Anda di halaman 1dari 11

“MUMI FIR’AUN” (Bibel, Al-Quran, dan

Ilmu Pengetahuan Modern)

Bibel, Al-Quran, dan Ilmu Pengetahuan Modern, adalah


judul sebuah buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Maurice
Bucaille. Bibel, Qur'an dan Ilmu Pengetahuan Modern judul asli
dalam bahasa Perancis La Bible, le Coran et la Science (1976)
menjadi best-seller internasional di dunia Muslim dan telah
diterjemahkan ke hampir semua bahasa utama umat Muslim di
dunia. Bucaille menjadi ternama dengan karyanya ini.

Karyanya ini mencoba menerangkan bahwa Al Qur'an sangat konsisten dengan ilmu pengetahuan
dan sains, namun bahwa Alkitab atau Bibel tidaklah demikian. Bucaille dalam bukunya mengkritik
Bibel yang ia anggap tidak konsisten dan penurunannya bisa diragukan.

Dr. Maurice Bucaille


(lahir di Pont-l'Eveque, 19 Juli 1920 – meninggal 17 Februari 1998 pada umur 77 tahun) adalah
seorang ahli bedah berkebangsaan Perancis. Bucaille dalam bukunya mengkritik Alkitab atau
Bibel yang ia anggap tidak konsisten dan penurunannya bisa diragukan.
Sedangkan dalam Al Qur'an terdapat banyak kecocokan dengan fakta sains. Di antaranya ialah:
Firman Allah SWT. QS. An Naml 27:88

  


    
     
    
 
(88). dan kamu Lihat gunung-gunung itu, kamu sangka Dia tetap di tempatnya, Padahal ia berjalan
sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap
sesuatu; Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Bucaille menjelaskan bahwa ternyata gunung-gunung bersama dengan lempeng bumi


bergerak. Jadi ayat Al Qur'an di atas sesuai dengan ilmu pengetahuan.

Pada pertengahan tahun 1975 Perancis menawarkan diri pada pemerintah Mesir untuk
meneliti mumi Firaun. Setelah disetujui, mumi Firaun dibawa ke Perancis untuk diteliti lebih lanjut
dibawah pimpinan Prof. Dr. Maurice Bucaille.
Setelah melakukan pembedahan, ternyata hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan!
Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati
karena tenggelam. Setelah ditemukan dari laut jasadnya segera dikeluarkan dan kemudian
dibalsem untuk dijadikan mumi agar awet. Penemuan tersebut masih menyisakan sebuah
pertanyaan dalam kepala sang professor. Bagaimana jasad tersebut bisa lebih baik dari jasad-jasad
yang lain, padahal dia dikeluarkan dari laut?

Hasil penelitiannya kemudian dia terbitkan


dengan judul Mumi Firaun; Sebuah Penelitian Medis
Modern atau judul aslinya , Les momies des Pharaons
et la médecine. Berkat buku ini, dia menerima
penghargaan Le prix Diane-Potier-Boès (penghargaan
dalam sejarah) dari Académie française dan Prix
general (Penghargaan umum) dari Academie nationale
de medicine, Perancis.

Ditengah kepuasan atas semua prestasinya itu,


ada seorang teman Bucaille mengatakan “jangan
tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin
telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini”.
Bucaille awalnya mengingkari kabar ini dengan keras
sekaligus menanggapinya mustahil.

Bagaimana tidak, pengungkapan rahasia seperti ini tidak mungkin diketahui kecuali dengan
perkembangan ilmu modern, melalui peralatan canggih yang mutakhir dan akurat.
Ditengah kebingungan ini, Bucaille bertanya kepada ilmuwan muslim dan tentu saja langsung
ditunjukkan salah satu ayat Al-Quran (QS Yunus [10]: 92)
  
    
    
 
(92). Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu[704] supaya kamu dapat menjadi pelajaran
bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan Sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari
tanda-tanda kekuasaan kami.

[704] Yang diselamatkan Allah ialah tubuh kasarnya, menurut sejarah, setelah Fir'aun itu
tenggelam mayatnya terdampar di pantai diketemukan oleh orang-orang Mesir lalu
dibalsem, sehingga utuh sampai sekarang dan dapat dilihat di musium Mesir, Berhias,
atau bepergian, atau menerima pinangan.

Ayat ini sangat menyentuh hati Bucaille. Ia mengatakan bahwa ayat Al-Quran tersebut masuk akal
dan mendorong sains untuk maju. Hatinya bergetar dan mengakui “Sungguh aku masuk Islam dan
aku beriman dengan Al-Quran ini”.

Kisah masuk Islam-nya Prof. Dr. Maurice Bucaille sejatinya mencerahkan kita. Bahwa
keimanan yang sebenarnya, lahir dari sebuah proses berfikir, bukan semata-mata ikut-ikutan atau
warisan orang tua. Ini juga menjadi bukti kebenaran Al-Quran sebagai wahyu Allah. Makanya
sudah pasti kalo hidup kita diatur oleh hukum-hukum Islam yang bersumber dari Al-Quran,
Sunnah, Ijma, dan Qiyas, dijamin akan berkah dunia akhirat
Penemuan Mummi Fir’aun dan
Kebenaran Al Qur’an
Posted on Januari 6, 2010

Pada tahun 1898 M, Loret telah menemukan mummi di Thebes di lembah raja-raja –Wadi al-
Muluk–, mummi tersebut terindentifikasi sebagai jenazah dari Fir’aun Merneptah yang
dipastikan sebagai anak dari Fir’aun Ramses II.

Di samping ditemukan mummi dari Merneptah juga ditemukan mummi dari Ramses II dalam
keadaan utuh.

Merneptah adalah Fir’aun yang mengejar-ngejar nabi Musa hingga ke laut dan mati
tenggelam di laut, sedang Ramses II adalah fir’aun yang hidup persis sebelumnya, kedua-duanya
hidup pada masa nabi Musa as.

Kemudian, pada tanggal 8-7-1907, Elliot Smith membuka perban-perban mummi Merneptah
untuk memeriksa badannya. Kemudian Elliot Smith mengarang buku The Royal Mummies pada
tahun 1912, dalam buku tersebut dijelaskan, ketika Eliot Smith membuka perbanperban mummi
pada tahun 1907, mummi tersebut dalam keadaan baik dan utuh walaupun ada kerusakan di
beberapa bagian. Setelah Eliot Smith meneliti mummi tersebut pada 1907, mummi tersebut
dipamerkan di musium Cairo dengan kepala dan leher terbuka tanpa perban supaya setiap
pengunjung dapat melihat dengan nyata, sedang badannya ditutup kain sedemikian rupa supaya
dapat terlindungi dari kerusakan karena kelembaban udara dan bakteri.

Yang paling penting dan berharga dengan penemuan mummi Merneptah dan hasil penelitian Eliot
Smith yang menyaksikan mummi Merneptah secara utuh adalah, sebagai bukti materiil secara
utuh jenazah dari raja Fir’aun yang mati tenggelam di laut.
Bukti itu sangat penting, karena menyangkut kemukjizatan Al-Qur’an dan menyangkut eksistensi
Alkitab sebagai kitab umat Kristiani. Masih ingat dengan film Mummi ?, film itu telah
mengalihkan perhatian kita akan kemukjizatan Al-Qur’an, supaya kita membicarakan mummi dari
sisi harta karun yang terpendam dan menjauhkan kita untuk membicarakan mummi sebagai bukti
ilmiah kebenaran Al-Qur’an, dan supaya orang tidak memperhatikan bukti ilmiah dari keragu-
raguan dalam Alkitab. Mari kita kaji kisah tenggelamnya fir’aun dari kisah Bible/Alkitab dan kisah
dari Al-Qur’an.

Tenggelamnya Fir’aun Dalam Bible

Kisah bermula dari perintah Tuhan kepada nabi Musa as untuk membebaskan orang-orang Israel
dari penindasan raja Fir’aun dan sekaligus mengeluarkan mereka dari Mesir.

Nabi Musa as dibantu nabi Harun as menghadap ke Fir’aun, guna meminta kepada Fir?aun untuk
membawa orang-orang Israel keluar dari Mesir yang berarti melepaskan orang-orang Israel dari
kekuasaan raja Fir’aun. Tetapi Fir’aun menolak permintaan nabi Musa as tersebut.

Tuhan mengulangi lagi perintahnya kepada nabi Musa as, waktu itu nabi Musa as sudah berumur
80 tahun. Nabi Musa as menunjukkan kepada Fir’aun bahwa dirinya mempunyai kepandaian
supranatural, namun hal ini tidak membuat Fir’uan melunak. Kemudian Tuhan mengirim siksaan
berupa air sungai berubah menjadi darah, timbulnya katak-katak, nyamuk, wabah penyakit kepada
manusia dan hewan, kegelapan dan kematian bagi bayi-bayi yang lahir pertama kali. Tetapi hal ini
masih belum menaklukkan hati Fir’aun untuk membiarkan orang-orang Israel keluar dari Mesir
atau melepaskan dari kekuasaannya.

Akhirnya, nabi Musa tidak meminta izin Fir’aun untuk membawa 600.000 orang Israel keluar dari
Mesir. Jumlah tersebut belum termsuk anak-anak sehingga bila mereka ikut dihitung jumlah
keseluruhan orang-orang Israel yang diajak nabi Musa as keluar Mesir adalah berkisar antara 2
juta hingga 3 juta jiwa.

Kemudian berangkatlah orang Israel dari Raamses ke Sukot, kira-kira enam ratus ribu orang laki-
laki berjalan kaki, tidak termasuk anak-anak. Keluaran 12:37

Pada waktu itulah Fir’aun mengejar nabi Musa as beserta pengikutnya, dengan menggunakan 600
kereta dan kudanya yang terbaik dari Mesir, dan setiap kereta dikendarai dua orang perwira.

Fir’aun beserta pasukannya berhasil mengejar nabi Musa as dan pengikutnya, keadaan nabi Musa
terjepit, didepan terbentang lautan dan dari bela-kang terdesak ribuan pasukan fir’aun.

Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya,
mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat
PiHahirot di depan Baal-Zefon.

Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul
mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN,
Keluaran 14:9-10
Dan ketika dalam keadaan kritis:

Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan
air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka
terbelahlah air itu. Keluaran 14:21

Maka melintaslah nabi Musa as dan pengikutnya, kemudian disusul oleh fir’aun dan tentaranya,
Namun Fir’aun dan tentaranya berjalan sangat lambat karena roda keretanya berputar miring
terseok-seok dan nabi Musa sa beserta pengikutnya berlari meninggalkan mereka jauh. Setelah itu
atas perintah Tuhan nabi Musa as mengulurkan kembali tangannya ke laut, maka :

Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun,
yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorang pun tidak ada yang tinggal dari mereka.
Keluaran 14:28

Fir’aun beserta pasukannya tewas dalam lautan, tak seorangpun yang hidup. Tuhan telah
mencampakkan Fir’aun kedalam lautan dan membiarkan tubuhnya musnah dalam lautan :

Dan mencampakkan Firaun dengan tentaranya ke Laut Teberau! Bahwasanya untuk selama-
lamanya kasih setia-Nya. Mazmur 136:15

air menutupi para lawan mereka, seorang pun dari pada mreka tiada tinggal Mazmur 106:11

Dari kisah tersebut, point yang dapat kita ambil adalah :

1. Jumlah 2 juta sampai 3 juta orang-orang Israel yang melarikan diri keluar Mesir nampaknya sangat
berlebihan. karena jumlah sebesar itu, resiko kematian d itengah padang pasir yang amat terik
tentu sangat tinggi, ini merupakan angka yang bombastik. Apalagi mereka tidak mempunyai
persediaan makanan dan air yang cukup.
2. Mayat Fir’aun dimusnahkan dalam lautan

Tenggelamnya Fir’aun-I Dalam Al-Qura’n?

Kisah bermula pada kekafiran, kesombongan dan keingkaran bangsa Mesir yang mengikuti
Fir’aun dalam menentang Allah SWT dan nabinya Musa as dan yang menindas bangsa Israel,
padahal telah nyata petunjuk bagi mereka dan telah diperlihatkan kejadian-kejadian luar biasa
kepada mereka sebagai tanda kekuasaan Allah SWT, tetapi hati mereka tidak mau sadar, tidak mau
kembali kepada kebenaran dan beriman kepada Allah SWT.

Sangat sedikit yang beriman dari orang-orang Mesir, ada yang mengatakan hanya tiga orang yang
beriman, yaitu istri Fir?aun, seorang dari pengikut Fir’aun dan seorang pemberi nasehat.

Karena, Fir’aun dan bangsanya tetap ingkar dan sombong, Nabi Musa as meminta kepada Fir’aun
untuk meniggalkan Mesir beserta orang-orang Bani Israel, namun Fir’aun menolak permintaan ini.
Maka turunlah perintah Allah SWT :
Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan hamba-hamba-
Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu
tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)”. QS. 20:77

Maka pergilah nabi Musa as bersama-sama kaumnya Bani Israel pada malam itu juga, dan pada
pagi harinya, tidak ada seorangpun dari kaum nabi Musa as yaitu Bani Israel yang tertinggal di
Mesir, mereka telah pergi meninggalkan Mesir.

Pagi harinya, mengetahui orang-orang Israel telah meninggalkan Mesir, Fir’aun sangat marah dan
segera mengumpulkan tentaranya, kereta dan kuda yang ada di seluruh wilayah Mesir untuk
mengejar nabi Musa as dan orang-orang Israel. Dengan marah Fir’aun berkata kepada pasukannya
:

Orang-orang itu berjumlah tidak banyak, dan sesungguhnya, mereka telah benar-benar membuat
kita marah?

Kemudian setelah tentara dan kuda-kuda terkumpul, diberangkatkanlah pasukannya mengejar


Nabi Musa as dan Bani Israel.

”Maka Fir’aun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit. Maka
setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: “Sesungguhnya
kita benar-benar akan tersusul”. Musa menjawab:”Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya
Rabbku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku”. QS: 26:60-62

Ketika pengikut nabi Musa as dalam keadaan ketakutan karena akan segera tersusul, turunlah
firman Allah SWT :

Lalu Kami wahyukan kepada Musa:”Pukullah lautan itu dengan tongkatmu”.Maka terbelahlah
lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. QS. 26:63

Maka melintaslah nabi Musa beserta kaumnya Bani Israel, dan Fir’aun beserta pasukannya menyu-
sul dibelakannya. Ketika Nabi Musa as dan pengikutnya sampai di daratan yang tinggi dan Fir’aun
beserta pasukannya masih ditengah-tengah lautan, maka datanglah pertolongan Allah SWT kepada
nabi Musa as :

Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami
tenggelamkan golongan yang itu. QS. 26:65-66

Tenggelamlah Fir’aun beserta pasukannya dan tak seorangpun terselamatkan nyawanya termasuk
Fir’aun. Namun Fir?aun saat-saat akhir menjelang kematiaanya, dia baru sadar atas keingkarannya
dan dia sempat mengucapkan kalimat tauhid dan berserah diri kepada Allah SWT :

hingga bila Fir’aun itu hampir tenggelam berkatalah dia:”Saya percaya bahwa tidak ada Ilah
melainkan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri
(kepada Allah)”. QS. 10:90
Dengan perngakuan Fir’aun tersebut, Allah SWT berkenan menyelamatkan mayat Fir?aun agar
tidak sampai hancur di dalam lautan, dan agar tubuh fir’aun yang dibiarkan utuh tersebut dapat
menjadi pelajaran bagi manusia kelak :

Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-
orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-
tanda kekuasaan Kami. QS. 10:92

Begitulah, Allah SWT menjaga tubuh Fir’aun tetap utuh walaupun tertelan lautan, untuk menjadi
pelajaran dan sebagai tanda-tanda kekuasaan-NYA bagi orang-orang yang datang sesudahnya,
bukan hanya kisah tenggelamnya Fir?aun yang menjadi pelajaran dan sebagai tanda-tanda
kekuasaan Allah SWT, tetapi tubuh fisiknya juga.

Satu point yang dapat diambil dari kisah tenggelamnya fir’aun dalam Al-Qur’an , yaitu : mayat
Fir’aun dijaga utuh oleh Allah SWT.

Arkeologi Membuktikan Kebenaran Al-Qur’an

Alkitab menyatakan tubuh Fir’aun telah musnah karena tenggelam di lautan, sedang Al-Qur’an
menyatakan Tubuh Fir’aun tetap utuh dan selamat walaupun tenggelam di lautan, di sisi lain dari
dunia sejarah khususnya bidang arkeologi, telah menemukan mummi yang diindentifikasi sebagai
jasad dari tubuh Fir’aun yang mengejar-ngejar nabi Musa as dan tenggelam di lautan.

Temuan arkeologi ini, membuktikan apa yang dinyatakan Al-Qur’an tentang tubuh Fir’aun yang
dijaga utuh oleh Allah SWT adalah benar-benar terjadi pada 2000 tahun sebelum Al-Qur?an itu
sendiri menyatakannya. Dan temuan arkeologi ini secara bersamaan menyangkal apa yang
dinyatakan Alkitab bahwa tubuh Fir’aun telah musnah di lautan.

Bukti kebenaran Al-Qur’an ini, sekaligus menjelaskan bahwa :

1. Al-Qur’an bukanlah bikinan Muhammad saw, karena, apa yang dikisahkan Al-Qur’an tentang
tubuh Fir’aun yang dijaga utuh oleh Allah SWT adalah terjadi sekitar 2000 tahun sebelumnya,
mustahil Muhammad saw mengetahui kejadian tersebut. Dan ketika Al-Qur’an menyatakan tubuh
Fir’aun dijaga utuh untuk menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahnya, sama
sekali tidak ada bukti riil dari jasad Fir’aun pada saat itu. Bukti tubuh utuh Fir’aun baru ditemukan
sekitar 1300 tahun setelah Al-Qur’an menyatakannya yaitu tahun 1898 M. Tidak ada yang mampu
membuat kisah seakurat itu, kecuali yang merencanakan kisah itu terjadi yaitu Allah SWT.
2. Alkitab hasil campur tangan manusia, karena apa yang dikisahkan Alkitab tentang kejadian sekitar
1300 tahun sebelumnya, ternyata terbukti meleset setelah ditemukan mummi raja Fir’aun yang
telah dinyatakan musnah oleh Alkitab. Tentu tidak mungkin Tuhan yang membuat pernyataan
dalam Alkitab yang menyatakan tubuh Fir’aun telah dimusnakan, karena sejarah membuktikan
tubuh Fir’aun diselamatkan utuh.
3. Orientalis hanya bisa menuduh, Muhammad saw dituduh telah membuat Al-Qur’an dengan
menyontek Alkitab, tentu tuduhan semacam ini sangat tidak ilmiah, karena telah terbukti Alkitab
telah salah mengisahkan tubuh utuh Fir’aun, sementara Al-Qur’an sangat akurat dalam
mengisahkannya. Apa yang dicontek ?
Demikianlah uraian dari kami, semoga dapat menambah keimanan kita kepada Allah SWT, dan
semoga kita senantiasa memperhatikan bukti-bukti kemukjizatan Al-Qur’an yang terbentang luas
dalam segala disiplin ilmu.

Akhirul kata, semoga menambah keimanan kita, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi


Wabarakaatuhu. [alislah]

PENEMUAN RODA KERETA FIR’AUN DI


LAUT MERAH
Wednesday, 23 December 2009

Masih ingat dengan kisah mukjizat Nabi Musa yang membelah laut merah dengan tongkatnya?
Jika salah satu diantara anda menganggap kisah tersebut hanya merupakan dongeng belaka,
sekarang mari kita simak tulisan dibawah ini.
Seorang Arkeolog bernama Ron Wyatt pada ahir tahun 1988 silam mengklaim bahwa dirinya
telah menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur kuno didasar laut merah.

Menurutnya, mungkin ini merupakan bangkai kereta tempur Firaun yang tenggelam dilautan
tersebut saat digunakan untuk mengejar Musa bersama para pengikutnya.
Menurut pengakuannya, selain menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur berkuda, Wyatt
bersama para krunya juga menemukan beberapa tulang manusia dan tulang kuda ditempat yang
sama. Temuan ini tentunya semakin memperkuat dugaan bahwa sisa-sisa tulang belulang itu
merupakan bagian dari kerangka para bala tentara Fir'aun yang tenggelam di laut Merah.

Apalagi dari hasil pengujian yang dilakukan di Stockhlom University terhadap beberapa sisa
tulang belulang yang berhasil ditemukan, memang benar adanya bahwa struktur dan kandungan
beberapa tulang telah berusia sekitar 3500 tahun silam. Dimana menurut sejarah, kejadian
pengejaran itu juga terjadi dalam kurun waktu yang sama.

Selain itu, ada suatu benda menarik yang juga berhasil ditemukan, yaitu poros roda dari salah
satu kereta kuda yang kini keseluruhannya telah tertutup oleh batu karang, sehingga untuk saat
ini bentuk aslinya sangat sulit untuk dilihat secara jelas.

Mungkin Allah sengaja melindungi benda ini untuk menunjukkan kepada kita semua bahwa
mukjizat yang diturunkan kepada Nabi-nabiNya merupakan suatu hal yang nyata dan bukan
merupakan cerita karangan belaka.
Diantara beberapa bangkai kereta tadi, ditemukan pula sebuah roda dengan 4 buah jeruji yang
terbuat dari emas. Sepertinya, inilah sisa dari roda kereta kuda yang ditunggangi oleh Firaun.

Menurut para ahli kira-kira disitulah lokasi dimana Nabi Musa bersama para kaumnya
menyebrangi laut Merah. Lokasi penyeberangan diperkirakan berada di Teluk Aqaba di
Nuweiba.

Kedalaman maksimum perairan di sekitar lokasi penyeberangan adalah 800 meter di sisi ke arah
Mesir dan 900 meter di sisi ke arah Arab. Sementara itu di sisi utara dan selatan lintasan
penyeberangan (garis merah) kedalamannya mencapai 1500 meter. Kemiringan laut dari
Nuweiba ke arah Teluk Aqaba sekitar 1/14 atau 4 derajat, sementara itu dari Teluk Nuweiba ke
arah daratan Arab sekitar 1/10 atau 6 derajat.

Diperkirakan jarak antara Nuweiba ke Arab sekitar 1800 meter.Lebar lintasan Laut Merah yang
terbelah diperkirakan 900 meter.

Dapatkah kita membayangkan berapa gaya yang diperlukan untuk dapat membelah air laut
hingga memiliki lebar lintasan 900 meter dengan jarak 1800 meter pada kedalaman perairan
yang rata2 mencapai ratusan meter untuk waktu yang cukup lama, mengingat pengikut Nabi
Musa yang menurut sejarah berjumlah ribuan? (menurut tulisan lain diperkirakan jaraknya
mencapai 7 km, dengan jumlah pengikut Nabi Musa sekitar 600.000 orang dan waktu yang
ditempuh untuk menyeberang sekitar 4 jam).

Menurut sebuah perhitungan, diperkirakan diperlukan tekanan (gaya per satuan luas) sebesar
2.800.000 Newton/m2 atau setara dengan tekanan yang kita terima jika menyelam di laut hingga
kedalaman 280 meter.
Jika kita kaitkan dengan kecepatan angin,menurut beberapa perhitungan,setidaknya diperlukan
hembusan angin dengan kecepatan konstan 30 meter/detik (108 km/jam) sepanjang malam untuk
dapat membelah dan mempertahankan belahan air laut tersebut dalam jangka waktu 4 jam.

Anda mungkin juga menyukai