atas 1 orang

USIa dan keberlakuan hewan qurban tersebut berdasarkan


bebcrapa dalil beri'eut ini.
1. Dalil-dalil usia hewan qurban antara lain sehagai berikut.
Dari had is yang diriwavatkan olen Abu Dawud yang artinya
sebagai berikut.
Dari Iabir ia berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda: 'Janganlan kamu menyembelih (hewan qurban),
kecuali yang musinnah sekiranya tidak susah atas camu (dan
jika susah) sembelihlah kambiog". (HR. Abu Dawud).

31
Apakah yang.dimaksud dengan musir-lRahl Untuk itu,
perhatikan pendaeat 'ulama berikut.

Art/oya: 'HMenuru!Ibnu Ma/lk, musinnah itu ia/ah yangtelah


cukup umur Kalau Imla yang tf~/ah berumut lima ,ahun
masuk rahun keenam, Jap; yang Ie/ali berumur dua tahun
masuk tehun ketiga, dQmb~ atau k;imbing yangte/ah betumur
saw tahun". ('Aun AI-Ma'bud VI/: 498),
2. Dalil-dalfl keberlakuansetiap ekor hewan qurban,anraralain
sebagal berikutr

Artinya: 'Dad Ibn Abba~, ia be,kata: "Kem! be,s3ma


Rasu/ullan dalam perialanan, ma,kaliba wakw Idul Adha,
la/u kami pawngan menyemhelih sapi untukTuiuh orang dan
unta untuk sepl,J/uhorang# (HR. Tirmidzl).
Hadis di alas menunjukkan bahwa saw ekor unta
deoatdlqurbankan untuk S,epuluh orang dan satu ekor sapi
untuk tuj uh oran¥.

32
Artinya: 'Oa,; Alha bin Yasar, ia bcrkata: •Airu bertanya kepada
Abu Ayyub AJ-Anshari: '8agaimana keadaan Cfllrban di zaman
RiUlllullah SAWj" la meniawab: •Adalah ~rang lak,..laki dl
zaman Rasu!ul/"h ~AW berquman dengan seekor kambing
u"tuk dirinya dan keluarganya, lalu mereka memakannya dan
membagik.1nnya sehin883 orang-<lrang merasa ban883, dan
demiklanlah berlangsung sebagaimana yang kamu lihat
sekereng", (H/~. II.JIlIJ Majah dan Tlrrnl d sl dun /a
menyahlhkannya).
Be..dasarkan hadis tersebut, dapai dipahami bahwa
saw ekor karnbi ng arau domba cukup untuk satu orang.

b. Waldu Penyembelihan Hewan Qurban


Waktu penyembelihan hewan qurban adalah setelah shalat
Idul Adha (tanggal 10 Dzulhijjah) sampai terbenam matahari
tanggal 13 OzulhiJiah (han tasyriq yang terakhil). Jadi, waktunya
selama 4 hari, yaitu I~nggal 10, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
Rasulullah SAW bersabda:

(~.~
.>.!~';~i"o~j~)li;;';P';,~,
..
"
Artinya: 'Had-hari mcnyemhpllh iw iatah hari raya outben dan
tiga hari sesudalmYd". (HR. MlJslim).

33
Adapun bagi orang yang menyembelih hewan qurban
sebelum salat Idul Adha dinilai sebagai sembelihan biasa, Dengan
kata lain. penyembelih.ln uu dinvatakan bukan sebagai qurban.
Untu itu, orang tersebut hendaknya mengulangi menyembelih
hewan lag; selelph shalat Idul Adha.

Artinya: "Deri Anas berlcala bahwa Nabi SAW lelah bersabda


padahari raya qurban: 'Siapa yane menyemhelih qurbansebelum
shalar. maka hendaklah la mengulanginya lagi". (HR. Bukhari
dan Muslim).
Sabda Nabi Muh~mm~d SAW:

Artinya: '8arangsiapa menyembeJihqurbansebeium (halM (har;


raya Idul Adha) maka sesungguhnya ia menye,mbelih unlUk
dirinya sendhi dan barangsiapamenyembelih qurban sesudah
shalat (hat; raya Idul Adha) sesungguhnya la relah
menyempurnakiln ibadahnya yang sesuai dengan alUrantslsm"
(HR. Bukhari).

c. SunahSewalctuMenyemlJelih Hewan Qurban


Sewaktu rnenvernbellh hewan qurban, kita disunnahkan
malakukan hal-hal sebagai berikuL

34
1. Memakai alat potong yang tajarn untuk memudahkan
penyembelihan.
2. Hewan yang disembelrh hendaknya menghadap arah kiblat.
3. Memotong dua ural yang ada dl klrl dan kanan leher agar
lekas mati.
4. Membaca doa saar menyembelih qurban

Artinya: 'Oengan menyebut namaAllah danAllah Maha Besar",


(HR. Muslim),
Adapun yang berhak mencrima daging qurban adalah
seluruh Iapisan rnasvarakat karena hakikatnva mereka mo<kin
dengan daging, terapi yang harus diutarnakan adalah Idkir miskin.
Selain dibagikan, orang yang berqurhan juga boleh mengambil
bagiannva (haknva). Daging qurban semuanyaharusdibagikan
kepada yang herhak menerlmartyaagar pada hari itu merekaikut
merasa gembira dengan menikmau daging yang ,arangmereka
ternui dalnm kehidupan sehari-hari.
Allah SWT berlirman ~ebagalberikut,

Aft/nya: 'Supaya mer(>kamenyaksikan berbagal manfaat bag/


merekadan supayamcreka menyebutnamaAllah padiJhilri yang
(eiah dlfenwkan alas rezki yang Allah te/ah berikan kepada
merek« bcrupa binalang temek. Maka makanlah sebahagian
daripadanya dan (sebahagianlagi) berikanlah unluk dimakan
orang-orangyang sengsara dall fakir.' (QS.AI-Hail: 28).

35
2. Aqiqah
Aqiqah ialah penyembelihandomballcambin~karena kelahlran
anak. Oisunahkan aqlqah lnl dilaksanakan pada han Icetujuh dari hari
kelahiran, Rasulullah SAW bersabda :

Anlnya: Alldk YitrJ8 baru lahir itu tergadai dengan aqiqahnya.


Oisp.lTlbelih (aqiqah) itu pada han kctujuh dan hendakIah dicukuf
(c!igunduli) kepafanya (rambutnya) sem diberi nama'. (HR. Ahmaa
dan Tirmidz;).
Berdasarkan hadis di alas, para ulama berpeodapat bahwa
aqiqah hukumnya sunah muakkad. Artinya, sunat yang sangat
dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk dilaksanakan. Untuk itu, bagl
seorang muslim yang baik dan taat kepada ajaran Islam, jika anaknya
lahir la akan berikhtiar semaksimal mungkin umuk dapat melaksenakan
aqiqan.
Aqiqah untuk anak lakl-lakl adalah dua ekor domba (kambihg),
sedangkan untuk anak perempuan adelah seeker domba (karnblng).
Rasu I ullah SAW bersabda :

Artinra; 'Dar; Aisyah, sesung8uhn)'a Rasu/ullal! SAW memerimah


mereka agar menyembelih aqiqa/1 uotuk ilnilk I"ki-/~k; dua ~kor
l<ambing (domba), yang sama uml1mya dan untuk anak p!i!"eru/Ju~1J
seekor kambing', (HR. Tirmjdzl),

36
BAB III

PEDOMAN
BERPRODUKSI HEWAN HAlAl
PEOOMAN
BERPROOUKSI HEWAN HALAl

M asalah kehalalan produk yang diedarkan dan dlpasarkan dl


Indonesia mcrupakan masalah serlus yang perlu mendapatkan
perhatian dari berbagai pihak, khususnya ci~ri kalangan indust .. pangan
yang memproduksi pangan halel. Secara internal perusahaan perlu
menerapkan aturan-aturan yang ciapal menjamin kehalalan produk yang
dihasilkannya, meldlui sebuah pedoman umum yang baku, serta pedoman
tf'kn" yang disesuaikan dengan tingkat permasalahan yang dimihki masing-
rnasing perusahaan.
Unluk IIU, diperlukan pedomau )Id)a~ai landasan bagf pelaksanaan
kegiatan berproduksi, sehlngga kesatahan-kesalahan yang mungkin terJadf
sebagaimana kasus-kasus yang pernah terladi di Indonesia (misalnya kasus
MSG, Soft Drink dill tidak pernah rerulang lagi. Untuk stu, pihak
pemerintah bersama dengan lembaga non pemenntah yang terlibat dalam
regulasi halal ini perlu memberikan pedoman tersebut sebilgai sebuah
acuan teknis yang dapat dnerapkan pada masmg-masmg indUSlripangan.
uruuk itu, pedornan berproduksi halal yang ditulis oleh Ir.
Nurwahici, I.PPOM MUI Pusat dan Dr. Ir. Anton Apriyantono, Menteri
Perlanian RI, paun untuk dlkembangkan dalam buku lru. Sebab, dalam
pedoman flu cenderung dapat rnemberikan kepastian usaha bagl industr!
pangan, sehlngga jika benar-benar menglkuf pedonian tersebut secara
konsekuen, maka perusahaan akan lebih rnendapatkan kepastian hukum
dalam berproduksi, khususnya menyangkut kehalalan. KonSlImen yang
semakin kritis menuntut produk yang dikonswnsroya benar-benar bersih
dari bahan-bahan haram, sf'hingga kehalalan oni juga harus bersiiat
transparan dan dapa! diuji (auuiLdlJ/e).

39
A. Ketentuan Umum Berproduksi Halal
Perusahaan perlu memilikl persvaratan-persyaratan minimal untuk
dapat menjamin bahwa produk-produk yang dihasilkannya adalah halal,
balk untl.lk waktu yang lalu, sekarang rnaupun yang akan detang. Oleh
karena itu, secara internal perusahaan perlu rnern II iki peraogkat-perangkat
untuk menjamin keberlangsungan produkslnya secara halal, baik dalam
bentuk kebijakan perusahaan, sistem administrasl, perangkat keras,
mauoun surnberdava rnanusia yang memadai guna terselenggaranva slstern
produksi halal tersebut.
Perosahaanperlu memiliki sebuah komitmen yang kuat untuk
rnenghasilkan produk halal. Komttrnen perusahaan Inl perlu dijabarkan
dalam bcntuk kcb.ijakan umum perusahaan; Meman.g tidak ada keharusan
bagl perusabaan, balkdi datarn negerl (lndonesie) maupun di luar Indonesia
untuk menghasilkan produk-produk yang halal saja. Dalam negara yang
rend uduknya heterogen dar; segi kevakinan dan agama Ini, keberadaan
pangan nun halal untuk kalangan non muslim masih tetap dihorrnati dan
diakui keberadaannva. Namun begitu komitmen perusahaan sudah
menghendakl untuk memproduksi panglln halal, rnaka ia LJ!rikill deugan
ketentuan dan peraturan rnengenai kehatalan .sescai depgan aturan yang
berlaku dalam Islam.
Kebijakan perusehaan untuk mernproduksi pangan halal rnenunnn
konsekuensi-konsekuensi yang harus dipenuhl. Selain itu kepurusan tersehut
juga mengandung sankst-sankst yang akan dlterirna [ika dl kernudian hari
dttemukan adanva Renyimp.,rigan dari aturan main yang telah ditetapkao,
sebagalrnana telah diatur dalam hukum positif di Indonesia, batk ilalam
Undang-undang Pangan, Undang-uodang Perlinclungan Konsumen, maupun
dalam peraturan-peraturan eli bawahnya (PP clan Kepmen).
Dalam kebijakan perusahaan inipun rnasih diberikan kebebasan
kepada manajernen perusahaan untuk memilih apakah komitmen
kebatatan itu menyangkut selur.uh produk yang c:lihasil~an atau hanya
sebagian produk saja yang akan diproduksi secara halal.
Sebenarnya kebljakan inilah rang lebih dikehendaki, karena akan
lebih aman bagi konsumen dan lebih sederhana penanganannva bagi
produsen. Dalam kebliakan tersebut berarti perusahaan hanya akan
mernproduksl pangan halal saja. Oleh karena itu seluruh bahan baku;
bahan tarnbahan dan bahan pcnolong yang dlgunakan adalah halal,

40
Oleh karen., itu tidak perlu lagi adanya pernisahan IJdhdn baku,
permsahan line produksi, pemisahan gudang. pemlsahan distribusi dan
pemlsahan administtasi.
lika pihak perusahaan memaug rnem iI iki pangsa pasar khusus untuk
produk-produk non halal, hal itu masih dirnungkinxan dengan syarar-syarat
tertentu, Pengenian non halal ini ada dua. vanu;
a. Produk-produk yall!; benar-benar haram, seperti daging babi, hewan
yang lidak dlsembellh sesuai aturan Islam, rninuman keras dan lain-
lalu,
b. Produk-produk non halal ydng tidak jelas kehalalannya, apakah dia
benar-benar haram atau syubhat, tetapi udak didaftarko« arau diklaim
selJdgai produk halal. Misalnya produk flavor (perasa) umuk rokok,
produsen tidak mendaftar dan mcngklairn sebagai produk halal
mesklpun kenyataannya bisa halal atau hararn. Atau produk yang
drekspor ke negara-negara non muslim, dunana komumennya ridak
memerlukan kehalalan, perusehaan bisa menjualnva tanpa klaim halal
Pada kcnyataannya produk rersebut visa halal, blsa haram atau
svubhat, tetapi ndak aria keJelasan mengenai hal tersebut.
Unt.Jk pengertian non halal yang pertarna, maka pihak produsen
h..rus rnernenuhi sverat-syarat sebagar benkut;
a. Mwek produk yang halal dan non halal harus berbeda sarna sekall,
b. Bangunan tempal berproduks, gudang bahan baku, gudang produk
jadl dan sarana uansportasl baik untuc bahan balcu atau produk jadl
harus terpisah,
c. Mesin yang digunakan uniuk berorodukst harus terpisah,
d. Sl~tem adrninistrasl dan pembehan bahan harus terpisah,
e. Harus ada barrier arau daerah pembatas antara pabrik vang cfigunakan
untuk produksi halal dan non hal ai,
f. Karvawan yang bekerla untuk produk holal harus berbeda dengan
karvawan yang bekerja untuk prod uk non halat,
Jika yang dimaksud produk non halal adalah jenis kedua, maka
pinak perusahaan barus rnemenuhl kelentuan sebago; beri kut:
a. Merck produk yang halal dan nnn halal belch sama, tetapi harus ada
dri khusus yang rnenunjukkan kehalalannya (logo halal dan/atau logo
non halal), yang mudah diketahui oleh konsumen,

41
b. Memiliki daftarseluruh bahan baku, baik untuk produk halal maupun
non hal ai,
c. Bahanyangdigunakan untuk produk non halal tidak boleh berasal dari
bahan-bahan Y.II;g jelas haram tbabt, minuman keras, dsb),
d. Gudang boleh dalam saw bangunan, tetapi harus terpisah secara tisik
dan administrasi dengan tande-taoda yang mudah dibaca karyawan,
e. Perusahaan merniliki laporan produksi yang menunjukkan kronolog.
proses produksi, mulai dari penyiapan bahan, penlmbangan,
pernrosesan sarnpai pengernasan produk jadi, yang terpisah antara
produk halal dan non haJal.
Masing-masing kebijakan perusahaan rers ebut rnemil lki
knnsekuensl dan persyararan yang berbeda. Setiap kesalahan dan
pelanggaran terhadap ketentuan iersebut dapat rnembawa dampak yang
besar, baik bagi konsuman maupun bagi produsen sendiri. Oleh karena
itu sangat dianjurkan kepada perusahaan dl dalam negeri (Indonesia) untuk
hanya memproduksi prod uk-prod uk yang halal saja, karena resiko
kesalahan dan persyararannya lebih rnudah, Selain itu darl ~egi pasar,
konsumen non muslim dapat menerirna produk-produk halal, 'erapl tidak
untuk sebaliknya.

8. Berproduksi Halal bagi Industri


1. SistemAdminislrasi Pcrusahaan
Untuk menghasilkan produk pangan yang halal dlpertukan
persyaratan admtnlstrast yang mernadai guna menjamin kehalalan
produk yang dihasilkan. Sistem administrasi ini dipedukan karj>n~
proses produksi berlangsung terus menerus sepanjang tahun,
sernentara inspeksi dan pemeriksaan halal secara eksternal hanya
dilakukan sesekali waktu saia, Oleh karena ItU, diperlukan konststensi
dalarn pem bellan bahan baku, bahan tambahan dan bonan penolong,
~~na konsistensi dalam sistem berproduksi,
Secara adrnlnistrasl perusahaan harus dapat membuktlkan
bahwa semua bahan yang masuk ko dalam lingkungan lndustri itu
adalah halal. dengan didukung oleh dokumen-dokumen yang dapat
dipertanggungjawabkan_ Oleh karena itu, perusahaan harus mcmiliki:

42
a. Daftar bahan baku, bahan tambahan dan bahan pcnolong yang
digunakan.
Dalam pernbuaran dattar bahan Inl harus dituhskan semua,
ridak boleh ada yang disembunyikan atau ditutup-tutupi.
Bahan balru adalah bahan utama yanS digunakan dalam
proses produksl. Misalnya untuk industn ron, maka bahan bakunya
adalah tepung terigu, lemak (shortening) dll.
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan dalarn
proses produksi, yang jumlahnya sediku, Misalnya untuk industri
roti ada ragi (yeast) untuk mengcmbangkan roti, bahao perasa
((Iavor) dll.
Bahan penolong adalah bahan-bahan yang lldak rnasuk
dalam Ingredieni produk, tetapi dlgunakan dalam pioses produksi,
Misalnya dalam industrl air minum dalam kemasan digunakan
bahan penyaring karbon aktif sebagai bahan penolong dalam
proses penghilangan bau (deodori7ing).
Daftar bahan baku, bahan tambahan dan penolong harus
dlbuat per produk di samplng daftar lengkap untuk
keseluruhannya.
b. Dattar pemasok yang menj ual bahan-bahan tersebut.
Perusahaan harus memlllki daftar pernasok (supplier) untuk
masing-masing barang yang dibeli. Dalam hal inl perusahaan
harus memasukkan semua pemasok yang ada untuk mas! ng-
masing bahan baku, rermasuk untuk altematif pemasok (second
supplier).
c. Daftar produsen barang, [rka pemasok berbeda dengan
produsermve.
Kadang-kadang bahan baku yang dipakai dibell bukan dari
produsennya langsung, rnelainkan kepada perusahaan lain yang
bertindak sp.hagai distributor atau agen. Oleh karena itu selain
nama perusahaan pemasok, perusahaan harus memllikl nama
produsen yang memproduksi bahan tersebut
d. Dokumen kehalalan untuk semua bahan baku, bahan tambahan
dan bahan penolung_

43
Senap barang yang digunak<ln, baik bahan baku, bahan
tamhahan rian bahan perolong, harus dllampin dengan dokumen
kehalalan yang valid dan masih berlaku,
Dokumen tersebut dapat berupa serrifikat halal darl
lembaga yang kredlbel dan dlakui, atau berupa spesifikasl dan
alur proses darl produsen yang rnenunjukkan bahan baku, asal
usul dan cara pernbuatannya,
Sertifikat hllial adalah sertifikat yMg menyarakan kohalalan
suatu produk yang dlkeluarkan oleh lembaga yang diakul dan
kredibel. Khusus untuk Indonesia, lembaga sertifik<lsiyang diakui
adalah Majelos Ulama Indonesia (LPPOM MUI).
Sedangkan untuk prodok-produk dari luar negeri.jernbaga
sertifikasi yang kredlbel dan diakui adalah lembaga yang relah
membina hubungan kerja sama dengan pihak Indonesia (MUI).
Produk-produk yang meogandung unsur hewani (sapi, ayam,
kambing dsb) mutlak harus memrhki sernfikat halal. Demikian
juga untuk produk-produk yang kritis dan berasaI dari turunan
hswan, seperti lernak, gelatin, flavor (perasal juga harus memiliki
sertifikat halal. Sertiflkat halal ini memiliki langgal betas
berl~kuny~. Olnh karena itu perusahaan harus segera meminta
serttflkat halal yang baru kepada pihak pernasok atau produsen,
ketika masa berlakunya sudah habis.
Spesifikasi produk, adalah keterangan dari pihak produsen
(bukan pemasuk) yarogmenerangkan mengenai produk tersebut,
asal-usvlnya (bahan baku) cara pembuatan (alurproses) dan segala
nal yang menYdngkut produk lersebut. Spesffikas] praduk berbeda
dengan certificare of analysis (COAl yang ml'nllnjulckan kandung.
an bahan yang dianalisa melalui uji laboratorium, sepeni kadar
air, !(adar protein, kadar lemak, dsb. GOA ini tidak dapat
menunjukkan asal usul bahan tersebut. Produk-produk ala han yang
berasal dari tan:uron atau bahan kimia perlu rnemiliki spesifikasi
prod uk. Jika tidak ada sertifikat halalnya, untuk rnengetahui apakah
ada penarnbahan bahan lain selama proses pembuarannya.
e. Purchase order (PO) atau permintaan barang dad perusabaan
kepada pernasok,

44
Sctiap kali akan mernbeli bahan, perusahaan rnengeluar-
kan purchase orrip:r/P() (sural pemesanan barangj kepada
pemasok. PO ini harus didokumemasi dan disimpan dalam arsip
yang mudah ditelusuri. Dengan dernikian akan depat dlketahul
seuap pemesanan barang darl waktu ke waktu,
r. Bon pembel ian barang dari pemasok kepada perusahaan.
Keuka barang yang dipesan dari pemasok sudah datang,
maka ada bon pembelian barang atau surat pengirirnan barang
(Df'lIvery OrderlDO) untuk setrap pembelian bahan. DO 313U
bon pembelian barang ini juga horus disimpan dan dranip,
sehmgga dapatdlketahul setiap pembelian dan pemasukan barang
ke dalam perusahaan. DO ini juga harus coeok dengan PO, balk
renls barang, nama pernasok, merek maupun spp.sifik~~inya
g. StO'~barang di gudang.
Setelah barangdiperiksa dan dinyatakan lolos oleh bagian
Quality Control, maka barang tersebut akan masuk ke dalam
gudang. Pihak gudang hanus memiliki kartu stok yang mernuat
daf1ar sick dan kcluar masuknya barang di gudang.
h. Dokumen pengeluaran barang,
Setiap pengarnbltan baran!) dari gudang ke tempat produksi
harus dilampiri dengan dokumen pengeluaran barang. Perusahaan
harus memHiki dokumen pengeluaran barang terscbut, yang
duandarangant oleh pihak yang memiliki otoruas uruuk
mengeluarkan barang tersebut, Artinya semua baron yang masuk
ke ruang proses hanus diketahui jenis dan rumlahnva serta tercatat
dari waktu ke wakru,

2. Bangunan fisik dan mesin produksi


Bangunan f1sikyang dlgunakan dalam proses produksl pan6an
halal eertu rncndapatkan perhatian agartida'< mempengaruhi kehalalan
produk yang dihasilkan. Pada prinslpnya hangunan fisik ini dlraneang
sedemi kian rupa agar dapat terh i"ddr dar! komarntnasl dan masuknya
barang-barang najis arau haram Ice dalam prod uk yang diproduksr.
lIeberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalarn bangunan
fisik ini adalah:

45
a. Belllllunan harus terletak dllokasi yang cukup jauh dari peternakan
babi atau hewan yane tidak hillal yang dapat mengkontarninasr
proses produksl halal,
b. Bangunan harus memilikl siSIE'msanitasi danfasiliias pembuangan
yans dapat menjamln kebersihan prod uk dad barang yang haram
atau nails,
c. Bangunan hams memiliki sistern pengamanan dad masuknya
binatang haram dan naj.s di linskungan p;lhrik.
d. lingkungan pabrik harus memlliki sumber air yang sehai dan tidak
tercernar oleh barang-barang najis dan kotor,
Sedangkan mesin dan alat yang digunakan untuk berproduksi
haruslah dapat rnenjarnin kehalalan produk yang dihasilkan, Arunva
bahwa 111I::)i
.. produksi tersebut harus dapat menghindarl rcrjodinye
kontamlnas: produk dari bahan-bahan haram atau nails. Persyaratan
bagl mesm dan alai produksl tersebut adalah:
a. Mesin dan alar produksi harry" dlgunakan untuk memproduksi
barang-barang yang hatal saia,
b. Mesln dan alaI produksl harus memiliki sistem yangdapat rneruaga
produk yang dihasilkan darl bahan-bahan yang najls dan/atau
haram,
c. Mesin dan alat prodeksi harus mudah diberslhkan darl kotoran
dan najls yang melekat,
d. Mesin dan alat produksi harus berasal dari bahan-bahan yang
lidak dtharamkan (seperti tulang binatang, bulu babl dsb.).

3_ Sumberdaya M<lnusia Berkaitan dengan Kehalalan


Selain bangunan, peralatan dan sistcm administrasi yang balk,
untuk dapat berproduksi halal, perusahaan juga harus didukung oleh
sumberdaya rnanusia yanl) balk dan mampu menjalankan sistem
tersebut. Sumberdava manusia yang dimaksud adalah orang dalam
perusahaan itu ~~nuiri yang mengetahui tentang perrnasalahan halal,
mampu rnenjalankannva dalam pelaksanaan proouksi sehari-hari serta
bertanggungjawabkepada pimplnan. masyarakal konsumen dan Allah.

46
Dalam pelaksanaan pedoman berproduksi halal inl dilakukan
oleh sebuah lim yang terdm dari semua level manajemen dalam
perusahaan tersebut, mulal dari level tertmggi (pirnpinan) sampai
kepada love I terendah (buruhlkaryawan) yang secara bersarna-sama
menjalankan fungsinya rnastng-rnasing untuk mempertahankan
kehalalan prodok ydng dihasilkan. Selaln ltu pedoman berproduksi
halal in; juga melibatkan berbagai departernen, mulai dari bagian
penellnan dan pengembangan IR and 0), bagian pembelian
(purchasing). baglan produksi, bagian gudang, baglan pengawasan
mutu (quality control) sampai dengan bagian ekspedisi yang
mengantarkan produk ke pelanggan,
Uf11Ukmenjalankan pcdoman berproduksi halal secara efektif,
semua bagian tersebut dikoordinasikan oleh seorang inrprn::.1halal
auditor yang dllunjuk dan diangkat secara resmi oleh manajemen
perusahaan melalul sural pengangkatan resm •. Syarat-syarat imernal
auditor adalah:
a. Merupakan karyawan perusahaan yang berkaitan dengan bidang
produksi.
b. Beragama Islam,
c. Memiliki po~i~iyang memungkinkan untuk rnelakukan kocrdrnasl
pada berbagai bidang (baglan produksi/quality assurance),
d. Mengetahui proses produksi dati awal hingga akhir,
e. Mema.hami aturan-aturan dasar rnengenai halal dan haram,
t. Mampu dan sanggup menjalankan tugas-tugas sebagai seorang
internal halal auditor.
Tugas-tugas yang harus dilaksanakan internal halal auditor
adalah:
a. Mengkoordinasikan pelaksanaan pedoman berproduksl halal di
perusahaan yang rnernproduksl.
b. Menyusun matriks produk-produk yang dihasilkan, bahan baku,
bahan lambahan, bahan penolong dan daftar pernasoknya,
c. Bersama dengan baglan lain yang terkait menyusun sistem
jamlnan halal perusahaan,
d. Mensosialisasikan sistem [arninan halal kepada sernua bagianY'mB
terkait dengan pelaksanaan berproduksi halal,

47
@f~ f-i'i..,.~ f!!j{"... (j(J.t

e. Men/alin komunikasl kepada pihak pernberl sertifrkal halal


(LPPOM MUI) dalam hal penggantian bahan baku, perubahan
proses, penarnbahan dafter pemasok dan lain-lain),
f. Membual taporan berkala yang berisl laporan pelaksanaan
produksi halal,
g. Bersama dcngan basian lain yang terlibat melakukan monitoring
secara internal dalam hal pelaksanaan produksi halal.
Selain internal halal audltor, baglan-bagian lain yang terlibat
adalah baglan penelltian dan pengernbangan (R and D), bagian
pembelian (purchasinR), bagian produksl, bagian gudang dan bagian
pengawasan mutu (quality control). Tugas dan tanggung jawab untuk
masing -rnasing bagian adalah:
a. Bagian penehttan dan pengembangan
Memil iki oallar bahan baku, bahan tarnbahan dan bahan
penolong yang telah memiliki dokumen halal,
Memiliki d",flar pemasok dan produsen yang menghasilkan
produk-produk halal,
Menggunakan bahan-bahan yang telah halal (bersertifikat
halal atau memiliki spesiflkasi yang dapat dilerima) dalarn
setiap pengernbangan prod uk yang dilaku kan,
Melaporkan dan rncmlnta persetujuan kspada inrernal halal
auditor sebelum melakukan pengembangan produk dengan
menggunakan bahan di luar daftar yang tclah ada,
Membuat laporan berkala kepada internal halal auditor.
b. Bagian pembelian
Memiliki daltar pernasok dan produsen yang menghasilkan
produk-produk halal,
Melakukan pembelian dengan mengacu xepada daftar
pemasok dan produsen yang telah ada,
Melaporkan dan memlnta persetujuan kepada internal halal
auditor sebelum melakukan pembelian dari pemasok dl luar
dafter yang lelah ada,
Menolak dan rnengembslikan kepada pemasok untuk barang-
barang yang tidak halal (tidak sesuai antara dokumen dan
fisiknya arau ildak memlliki logo halal untuk barang yang

48
seharusnya ada logo halalnyal yang ditolak oleh bagian
quality conrrol,
Membuat laporan berkala kepada lnternal halal auditor.
c. Bagian produksi
Melaksanakan penyelenggaraan produksi sesuai dengan
standard operating procedure (SOP),
Menjagll proses produksl agar tldak tercemar olch bahan-
bahan haram/nalts.
Menjaga para kdrYdwdn produksl agar tidak membawa
kcntamlnasi barang haramlnajis,
Membuat laporan berkala kepada internal halal auditor.
d. Saglan gudang
Memilikl daftar bahan baku, bahan tambahan dan bahan
penolong yang telah memiliki dokumen halal,
Mencal3t setiap pemasukan dan pengeluaran barang ke dan
darl gudang,
Membuat daftar barang-barang yang disimpan di dalam
gudang,
Menjaga dan mengawasi gudang agar tidak teroemar oleh
barang-barang yang hararn/najls,
Membuat laporan berkala kepada internal halal auditor.
e. Sagian pengawasan mutu
Memillki daftar h~han baku, bahan tarnbahan don bahan
penolong yang telah memlllkl dokumen halal,
Melakukan pengawasan pada setiap barang yang masuk ke
perusahaan, termasuk mengawasi kehalalannya melaJui
kesesuaian antara dokumen dan kemasan serta meneliti taoda-
tanda halal (logo halal) pada kemosnn jika harus ada logo
halal,
Membuat tanda lotos uji pada barang-barang yang telah
diperiksa €Ian tidak ad.. penyirnpangan kehalalan,
Membuat tanda ditolak pada barang-barang yang telah dipe-
riksa dan ditemukan adanya penylrnpangan kehalalan,
Membuat laporan berkala kepada Internal halal auditor.

49
@""""uin @iJ.'pr.odul.,,4!(i,_.@(.lIiI.

C Berproduksi Halal untuk Rumah Pemotongan Hewan


Rumah pernotongan hewan (~PH) merupakan salahsatu unil usaha
yang sangat .penting dalam menjaga kehalalan pangan yang beredar di
rnasyarakat, Di dalarn ~PH IiI' terdapat sarah satu tahap yang c!Jkup kritis
ditinjau dati segl kehalalan, Vaitu proses Penyem~lihan hewan . Proses
tersebut sangat menentukan halal atau tidaknya daging atau bagian lain
dari hewan (lemak, tulang, bulu, jeroan dsb.) yang dihasilkan.
1. Kebijakan Perusahaan
P.erusahaan perlu memil1ki sebuah komitmen yang kuat untuk
menghasilkan sembelihan yang halal. Komitmen perusabaan ini perlu
dijabarkan dalam bentuk kebijakan umum perusahaan. KebiJakan
perusahaan untuk rnernproduksi sembelihan halal rnenuutut
konsekuensi -konsekuensi yang hams dipenuhL Selain rtukeputusan
tersebut Juga mengandung sanksl-sanksl yang akan dlterirna )ika eli
kernudlan hari diternukan adanya peoyimpangan dari aturan main
yang telah ditetapka», sebagaimana telah diaturdalam hukum posmt
di Indonesia.
Ketika pihak manajernen telah memutuskan bahwa sembelihan
Yang dlhasitkannya adalah halal, maka sel uruh proses y,rng 'terjadi,
mulai dan pemillban hewan, proses penyembelihan sarnpal penglrirnan
prod uk kepada pelanggan haruslah sesuai dengan aturan halal. Rumah
potong hewan (RPH) halal hanya diperunnikkan bagi hewan halel. RPH
tersebut tidak boleh menyelenggarakan penyembelihan atau
penanganan hewan yang tidak halal, seperti babi, anjing dan sebagainya.
RPH halal juga harus terletak di lokasi yang terpisah samasekali dengan
tempat pemrosesan 'hewan yang tidak halal.

2. Pemilihan H.ewan Halal


Rumah potong hewan halal hanya boleh menvelenggara- kan
pemotongan dan pernrosesao hewan yang halal menurut syariat Islam.
Pada dasarnya semua hewanyang adadl burni ini adalah halal, kecuall
Yang jelas-jelas dihararnkan dalam AI.Qur'an (kitab sud umaL Islam
yang menjadi sumber utama hukum Islam) dan Al-Hadits (perkataan
dan perbuatan Nabl Muharhmad yang dlJadikan sumber hukum 15Ial1i).
Hewan-hewan yang diharamkan dalam Islam adalah:
a. Sap; dan babi hutan

50
h. Anjing
C. Binatang buas (singa, harimau, serigala dsb.)
d. Binatang bertaring dan berkuku tajam (kudng, elilng, risb.)
e. Binatang yang hidup dl dua alam (kodok. buava, dsb.)
f. Binatang yang dilarang membunuhnya (semul, I~bah)
g. Ilinatang yangdisuruh rnembunuhnya (tlkus, kala [engklng, dsb.)
h. Binatang yang menjijikkan (ulat, belatung, dsb.)
Selain yangdisebutkan secara spesifik dalam Qur'an dan Hadits
tersebut, maka binatang itu adalah halal uoruk dimakan dengan
rnelalui tahap penyembelihan yang juga diatur dalan hukum Islam.
Binatang yang harus disembelih menu rut aturan lslam antara lain sapi,
kambing, domba, birt-b.rl, unta, ayam, bebek, burung dara, kalkun
dan sebagainya Sedangkan hewan yang udak memerlukan proses
JJt!nyembelihan adalah semua jenis ikan dan belalang.

3. Sarana dan Fasilitas Pemotongan Hewan


Sarana dan fasilitas pcnycmbelihan perlu dirancang agar
menghasilkan hewan sembelihan yang halal dan tidak tercarnpur
dengan barang haram dan najis, Salah satu alai yang sangal penting
dan barus tersedra dalam RPH adalah adanya alat pemotong (pisau)
y~ng tajarn yang dapatmemotong leher (saIurau pencemaan, saluran
pernafasan dan pembuluh darah nadi) hinata ng dengan <empuma.
JeniS-jenis sarana dan fasilitas yang dibutuhkan disesualkan
dengan hewan yang akan dlsernbellh, serta jumlah hewan yang akan
disembellh per h;iTi Iskala produksi). Berdasarkan ~k"l~ produksl
terscbut biasanya dibedakan antara ststem penl'elllut:1ihan secara
manual dan mekanik. Penyembelihan <ecara manual adalah cara
penyembelihan yang hanya menggunakan tenaga manusia dalam
proses penanganan pra sernbelih dan metoda penyembelihan.
Scdangkan penyernbellban mekanik dllakukan dengan rnenggunaxan
hamuan mesin dalam penanganan pra penyembclihan, proses
pemotongan dan pasca penvembelihan. fetapi ada juga cara
penyembelihan mekanik yang tetap menggunakan manusia sebagai
tenaga pemotongnya, hanya penanganan pra dan pasca
penyembelihan yang menggunakan rnesln.

51
a. Penvembelihan sapi dan binatang besar lainnya
[enis-jenls hewan yang termasek dalam kelornpok ini
antara lain adalah kerbau, kambing dan dornba. Proses
pemotongan memerlukan penanganan awal umuk rnenjaga
binatang agar udak merorua selarna proses pemorongan Oalam
proses 1nf ada beberapa metoda yang sering dllakukan, yaltu:
Perningsanan
Da]am hal in; digunakan pIstol bolt untuk membuat sapl atau
binatang besar lal nnya pingsan
Penjepitan secara mekanis
Dalam hal inl blnatang ternak dimasukkan ke dalam alat
penjepit mekanls yang menyebabkan sap; tidak dapat
bergerak lagi
Manual
Di Indonesia rnasih banyak RPH yang menggunakan cara
manual, yaitu sapi diikat kakinya dengarrtambang, kemudian
dan slap disembellh
dijatuhkan
b. Penyernbelihan ayam pan jenis unggas lainnya
Peny.embelihan ayam atau unggas biasanva lidak memerlukan
tenaga yang kuatuntuk menangani pra penyembelihan, sebagaimana
yang terjadi pada sapi dan binatang besar lainnya. Akan tempi
permasalahannva adalah jumlah ayam yang akan diporong cukup
banvak, sehingga memertukan peralatan pendukung yang dapat
membantu proses penvembelthan. Secara industri ayam yang akan
dipotong biasanya digantung dalam konveyor pada baglan kakinya.
Dengan demikian ayam tidak dapat bergerak leluasa, dan petugas
pernetong-dapat melal<,ukan proses penyembelihan dengan leluasa.
Sedangkan secara manual pemotongan ayam ini clapat dilakukan
dengan memegang kepala dan kakinya, sehingga proses
penvernbehhandapat berlangsung dengan sernpurna,

4. ProsesPenyembelihan Hewan
Dalam proses penyembelihan secara halal ada syarat-syarat
yang hams dipenuhi oleh RPH, sesuaidengan ketentuan Islam, yaitu:

52
" Rinatang yangakan disembelin haruslah b'n.:Itangyangdihalalkan
dalam Islam,
b. 6inatang halal yang akan dlsembelih harus dalam keadaan bidup.
sehat dan segar,
c. Orang yang menyembelth <jagal) harus beragama Islam,
d Jagal tersebut harus tahu hukurn-hukum dan ketenruao-ketentuan
dalam menyembelih hewan.
Penyembelihan hewan dilakukan dengan proses sebagai
berikut:
a. Penyembelihan dilakukan pada saat hinatang yang akan
disembelih masih hidup dan sehat,
b. Sebaiknya binatang y~ng akan disembelih disenang-senangkan
dulu, tidak stress dan ditempatl<an dl tempat penampungan dalam
waktu beberapa jam (tidak langsung turun dari kendaraan).
c. Proses penyembelihan hewan dilakukan dengan memotong tiga
saluran. yaitu saluran pernafasan, saluran pencernaan dan
pembuluh darah nadi,
d. Pada SOla!menyembelih hewan dibacakan Asma Allah, yaitu
dengan melafadzkan 8ismillahi AIIJhu Akbar,
e. Sebaiknyapemorong melakukan proses penyembellhan dengan
menghadap kiblat,
r. Proses pamotongan hanya dilakukan dalam satu kali pengcrjaan,
tldak bisa diulang.ulang jika salah saiu saluran tersebu! belum
terputus,
g. Binatang harus benar-benar sudah rI.113mkeadaan mati sebelum
dilakukan proses lanjutan (peruberlan air panas, penghilangan
bulu, pembongkaran karkas, dan lain-lain).
Untuk membantu proses penyembp.lihM kadang-kadang RPH
rnenggunakan proses pem lngsanan (stuI101llg) terhadap hewan yang
akan disembelih. Proses pemlngsanan ltu antara lain dengan
menggunakan metoda;
a. Mcnggunakan pistol (captive boll pi5W/j
b. Menggunakan aliran IIWik
c. Menggunakan alat pemukul (hammer)

53
PMggunaan metode perningsanan tersebut masih diizinkan
dalarn proses penyembelihan I\alal dengan svarat sebagai berikut:
a. Hewan yang akan distunnlng harus dalam keadaan hidupdan
sehat,
b. Proses pemingsanen tersebut tidak menyebabkan binatang mali.
HaJ in! harus dapat dibuktikan dengan proses pemingsanan dan
ridak dll,anjLitkandengan penyenibeli hall. Ilka binatang itu dapat
bangkit kembal i, maka proses perningsanan sudah benar, Tetapi
jika binarang ltu tidak barigki1 lagi dan rerus rnati, maka proses
pemingsananttdak dapat diterima dan h;lIilS dnurunkan kadarnva
(voltasenya atau kekuatan plstolnval,
Co Proses pemingsanan tersebuttidak.rnerryebabkan kerusakan yang
permanen pada kepala dan otak binarang. KefllSaka" permanen
rersebur antara la1n ditan'dai dengan pecahnya tulang iengkorak
atau rusaknva jaringan 013k,
d. Proses penyembelihan binatang dilakukan sesaat setelah proses
pemingsanan rerjadi,

5. Pasca Penyembelihan Hewan


Setelah proses penyembelihan hewan akan mengalarni
penanganan lanj Ulan dengan tujuan u ntuk meridapatkan daging yang
baik dan rnenghilangkan bagian yang tidak diinginkan, Daging
binarang tersebut akan dibagi dan dlpisah-ptsahkan sesuai dengan
peruntukannya rnasing-rnasing. Untuk daging sapi blasanva juga
dilakukan proses pelayuan untuk mendapatkan daging yang lebih
empuk. B-eberapa hal yang harus diperhaiikan dalam proses
penanganan lanjlJl in i adalah:
a, Proses penanganan lanjutan itu harus dalam keadaan bersih dan
bcbas darl kontarninasi barang-barang n<liis atau harem
b. Ternpar pelayuan harus benar-benar rapat agar terhindar dari
rnasuknva barang-barang yang haram atau najis
C. Harus tersedtaair bersih yang cukupuruuk membersthkandaging
dari sisa-sisa darah dan kotoran

54
d. Produ,:;en perlu mcrnbuat berlta acara penyernbel ihan, berupa
kapan disembelih, dari mana asal ternak tersebut, berapa
[urnlahnya dan siapa pemotongnya. Berita aeara ini dlpertukan
untuk rnelakukan kontrol dan pengecekan di lapang.
Khusus untukrnenaogant darah dan limbah, perlu dilakukan
sisrem monitoring yaflg. rnenjarnin bahwa darah hasll penyernbelihan
hewan tersebul tidak dimanfaatkan untuk keperluan pangan.

6. AspekAdmin.istrasi
Proses penvembelihan hewan yang berlangsung secara rerus-
menerus setiap had memerlukan pencatatan dan.sistem administrasi
yang balk, Aspekadminlstrasl ini hllrus"dapat mencatal setiap kejadian
yang berlangsung, khususnya yailg terkait dengan masalah kehalalan.
Beberapa hal 'yang terrakup dalarn aspek ini adalah:
a. Harus ada caratan jurnlah hewan vang disembelih setiap harinva
b. Harus ada catatan rnengenai hewan Wllg mali sebelum dtsembellh
(bangkai)
c. Harus ada berita acara mengenai bangkai tersebut, dikernanakan
dar dibuar apa, Sp.c;;ra hukum harus ada kepastian bahwa
bangka! tersebut tidak dimanfaatkan untuk keperlaan pangan

D. Berproduksi Halal untuk Rumah Makan


Rumah makan rnerupakan unit usaha yang menyediakan makanan
rnasak yang siap dikonsumsi. Bentuk-bentuk rumah makan ini cukup
bervariasi, ada rumah makan siap sa)i ([as.! food), rurnah makan dengan
corak etnis rertenru, rumah rnakan yang tidak menvediakan ternpat duduk
(Iakp. home) dan sebagainya
Dalarn hal kshalalan, rurnah rnakan memil iki aturan tersendrri
untuk dapal disebut sebagai rumah makan halal (ha/al restaurant), yaitu
semua menu yang disajikan di dalam rurnah rnakan itu harus halal semua,
baik menu utama, menu selihg9n maupun rninuman yang dijualnya.
1. Kebijakan Perusahaan
Kbmitmen un tuk rnenjadlkan rumah makan sebaga i rumah
makan halal harus menjadi kebljakan rnanajernen perusahaan,
Komltmen ini dituangkan detcm bentuk kebijakan dan prosedur

55
J)f'1<lksanaannya,serta siap dengan konsekuensi dan akibat yang harus
diterimanya [ika melanggar ketentean rnengenai kehalalan.
Secai a umurn jlka manajemen sebuah rumah makan
menghendaki untuk meniadi rumah makan halal, maka harus ada
ketentuan bahwa semua yang dljlral df restoran itu adalah halal, dan
tidak mengizinkan para tamunva unruk membawa makanan atau
minuman haram ke dalam restoran itu.
[lka restoran tersebut merupakan restoran wara laba, maka
harus ada ketentuan dari manajemen banwa seluruh menu yang dijual
di setlap restoran cabang harus sarna dengan menu standar yang ada.
Adanya menu di luar menu standar harus sepengetabuan manajemen
dan mendapat persetujuan dari lembaga sertifikasi halal,
Rumah makan yang rnemlliki cabang dl beberapa tempat
dengan menu ~'ang sarna harus diperlksa dan dlnyatakan halal olen
lernbaga sertifikasi halal. Tidak bolen ada rumah makan dengan nama
yang sama (satu group) dimana sebagian halal ddl1 ~llu.lgidl1ydng
lain tidak hala!. Menu yang cliju:l1di setiap rumah makan cabang
juga harus sarna dengan menu ~tandar yang ada di pusat.

2. Sistem Adminlstrasi
Untuk manghasilkan menu yang halal diperlukan parsvaratan
..drninlstrasl yang memadai guna menjamin kehalalan produk yang
dihasllkan, Sistem administrasi inl dlperlukan karena penjualan menu
dl rumah makan berlangsung terus menerus separuang tahun,
semsntara inspeksi dan pemeriksaan halal secara eksternal hanya
dilakukan sesekali waktu saja. Olen karena ItU,dipeclukan konsistensi
dalam pembelian bahan-bahan untuk kepcrluan rumah makan serta
konsrstenst dalarn sistem penjualan menu di rumah makan tersebut.
Secara admlnistrast perusahaan harus dapat membuktikan
bahwa semua bahan yang digunakan di rurnah rnakan itu adalah l1alal,
dengan didukung· oleh dokumen-dokumen yang dapat
dipertanggungjawabkan. Olen karena itu perusahaan harus memiliki:
a. Dakar semua menu yang dijual di restoran tersebet, balk menu
utama, menu tambahan, maupun rrunurnan yang disajikan.
b. Daltar bahan-bahan yang digunakan di ,u mah makan. Dalam

56
pernbuatan daftar bahan ini harus ditulis~an semua. ridak bolsh
ada yang olsembunyikan atau diturup-turupl.
c. Darlar pernasek yang meojual bahan-bahen tersebut. Perusahaan
harus merriiliki daitar pernasok (supplied untuk maslng-rnasing
barang yangdibel1. Dalam hal ini perusahaan horus rnernasukkan
semua pemasoli: yang ada untuk rnasing-masing bahan, termasuk
untuk 'altematJf pemasok (secondsupplier). '
d. Oaf tar produsen barang, j1 ka pernasok berbeda dengan
produsennya. Kadang-kadang bah a n b.aku yang dipakai dibeli
bukan dan produsennva langsung; melamkan kepada perusahaan
lain yang bcrtindak sebagai distfib,utpr (It<luagen, Oleh karena
ituselain nama perusahaan pernasok, perusahaan haws merniliki
nama produsen yang memproduksi bahan tersebut,
e. Ookumen kehalalan untuk-sernua bahan baku, bahan rarnbahan
dan bahan penolong. Setiap barang yang digunakan, harus
dilampiri dengan doliumen kehalalan yang valid dan masih
be.rlaku. Dokumen tersebut dapat berupa sertifikat halal dari
lernbaga yang kredlbel dan diakul, atau berupa 'spesiflkas! dan
al ur proses dari produsen yang menunj ukkan bahan baku, asal
usul dan cara pembuatannva.
f. Pur.cnase order (PO) atau perrnioraan barang dari perusahaan
kepada pemasok . Setiap kaJi akan membeli bahan, perusahaan
nrengeluarkan p(Jrcilase 'Order/PO (sural pemesanan barang)
kepada pemasok. ~. ini harus didokumenrasi dan disi mpan dalam
arslp yang. rnudah ditelusurl. Dengan dernikian akan dapat
diketahui setiap pernesanan barang dari waktu ke waktu,
g. Son pp.mheliai~ barang dari pemasok kepada perusahaan. Ketika
barang yang dipesan dari pemasok suciah datang, rnaka ada bon
pembeJ ian baraog.atau surat pengi riman barang (D~liv",ry Order!
DO) untuk settap pembelian bahan, 00 atau bon pembelian
barang ini juga harus disirnpan dan diarsip, sehingga dapat
diketahut seoap peinbelian dan pemasukan barang ke dalam
perusahaan. DO inl juga harus cocok dengan PO, baik. jenis
barartg, nama pernasok, merek maupun spesifikasinya.
h. Konsistensi menu dan pemasok. Menu yang dijual harus konslsten.
tida k boleh berubah sewaktu-waktu. jlka ada perubahan menu

5?
harus dllaporkan dan mpndapalkan izin dari tembaga sertifikasi
halal.
3. Bangunan Fisik Restoran
Bangunan fisik yang digunakan dalam penjualan makanan
pertu mendapatkan perhatian agar tidak mempengaruhi kehalalan
produk yang dijual. Pddd prinslpnya bangunan fisik ini dlrancang
sedemikian rupa agar dapat terhindar dari kontaminasi dan masuknya
barang-barang najis atau haram ke dalam menu yang disajikan.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam bangunan
fisik ini adalah:
a. Bangunan restoran harus terpiseh dari rumah makan lain yang
menjual menu-menu yang tldak halal,
b. Bangunan harus memilfki slstern sanltasl dan fasolitas
pembuangan vang dapat menjamin kebersihan menu yangdijual
<.!dribarang yang haram arau nails,
c. Bangunan harus memiliki sistem pengamanan dan masuknya
binamng haram dan najis di hngkungan rumah makan,
d. Li ngkungan rumah makan harus memi Iiki sumber a Ir yang sehat
dan lidak tercemar olen barang-barang najb dan kotor
Sedangkan dapur yang digunakan untuk memasak makanan
haruslah dapa! menjamin kehalalan produk yang dibasllkan. Artinya
bahwa dapur tersebul harus dapat menghindari terjadinya kontaminasi
dari bahan-bahan haram atau najis. Persyaratm bagi dapur tersebut
adalah:
a. AlaI yang digunakan unluk memasok hanya digunakan untuk
masakan yang halal sara,
b. AlaI ya.)g tligunakan unruk memasak hams memiliki ststem yang
dapat menjaga produk yang dlhasilkan dari bahan-bahan yang
na] Is dan/a tau haram,
c. Alat yang digunakan untuk memasak harus mudah dibersihkan
dan kotoran dan najis yang melekat,
d. Alat yang digunakan untuk memasak di rumah makan halal hanya
digunakan untuk keperl uan rumah makan tersebci, ucak boleh
digllnakan olen pihak lain.

58
BABIV

BEBERAPA KIAT DAN ISTILAH


UNSUR HARAM DALAM HEWAN
BEBERAPA KIAT DAN ISTlLAH
UNSUR HARAM DAlAM HEWAN

A. Kiat Memilih Oaging Halal


enJual~n daging scgar di tndonesia kebanyakan dllakukan
P secara terbuka, tanpa wadah-wadah dan tanpa label sehingga bagi
konsumcn sulit membedakan mana yang halal dan mana yang tidak,
kecuali membedakan antara dagmg babi dengan lainnva karera bia~anY'l
penjualan daging babi terp.sah,
Sayangnya, di beberapa swalayan pemisahan penjualan dag1ng
bah; dengan yang latnnya tidak terlalu tegas sehingga konsumen harus
berhati-hati rnemlllh swalayan mana yong mcnjual daging helal yang
terpisah sempuma dengan daging babi.
Dengan demikian, klta harus menghlndari membeli daging di
tempat yang menjual daging babi, walaupun daging babi tersebut
ditempatkan I)dUd tempat yang terpisah tetapi kita ragu akan penanganan
daging bahi yang sulit untuk tidak sama sekali terpisah dengan daging
lainnya (termasuk peralatan dan ruangan yang digunakan).
)ika kim kaji kondisi di Irdonesia, umuk daging lokal, pemotongan
sapi biasanya dllakuken eli rumsh potong hewan dan bisa dikatakan semua
rumah potong hewan (RPH)di lndonesta menerapkan penyembellhan
secara ',I..mi. ni samping itu, rumah potong hewan swasta yang sebagian
berskala besar juga sudah mendapatkan sertlflkat halal, Oleh karena ilu
kehalalan daging sapi lokal relatif lebih terjamin.
Daging sapi impor yang diimpor secara legal telah dijamin
kehalalannya karena dalam aturan Y3J1gultt!ldpltanDepartemen Pertanlan
daging yang masuk Ite lnc1onp.!;iahan" h~I~1<IanIni dilakulcan pemeriksaan
awal oleh tim yang terdiri c.ldri personal dari Departemen Penanian dan

61
MUI, setelah itu ada lembaga sertifikasi halal yang mengawasi di negara
pengekspor. ketika mas uk ke Indonesia juga akan dimintakan sertifikat
halalnya. Masalahnya, ada juga daging impor ilegal yang tidak teriamin
kehalalannya yang secara fisik sulit dibedakan dengan dagi ng impor yang
legal. Bisa jadi daging il"l)or ilegal iru dijuallebih murah dari harga rata-
rata daging lokal dan daging impor legal. Oleh karena itu, jika menemul
harga daging yang jauh leblh rnurah dari harga pasaran maka kita perlu
ekstra hali-hati, harus rnernpertanvakan asal daging tersebut. atau akan
lebih baik jika klta tldak membelinya.
Kadang-kadang terjadi pencampuran antara tlagfng sapi dan daging
babi dan dijual sebagai daging sa pi. Ka~tr~sepprti ini lelah berulang kali
terjadi di beberapa wHayah di Indonesia. Lagi-Iagi hargalah yang blsa
dijadikan acuan karena daging campuran ini harganya biasanya miring.
Secara fisik, tidak mudah bagi orang awam untuk rnengenali daging
campuran ini. Oleh karena itu, di samping jangan membeli daging yang
harganya jauh di bawah har!!.! pasaran, Juga belilah daging di tempai
yang sudan 1E'rpt'rcaya,jangan membeli dagingdi sembarang lam pal yang
kita tida\ yelkinakan jaminan kehalalan dagingnya.
Permasalahan besarditemui untuk daging ayam mengingat rumah
potong ayam itu jumlahnya sangat banyak dari yang hesar sampai kedl
dan iersebar dlrnana-rn ..na, Baru sediki! saja rumah potong ayam yang
telah mendaparkan seruflkat halal darl MUI, sedangkan yan'g lainnya tldak
ada pihak yang berwenang y:.ng menjamln kehalalan daglng ayam yang
dlpotongnya, Oleh karena Illl konsumen seharusnya memilih daging ayam
yang dihasilkan oleh rumah potong yang telah mendapatkan sertifikai
hal al, jika daging ayam tersebut udak tersedia, maka seharusnya bertanya
kepada penjual daging ayam dar] mana daging ayamnya, siapa yang
menyembelihnya dan bagaimana penyembelihannya, jika sudah diketahui
mana penjual daging ayam yang bisa dipercaya maka ternpat tersebutlah
klta membeli daging ayam.
Mengirrl;;i11
swalayan tidak biasa mencantumkan sertifikat halal dl
temparpenjualannya, maka konsumen muslim perlu menanyakan senifokat
halal yang mereka miliki dan perlu lelili karena btsa jadi pemasok daRIng
ke penjual rersebut tidak hanya satu pemasok dan si penjual hanya
menunjukkan senifikat halal darl saru pemasok saja. Tent.u s31a "ka SI
penjual rid;)k ma"lpu menunJukkan sertifikat hala.1 untuk da.ging y~ng
dijualrlya mak~ kila jangan mem~eli di swalayan tersebut karena !ldak
ada jaminan keh<)lalan lerhadap daging yang dijualnya.

62
Ke5ulitan besar terutama [ika kita membeli daglng di pedagang
kelillng, warung warl,mg dan pasar tradtstonat karena seringkali sud'lh
tidak jelas lag; dari mana asal daging yang dijualnya, walaupun tidak
selalu. Unruk itu kita perlu bertanya secara sopan dan bijak kepada si
penjual tentang kepastian ~eholal"n dosing yilng dijualnya,
Yang juga sering terJadi adatah beredarnya ayam oangkai di
pasaran. Di samping harga ayam bangkaf yang m Iring, ayam bangkai bisa
dikenali dengan memperharikan adanva bercak bercak coklatkehilaman
yang- ?da di' beberapa tempal pada tubuh ayam. Oleh karena ltu, pada
w'aklu membel i daglng.ayarn felili lah kondisi dagi ng ayam yang akan kita
beli secara seksama, jika ada bercak lieTeak darah di beberapa bagtan
tubu h avam rn<ikit jangan dlbel i.

B. Tips Memilih Daging


Setelah mengetahui dengan pasti bahwa jenis daging yang akan
kita beli berasal dan hewan vang hala], selanjutnya yang harus dicerrnatl
adalah bagaimana cara pcrnotongannya. Untuk itu, Ir Mut'i Arintawat!
MSi, Auditor LP PC>MMUJ, mernberikan tips dalarn rnemilih daging,
sebagai'berikut:
1. Belilah daging pada tempat-tempat yang resml. Di pasar tradlsional
tempatnya ada Ian di los penloatan khusus daging sapi yangterpisah
dari los pcnjualan daging babl, Daglng yang disembelih secara legal
ditllndai dengan cap berwarna ungu yang berasal dart Dinas
Peternakan setempat, Pernotongan hewan di Indonesia diatur melalui
SKMenteri Pertanian y~rigrnensyaratkan tatacara pernotongan hewan
sesuai syariet Islam dan mengharuskan pemisahan tempat pemotongan
bahi. Oleh karena itu, daging. yang disembelih secara legal dijamin
oleh pernerintah kesehatan da'n kehalalannya.
2. )Ika membeli daging di pasar-pasar swalayan, pastikan bahwaternper
tersebut tidak rneniual daging babi. Karena mes1dpun penjIJa!an
dilakukan pada rakLetalase yalll:l- terpisah, tidak dapat dijamin
pemlsahao juga dilakukan pada ruang pending!n tempat penyimpanan
dagi ng ataupun paQapeny'impanan dan penggunaan peralataa, )angan
ragu bertanya kepada pihak swalayan dad mana asal dagi rogyang
dijual dan ada tidaknya seruftkat halal yang rnenyertai karena
kebanyakan swalayan rnenjual daging impor, iermasuk jeroannya.

63
3. Untuk dagjng avam, [tka membeli karkas utuh perhatikan leher nya
apakah penyembelihan dilakukan secara sampurna. Ada pedagang
nakal yang melakukan psnyernbelihan dengan cara ditusuk, Hlndari
ayarn yang terdapat warna merah/btru atau memar pada kulitnya
terutama daerah savap. Hal ini rnerupakan indikasi bahwa ayam
rersebut sudan mari sebelum disernbellh.
4. Untuk menutupi wama ayam bangkal yang ildak normal, p.edagang
menyernbunylkannya dsngan memberi warna kuning, Sebaiknya
memilih pedagang yang sudah dlkenal dan dapat diyakini bahwa
penyembelihan yang dilakukan sesuai dengan svaeiatlslam. Meskipull
peraturan tentang pernotongan ~nggils telah diaurr daiam'SKMen!eri
Pe:rtanian, banyaknya jumlah usaha pemolongan unggas.dalarn skala
rumah 131l!;\1\(I rnenyebabkan pengawasa'l1nya menjadi sulit rerkontrol.
5. langan tcrgi ur dengan penawaran harga yang lebih murah dari pasaran,
terlebih j ika dilakukan oleh pedagang-pedagang musimanltidak resrni.
Jika membel] daging, ayam atau jeroan dalam pa.'rtalbesar langsung
dari distributortbaik produk Iokal maupun impor,janganJupa rnerninta
sertifikat halal yang menyertalnya. Pastlkan bahwa informasi nama
dan atamat prod usen, tanggal penyem be.li han atau nornor Int yang
tereantum dalam sertlflkat cocok dengan yang tertera pada kemasan.

C. Kiat Mengenali Daging


Daging sapi yang masih balk berwarna merah terang, seratnya
hal us, dan lemaknva berwarna kekunlngan. Daging yang kaku dan
berwarna gelap menunjukkan bahwa penyembelihan dilakukan pada
kondisi yarig ndak tepat, misalnya hewan dalam keadaan stres atau
kebabisan ten'aSa. Daging sapi yang berwarna coklat menandakan bahwa
dag!ngtersebut s..udahterkena udara terlaJu lama.
Daging kerbau yang balk berwarna mE;talitua, seratnya lebih kasar
dibandingkan serat daging Sa pi, sedangkan lemaknya berwarna kuning
dan keras, Umumnya tekstur daging.kerbau ,Iebil. liat darl daging ternak
lalnnya karena disernbelih pada umur tua.
Daging karnbingberwarna lebih gelap dlbandingkan warna daging
sapi, dengan serat yang hales dan lembut Lemaknya keras dan kenyal
berwarna putih kekuningan, Daging kambing mudah dikenali karena
baunya yang.khas dan cukup keras. Dagi ng babi yang baik berwama merah
pucar (merah rnawar) dengan sera! yang halus dan kompak. Lernaknva
berwarna putih lernih, lunak dan mudah mencair pada suhu ruang,

64
Dagmg babi berwama putih. 5eperti daging avam namun memiliki
jumlan lemak lebih banyak, Daging babi hutan berwarna lebih merah
dari daging babi. Sehingga bisa disamarkan sebagai daging sapi karena
warn a daging babi hutan mirip daging sapi. Sclain itu, keuka dimasak,
hil~il akhir daging babi hutan rnermhki tekstur yang menyerupai daging
sapi. Perbedaannya, daging babi hutan rnernbutuhkan waktu yang lebih
singkatdari sapl untuk menjadi lunak. Umumnya daging babl hutan, lunak
dalarn waktu 20 menit.

D. Waspadai Sapi Glonggong


Islam menganjurkan agar hewan yang akan disembdih
diperlakukan dengan baik dan disenangkan hatinva. Kalau periu riiberi
makan dahulu, tidak disiksa, dan dimandikan supaya bersih.Aturan ini
berlaku untuk semua hewan yang akan dlsembelih, balk sapl, kambing,
domba, unta, maupun hewan-hewan halal lalnnya.
Islam melasang perlakuan buruk terhadap binatang sembelihan.
Mi,alnya saja drslksa sebelum disembelih, tidak diberi makan atau dipu-
kul. Periakuan buruk itu selain rncnylksa binatang tersebur Juga bisa
mcnyebabkannya rnenjadi stress. Secara ilmiah, ketika hewan yang akan
disembelih mengalami stress, maka darah tidak akan keluar dengan tuntas
dan rnutu daging yang dlhasilkan luga kurang bagus.
Dad segi kehalalan perlakuan glonggong pada sa pi juga bisa
menimbulkan rnasalah. Ppnyiksaan binatang secara berlebinan terscbut
membuka peluangbinatang tersebut mati arau sekarat seeelum disembelih.
Jika hal itu yang terjadi, rnaka daging hasil sembelihan lersebut hararn
hukumnya. Sebab ia telah menjadi bangkai dan hukurnnva sama dengan
memakan bangkai.
Proses glonggong drlakokan dengan memasukkan air melalui mulut
sapi dengan selang dan arus air yang cukuptingg r, Dengan demlkian sap!
dlpaksa untuk mlnum sebanyak-banyaknya. Kadang sapi tersebut dipaksa
bertumpu pada kaki belakang, sememara dua kakj depannya diangkat
pada ternpat yang febih tingg!. Dengan demikian posisi sapi men,adi seoern
berdiri dengan dua kaki belakang. Dalam poslsi inl proses pemasukan air
berlangsung lebih cepat dan Ip.bih banyak.
Kemudian sap! dtbiarkan beberapa jam untuk memberikan
kesempatan air tersebut rnasuk ke dalam jaringan daging. Iika lIl~ih bel urn
cukup maka sap' tersebut diberikan air lagi sarnpai barkali-kali Proses ini

65
berlangsung sellari:in,sehingga sapi-sapi fer'Sebutbenar-benarteler, tidak kuat
berdiri lagidengan perut yangrnembengkakdan badan yangmulai kembung.
pengan perlakuan 'tersebut maka air akan perdifusi ke dalam
[aringan otot, sehingga daging akan menggernbung dan bertambah berat,
Pertambahan berat badansapi seeara keseluruhan bisa mencapaT 215ningga
30 persen. Dengan dcmlklan ketlka disembelih berat daglng yang
dihasilkan bisa rneningkat 10 hihgga 15 persen.
Peni ngkatan berat badan sapl dan berat daging y<lngdi has! Ikan ini
sebenarnya hanya semeotara J ika diblarkan rnaka air yangrnasuk ke dalam
j"aringanotot tersebut akan keluar lagr. Namun keberadaan air yang hanya
sernentara itu sudah cukup untuk meraup keuntungan tambahan bagi
pedagang daglng sapi tersebut-Selisih berat.badan hingga mencapal 16
person terseburbisa meningkatkan keuntungan dengan pertarnbahan sapi
sekitar 30 kg per ekor, jika dlasumsikan berat sap; adalah 500 kg.
Karena penambahan berat badan tersebut, rnaka pedagang bisa
menurunkarr harg~ jual daging sapi sarnpai 5.000 rupiah per kg
dibandingkan dengan hargadaging.sapi normal. qengandemikian pernbeli
yang tidak tahu akarr tenebak dan tertipu dengan harga yang seolah-olah
miring tersebut.
Hal ini sebenarnya adalah tlpuan belaka. Sebab tarnbahan berat
daging yal'lg dibeli konsumen tersebut hanyalah alr yang dipaksa masuk
melal ul proses glonggong tad i. Ke,tikadagtng tersebutdi be Ii dan dlmasak,
maka air akan segera keluar kembali, sehingga berat daging' yang
sebenarnya bisa dimanfaatkan adalah 10 persen lebih sedtklt.
Bagaimana mernbedakan daging sapi biasa dengan daging sapi
hasil glonggong tersehut? Secara kasat mata dapat dilihat bahwa daging
haslt glonggongan tersebut lebih lembek.tekstumva lebih lunak dan becek
atau berair. Sedangkan daging btasa memilikl rekstur y~ng lebih kenyal
dan kerlng, tanpa ada air yang tersimpan dl dalarn daging tersebut, Selain
itu harga daglng sapi glonggong biasanya relatif lebih murah. Terapi
rnasalah tialga lnf sangatrelatlt; karena bisa saja daging tersebut teiap
dijual tinggi oleh pedagangnya mengingllt permiotaan yang tinggi, terutama
di bulan puasa dan menjelang lebaran,
Praktek glonggong sapi ini jelas melanggar berbagai aturan, balk
aturan penyembelihan hewan, aruran syariat penyembelihan maupun
perdagangan yang tidal<jl!jur. Unsur rnanipulasi clan penipuan juga cuklJp
terlihat pada -kasus ini. Pemotqng dan peOagarig ~api tersebut hanya

66
mengingiokan keuntungan sesaar ranpa memperharlkan faktor kehalalan
dan perdagangan yangjujur. Oleh karena ItU, sudah sel.ayaknya jika praktek
semacam ini .segera diberantas oleh instansi dan masyarakat.
Bagi konsurnen.sebaiknya lebth bethati-hati dalam mernilih daging
untuk kebutuhan puasa dan lebaran. Perhatikan, apakah daglng sapi yallg
akan dibeli tersebut benar-benar halal.dan baik. langan mudah tergiur
oleh penawaran harga yang terlalu rnurah, siapa tahu daging tersebut
adalah hasil glonggong-an yang-tidak terjamin kehalalan dan kesehatannya.

E. Mengenal fstilah Bahan Haram


Dalam aturan Islam, salah satu bahan yang perlu dikritisl
kehalalannya adalah bahan yahg berasal dari hewan. Kehalalan bahan
asal hewan tidak sala ditentukan dari asal hewannva, tetapi juga cara
penyembelihannya.
Membanjirnya produk impor ke negeri kita, mengharuskan
konsurnen unt.uk lebih teliti mengenali produk-produk yang rnengandung
produk hewani yang jeJas-jelas hararn atau mmlrnal subliat. Ir Mati
Arintawati MSf, Auditor lP POM MUt menulis benkut ini istilah bahan-
bahan haram yang serlngkali dipakai.
Pork: Pork merupalcan istllah dalarn bahasa lnggrls untuk daging
babl. Da"ing babi merupakan jenis daging yang paling luas dlkonsumsi
dl dun Ia. Sekttar 50 persen asupen pr~telli hCwani pcnduduk dunia berasal
dari dag'ing babi. Menurut data FAO tahun '2002, lima negara terbesar
pengkonsurnsi daging babi (dalam saiuan kalcri per kapita per hari) adalah
A~stria (3S2,&),Swiss (349,6), Finlandla f34J,2), Cina (331,8), dan Perancis
(301,6).
Bacon: Bacon meropakan ist;lah dalarn bahasa Ingl¥isuntuk daging'
yang diambi'! darl bagran punggung, samping, atau peru! b:abi atau dan
sapi yang kemudian diasinkan (curing) atau dtasapi (smoking). Bacon yang
berasal dari saJ:li biasa dlsebot beef bacon. Komlsi Fatwa MUI telah
memutuskan untuk tidak rriernberi 5Ilrtifi~::11pad. produk ba:cQn meski
berasal dan sapi untuk menghlnd·ari kerancuan isti lah yang dapat
membingun!?kan konsumen.
Ham: Ham adalah istilah dalam bahasa lnggris unluk bagian paha
hewan besar secara umum, akan terapl dalam penggunaannya, isulah mi
terbatas untuk paha babi. lstilah ini digunakan urituk paha babi segar

67
maupun yangsudah diasinkan dan diasapi. Keputusan Kornisi Faty,·o MUI
untuk penggunaan istilah ham sarna h~lny~ cipngan bacon.
lard: lard merupakan Itlrnak yang diolah (rendering) dan lernak
babi. Surnbernya dapat berasal dar I seluruh bagian babi. Kualitas terbaik
lard d iperoleh dari lernak yang berada di sekitar ginjal. Sedangkan kualitas
terendah berasal dan lemak yang berada di sekitar usus kecil. Sebagcli w-
han mrnyak rnakan, pcnggunaannya cukup luas dalam berbagai masakan.
Karena t tik lelehnya lebih tinggi dan merrtega, rraka perrggunaan lard data-n
oembuatan kulit pie clapal menghasitkao produk yang lebih renyah_ Selam
itu lard juga digunakan daJam pembuatan iems-ierus pastry lainnYJ untuk
meningkaikan tekstur dan ffavoryang dl hasllkan, Penggunaan lainnya adalah
sehagai salah satu bahan pembuatan sabun.
Suet: Suet adaJah lemak ~api atau kambing yang maslh mentah,
khususnva lemak padat yang berasal dan dacrah sekitar perut dan ginjal
dan digunakan dalam pembuatan tallow.
Tallow: Tallow adalah ,enis lemak yang berasal dari sdpi atau
kambing yang merupakan basil pcngolahan (rendering) dar' 5111'1. Tallow
dapat drgunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari bahan untuk
mernasak, makanan hewan, bahan pembuat sabun, bahan pcmbuat 100in,
hingg~ pMggunaannya sebagat bahan baku pembuatan h,od'~1'1dan
o/eQchcmica/s lainnya.
Shortenlng. Shortening rnerupakan lemak yang berasal darl h('w'ln,
tumbuhan maupun carnpuran keduanya. Banyakdlgunakan sebagai I.)dloall
produk bekeri, dengan tujuan menghasilkan tekstur yang lembut dan renyah
tsutah vegetable shortenIng perludicermati karena menurut kel"nlu3<' fDA
(Badan Pengawasan Pangan dan Obat Amerika) penggunaan campuran 80-
YUperserr mrnyak tumbuhan dengan 1().20 persen lernak hewan dalern
suatu produk masih diijinkan untuk dicantumkan sebagai v('8Ptab/e
shorrenrng pada label nya.
Gelatin: Gelatin adalah bel Ian vang dihasilkan dari pengolahan
jarlngan ikat hewan (tlliang dan kulit), Ienis hewan yang U,"",\,\ digunakan
sebagal bahan baku adalah babi dan sapi serra ikan dalam jurllldh kecll.
Gelatin drgunakan secara luas dalam produk pangan maupun obat-obatan
untuk berbagai lujuan sepeni bahan pembuat jeli, penstabll, pengenta],
pembentuk tekstur, bahan baku kapsul, dan sebagainya. Gelatin sudah mulai
banvak d.ganti dengan bahan-banan nabatl seperti agar, pekrin, konnyaku,
dan [enis-jcrus gum lainnya dan sering disebut sebagai vegelab/I' Be/aline.

68
SURAT KEPUTUSAN
MENTERI PERTANIAN
SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN
NOMOR 413/Kpts/TN.ll0/7!1992

TENTANC
PEMOTONGAN HEWAN POTONG DAN
PENANGANAN DAGING SERTA HASlllKUTANNYA

MENTERI PERTANIAN,

Menimbang Bahwa untuk menjaga kesehatandaging untuk konsumsi


masyarakat dan sekallgus sebagai pelaksana pasal 12
dan 14 f'eraturan Pemerimah Nomor 22 Tahun 1983
tcntang Kesehalan Masyarakal Veteriner. maka
dlpandang perlu menerapkan ketentuan-kerentuan
tentang pemotongan hewan potong dan penanganan
dagi ng serta hasiI ikutannya:
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1967;
2. Peraturan Pemerlntah Nomor 22 Tahun 1983;
3. Keputusn Presiden Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 1974;
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 15/
M Tahun 1964 juncto Kepurusan Presiden
Republlk Indonp<i<l Nomor 4 Tahun 1990.
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 641
M Tahun 1986,
6. Sural KepuluS(IOMenterl Pertanian Nomor 555/Kplsl
TN .240/9/1986;
7. Surar Keputusan Menterl Pertanian Nomer 5601Kptsi
OT.21 0/8/1990;

71
Memperhatikan:l. Fatwa MaJelis Ulama Indonesia tentang Penyernbe-
lihan Hewan Seeara Mekanisme rlp.ngiln Peming-
sanan, tanggal 23 Oktober 1976;
2. Penegasan Keputusan Komisi Fatwa MUI tentang
Teknik Pemingsanan Hewan Dalam Penyembelihan
Nomor B-776/MU 11X/1990, tanggal 10Oktober 1990;

MEMUTUSKAN
Menetapkan KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN TENTANG
PEMOTONGAN HEWAN POTONG DAN
PENAN<:;ANAN DAGING SERTA HASll
IKUTANNYA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal1
Dalam Sura! Keputusan illi yang dirnaksud dengan:
a, Hewan potong adalah sapi, kcrbau, kuda, karnblng, dan domba.
B. Pemotongan hewan potong adalah kegiatan untuk rnenghasilkan
dagi nil' yang terd i rl darl pemeri ksaan acre-mortem,
penyernbelihan, penyelesaian panyernbelihan dan perneriksaan
post'melrtem.
Co P~merikSi!anante-morrern adalah pemeriksaan kesehatan hewan
potong sebelum disembelih.
d. Penyembelihan hewan potong adalah keglatan mematikan hewan
potong dengan cara mcny~mbe1ihnya,
e. Penyelesaian penyembelihan adalah kegiatan lebih lanjutsetelah
penyembelihan hewan potong guna memungkinkan perneriksaan
daging.
f. Pemeriksaan posi-monem adalah pemeriksaan daging dan bagian-
baglannva setelah penyelesaian penyembelihan.
g. Daglng adatah bagtan-baglan hewan potong vang dlsernbellh
termasuk isi rongga perut dan dada yang lazim dimakan manusia.
h. Karkas adalah bagian dari hewan potong yangdisembelih setelah

72
kepala dan kaki dipisahkan, dikuliti, serta isi rongga perut dan
dada dikeluarkan.
i. Hasillkutanadalah hasilsampingdari pemotongan hewan potong
yang berupa darah, kulit, bulu. lemak, tanduk, rulang, dan kuku.
j. Limbah adalah buangan dad proses pemotongan hewan potong
dan hasil ikutannya yang ndak dlmanfaatkan.
k, Petugas pemeriksa adalah dokter hewan pemenmah yang ditunjuk
atau pelUgas lain yang berada di bawah pengawasan dan ~nggung
jawab dokter hewan dimaksud umuk melakukan pemenksaan
ame-mortem dan post-mortem dl rumah pemotongan hewan atau
tempat pemotongan hewan.
I. Penanganan daging adalah kegiatan yang melipun pelavuan,
pemotongan bagian-baglan dagins. pelepasnn tulang, pemanasan,
pembekuan, pendingi nan, pengangkutan. dan kegiatan lain untuk
menyiapkan daging guns penjualannya.

BAB II
SYARAT DAN TATA CARA PE.'v10TONCAN HEWAN POTONe
Pasal2
(1) Setiap hewan patens yang akan dipotong harus memenuhi syarat;
a. disertal sural perndikan:
b. discrtai bukli pembayaran relribusi/pajak patong; dan
c, memihki sural izin patong;

d. dilakukan pemeriksaan anle-mortem oleh petugas perneriksa yang


belwenang paling lambal24 jam sebelum penyembelihan dilakukan;
e. dlistlrahatkan paling sedikit 12 jam sebelurn penyembelihan
dilakukan,
f. penvembelihannya dilakukan dl rurnah pemotongan hewan atau
tcmpat pemolongan hewan;
g. pelaksanaan pernotongan hcwan potong dilakukan di bawah
pengawasan dan menurut petuniuk-petuniuk petugas p<>mf'riksa
yang bcrwcnang;
h. tidak dalam keadaan bunting;
i. penvembelihannya dilakukan menurut rata cars agarna lslarn.

73
(2) Dalam hal penyembelihan darurar hewan potongdilakukan di rumah
pernotongan hewan atau tempat pemotongan hewan, svarat tersebut
pada ayat (1) huruf d, humf e, tidak perlu dipenuhi.
(3) Dalarn hal penyembellhan darurat hewan potong dilakukan di luar
rumah pemorongan hewan atau iempar pemotongan hewan, svarar
tersebut pad-a avat (1) huruf c, huruf d, huruf e, huruf I, huruf g, dan
huruf h lidak periu dipenuhl.
(4) Dalam hal p~l1yemb,?}ihan hewan potong untuk keperluan agarna
atau adar, syarat tersehur pada ilyat (1) huruf b, dan hurul ( tidak peril!
dipenuhi.

Pasal3
Penyembelihan darurat sebagairnana dlrnaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
dim avat (3) dilakukan dalam hal hewan potong .yang bersangkutan;
a. menderita kecelakaan yang membahayakan [iwanva,
b. rnembahayakan keselamaran rnanusia dan atau barang,

Pasat e
(1) Penyembelihan darurat scbagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (2)
dllakukan di rumah penyembeflhan daruratvangdtsedrakao tIl rumah
pernotongan hewan atau tem pat pemotongan hewan,
(2) Apabila penyembelihan daruratdllakukan di luar rumab pemotongan
hewan atau di luar pemotongan hewan sebagairnana dtmaksud Pasal
2 avat (3), maka setelah penyembelihan hewan potong harus dihawa
ke rumah pemotongan hewan atau tempat pemotongan hewan untuk
penyelesaian penvernbelihan (jail pemeriksaan post·mortem.

Pasal5
(1) Pemeriksaan ante·m9rt~1'I) sebagairnana dimaksud PJs~1 2 ayat (1)
huruf d dilakukan di'tempatyang disedlakan untuk ltu, kecuali apabila
alas pertimbangan petugas pemerlksa yangberwenang, perneriksaon
tersebut harus di lakukan d i da lam kandang; kendaran pengangkut
atau alar pengangkur lain.
(2) Perneriksaan ante-mortem dilakukan dengan;
a. mengamati dengan seksama hewan notongyang akan disernbelih
mengenal.

74
1) sikap h~\Van potong pada saat berdiri dan bergerak yang
dilihat dari segala arah.
2) luballg kumlah,selaput lendir rnutur, mata dan cerminhidl.I"g.
3) kullt, keleniar getah boning, submaksi/lalis psroiide«,
prerilpu/M;sdan inguinalis.
4) ada atau tidaknya tanda-tanda hewan potong telah disuntik
hormon.
5) suhu badannya
b. mengadakan pengujian laboratoris apabila terdapat kecungcan
tentang adanya penyakit yang tidak daoat diketahui dalam
pengamatan.

Pasal6
(1) Dari perneriksaan ante-mortem sebagaiman~ dimaksud Pasal 5 ayat
(2) huruf a, petugas pemeriksa berwenang memutuskan dan member!
landa n~d~ hpwan potong yang bersangkutan bahwa hewan potong
tersebut;
a. dhzinkan unlukdisembelih tanpa )yaral;
b. ditzinkan untuk disernbellh dengan syarat;
e. dituncla unruk disembeltb,
d. ditolak untuk disembelih
(2) Keputusansebagairnana dimaksuddalam ayat(l) huruf a dan b hanya
berlaku selama 24 jam sejak waktu pemeriksaan.
(3) Hewan potong dinyatakan diizinkan umuk discmbclih lanpa syaral
apabila dalam pemenksaan amfH7lOrlem ternyata bahwa hewan
potong tersebut sehat,
(4) Hewan pctongdinvatakandiizinkan unluk dlsembelihdengansyarat,
apabila datarn pemeriksaan '1l1te-mOrWmternyata bahwa hewan
potong tersebutmenderita atau rnenunjukkangejaia penyakit:
a. eoryza gangraenosa bovum
b. haemorhaglc septiemia.
c. piroplasmosis.
d. surra

75
e. influensa equowm.
f. anhriLis.
g. hernia.
h. (rakrura
;. abces.
[. epirhelimia.
k. actinomycosis.
I. actinobacillosis.
m. marilis.
n. seprichemia.
o. cachexia.
p. hydrops.
q. oedema.
r. brucellosis.
s. tuberculosis
(5) Hewan potong dinyatakan ditunda penyembel ihannya dan dilsolast
sambil menunggu hasu pererlksaan laboratorum, apabila dalam
pemeriksaan anre-mOlleJn rernyata bahwa hewan potong tersebut
sedang saku yang belum dapat ditentukan jenis penyakitnya.
(6) Hewan potong ditolak untuk disembelih dan kemudian
dimusnahkan menurut ketentuan yang berlaku di rumah
pemotongan hewan atau di tempat pemotongan hewan atau
tempat lain yang ditunjuk, apabila dalam pemeriksaan ante-
morrem rernvata bahwa hewan potong tersebut menderita atau
menunjukkan geinla penyakit
3. ingus jahat (malleus).
b. anemia COnlagiosa "quorum.
c. rabies.
d. pleuro pneumonia contagiosa bovum.
c. morbus I1Id<:ulosusequorum.
f. rindefpe5c.
g. variola ovina.
h. pestis bovina.
76 ~,,,,- "-q.fA,cy....@N,""""1""qr......,@_@[J.i
i, blue tongue akur..
j. tetanus.
k, radang limpa (anrfrl'ax)
I. radang laha (gangr;u"n:l pmrny.,pmllfosi1/blilCk leglboutvuur).
m. busung gawat (malignant oedema/para boutvuurlgangraena).
n. sacharomycosis (selangkanganl
o. mycotoxicosis baik akur maupun kronis,
p. colibaclllosis.
q. anthae epizzoticae.
f. txnutismc«
s. listeriosis.
(. toxoplasmosis akLiI.
(7) Peruhahan msngenai jeni~ penyakit sebagaimana dimaksud dalam
ayat, (4) LI~II (6) dilela',JII.Hl.oleh Direktur lenderal Peternakan.

Pasal7
(1) Penyembelihan dapat dilakukan dengan perningsanan atau tanpa
pemingsanan tertenrn dahulu.
(2) Menyembelih hewan POIOI)g dilakukan oleh juru sembellh Islam
menurutlata cara yanz sesuai dengan Fatwa M~jelis Ulama tndonesia
antara lai n:
a. mernutusjal an nafas (hu}qum)
1>. memutus [alan rnakanan (mari)
c. rnernutus dua urar nadi (wadjajn), dan
d. membaca basmallah sebelumnya.
(3) Apabila hewan porong sebelurn disembelih dipingsankan terlebih
dahulu rnaka pemingsanannya dilakukan sesU'Iidengan ratwaMajeJis
Uiama lndonesia.

Pasal 8
Seielah hewan ",ulung y~ng disembelih tidak bergerak dan darahnya
berhenti mangalir, dilakukan penyelesaian penyembelihan sebagai berikut:

7]
a. kepala sampai batas tulang lener dan kaki mlliai dari tarsuslkarpus
dipisahkan dari badan;
b. hewan digantung;
c. qikuliti:
d. isi perut dan dada dike] urkan; dan
e. karkas dib~lah mernanjang dengan ujung leher rnasih terpaut.

Pasal9
(1) Pemeriksaan posl-mortem dilakukan;
a. terhadap dagingdan bagian-bagian hewan potong lainnva secara
utuh;
b. segera setclah pcnyelesaian penyembelihan;
c. olen petugas penieriksa yang berwenang;
d. di ruangan dalam rumah pemotongan hewan -atau tempat
pemotongan hew.an yang terang dan khusus dtsediakan untuk itu;
e. dengan menggurrakan pi~;dUtajam dan alar-alar lain yang bersth
serta tidak berkarat, yang kemudian harus dibersihkan dan
dlsueikan hamanya serelah dipergunakan.
(2) Ketentuan mengenai p.emeriksaan post-mortem sebagairnana
dimaksud dalam ayat 11)diberlakukan pula terhadap 'daging hewan
potong yang penyeiTI!:>elihanrrva di lakukan secara darunn di luar rumah
pernotongan hewan atau ternpat pemotQngan hewan.
(3) Kelentuan rnengenai pemeriksaan post-mortem sebagairnana
dimaksud dalam ayat (1) huruf d tidal. berlaku bagi penyembellhan
hewan potong untuk keperluan agama dan adat,

Pasall0
Pemeriksaan posr-1I1'Qrlemdirnulai dengan pernerlksaan sederhana dan
apabila diperlukan dilengkapi dengan pemeriksaan mendalam.

Pasal 11
(1) I>.emeriksaansederhana mehpuu:
a. pemeriksaan organolepuk yaftu terhadap bau, warna, konsistensis:

78
dan
b. pemeriksaan dengan cara melihilt,meraba, dan menyayat.
(2) Pemeriksaan sederhana sebagaimana dlmaksud dalam ayat (1)
dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
a. pernerlksaan kepala dan lidah yang dllakukan secara lengkap
dengan cara melibat, rneraba dan menyayat seperlunya alat-alat
pengunyah (massete) serta kelenlar-keleniar sub maxillaris dan
pa'9ridea, re.t,ophafYrl(:ealis dan tonsit.
b. Pemeriksaan organ rongga dada yang dilakukan dengan eara
rnelihat, meraba dan rnenvavat seperlunya:
1) oesophagus.
2) larynx
3) lrachea

4) paru-paru serta kelenj;l( paru-paru yang meliputi keleniar


bronchiesnum anteriQr, medialis dan posterior;
5) jantung dengan memperhatlkan pericardium, epicsrdium,
myocardium, enaocerdium dan katub jantung:
61 i.li frgma;
c. Pemeriksaan organ rongga perut yan_g dilakukan dengan cara
melihat, rneraba dan rnenvavat seperlunya:
1) hati dan Iimpa

2) ginja' m.eliputl caps.ul, correx dan medulanya


3) usus beserta kelenjar mensenterialis
d. Remeriksaan alat genetalia dan ambringyang dilakokann hila ada
penyakil yang dicurlgai:
P.. Remeriksaan karkas yang dilakukan dengan mellhat, rneraba, dan
menyayat seperlunya kelenjar prescapu/aris stJperfiGia/is~
inguanails ptofunda!supramammalia, axillar/s, iliaca dan poplitea.

Pasal12
(1) Pemeriksaan rnendalam dilakukan:
a. terhadap semua dagingdan bagian hcwan poteng yangdisembelih
tanpa pemeriksaan ante-mortem.

79
b. terhadap SemU3 daging dan bag ian hewan potong sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4), kecuali apabtla dalam
perneriksaan sederhana ternyata bahwa penyakit yang dlderitanya
rnerupakan penyaklt ringan yang bersifat lokal:
c. apabila berdasarkan pemeriksaan sederhana terdapatkelaian yang
menyebabkan perlunya pemerlkssan frlendalam.
(2) Pemeriksaan seeara mendalam berupa penerapan salah satu atau
beberapa tlndakan-tindakan sebagaf berikut:
a. pengukuran pH dagl ng;
b. ujl permulaan pernbusukan daging;
c. uji kesempurnaan pengeluaran dareb:
d. uji memasak dan memanggang Iuntuk pejantan);
e. pemerlksaan mikrobiologi dan parasitologi:
f. pemeriksaan residu antlbiotika dan hqrmon;
g. pemeriksaan zat warna ernpedu,
(3) Dalam hal dflakukan pemeriksaan mendatam, rnaka keputusan
rnengenaiperedarandaging dan nasi I ikutan yangberasaldari hewan
potong yang bersangkuran ditunda sarnpai selesainya pernertksaan.

Pasal 1'3
Petugas perneriksa mempunyai wewenang untuk mengiris,membuang
seperlunya bagran-bagian daging yang tidak layak untuk konsurnsl,
mengambil baglan-baglan daging untuk keperluan pemerlksaan rnendalam,
menahan daging sepanjang diperlukan dalarn rangka pemeriksaan
rnendatam serta memerintahkan pernusnahan dagln'g yang dllarang
diedarkan dan dikonsurnsi.

Pasal14
(1) Berdasarkan hasll pernerlksaan pose-mortem, petugas pemeriksa
menyatakan bahwa daging yang bersangkutan:
a. dapat diedarkan untuk konsumsi:
b. dapat diedarkan untuk konsurnsi dangan syarar sehelurn
peredaran:

80
c. dapal disdarkan unluk konsurnsi dengan syarat selama peredaran,
atau
d. dilarang diedarkan dan dlkonsurnsi.
(2) Daging sebagaimana dlrnaksud dalarn ayat (1) hurut a adalah daging
yang sehat dan aman bagi konsumsi manusia, yaitu.
a. daging dari hewan potong yang tidak menderua suatu penyakit;
b. daglng dari hewan potong yang men<,lerita penvakit a.rthritis,
hernia, ftaktum, abec, epithelimia, actinomycosis, actinobacillosis
dan maslitis serta penyakit lain bersifat setelab.bagian-bagian yang
layak untuk konsumsf mall usia dibuang.
(3) Dagingsebagatrnana dirnaksud dalam ayat (1) hurufb adalah daging
yang rnerupakan bagi~n dan hewan potongvang rnenderita ~nyakit
sebagahnana tercanuun dalarn kolorn 2 dan harus dikenakan perlakuan
tertentu sebagaimana tercanturn dalam kotom 3 Lampiran I Surat
Keputusan ini.
(4) Daging sebagairrtanadtmaksud dalarn avat (1) hurufc adaiah daging
yang warna, konsistensi atau baunya tidak normal, septich3emia,
caclllilxia/ hydrops dan op.dema, yang penjuatannya di lakukan di rumah
pemotongan hewan atau ternpar pemotongan hewan, ternpat
peruualan lain yang ditunjuk dan di bawah pengawasan peiugas
pemeriksa yangberwenang setelah bagian-bagian yang tidak layak
dikonsumsi manusia dlbuang,
(.5) Daging sebagaimana dirnaksud dalam ayat (1) huruf.d adalah daging
yang berbahya bagi konsumsl manusia berasaJ dari hewan potong
yang mengandung penyakit;
a.. ingus [ahat (m~lIeus).
b. anern ia conzagresa equorum.
c. rabies.
d. pleuro pneumonia conragrosa bovum.
e. morbosmscuiosusequorum.
f. (ind~rpe5t.
'g. variola ovina.
h. pestis bovina.
i. blue lOJ)gu~akut,

81
,. tetanus.
k. radang limpa (anthrax}
I. radang laha (gangraena emphysematosalblackleglbolltvuur).
m. busung gawat ( malignant oeaema/paral:ioutvuur/g~ngraena).
n. 5acharomy'~osis(selangkangan)
o. mycotoxicQsi.s· baik. akut rnaupun khronis.
p. coJibacillosis.
q, anthae epizzoticae.
r. botulismus.
s. listeriosIs.
t. toxop/~smo5i,akut.
u Iuberculosisyang sjfatnva .ektensif;
v, Salmonellosis;
VII. Cysricercosis dengan infestasi berat;

x. Trhicinelbsis dengan infe~tasi berat;


y. Mengandung resldu pestisida, opal, hermon, atau Bahan kimia
lain yang mernbahavakan manusla.

Pasal15
(1) Hasil keputusan pemeriksaan post-mortem olen petugas pemeriksa
sebagaimana dirnaksud dalam Pasal 14 avat (1), dinyarakan dengan
cara mernberi tanda atau stempel pada daging yang b'ersangkutan
df'ngan menggunakan zat wama yang ridak membahayakan kesehatan
maausia serta dalam bentuk, model, ukuran dan tulisan sebagairnana
tercantulli dalam lampiran II Sural Kepul\lSan ini.
(2) Pemberian tanda atau stempel pada daging sebagaimana dimaksud
dalam Pasal14ayat (1) huruf b dilakukansetelah dikenakan perlak.uKan
sebagairnana dirnaksud dalam Pasal14 ayat el),
(3) Pemberian tanda at-au stemoel pada eJaging harus sedemikian rupa
sehingga apabila dilakukan pemotongan karkas lebih lanjut, tanda
arau srempel terseburrnasih narnpak pada bagian karkas atau potongan
daging.

82
BAB III
TATA CARA PENANGANAN DAGING
Pasal16
(1) Daging sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a
sebelum diedarkan harus dilayukan selama sekurang-kurangnya 8 jam
dengan cara menggantungkannya di dalam ruang oelavu yang sejuk,
cukup ventilasi. terpelihara baik dan hyglenls.
(2) Daging sebagairnana dimaksud delam Pasal14 ayat (1) huru] GIIClllya
boleh diedarkan setp.lah nikpnnbn pprl"kllan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat (3) di rumah pernotongan bewan atau ternpat
pemotongan hewan yang bersangkutan atau rurnah pernotongan
hewan atau lempat pemotongan hewan lain, dengan ketentuan
ppmpnllh~n persyaratan Ietap menjadl tanggung jawab rumah
pemotongan hewan atau tempat pemotongan hewan yang
bersangkutan.
(3) Daging sebagaimana dimak.sud dalam Pasal14 ayat (1) huruf c hanya
boleh dtedarkan seielah dikenacan perlakuan sebagalmana tercamcm
dalam Pasal 14 ayal (4)
(4) Dagingsebagaimana dimaksud dalam PA~n114avat (1) huruf d harus
diternpatkan di tempat yang knusus dan dimusnahkan dengan cara
yang sesuai dengan petunluk oetugas perneriksa,

Pasal17
Terhadap daging yang diedarkan tidak boleh ditambahkan bahan atau zat
yang dapat mengubah warna asllnya,

Pasal18
(I) Dalam penanganan daglOg harus dicegah kontak antara daging
tersebut dengan lantai dan dijaga agardaging tidak tetkontaminasi.
(2) Apabila diperlukan membagi karkas menjadi 4 (empat) bagian atau
kurang maka pembagian tersebut harus dilakukan dalam keadaan
tergantung dan apabila dlperlukan pemotongan lebih lanjut harus
drsedtakan meja khusus untuk ItU.
(3) Daging dalarn bent uk tanpa lulang harus didinginkan sampai suhu
to· C atau kurang, atau di bekukan sampai suhu -15" C dan ha rus
dibungkus atau dikemas dengan balk.

83
Pasal19
(1) Dalam pemindahan karkas, isi rongga perut dan dada dari rumah
pemotongan hewan arau tp.mpal pemolongan hewan ke alar
pengangkinan dari alai pengangkutan ke rempat penyimpanan atau
ternpat penjualan daging harus dlhindarkan adanya kontaminasi.
(2) Daging yang sudah dilayukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
ayat ('1) dapar dlangkut dalam bentuk karkas atau daging tanpa tulang.
(3) Dalarn pengangkuta» karkas atau baglan karkas harus tetap dalam
keadaan tergantung dan lerpisah dari mngga peru! dan dada serta
bagian hewan porong lainnya.
(4) Selama dalam pengangkutan tidak diperkenankan seorang pun berada
di ruang daging dari kendaraan pengangkutan daging.

Pasal20
(1) Setrap pengangkutan daging untuk tujuan Daerah Tingka! II, Daerah
Tingkat I atau negara lain, harus dilengkapi dengan Sural Keterangan
Kesehatan dan Asal Daging yang dlkeluarkan oleh petugas pemertksa
yang berwenang.
(2) Oalam hal pengaogkutan anrar pulau dan ekspor harus mernenuhi
persvaratan karantlna hewan yang berlaku.

Pasal 21
(1) Ruang daglng dari kendaraan pengangkutan daging tidak boleh
digunaken untuk tujuan lain daripada pangangkutan daging.
(2) Ruang daging sebagalrnana dalam avat (1) harus memenuhi syard!
sebagai berikut:
3. terbuai dari bahan anti karat, berlantai tidak licin, her~uclLlt
pertemuan anrar dlnding melengkung, dan mudah dlbersihkan:
b. dilengkapi dengan alat gantung dan lampe penerangan yang
orkup;
c. untuk pengangkutan daging yang memerl ukan waktu lebih dari 2
jan) harus bersuhu setinggl.1Inui nya 1()<lCdan waktu pengangkuran
daging heku bersuhu sellnggi.lingginya ·15°C.
(3) Selama dalam perjalanan ruang daglng harus ditutup.

84
Pasal22
Tempat penjualan daging di pasar harus:
a. terpisah dari tempat penjualan komodltl lain;
b. bangunannya permanen dengan lantai kedap air, ventilasi cukup,
langit-langit yang tidak mudah lepas bagian-bagiannya, dinding
tembok yang permukaannya licin, dan berwama terang atau yang
terbuat dar; persolin putih mempunyai loket yang bagian atasnya
d.lengkapi dengan kawat kasa atau alat lain untuk rnencegah
masuknya lalat atau serangga la;nnya serta dilengkapi dengan
lampu penerangan yang cukup;
c. disedlakan meja berlapis porselln putih dan tempat serta alat
1>'lr1~antung daging yang terbuat darl bahan yilASlidak karat;
d. selalu tersedia airbersih yang cukup untuk keperluan perubersihan
tempat pen] ualan dan tempat pencucian tangan;
e. selalu dalam keadaan bersih.

Pasal23
Daging beku dan daging dingin yang dirawarkan urnuk dijual di ioko
daging dan pasar swalayan harus dltempatkan di dalam:
a. alat pendlng;n;
b. kotak pamer berpendingin dengan suhu yang sesuai dengan suhu
daging y~ng dilcngkapi dengan lampu yang pantulan cahayanya
tidak merubah wama asli daging.

Pasal24
Daging yang dijual dengan menjajakannya keliling dari rumah ke rumah
harus ditempatkan di dalam wadah yang memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
.:I. mcmpunyai tutup;
b. sedapat-dapatrwa berwarna putih;
c. bagian dalamnya dilapisi dengan bahan yang tidak karat.

115
BAB IV
PENANGANAN HASIL IKUTAN DAN lIMBAH
Pasf!.12S
(1) Hasil ikutan dapat dirnanfaaikan UntUKkeperluan konsurnsi rnanusia,
bahkan baku, makanan ternah dan ikan, atau bahan baku industri.
(2) P·enanganan hasil ikutan dilakukan sesua] dengan sasaran
pemanfaatannya.
(j) Hasil ikutan yang tidak dimanfaatkan rnerupakan limbah.

Pasal26
Penanganan limbah dilakukan sesual ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
SAllNAN Surat Keputusan ini disampaikan Kepada Yth:
t . Menteri koerdinator ~idang Ekuin dan Pengawasan
Pembangunan;
2. Menteri Dalarn Negeri:
3. Menteri Kesehatan;
4. Kep",la Badan Peng,awas Keuangan dan Pembangurian;
5. Inspektur Ienderal Departemen Pertanian;
6. D1rektur lenderal PemberantasanPenvakit Menular dan Penyehatan
Llngkungan Pemukiman, Departemen Keseharan;
7. sekretaris lenderal Departeman I'ertanian;
8, Para Direktur Jenderal dan Kepala Badan di lingkungan
Departeman Pertanlan;
9. Para Gubernur KDH TK.I seluruh Indonesia;
10. Para kepala kantor Wila~ah Departemen Pe~niar1 dl s.eJuruh
Indonesia
11. Para Kepala OJnas Petern~kan Pernef ntah Daerah Tingkat I dan
Pemerintah Daerah Ti'ngkat II seluruh Indonesia.

86
LAMPIRAN I: SURAT KEPUTUSAN MENTER I PERTANIAN
Nomor 413iKptsrrN.310/7/1992
Tanggal 25 lull 1992
Tentang Pemotongan Hewan potong dan PenangananOaging
serta Hasil Ikutannya.

N. lent~ Penvaktt
j
Perlakuan K.,
~ 2 3 4
1 Trlehlnell.sis
a. deftSlin In(tst4si Pemenasan a'au memas.k
flngan dag.ing terseba I .s.,hln88)
p:.n.asny" bttn., ..bonar ''ampoii
~t'1dall'1m 1,.I&an
d:Jging/ sh:riJlooli
h. dQl\s ...n if'lfc5tasi Sl:el'iJi$iII41denSl'In pcnlanafoi\l\
YCL"&rlng.n .,.t-;\U pc:ma& .. t.... tl a_'''l';fr~1di aeas
•• hlngs' Ijd.~ atotu penytmpanan sekurang .
menl.Dl'bullc.an kura.ngnya .el.",a 3 minggu
ganggu.nylng dalam s-uhu 15. C
bet.'11
Cy.ticcroli. Pema.n.._wn atau memluk
d.gfnS ttr5ebut 6ft1lnC:CA
p-anamy. 'be.nar.lwon.tT s..mpa.i
ke dalam iTI.",
d~8in8/1teril:.••• 1
2 A d(l:ns.n Infea-t'25l StClril1s.a.si dens.n J:o'cmllnas"n Selbtuh org4lln
rln8·n abu pomQ\)oktl" Icptrtl dl .. tA~ PCI'UI
IItou -penyim pol'''Ilt &ekUrl1J1g- dlml.J$nok~J\
kur.angnYtl8E!lanl' 10 hari
dalam auhu 10 CI C
b. dcnsan infest.1$l OtlOlyur...an .tkur~r\8-kurangnya Selur-uh or.s~n
yans rln&an serame 10 jam dati waktu petur
Hhl""4 tldak pemotongan dimu.s.nlkln
mtnimbulkan
,.n,&"I" yang
ber.r-ti
3 Coryz,) Oitcbus 'Fern otonSln
Gangtaen051 dna~u...k.n m_h,m
bo\'um/Malig".ant hOJri
("'"tAnh_I
Flly,'r/~rYine
M3Hsn""1
ca.t.ar1h~11rt!nyakit
InjSuCiOlU

• H3emorhasl.
"plle.min
Bagian karkls
yans le.tinftlcsi
5 Influen.. Oirebus dan scluruh
arg..n perut
di:mu.sn~k::an

87
No leni. Penvakit Perlakuan K.t
I 1 • 3 4

6 Piroplasmosis/Ba Dllayukan sekurang-kurangnya Bagian korkn.


bestests selama 10J"'" dad waktu yang torinlok.i
7 Surr./tryponoso pemotongan don seluruh
Ini.Q~is SterlJisas i organ perut
S Sareesperidiosls dimusnak"n
denS"" inlestasi Stttilisasi
rin8"n Scluruh o'8"n
9 Morbus Aujezkl perut, .mbing.
10 Brucellosis DiJayu.kansckur."g·lmrangnya lymphogl.ntlul.
selama 24 lam dari waktu dan tulong horus
pen_10lo11ga.t1 dlmusnakon

11 Tuberculosis Direbus Selurug orgon


salwan
pemapasan dan
amblng
dJmusnakan

MENTERI PERTANIAN

ltd

Ir. WARDOYO

88
LAMPIRAN n SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN
Nomor 413/KptsITN.310/711992
Tanggal 25 Iuli 1992
Tcntang Pemotongan Hewan polong dan Pcnanganan
Daging serta Hasil Ikutannya.

A. SENTUK/MODEl UKURAN DAN TULISAN TANDA STEMPEL


DAGING HEWAN, BENTUK/MODEl DAN UKURAN:
jenls Hewan
No Potong Bentuk / Model Ukuran
1 Sapi Bulat la.ri-Ian 5 em

§N" Tengah
bawah

:2 Kerbau Segi ernpat serna sisi Masing-rnasing

g Atas

Tengah
bawah
sisi 8 em

3 Kuda

Tengah 8A~
Segitiga sarna sisi Masing-masing
sisl8em

bawah

4 Kambing Bulat [ari-jar] 3 em

§At" Tengah
bawah

89
([5}fd(}/ln(M"brla/ll/ l!l;;a C@ara
PEMOTONGAN HEWAN
SECARA HALAL
~ uku ini memiliki makna yang cukup penting dalam
Q1 membangunparadigmabarumasyarakat,khususnya
Umat Islam untuk lebih kritis menyikapi kebutuhan
pentingnyakehalalansuatu produkyang akan dikonsumsi,
digunakan dan dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Kehalalan produk hewan yang dikonsumsiterbukti secara
signifikan mampu mempengaruhi pembentukan karakter
umat khususnya Umat Islam baik dari aspek gizi dan
keseimbanganmental, terutama bagi pertumbuhandi usia
dini.
Bukuinijuga membahasfenomenayangberkembang
tentang halal haramnya suatu produk hewan yang
dikonsumsi. Hewan halal yang akan d.nsurrJ_ dapat
menjadi haram apabila prosesnya tidak sesLtt~· ngan
rukun, syarat serta tata cara penyembelihansib mana
diaturdalamAI-Qur'andanAI-Hadits.Berkembang teknik
penyemb oton' secara manualmaupun
didahuluiden emln9sanan~tun_ menuntut
usus bagi para produsen rumah potong
hewan,tenagapenyembelihmaupunmasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai