RS OLAHRAGA NASIONAL
JULI – SEPTEMBER 2015
1
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
2
KATA PENGANTAR
Assalamua'alaikum, Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan terselesaikannya laporan Instalasi
Rawat Jalan RS Olahraga Nasional Bulan Juli s.d. September 2015.
Tujuan kami menyusun laporan ini adalah dalam rangka rekapitulasi hasil pemberian
pelayanan di instalasi rawat jalan RS Olahraga Nasional dan kesiapan instalasi rawat jalan
RS Olahraga Nasional dalam menghadapi akreditasi RS.
Kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. dr. Basuki Supartono, Sp. OT, FICS, MARS selaku direktur RS Olahraga
Nasional.
2. Drg. Afrida Aryani, MPH selaku kepala bidang pelayanan medik RS Olahraga
Nasional.
3. Seluruh dokter spesialis yang memberikan pelayanan di instalasi rawat jalan RS
Olahraga Nasional.
4. Bagian rekam medik yang telah memberikan sumber data dalam penyusunan
laporan ini.
5. Seluruh staf instalasi rawat jalan RS Olahraga Nasional yang telah membantu
bekerjasama untuk menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran membangun sebagai perbaikan. Kami
berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang terkait.
Tim Penulis
3
DAFTAR ISI
4
DAFTAR TABEL
5
DAFTAR DIAGRAM
6
BAB I
I. 1. LATAR BELAKANG
Seorang atlet merupakan sebuah aset suatu bangsa. Melalui seorang atlet, suatu bangsa
dapat diharumkan namanya di mata dunia. Berdasarkan hal ini maka kesejahteraan
seorang atlet sangatlah penting untuk diperhatikan, salah satunya dari segi kesehatan.
Apabila seorang atlet dapat dipertahankan derajat kesehatannya maka atlet tersebut pun
akan memiliki peluang yang lebih besar untuk mengharumkan nama bangsa. Oleh karena
itu, sebagai negara yang besar, sudah waktunya Indonesia mempunyai sebuah sarana
pelayanan kesehatan khusus untuk memenuhi kesejahteraan di bidang kesehatan untuk
para atletnya.
Atas dasar hal tersebut maka dibangunlah suatu Rumah Sakit Olahraga Nasional (RSON)
dimana pendiriannya berada di bawah naungan Kementerian Pemuda dan Olahraga
(Kemenpora) dengan direktur saat ini dijabat oleh DR. dr. Basuki Supartono, Sp. OT,
FICS, MARS yang dilantik oleh Menteri Pemuda dan Olahraga saat itu, Roy Suryo pada
Selasa, 11 Februari 2014. Hal ini sesuai untuk mewujudkan visi kementerian pemuda dan
olahraga Republik Indonesia, yaitu mewujudkan kepemudaan dan keolahragaan yang
berdaya saing.
Rumah Sakit Olahraga Nasional memiliki motto yaitu pelayanan kesehatan yang aman,
nyaman, cepat, tepat, dan paripurna. Adapun visi, misi, serta tujuan didirikannya RSON
yaitu :
Visi : Mewujudkan Rumah Sakit Olahraga yang berdaya saing
Misi :
1. Memberikan layanan kesehatan yang bermutu bagi para atlet secara paripurna,
aman, dan nyaman
2. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan dalam rangka peningkatan kemampuan
pelayanan kesehatan atlet, insan olahraga, dan masyarakat pada umumnya.
3. Menyelenggarakan penelitian dan penapisan teknologi kesehatan dalam rangka
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik, aman, dan nyaman bagi atlet, insan
olahraga, dan masyarakat pada umumnya.
7
Tujuan :
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan kepada atlet, insan olahraga, dan masyarakat
pada umumnya.
2. Mempermudah akses bagi atlet dan insan olahraga untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
3. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan atlet, insan olahraga, dan
masyarakat pada umumnya.
RS Olahraga Nasional memiliki bidang- bidang dan unit – unit dalam rangka
memberikan pelayanan kepada atlet khususnya dan masyarakat pada umumnya. Salah
satu dari bidang tersebut yaitu bidang pelayanan medik dengan unit instalasi rawat jalan.
Instalasi Rawat Jalan adalah fasilitas yang digunakan sebagai tempat konsultasi,
penyelidikan, pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang masing-
masing yang disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu singkat untuk
penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan perawatan.
Instalasi rawat jalan RSON sudah cukup aktif. Instalasi ini memiliki beberapa poliklinik
spesialis. Jenis poliklinik yang terdapat di RSON sudah mengacu kepada standar fasilitas
saran dan prasana RS Kelas C, Departemen Kesehatan RI, yaitu 4 (empat) klinik
spesialis dasar (anak, penyakit dalam, bedah, dan kebidanan dan kandungan) serta
poliklinik tambahan / pelengkap (gigi dan mulut, paru, ortopedi, psikologi, jiwa, dan
mata). Adapun poli – poli tersebut yaitu :
Staf :
Yuliyanti Setyorini, AMK.
Endah Silfiyanti, S. Kep., NERS
Imam Rozikin, AMK.
Maryati, AMK.
Meylawaty, AMK.
8
Famelasari Fitria Ramdani, AMKG.
Yanti, AMK.
Kunti Wulandari, A.Md. Keb.
Laillyatun Nadliyyah, A. Md. Keb.
Poli Psikologi
Ka. SKF : Halley Avista, S. Psi.
Jadwal Praktek :
Rabu, Pkl 08.00 s.d. 10.00
Jumat, Pkl. 14.00 s.d. 16.00
Psikolog :
Wara Rahmawati, S. Psi., M. Psi.
M. Syauqi Putra, S. Psi., M. Psi.
Erlita Febrianti, S. Psi.
Jadwal Praktek : Senin, Selasa, & Kamis, Pkl. 10.00 s.d. 12.00
c. Poli Anak
Ka. SKF : dr. M. Natsir, Sp. A., M. Kes.
Dokter umum : dr. Tb. Moch. Aria S.
Jadwal Praktek : Senin – Rabu, Pkl. 09.00 s.d. 11.00
9
f. Poli Bedah Ortopedi
Ka. SKF : Dr. dr. Basuki Supartono, Sp. OT, FICS, MARS
Dokter umum : dr. M. Abdurrahman
Jadwal Praktek : Selasa & Kamis, Pkl. 10.00 s.d. 13.00
g. Poli Paru
Ka. SKF : dr. Erna Juniety, Sp. P
Jadwal Praktek : Selasa & Kamis, Pkl. 13.30 s.d. 15.00
h. Poli Mata
Ka. SKF : dr. Amyta Miranty, Sp.M
Jadwal Praktek : Senin & Kamis, Pkl. 13.00 s.d. 14.00
i. Poli Gigi
Ka. SKF : drg. Sri Maryani (Senin & Selasa, Pkl. 09.00 s.d. 14.00)
10
BAB II
LAPORAN INSTALASI RAWAT JALAN RS OLAHRAGA NASIONAL
Hasil laporan :
Tabel 1. Pemberi Pelayanan di Klinik Spesialis
Jumlah Hari Buka Jumlah Seluruh Hari
dengan Dokter Spesialis Buka Klinik Spesialis
No. Poliklinik HASIL
Bulan Bulan
Juli Agustus Sep. Juli Agustus Sep.
1 Peny. Dalam 1 4 3 1 4 3 100/100/100
2 Anak 12 12 12 12 12 12 100/100/100
3 Obgyn 4 4 5 4 4 5 100/100/100
4 Ortopedi 5 8 6 5 8 6 100/100/100
5 Mata 3 4 4 3 4 4 100/100/100
6 Paru 6 3 8 6 3 8 100/100/100
7 Jiwa 3 4 1 3 4 1 100/100/100
8 Gigi 8 7 7 8 7 7 100/100/100
11
II. 1.2. Ketersediaan Pelayanan Rawat Jalan
Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan rawat jalan spesialistik yang dilaksanakan di
rumah sakit dengan minimal terdapat pelayanan kesehatan anak, penyakit dalam,
kebidanan, dan bedah. Laporan ini dibuat dalam periode 3 bulan sekali dengan data
yang dikumpulkan setiap bulannya dari buku register rawat jalan.
Hasil laporan :
Tabel 2. Ketersediaan Pelayanan (Poliklinik)
Ketersediaan Pelayanan Bulan
No.
(Poliklinik) Juli Agustus September
1 Peny. Dalam 1x 4x 3x
2 Anak 12x 12x 12x
3 Obgyn 4x 4x 5x
4 Ortopedi 5x 8x 6x
5 Mata 3x 4x 4x
6 Paru 6x 3x 8x
7 Jiwa 3x 4x 1x
8 Gigi 8x 7x 7x
12
Hasil Laporan :
Tabel 3. Buka Pelayanan Sesuai Ketentuan
Jumlah Pelayanan
Jumlah Seluruh Hari
Spesialis yang buka
Pelayanan Spesialis
No. Poliklinik Sesuai Ketentuan HASIL
Bulan Bulan
Juli Agustus Sep. Juli Agustus Sep.
1 Peny. Dalam 0 0 0 1 4 3 0/0/0
2 Anak 12 12 12 12 12 12 100/100/100
3 Obgyn 4 4 5 4 4 5 100/100/100
4 Ortopedi 5 8 6 5 8 6 100/100/100
5 Mata 3 4 4 3 4 4 100/100/100
6 Paru 0 0 0 6 3 8 0/0/0
7 Jiwa 0 0 0 3 4 1 0/0/0
8 Gigi 0 0 0 8 7 7 0/0/0
Hasil laporan : Saat ini laporan belum dapat dibuat karena sumber data berupa
survey pasien rawat jalan belum ada.
13
diukur dari jumlah kumulatif rata-rata penilaian kepuasan pasien rawat jalan yang
disurvey dibandingkan dengan jumlah seluruh pasien rawat jalan yang di survey
(minimal 50 survey pasien). Laporan ini dibuat dalam periode 3 bulan sekali dengan
data yang dikumpulkan setiap bulannya dari kotak survey pasien rawat jalan.
Hasil laporan : Saat ini laporan belum dapat dibuat karena sumber data berupa
survey pasien rawat jalan belum ada.
II.1.6. Pasien Rawat Jalan Tuberkulosis yang ditangani dengan Strategi DOTS
Pelayanan rawat jalan tuberculosis dengan strategi DOTS adalah pelayanan
tuberculosis dengan 5 strategi penanggulangan tuberculosis nasional, yaitu penegakan
diagnosis dan follow up pengobatan pasien tuberculosis harus melalui pemeriksaan
mikroskopis tuberculosis, pengobatan harus menggunakan panduan obat anti
tuberculosis yang sesuai dengan standar penanggulangan tuberculosis nasional, dan
semua pasien yang tuberculosis yang diobati dievaluasi secara kohort sesuai dengan
penanggulangan nasional. Hal ini dapat diukur dari jumlah semua pasien rawat jalan
tuberculosis yang ditangani dengan strategi DOTS dibandingkan dengan jumlah
seluruh pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani di RS dalam waktu tiga bulan
(Standar : 100%). Laporan ini dibuat dalam periode 3 bulan sekali dengan data yang
dikumpulkan setiap bulannya dari buku register pasien rawat jalan.
Hasil laporan : Saat ini laporan belum dibuat karena selama bulan Juli s.d.
September, belum ada pasien yang didiagnosa mengalami TB Paru.
Hasil laporan : Saat ini laporan belum dibuat karena selama bulan Juli s.d.
September, belum ada pasien yang didiagnosa mengalami TB Paru.
14
II.1.8. Kegiatan Pencatatan dan Pelaporan TB di RS
Merupakan suatu pencatatan dan pelaporan semua pasien TB yang berobat rawat jalan
ke RS agar tersedianya data pencatatan dan pelaporan TB di RS. Hal ini dapat diukur
dari jumlah seluruh pasien TB awat jalan yang dicatat dan dilaporkan dibandingkan
dengan seluruh kasus TB rawat jalan di RS (standar : 60%). Laporan ini dibuat dalam
periode 3 bulan sekali dengan data yang dikumpulkan setiap 3 bulan dari data rekam
medik.
Hasil laporan : Saat ini laporan belum dibuat karena selama bulan Juli s.d.
September, belum ada pasien yang didiagnosa mengalami TB Paru.
7
Ruptur ACL
6
Poliuria, HT, dislipidemia
5 Dispepsia
Typhoid fever
4 Abd. Discomfort
Kolik Abd. Ec. Nefrolitiasis
3
Epistaksis
2 Konsul bonviva
Insuf. Renal
1
Chest Pain
0
Poli Penyakit Dalam, Bulan Juli - September 2015
15
II.2.2. Poli Paru
Bronchitis Alergi
Bronkopneumonia
Faringitis
Poli Paru
Bronkospasme
Asma
ISPA
0 2 4 6 8 10
16
Degeneratif Stress
disease, 1 Fracture, 1
VL Epicondilitis, 1
Radiculopati, 4 Sekunde
r
Hip Joint Infection
Sarcopenia, Partial Tear
Effusion, 1 , 1Atropi otot, 1
Post Ligament, 6
ACL, 1 Spondilitis TB, 1
Fraktur, 3
LBP, 8
OA Sekunder, 39
Osteoporosis, 15
OA
Sekunder,
7
Post Op.
Hernia, 1
Unguis
Contusio, 1
Skoliosis, 56
Osteosarcoma, 1
Kompresi N.
Medianus, 1
HNP, 2 Osteomielitis
Kronik, 1
Partial Tear
Meniscus, 4
17
II.2.4 Poli Mata
Poli Mata 16
15
14
12 10
Emetrop Miopi
10
Astigmatis Susp. Dry Eyes 8
6 3
Presbiopi Lagoftalmus 4 1 1 1
2
3% 3% 3% 0
13%
47%
31%
Poli Mata
2
1.5 MCU, DBN
1 Dismenorea
0.5 ANC, DBN
0
Poli Obgyn, Bulan Juli - September
2015
5
Poli Jiwa
4
3 MCU, DBN 17%
2 MCU, DBN
1 Gangguan
0 Penyesuaian 83% Gangguan
Poli Jiwa,Bulan Penyesuaian
Juli - September
2015
18
BAB III
19
10 Pembelian phantom & Poster ND. V V
014/RSON/RAJAL/X/2015
(Penyerahan ke sekertariat &
keuangan)
11. Buku Register - V Mohon
diisi
12. Ceklist Inventaris - V Mohon
diisi
13. Ceklist Jadwal Kalibrasi - X Mohon
dibuat
14. Petunjuk Penggunaan setiap - X Mohon
alat dibuat
15. Ceklist Kesiapan Umum Per - X Mohon
Poliklinik dibuat
20
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal RS.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi RS.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah
Sakit.
Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga No. 0524 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata
Kerja RS Olahraga Nasional.
Sekertariat Jenderal Pusat Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan 2007. Pedoman Teknis
Sarana dan Prasarana RS Kelas C. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
21