Anda di halaman 1dari 2

GRANULOMA PADA HIDUNG DAN SINUS PARANASAL

EPIDEMIOLOGI

 Insidensi Granulomatosis wegener’s ditemukan pada sekitara 5-9 juta populasi dewasa
di Eropa, dimana mengenai usia 15-65 tahun dan rasio laki-laki dan perempuan 1:1.
 Pada Sarcoidosis, insidensi terjadi 70-640 juta pada orang dewasa di Eropa. Biasanya
mengenai usia antara 30-50 tahun, dengan rasio laki-laki dan perempuan 1:2.

PENYEBAB
Granuloma dapat disebabkan oleh karena trauma, infeksi, inflamasi atau neoplastik. Dan
yang paling sering menyebabkan kondisi inflamasi adalah granulomatosis Wegener’s dan
sarcoidosis.

PATOGENESIS

Etiologi dari granulomatosis wegener’s belum diketahui sejauh ini. Cytoplasma


antineutrophil cytoplasmic antibodies (C-ANCA) berasosiasi terhadap aktivitas penyakit ini.
Sedangkan Sarcoidosis disebabkan oleh karena ketidakseimbangan antara humoral dan cell-
mediated immunity yang distimulasi oleh antigen-presenting cell membawa makrofag ke
bagian granuloma.

MANIFESTASI KLINIS

Pada Granulomatosis Wegener’s, hidung dan sinus paranasal adalah organ yang paling
sering terkena, tetapi beberapa bagian tubuh lainnya dapat terkena, seperti paru-paru. Hal ini
diawali dengan kongesti nasal, krusta, epistaksis atau nyeri pada wajah. Jika tidak diobati,
dapat menjadi fatal. Gejala biasanya menetap pada organ yang terkena, tetapi pasien secara
umum merasa tidak nyaman dan pyrexial, juga berat badan yang menurun. Pada pemeriksaan
hidung didapatkan mukosa yang tipis, ulserasi, perforasi septal atau nasal collapse.

Sedangkan pada Sarcoidosis, juga merupakan penyakit multiple yang dapat memberikan
dampak terhadap bagian tubuh lainnya. Gambaran Strawberry skin appearance pada mukosa
hidung dapat terlihat dan ditemukan adanya kongesti, krusta, dan perdarahan. Adanya
discharge yang purulen merupakan bentuk dari infeksi sekunder. Massa dapat dilihat pada
bagian luar ketika penyakit ini melakukan penetrasi dan menghancurkan tulang hidung.

PEMERIKSAAN

 Tes darah termasuk FBC, ureum dan elektrolit, tes fungsi liver, sedimentasi eritrosit,
C-reaktif protein, c-ANCA untuk granulomatosis wegener’s dan serum ACE levels
untuk sarcoidosis.
 Kultur dan sensitivitas ketika dicurigai akibat infeksi
 Chest X-ray dan tes fungsi paru untuk keterlibatan paru
 Urinalisis untuk keterlibatan ginjal
 Biopsy diambil dari mukosa hidung
 Cross-sectional imaging berguna untuk rencana pembedahan
MANAJEMEN
 Rheumatologist, untuk mengobati kondisi peradangan dengan pemberian steroid dan
immune-modulating agents.
 Antimikrobiologi digunakan untuk mengobati infeksi dan infeksi sekunder.
 Terapi gejala, terutama pada krusta, dengan larutan salin, krim topikal dan steroid
 Pembedahan dilakukan pada granulomatosis wegener’s aktif dan sarcoidosis, kecuali
untuk pengambilan biopsi.

PROGNOSIS

Pasien dengan Granulomatosis wegener’s dan sarcoidosis akan menjalani terapi seumur
hidupnya, dengan efek samping ataupun kekambuhan. Keterlibatan organ ginjal, mata, CNS,
dan hati memperburuk prognosis.

Anda mungkin juga menyukai