TAHUN 2017
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah
Nya maka Profil Puskesmas Banguntapan I dapat diselesaikan dengan baik. Profil
kesehatan ini disusun sebagai gambaran situasi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Banguntapan I yang dilihat dari upaya kesehatan yang telah dilaksanakan di Puskesmas
Akhir kata kami menyadari profil ini masih jauh dari sempurna sehingga
masukan saran dan kritik yang membangun diharapkan agar lebih sempurnanya Profil
Puskesmas ke depannya.
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan
pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara
menyeluruh agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
Pembangunan kesehatan saat ini telah berhasil meningkatkan status kesehatan
masyarakat. Pada Periode 2004 sampai dengan 2007 terjadi penurunan Angka
Kematian Ibu ( AKI ) dari 307 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 228 per 100.000
kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi ( AKB ) dari 35 per 1.000 kelahiran hidup
menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup. Selain itu, prevalensi gizi kurang juga
menurun dari 25,8 % menjadi 18,4 % dan Umur Harapan Hidup ( UHH )
meningkat
dari 66,2 tahun menjadi 70,5 % tahun. Hasil tersebut tidak lepas dari berbagai
upaya yang telah dilakukan oleh sarana pelayanan kesehatan, termasuk
Puskesmas dan jaringannya serta UKBM seperti Posyandu.
Puskesmas dan jaringannya sebagai sarana pelayanan kesehatan terdepan yang
bertanggung jawab di wilayah kerjanya, saat ini keberadaannya sudah cukup
merata. Di setiap kecamatan, minimal terdapat 1 ( satu ) Puskesmas, yang dibantu 1
( satu ) Puskesmas Pembantu ( Pustu ) di setiap 2 (dua) sampai 3 ( tiga ) desa. .
Demikian pula dengan posyandu yang saat ini berjumlah lebih dari 250.000 buah di
seluruh Indonesia. Ke depan berbagai sarana pelayanan kesehatan ini akan
semakin ditingkatkan baik dari segi jumlah, pemerataan, dan kualitasnya.
Walaupun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini juga masih
ditemukan berbagai masalah yang dihadapi oleh Puskesmas dan jaringannya
dalam upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat. Beberapa masalah tersebut
antara lain ketersediaan dan distribusi tenaga kesehatan yang belum merata,
ketersediaan peralatan kesehatan yang masih perlu ditingkatkan , keterbatasan obat
– obatan dan logistik lainnya, keterbatasan biaya operasional untuk pelayanan
kesehatan, manajemen Puskesmas yang masih perlu dibenahi, serta kemampuan dan
ketrampilan tenaga kesehatan yang masih perlu ditingkatkan. Masalah lain yang
muncul ádalah masih terjadinya disparitas antar berbagai determinan social di
masyarakat yang meliputi perbedaan antar wilayah, antar pendidikan masyarakat,
antar social ekonomi masyarakat, dan determinan social lainnya. Adanya masalah
– masalah tersebut tentu dapat berpengaruh pada hasil penyelenggaraan upaya
kesehatan yang menjadi tugas dan fungsi Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan primer.
Dari berbagai masalah diatas, salah satu masalah yang cukup mengemuka
adalah pembiayaan untuk pelayanan kesehatan di Puskesmas, khususnya biaya
operasional pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah. Satín biaya
operacional pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah sangat beragam.
Beberapa pemerintah daerah mampu mencukupi kebutuhan biaya operasional
kesehatan Puskesmas di daerahnya. Disaat yang sama, tidak sedikit pula pemerintah
daerah yang masih sangat terbatas dalam hal alokasi untuk biaya operasional
Puskesmas didaerahnya. Berbagai upaya telah dan akan ditingkatkan baik oleh
pemerintah daerah maupun pemerintah pusat agar peran dan fungsi Puskesmas
sebagai fasilitas pelayanan kesehatan primer akan semakin meningkat. Beberapa
upaya yang telah dilakukan selama ini antara lain melalui upaya penempatan tenaga
kesehatan strategis di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan, kebijakan
penempatan tenaga kesehatan strategisdi Puskesmas, peningkatan fasilitas bangunan,
serta penyediaan peralatan dan obat - obatan termasuk bahan medis habis pakai di
Puskesmas melalui Dana Alokasi Khusus ( DAK ).
Dalam hal pembiayaan bagi pelayanan kesehatan khususnya pelayanan masyarakat
miskin, pemerintah telah menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Upaya
peningkatan kemampuan dan ketrampilan tenaga kesehatan dikembangkan melalui
dukungan dana Kapitasi dan claim perawatan. Sementara itu, penyediaan vaksin juga
didukung dari anggaran pemerintah pusat melalui Bantuan Operasional Kesehatan
( BOK ).
BAB II
PROFIL WILAYAH
3. DATA KETENAGAAN
NO PENDIDIKAN STATUS PEGAWAI JUMLAH KETERANGAN
KEPEGAWAIAN
PNS PTT Honorer
1 Dokter Umum 1 2 3
2 Dokter Gigi - - 1
3 Sarjana Keperawatan, 6 6
Ns
4 Sarjana Keperawatan 1 3 4
5 D4 Analis Kesehatan 1 1
6 Sarjana Apoteker 3 3
7 D3 Kebidanan 3 12 13 28
8 D3 Keperawatan 5 26 31
9 D3 Kesehatan Gizi 1 - 1 2
10 D1 Kebidanan - - - -
11 SPK 9 - 2 11
12 SMAK 1 3 4
13 SMU 3 - 8 11
TOTAL
24 12 69 105
BAB III
HASIL KEGIATAN TAHUN 2016
1. KESEHATAN IBU DAN ANAK ( K I A )
Jumlah Bumil : 169 Orang
K1 : 169 Orang
K4 : 145 Orang
KN 1 : 142 Orang
KN Lengkap : 142 Orang
Jumlah Persalinan : 144 Orang
Jumlah Bufas : 144 Orang
Jumlah Bumil yang diperiksa HB : 169 Orang
Jumlah Bumil Resti : 48 Orang
Jumlah Bayi Resiko Tinggi : 13 Orang
Jumlah Peserta KB Aktif : 1.806 Orang
Jumlah Kader Posyandu : 80 Orang
Jumlah Posyandu : 16 pos
Jumlah Pembinaan kader posyandu : 2 kali
Jumlah Penjaringan murid SD : 149 anak
2. H S
Jumlah rumah : 3.545 buah
Jumlah Depo Air Mineral : 5 buah
Jumlah TTU : 11 buah
Jumlah Jamban Keluarga : 2.748 buah
Jumlah SPAL : 2.748 buah
Jumlah TPM : 4 buah
Jumlah Sarana Air Bersih : 2.748 buah
3. G I Z I
Jumlah Balita ditimbang : 568 Balita
Jumlah BGM : 12 Balita
Jumlah Posyandu : 16 pos
4. IMUNISASI
Jumlah Bayi diimunisasi Polio : 131 Bayi
Jumlah Bayi diimunisasi Campak : 129 Bayi
Jumlah Bayi diimunisasi DPT 3 : 143 Bayi
Jumlah Bayi diimunisasi HB : 100 Bayi
Jumlah Murid SD diimunisasi TT : 280 Anak
Jumlah Murid SD diimunisasi DT : 150 Anak
Jumlah Murid SD diimunisasi Campak : 150 Anak
BAB IV
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN
1. PERMASALAHAN
1.1. Angka kematian Ibu dan angka kematian Bayi masih tinggi
1.2. Rendahnya akses pelayanan kesehatan pada masyarakat
1.3. Tingginya resiko masyarakat miskin terpapar / tertular penyakit –
penyakit berbasis lingkungan
1.4. Rendahnya daya tahan tubuh masyarakat
2. PEMECAHAN
2.1. Angka kematian Ibu dan angka kematian Bayi masih tinggi
2.1.1. Pembekalan bagi kader sebagai calon pendamping untuk ibu
hamil
Puskesmas
2.1.2. Pendampingan kader ibu hamil resiko tinggi oleh kader
BAB V
RENCANA KEGIATAN TAHUN 2017