Oleh
Rusdianto
04211540000018
2018
I. Pendahuluan
Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
BAB I
PENDAHULUAN
Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
khususnya dalam bidang teknologi maritim yang tercantum dalam lima bidang
keahlian pilihan yang dipelajari oleh mahasiswa. 5 bidang keahlian itu adalah :
1. Bidang Keahlian Marine Power Plant (MPP)
2. Bidang Keahlian Marine Electrical and Automatic System (MEAS)
3. Bidang Keahlian Marine Machinery System (MMS)
4. Bidang Keahlian Marine Manufacturing and Design (MMD)
5. Bidang Keahlian Reliability, Availability, Maintainability, and Safety (RAMS).
Marine Electrical and Automatic System (MEAS) merupakan salah satu
bidang keahlian dimana terdapat mata kuliah pilihannya, yaitu Sitem Komunikasi
dan Navigasi Kapal. Ilmu pengetahuan yang didapat oleh mahasiswa di bangku
perkuliahan sebagian besar adalah bersifat teoritis. Oleh karena itu, perlu diadakan
kuliah lapangan untuk memberikan pengenalan secara langsung kepada mahasiswa
agar bisa memahami yang telah diterima dan penerapannya.
Dalam kuliah lapangan ini, Dosen Pengampu mata kuliah Sistem
Komunikasi dan Navigasi kapal merekomendasikan VTS (Vessel Traffic Service)
Surabaya dan Stasiun Radio Pantai Surabaya sebagai tempat dilakukukannya kuliah
lapangan.
1.2 Tujuan
Adapun ujuan dari diadakannya kuliah lapngan ini adalah sebagai berikut:
1. Memperkenalkan secara langsung kepada mahasiswa tentang penerapan Sistem
Komunikasi dan Navigasi Kapal .
2. Hubungan antara mata kuliah yang diajarkan kampus dan implementasinya di
dalam dunia kerja.
3. Memperdalam wawasan mahasiswa tentang lingkungan kerja dalam bidang
Sistem Komunikasi dan Navigasi Kapal.
4. Mahasiswa dapat mengetahui macam – macam prospek kerja dari lulusan Teknik
Sistem Perkapalan.
1.3 Manfaat
Berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa diambil dari kuliah lapangan:
Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
1. Mengetahui secara langsung profil perusahaan, fisik bangunan, serta mekanisme
kerja perusahaan baik dari sisi manajemen operasional dan Sumber Daya
Manusia,
2. Lebih mengenal secara langsung teori-teori yang telah diperoleh dalam proses
perkuliahan di perusahaan atau institusi.
Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
BAB II
Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
BAB III
HASIL KUNJUNGAN KULIAH LAPANGAN
Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
jenis peralatan dan protokol komunikasi yang digunakan untuk
meningkatkan keselamatan dan mempermudah pertolongan bagi kapal.
Gambar 1. GMDSS
GMDSS dikembangkan oleh Organisasi Maritim Internasional
(IMO), badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan tanggung jawab
untuk keselamatan kapal dan pencegahan pencemaran laut, dalam kerjasama
erat dengan International Telecommunication Union (ITU) dan organisasi
internasional lainnya, terutama Organisasi Meteorologi Dunia (WMO),
Organisasi Hidrografi Internasional (IHO) dan mitra COSPAS-Sarsat.
Berdasarkan GMDSS, kapal penumpang dan kapal kargo semua
semua lebih dari 300 tonase gross dalam perjalanan internasional harus
membawa satelit tertentu dan peralatan komunikasi radio, untuk mengirim
dan menerima tanda marabahaya dan informasi keselamatan maritim, dan
untuk komunikasi umum.
Dasar Hukum
Peraturan yang mengatur GMDSS yang terkandung dalam Konvensi
Internasional untuk Keselamatan Jiwa di Laut (SOLAS), 1974.Persyaratan
GMDSS tercantum dalam Bab IV SOLAS pada komunikasi radio dan
diadopsi pada tahun 1988. Persyaratan mulai berlaku pada tanggal 1 Februari
tahun 1992 tetapi disediakan untuk fase pada periode hingga 1 Februari 1999.
Fungsi Global Maritime Distress and Safety System
a. Sinyal Marabahaya (Distress Alerting)
Laporan musibah marabahaya secara tepat dapat diterima kapal-kapal
yang berada disekitarnya atau unit yang berwenang tentang SAR yang ada
di pantai melalui SROP atau stasiun bumi pantai. Kemudian unit SAR
akan menyampaikan peringatan marabahaya tersebut ke unit-unit SAR
dan kapal-kapal yang ada di sekitar lokasi musibah.
Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Sinyal Marabahaya harus meliputi: identifikasi kapal musibah,
posisi kapal, sifat musibah, informasi-informasi lain.
Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
d. AREA 4: Daerah perairan diluar Area A!, A2 dan A3 (daerah kutub).
Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
c. Area 3:
• Peralatan VHF Telephoni + DSC
• Peralatan radio MF/HF + DSC, ditambahi NBDP (Narrow Band
Direct Printing)
• Peralatan satelit Inmarsat standar A atau C atau harus membawa
peralatan MF + DSC (bila point 2 tidak dipenuhi)
• Peralatan EPIRB Freq. 406 MHz atau 1,6 GHz
• Peralatan penerima NAvtex
• Peralatan penerima EGC (Enhanced Group Calling) untuk kapal pada
kawasan Inmarsat bila dinas Navtex internasional tidak tersedia.
• Peralatan radar 9 GHz dan radar transponder 9 GHz (SART)
• Peralatan two way VHF Telepon radio dua arah
d. Area 4:
• Peralatan VHF Telephoni + DSC
• Peralatan radio MF/HF + DSC, ditambahi NBDP
• Peralatan EPIRB Freq. 406 MHz atau 1,6 GHz
• Peralatan penerima NAvtex
• Peralatan radar 9 GHz dan radar transponder 9 GHz (SART)
• Peralatan two way VHF Telepon radio dua arah
Komponen – Komponen Global Maritime Distress and Safety System
a. Emergency Position-Indicating Radio Beacon (EPIRB)
Prinsip Kerja EPIRB adalah Ketika beacon aktif, sinyal akan diterima oleh
satelit selanjutnya diteruskan ke Local User Terminal (LUT) untuk
diproses seperti penentuan posisi, encoded data dan lain-lainnya.
Selanjutnya data ini diteruskan ke Mission Control Centre (MCC) di
manage. Bila posisi tersebut diluar wilayahnya akan dikirim ke MCC yang
bersangkutan, bila di dalam wilayahnya maka akan diteruskan ke instansi
yang bertanggung jawab.
Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Gambar 3. EPIRB
Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Gambar 4. NAVTEX
Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Sistem Satelit yang dioperasikan oleh Inmarsat, yang berada di bawah
kontrak dengan IMSO (International Mobile Satellite Organization), juga
merupakan elemen penting dari system GMDSS. Empat jenis Inmarsat
Ship Earth Station Terminal(Terminal Stasiun Penerima Inmarsat di
Bumi) yang kompatibel dengan GMDSS antara lain : Inmarsat versi A, B,
C, dan F77.
Gambar 5. INMARSAT
Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
peringatan yang dikeluarkan oleh USCG-Conducted International Ice
Patrol, dan informasi-informasi sejenis yang tidak tersedia pada
NAVTEX. SafetyNET cara kerjanya mirip dengan NAVTEX pada area di
luar jangkauan NAVTEX. Peralatan Inmarsat-C relative lebih ringan dan
lebih murah dari pada Inmarsat-A, B, atau F77. Antena Terminal Stasiun
Penerima Inmarsat-C di bumi memiliki ukuran yang lebih kecil
dibadingkan Inmarsat-A, B, dan F77. SOLAS saai ini menyaratkan
Inmarsat-C untuk memiliki sebuah penerima sinyal navigasi satelit yang
terintergrasi, koneksi tersebut akan memastikan informasi lokasi yang
akurat untuk dikirim ke RCC apabila sinyal tanda bahaya (distress signal)
dipancarkan oleh kapal yang mengalami kecelakaan. Inmarsat juga
mengoperasikan sistem EPIRB, yaitu Inmarsat-L, yang mirip dengan
system yang dioperasikan oleh ME2002 (Penyedia layanan lainnya)
Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
dengan menggunakan panggilan selektif dijital untuk arah komunikasi
dari kapal ke pantai, kapal ke kapal serta pantai ke kapal, sedangkan untuk
komunikasi di lokasi musibah yang menggunakan telepon radio
digunakan frekuensi 2182 kHz. Sedangkan frekuensi 2174,5 kHz
digunakan hanya untuk komunikasi dengan menggunakan telex.
Untuk komunikasi dengan arah komunikasi dari kapal ke pantai dan dari
pantai ke kapal yang berada dalam jarak jangkau yang jauh digunakan
komunikasi HF sebagai alternatif terhadap komunikasi satelit. Frekuensi-
frekuensi yang digunakan adalah pada band frekuensi 4, 6, 8, 12 dan 16
MHz. Kapal-kapal yang diperlengkapi dengan peralatan komunikasi HF,
harus selalu menjaga frekuensi marabahaya pada band 8 MHz, serta salah
satu frekuensi yang diharuskan yang sesuai untuk daerah dimana kapal
tersebut sedang berlayar.
b. Search And Rescue Transponder (SART)
Fungsi SART dalam GMDSS adalah untuk Locating Signal yaitu untuk
untuk memudahkan penemuan posisi Survival Craft. Ketika terdeteksi
atau terinterogasi oleh RADAR, SART akan berganti ke modus Transmit
dan memancarkan sinyal audio dan visual (tampilan pada RADAR berupa
titik-titik, semakin dekat posisi SART maka semakin besar titik-titik nya
Gambar 6. SART
Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
beberapa publikasi itu disebut TELEX, sisitem yang digunakan pada
komunikasi melalui pantai atau darat yang dilakukan antara kantor.
Salah satu kelemahan menggunakan NBDP untuk komunikasi dalah
bahwa operator yang terampil untuk menerima berota dperlukan.
Keuntungannya adalah bahwa ada hardcopy semua komunikasi tertulis,
NBDP komunikasi menggunakan sinyal digital untuk menghubungkan
antar komnikator.
Gambar 7. NBDP
Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
membantu kapal-kapal yang memerlukan bantuan khusus
Layanan VTS menyangkut manajemen operasional lalu lintas dan
perencanaan pergerakan kapal di wilayah cakupan VTS. Hal ini bertujuan
meningkatkan keselamatan dan efisiensi bernavigasi. Berdasarkan ketentuan
IALA (Internasional Association of Marine Aids to Navigation and
Lighthouse Authorities ), pelayanan VTS menyediakan informasi seperti
identitas, posisi dan informasi lalu lintas di alur kondisi, cuaca dan bahaya,
atau faktor lainnya yang dapat mempengaruhi perjalanan kapal. Ada 3
layanan yang disediakan dalam VTS yaitu:
a. Information Service ( INS )
Merupakan pelayanan untuk menjamin tersedianya informasi penting
dalam waktu yang tepat untuk membantu kapal membuat proses
keputusan kenavigasian.
b. Navigational Assistance Services ( NAS )
Merupakan suatu layanan untuk membantu proses pembuatan keputusan
kenavigasian diatas kapal khususnya dalam kesulitan kenavigasian atau
keadaan meteorologi atau dalam hal adanya kelainan atau penyimpangan
kenavigasian.
c. Traffic Organisation Services ( TOS )
Merupakan suatu pelayanan untuk mencegah berkembangnya situasi yang
berbahaya dan menyediakan informasi untuk keselamatan dan efisiensi
gerakan lalu lintas kapal dalam wilayah VTS. Pengaturan lalu lintas
tentang perencanaan manuver kapal dan keterangan-keterangan khusus
pada waktu terjadi kemacetan atau bilamana gerakan angkutan khusus bisa
berpengaruh terhadap kelancaran lalu lintas kapal
Persyaratan dan standar perawatan stasiun VTS tidak luput dari ketentuan
internasional mengingat keberadaan stasiun VTS diatur oleh IALA.
Peralatan minimal VTS yang telah ditentukan terdiri dari AIS, VTS radar,
VHF radio, CCTV, penerima data hidrologi dan meteorologi, ENC, server
AIS dan Radar.
Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Long Range Identification and Tracking (LRIT) adalah suatu sistem
yang digunakan untuk mengetahui keberadaan kapal dilaut secara global
untuk tujuan keamanan, lingkungan, dan keselamatan baik kapal itu sendiri
maupun daerah pelayarannya, dalam hal ini menyangkut kepentingan militer
misalnya.
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Untuk kuliah lapangan kali ini sudah cukup menambah wawasan baru
mengenai sistem komunikasi dan navigasi kapal. Untuk ke depannya diharapkan
Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
mahasiswa dapat mengunjungi ke kapalnya langsung sehingga bisa mengetahui sistem
komunikasi dan navigasi kapal yang digunakan.
LAMPIRAN
Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Rusdianto 04211540000018