Laporan Resmi Krim Klindamisin
Laporan Resmi Krim Klindamisin
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
A. Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat memahami pelaksanaan praktikum teknologi sediaan
semi solid dan likuid.
2. Mahasiswa dapat memanfaatkan dan melaksanakan pengkajian
praformulasi untuk sediaan .
3. Mahasiswa mampu melaksanakan desain sediaan krim untuk jerawat.
4. Mahasiswa mampu menyusun SOP dan IK pembuatan krim untuk
jerawat.
5. Mahasiswa mampu menyiapkan dan mengoperasikan alat – alat untuk
pelaksanaan praktikum.
6. Mahasiswa mampu menyusun laporan pembuatan sediaan krim untuk
jerawat..
B. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat mengikuti dan melaksanakan ketentuan praktikum.
2. Mahasiswa dapat menyusun hasil pengkajian praformulasi bahan aktif
untuk sediaan krim untuk jerawat.
3. Mahasiswa dapat membuat rekomendasi untuk desain komponen, mutu
dan proses pembuatan sediaan krim untuk jerawat.
4. Mahasiswa dapat menyusun desain formula pembuatan dan evaluasi
sediaan krim untuk jerawat dari hasil pengkajian praformulasi.
5. Mahasiswa dapat menyusun Prosedur Tetap untuk setiap bahan,
pembuatan dan evaluasi sediaan krim untuk jerawat.
6. Mahasiswa dapat menjalankan alat untuk setiap tahap pembuatan dan
evaluasi sediaan krim untuk jerawat.
7. Mahasiswa dapat menyusun laporan praktikum mengenai pembuatan
sediaan krim untuk jerawat.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka krim harus bebas dari
inkopatibilitas, stabil pada suhu kamar, dan kelembaban yang ada dalam
kamar.
2. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi
lunak dan homogen.
3. Mudah dipakai, umumnya krim tipe emulsi adalah yang paling mudah
dipakai dan dihilangkan dari kulit.
3
yaitu krim tipe minyak dalam air (M/A) dan krim tipe air dalam minyak
(A/M). Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat
krim yang dikehendaki. Untuk krim tipe A/M digunakan sabun polivalen,
span, adeps lanae, kolsterol dan cera. Sedangkan untuk krim tipe M/A
digunakan sabun monovalen, seperti trietanolamin, natrium stearat, kalium
stearat dan ammonium stearat. Selain itu juga dipakai tween, natrium lauryl
sulfat, kuning telur, gelatinum, caseinum, cmc dan emulygidum.
Kestabilan krim akan terganggu/ rusak jika sistem campurannya
terganggu, terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan
komposisi yang disebabkan perubahan salah satu fase secara berlebihan atau
zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain.
Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencernya
yang cocok dan dilakukan dengan teknik aseptic. Krim yang sudah diencerkan
harus digunakan dalam jangka waktu 1 bulan. Sebagai pengawet pada krim
umumnya digunakan metil paraben (nipagin) dengan kadar 0,12% hingga
0,18% atau propil paraben (nipasol) dengan kadar 0,02% hingga 0,05%, selain
itu digunakan BHT atau BHA sebagai antioksidan pada sediaan krim.
Penyimpanan krim dilakukan dalam wadah tertutup baik atau tube ditempat
sejuk, penandaan pada etiket harus juga tertera “obat luar”.
4
9. Dapat digunakan untuk mencegah lecet pada lipatan kulit terutama pada
bayi, pada fase A/M (air dalam minyak) karena kadar lemaknya cukup
tinggi.
10. Dapat digunakan untuk kosmetik, misalnya mascara, krim mata, krim
kuku, dan deodorant.
11. Dapat meningkatkan rasa lembut dan lentur pada kulit, tetapi tidak
menyebabkan kulit berminyak.
Adapun kekurangan dari sediaan krim yaitu:
1. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe A/M (air dalam minyak)
karena terganggu system campuran terutama disebabkan karena perubahan
suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase
secara berlebihan atau pencampuran 2 tipe krim jika zat pengemulsinya
tidak tersatukan.
2.1.5 Formulasi
1. Fase minyak, yaitu bahan obat yang larut dalam minyak, bersifat asam.
Contoh : asam stearat, adepslanae, paraffin liquidum, paraffin solidum,
minyak lemak, cera, cetaceum, vaselin, setil alkohol, stearil alkohol, dan
sebagainya.
2. Fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa.
Contoh : Na tetraborat (borax, Na biboras), Trietanolamin/ TEA, NaOH,
5
KOH, Na2CO3, Gliserin, Polietilenglikol/ PEG, Propilenglikol, Surfaktan
(Na lauril sulfat, Na setostearil alkohol, polisorbatum/ Tween, Span dan
sebagainya).
Zat berkhasiat
Minyak
Air
Pengemulsi
Bahan Pengemulsi
Bahan Pengawet
2.1.6 Pembuatan/Metode
Pembuatan sediaan krim meliputi proses peleburan dan proses
emulsifikasi. Biasanya komponen yang tidak bercampur dengan air seperti
minyak dan lilin dicairkan bersama-sama di penangas air pada suhu 70-75°C,
sementara itu semua larutan berair yang tahan panas, komponen yang larut
dalam air dipanaskan pada suhu yang sama dengan komponen lemak.
Kemudian larutan berair secara perlahan-lahan ditambahkan ke dalam
6
campuran lemak yang cair dan diaduk secara konstan, temperatur
dipertahankan selama 5-10 menit untuk mencegah kristalisasi dari lilin/lemak.
Selanjutnya campuran perlahan-lahan didinginkan dengan pengadukan yang
terus-menerus sampai campuran mengental. Bila larutan berair tidak sama
temperaturnya dengan leburan lemak, maka beberapa lilin akan menjadi padat,
sehingga terjadi pemisahan antara fase lemak dengan fase cair (Munson,
1991).
2.1.7 Evaluasi dan Stabilitas
Uji organoleptis
menggunakan panca indra, mulai dari bau, warna, tekstur sedian,
konsistensi pelaksanaan menggunakan subyek responden ( dengan kriteria
tertentu ) dengan menetapkan kriterianya pengujianya ( macam dan item ),
menghitung prosentase masing- masing kriteria yang di peroleh,
pengambilan keputusan dengan analisa statistic.
Evaluasi pH
Evaluasi pH menggunakan alat pH meter, dengan cara perbandingan 60
g : 200 ml air yang di gunakan untuk mengencerkan , kemudian aduk
hingga homogen, dan diamkan agar mengendap, dan airnya yang di ukur
dengan pH meter, catat hasil yang tertera pada alat pH meter.
Evaluasi Daya sebar
Dengan cara sejumlah zat tertentu di letakkan di atas kaca yang berskala.
Kemudian bagian atasnya di beri kaca yang sama, dan di tingkatkan
bebanya, dan di beri rentang waktu 1 – 2 menit. kemudian diameter
penyebaran diukur pada setiap penambahan beban, saat sediaan berhenti
menyebar (dengan waktu tertentu secara teratur).
Uji ukuran partikel
Untuk menentukan ukuran droplet suatu sediaan krim ataupun sediaan
emulgel, dengan cara menggunakan mikroskop sediaan diletakkan pada
objek glass, kemudian diperiksa adanya tetesan – tetesan fase dalam
ukuran dan penyebarannya.
7
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Homogenitas Homogenitas
8
3.3 Syarat Sediaan Jadi
No. Parameter Satuan Syarat Farmakope Syarat Lain
1. Homogenitas Homogenitas
2. Ukuran Partikel Fase Internal Mikron 1-100 mikron (Ansel, Pengantar bentuk sediaan Farmasi)
Viskositas tinggi saat disimpan dan viskositas menurun saat diberi gaya pada saat
5. Viskositas cps
dioleskan di kulit
Mengandung zat anti mikroba yang sesuai untuk melindungi kontaminasi bakteri,
10. Efektifitas Pengawet
ragi dan jamur
9
Alternatif Pemecahan Komponen Proses QC
Masalah
1. Sediaan apa saja yang dapat dibuat Macam-macam sediaan - Lotion Komponen : krim
dengan bahan aktif Clyndamycin HCl? - Krim
- Salep
2. Apa tipe krim yang sesuai dengan Tipe Emulsi - M/A A/ M. karena dapat
tujuan penggunaan? - A/M memperpanjang kontak obat
dengan kulit, rasa nyaman
(lembut), memberikan efek
perlindungan.
3. Apa tempat tujuan penggunaan sediaan Tujuan penggunaan krim - Epidemik Komponen : endodemik
yang dibuat? - Endodemik
- Diadermik
4. Basis krim apa yang tepat yang sesuai - Basis Hidrokarbon - Parafin liq Peleburan / Komponen : vaselin, cera alba
dengan tipe emulsi A/M? - Basis Absorbsi - Cera alba Pelelehan dengan proses peleburan
- Basis dapat dicuci - Vaselin
dengan air
- Basis larut dalam air
5. Terdapat fase air-minyak yang dapat Penambahan pengawet - Metil paraben Pencampuran Uji Komponen : nipagin, nipasol
- Propil paraben
menjadi media pertumbuhan mikroba antimikroba
- Natrium Proses : pencampuran
dan jamur. Bagaimana mencegahnya?
benzoat
- Propilenglikol QC : uji antimikroba
10
6. Karena mengandung lemak/minyak Penambahan antioksidan - + BHT Pencampuran Komponen : BHT
sehingga sediaan mudah teroksidasi. - tokolferon
Proses : pencampuran
Bagaimana cara mencegahnya? - As. Askorbat
7. Bagaimana agar fase air dan minyak Penambahan emulgator - Tween 60 dan Pengadukan Uji Komponen : tween dan TEA
dapat bercampur serta menjaga (surfaktan), pengadukan, Span 80 dan Organoleptis
Proses : pengadukan dan
kestabilannya? pemanasan. - CMC Na Pemanasan
pemanasan
- TEA
QC : uji organoleptis
8 Wadah apa yang cocok untuk Dalam tube atau pot - Tube Uji wadah dan Komponen : tube
- Pot
digunakan agar tidak menyebabkan kemasan
QC : uji wadah dan kemasan
interaksi?
11
3.5 Data Formulasi
3.6.1 Bahan Aktif
Nama Bahan Aktif : Clyndamycin HCl
BM :461,44
12
B. Propyl Paraben
C. Metil Paraben
Pemerian : Berbentuk kristal padat atau serbuk berwarna putih atau kuning
muda dengan bau yang khas.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, glyserin, propilen glikol, larutan
hidroksi alkali danMineral encer. Larut dalam acetone, benzene,
etanol 95 %, eter, methanol, toluene, paraffin cair dan minyak
tertentu.
13
Fungsi : Antioksidan.
Bobot molekul : 220,35.
OTT : BHT bersifat fenol dan mengalami reaksi bau seperti fenol.
Tidak stabil dengan bahan oxidasi seperti peroksida dan permanganat. Garam besi
menyebabkan pengotoran dengan kehilangan aktivitas.
E. Aquadest
Kegunaan : Pelarut.
Berat jenis : Pada formulasi sediaan farmasi, air dapat bereaksi dengan
obat – obatan dan bahan tambahan lain dan mudah untuk
dihidrolisa (dekomposisi dengan adanya air / pelembab) pada
temperatur yang ditingkatkan. Air bisa bereaksi hebat dengan
logam alkali dan cepat bereaksi dengan logam basa dan
oxidanya seperti Calcium Oxida dan Mg Oxida. Air juga
bereaksi dengan garam dan bahan-bahan organik dan Calcium
Carbida.
F. Trietanolamin (TEA)
14
Indeks bias : 1,482 sampai 1,485
OTT : Dengan asam membentuk garam dan ester, dengan tembaga
membentuk garam kompleks, dengan garam-garam logam berat
menyebabkan hilangnya warna dan pengendapan.
Kegunaan : Dikombinasi dengan asam lemak bebas membentuk sabun
untuk digunakan sebagai emulgator, pH netral 8. dalam bentuk
sabun tidak menyebabkan iritasi. Sabun ini membentuk emulsi
yang sangat stabil untuk hampir semua minyak, lemak atau
malam untuk pemakaian luar. Konsentrasi yang digunakan
sebagai pengemulsi 2-4 TEA dan jumlah asam lemak yang
digunakan 2-5 kali. TEA juga berfungsi sebagai humektan.
Kestabilan : Sediaan yang menggunakan sabun TEA menjadi gelap selama
penyimpanan untuk menghindari hilangnya warna maka harus
dihindari cahaya dan kontak langsung dengan logam.
Keamanan : Dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan membran mukosa
15
6. Nipagin Pengawet 0,12 – 0,18 0,15 0,015 g 0,045 g
8. Basis Cream
Propilenglikol 5 – 30 8 0,8 g 2,4 g
Fase air
16
3.7 Alat dan Perlengkapan
1. Autoklaf
2. Oven
3. Lumpang dan Alu
4. Beaker glass
5. Gelas ukur
6. Cawan penguap
7. Batang pengaduk
8. Timbangan digital
9. Vial
10. Tutup karet
11. Kertas perkamen
12. Indikator pH universal
13. Kertas perkamen
1. In Process Control
17
(volume endapan pada waktu tertentu dibagi dengan
volume endapan awal)
7. Volume Gunakan gelas ukur, setiap 10 menit, catat endapan,
sedimentasi selama 1 jam.
Rumus =
PROSEDUR
I. Rencana produksi
Membuat rencana produksi harian untuk periode yang akan datang lalu diberikan ke
bagian produksi dari QC.
18
untuk periode yang datang, mempertimbangkan.
III. Penimbangan
- Anggota kelompok menyiapkan semua bahan yang akan digunakan
- Anggota kelompok melakukan Penimbangan dan mencatat hasil penimbangan sesuai
dengan IK Penimbangan.
IV. Penghalusan
Anggota kelompok melakukan penghalusan untuk memperoleh serbuk sesuai yang
dinginkan dalam IK penghalusan
V. Penghalusan bahan aktif
Anggota kelompok melakukan penghalusan untuk memperoleh serbuk sesuai yang
dinginkan dalam IK penghalusan bahan aktif
VI. Peleburan fase minyak
- Anggota kelompok menyiapkan semua bahan yang akan digunakan
- Anggota kelompok melakukan Peleburan sesuai dengan IK Peleburan
VI. Pencampuran fase minyak dan air
a. Anggota kelompok menyiapkan semua bahan yang akan digunakan
b. Anggota kelompok melakukan pencampuran sesuai dengan IK pencampuran
VII. Uji homogenitas
a. Anggota kelompok menyiapkan semua bahan yang akan digunakan
b. Anggota kelompok melakukan Pencampuran sesuai dengan IK Homogenitas.
XII. Pengujian mutu sediaan
a. Anggota kelompok menyiapkan semua bahan yang akan digunakan
b.Anggota kelompok melakukan Pengujian sesuai dengan IK Pengujian mutu.
XIII. Pengisian
Anggota kelompok melaksanakan pengisian dan mencatat semua kegiatan dan hasil
pengisian sesuai IK. Pengisian.
19
XIV. Penyerahan produk jadi
No. Kegiatan
- Klindamisin - nipagin
- TEA - nipasol
- Cera alba - BHT
- Vaselin album
- Propilen glikol
20
No Kegiatan Penanggung jawab (PJ)
- Klindamisin - nipagin
- TEA - nipasol
- Cera alba - BHT
- Vaselin album
- Propilen glikol
7 Evaluasi sediaan
9 Tutup tube
1. Uji organoleptis
a Warna
21
sampel diinginkan
50 mg putih putih
b
Bau
(Ambil sampel, amati baunya dan catat pada lembar
evaluasi)
Jumlah Bau yang Hasil
sampel diinginkan
Skala F/A
22
3. Uji Stabilitas Kimia
pH
4. Kecepatan sedimentasi
Cara :
a. Dihitung pengendapan pada waktu tertentu
b. Dilakukan pengamatan selama 1 jam dan
diplotkan atau dibuat grafik dari hasil pengamatan.
10 ml lambat cepat
5. Volume Sedimentasi
Cara :
23
selama 1 minggu.
Rumus =
Hasil :-
6. Uji Sterilitas
24
HAsil : menyebar dan homogen
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini kami membuat suatu semi solid yaitu krim Klindamisin.
Klindamisinn merupakan bahan aktif sebagai antibiotik yang tidak larut dalam air serta
mudah terurai oleh adanya air sehingga dipilih bentuk sediaan krim. Adapun formula yang
kami gunakan untuk membuat sediaan ini yaitu:
R/ Amoksisilin 0,1 g
Cera Alba 0,5 g
Vaselin Album1,5 g
TEA 0,4 g
Propilen glikol 0,8 g
Nipagin 0,015 g
Nipasol 0,005 g
BHT 0,05 g
Aquadest ad 10 g
25
Bahan tambahan yang digunakan adalah Cera alba , Vaselin album sebagai basis
minyak , TEA sebagai emulgator, Propilenglikol sebagai wetting agent, nipagin dan nipasol
sebagai pengawet dan BHT sebagai antioksidan
Sebagai emulgator dipilih TEA karena stabil pada rentang pH netral tidak OTT
denganKlindamisin, membentuk sabun yang tidak mengiritasi kulit dan dapat berfungsi juga
sebagai humektan. Klindamisin memiliki sifat hidrofobik atau tidak suka air sehingga sukar
dibasahi sehingga ditambahkan wetting agent yaitu propilenglikol, selain itu propilenglikol
juga bisa bersifat sebagai pengawet, surfaktan dan humektan, efektif dalam konsentrasi
rendah 2 %, tidak OTT dengan bahan aktif dan komponen lainnya, juga larut dalam air dan
membentuk larutan kental jernih yang dapat menambah konsistensi dari sediaan krim.
Sediaan ini perlu ditambahkan pengawet untuk mencegah rusaknya bahan aktif
ataupun kontaminasi mikroorganisme kemudian untuk menjaga stabilitasnya karena krim
juga mengandung air. Pengawet yang digunakan adalah nipagin dan nipasol karena punya
daya antimikroba yang luas, serta kompatibel dengan bahan aktif dan bahan tambahan
lainnya, juga dengan adanya propilen glikol aktivitasnya meningkat.Selain itu ditambahkan
antioksidan dikarenakan krim mengandumg minyak yang dapat oksidasi sehoingga menjadi
tengik antioksidan yang digunakan ialah BHT.
Dalam praktikum pembuatan Krim Klindamisin saat pencampuran basiss lemak dan
air harus dilakukan dalam suhu tinggi oleh karena itu lumpang harus dipanaskan agar sediaan
tidak pecah. kami tidak mengalami kendala yang berarti. .
Evaluasi sediaan yang kami lakukan adalah pengujian organoleptis, uji Daya sebar,
pengujian volume sedimentasi dan kecepatan sedimentasi. Pengujian organoleptis sediaan
krim klindamisin yaitu meliputi bentuk, warna, bau dan rasa. Bentuk sediaan krim warna
putih, beraroma rosa rasa pahit. Dari hasil pengujian organoleptis sediaan ini memenuhi
persyaratan. Evaluasi selanjutnya adalah daya sebar atau homogenitas terlihat dalam objek
glass menyebar dan homogen. Karena keterbatasan waktu dan alat kami tidak melakukan uji
sterilitas, uji pH dan viskositas. Uji tipe krim kami lakukan dengan pengenceran tidak dengan
meneteskan Sudan III dan Metilen Blue dan mengamati di bawah mikroskop hasil adalah
dapat diencerkan tipe krim m/a.
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Sediaan suspensi yang kami buat adalah Injeksi Suspensi Kering Amoksisilin,
dimana formula yang kami gunakan untuk membuat sediaan steril ini yaitu:
R/ Amoksisilin 0,1 g
Cera Alba 0,5 g
Vaselin Album1,5 g
TEA 0,4 g
Propilen glikol 0,8 g
Nipagin 0,015 g
Nipasol 0,005 g
BHT 0,05 g
Aquadest ad 10 g
Karena sifat dari zat aktif yang tidak tahan pemanasan dan juga bentuk sediaan
yang dibuat yaitu krim maka pembuatan krim dilakukan secara aseptik.
27
5.2 Saran
Semoga praktek selanjutnya dapat lebih baik lagi, untuk itu diharapkan lebih
diperhatikan lagi dalam hal :
DAFTAR PUSTAKA
Ansel,H. 2011. dkk. Ansel’s Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System.
Lippincott Williams and Wilkins. Philadelphia.
Aulton ME. Aulton’s Pharmaceutics: The Design and Manufacture of Medicines, 3rd edn,
Edinburgh: Churchill Livingstone, 2007.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta
Lachman,L.dkk. 1987. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy. Vargeshe Publishing
House. Bombay
Rowe, R.dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. Pharmaceutical Press. London
Swarbrick J. Boylan JC. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, 2nd edn, New York:
Marcel Dekker, 2002
Sweetman,S. 2009. Martindale 36th edition : The Complete Drug Reference. Pharmaceutical
Press. London.
United States Pharmacopeia 30 and National Formulary 25,Rockville, MD: United States
Pharmacopeial Convention, 2007.
28