Anda di halaman 1dari 45

I

MUQODDIMAH
Segala puji hanya milik Allah dan bagi Allah,
sholawat dan salam mudah-mudahan senantiasa tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad yang tidak ada lagi
Nabi setelahnya.
Dengan segala keterbatasan manusia, alhamdulillah
buku ini selesai. Buku yang berisikan tentang ibadah yang
utama bagi manusia, yakni sholat. Ditambah dengan
kewajiban bersuci sebagai syarat sah nya sholat.
Berbagai madzhab yang ada di dunia islam dan empat
madzhab yang terkenal (yang kita kenal), hanafi, maliki,
syafi’i, dan hambali. Dalam buku ini, penulis lebih
mengambil pendapat dari madzhab syafi’i dan tidak
menutup kemungkinan ada pendapat selain dari madzhab
syafi’i tersebut.
Tentunya banyak kekurangan penulis dalam
menuliskan tulisan ini. Penulis berharap dan menunggu
dari pembaca kritik dan sarannya untuk perkembangan dan
kemajuan penulis itu sendiri khususnya maupun para
pembaca itu sendiri.
Mudah-mudahan Allah memberikan kepada kita
hidayah yang senantiasa menuntun kita dalan beramal
sholih dan kesehatan yang menjadikan kita mampu untuk
menjalankannya.

II
Muhamad Fauzi Miftah

Mudah-mudahan Allah mengampuni nya, kedua orang


tuanya dan segera dipertemukan dengan pasangannya.

Ahad, 3 Dzul hijjah 1443 H/ 3 Juli 2022

III
DAFTAR ISI

MUQODDIMAH ..................................................................... II
DAFTAR ISI .......................................................................... IV
THAHARAH ............................................................................ 1
1. Pengertian Thaharah .......................................................... 1
3. Macam-Macam Najis ......................................................... 1
4. Benda Najis Yang Menjadi Suci ........................................ 2
5. Tata Cara Membersihkan Najis .......................................... 2
6. Macam-Macam Air dan Hukumnya ................................... 2
7. Syarat Sah Batu Untuk Istinja’ ........................................... 3
8. Tanda-Tanda Baligh .......................................................... 4
9. Haid dan Nifas ................................................................... 4
10. Larangan Bagi Orang Yang Hadats.................................. 4
11. Macam-Macam Aurat ...................................................... 6
WUDHU .................................................................................. 7
1. Pengertian Wudhu .............................................................. 7
2. Syarat-Syarat Wudhu .......................................................... 7
3. Rukun-Rukun Wudhu ......................................................... 7
4. Sunnah-Sunnah Wudhu ...................................................... 8
5. Pembatal Wudhu ................................................................ 9
MANDI WAJIB (ADUS) ....................................................... 12
1. Pengertian Mandi Wajib .................................................. 12

IV
2. Sebab-Sebab Mandi Wajib ............................................... 12
3. Rukun Mandi Wajib ........................................................ 12
4. Tata Cara Mandi Wajib .................................................... 12
TAYYAMMUM ..................................................................... 14
1. Pengertian Tayammum .................................................... 14
2. Syarat-Syarat Tayammum ................................................ 14
3. Rukun Tayammum .......................................................... 15
4. Sebab-Sebab Tayammum ................................................ 15
5. Pembatal Tayammum ...................................................... 15
6. Tata Cara Tayammum ..................................................... 15
SHOLAT ................................................................................ 17
1. Pengertian Sholat ............................................................. 17
2. Syarat Sah Sholat ............................................................. 17
3. Rukun Sholat ................................................................... 17
4. Sunnah Sholat .................................................................. 19
5. Makruh Sholat ................................................................. 20
6. Pembatal Sholat ............................................................... 21
7. Tata Cara Sholat .............................................................. 21
8. Sunnah Setelah Sholat ..................................................... 32
9. Sholat Fardhu dan Waktunya ........................................... 32
10. Waktu-Waktu Terlarang Untuk Sholat (baik sholat wajib
maupun sholat sunnah) ......................................................... 34
SHOLAT BERJAMA’AH ...................................................... 35
1. Pengertian Sholat Berjama’ah .......................................... 35

V
2. Syarat-Syarat Imam ......................................................... 35
3. Masbuq ............................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 37
BIOGRAFI PENULIS ............................................................ 38
KARYA PENULIS ................................................................. 39

VI
THAHARAH
1. Pengertian Thaharah
 Thaharah menurut bahasa adalah bersuci atau
membersihkan diri
 Thaharah menurut istilah adalah membersihkan
diri, pakaian, tempat, dan benda-benda lain dari
hadats dan najis dengan tatacara yang telah
ditentukan oleh syari’at
2. Macam-Macam Hadats
 Hadats kecil, yaitu hadats yang mewajibkan
seseorang berwudhu
 Hadats besar, yaitu hadats yang mewajibkan
seseorang mandi (mandi junub/adus)
3. Macam-Macam Najis
 Najis Mugholadhoh (berat), yaitu anjing, babi,
dan segala jenis hal yang berasal dari keduanya.
 Najis Mutawasithoh (sedang), yaitu segala najis
selain dari najis mugholadhoh dan najis
mukhofafah.
 Najis Mukhofafah (ringan), yaitu kencing bayi
yang belum makan apa-apa kecuali ASI dan
umurnya belum mencapai dua tahun.

1
4. Benda Najis Yang Menjadi Suci
 Khomer jika telah menjadi cuka dengan
sendirinya.
 Kulit hewan yang telah menjadi bangkai jika
sudah disamak.
 Semua najis yang telah menjadi hewan.
5. Tata Cara Membersihkan Najis
 Najis Mugholadhoh: cara membersihkannya
dengan dicuci tujuh kali sampai najis tersebut
hilang dan salah satunya dengan tanah.
 Najis Mutawasithoh, ada dua cara:
1. Ainiah: yaitu najis yang memiliki warna, bau,
dan rasa. Cara membersihkannya dengan
menghilangkan warna, bau, dan rasanya.
2. Hukmiah: yaitu najis yang tidak memiliki
warna, bau, dan rasa. Cara membersihkannya
dengan mengalirkan air ke atasnya saja.
 Najis Mukhofafah: cara membersihkannya
dengan menuangkan air ke atasnya sampai merata
dan najisnya harus hilang.
6. Macam-Macam Air dan Hukumnya
Air dibagi menjadi dua, yaitu air yang banyak dan air
yang sedikit.

2
 Air yang sedikit adalah yang banyaknya dibawah
dua qullah (192 liter/216 liter).
 Air yang banyak adalah yang banyaknya diatas
dua qullah.
Hukum air yang sedikit dan air yang banyak.
 Air yang sedikit hukumnya menjadi najis, jika
najis jatuh ke dalamnya, meskipun air itu tidak
berubah warnanya, baunya dan rasanya.
 Air yang banyak hukumnya tidak menjadi najis,
jika najis jatuh ke dalamnya, selama air itu tidak
berubah warnanya, baunya dan rasanya, kecuali
berubah maka menjadi najis.
7. Syarat Sah Batu Untuk Istinja’
 Harus berjumlah tiga batu.
 Mampu membersihkan area yang terkena najis.
 Najis yang akan dibersihkan belum najis.
 Najis yang akan dibersihkan belum berpindah ke
area lain.
 Najis tersebut belum dibersihkandengan benda
lain.
 Najis tersebut tidak melampaui lubang dubur dan
kemaluan.
 Najis tersebut belum terkena najis.
 Batu yang digunakan harus suci.

3
8. Tanda-Tanda Baligh
 Telah mencapai umur lima belas tahun (laki-laki
atau perempuan)
 Mimpi basah pada umur sembilan tahun (laki-laki
atau perempuan.
 Mengalami haid pada umur sembilan tahun
(perempuan)
9. Haid dan Nifas
Masa haid paling sedikit adalah sehari semalam.
Pada umumnya adalah enam sampai tujuh hari.
Adapun masa paling lama adalah lima belas hari.
Masa suci antara dua haid paling sedikit adalah
lima belas hari. Pada umumnya masa suci adalah dua
puluh empat atau dua puluh tiga hari. Dan hakikatnya
tidak ada batasan hari dalam masa suci.
Masa nifas paling cepat adalah sekejap. Pada
umumnya adalah emapat puluh hari dan paling lama
adalah enam puluh hari.
10. Larangan Bagi Orang Yang Hadats
Barangsiapa yang batal wudhunya, maka haram
baginya mengerjakan empat hal:
 Sholat
 Thowaf
 Memegang mushhaf al-Qur’an

4
 Membawa mushhaf al-Qur’an
Barangsiapa yang sedang junub, maka haram baginya
mengerjakan enam hal:
 Sholat
 Thowaf
 Memegang mushhaf al-Qur’an
 Membawa mushhaf al-Qur’an
 Berdiam di masjid
 Membaca al-Qur’an
Barang siapa perempuan yang sedang haid, maka
haram baginya mengerjakan sembilan hal:
 Sholat
 Thowaf
 Memegang mushhaf al-Qur’an
 Membawa mushhaf al-Qur’an
 Berdiam di masjid
 Puasa
 Di cerai (Tholaq)
 Berjalan melewati masjid jika ia takut akan
mengotorinya
 Mencari kesenangan dengan apa yang ada di
antara pusar dan lutut (bersetubuh)

5
11. Macam-Macam Aurat
 Aurat laki-laki adalah antara pusar dan lutut
 Aurat perempuan adalah seluruh badannya
kecuali wajah dan telapak tangan
 Aurat perempuan dihadapan laki-laki yang bukan
mahram adalah seluruh badannya
 Aurat perempuan dihadapan laki-laki yang
mahram dan wanita adalah antara leher dan lutut
(jangan pakai baju seksi kecuali dihadapan suami)

6
WUDHU
1. Pengertian Wudhu
 Wudhu menurut bahasa adalah bercahaya.
 Wudhu menurut istilah adalah membersihkan
anggota-anggota wudhu untuk menghilangkan
hadats kecil.
2. Syarat-Syarat Wudhu
 Islam
 Tamyiz (orang yang mampu membedakan antara
yang baik dan buruk)
 Suci dari haid dan nifas
 Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke
kulit
 Tidak ada zat yang dapat mengubah air di anggota
tubuh yang dibasuh
 Mengetahui diwajibkannya berwudhu
 Tidak meyakini salah satu rukun wudhu sebagai
sunnah wudhu
 Air yang digunakan suci dan menyucikan
 Berturut-turut tanpa jeda yang lama
3. Rukun-Rukun Wudhu
 Niat, yaitu merencanakan sesuatu sebelum
melaksanakan sesuatu dan tempatnya dalam hati

7
 Membasuh wajah
 Membasuh kedua tangan sampai sikut
 Mengusap kepala
 Membasuh kedua kaki sampai kedua mata kaki
 Tertib (berurutan dan rapih)
4. Sunnah-Sunnah Wudhu
 Menggosok gigi (bersiwak)
 Membaca basmalah
 Membasuh kedua tangan sampai pergelangan
tangan
 Berkumur-kumur sampai menghisap air ke
hidung lalu mengeluarkannya
 Menyela-nyela jari tangan dan kaki
 Membasuh setiap anggota wudhu sebanyak tiga
kali, kecuali mengusap kepala dan telinga sebanyak
1 kali saja
 Mendahulukan anggota wudhu yang kanan dari
pada yang kiri
 Melebihkan basuhan dan usapan dari bagian
anggota wudhu yang seharusnya
 Menghemat air
 Berdo’a setelah berwudhu

8
5. Pembatal Wudhu
 Keluar sesuatu dari dubur dan kemaluan, seperti
kentut kecuali air mani
 Hilangnya akal, seperti pingsan dan tidur kecuali
tidur dalam keadaan duduk
 Bersentuhan kulit laki-laki dan perempuan yang
sudah dewasa disertai syahwat
 Memegang kemaluan atau dubur, dianjurkan
berwudhu lagi.
6. Tata Cara Berwudhu
 Berniat dalam hati untuk menghilangkan hadats.
 Membasa basmalah
 Membasuh kedua telapak tangan sebanyak tiga
kali.
 Mencinduk air dengan tangan kanan, lalu
memasukannya kedalam mulut (berkumur-kumur
atau madmadho) dan menghirupnya ke dalam
hidung sekaligus melalui satu cidukan tersebut,
sebagian air untuk berkumur-kumur dan
sebagiannya lagi untuk hidup. Kemudian air
tersebut dikeluarkan (istintsar) dengan tangan kiri.
Hal ini dilakukan sebanyak tiga kali.
 Membasuh seluruh wajah sebanyak tiga kali dan
menyela-nyela jenggot. Batasan wajah adalah dari

9
batasan tumbuhnya rambut normal, lalu batasan
telingan dan jenggot.
 Membasuh tangan kanan kemudian tangan kiri
sampai sikut sebanyak tiga kali.
 Mengusap seluruh kepala dengan cara mengusap
bagian depan lalu ditarik sampai belakang
kemudian ditarik kembali ke depan, dan dilanjutkan
dengan mengusap telinga dilakukan sebanyak satu
kali tanpa mengambil air baru.
 Membasuh kaki kanan kemudian kaki kiri sampai
mata kaki, sambil menyela-nyela jari-jemari kaki.
Hal ini dilakukan sebanyak tiga kali.
 Berdo’a setelah berwudhu.
َ َ َ ُ َ ْ َ ُ ََّ ََّ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ
ُ‫يك َ َُل َوأ َ ْش َهد‬
ِ ‫أشهد أن ال إَِل إِال اَلل وحده ال‬
‫َش‬
َ‫اج َعلِْن م َِن الََّ ََّوابني‬ َّ ُ ُ ُ َ َ ُ ُ ْ َ ً ََّ َ ُ ََّ َ
ْ ‫اللَ ُه ََّم‬
ِ ِ ‫أن ُممدا عبده ورسوَل‬
َ‫اج َعلِْن م َِن ال ْ ُم َت َط َّهرين‬
ْ ‫َو‬
ِ ِ ِ
ASY-HADU ALLA ILAAHA ILLALLAH
WAHDAHU LAA SYARIKALAH WA
ASYHADU ANNA MUHAMMADAN
‘ABDUHU WA ROSULUH,
ALLOHUMMAJ’ALNII

10
MINATTAWWAABIINA WAJ’ALNII
MINAL MUTATHOHHIRIIN’

Artinya: Aku bersaksi bahwasanya tiada


sesembahan yang benar kecuali Allah semata, tidak
ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya
Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya
Allah, jadikanlah aku hamba yang bertaubat dan
jadikanlah aku sebagai orang yang bersuci

11
MANDI WAJIB (ADUS)
1. Pengertian Mandi Wajib
 Mandi Wajib menurut bahasa adalah mengalirkan
air ke seluruh tubuh.
 Mandi Wajib menurut istilah adalah mengalirkan
air ke seluruh tubuh dengan niat untuk
menghilangkan hadats besar.
2. Sebab-Sebab Mandi Wajib
 Bersetubuh (hubungan suami istri)
 Keluar air mani (sperma)
 Haid dan Nifas
 Melahirkan (persalinan)
 Masuk Islam (mualaf)
 Meninggal dunia
3. Rukun Mandi Wajib
 Niat untuk menghilangkan hadats besar
 Mengalirkan air ke seluruh tubuh
4. Tata Cara Mandi Wajib
 Berniat dalam hati untuk menghilangkan hadats
besar.
 Membasuh kedua telapak tangan.
 Mencuci kemaluan dengan tangan kiri.

12
 Berwudhu seperti berwudhu untuk sholat.
 Menyiramkan air ke kepala sebanyak tiga kali dan
menyela-nyela rambutnya.
 Mengalirkan air ke seluruh badan secara merata.
 Membasuh kedua kaki.

13
TAYYAMMUM
1. Pengertian Tayammum
 Tayammum menurut bahasa adalah menuju atau
bermaksud.
 Tayammun menurut istilah adalah bermaksud
menggunakan debu atau tanah (yang suci) untuk
mengusap wajah dan kedua tangan agar bolehnya
melakukan kewajiban sholat dan yang semisalnya.
2. Syarat-Syarat Tayammum
 Harus menggunakan debu.
 Debu yang digunakan suci.
 Debu yang digunakan bukan bekas debu yang
digunakan orang lain.
 Debu yang digunakan tidak bercampur dengan
tepung dan yang semisalnya.
 Berniat untuk mengerjakan tayammum.
 Mengusap wajah dan kedua tangan sebanyak dua
kali tepukan.
 Menghilangkan najis yang ada di badan terlebih
dahulu.
 Berusaha menghadap kiblat sebelum
melaksanakan tayammum.
 Melaksanakan tayamum pada waktu sholat akan
dilaksanakan.

14
 Melaksanakan tayammum setiap akan sholat
fardhu.
3. Rukun Tayammum
 Berpindahnya debu.
 Berniat.
 Mengusap wajah.
 Mengusap kedua tangan.
 Tertibb pada setiap usapan.
4. Sebab-Sebab Tayammum
 Tidak ada air.
 Sakit.
 Sedang dalam perjalanan (safar).
 Ada air namun lebih dibutuhkan untuk keperluan
lain daripada untuk bersuci.
5. Pembatal Tayammum
 Setiap yang membatalkan wudhu, maka
membatalkan tayammum juga.
6. Tata Cara Tayammum
Ada dua cara bertayammum, yang pertama:
 Tepukkan kedua tangan di tempat yang ada debu
bersih dan suci.

15
 Lalu, usapakkan ke telapak tangan kanan sampai
ke pergelangan tangan dengan tangan kiri dan
mengusap telapak tangan kiri sampai ke
pergelangan tangan dengan tangan kanan.
 Kemudian, usapkan ke wajah.
Yang kedua:
 Tepukkan kedua tangan di tempat yang ada debu
bersih dan suci.
 Lalu, tiup telapak tangan tersebut dan usapkan ke
wajah.
 Kemudian, usapakkan ke telapak tangan kanan
sampai ke pergelangan tangan dengan tangan kiri
dan mengusap telapak tangan kiri sampai ke
pergelangan tangan dengan tangan kanan.

16
SHOLAT
1. Pengertian Sholat
 Sholat menurut bahasa adalah do’a
 Sholat menurut istilah adalah setiap perkataan dan
perbuatan yang dibuka dengan takbir dan ditutup
dengan salam disertai niat untuk ibadah taat kepada
Allah subhanahu wa ta’ala.
2. Syarat Sah Sholat
 Suci dari hadats besar dan hadats kecil.
 Pakaian, badan, dan tempat harus suci dari najis.
 Menutup aurat.
 Menghadap kiblat.
 Telah masuk waktu sholat.
 Memahami hukum mengerjakan sholat.
 Tidak meyakini syarat wajib sholat sebagai
sunnah.
 Menjauhi hal-hal yang membatalkan sholat.
3. Rukun Sholat
 Berniat dalam hati untuk melaksanakan sholat.
 Berdiri bagi yang mampu (untuk sholat wajib).
Sedangkan, sholat sunnah boleh dikerjakandalam
keadaan duduk meskipun mampu berdiri.

17
 Takbirotul ihrom ( ucapan “Allahu Akbar” di
awal sholat).
 Membaca surat al-Fatihah.
Catatan:
Dalam sholat jahriyyah (maghrib, isya, dan
shubuh), makmum cukup mendengarkan bacaan
surat al-Fatihah imam. Sedangkan, dalam sholat
sirriyyah (dzuhur, ashar, dan juga roka’at ketiga
dan keempat), imam dan makmum membaca
surat al-Fatihah masing-masing.
 Ruku’ dan thuma’ninah (tidak tergesa-gesa)
 I’tidal dan thuma’ninah.
 Sujud dua kali dalam satu roka’at, disertai
thuma’ninah.
 Duduk di antara dua sujud, disertai thuma’ninah.
 Duduk tasyahud akhir.
 Membaca bacaan sholawat setelah bacaan
tasyahud akhir.
 Salam.
 Tertib (berurutan dan mengerjakan rukun yang
ada).

18
4. Sunnah Sholat
Dalam madzhab Syafi’i, ada dua macam perkara
sunnah dalam sholat yaitu sunnah ab’adh dan sunnah
hay’ah.
 Sunnah Ab’adh
Sunnah ab’adh adalah perkara yang dianggap
sunnah dalam sholat, jika ditinggalkan, maka cukup
diganti dengan sujud sahwi.
 Duduk tasyahud awal.
 Membaca tasyahud awal.
 Membaca bacaan sholawat setelah bacaan
tasyahud awal.
 Sunnah Hay’ah
Sunnah hay’ah adalah perkara yang dianggap
sunnah dalam sholat, jika ditinggalkan, tidak perlu
kembali melakukannya dan tidak perlu diganti
dengan sujud sahwi.
 Mengangkat tangan.
 Meletakkan tangan di atas tangan kiri.
 Melihat ke tempat sujud.
 Membasa do’a istiftah.
 Membaca ta’awwudz.
 Mengeraskan suara pada sholat jahriyyah dan
memelankan suara pada sholat sirriyyah.
 Mengucapakan “aamiin”

19
 Membaca surat-surat.
 Membaca do’a ruku’ dan sujud.
 Meletakkan tangan di atas paha saat duduk
diantara dua sujud, tasyahud awal dan tasyahud
akhir.
 Membaca sholawat ibrohimiyyah.
 Khusyu’ dalam setiap gerakan sholat. Khusyu’
adalah hati merenungkan apa yang diucapkan
oleh lisan, baik bacaan surat, dzikir, atau do’a
yang dibaca. Semuanya direnungkan dengan
memahami artinya dan ketika itu merasa sedang
diawasi dan bermunajat kepada Allah subhanahu
wa ta’ala. Harus ada khusyu’ dalam setiap
gerakan sholat. Jika tidak ada khusyu’ sam sekali
sejak awal hingga akhir, maka sholatnya batal.
5. Makruh Sholat
 Menoleh saat sholat dengan memalingkan leher
kecuali jika ada keperluan.
 Memandang ke atas.
 Melipat atau mengumpulkan rambut dan
menyingsingkan ujung pakaian di tengah-tengah
sholat.
 Sholat ketika sudah tersaji makanan dan sangat
ingin sekali menyantap makanan tersebut. Tujuan

20
mendahulukan makan adalah agar bisa khusyu’
dalam sholat.
 Sholat dalam keadaan menahan kencing dan
kentut.
 Sholat dalam keadaan kantuk berat.
6. Pembatal Sholat
 Berbicara dengan sengaja.
 Banyak bergerak. Syarat bergerak yang
membatalkan sholat adalah; 1) banyak, 2)
berturut-turut, 3) tidak dalam keadaan perlu.
 Mengetahui ada najis pada pakaian, badan atau
tempat sholat saat sedang sholat.
 Terbuka sebagian aurat.
 Makan dan minum.
 Berhadats sebelum salam yang pertama.
 Berdehem, tertawa, menangis, dan merintih, jika
nampak dua huruf atau gigi.
 Mengubah niat ingin membatalkan sholat.
 Membelakangi kiblat.
7. Tata Cara Sholat
 Berniat dalam hati untuk melaksanakan sholat
yang akan dilaksanakan sesuai pada waktunya.
 Berdiri bagi yang mampu dalam sholat wajib.

21
 Mengucapakn takbir “Allohu Akbar”, sambil
mengangkat kedua tangan sampai di depan kedua
pundak atau sampai dua cuping telinga.
Mengangkat kedua tangan dilakukan pada empat
tempat, yaitu: 1) ketika takbirotul ihrom, 2)
ketika turun untuk ruku’, 3) ketika bangkit dari
ruku’, 4) dan ketika berdiri dari tasyahud awal.
 Kemudian, meletakkan tangan kanan di atas
tangan kiri di dada dan boleh di atas perut (pusar).
 Kemudian, membaca do’a istiftah:
َ‫اع ْدت‬ َ َ‫اي َك َما ب‬ َ َ‫ني َخ َطاي‬ َ ْ ‫َّللَ ُه ََّم بَا ِع ْد َبيِْن َو َب‬
ِ
َّ
ْ‫اللَ ُه ََّم نَ َّقِِن مِن‬ ْ َْ َ ْ َْ ََْ
ِ ‫ب‬ِ ‫ْش ِق والمغ ِر‬ ِ ‫بني الم‬
ُ ْ َ
ْ‫اي َك َما ُي َن َََّق الََّ ْو ُب ْاْلب َيض مِن‬ َ َ‫َخ َطاي‬
َ ْ َ َ َ َ ْ ْ ْ ََّ ُ ََّ َ ََّ
ِ‫سل ِِن مِن خطاياي بِالماء‬ ِ ‫الن ِس اللهم اغ‬
َِ‫َوالََّلْج َوال ْ ََبد‬
ِ
“ALLOHUMMA BAA’ID BAYNII WA BAYNA
KHOTHOYAAYA KAMAA BAA’ADTA BAYNAL

22
MASYRIQI WAL MAGHRIB. ALLOHUMMA
NAQQINII MIN KHOTHOYAAYA KAMAA
YUNAQQOTS TSAUBUL ABYADHU MINAD
DANAS. ALLOHUMMAGH-SILNII MIN
KHOTHOYAAYA BIL MAA-I WATS TSALJI WAL
BAROD
Artinya: Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-
kesalahanku, sebagaimana Engkau menjauhkan antara
timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari
kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih
dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari
kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan embun.”

 Kemudian, membaca ta’awwudz.


 Membaca al-Fatihah.
 Membaca surat-surat dalam al-Qur’an.
 Kemudian bertakbir untuk turun ruku’. Lalu,
kedua tangan di letakkan di lutut dan jari-jemari
direnggangkan seperti sedang memegang erat
lutut. Lalu, posisi kepala sejajar dengan

ََّ َ َ َ ْ ُ
punggung. Kemudian, membaca:
َ‫ح ْمدك‬
َ َ َ َ َّ َ َ َّ ُ
ِ ِ ‫سبحانك اللهم ربنا وب‬

23
ْ ْ ََّ ُ ََّ
‫اللهم اغفِر ِِل‬

SUBHANAKALLAHUMMA ROBBANAA WA
BIHAMDIKA, ALLAHUMMAGHFIR-LII

Artinya: Maha Suci Engkau Ya Allah, Rabb kami,


pujian untuk-Mu, ampunilah aku.”
 Kemudian, bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil

َْ َ َ َ َ ‫َ َ ه ُ َ ْ َ َ ُ َ ه‬
mengucapkan:
ُ‫اْل ْمد‬ ‫ ربنا ولك‬. ‫س ِمع اَلل ل ِمن َحِده‬
SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH
ROBBANA WA LAKAL HAMD

Artinya: “Allah mendengar pujian dari orang yang


memuji-Nya . Wahai Rabb kami, bagi-Mu segala puji.”

 Kemudian, turun untuk sujud sambil membaca


takbir. Mendahulukan tangan atau lutut terlebih
dahulu sesuai kemampuan masing-masing. Cara
sujud adalah menempelkan tujuh anggota tubuh,
yaitu dahi (termasuk hidung), telapak tangan

24
kanan dan kiri, lutut kanan dan kiri, dan ujung
kaki kanan dan kiri. Saat sujud lengan tangan di
renggangkan dan jari-jemari dirapatkan.
Disunnahkan menjauhkan lengan tangan dari
badan, kecuali bagi perempuan tetap dirapatkan
(tidak dijauhkan) untuk menjaga auratnya. Dan
lengan tangan tidak boleh menempel ke lantai

ََّ َ َ َ ْ ُ
seperti duduknya anjing. Kemudian, membaca:
َ‫ح ْمدك‬
َ َ َ َ َّ َ َ َّ ُ
ِ ِ ‫سبحانك اللهم ربنا وب‬
ْ ْ ََّ ُ ََّ
‫اللهم اغفِر ِِل‬
SUBHANAKALLAHUMMA ROBBANAA WA
BIHAMDIKA, ALLAHUMMAGHFIR-LII

Artinya: Maha Suci Engkau Ya Allah, Rabb kami,


pujian untuk-Mu, ampunilah aku.”

 Kemudian bangkit dari sujud sambil bertakbir


tanpa mengangkat kedua tangan. Lalu, duduk
diatas kaki kari, sedangkan kaki kanan
ditegakkan. Duduk ini disebut duduk iftirosy.
Kemudian, membaca:

25
ْ ْ َّ َ ْ ْ َّ َ
ِ ‫ب اغفِر ِِل ر‬
‫ب اغفِر ِِل‬ ِ ‫ر‬
ROBBIGHFIRLII, ROBBIGHFIRLII

Artinya: “Wahai Rabbku, ampunilah aku. Wahai


Rabbku, ampunilah aku.”
 Kemudian, turun untuk sujud yang kedua kalinya
sambil bertakbir tanpa mengangkat kedua tangan.
Caranya sebagaimana sujud yang pertama.
 Kemudian, bangkit untuk melakukan roka’at
yang kedua, ketiga dan keempat. Caranya
sebagaimana roka’at yang pertama. Disunnahkan
sebelum bangkit untuk duduk istirahat seperti
duduk iftirosy.
 Melakukan tasyahud awal. Cara duduknya
seperti duduk iftirosy. Lalu, tangan kiri
diletakkan di lutut kiri, sedangkan tangan kanan
diletakkan di lutut kanan. Lalu, tangan kanan
berisyarat dengan menggemgam jari kelingking,
jari manis, jari tengah dan jempol membuat
lingkaran. Lalu, jari telunjuk memberi isyarat
dengan menunjuk. Kemudian, membaca:

26
ُ‫الصلَ َوات‬ ََّ ‫ت‬ ُ ‫ار ََك‬ َ ‫ات ال ْ ُم َب‬ ُ ‫الَح ََّي‬
ِ َّ
َ
َ‫ك أ َُّيها‬ َ ْ َ َ ُ َ ََّ ََّ ُ َ َّ ََّ
‫الطي ِبات َِللِ السالم علي‬
ُ‫الم‬َ ََّ ُ ُ َ َ َ َ ََّ ُ َ ْ َ َ َُّ ََّ
‫ال ِب ورَحة اَللِ وبرَكته الس‬
ْ
ُ‫ني أش َهد‬ َ َ ِ ‫اْل‬ َ َّ َ َّ َ ََ َ ََْ َ
ِ ‫علينا ولَع ِعبادِ اَللِ الص‬
َ ُ َ َّ َ
ً‫اَلل َوأش َه ُد أن ُم ََّمدا‬ ْ َ َ َّ َ
ُ ََّ ‫أن ال إ ََل إال‬ َ ْ َ
ِ ِ
َّ ُ ُ َ
َ‫اَلل‬
ِ ‫رسول‬
AT TAHIYYAATUL
MUBAAROKAATUSH SHOLAWAATUTH
THOYYIBAAT LILLAH. ASSALAAMU
‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WA
RAHMATULLAHI WA BAROKAATUH.
ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA
‘IBAADILLAHISH SHOLIHIIN.
ASYHADU ALLA ILAAHA ILLALLAAH

27
WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN
‘ABDUHU WA ROSUULUH

Artinya: “Segala ucapan selamat, keberkahan,


shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah.
Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan
kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan
barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan
dilimpahkan pula kepada kami dan kepada
seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi
bahwa tidak ada sesembahan yang berhak
disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi
bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan
utusan-Nya.”
 Kemudian, bangkit untuk melakukan roka’at
ketiga dan keempat sambil bertumpu pada
tangan danbertakbir disertai mengangkat tangan.
Membaca surat al-Fatihah dengan pelan
(sirriyyah) pada roka’at ketiga dan keempat
(kalau sholatnya terdapat roka’at ketiga dan
keempat). Dan melakukan gerakan lainnya
sebagaimana roka’at sebelumnya.
 Melakukan tasyahud akhir dengan cara duduk
tawarruk. Caranya adalah kaki kiri dikeluarkan
di bawah kaki kanan, kaki kanan ditegakkan dan
pantat menempel ke lantai. Duduk tawarruk ini

28
dilakukan disetiap tasyahud akhir baik itu sholat
yang satu roka’at, dua roka’at dan selebihnya.
Bacaan ketika tasyahud akhir sama seperti
bacaan tasyahud awal. Lalu, ditambahn sholawat
ibrohimiyyah, do’a berlindung dari empat hal
dan boleh berdo’a dengan do’a yang lainnya,
asalkan tetap dengan bahasa arab.

َ َّ َُ َ َ َ ََّ َ ُ َ َ َّ َ ََّ ُ ََّ


‫اللهم ص ِل لَع ُمم ٍد ولَع آ ِل ُمم ٍد‬
َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ ََّ َ َ َ
‫كما صليت لَع إِبراهِيم ولَع آ ِل‬
ْ َ ََّ ُ ََّ ٌ َ ٌ َ َ ََّ َ َ ْ
‫َميد اللهم بارِك‬ ِ ‫إِبراهِيم إِنك َحِيد‬
َ‫ار ْكت‬ َ َ‫ُم ََّمد َك َما ب‬
َُ َ َ َ ََّ َ ُ َ َ
ٍ ‫لَع ُمم ٍد ولَع آ ِل‬
ٌ‫ك ََحِيد‬ َ ََّ َ َ ْ ََ َ َ َْ ََ
‫لَع إِبراهِيم ولَع آ ِل إِبراهِيم إِن‬
ٌ‫ََميد‬
ِ
ALLAHUMMA SHOLLI ‘ALA MUHAMMAD
WA ‘ALA AALI MUHAMMAD KAMAA

29
SHOLLAITA ‘ALA IBROOHIM WA ‘ALA
AALI IBROHIM, INNAKA HAMIDUN
MAJIID. ALLAHUMMA BAARIK ‘ALA
MUHAMMAD WA ‘ALA AALI
MUHAMMAD KAMAA BAAROKTA ‘ALA
IBROHIM WA ‘ALA AALI IBROHIMM
INNAKA HAMIDUN MAJIID
Artinya: “Ya Allah, semoga shalawat tercurah
kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
sebagaimana tercurah pada Ibrahim dan keluarga
Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi
Maha Mulia. Ya Allah, semoga berkah tercurah
kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
sebagaimana tercurah pada Ibrahim dan keluarga
Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi
Maha Mulia.”

َْ ْ َ َ ْ َ ُ ُ َ َّ ََّ ُ ََّ
ِ ‫اب الق‬
‫َب‬ ِ ‫اللهم إ ِ ِِن أعوذ بِك مِن عذ‬
َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ََّ َ َ َ
ِ ‫اب الارِ وف ِتنةِ المحيا والمم‬
‫ات‬ ِ ‫وعذ‬
َ َّ َ َّ َ ْ َّ َ َ
‫يح الجا ِل‬ ِ ‫َش الم‬
ِ ‫س‬ ِ ‫و‬
30
ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MIN
‘ADZABIL QOBRI, WA ‘ADZABIN NAAR,
WA FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT,
WA SYARRI FITNATIL MASIHID DAJJAL
Artinya: “Ya Allah, aku meminta perlindungan
kepada-Mu dari siksa kubur, siksa neraka,
penyimpangan ketika hidup dan mati, dan
kejelekan Al-Masih Ad-Dajjal.”
 Kemudian, mengucapkan salam. Cara salam
adalah dengan memalingkan wajah ke kanan
sampai orang di belakang melihat pipi kanan,
begitu pula salam ke kiri dengan memalingkan
wajah ke kiri sampai orang di belakang melihat

ُ َ ْ َ َ ْ ُ ْ َ َ ُ َ ََّ
pipi kiri. Salam yang diucapkan adalah:

ِ‫السالم عليكم ورَحة اَلل‬


AS-SALAAMU ‘ALAIKUM WA
ROHMATULLAH
Artinya: “Semoga salam sejahtera atasmu
beserta rahmat Allah.”

31
8. Sunnah Setelah Sholat
 Membaca istighfar dan dzikir-dzikir setelah
sholat.
 Berpindah tempat dianjurkan ketika
melaksanakan sholat sunnah atau dianjurkan
melaksanakan sholat sunnah di rumah. Diantara
tujuannya adalah untuk memperbanyak tempat
yang menjadi saksi atas amal kita.
 Jika sholat dilakukan di masjid dan di belakang
terdapat jama’ah perempuan, dianjurkan
jama’ah laki-laki untuk tetap atau menunggu
sampai jama’ah perempuan keluar terlebih
dahulu. Karena ikhtilath (campur baur laki-laki
dan perempuan) dapat menimbulkan kerusakan.
9. Sholat Fardhu dan Waktunya
 Sholat Dzuhur. Waktunya adalah mulai
tergelincirnya matahari sampai bayangan sebuah
benda sama tigginya dengan benda tersebut.
 Sholat Ashar. Waktunya adalah mulai dari
bayangan benda sama tingginya dengan benda
tersebut lebih sedikit, sampai terbenamnya
matahari.

32
 Sholat Maghrib. Waktunya adalah mulai dari
terbenamnya matahari, sampai hilangnya ufuk
merah.
 Sholat Isya. Waktunya adalah mulai dari
hilangnya ufuk merah, sampai terbitnya fajar
shodiq.
 Sholat Shubuh. Waktunya adalah mulai dari
terbitnya fajar shodiq sampai terbitnya matahari.
Warna ufuk ada tiga: merah, kuning dan
putih. Merah pertanda waktu maghrib,
sedangkan kuning dan putih pertanda waktu
isya.
Fajar Shodiq adalah sebuah cahaya yang
terlihat pada waktu subuh sebagai batas antara
akhir malam dengan permulaan pagi.Terbit fajar
sadik merupakan tanda awal waktu bagi salat
subuh. Demikian pula sebagai tanda awal waktu
pelaksanaan puasa, baik puasa
wajib maupun puasa sunah.
Kadzib adalah sebuah cahaya yang agak
terang yang terlihat memanjang dan mengarah
ke atas di tengah-tengah langit, berbentuk seperti
ekor serigala. Meskipun,Fajar Kazib telah
berakhir, kita belum bisa melaksanakan Salat
Subuh karena cahaya putih (Fajar Sadik) belum
menyebar di ufuk Timur.

33
10. Waktu-Waktu Terlarang Untuk Sholat (baik
sholat wajib maupun sholat sunnah)
 Ketika matahari terbit sampai naik seukuran
tombak.
 Ketika matahari tepat diatas kepala sampai
tergelincir (kecuali sholat jum’at)
 Ketika langit mulai menguning sampai waktu
maghrib.

34
SHOLAT BERJAMA’AH
1. Pengertian Sholat Berjama’ah
 Sholat berjama’ah menurut Bahasa adalah
kumpulan atau bersama-sama.
 Sholat berjama’ah menurut istilah adalah sholat
yang dilakukan secara bersama-sama oleh dua
orang atau lebih, salah satunya menjadi imam,
sedangkan yang lainnya menjadi makmum.
2. Syarat-Syarat Imam
 Imam harus laki-laki, kalau makmumnya laki-
laki.
 Imam harus yang paling mengerti al-Qur’an dam
Hadits.
 Imam harus yang paling banyak hafalannya dan
fasih (lancar baca sesuai ilmu tajwid).
 Imam harus yang paling tua.
3. Masbuq
Masbuq adalah makmum yang ketinggalan
(terdahului) atau terlambat datang untuk mengikuti
sholat berjama’ah, sedangkan imam sudah dalam
keadaan sholat.
Jika seseorang masbuq (terdahului), maka ia
harus segera takbirotul ihrom dan mengikuti

35
gerakan yang sedang dilakukan imam. Kemudian,
jika imam sudah mengucapkan salam dan selesai
sholatnya, ia yang masbuq berdiri untuk
menyempurnakan roka’at sholat yang tertinggal
(terdahului).

36
DAFTAR PUSTAKA
Matnu Safinatun Najah fi ma Yajibu ‘alal ‘Abdi li
Maulahu. Syaikh Alim al-Fadhil Salim bin Sumair al-
Hadrami. Cetakan pertama. 1430 H/2009 M.
Nailur Roja’ bi Syarhi Safinatin Najah. al-Allamah al-
Habib Ahmad bin Umar asy-Syathiri.
Manhajus Salikin. al-Faqih al-Allamah Abdurrahman
bin Nashir as-Sa’di. Cetakan pertama. 2018 M.
25 Langkah Bisa Sholat. Muhammad Abduh Tuasikal.
Cetakan kedua. 1441 H/2020 M.
Buku Paket Syari’ah Kelas 7. Asatidz wa Asatidzah
Ma’had al-Ittihad al-Islamiyah PPI 76.

37
BIOGRAFI PENULIS

Nama : Muhamad Fauzi Miiftah


Tempat Tanggal Lahir : Garut, 28 Agustus 2002
Orang Tua : Beni Suhendar dan Siti
Rohani
Saudara (i) Kandung : Gisa Derima (Kakak) dan
Anisa Rahma Septiani (Adik)
Status : Mudah-Mudahan Cepat
Menikah
Pendidikan Formal
 SDN Muara Sanding IV (2008-2014)
 Mts Persis Tarogiong PPI 76 (2014-2017)
 MA Persis Tarogong PPI 76 (2017-2020)
Pendidikan Non-Formal
 Ma’had al-Muhajirin (2020-2021)

38
KARYA PENULIS

1. Do’a-Doa Dalam al-Qur’an. Tahun 2022.


2. Hadits Arbain Dilengkapi Dasar-Dasar Ilmu Hadits.
Tahun 2022.
3. Fiqih Sederhana. Tahun 2022.

39

Anda mungkin juga menyukai