Anda di halaman 1dari 22

Laporan Kuliah Lapangan

Departemen Teknik Sistem Perkapalan


LAPORAN KULIAH LAPANGAN
Fakultas Teknologi Kelautan

SISTEM KOMUNIKASI DAN NAVIGASI KAPAL


Vessel Traffic Service dan Stasiun Radio Pantai Surabaya

Oleh
Rusdianto
04211540000018

DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

2018
I. Pendahuluan

Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan dan kemajuan industri maritim di Indonesia saat ini
berkembang dengan pesat dan dihadapkan pada persaingan yang tajam di era
globalisasi. Pada perkembangan industri maritim tersebut dibutuhkan sumber daya
manusia yang handal dan profesional di bidangnya. Hal ini dapat dicapai melalui
lembaga-lembaga pendidikan formal maupun non-formal melalui peningkatan
kualitas pendidikan sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan dan peran serta
dari dunia industri maritim dengan memberikan dukungan sarana dan prasarana yang
menunjang hal tersebut.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya sebagai salah satu
perguruan tinggi terbaik di Indonesia berkomitmen untuk terus mengembangkan
sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung
pengembangan industri nasional. Semua mahasiswa ITS Surabaya diharapkan akan
siap dan mampu untuk menerapkan dan mengembangkan pengetahuan yang didapat
sesuai dengan spesifikasi bidang keilmuan di dunia industri kelak. Mahasiswa
merupakan generasi penerus yang pada gilirannya akan memikul tanggung jawab
guna menyukseskan pembangunan nasional dan memajukan bangsa dan negara
dengan ini, mahasiswa dipersiapkan untuk memiliki wawasan dan kemampuan
untuk menghadapi dunia maritim dalam era globalisasi .Untuk mendukung hal
tersebut ITS Surabaya berkomitmen untuk menghasilkan lulusan unggul dan
kompeten yang diharapkan dalam dunia kerja, yang dilengkapi dengan soft skill dan
juga hard skill .
Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai salah satu institusi pendidikan
yang mendapat dukungan Pemerintah dalam pengembangan dunia maritim
Indonesia, senantiasa terus mengembangkan kualitas sumber daya manusianya

Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
khususnya dalam bidang teknologi maritim yang tercantum dalam lima bidang
keahlian pilihan yang dipelajari oleh mahasiswa. 5 bidang keahlian itu adalah :
1. Bidang Keahlian Marine Power Plant (MPP)
2. Bidang Keahlian Marine Electrical and Automatic System (MEAS)
3. Bidang Keahlian Marine Machinery System (MMS)
4. Bidang Keahlian Marine Manufacturing and Design (MMD)
5. Bidang Keahlian Reliability, Availability, Maintainability, and Safety (RAMS).
Marine Electrical and Automatic System (MEAS) merupakan salah satu
bidang keahlian dimana terdapat mata kuliah pilihannya, yaitu Sitem Komunikasi
dan Navigasi Kapal. Ilmu pengetahuan yang didapat oleh mahasiswa di bangku
perkuliahan sebagian besar adalah bersifat teoritis. Oleh karena itu, perlu diadakan
kuliah lapangan untuk memberikan pengenalan secara langsung kepada mahasiswa
agar bisa memahami yang telah diterima dan penerapannya.
Dalam kuliah lapangan ini, Dosen Pengampu mata kuliah Sistem
Komunikasi dan Navigasi kapal merekomendasikan VTS (Vessel Traffic Service)
Surabaya dan Stasiun Radio Pantai Surabaya sebagai tempat dilakukukannya kuliah
lapangan.
1.2 Tujuan
Adapun ujuan dari diadakannya kuliah lapngan ini adalah sebagai berikut:
1. Memperkenalkan secara langsung kepada mahasiswa tentang penerapan Sistem
Komunikasi dan Navigasi Kapal .
2. Hubungan antara mata kuliah yang diajarkan kampus dan implementasinya di
dalam dunia kerja.
3. Memperdalam wawasan mahasiswa tentang lingkungan kerja dalam bidang
Sistem Komunikasi dan Navigasi Kapal.
4. Mahasiswa dapat mengetahui macam – macam prospek kerja dari lulusan Teknik
Sistem Perkapalan.
1.3 Manfaat
Berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa diambil dari kuliah lapangan:

Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
1. Mengetahui secara langsung profil perusahaan, fisik bangunan, serta mekanisme
kerja perusahaan baik dari sisi manajemen operasional dan Sumber Daya
Manusia,
2. Lebih mengenal secara langsung teori-teori yang telah diperoleh dalam proses
perkuliahan di perusahaan atau institusi.

Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan

BAB II

PROFIL DAN DESKRIPSI INSTITUSI

2.1 Institusi Vessel Traffic Service


2.1.1 Deskripsi Singkat Perusahaan
Pelayanan Telekomunikasi Pelayaran (Telompel), Pelayanan
Komikasi Marabahaya Pelayaran dan pelayanan Informasi Cuaca maritime serta
layanan lalulintas pelayaran melalui Vessel Traffic Services (VTS) sesuai
dengan ketentuan konvensi SOLAS CHAPTER V/12 dan IMO Resolution A.
857 (20).
Pengembangan VTS Surabaya didasarkan pada Undang-Undang No.
17 tahun 2008 tentang Pelayaran, Peraturan Pemerintrah No. 5 tahun 2010
tentang Kenavigasian, Peraturan Menteri Perhubungan No. 26 tahun 2010
tentang Telekomunikasi Pelayaran dan Peraturan Pemerintah Nomor 68 tentang
Alur Pelayaran. Layanan VTS dikembangkan secara bertahap dengan focus awal
pelayaran pada Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) dan Alur Pelayaran
Timur Surabaya (APTS)
Layanan utama VTS Surabaya meliputi pemantauan lalulintas
pelayaran, pemantauan alur pelayaran, pelayanan informasi keselamatan
pelayaran (Information Service), pemberian bantuan bernavigasi bagi kapal yang
membutuhkan (Navigasional Asistance Service), pengendalian lalulintas
pelayaran (Traffic Organization Service) yang keseluruhannya merupakan
tanggung jawab kepada VTS National Competence Authority
2.1.2 Alamat Perusahaan
Alamat : Jl. Perak Timur No.625, Perak Utara, Pabean Cantian, Kota SBY,
Jawa Timur 60165
Telepon : (031) 3298631

Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan

2.2 Institusi Stasiun Radio Pantai


2.2.1 Deskripsi Singkat Perusahaan
Stasiun Radio Pantai adalah stasiun darat dalam dinas bergerak
pelayaran. Stasiun ini salah satunya berfungsi untuk menerima panggilan darurat
dari kapal yang sedang mengalami marabahaya. Informasinyaa diterima
kemudian dikirim ke tim basarnas untuk dilakukannya tindakan pertolongan.

2.2.2 Alamat Perusahaan


Alamat :Jl. Perak Bar. No.276, Perak Utara, Pabean Cantian, Kota SBY, Jawa
Timur 60165
Telepon : (031) 3293919

Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan

BAB III
HASIL KUNJUNGAN KULIAH LAPANGAN

3.1 Vessel Traffic Service


Selama melakukan kunjungan ke Vessel Traffic Service Surabaya, penulis
mendapatkan materi tentang telekomunikasi dan navigasi kapal serta diajak keliling
melihat bagian vessel traffic servicenya.
Berikut ini adalah detail tentang materi telekomunikasi dan navigasi kapal.
A. Pengertian
Peraturan pemerintah republik Indonesia Nomor 5 tahun 2010 tentang
Kenavigasian. Kenavigasian adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan Sarana
Bantu Navigasi-Pelayaran, Telekomunikasi-Pelayaran, hidrografi dan
meteorologi, alur dan perlintasan, pengerukan dan reklamasi, pemanduan,
penanganan kerangka kapal, salvage, dan pekerjaan bawah air untuk kepentingan
keselamatan pelayaran kapal.
Telekomunikasi-Pelayaran adalah telekomunikasi khusus untuk
keperluan dinas pelayaran yang merupakan setiap pemancaran, pengiriman atau
penerimaan tiap jenis tanda, gambar, suara dan informasi dalam bentuk apapun
melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya dalam
dinas bergerak-pelayaran yang merupakan bagian dari keselamatan pelayaran.
B. Sarana Telekomunikasi Pelayaran
1. Stasiun Radio Pantai
Stasiun Radio Pantai adalah stasiun darat dalam dinas bergerak
pelayaran
2. Vessel Traffic Service (VTS)
VTS adalah pelayanan lalu lintas kapal di wilayah yang ditetapkan
yang saling terintegrasi dan dilaksanakan oleh pihak berwenang ( Menteri
Perhubungan ) serta dirancang untuk meningkatkan keselamatan kapal,
efisiensi bernavigasi dan menjaga lingkungan yang memiliki kemampuan
untuk berinteraksi dan menanggapi situasi.
C. Jenis Telekomunikasi Pelayaran
1. GMDSS (Global Maritime Distress Safety System)
Pendahuluan
Sistem Keselamatan Kecemasan Bahari Sejagat) adalah sebuah
kesepakatan internasional berlandaskan beberapa prosedur keselamatan,

Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
jenis peralatan dan protokol komunikasi yang digunakan untuk
meningkatkan keselamatan dan mempermudah pertolongan bagi kapal.

Gambar 1. GMDSS
GMDSS dikembangkan oleh Organisasi Maritim Internasional
(IMO), badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan tanggung jawab
untuk keselamatan kapal dan pencegahan pencemaran laut, dalam kerjasama
erat dengan International Telecommunication Union (ITU) dan organisasi
internasional lainnya, terutama Organisasi Meteorologi Dunia (WMO),
Organisasi Hidrografi Internasional (IHO) dan mitra COSPAS-Sarsat.
Berdasarkan GMDSS, kapal penumpang dan kapal kargo semua
semua lebih dari 300 tonase gross dalam perjalanan internasional harus
membawa satelit tertentu dan peralatan komunikasi radio, untuk mengirim
dan menerima tanda marabahaya dan informasi keselamatan maritim, dan
untuk komunikasi umum.
Dasar Hukum
Peraturan yang mengatur GMDSS yang terkandung dalam Konvensi
Internasional untuk Keselamatan Jiwa di Laut (SOLAS), 1974.Persyaratan
GMDSS tercantum dalam Bab IV SOLAS pada komunikasi radio dan
diadopsi pada tahun 1988. Persyaratan mulai berlaku pada tanggal 1 Februari
tahun 1992 tetapi disediakan untuk fase pada periode hingga 1 Februari 1999.
Fungsi Global Maritime Distress and Safety System
a. Sinyal Marabahaya (Distress Alerting)
Laporan musibah marabahaya secara tepat dapat diterima kapal-kapal
yang berada disekitarnya atau unit yang berwenang tentang SAR yang ada
di pantai melalui SROP atau stasiun bumi pantai. Kemudian unit SAR
akan menyampaikan peringatan marabahaya tersebut ke unit-unit SAR
dan kapal-kapal yang ada di sekitar lokasi musibah.

Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Sinyal Marabahaya harus meliputi: identifikasi kapal musibah,
posisi kapal, sifat musibah, informasi-informasi lain.

b. Komunikasi untuk koordinasi SAR (SAR Coordinating communication)


Merupakan komunikasi yang diperlukan untuk kapal-kapal dan pesawat
terbang yang sedang mengikuti kegiatan SAR kapal yang mengalami
musibah, serta didalamnya komunikasi antara Unit SAR dnegan OSC
(On Scane Commander) atau coordinator pencarian di permukaan laut.
c. On Scane Communication
Komunikasi antar kapal dalam musibah dengan unit-unit yang berusaha
untuk menolongnya dan akan menyalurkan usaha bantuan ke kepal atau
untuk meolong orang-orang yang mengalami musibah.
d. Locating Signals
Suatu pancaran yang dimaksudkan untuk mempermudah usaha
penemuan kapal yang dalam kedaan musibah/bahaya atau lokasi korban
musibah.
e. Dissemination of Maritime Safety Inormation
Suatu pealatan yang dimaksudkan untuk menyediakan penerimaan secara
otomatis, untuk semua informasi keselamatan pelayan termasuk
peringatan-peringatan mengenai navigasi dan cuaca serta informasi
keselamatan penting lainnya.
f. General Communication
Merupakan stasiun radio kapal dengan jaringan komunkasi radio di darat
yang bersangkutan dengan pengelolaan dan pengoperasian kapal dan
juga mempunyai pengaruh dengan keselamatan.
g. Bridge to bridge Communication
Komunikasi antar kapal dnegan menggunakan radio telephoni VHF
untuk tujuan membantu geraan kapal supaya aman.
Area Global Maritime Distress and Safety System
a. AREA 1: Dalam jangkauan VHF stasiun radio pantai yang dilengkapi
dengan DSC dan dijaga terus menerus (kurang lebih 20 -30 mil)
b. AREA 2: Dalam jangkauan MF stasiun radio pantai yang dilengkapi
dengan DSC dan dijaga terus menerus (kurang lebih 100 mil) tidak masuk
Area 1.
c. AREA 3: Dalam area liputan satelit komunikasi maritim geostasioner
Inmarsat (diluar A1 dan A2, antara 70°N dan 70°S)

Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
d. AREA 4: Daerah perairan diluar Area A!, A2 dan A3 (daerah kutub).

Gambar 2. Area Global Maritime Distress and Safety System


Berikut ini adalah peralatan GMDSS yang harus dibawa di kapal menurut
pembagian Area
a. Area 1:
• Peralatan VHF Telephoni + DSC
• Peralatan EPIRB Freq. 406 MHz atau VHF EPIRB.
• Peralatan penerima NAvtex
• Peralatan penerima EGC (Enhanced Group Calling) untuk kapal pada
kawasan Inmarsat bila dinas Navtex internasional tidak tersedia.
• Peralatan radar 9 GHz dan radar transponder 9 GHz (SART)
• Peralatan two way VHF Telepon radio dua arah
b. Area 2:
• Peralatan VHF Telephoni + DSC
• Peralatan radio MF + DSC
• Peralatan penerima NAvtex
• Peralatan penerima EGC (Enhanced Group Calling) untuk kapal pada
kawasan Inmarsat bila dinas Navtex internasional tidak tersedia.
• Peralatan radar 9 GHz dan radar transponder 9 GHz (SART)
• Peralatan two way VHF Telepon radio dua arah

Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan

c. Area 3:
• Peralatan VHF Telephoni + DSC
• Peralatan radio MF/HF + DSC, ditambahi NBDP (Narrow Band
Direct Printing)
• Peralatan satelit Inmarsat standar A atau C atau harus membawa
peralatan MF + DSC (bila point 2 tidak dipenuhi)
• Peralatan EPIRB Freq. 406 MHz atau 1,6 GHz
• Peralatan penerima NAvtex
• Peralatan penerima EGC (Enhanced Group Calling) untuk kapal pada
kawasan Inmarsat bila dinas Navtex internasional tidak tersedia.
• Peralatan radar 9 GHz dan radar transponder 9 GHz (SART)
• Peralatan two way VHF Telepon radio dua arah
d. Area 4:
• Peralatan VHF Telephoni + DSC
• Peralatan radio MF/HF + DSC, ditambahi NBDP
• Peralatan EPIRB Freq. 406 MHz atau 1,6 GHz
• Peralatan penerima NAvtex
• Peralatan radar 9 GHz dan radar transponder 9 GHz (SART)
• Peralatan two way VHF Telepon radio dua arah
Komponen – Komponen Global Maritime Distress and Safety System
a. Emergency Position-Indicating Radio Beacon (EPIRB)
Prinsip Kerja EPIRB adalah Ketika beacon aktif, sinyal akan diterima oleh
satelit selanjutnya diteruskan ke Local User Terminal (LUT) untuk
diproses seperti penentuan posisi, encoded data dan lain-lainnya.
Selanjutnya data ini diteruskan ke Mission Control Centre (MCC) di
manage. Bila posisi tersebut diluar wilayahnya akan dikirim ke MCC yang
bersangkutan, bila di dalam wilayahnya maka akan diteruskan ke instansi
yang bertanggung jawab.

Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan

Gambar 3. EPIRB

b. NAVTEX (Navigation Telex)


Navtex (navigational telex) adalah frekuensi internasional secara
automatis, melalui layanan cetak langsung untuk pengiriman berita
navigasi, peringatan badan meterologi dan perkiraan yang mencakup
informasi keselamatan kelautan untuk kapal, yang menerima masukan
secara otomatis dari kapal yang ada di laut dalam radius perkiraan 370 km
dari garis pantai. Navtex station in US di operasikan oleh “coast guard” di
amerika dan pengguna tidak di kenakan biaya dengan
masuknya/menerima siaran radio NAVTEX. Navtex adalah bagian dari
IMO/IHO,worldwide navigation service (WWWNS) navtex juga
merupakan element utama dari GMDSS dan solas.

Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan

Gambar 4. NAVTEX

Kode berita-berita yang diterima NAVTEX


A : Navigational warning
B : Meteorological warning
C : Ice report
D : Search and rescue information
E : Meteorological message
F : Pilot service message
G : DECCA message
I : LORAN message
H : OMEGA message
J : SATNAV message
K : Other electronic navaids message
L : Navigational warning – additional to A
V,W,X,Y : Special service – allocation by navtex panel
Z : No message on hand
Note : The message type A, B, D and L (cannot be reject)
c. Inmarsat

Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Sistem Satelit yang dioperasikan oleh Inmarsat, yang berada di bawah
kontrak dengan IMSO (International Mobile Satellite Organization), juga
merupakan elemen penting dari system GMDSS. Empat jenis Inmarsat
Ship Earth Station Terminal(Terminal Stasiun Penerima Inmarsat di
Bumi) yang kompatibel dengan GMDSS antara lain : Inmarsat versi A, B,
C, dan F77.

Gambar 5. INMARSAT

 Inmarsat-A – Versi pertama yang dioperasikan oleh Inmarsat, memiki


fungsi sebagai penerima sinyal mengenai informasi yang diperlukan oleh
sistem GMDSS melalui transmisi oleh satelit milik inmarsat. IMSO telah
mengajukan pada IMO untuk memperbarui Inmarsat-A dengan cara
diganti dengan versi yang berteknologi lebih modern dan segera
menghentikan penggunaanya pada tanggal 31 Desember 2007. Mulai saat
itu, Inmarsat-A tidak digunakan lagi.
 Inmarsat- B dan F 77 – adalah versi penyempurnaan dari versi A,
menyediakan jaringan telepon, telex, high speed data service (termasuk
distress priority telephone dan telex service dari dan ke RCC) antara kapal
ke bangunan lepas pantai, kapal ke kapal, maupun bangunan lepas pantai
ke kapal. Versi F77 merupakan versi yang didesain untuk digunakan
dengan Inmarsat-C karena kemampuan transmisi datanya tidak memenuhi
persyaratan GMDSS.
 Inmarsat-C – menyediakan fasilitas penyimpanan dan pengiriman
data (store-and-forward data), dan fasilitas e-mail dari kapal ke bangunan
lepas pantai, bangunan lepas pantai ke kapal, maupun dari kapal ke kapal.
Inmarsat-C juga memiliki kemampuan untuk mengirim distress signal
(sinyal bahaya) yang terformat ke sebuah RCC dan ke Inmarsat-C
SafetyNET Service. Inmarsat-C SafetyNET Service adalah sebuah satelit
pemancar informasi keselamatan maritim dunia yang memancarkan
informasi peringatan mengenai cuaca buruk (badai maupun gelombang
tinggi) di laut, peringatan navigasi pada NAVAREA, peringatan radio
navigasi, peringatan laporan adanya bongkahan es dan peringatan-

Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
peringatan yang dikeluarkan oleh USCG-Conducted International Ice
Patrol, dan informasi-informasi sejenis yang tidak tersedia pada
NAVTEX. SafetyNET cara kerjanya mirip dengan NAVTEX pada area di
luar jangkauan NAVTEX. Peralatan Inmarsat-C relative lebih ringan dan
lebih murah dari pada Inmarsat-A, B, atau F77. Antena Terminal Stasiun
Penerima Inmarsat-C di bumi memiliki ukuran yang lebih kecil
dibadingkan Inmarsat-A, B, dan F77. SOLAS saai ini menyaratkan
Inmarsat-C untuk memiliki sebuah penerima sinyal navigasi satelit yang
terintergrasi, koneksi tersebut akan memastikan informasi lokasi yang
akurat untuk dikirim ke RCC apabila sinyal tanda bahaya (distress signal)
dipancarkan oleh kapal yang mengalami kecelakaan. Inmarsat juga
mengoperasikan sistem EPIRB, yaitu Inmarsat-L, yang mirip dengan
system yang dioperasikan oleh ME2002 (Penyedia layanan lainnya)

Prosedur Pengoperasian Peralatan Gmdss


a. Very High Frequency (VHF) dan medium frequency (MF)/high frequency
(HF)
Sistem komunikasi darat pada sistem GMDSS digunakan untuk dapat
melakukan komunikasi dalam jarak jangkau yang pendek, sedang dan jauh
dengan menggunakan frekuensi yang berada pada jalur frekuensi VHF
(very high frequency), MF (medium frequency) serta HF (high frequency).
 Very High Frequency (VHF)
Perangkat komunikasi VHF radiotelephone merupakan perangkat
komunikasi yang menggunakan sistem radio VHF (very high frequency)
yang diperuntukkan untuk keperluan maritim serta memenuhi ketentuan
IMO (International Maritime Organization) dalam hal kemampuan untuk
memancarkan dan menerima sinyal marabahaya di laut. Perangkat ini
dilengkapi dengan MMSI (maritime mobile service identity), sehingga
selain dapat digunakan untuk memancarkan dan menerima sinyal
marabahaya, dapat juga digunakan untuk melakukan panggilan atau
penerimaan komunikasi secara individual, komunikasi ke seluruh kapal
ataupun pada area tertentu saja, dan beroperasi pada range frekuensi
155.00-166.475 MHz.
 Medium frequency (MF)/high frequency (HF)
Untuk komunikasi jarak sedang digunakan jalur frekuensi MF. Frekuensi
2187,5 kHz digunakan untuk panggilan marabahaya dan keselamatan

Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
dengan menggunakan panggilan selektif dijital untuk arah komunikasi
dari kapal ke pantai, kapal ke kapal serta pantai ke kapal, sedangkan untuk
komunikasi di lokasi musibah yang menggunakan telepon radio
digunakan frekuensi 2182 kHz. Sedangkan frekuensi 2174,5 kHz
digunakan hanya untuk komunikasi dengan menggunakan telex.
Untuk komunikasi dengan arah komunikasi dari kapal ke pantai dan dari
pantai ke kapal yang berada dalam jarak jangkau yang jauh digunakan
komunikasi HF sebagai alternatif terhadap komunikasi satelit. Frekuensi-
frekuensi yang digunakan adalah pada band frekuensi 4, 6, 8, 12 dan 16
MHz. Kapal-kapal yang diperlengkapi dengan peralatan komunikasi HF,
harus selalu menjaga frekuensi marabahaya pada band 8 MHz, serta salah
satu frekuensi yang diharuskan yang sesuai untuk daerah dimana kapal
tersebut sedang berlayar.
b. Search And Rescue Transponder (SART)
Fungsi SART dalam GMDSS adalah untuk Locating Signal yaitu untuk
untuk memudahkan penemuan posisi Survival Craft. Ketika terdeteksi
atau terinterogasi oleh RADAR, SART akan berganti ke modus Transmit
dan memancarkan sinyal audio dan visual (tampilan pada RADAR berupa
titik-titik, semakin dekat posisi SART maka semakin besar titik-titik nya

yang membentuk seperti ring). Jangkauan pendeteksian SART tergantung


dari tinggi tiang RADAR kapal-kapal SAR dan ketinggian SART,
normalnya sekitar 15 KM (8 nm).

Gambar 6. SART

c. Narrow Band Direct Printing (NBDP)


NBDP adalah istilah yang kita gunakan untuk menggambarkan metode
pengitiman indormasi melalu radio dan setelah itu dicetak. Dalam

Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
beberapa publikasi itu disebut TELEX, sisitem yang digunakan pada
komunikasi melalui pantai atau darat yang dilakukan antara kantor.
Salah satu kelemahan menggunakan NBDP untuk komunikasi dalah
bahwa operator yang terampil untuk menerima berota dperlukan.
Keuntungannya adalah bahwa ada hardcopy semua komunikasi tertulis,
NBDP komunikasi menggunakan sinyal digital untuk menghubungkan
antar komnikator.

Gambar 7. NBDP

2. VTS (Vessel Traffic Service)


VTS adalah pelayanan lalu lintas kapal di wilayah yang ditetapkan
yang saling terintegrasi dan dilaksanakan oleh pihak berwenang ( Menteri
Perhubungan ) serta dirancang untuk meningkatkan keselamatan kapal,
efisiensi bernavigasi dan menjaga lingkungan yang memiliki kemampuan
untuk berinteraksi dan menanggapi situasi perkembangan lalu lintas kapal di
wilayah VTS dengan menggunakan sarana perangkat radio dan eletronika
pelayaran.
Vessel Traffic Services (VTS) sebagaimana dimaksud dalam PM No.
26 Tahun 2011 Pasal 3 huruf b berfungsi untuk:
 memonitor lalu lintas pelayaran dan alur lalu lintas pelayaran;
 meningkatkan keamanan lalu lintas pelayaran;
 meningkatkan efisiensi bernavigasi;
 perlindungan lingkungan;
 pengamatan, pendeteksian, dan penjejakan kapal di wilayah cakupan
VTS;
 pengaturan informasi umum;
 pengaturan informasi khusus; dan

Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
 membantu kapal-kapal yang memerlukan bantuan khusus
Layanan VTS menyangkut manajemen operasional lalu lintas dan
perencanaan pergerakan kapal di wilayah cakupan VTS. Hal ini bertujuan
meningkatkan keselamatan dan efisiensi bernavigasi. Berdasarkan ketentuan
IALA (Internasional Association of Marine Aids to Navigation and
Lighthouse Authorities ), pelayanan VTS menyediakan informasi seperti
identitas, posisi dan informasi lalu lintas di alur kondisi, cuaca dan bahaya,
atau faktor lainnya yang dapat mempengaruhi perjalanan kapal. Ada 3
layanan yang disediakan dalam VTS yaitu:
a. Information Service ( INS )
Merupakan pelayanan untuk menjamin tersedianya informasi penting
dalam waktu yang tepat untuk membantu kapal membuat proses
keputusan kenavigasian.
b. Navigational Assistance Services ( NAS )
Merupakan suatu layanan untuk membantu proses pembuatan keputusan
kenavigasian diatas kapal khususnya dalam kesulitan kenavigasian atau
keadaan meteorologi atau dalam hal adanya kelainan atau penyimpangan
kenavigasian.
c. Traffic Organisation Services ( TOS )
Merupakan suatu pelayanan untuk mencegah berkembangnya situasi yang
berbahaya dan menyediakan informasi untuk keselamatan dan efisiensi
gerakan lalu lintas kapal dalam wilayah VTS. Pengaturan lalu lintas
tentang perencanaan manuver kapal dan keterangan-keterangan khusus
pada waktu terjadi kemacetan atau bilamana gerakan angkutan khusus bisa
berpengaruh terhadap kelancaran lalu lintas kapal
Persyaratan dan standar perawatan stasiun VTS tidak luput dari ketentuan
internasional mengingat keberadaan stasiun VTS diatur oleh IALA.
Peralatan minimal VTS yang telah ditentukan terdiri dari AIS, VTS radar,
VHF radio, CCTV, penerima data hidrologi dan meteorologi, ENC, server
AIS dan Radar.

3. SRS (Ship Reporting System)


Ship Reporting System (SRS) sebagaimana dimaksud dalam PM No.
26 Tahun 2011 Pasal 3 huruf c berfungsi untuk:
 menyediakan informasi yang up to date atas gerakan kapal;
 mengurangi interval waktu kontak dengan kapal;
 menentukan lokasi dengan cepat, saat kapal dalam bahaya yang tidak
diketahui posisinya; dan
 meningkatkan keamanan dan keselamatan jiwa dan harta benda di laut

4. LRIT (Long Range Identification and Traffic of Ships)

Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Long Range Identification and Tracking (LRIT) adalah suatu sistem
yang digunakan untuk mengetahui keberadaan kapal dilaut secara global
untuk tujuan keamanan, lingkungan, dan keselamatan baik kapal itu sendiri
maupun daerah pelayarannya, dalam hal ini menyangkut kepentingan militer
misalnya.

BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan kuliah lapangan ke VTS (Vessel Traffic Service) dan Stasiun


Radio Pantai di Surabaya bawha telah penulis ketahui bahwa kedua institusi di bawah
kementerian Perhubungan ini memiliki tugas utama, yaitu memantau lokasi terkini dari
kapal dan menerima laporan marabahaya serta melaporkannya ke tim basarnas untuk
dilakukannya tindakan penyelamatan atau evakuasi.

5.2 Saran

Untuk kuliah lapangan kali ini sudah cukup menambah wawasan baru
mengenai sistem komunikasi dan navigasi kapal. Untuk ke depannya diharapkan

Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
mahasiswa dapat mengunjungi ke kapalnya langsung sehingga bisa mengetahui sistem
komunikasi dan navigasi kapal yang digunakan.

LAMPIRAN

Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan

Ruang Pemantauan Vessel Traffic

Rusdianto 04211540000018
Laporan Kuliah Lapangan
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan

Tampilan pemantauan kapal oleh stasiun radio pantai

Rusdianto 04211540000018

Anda mungkin juga menyukai