Harga Diri Rendah
Harga Diri Rendah
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
B. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan
yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi
hubungannya dengan orang lain (Stuart dan Sunden, 1995). Konsep diri seseorang
tidak terbentuk sewaktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil dari pengalaman unik
seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat, dan dengan realitas dunia.
Konsep diri terdiri atas komponen-komponen berikut ini:
1) Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari
terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan
tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi yang secara berkesinambungan
dimodifikasi dengan persepsi dan pengalaman yang baru.
2) Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya dia
berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan, atau nilai personal tertentu.
3) Harga diri adalah penilaian indvidu tentang nilai personal yang diperoleh seseorang
sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar
dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan,
kekalahan, dan kegagalan, tetap merasa sebagai seseorang yang penting dan
berharga.
4) Penampilan peran adalah serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh
lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok
sosial.peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak mempunyai
pilihan. Peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu.
5) Identitas personal adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang
bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi dan keunikan
individu. Mempunyai konotasi otonomi dan meliputi persepsi seksual seseorang.
Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang
kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa remaja. Harga diri rendah
adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat
bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.
5. Penentuan Diagnosa
1) Batasan karakteristik perilaku yang berhubungan dengan harga diri yang rendah
sebagai berikut :
a. Mengritik diri sendiri dan/ atau orang lain
b. Penurunan produktivitas
c. Destruktif yang diarahkan pada orang lain
d. Gangguan dalam berhubungan
e. Rasa diri penting yang berlebihan
f. Perasaan tidak mampu
g. Rasa bersalah
h. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan
i. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri
j. Ketegangan peran yang dirasakan
k. Pandangan hidup yang pesimis
l. Keluhan fisik
m. Pandangan hidup yang bertentangan
n. Penolakan terhadap kemampuan personal
o. Destruktif terhadap diri sendiri
p. Pengurangan diri
q. Menarik diri secara sosial
r. Penyalahgunaan zat
s. Menarik diri dari realitas
t. Khawatir
2) Tanda dan gejala harga diri rendah Menurut Carpenito, L.J (1998 : 352), Keliat,
B.A (1994 : 20) sebagai berikut :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak
setelah mendapat terapi sinar pada kanker
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika
saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri
sendiri.
c. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya
orang bodoh dan tidak tahu apa-apa
d. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu
dengan orang lain, lebih suka sendiri.
e. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang
memilih alternatif tindakan.
f. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
Azis R, dkk. 2003. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino
Gondoutomo
Boyd MA, Hihart MA. 1998. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia :
Lipincott-Raven Publisher
Carpenito, Lynda Juall. 1998. Buku saku diagnosis keperawatan jiwa. Edisi 10. Jakarta :
EGC
Nugraheni, Yunita. 2005. Laporan pendahuluan keperawatan jiwa harga diri rendah.
Stuart GW, Sundeen SJ. 1998. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC
Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung
: RSJP Bandung