Anda di halaman 1dari 67

1

2
3
4
5
6
Tujuan
TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS
 Mengetahui karakteristik perkembangan
Menciptakan dan menyediakan
remaja
sarana edukasi yang menarik bagi
masyarakat khususnya pada remaja serta  Mengetahui penentuan status gizi remaja

meningkatkan kesadaran akan pentingnya  Mengetahui masalah gizi remaja


gizi pada periode remaja.  Mengetahui kebutuhan zat gizi remaja
 Mengetahui tips dan rekomendasi gizi
pada periode remaja

Latar Belakang
Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia, menghubungkan
masa kanak-kanak dan masa dewasa. Masa remaja disebut pula sebagai masa penghubung
atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode ini
terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi secara
rohani maupun jasmani, terutama fungsi seksual.

Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin
adolescare yang artinya ―tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan‖. Berdasarkan
tahapan perkembangan individu dari masa bayi hingga masa tua akhir menurut Erickson, masa
remaja dibagi menjadi tiga tahapan yakni masa remaja awal, masa remaja pertengahan, dan
masa remaja akhir. Adapun kriteria usia masa remaja awal pada perempuan yaitu 13-15
tahun dan pada laki-laki yaitu 15-17 tahun. Kriteria usia masa remaja pertengahan pada
perempuan yaitu 15-18 tahun dan pada laki-laki yaitu 17-19 tahun. Sedangkan kriteria masa
remaja akhir pada perempuan yaitu 18-21 tahun dan pada laki-laki 19-21 tahun.

7
Dalam tahapan perkembangan remaja menempati posisi setelah masa anak dan
sebelum masa dewasa. Adanya perubahan besar dalam tahap perkembangan remaja baik
perubahan fisik maupun perubahan psikis (pada perempuan setelah mengalami menarche dan
pada laki-laki setelah mengalami mimpi basah) menyebabkan masa remaja relatif bergejolak
dibandingkan dengan masa perkembangan lainnya. Hal ini menyebabkan masa remaja
menjadi penting untuk diperhatikan, termasuk dalam kaitannya mengenai kebutuhan dan
kecukupan gizi yang turut mempengaruhinya.

Usia remaja merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab. Pertama, remaja
memerlukan zat gizi yang lebih banyak dari segi jumlah dan juga secara kualitas karena
adanya peningkatan pertumbuhan fisik dan perkembangan yang terjadi secara cepat. Kedua,
perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan remaja mempengaruhi baik asupan maupun
kebutuhan gizinya. Ketiga, sebagian besar remaja aktif dalam berbagai aktivitas fisik yang
memerlukan penggunaan energi lebih besar dari biasanya.

Seiring dengan meningkatnya populasi remaja di Indonesia, masalah gizi pada remaja
perlu mendapatkan perhatian khusus karena berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tubuh serta dampaknya pada masalah gizi saat periode dewasa (Almatsier,
2011).

8
Karakteristik Remaja
Remaja mengalami periode  Ciri primer :
pertumbuhan dan perkembangan di  Laki – laki : mimpi basah
mana seseorang mengalami perubahan  Perempuan : menstruasi
dari masa anak-anak menuju dewasa.
Pertumbuhan dan perkembangannya  Ciri sekunder :
meliputi fisik dan psikosial.  Laki – laki : tumbuhnya otot-otot
tubuh, tumbuh rambut di sekitar
alat kelamin, betis, dan dada,
suara menjadi berat, tumbuh
jakun, dan tumbuh kumis.
 Perempuan : tumbuh rambut di
sekitar alat kelamin, ketiak,
lengan, dan kaki, membesarnya
Sumber: www.freepik.com
Gambar 1. Remaja pinggul dan buah dada, suara
lebih merdu.
Fisik
Pertumbuhan fisik remaja
perempuan dimulai dari usia 10-14
tahun dan berakhir pada usia 17-19
tahun. Sementara pada remaja laki-laki
dimulai dari usia 12-14 tahun dan
berakhir di usia 20 tahun. Pertumbuhan
ini meliputi tinggi badan, berat badan,
dan kematangan fungsi organ
seksualitas. Sumber: www.google.com

Gambar 2. Perkembangan fisik


Perubahan kematangan fungsi remaja purti
organ seksualitas ini dibagi menjadi dua,
yaitu ciri seksual primer dan sekunder :

9
Psikososial
Pada masa remaja berkembang
“social cognition” yaitu kemampuan untuk
memahami orang lain. Remaja memahami
orang lain sebagai individu yang unik, baik
menyangkut sifat-sifat pribadi maupun
perasaannya. Oleh karena itu hal tersebut
dapat mendorong remaja untuk menjalin
hubungan sosial yang lebih akrab dengan Sumber : www.freepik.com
teman sebaya, baik melalui persahabatan Gambar 3. Keeratan remaja putri
maupun percintaan.
Dalam hubungan persahabatan,
Perkembangan Kesadaran
remaja memilih teman yang memiliki
Beragama
kualitas psikologisnya relatif sama dengan
Pada masa ini kepercayaan kepada
dirinya, baik menyangkut interes
Tuhan kadang-kadang sangat kuat, akan
(ketertarikan), sikap, nilai maupun
tetapi kadang sangat berkurang. Hal ini
kepribadian.
dapat terlihat pada cara beribadah
Pada masa ini juga remaja
kadang rajin kadang juga malas.
cenderung mengikuti opini, pendapat, nilai,
Kegoncangan dalam beragama ini muncul
kebiasaan, hobi dan juga keinginan orang
karena disebabkan faktor internal maupun
lain. Pada masa remaja mereka mulai
eksternal.
melihat dirinya sebagai individu yang lain.
Faktor internal seperti sikap
Remaja juga mengalami perubahan
independen, keinginan untuk bebas, tidak
emosi. Remaja menjadi mudah marah
mau terikat oleh norma keluarga. Apabila
terhadap orang lain dan terkadang
kurang mendapat bimbingan keagamaan
melawan hal yang tidak disukainya.
dalam keluarga maka dapat menjadi
Perkembangan sosial remaja berhubungan
pemicu berkembangnya sikap dan perilaku
dengan penyesuaian remaja dengan
remaja yang kurang baik. Seperti
lingkungannya. (1)
pergaulan bebas.

10
Perkembangan Emosi
Pada masa remaja merupakan puncak
emosionalitas. Hal tersebut dikarenakan
pertumbuhan fisik serta organ-organ seksual
yang mempengaruhi berkembangnya emosi
Sumber: www.google.com atau perasaan baru yang dialami, seperti
Gambar 4. Kesadaran beragama perasaan cinta, rindu dan keinginan untuk
berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. (2)
Perkembangan Kognitif
Pada usia 16 tahun berat otak
sudah menyamai orang dewasa. Pada
masa remaja terjadi reorganisasi
lingkaran syaraf Lobe frontal yang
berfungsi sebagai kegiatan kognitif
tingkat tinggi yaitu kemampuan
merumuskan perencanaan strategis atau
mengambil keputusan.

11
Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi perlu dilakukan baik pada remaja maupun daur kehidupan
yang lain. Penilaian status gizi remaja terdiri dari empat bagian, yaitu survei asupan
makanan, pemeriksaan biokimia, pemeriksaan antropometri dan pemeriksaan klinis.

1. ANTROPOMETRI
Pemeriksaan antropometri adalah jenis pengukuran yang paling mudah, praktis dan
hemat biaya. (3) Pemeriksaan antropometri juga dapat dilakukan pada jumlah sampel yang
besar. Menurut Bobak (2004) pengukuran secara antropometri artinya ukuran tubuh
manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat
umur dan gizi.

Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan
tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. Antropometri merupakan cara
penentuan status gizi yang mudah dan murah. Indeks massa tubuh (IMT) direkomendasikan
sebagai salah satu indikator yang baik untuk menentukan status gizi remaja. Antropometri
sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter,
antara lain : berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang, lingkar pinggul dan tebal lemak
di bawah kulit. Remaja memiliki status antropometri yang beragam. Pada masa
pertumbuhan status antropometri pada remaja dapat mengalami perubahan dengan cepat.
Biasanya pada masa ini, lemak tubuh pada remaja cenderung meningkat dan protein otot
cenderung menurun. (4) Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa status antropometri
seperti IMT, lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang pinggul (RLPP) berhubungan
dengan persentase lemak tubuh pada remaja yang dapat meningkatkan risiko kegemukan
pada remaja.

a. Tinggi Badan
Perubahan fisik yang terjadi pada periode remaja terutama pada masa
pubertas berlangsung dengan sangat cepat dalam sekuen yang teratur dan
berkelanjutan. Tinggi badan remaja masih akan terus bertambah hingga mencapai

12
puncak pada usia 16-18 tahun. Alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan
adalah microtoise atau stadiometer.

Prosedur melakukan pengukuran tinggi badan :


1. Cari bidang vertikal yang rata untuk menempelkan alat ukur seperti mikrotoa
atau staturemeter. Pastikan posisi lantai atau tanah juga rata.
2. Subyek berdiri tegap dengan kedua kaki rapat. Pastikan subyek telah melepas
alas kaki (termasuk kaos kaki) dan atribut kepala (seperti bando atau topi).
3. Tumit, pantat, bahu dan kepala menempel pada dinding.
4. Kepala posisi Frankfurt plane atau pandangan lurus ke depan, tidak terlalu
mendongak ataupun menunduk.
5. Telapak kaki menempel sempurna pada lantai atau tanah (tidak jinjit).
6. Subyek diminta untuk menarik nafas dalam-dalam untuk memposisikan tulang
belakang (spine) dalam keadaan lurus.
7. Gerakkan alat ukur hingga benar-benar menyentuh kepala (jangan menekan
terlalu keras).
8. Baca angka yang ditunjukkan oleh alat ukur dengan catatan posisi mata
pembaca harus sejajar dengan angka yang dibaca.

Sumber: www.google.com
Gambar 5. Posisi yang benar untuk mengukur tinggi badan

13
Pada kondisi tertentu yang tidak memungkinkan responden untuk berdiri, maka
digunakan pengukuran tinggi lutut atau panjang rentang tangan. Panjang rentang
tangan menggambarkan tinggi badan retrospektif sebelum tubuh mengalami penuaan
atau penurunan karena faktor usia. Pengukuran tinggi lutut menggunakan kaliper,
sedangkan pengukuran panjang rentang tangan menggunakan papan horisontal
berskala dengan fixed board dan movable board.

Prosedur untuk pengukuran tinggi lutut:


1. Posisi subyek ditelentangkan dan lutut ditekuk hingga membentuk sudut 90˚.
2. Batang kaliper diposisikan sejajar dengan tulang tibia.
3. Satu lengan kaliper diletakkan di bawah tumit, sedangkan lengan yang satu
lagi ditempelkan di bagian atas kondilus tulang tibia tepat di bagian proksimal
(ujung) tulang patella (lutut).
4. Tekanan kaliper harus dipertahankan pada 10 g/mm2.
5. Pengukuran diulang paling sedikit dua kali.
6. Hasil pengukuran digunakan untuk mengetahui tinggi badan dengan rumus:

TB Laki-laki = 64,19 – (0,40 x usia) + (2,02 x TL)


TB perempuan = 84,88 – (0,40 x usia) + (1,83 x TL)

Sumber: www.google.com
Gambar 6. Cara mengukur tinggi lutut

14
Prosedur untuk pengukuran panjang rentang tangan (PRT) :
1. Papan horisontal berskala diposisikan di atas bahu subyek.
2. Pengukuran dilakukan oleh dua pengukur (minimal), satu di posisi fixed board
dan yang lainnya memegang movable board sekaligus bertugas membaca hasil
pengukuran.
3. Subyek membelakangi papan.
4. Lengan dibentangkan lurus setinggi bahu dengan telapak tangan menghadap
ke depan.
5. Pengukuran dilakukan ketika ujung jari tengah kanan menyentuh fixed board
dan ujung jari tengah tangan kiri menyentuh movable board.
6. Pengukuran dilakukan minimal 2 kali.
7. Hasil pengukuran digunakan untuk mengetahui tinggi badan dengan rumus:

TB Laki-laki = 53,4 – (0,67 x PRT)


TB perempuan = 81,0 – (0,48 x PRT)

Sumber: www.google.com
Gambar 7. Cara mengukur panjang rentang tangan

b. Berat Badan
Berat badan menggambarkan masa otot, lemak, air dan massa tulang.
Pengukuran berat badan pada remaja lebih baik dilakukan setelah subyek buang air
besar (perut kosong) dan sebelum makan. Data sering disajikan dalam bentuk IMT untuk
remaja. Alat ukur dapat menggunakan timbangan digital atau timbangan pegas.
Kalibrasi alat penting untuk dilakukan sebelum melakukan penimbangan.

15
Prosedur:
1. Timbangan diletakkan dalam permukaan keras yang datar dan dipastikan
dalam posisi 0 sebelum setiap penimbangan.
2. Pastikan subyek mengenakan pakaian seminimal mungkin (jaket, jas, sepatu atau
atribut lain yang memberatkan untuk dilepas terlebih dahulu).
3. Pastikan subyek meletakkan semua barang – barang bawaannya.
4. Subyek berdiri di tengah platform tanpa berpegangan
5. Pandangan lurus ke depan (kepala dalam posisi Frankfurt plane)
6. Badan tegap namun rileks, kedua tangan berada di samping badan.
7. Subyek tidak diperkenankan menunduk atau berubah posisi hingga angka
timbangan berhenti bergerak atau jarum timbangan berhenti bergerak.

c. Indeks Masa Tubuh (IMT)


Indeks massa tubuh adalah metode yang murah, mudah dan sederhana untuk
menilai status gizi pada seorang individu, namun tidak dapat mengukur lemak tubuh
secara langsung. Kompononen dari IMT adalah tinggi badan dan berat badan.
Dihitung dengan menggunakan rumus :

𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑩𝒂𝒅𝒂𝒏(𝒌𝒈)
IMT: 𝑻𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊 𝒃𝒂𝒅𝒂𝒏 (𝒄𝒎)𝟐

Kategori IMT disajikan dalam tabel berikut :


Tabel 1. Kategori IMT

16
Namun, pada remaja status gizi IMT harus dibandingkan dengan usia. Caranya
dengan menggunakan bantuan beberapa kurva seperti:

1. Kurva BMI-for age WHO 2007 (z-score)

17
Keterangan:
 Pilih usia pada skala bagian bawah, kemudian sesuaikan BMI yang ada di
samping kanan atau kiri. Buat tanda pada titik pertemuan tersebut.
 Lihat dan amati di area z-score mana titik tersebut berada
 Kategori z-score :
Tabel 2. Kategori Z-Score IMT/U
< -2 SD Underweight (Bagian berwarna jingga)
-2 SD s.d. 1 SD Normal weight (Bagian berwarna hijau)
> 1 SD s.d. 2 SD Overweight (Bagian berwarna kuning)
≥ 2 SD Obese (Bagian berwarna merah)

2. BMI-for-age WHO 2007 (z-score)

18
KETERANGAN:
 Pilih usia pada skala kolom paling kiri, kemudian lihat kolom Z-score (BMI dalam
kg/m2)
 Apabila angka BMI tidak tertera secara tertulis dalam kolom z-score. Maka, lihat
berada diantara kolom yang mana BMI subyek berada.
 Kategori Z-score :
Tabel 3. Kategori Z-score remaja putri
< -2 SD Underweight (Bagian berwarna jingga)
-2 SD s.d. 1 SD Normal weight (Bagian berwarna hijau)
> 1 SD s.d. 2 SD Overweight (Bagian berwarna kuning)
≥ 2 SD Obese (Bagian berwarna merah)

19
KETERANGAN:
 Pilih usia pada skala kolom paling kiri, kemudian lihat kolom Z-score (BMI dalam
kg/m2)
 Apabila angka BMI tidak tertera secara tertulis dalam kolom Z-score. Maka, lihat
berada diantara kolom yang mana BMI subjek berada.
 Kategori Z-score :

Tabel 4. Kategori Z-score remaja putra


< -2 SD Underweight (Bagian berwarna jingga)
-2 SD s.d. 1 SD Normal weight (Bagian berwarna hijau)
> 1 SD s.d. 2 SD Overweight (Bagian berwarna kuning)

`≥ 2 SD Obese (Bagian berwarna merah)

d. LiLA
Pada remaja putri dan wanita usia subur pengukuran LiLA sangat berguna untuk
mengetahui ada atau tidaknya risiko KEK (kurang energi kronis). LiLA termasuk dalam
pengukuran fat – free mass atau kompartemen tubuh yang bebas lemak. Kategori LiLA
normal untuk wanita usia subur adalah normal apabila ≥ 23,5 cm. Pengukuran LiLA
menggunakan pita LiLA, hindari penggunaan pita yang mudah melengkung seperti
meteran penjahit.
Prosedur pengukuran LiLA dibagi menjadi dua yaitu menentukan titik tengah
dari lengan atas dan mengukur lingkar lengan atas.

A. Menentukan titik tengah dari lengan atas


1. Subjek berdiri tegak
2. Apabila subjek tidak kidal maka yang diukur
adalah tangan kanan.
3. Tangan kanan membentuk sudut 90˚ dengan
telapak tangan menghadap ke atas

20
4. Pengukur berada di belakang subyek
5. Raba dan tandai sudut batas sudut batas dari
acromion process (pada bahu).
6. Pasang ujung 0 pita pengukuran pada tanda
tersebut.
7. Rentangkan pita menurun pada bagian
belakang lengan hingga ujung siku (olecranon
process).
8. Jaga pita tetap dalam posisinya dan tandai
bagian tengah antara acromion dan olecranon
dengan pensil.

B. Mengukur lingkar lengan atas


1. Lengan kanan subjek dalam keadaan rileks (tidak lagi membentuk sudut siku-siku).
2. Pengukur berdiri menghadap sisi kanan subyek.
3. Pita pengukur dipasang melingkari lengan atas secara horizontal pada titik dimana
tanda dibuat.
4. Pita dipegang sehingga titik 0 berada dibawah nilai hasil pengukuran.
5. Pita dipasang kencang tetapi jangan sampai menekan kulit.
6. Pengukuran dilakukan hingga 0,1 cm terdekat

e. Lingkar Pinggang
Pengukuran lingkar pinggang menggambarkan kompartemen fat mass pada
tubuh subjek. Alat ukur yang digunakan adalah pita meteran.
Prosedur:
1. Subyek berdiri, lebih baik jika pakaian sedikit diangkat agar hasil yang didapat
tidak dipengaruhi oleh pakaian.
2. Pengukur berdiri di belakang subyek dan meraba puncak tulang panggul.
3. Pengukur membuat tanda horizontal pada puncak panggul dan membuat garis
silang untuk mengindikasikan garis midaxillary tubuh.

21
4. Pengukur berdiri pada sisi kanan subyek dan memasang pita pengukur melingkari
badan secara horizontal sejajar pada titik yang sudah ditandai.
5. Pencatat berjalan melingkari subyek untuk memastikan pita pada posisi horizontal
sejajar, kencang tetapi tidak menekan kulit.
6. Pengukuran dilakukan pada kondisi respirasi minimal.

Cut-off point lingkar pinggang dikatakan berlebih untuk Asia adalah > 90cm (laki-
laki) dan > 80cm (perempuan).

2. BIOKIMIA
a. Pengukuran Hemoglobin
Pengukuran ini banyak dilakukan dalam menentukan defisiensi anemia zat besi.
Karena hemoglobin merupakan komponen esensial yang berada dalam darah,
menangkap oksigen, dan menjadi pigmen sel darah merah. Pengukuran hemoglobin
ditentukan dengan mengambil darah dari vena karena darah pada vena lebih baik.
Selain berasal dari vena, alternatif lainnya bisa diambil dari darah kapiler yang
berada di tumit, telinga atau jari tangan. Dalam pengukuran Hb bisa dilakukan dengan
metode cyanmethemoglobin alat pengukurnya bernama spektrofotometer, dengan
kadar normalnya adalah:
Tabel 5. Kadar Hemoglobin
Laki-laki 14 – 18 gr %
Wanita 12 – 16 gr %
Wanita Hamil 11 gr %

Selain dengan alat tersebut bisa juga menggunakan hemocue, pengukuran ini
dilakukan untuk melihat dalam tingkat populasi. Dikatakan kadar Hb normal apabila:
Tabel 6. Kadar hemoglobin berdasarkan usia

22
b. Status Hidrasi
Dehidrasi merupakan kondisi kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan
yang keluar lebih banyak daripada jumlah cairan yang masuk. Menurut Asian Food
Information Centre, dehidrasi terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu dehidrasi ringan,
dehidrasi sedang, serta dehidrasi tingkat berat.
Dehidrasi dapat mengganggu keseimbangan dan pengaturan suhu tubuh, dan
pada tingkat yang sudah sangat berat, bisa berujung pada penurunan kesadaran dan
koma. Dehidrasi dapat menjadi faktor resiko terjadinya obesitas pada anak dan
remaja. Hal ini disebabkan karena adanya ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh
yang memacu meningkatnya nafsu makan dan asupan makanan yang kaya lemak
sehingga asupan cairan dalam tubuh menurun.
Status hidrasi adalah suatu kondisi yang menggambarkan jumlah cairan dalam
tubuh seseorang yang dapat diketahui dari pengujian warna urin dengan grafik warna
urin. Pengambilan sampel urin pada pagi hari dengan menggunakan botol kaca
bening. Setelah urin didapat, kemudian dicocokkan warnanya menggunakan grafik
warna urin di bawah sinar lampu neon putih atau di bawah sinar matahari untuk
menentukan kadar hidrasinya.
Ketentuan warna urin yaitu apabila 1-3 maka responden terhidrasi dengan
baik, 4-6 maka responden kurang terhidrasi dengan baik (dehidrasi ringan) dan 7- 8
maka responden mengalami dehidrasi.

3. PERSEN LEMAK TUBUH


Terdapat perbedaan pola penyebaran lemak badan antara pria dan wanita yang
terutama disebabkan karena faktor hormonal. Wanita mempunyai lemak spesifik yang
mulai timbul sejak masa pubertas dan biasanya tersebar di daerah payudara, perut
bagian bawah, paha dan sekitar alat genital. Sehingga berbeda dengan pria, pada
wanita setelah mengalami pubertas mempunyai pola distribusi lemak yang khas sedangkan
pada pria tidak memiliki pola distribusi lemak yang khas setelah pubertas dan biasanya
hanyaterjadi penimbunan di daerah dinding depan abdomen. (6)

23
a. Perhitungan Perkiraan % lemak tubuh dengan rumus Deurenberg equation :

% Lemak Tubuh = (1,2 x IMT) + (0,23 x umur) – (10,8 x jenis kelamin) – 5,4

(Pria =1, Wanita =0)

b. % Lemak Tubuh yang Dianjurkan :


Tabel 7. Klasifikasi persentase lemak tubuh
Klasifikasi Laki – laki Perempuan
Kurus < 8% < 13 %
Optimal 8 % - 15 % 13 % – 23%
Sedikit berlebih 16 % - 20 % 24 % - 27 %
Gemuk 21 % - 24 % 28 - 32 %
Obese >24 % >32%
Sumber : Lee and Nieman, 1996 dalam Gallagher et al, 2000

c. Grafik Persentase Lemak Tubuh Berdasarkan Usia


 Laki – laki

Sumber : Google

24
 Perempuan

Sumber : Google
d. Kategori Persentase Lemak Tubuh
 Laki – laki

Sumber : Google

25
 Perempuan

Sumber : Google

4. CARA MENAKSIR SECARA KASAR ASUPAN PADA REMAJA


a. Hitung Kebutuhan Zat Gizi
Tingkat Kecukupan Energi
 Energi
Penghitungan Kebutuhan Energi dengan Cara Harris Benedict

Laki-laki : 66,5 + {13,7xBB(kg)} + {5,0xTB(cm)} – {6,80xUmur(th)}


Perempuan : 655+{9,6xBB(kg)} + {1,8xTB(cm)} – {4,7xUmur(th)}

 Aktivitas fisik

26
 Kebutuhan

(E) = BMR x FA

Setelah didapat perhitungan kebutuhannya, untuk mengetahui kebutuhan


sudah cukup atau berlebih lihat tabel hasil recall makanan 24 jam.

Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi Makro:


 Kebutuhan Karbohidrat = 55% x Kebutuhan (E)
Gram karbohidrat =
 Kebutuhan Protein = 20 % x Kebutuhan (E)
Gram Protein =
 Kebutuhan Lemak = 25 % x Kebutuhan (E)

Gram Lemak =

b. Membuat recall makanan 24 jam


1. Memasukkan nama makanan yang dimakan pada pagi hari, selingan pagi hari,
siang hari, selingan siang hari, malam hari dan selingan malam hari (jika ada).
2. Memaparkan bahan-bahan makanan pokok (termasuk jenis apa) apa saja yang
terkandung di makanan tersebut.
3. Masukkan banyaknya bahan makanan tersebut dalam URT (Ukuran Rumah Tangga)
dan dalam gram.
4. Hitung Total Kalori, Total Karbohidrat (gram), Total Protein (gram) dan Total Lemak
(gram). Untuk total kalori, keterangan kandungan kalori tiap bahan makanan
terdapat pada tabel bahan makan penukar.
5. Lakukan recall 3 x 24 jam (pada 3 hari yang berbeda dalam waktu seminggu).

27
c. Rekomendasi asupan zat gizi makro

28
Masalah Gizi Pada Remaja
1. ANEMIA Selain itu faktor lain yang
berhubungan dengan kejadian anemia
Anemia adalah suatu keadaan
defisiensi besi adalah:
dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam
1. Defisiensi vitamin A
darah lebih rendah dari nilai normal.
2. Ketersediaan besi dalam tubuh
Anemia merupakan masalah gizi
3. Tinggi badan
dengan prevalensi yang tinggi terutama
4. Pendapatan keluarga
banyak terjadi pada remaja putri.
Remaja putri lebih rawan terkena Dampak anemia pada remaja antara
anemia karena berada pada masa lain adalah :
pertumbuhan yang membutuhkan zat
1. Mudah terserang infeksi
gizi lebih tinggi termasuk besi.
2. Gangguan pertumbuhan yang optimal
Remaja putri biasanya sangat
3. Perkembangan kognitif kurang
memperhatikan bentuk badan, sehingga
4. Penurunan daya konsentrasi belajar
membatasi konsumsi makanan dan
5. Kurang bersemangat dalam
banyak pantangan. Anemia yang
beraktivitas karena cepat merasa lelah
terjadi pada remaja putri merupakan
risiko terjadinya gangguan fisik dan
mental serta dapat meningkatkan risiko
terjadinya gangguan pada saat
kehamilan nanti.
Penyebab anemia antara lain
adalah:
1. Kehilangan darah Sumber: www.google.com

2. Diare Gambar 9. Anemia

3. Konsumsi makan yang tidak Selain itu akibat jangka panjang dari
adekuat anemia defisiensi besi yang dialami oleh
4. Menderita penyakit seperti remaja putri adalah apabila remaja putri
tuberkulosa hamil, maka ia tidak akan mampu
memenuhi kebutuhan zat-zat gizi bagi

29
dirinya dan juga janin dalam sering terlambat makan atau kurang
kandungannya. Indikator yang tidur
digunakan untuk menentukan terjadinya d. Ketidakseimbangan antara asupan gizi
anemia adalah kadar hemoglobin (Hb). dan aktifitas yang dilakukan
Hemoglobin merupakan pengangkut
oksigen yang mengandung zat besi Untuk mengatasi masalah anemia
dalam sel darah merah. (7) defisiensi besi tentunya perlu dilakukan
upaya pencegahan (preventif).
Tabel 8. Kadar Hemoglobin Normal
Upaya-upaya yang dapat dilakukan
Golongan Nilai Normal Hb antara lain:
Dewasa : a. Meningkatkan konsumsi zat besi dari
a. Pria 13,5 g/dL sumber hewani, seperti daging, ikan,
b. Wanita 12-16 g/dL unggas, makanan laut, disertai minum
Wanita hamil 11-16 g/dL sari buah yang mengandung vitamin C
Anak : untuk meningkatkan penyerapan zat
a. Bayi baru lahir 12-24 g/dL besi
b. Usia 6-12 bulan 10-15 g/dL b. Fortifikasi bahan makanan, yaitu
c. Usia 5-14 tahun 11-16 g/dL
penambahan zat besi ke dalam
makanan yang dikonsumsi secara luas
Terdapat beberapa faktor seperti, roti, minyak goreng.
yang mempengaruhi kadar Hb turun
pada remaja putri, yaitu : Selain tindakan preventif, juga
a. Kehilangan darah yang dilakukan tindakan kuratif (pengendalian).
disebabkan oleh perdarahan Upaya-upaya yang dilakukan antara lain :
menstruasi a. Suplementasi zat besi dalam waktu
b. Kurangnya zat besi dalam tertentu untuk meningkatkan kadar Hb
makanan yang dikonsumsi b. Remaja usia <12 tahun diberikan
c. Pola hidup remaja putri berubah suplementasi zat besi 60 mg/hari,
dari yang semula serba teratur sedangkan remaja usia >12 tahun
menjadi kurang teratur, misalnya diberikan suplementasi zat besi 60-120
mg/hari

30
2. PERILAKU DIET REMAJA
Perilaku diet adalah
membatasi dan mengontrol makanan
atau kalori yang dikonsumsi dengan
tujuan untuk mengurangi atau
mempertahankan berat badan.
Perilaku diet dibagi menjadi dua,
yaitu diet sehat dan diet tidak sehat.
Sumber: www.google.com
(8)
Gambar 10. Pola diet
1. Diet sehat adalah perubahan
perilaku kearah yang lebih sehat.
Menurut Andrea dan Raisa (2010),
Contoh :
faktor – faktor yang mempengaruhi
 Mengubah pola makan
perilaku diet pada remaja, antara lain
dengan mengonsumsi makanan
adalah :
rendah kalori atau lemak
1. Jenis kelamin
sesuai dengan pedoman gizi
Perilaku diet lebih sering terjadi
seimbang.
pada kalangan remaja putri
 Menambah aktivitas fisik. dibandingkan remaja laki – laki. Hal ini
2. Diet tidak sehat adalah perilaku terjadi karena perempuan lebih
yang membahayakan kesehatan. memperhatikan penampilan bentuk
Contoh : tubuhnya dibandingkan laki-laki.
 Melakukan puasa diluar 2. Status berat badan
ibadah. Remaja yang memiliki berat
 Melewatkan makan dengan badan lebih dari berat badan remaja
sengaja. normal seusianya lebih memperhatikan
 Penggunaan obat penurun kondisi tubuhnya dibandingkan remaja
berat badan. yang memiliki berat badan ideal,
 Penahan nafsu makan. sehingga mereka akan menggunakan
 Muntah dengan disengaja. cara diet untuk menurunkan berat

 Binge eating. badan untuk mendapatkan bentuk tubuh


yang diinginkan.

31
3. Status sosial hal yang penting karena menarche
Perilaku diet cenderung terjadi dikatakan sebagai puncak dari
pada remaja dengan status sosial serangkaian perubahan seorang gadis
tinggi dibandingkan dengan remaja yang sedang menginjak dewasa, dimana
status sosial rendah. secara fisik pemunculannya ditandai
dengan keluarnya darah dari vagina
Untuk mengatasi masalah perilaku akibat peluruhan lapisan endometrium.(9,10)
diet tersebut, dapat dilakukan upaya Menarche terjadi pada pertengahan
sebagai berikut : pubertas atau biasa terjadi 6 bulan setelah
1. Memberikan edukasi kepada remaja mencapai puncak percepatan
bahwa diet yang baik dan benar pertumbuhan.(11) Membaiknya standar
adalah diet berdasarkan pedoman kehidupan berdampak pada penurunan
gizi seimbang. usia menarche (menarche dini). Usia remaja
2. Memberikan edukasi jika ingin pada waktu menarche bervariasi antara 10
mendapatkan bentuk tubuh yang hingga16 tahun dan rata-rata menarche
diinginkan serta berat badan ideal pada usia 12,5 tahun. Usia menarche lebih
tidak harus menyiksa diri dengan dini terjadi pada gadis yang tinggal di
menjalankan diet yang tidak sehat, daerah perkotaan dari pada yang tinggal
melainkan dapat dilakukan dengan di desa dan juga lebih lambat pada
meningkatkan aktivitas fisik atau wanita yang kerja berat.(12)
olahraga secara teratur dan Adapun faktor-faktor yang
bertahap. mempengaruhi usia menarche diantaranya
3. Memotivasi para remaja bahwa yang adalah:
terpenting bukanlah bentuk tubuh 1. Status gizi
yang indah melainkan kesehatan 2. Genetik
jasmani dan rohani. 3. Keadaan lingkungan
4. Status sosial ekonomi
3. MENARCHE 5. Pendidikan
Menarche adalah menstruasi Setelah mengalami menarche, akan
pertama yang dialami oleh seorang terjadi beberapa perubahan lain yang
wanita. Menarche dianggap sebagai menunjang fungsi reproduksi seperti

32
pertumbuhan payudara, pertumbuhan karena kaitannya dengan sindroma
bulu-bulu halus di daerah tertentu dan metabolic.(15) Stigma obesitas juga
pertambahan lemak panggul. Remaja membawa konsekuensi psikologis dan sosial
yang memiliki IMT yang lebih tinggi pada remaja, termasuk peningkatan risiko
cenderung akan mendapatkan depresi karena lebih sering ditolak oleh
menstruasi lebih dulu karena kadar rekan-rekan mereka serta digoda dan
leptin yag disekresikan oleh kelenjar dikucilkan karena berat badan mereka.
diposa.(13) Remaja yang memiliki status
Faktor- faktor berikut yang dapat
gizi tinggi atau diatas normal akan
meningkatkan obesitas pada remaja :
mengalami menarche di usia lebih
cepat, sedangkan yang memiliki status 1. Faktor pola hidup, aktivitas fisik
gizi rendah atau dibawah normal dan lingkungan
akan mengalami menarche di usia Remaja yang kurang melakukan
yang terlalu lambat.(14) aktivitas fisik cenderung mengalami
obesitas karena menyebabkan
menumpuknya lemak tubuh dengan
4. OBESITAS PADA REMAJA
berlebihan, kurangnya aktivitas fisik
yang tidak mengimbangi asupan
makan. Kemajuan teknologi masa kini
membuat para remaja lebih sering
menghabiskan waktu dengan duduk
berjam-jam memainkan smartphone,
main komputer dan juga menonton TV
sehingga kurangnya melakukan
Obesitas pada remaja penting aktivitas lainnya. Pada masa remaja ini
untuk diperhatikan karena remaja yang pula terjadi perubahan sikap dan
mengalami obesitas 80% berpeluang perilaku dalam memilih makanan dan
untuk mengalami obesitas pula pada minuman, yang turut di pengaruhi oleh
saat dewasa. Obesitas pada remaja teman sebaya dan lingkungan. Perilaku
meningkatkan risiko penyakit makan bagi sebagian besar remaja
kardiovaskuler pada saat dewasa menjadi bagian gaya hidup, sehingga

33
kadang pada remaja sering terjadi Sebaiknya memakan makanan
perilaku makan yang tidak seimbang. yang mengandung karbohidrat,
2. Pola makan protein, lemak, vitamin, dan mineral
Pola makan merupakan salah yang beranenaka ragam jenis. Paling
satu faktor yang paling berperan banyak yang harus dikonsumsi adalah
dengan tingkat kejadian obesitas. Pola sayur-sayuran kemudian porsi nasi dan
makan dipengaruhi oleh asupan energi, lauk harus seimbang dan ditambahkan
frekuensi makan, konsumsi fast food, buah sehabis makan, menurut piring
konsumsi snack, serta tren makanan makan.
yang berkembang dikalangan remaja. 2. Aktivitas fisik teratur
Sebagian besar remaja memilih untuk Lakukan olahraga aktif yang
mengkonsumsi makanan cepat saji atau rutin minimal 60 menit setiap hari
fast food dibandingkan makanan dengan intensitas sedang, misalnya
tradisional. Hal ini dikarenakan oleh jalan cepat.
berbagai alasan seperti rasanya yang 3. Monitor pertumbuhan
lebih enak, mudah didapatkan dan Anak pra-remaja diharapkan
praktis. dapat mengawasi sendiri berat badan,
3. Faktor psikis asupan makanan, dan aktivitas fisik
Stress atau kekecewaan yang serta perkembangannya sehingga pola
biasanya dialami oleh remaja hidup sehat akan tercipta pada masa
biasanya mempengaruhi peningkatan dewasa. Peran orang-orang di
nafsu makan, gangguan pola makan sekitarnya seperti orang tua, anggota
akibat stress dapat berupa pola keluarga, teman, guru sangat
makan berlebihan atau nafsu makan menentukan keberhasilan seseorang
yang meningkat ketika menggalami mencegah obesitas.(18)
stress karena masalah yang sering
terjadi pada masa remaja. (16, 17) 5. DEHIDRASI PADA REMAJA
Kurangnya konsumsi air minum
Upaya pencegahan obesitas
pada remaja menjadi masalah gizi
pada remaja :
karena remaja rentan mengalami
1. Pola makan yang sehat dehidrasi yang disebabkan oleh
banyaknya aktifitas fisik yang menguras

34
tenaga dan cairan tubuh. Usia remaja lancar, bibir membiru, bahkan dapat
merupakan aktualisasi diri atau proses berakibat stroke.(20)
pencarian jati diri, maka tidak heran Dehidrasi dapat dipengaruhi oleh
banyak remaja-remaja yang memiliki beberapa faktor diantaranya yaitu
aktivitas yang tinggi. Remaja belum obesitas, wilayah ekologi, suhu tubuh,
sepenuhnya matang, baik secara fisik, pengeluaran air, jenis kelamin, usia,
kognitif dan psikososial. Dalam masa pengetahuan air dan dehidrasi, aktivitas
inilah remaja cepat sekali terpengaruh fisik serta konsumsi cairan.(21) Teman
oleh lingkungan. Kebiasaan makan dan sebaya juga berpengaruh besar pada
minum pada remaja juga dipengaruhi remaja, dalam hal memilih jenis makanan.
oleh keluarga, teman, dan media, Ketidakpatuhan terhadap teman
terutama iklan di televisi. (19) dikhawatirkan dapat menyebabkan dirinya
―terkucil‖ dan akan merusak rasa percaya
diri. Masalah dehidrasi pada remaja ini
juga disebabkan karena kurangnya
pengetahuan remaja mengenai manfaat air
putih untuk kesehatan. Sehingga,
memberikan peluang bagi remaja untuk
tidak memperhatikan bahwa air sebagai
status penanda dehidrasi. Kebanyakan
alasan remaja jarang minum air karena
malas, sering lupa, merepotkan dan tidak
Dehidrasi dapat ditandai
ingin sering buang air kecil. (22)
dengan tubuh yang merasa lelah, haus,
Upaya menanggulangi dehidrasi
kram otot dan hipotensi ortostatik
pada remaja ini dengan memberikan
(pandangan menjadi gelap pada
pengertian dan pengetahuan kepada
posisi berdiri lama) karena
remaja untuk membiasakan minum sebelum
berkurangnya volume cairan ekstrasel
makan dan mengganti konsumsi minuman
akibat hipovolemia ringan. Pada
manis dengan konsumsi air putih.
tingkat yang lebih berat (kurang air >
Menghindari minuman yang mengandung
6% berat badan), dapat
kafein seperti kopi dan soda karena
menyebabkan otot lemah, bicara tak

35
menyebabkan peningkatan potensi untuk proses pertumbuhan.(26) Konsumsi
buang air kecil yang berakibat protein yang rendah akan
menjadi dehidrasi karena cairan mempengaruhi produksi dan kerja dari
dalam tubuh terus menerus keluar. hormone IGF-1 yang berperan sebagai
Pada dehidrasi yang cukup berat mediator kerja GH (Growth Hormon).
diperlukan penanganan yang intensif Kadar konsentrasi IGF-1 mencapai
di rumah sakit dengan penggantian puncaknya pada masa remaja.
cairan elektrolit melalui cairan Mekanisme dari hormon IGF-1
intravena agar tidak sampai sebagai faktor yang penting bagi
mengancam jiwa seseorang. (23) pertumbuhan adalah dengan
menstimulasi proliferasai dan diferensiasi
6. STUNTING PADA REMAJA dari kondrosit pada lempeng epifiseal.
Selain itu, hormon ini juga dibutuhkan
Salah satu masalah gizi pada
untuk pembentukan kondroitin sulfat dan
remaja adalah stunting, walaupun
kolagen yang dibutuhkan untuk
masalah ini bukan merupakan suatu
pertumbuhan tulang rawan dan
masalah utama pada remaja. Namun
tulang.(27) Sehingga akibat dari kangnya
masalah ini banyak terdapat di
konsumsi protein dalam jangka waktu
Indonesia. Faktor terjadinya stunting
yang lama akan mengakibatkan
dikaitkan dengan asupan makanan
terjadinya stunting pada remaja. Upaya
yang tidak seimbang dalam waktu
penanggulangan masalah stunting pada
yang lama yang berkaitan dengan
remaja ini dengan melakukan program
kandungan zat gizi dalam makanan
perbaikan kesehatan lingkungan,
yaitu karbohidrat, protein, lemak,
perbaikan pelayanan kesehatan,
mineral, vitamin, dan air.(24) Kebutuhan
memperhatikan setiap asupan yang
protein tertinggi pada saat puncak
dimakan terutama protein dan zat-zat
percepatan tinggi terjadi pada masa
yang berinteraksi dengan protein.
remaja.(25) Protein merupakaan suatu
molekul yang penting seperti
memelihara serta membangun sel-sel 7. GANGGUAN MAKAN
jaringan tubuh. Protein yang cukup Terdapat dua macam
akan mampu melakukan fungsinya gangguan makan, yaitu anoreksia dan

36
bulimia nervosa. Kedua gangguan ini mengeluarkannya kembali dengan obat
biasanya terjadi akibat timbulnya pencahar atau diuretik untuk mengontrol
obsesi untuk membentuk tubuh langsing berat badan. Penyebab kedua
dengan cara menguruskan badan. gangguan tersebut antara lain body
Seseorang dengan gangguan image, biologis, psikologis, sosial,
anoreksia mempunyai tanda-tanda keluara, media, dan budaya.
sebagai berikut: Komplikasi yang akan terjadi dalam
1. Sangat mengontrol asupan makan, jangka waktu panjang antara lain
biasanya membatasi asupan kerusakan mulut, kerongkongan,
dengan konsumsi makanan rendah tenggorokan dan esofagus, dengan
kalori wujud berupa luka dan perdarahan.
2. Kehilangan berat badan drastis Selain itu, dapat pula terjadi
semenjak individu tersebut pembengkan kelenjar saliva, kerusakan
melarang dirinya mengonsumsi gigi dan gusi, luka dan kapalan pada
makanan berat. Apabila punggung jari, dan kerusakan ginjal
merasakan berat badannya naik, serta gangguan saluran cerna akibat
individu tersebut akan melakukan konsumsi obat pencahar atau obat
olahraga berat dan sengaja diuretik lain. (28)
memuntahkan makanannya agar
berat badannya turun 8. GANGGUAN MENSTRUASI
3. Tanda lain ialah tidak menstruasi
selama minimal tiga bulan berturut-
turut karena gangguan fungsi
hormonal.
Anoreksia berbeda dengan bulimia.
Penderita anoreksia berusaha menahan
lapar dan tidak makan atau hanya 2-3
sendok makan nasi per hari, sedangkan
Faktor yang paling berpengaruh
penderita bulimia lebih cenderung binge
dalam regularitas siklus menstruasi
eating atau makan berlebih, yaitu makan
adalah ketidak- seimbangan hormon
dalam porsi banyak, kemudian
akibat adanya lemak tubuh. Hormon

37
yang berperan dalam proses menstruasi juga akan terganggu.
menstruasi adalah estrogen. Estrogen Berhubungan dengan menstruasi, secara
disintesis di ovarium, di adrenal, khusus jumlah wanita anovulasi akan
plasenta, testis, jaringan lemak dan meningkat apabila berat badannya
susunan saraf pusat. Menurut analisis mengalami perubahan.
penyebab lebih panjangnya siklus Apabila remaja memiliki asupan
mentruasi diakibatkan jumlah estrogen gizi yang baik dengan stabilitas emosi
yang meningkat dalam darah akibat yang baik disertai gaya hidup dan pola
meningkatnya jumlah lemak tubuh. makan yang baik bias membuat kerja
Kadar estrogen yang tinggi akan hipotalamus baik bisa membuat kerja
memberikan feed back negative hipotalamus menjadi baik sehingga bisa
terhadap sekresi GnRh. memproduksi hormon-hormon yang
Seorang wanita yang dibutuhkan tubuh terutama hormon
mengalami kekurangan maupun reproduksi, sehingga siklus menstruasi
kelebihan gizi akan berdampak pada bisa menjadi teratur. (29)
penurunan fungsi hipotalamus yang
tidak memberikan rangsangan kepada 9. KEHAMILAN REMAJA
hipofisa anterior untuk menghasilkan
Kehamilan pada masa remaja
FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan
akan meningkatkan risiko kematian 2-4
LH (Luteinizing Hormone). Dimana FSH
kali lipat lebih tinggi dibandingkan
ini berfungsi merangsang pertumbuhan
perempuan yang hamil pada usia 20-30
sekitar 3-30 folikel yang masing-
tahun. Hal ini dikarenakan pada masa
masing mengandung 1 sel telur. Tetapi
remaja alat reproduksi belum cukup
hanya 1 folikel yang terus tumbuh,
matang untuk melakukan fungsinya.
yang lainnya hancur. Sedangkan LH
Rahim (uterus) akan siap melakukan
(luteinizing hormone) berfungsi dalam
fungsinya setelah wanita berumur 20
pematangan sel telur atau ovulasi (fase
tahun, karena pada usia ini fungsi
sekresi) yang nantinya jika tidak
hormonal akan bekerja maksimal. Pada
dibuahi akan mengalami peluruhan
usia 15-19 tahun, sistem hormonal belum
(menstruasi), sehingga apabila produksi
stabil. Dengan sistem hormonal yang
FSH dan LH terganggu maka siklus
belum stabil, maka proses kehamilan

38
menjadi tidak stabil, mudah terjadi banyak pada masa remaja untuk
anemia, perdarahan, abortus atau pertumbuhan, ditambah lagi jika hamil
kematian janin. maka kebutuhan akan Fe lebih besar.
Semakin muda umur ibu Supply darah yang mengantarkan oksigen
hamil, semakin berisiko untuk terjadinya dan makanan pada janin akan terhambat
anemia. Menurut penelitian oleh yang mengakibatkan janin akan mengalami
Adebisi dan Strayhorn (2005) di USA gangguan pertumbuhan dan
menyatakan bahwa ibu remaja perkembangan. Rendahnya status gizi
memiliki prevalensi anemia kehamilan dapat menyebabkan anemia yang
lebih tinggi dibanding ibu berusia 20 mengakibatkan kualitas fisik rendah dan
sampai 35 tahun. Fe dibutuhkan lebih berpengaruh pada efisiensi reproduksi.(30)

39
Kebutuhan Gizi Remaja
ZAT GIZI MAKRO
a. ENERGI
Energi berfungsi sebagai sumber tenaga untuk beraktifitas, proses metabolisme
tubuh, mendukung pertumbuhan dan perkembangan, aktivitas otot, serta fungsi metabolik
(menjaga suhu tubuh dan menyimpan lemak tubuh). Kelebihan energi dapat menyebabkan
obesitas, sedangkan kekurangan energi dapat menyebabkan retardasi pertumbuhan dan
terganggunya proses metabolisme tubuh. (31)
Kebutuhan energi remaja menurut AKG, sebagai berikut :
Tabel 9. Kebutuhan energi remaja
Kelompok Umur Berat Badan (kg) Tinggi Badan (cm) Energi (kkal)
13 – 15 tahun 46 158 2475
(laki-laki)
16 – 18 tahun 56 165 2675
(laki-laki)
13 – 15 tahun 46 155 2125
(perempuan)
16 – 18 tahun 50 158 2125
(perempuan)
Sumber : AKG 2013

b. KARBOHIDRAT
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi
tubuh. Bagi remaja perempuan karbohidrat berfungsi
sebagai sumber peningkatan asupan energi selama
fase luteal. Jika kekurangan karbohidrat terus
menerus akan mempengaruhi fungsi organ tubuh dan
terganggunya fungsi reproduksi, seperti gangguan
menstruasi.

40
Sumber karbohidrat meliputi beras, beras merah, ketan hitam, jagung, kentang,
singkong, ubi, talas, garut, sorgum, jewawut, sukun, sagu, roti dan mie. (32)

Kebutuhan karbohidrat remaja menurut AKG, sebagai berikut :


Tabel 10. Kebutuhan karbohidrat remaja
Kelompok Umur Karbohidrat (gram)
13 – 15 tahun (laki-laki) 340
16 – 18 tahun (laki-laki) 368
13 – 15 tahun (perempuan) 292
16 – 18 tahun (perempuan) 292
Sumber : AKG 2013

c. PROTEIN
Protein berfungsi untuk pertumbuhan,
mempertahankan sel atau jaringan yang ada
dan mengganti sel yang rusak sehingga protein
sangat diperlukan dalam masa pertumbuhan.
Selain itu, protein berperan sebagai sumber
energi. Kandungan asam amino arginin pada
protein berfungsi untuk memperkuat daya
tahan hidup sperma dan mencegah
kemandulan bagi remaja laki-laki.
Sumber protein hewani meliputi daging ruminansia (sapi, kambing, rusa), daging
unggas (ayam dan bebek), ikan, seafood, telur, dan susu. Sedangkan sumber protein
nabati meliputi tahu, tempe, kacang hijau, kacang tanah, kacang merah, kacang hitam,
kacang kedelai, kacang mete, dan kacang tolo. Kacang kedelai dan hasil olahannya
seperti tempe dan tahu merupakan sumber phytoestrogen yang berfungsi untuk membantu
merangsang produksi hormon estrogen selama menstruasi sehingga mengurangi
peradangan serta kram saat menstruasi.

41
Kebutuhan protein remaja menurut AKG, sebagai berikut :
Tabel 11. Kebutuhan protein remaja
Kelompok Umur Protein (gram)
13 – 15 tahun (laki-laki) 72
16 – 18 tahun (laki-laki) 66
13 – 15 tahun (perempuan) 69
16 – 18 tahun (perempuan) 59
Sumber : AKG 2013

d. LEMAK

Lemak berfungsi untuk meningkatkan


jumlah energi, sumber asam lemak esensial yang
diperlukan untuk pertumbuhan, dan pengangkut
vitamin larut lemak. Bagi remaja perempuan
lemak berperan dalam pengaturan siklus
menstruasi. Jika simpanan lemak kurang dari
20% total berat badan dapat menyebabkan tidak teraturnya menstruasi. Sedangkan jika
asupan asam lemak omega 3 rendah akan cenderung mengalami nyeri haid
(dismenorhea).
Sumber lemak meliputi alpokat, margarin, mentega, mayonaise, santan, kelapa,
keju, minyak jagung, minyak kelapa, dan minyak zaitun.
Kebutuhan lemak remaja menurut AKG, sebagai berikut :
Tabel 12. Kebutuhan lemak remaja
Kelompok Umur Lemak (gram)
13 – 15 tahun (laki-laki) 83
16 – 18 tahun (laki-laki) 89
13 – 15 tahun (perempuan) 71
16 – 18 tahun (perempuan) 71
Sumber : AKG 2013

42
e. SERAT
Serat berfungsi untuk melancarkan proses
pengeluaran tubuh dan melancarkan buang air
besar (BAB) sehingga mengurangi risiko sembelit.
Sumber serat meliputi buah-buahan (pepaya, jeruk,
mangga), sayuran (bayam, lobak, bit), kacang-
kacangan (kacang polong, kacang almond), dan
biji-bijian (gandum).

Kebutuhan serat remaja menurut AKG, sebagai berikut :


Tabel 13. Kebutuhan serat remaja
Kelompok Umur Serat (gram)
13 – 15 tahun (laki-laki) 35
16 – 18 tahun (laki-laki) 37
13 – 15 tahun (perempuan) 30
16 – 18 tahun (perempuan) 30
Sumber : AKG 2013

f. AIR
Air diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, pengatur proses
biokimia, pengatur suhu, pelarut, pembentuk
atau komponen sel dan organ, media
transportasi zat gizi, pembuangan sisa
metabolisme, pelumas sendi, dan bantalan
organ.
Pemenuhan kebutuhan air tubuh berasal
dari konsumsi makanan dan minuman, namun
sebagian besar (dua-pertiga) berasal dari minuman yaitu sekitar dua liter atau delapan
gelas sehari bagi remaja.

43
Kebutuhan air remaja menurut AKG, sebagai berikut :
Tabel 14. Kebutuhan air remaja
Kelompok Umur Air (mL)
13 – 15 tahun (laki-laki) 2000
16 – 18 tahun (laki-laki) 2200
13 – 15 tahun (perempuan) 2000
16 – 18 tahun (perempuan) 2100
Sumber : AKG 2013

ZAT GIZI MIKRO


Selain Karbohidrat, Lemak dan Protein kebutuhan akan zat gizi mikro seperti vitamin
dan mineral tentunya dibutuhkan juga pada saat masa remaja. Berikut vitamin yang
diperlukan pada remaja:

a. VITAMIN A
Vitamin A merupakan vitamin larut lemak yang berfungsi untuk mempertahankan
kesehatan kulit, rambut dan kuku serta membantu fungsi penglihatan. Selain itu, vitamin A
juga berperan penting dalam sistem imunitas tubuh dan berperan dalam penyerapan zat
gizi lainnya. Kekurangan vitamin A pada remaja dapat menyebabkan kebutaan,
mengurangi daya tahan tubuh sehingga mudah terserang infeksi yang dapat menimbulkan
kematian.
Kebutuhan akan vitamin A: (33,34)

Golongan Pria Wanita Golongan Pria Wanita


Usia (µg/d) ( µg/d) Usia (µg/d) ( µg/d)

13-15 th 600 600 9-13 th 600 600

16-18 th 600 600 14-18 th 900 700

19-29 th 600 500 19-30 th 900 700

Tabel 15. Kebutuhan vit A Table 16. Kebutuhan vit.A


menurut AKG menurut RDA

44
Sumber makanan yang kaya mengandung
vitamin A diantaranya buah – buahan dan sayuran
yang berwarna oranye, seperti pepaya, labu
parang, wortel, melon dan dari sumber hewani bisa
didapatkan dari hati.

Sumber: www.google.com

b. VITAMIN D
Vitamin D dibutuhkan untuk membantu pertumbuhan tulang dan membantu
penyerapan kalsium dalam tubuh. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan rachitis
atau berbagai gangguan tulang pada remaja.
Kebutuhan akan vitamin D :

Golongan Pria Wanita Golongan Pria Wanita


Usia (µg/d) ( µg/d) Usia (µg/d) ( µg/d)

13-15 th 5 5 9-13 th 15 15
16-18 th 5 5 14-18 th 15 15
19-29 th 5 5 19-30 th 15 15

Tabel 17. Kebutuhan vit D Table 18. Kebutuhan vit.D

menurut AKG menurut RDA

Vitamin D sebenarnya bisa didapatkan


langsung dari sinar matahari, namun untuk memenuhi
kebutuhan tubuh dapat diperoleh dari makanan,
seperti telur, ikan dan susu

Sumber: www.google.com

45
c. VITAMIN E
Vitamin E diperlukan untuk menjaga keseimbangan membran sel dan menyimpan
asam lemak. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan masalah neurology (saraf) pada
anak dan dewasa.
Kebutuhan akan vitamin E :

Golongan Pria Wanita Golongan Pria Wanita


Usia (µg/d) ( µg/d) Usia (µg/d) ( mg/d)

13-15 th 15 15 9-13 th 15 15

16-18 th 15 15 14-18 th 15 15

19-29 th 15 15 19-30 th 15 15

Tabel 19. Kebutuhan vit E Table 20. Kebutuhan vit E


menurut AKG menurut RDA

Makanan yang kaya mengandung vitamin E seperti


minyak biji sayuran.

Sumber: www.google.com

d. VITAMIN K
Vitamin K dibutuhkan untuk penggumpalan darah serta membantu menjaga
kesehatan tulang. Kekurangan vitamin K dapat menyebabkan pendarahan dan kerusakan
hati. Kebutuhan akan vitamin K:
Golongan Pria Wanita Golongan Pria Wanita
Usia (µg/d) ( µg/d) Usia (µg/d) ( µg/d)
13-15 th 55 55 9-13 th 60 60
16-18 th 55 55 14-18 th 75 75
19-29 th 65 55 19-30 th 120 90

Tabel 21. Kebutuhan vit K Table 22. Kebutuhan vit K


menurut AKG menurut RDA

46
Makanan yang kaya mengandung
vitamin K adalah sayuran berwarna hijau,
kacang kedelai dan hati sapi.

Sumber: www.google.com

e. VITAMIN C
Vitamin C atau asam askorbat berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan
sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan suatu zat yang diperlukan tubuh untuk
menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas.
Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan scurvy yang menyebabkan pucat, rasa lelah
berkepanjangan yang diikuti oleh pendarahan gusi dan bawah kulit.
Kebutuhan akan vitamin C : (33-35)

Golongan Pria Wanita Golongan Pria Wanita

Usia (mg/d) ( mg/d) Usia (mg/d) ( mg/d)

13-15 th 75 65 9-13 th 45 45

16-18 th 90 75 14-18 th 75 65

19-29 th 90 75 19-30 th 90 75

Tabel 23. Kebutuhan vit C Table 24. Kebutuhan vit C


menurut AKG menurut RDA

Vitamin C banyak ditemukan pada buah-


buahan, seperti pepaya, jeruk, brokoli, paprika,
anggur dan stroberi.

Sumber: www.google.com

47
f. VITAMIN B1 (THIAMIN)
Vitamin B1 diperlukan oleh tubuh untuk membantu metabolisme karbohidrat,
pencernaan dan fungsi saraf. Kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan gelisah,
depresi, tidak nafsu makan serta kram otot.
Kebutuhan akan vitamin B1 :

Golongan Pria (mg/d) Wanita Golongan Pria Wanita


Usia ( mg/d) Usia (mg/d) ( mg/d)

13-15 th 1,2 1,1 9-13 th 0,9 0,9

16-18 th 1,3 1,1 14-18 th 1,2 1,0


19-29 th 1,2 1,0 19-30 th 1,2 1,1

Tabel 25. Kebutuhan vit B1 Table 26. Kebutuhan vit B1


menurut AKG menurut RDA

Sumber makanan yang kaya akan vitamin B1 yaitu


seperti jamur, kacang-kacangan, biji-bijian dan
sereal.

Sumber: www.google.com

g. VITAMIN B2 (RIBOFLAVIN)
Vitamin ini dibutuhkan untuk menjaga selaput lendir, membantu menjaga
penglihatan, serta metabolisme seluruh zat gizi. Kekurangan vitamin B2 dapat
menyebabkan luka sekitar mulut dan hidung, sensitif terhadap sinar serta susah makan dan
menelan. Kebutuhan akan vitamin B2 :

48
Golongan Pria Wanita Golongan Pria Wanita
Usia (mg/d) ( mg/d) Usia (mg/d) ( mg/d)
13-15 th 1,2 1,1 13-15 th 0,9 0,9
16-18 th 1,3 1,1 16-18 th 1,3 1,0
19-29 th 1,2 1,0 19-29 th 1,3 1,1

Tabel 27. Kebutuhan vit B2 Table 28. Kebutuhan vit.B2


menurut AKG menurut RDA

Sumber makanan yang kaya akan vitamin


B2 yaitu hati sapi, daging, telur, yoghurt dan
susu non fat.

Sumber: www.google.com

h. VITAMIN B3 (NIACIN)
Vitamin B3 atau niacin dibutuhkan oleh enzim untuk konversi makanan menjadi
energi, meningkatkan selera makan, pencernaan dan fungsi saraf. Kekurangan vitamin B3
dapat menyebabkan diare, luka pada mulut, serta pellagra .
Kebutuhan akan vitamin B3 :

Golongan Pria Wanita Golongan Pria Wanita


Usia (mg/d) ( mg/d) Usia (mg/d) ( mg/d)

13-15 th 12 12 13-15 th 12 12
16-18 th 14 13 16-18 th 16 14
19-29 th 16 14 19-29 th 16 14

Tabel 29. Kebutuhan vit B3 Table 30. Kebutuhan vit B3


menurut AKG menurut RDA

49
Makanan yang tinggi mengandung
vitamin B3 seperti telur, serealia, dan
jamur.

Sumber: www.google.com

i. VITAMIN B6
Vitamin B6 atau bisa disebut juga pyridoxine adalah zat gizi yang sangat
penting bagi fungsi darah, kulit, dan sistem saraf pusat.
Kebutuhan akan vitamin B6 :

Golongan Pria Wanita Golongan Usia Pria (mg/d) Wanita


Usia (mg/d) ( mg/d) ( mg/d)

13-15 th 1,3 1,2 13-15 th 1,0 1,0

16-18 th 1,3 1,2 16-18 th 1,3 1,2

19-29 th 1,3 1,2 19-29 th 1,3 1,3

Tabel 31. Kebutuhan vit B6 Table 32. Kebutuhan vit B6


menurut AKG menurut RDA

Sumber makanan yang kaya akan


vitamin B6 yaitu kacang-kacangan, kentang,
ikan salmon, pisang dan gandum.

Sumber: www.google.com

50
j. VITAMIN B12

Vitamin B12, disebut juga kobalamin, adalah sebuah vitamin larut air yang
berperan penting dalam berfungsi normalnya otak dan sistem saraf, serta dalam
pembentukan darah. Kebutuhan :

Golongan Pria Wanita Golongan Pria Wanita


Usia (mg/d) ( mg/d) Usia (mg/d) ( mg/d)

13-15 th 2,4 2,4 13-15 th 1,8 1,8

16-18 th 2,4 2,4 16-18 th 2,4 2,4

19-29 th 2,4 2,4 19-29 th 2,4 2,4

Tabel 33. Kebutuhan vit B6 Tabel 34. Kebutuhan vit B6


menurut AKG menurut RDA

Sumber vitamin B12 dapat ditemui pada


daging, telur, susu dan ikan.

Sumber: www.google.com

k. KALSIUM
Kalsium di dalam tubuh, sebagian besar terdapat pada jaringan keras seperti
tulang, gigi, dan sisanya tersebar dalam bagian tubuh yang lain. Pada masa ini kalsium
berfungsi sebagai penunjang akselerasi muscular, skeletal, dan perkembangan endokrin.
Asupan kalsium yang tidak adekuat menyebabkan puncak massa tulang kurang
sehingga meningkatkan risiko osteoporosis di masa dewasa.
Kebutuhan Kalsium :

51
Golongan Pria Wanita Golongan Pria Wanita
usia (mg/d) (mg/d) usia (mg/d) (mg/d)
10-14 th 1200 1200 10-14 th 1300 1300
14-17 th 1200 1200 14-17 th 1300 1300
17-21 th 1100-1200 1100-1200 17-21 th 1100-1300 1100-1300
Tabel 35. Kebutuhan Kalsium Tabel 36. Kebutuhan Kalsium
menurut AKG menurut RDA

Sumber kalsium yang paling baik terdapat pada


susu dan hasil olahannya, ikan, kacang-kacangan,
dan sayuran hijau.

Sumber: www.google.com

l. FOSFOR

Fosfor dapat membantu pembentukan tulang dan gigi, serta membantu tubuh
membentuk energi. Sebagai bagian dari membran sel, maka setiap sel tubuh memerlukan
fosfor untuk berfungsi secara normal. Defisiensi fosfor sangat jarang terjadi sedangkan
jika mengonsumsi fosfor dalam dosis tinggi dalam waktu lama dapat menurunkan jumlah
kalsium dalam tubuh sehingga tulang lebih berisiko mengalami fraktur.

Golongan Pria Wanita Golongan Pria Wanita


usia (mg/d) (mg/d) usia (mg/d) (mg/d)
10-14 th 1200 1200 10-14 th 1250 1250
14-17 th 1200 1200 14-17 th 1250 1250
17-21 th 700-1200 700-1200 17-21 th 700-1250 700-1250

Tabel 37. Kebutuhan Fosfor Tabel 38. Kebutuhan Fosfor


menurut AKG menurut RDA

52
Sumber fosfor yaitu hampir disemua
makanan terutama di dalam daging merah,
makanan mengandung suus, ikan , unggas, roti,
beras, dan gandum.

Sumber: www.google.com

m. MAGNESIUM
Magnesium membantu sistem otot dan saraf, menormalkan denyut jantung dan
menjaga kekuatan tulang serta membantu tubuh membentuk energi dan protein. Defisiensi
magnesium dapat mengakibatkan muntah – muntah, waktu transit dalam saluran cerna
yang cepat, tidak terkontrolnya gerakan otot (gemetar, kejang-kejang) dan kalsifikasi
jaringan lunak, kelebihan magnesium di dalam tubuh disebut hipermagnesemia, tetapi
keadaan ini jarang terjadi.

Golongan Pria Wanita Golongan Pria Wanita


usia (mg/d) (mg/d) usia (mg/d) (mg/d)
10-14 th 1200 1200 10-14 th 1250 1250
14-17 th 1200 1200 14-17 th 1250 1250
17-21 th 700-1200 700-1200 17-21 th 700-1250 700-1250

Tabel 39. Kebutuhan Magnesium Tabel 40. Kebutuhan Magnesium


menurut AKG menurut RDA

Sumber magnesium bisa didapatkan pada


biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan
sayuran hijau

Sumber: www.google.com

53
n. NATRIUM
Natrium berfungsi untuk mengatur volume cairan, mengatur keseimbangan cairan,
mengatur osmolaritas, dan mengatur tekanan darah. Sumber utama natrium adalah garam
dapur yang secara kimia berupa NaCl. Sumber natrium lainnya adalah penyedap
masakan, yaitu MSG (monosodium glutamate) dan soda kue.

Golongan Pria Wanita Golongan Pria Wanita


usia (mg/d) (mg/d) usia (mg/d) (mg/d)
10-14 th 1500 1500 10-14 th 1500 1500
14-17 th 1500 1500 14-17 th 1500 1500
17-21 th 1500 1500 17-21 th 1500 1500
Tabel 41. Kebutuhan Natrium Tabel 42. Kebutuhan Natrium
menurut AKG menurut RDA

Adapun sumber natrium yang sehat adalah sayur-sayuran dan buah-buahan segar
serta biji-bijian utuh dan sumber natrium yang kurang sehat adalah produk pangan olahan
karena mengandung natrium dalam jumlah yang banyak.

Sumber: www.google.com Sumber: www.google.com

o. KALIUM
Kalium merupakan salah satu mineral utama yang dibutuhkan tubuh untuk berbagai
proses penting. Kalium adalah elektrolit, sehingga bersama dengan natrium, kalium
bertugas mengatur kadar cairan tubuh. Bahkan, jika mendapatkan jumlah kalium yang
cukup dapat menetralkan dampak asupan natrium yang berlebihan pada tekanan darah.
kalium ini juga diketahui penting untuk kesehatan tulang. Defisiensi kalium parah jarang
terjadi.

54
Namun, seseorang bisa mengalami kekurangan kalium karena kehilangan cairan
berlebihan akibat diare berat, olahraga berat, atau penggunaan diuretik. Asupan kalium
berlebihan dapat mengakibatkan hiperkalemia, yang merupakan kondisi di mana kadar
kalium dalam darah mengalami peningkatan.

Golongan Pria Wanita Golongan Pria Wanita


usia (mg/d) (mg/d) usia (mg/d) (mg/d)
10-14 th 4500-4700 4500 10-14 th 4500-4700 4500
14-17 th 4700 4500-4700 14-17 th 4700 4500-4700
17-21 th 4700 4700 17-21 th 4700 4700

Tabel 43. Kebutuhan Kalium Tabel 44. Kebutuhan Kalium


menurut AKG menurut RDA

Sumber kalium dapat diperoleh dari sayuran


(kacang panjang, mentimun) dan buah-
buahan (pisang, belimbing), kacang-
kacangan dan bij-bijian.

Sumber: www.google.com

p. ZAT BESI (FE)


Pada masa ini, remaja perempuan lebih rawan mengalami kekurangan sel darah
merah dibandingkan dengan laki-laki karena remaja perempuan mengalami menstruasi
yang mengeluarkan zat besi setiap bulan.
Pada remaja laki-laki juga mengalami peningkatan kebutuhan zat besi karena
ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi hemoglobin.
Zat besi berfungsi sebagai pengangkut O2 dan CO2, pembentukan sel darah
merah dan juga membuat fungsi otak bekerja maksimal dan membantu meningkatkan
sistem kekebalan tubuh.

55
Golongan Pria Wanita Golongan Pria Wanita
usia (mg/d) (mg/d) usia (ug/d) (ug/d)

10-14 th 13-19 20-26 10-14 th 8-11 8-15


14-17 th 15-19 26 14-17 th 11 15
17-21 th 13-15 26 17-21 th 8-11 15-18

Tabel 45. Kebutuhan Zat Besi Tabel 46. Kebutuhan Zat Besi
menurut AKG menurut RDA

Sumber zat besi yang baik antara lain terdapat


pada hati, daging merah (sapi, kambing dan
domba), daging putih (ayam dan ikan), kacang-
kacangan dan sayuran hijau.

Sumber: www.google.com

q. IODIUM
Iodium (iodin) dibutuhkan dalam tubuh dalam jumlah yang sedikit, tetapi mempunyai
fungsi yang penting, yaitu membantu pembentukan hormone tiroksin pada kelenjar gondok.
Hormone tersebut berperan pada pertumbuhan tulang dan perkembangan fungsi otak.
Jika terjadi defisiensi yodium pada masa remaja berdampak pada gangguan
kelangsungan hidup seperti keguguran dan bayi lahir mati; gangguan perkembangan
kecerdasan; dan gangguan perkembangan mental.

Golongan Pria Wanita Golongan Pria Wanita


usia (mcg/d) (mcg/d) usia (ug/d) (ug/d)
10-14 th 120-150 120-150 10-14 th 120-150 120-150
14-17 th 150 150 14-17 th 150 150
17-21 th 150 150 17-21 th 150 150

Tabel 47. Kebutuhan Yodium Tabel 48. Kebutuhan Yodium


menurut AKG menurut RDA

56
Bahan makanan sumber yodium dari hewani antara lain ikan dan kerang. Selain
dari sumber tersebut, sumber yodium juga terdapat pada garam berodium.

Sumber: www.google.com

r. SENG (ZINK)
Zink atau seng adalah salah satu mineral mikro yang penting untuk semua bentuk
kehidupan. Zink berperan dalam metabolism karbohidrat, lemak, protein dan asam
nukleat. Zink diperlukan untuk pertumbuhan dan kematangan seksual remaja, terutama
untuk remaja laki-laki. asupan zink yang kurang dapat menyebabkan perlambatan
pertumbuhan, hipogonadisme, gangguan fungsi kecap, gangguan penyebuhan luka dan
gangguan nafsu makan. (36)

Golongan Pria Wanita Golongan Pria Wanita


usia (mcg/d) (mcg/d) usia (mg/d) (mg/d)
10-14 th 120-150 120-150 10-14 th 8-11 8-9
14-17 th 150 150 14-17 th 11 8
17-21 th 150 150 17-21 th 11 8
Tabel 49. Kebutuhan Zink Tabel 50. Kebutuhan Zink
menurut AKG (37) menurut RDA (38)

Sumber zink dapat diperoleh dari daging


merah, hati, unggas, keju, padi-padian, sereal,
kacang kering, telur, daam.n produk laut,
terutama tiram.

57
Tips
Pada usia remaja adalah masa  Memperhatikan variasi / ragam makanan
peralihan dari remaja menuju dewasa, disesuaikan umur dan aktivitas, dengan
pada periode ini merupakan periode terpenuhinya sumber makanan pokok, lauk
kritis dalam pertumbuhan dan pauk, sayuran, dan buah.
perkembangan fisik, psikis, kognitif,  Pengaturan jadwal makan yang
dan perilaku. Pertumbuhan fisik menuju baik.
kematangan, mampu bertahan dari  Biasakan sarapan pagi
berbagai penyakit di masa anak-anak. Aktifitas remaja yang padat dan
Masalah kesehatan yang dialami dipenuhi dengan kesibukan sekolah,
remaja umumnya berasal dari gaya mengharuskan pemenuhan gizi yang
hidup dan kebiasaan makan mulai maksimal. Salah satu hal yang harus
berubah sesuai perubahan kebutuhan dilakukan adalah membiasakan sarapan
fisiknya. Sehingga dalam fase remaja pagi. Sarapan pagi membantu otak
yang dibutuhkan adalah bimbingan berpikir lebih cepat dan menyediakan
dan pengalaman dalam menuju energy yang cukup untuk memulai hari.
kematangan pendewasaan yang baik Rutin sarapan pagi juga mengurangi resiko
termasuk kematangan mental, obesitas.
emosional, sosial, dan fisik.
 Terpenuhinya kebutuhan cairan (Air).
Berikut ini beberapa tips dan
2-3 liter /hari (10-15 gelas per
rekomendasi menjaga kesehatan di usia
hari). Menyesuaikan aktivitas fisik, kondisi
remaja :
fisiologis, jenis kelamin, suhu lingkungan.
1. Penerapan Prinsip Gizi  Membiasakan diri konsumsi gula dan
Seimbang garam secukupnya
Asupan garam maksimal 5 gram/hari
(setara 1 sendok teh)
Asupan gula maksimal 30 gram/hari
(setara 3 sendok makan)

58
 Konsumsi makanan sumber - Tercapai kematangan fungsi
karbohidrat setengah dari kebutuhan seksual
energy - Tercapainya bentuk dewasa
Ada dua kelompok
karbohidrat yaitu karbohidrat 2. Pola Hidup Sehat dan Bersih
kompleks dan sederhana. Proses Rutin mencuci tangan sebelum dan
pencernaan dan penyerapan setelah makan, setelah melakukan
karbohidrat kompleks berlangsung aktivitas, mandi, cuci, buang air, serta
lebih lama daripada yang sederhana. mengurangi dan menghindari
Konsumsi karbohidrat kompleks terpaparnya lingkungan yang kotor dan
sebaiknya dibatasi 50% saja dari berpolusi.
kebutuhan energi sehingga tubuh 3. Aktivitas Fisik
dapat memenuhi sumber zat
pembangun dan pengatur.

 Membatasi konsumsi lemak


seperempat dari kebutuhan energi
Lemak dan minyak yang
terdapat dalam makanan berguna
Sumber: www.google.com
untuk meningkatkan jumlah energi,
Semakin dimudahkannya sarana
membantu penyerapan vitamin (A, D,
prasarana penunjang kebutuhan hidup
E dan K) serta menambah lezatnya
masa kini, memberikan efek penurunan
hidangan. Mengonsumsi lemak dan
aktivitas fisik dan berdampak pada tubuh
minyak secara berlebihan akan
menjadi kurang gerak, lemak menumpuk,
mengurangi konsumsi makanan lain.
dan mulai mengakibatkan gangguan
Manfaat terpenuhinya kecukupan kesehatan. (39) Beberapa aktivitas
gizi pada remaja yaitu : menyehatkan yang mudah dilakuakan
antara lain :
- Membantu konsentrasi belajar.
 Jalan santai
- Beraktivitas.
 Menggunakan tangga daripada lift
- Bersosialisasi.
- Untuk kesempurnaan fisik.

59
Perlu diupayakan untuk dapat berolahraga untuk pembakaran energi minimal satu
minggu sekali. Pilih olahraga yang disukai, lakukan bersama keluarga atau rekan kerja
seperti jogging, bersepeda, renang, bulutangkis, tenis, gym, dan sebagainya.
Tabel 51. Waktu olahraga yang dibutuhkan untuk membakar energi 100 kkal

Treadmill cepat 12 menit

Sepeda statis 20 menit

Aerobik 16 menit

Renang 10 menit

Jalan santai 60 menit

Sumber : (Pritasari et al, 2017)

Rekomendasi Aktivitas Fisik Pada Remaja

60
4. Pemantauan Berat Badan Teratur
Melakukan pemantauan berat badan secara berkala bermanfaat untuk mengetahui
risiko terhadap masalah gizi / malnutrisi. Salah satu cara pemantauan berat badan ideal
remaja usia 5-18 tahun adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh menurut usia
(IMT/U) disesuaikan dengan memperhatikan nilai Z-score pada diagram WHO. Z-score
merupakan indeks antropometri yang digunakan secara internasional untuk menentukan
status gizi dan pertumbuhan yang diekspresikan sebagai satuan standar deviasi (SD)
populasi rujukan. (40)

Rumus mengukur IMT = BB (kg) / TB (m2)


𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑰𝒏𝒅𝒆𝒌𝒔− 𝑴𝒆𝒅𝒊𝒂𝒏 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑰𝒏𝒅𝒆𝒌𝒔− 𝑴𝒆𝒅𝒊𝒂𝒏
Rumus Z-score 1 = Rumus Z-score 2 = (𝟏 𝑺𝑫)−𝑴𝒆𝒅𝒊𝒂𝒏
𝑴𝒆𝒅𝒊𝒂𝒏−(−𝟏 𝑺𝑫)

Keterangan :
Nilai Indeks : hasil dari perhitungan IMT
Z-score 1 : Apabila Nilai Indeks kurang dari Median
Z-score 2 : Apabila Nilai Indeks lebih dari Median
Median dan 1 SD : Angka yang tertera pada tabel Standar Antropometri
Penilaian Status Gizi pada Anak usia 5-18 tahun IMT/U

Tabel 52. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks(41)
Indeks Masa Tubuh Sangat Kurus < -3 SD
menurut Umur Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD
(BB/U) Normal -2 SD sampai dengan 1 SD
Anak Umur 5-18 Gemuk >1 SD sampai dengan 2 SD
Tahun Obesitas >2 SD
Sumber : (Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, 2011)

61
Glosarium
 Binge eating adalah pola makan tidak  Lobe Frontal adalah bagian dari otak
normal dimana seseorang memakan besar, terletak di kepala bagian
makanan dengan jumlah yang sangat depan (dahi), berfungsi untuk
banyak dalam suatu waktu mengendalikan segala sesuatu tentang
 Enzim fosfodiesterase adalah enzim bicara, berjalan,
yang selektif bekerja pada jantung pemahaman/pemecahan masalah dan
 Fixed boards adalah bagian papan aspek-aspek emosi, serta sosialisasi.
yang tidak bisa digerakkan  Movable boards adalah bagian
 Fortifikasi adalah proses papan yg bisa digerakkan
penambahan micronutrient  Perkembangan fisik adalah
 Fraktur adalah patah atau retak penambahan ukuran sistem rangka,
pada tulang otot dan beberapa organ tubuh

 Hipogonadisme adalah suatu kondisi lainnya

ketika hormon seksual yang dihasilkan  Perkembangan kognitif adalah


oleh kelenjar seksual (pada pria perkembangan daya pikir anak
disebut testis dan pada wanita disebut  Perkembangan psikososial adalah
ovarium) berada di bawah jumlah kemampuan anak untuk menghadapi
normal. dan memecahkan masalahnya sendiri
 Tulang tibia adalah tulang kering

62
Daftar Pustaka
1. APA (American Psychological Assosiations). Developing Adolescents : A References Fot
Professionals. APA Washington, DC. (Internet). 2002. (Diakses 14 Februari 2018)
Yang diakses dari : www.apa.org/pi/pii/develop.pdf
2. Arnelia. Adolescent Characteristics with the Severe Malnutrition and Linear Growth
Disorder History in Early Age. Journal of Nutrition and Food. 2011; 6(1), 42—50.
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Standar Antropometri Status Gizi Anak. di
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2010.
4. Handayani MS, Dwiriani CM, Riyadi DH. Hubungan Komposisi Tubuh dan Status Gizi
dengan Perkembangan Seksual pada Remaja Putri di Perkotaan dan di Perdesaan. Jurnal
Gizi dan Pangan. 2013; 8(3) : 181-186 .
5. Yunieswati W, Briawan D. Status Antropometri dengan Beberapa pada Mahasiswa
Indikator TPB-IPB Gizi Pangan. 2014; 9(3) : 181-186.
6. H.S. AR. Persentase Lemak Tubuh dan Lingkar Pinggang Sebagai Faktor Risiko Bagi
Ketidakteraturan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri Studi di SMA Negeri 3 Semarang.
Skripsi Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; 2009.
7. Ida F. Determinan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di Kecamatan Gebog Kabupaten
Kudus. (Internet). 2006. (Diakses pada tanggal 23 Februari 2018 pukul 22:19 WIB)
Yang diakses dari : http://www.eprints.undip.ac.id/
8. Andea dan Raisa. Hubungan antara Body Image dan Perilaku Diet pada Remaja.
(Internet). 2010. (Diakses pada tanggal 16 Februari 2018 pukul 10:00 WIB).
Yang diakses dari : http://repository.usu.ac.id/
9. Taber Ben-zion. Perdarahan Per Vaginam. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan
Ginekologi. Alih bahasa: Supriyadi T. Jakarta: EGC; 1994. P 459.
10. Taber Ben-zion. Perdarahan Per Vaginam. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan
Ginekologi. Alih bahasa: Supriyadi T. Jakarta: EGC; 1994. P 459.
11. Karapanao O, Anatasios P. Determinants of Menarche. (Internet). 2012. (Diakses pada
tanggal 23 Oktober 2018).
Yang diakses dari : www.biomedcentral.com

63
12. Winkjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi trijatmo. Ilmu Kandungan. Edisi 2. Jakarta: PT
Bina Pustaka Sarwano Prawirohardjo; 2009. P 92-104.
13. Warita PF. Gambaran Usia Menarche Pada Remaja Putri di SMP Shafiyyatul Amaliyyah
dan SMP Nurul Hasanah Kota Medan Tahun 2009. (skripsi). Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara: Medan. 2009.
14. Warita PF. Gambaran Usia Menarche Pada Remaja Putri di SMP Shafiyyatul Amaliyyah
dan SMP Nurul Hasanah Kota Medan Tahun 2009. (skripsi). Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara: Medan. 2009.
15. Proverawati. Obesitas dan Gangguan Perilaku Makan pada Remaja. Yogyakarta: Nuha
Medika. 2010.
16. .Adityawarman. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Komposisi Tubuh pada Remaja. (Internet).
2007. (Diakses pada tanggal 21 Februari 2018)
Yang diakses dari: http://eprints.undip.ac.id/22215/1/Aditya.pdf.
17. Muktiharti S, Purwanto, Purnomo I, Saleh R. Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Studi
Kesehatan Masyarakat, Universitas Pekalongan. Faktor Risiko Kejadian Obesitas pada
Remaja SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 3 di Kota Pekalongan Tahun 2010. (Internet).
2010. (Diakses pada tanggal 21 Februari 2018)
Yang diakses dari: http://www.download.portalgaruda.org/ipi21062.pdf.
18. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diagnosis, Tata Laksana, dan Pencegahan
Obesitas pada Anak dan Remaja. UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak
Indonesia. (Internet). 2014. (Diakses pada tanggal 15 maret 2018)
Yang diakses dari : http://idai.or.id.
19. Anonym. Factor Resiko Dehidrasi Pada Remaja dan Dewasa. (Internet). (Diakses pada
tanggal 20 Februari 2018)
Yang diakses dari : http://repository.ipb.ac.id.

20. Santoso, BI, Hardinsyah, Siregar, P Pardede, SO. Air Bagi Kesehatan, Jakarta, Centra
Communications; 2012.

21. Hardinsyah, Gustam, Briawan. Faktor risiko dehidrasi pada remaja dan dewasa Indonesia.
Jurnal Gizi dan Pangan. 2012; vol 8.

64
22. Popkin, M Barry, D’anci KE, Rosenberg IH. Water, hydration and health Nutrition reviews.
2010; 68(8) ; 439-458.

23. Davy, Brenda M, Elizabeth A, Dennis, et al. Water Consumption Reduces Energy Intake at
a Breakfast Meal in Obesitas Older Adult. J Am Diet Assoc. 2008; 108(7):1236-1239.

24. UNICEF. Adolescence An Age of Opportunity. United Nations Children's Fund. 2011.

25. IDAI. Nutrisi Pada Remaja. (Internet). (Diakses pada tanggal 15 Maret 2018).

Yang diakses dari : http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/nutrisi-pada-


remaja.

26. Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2010.

27. Guyton, A., & Hall, J. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed: 11. EGC Medical Publisher:
Jakarta. 2007.

28. Pakar Gizi Indonesia. Ilmu gizi : teori & aplikasi. Jakarta: EGC; 2016

29. Felicia, Hutagaol E, Kundre R. Hubungan status gizi dengan siklus menstruasi pada remaja
putri di PSIK FK Unsrat Manado. 2015; 3(1):3 – 7

30. Putri, PH. Pengaruh umur kehamilan usia remaja, pengetahuan ibu tentang anemia, dan
status gizi terhadap kejadian anemia di Kecamatan Sawahan Kota Surabaya. Medical
Technology and Public Health Journal; 2017; 1(1):35-41

31. Dewantari Ni Made. Peranan Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jurnal Skala Husada.
2013 (10) 2: 219 – 224
32. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Gizi Seimbang. 2014.
33. Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta. 2004.

34. Lerios A, Nancy B. (Internet). 2013. (Diakses pada tanggal 16 Februari 2018).

Yang diakses dari : http://www.pamf.org/teen/health/nutrition/vitamins-minerals.html

35. Iswara, A. Pengaruh pemberian antioksidan vitamin C dan E terhadap kualitas


spermatozoa tikus putih terpapar allethrin. (Skripsi). Jurusan Biologi Universitas Negeri
Semarang; 2009.

65
36. Hardinsyah dan Supariasa, IDN. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasinya. Jakarta: EGC; 2017.
37. AKG 2013. Angka Kecukupan Gizi Energi, Protein Yang Dianjurkan Bagi Bangsa
Indonesia. Lampiran Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2013.
38. Anonym. (Internet). (Diakses pada tanggal 23 Februari 2018)
Yang diakses dari :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK56068/table/summarytables.t3/?report=objecto
nly
39. Pritasari, Damayanti D, Lestari NT. Gizi Daur Kehidupan. Edisi Pertama. BPPSDMK
Kemenkes RI; 2017.
40. Rakhmawati, Annis. Hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan Usia Awal Andropause.
2009.
41. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Standar Antropometri
Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. 2011.

66
67

Anda mungkin juga menyukai