Anda di halaman 1dari 25

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Sistem Perpipaan


Sistem perpipaan adalah suatu sistem yang digunakan untuk transportasi fluida
antar peralatan (equipment) dalam suatu pabrik atau dari suatu tempat ke tempat
yang lain sehingga proses produksi dapat berlangsung. Sistem perpipaan (piping
system) secara umum terdiri dari komponen-komponen seperti pipa, katup, fitting
(elbow, reducer, tee), flange, nozzle, instrumentasi (peralatan untuk mengukur dan
mengendalikan parameter aliran fluida, seperti temperatur, tekanan, laju aliran
massa, level ketinggian), peralatan atau equipment (alat penukar kalor, bejana tekan,
pompa compressor), penyangga pipa (pipe support dan pipe hanger) dan komponen
khusus (strainer, drain, vent). Dalam dunia industri, biasanya biasanya dikenal
beberapa istilah mengenai sistem perpipaan seperti piping dan pipeline. Piping
adalah sistem perpipaan disuatu plant, sebagai fasilitas untuk mengantarkan fluida
(cair atau gas) antara satu peralatan ke peralatan lainnya untuk melewati proses-
proses tertentu. Piping ini tidak akan keluar dari satu wilayah plant. Sedangkan
pipeline adalah sistem perpipaan untuk mengantarkan atau mengalirkan fluida
antara satu plant ke plant lainnya yang biasanya melewati beberapa daerah.

Sistem perpipaan dapat ditemukan hampir pada semua jenis industri, dari
sistem pipa tunggal sederhana sampai sistem bercabang yang sangat kompleks.
Contoh sistem perpipaan adalah sistem distribusi air bersih pada gedung atau kota,
sistem pengangkutan minyak dari sumur ke tandon atau tangki penyimpanan, sistem
distribusi udara pendingin pada suatu gedung, sistem distribusi uap pada proses
pengeringan dan lain sebagainya. Sistem perpipaan meliputi semua komponen dari
lokasi awal sampai dengan lokasi tujuan, yaitu saringan (strainer), katup (valve),
sambungan (fitting), nozzle dan lain sebagainya. Untuk sistem perpipaan yang
menggunakan fluida cair umumnya dari lokasi awal fluida dipasang saringan untuk
menyaring kotoran agar tidak menyumbat aliran fluida. Saringan (strainer)
dilengkapi dengan katup searah (foot valve) yang berfungsi mencegah

4
5

aliran kembali ke lokasi awal atau tandon. Sedangkan sambungan dapat berupa
sambungan penampang tetap, sambungan penampang berubah, belokan (elbow)
atau sambungan bentuk T (tee) dan masih banyak komponen-komponen yang
digunakan dalam sistem perpipaan.

2.1.1 Jenis-jenis pipa


Dari sekian jenis pembuatan pipa mulai dari material hingga kegunaannya, secara
umum pipa dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:

1. Jenis pipa tanpa sambungan (pipa baja seamless), merupakan pembuatan


dengan menusuk batang besi silinder untuk menghasilkan lubang pada
diameter dalam pipa tanpa sambungan pengelasan.

2. Jenis pipa dengan sambungan (pipa baja welded), yaitu merupakan


pembuatan pipa dengan cara pelengkungan plat baja hingga ujung sisinya
saling bertemu untuk kemudian dilakukan pengelasan.

2.2 Komponen-komponen Sistem Perpipaan


Komponen perpipaan ini harus dibuat sesuai dengan spesifikasi, standar yang
terdaftar dalam simbol dan kode yang telah dibuat atau dipilih pada sebelumnya.
Komponen-komponen perpipaan tersebut meliputi pipa, gasket, flange, sambungan
(fitting), reducer, elbow, katup (valve), baut-baut (boltings), instrument, bagian
khusus (special items), saringan (strainer).

2.2.1 Pipa
Pipa dapat diartikan sebagai suatu benda yg relatif panjang, memiliki lubang dan
berfungsi untuk memindahkan sebuah zat yang memiliki karakteristik dapat
mengalir, berupa cairan, gas, uap, zat padat yg dilelehkan ataupun butiran yg sangat
halus. Pipa yang umum digunakan pada industri proses dan pembangkit listrik
(power plant) yaitu pipa baja (steel pipe) dan pipa besi (iron pipe).
6

Proses Pembuatan
Secara umum, ada 3 metode pembuatan pipa baja karbon, dimana juga metode
tersebut menjadi nama untuk menyebutkan jenis pipa-pipa tersebut, ketiga metode
itu adalah metode Seamless pipe, butt-welded pipe, dan spiral welded pipe.

Seamless Pipe
Seamless pipe dalam arti bahasa artinya pipa tanpa sambungan. Dalam praktek
pembuatannya, seamless pipe memang merupakan pipa yang dibentuk tanpa
membuat sambungan sama sekali, sehingga tidak ada bagian dari pipa yang pernah
terganggu atau berubah materialnya akibat panas pengelasan. Pipa ini dibuat dari
baja silinder pejal, yang dilubangi dalam kondisi hampir meleleh, biasa
disebut billet.

Pada gambar tersebut, ditunjukkan sebuah besi pejal (billet) di apit dan di roll oleh
Sizing rolls –merupakan roller pembentuk diameter luar- dan dilubangi oleh
mandrel.

Dengan metode pembuatan tanpa join tersebut, pipa yang dihasilkan dapat lebih
baik karena kualitas baja yang dihasilkan adalah hampir sama pada setiap area
permukaan pipa. Selain itu, ketebalan dengan menggunakan metode ini, pipa yang
memiliki ketebalan berapapun memungkinkan untuk diproduksi.
7

Pipa dilas (Butt-welded Pipe atau Straight welded pipe)


Atau disebut juga sebagai pipa UOE. bahan baku pembuatan pipa ini adalah pelat
baja dengan bentuk profil strip. Pelat baja tersebut dibentuk menjadi pipa dengan
melengkungkan pipa tersebut kearah sumbu pendeknya dengan roll pembentuk
(shaper roll) sehingga membentuk pipa sebuah pipa. Celah pertemuan kedua sisi
pelat strip tersebut kemudian di las memanjang sehingga membentuk sebuah pipa
tanpa celah. Detail pembuatan butt-welded pipe ditunjukkan pada gambar
dibawah.

Pipa ini memiliki keunggulan dimana kualitas dari dinding pipa sangat mudah
untuk dikontrol dan memiliki ketebalan yang seragam. Hal ini disebabkan karena
pipa ini berasal dari pelat strip yang pembuatannya relative sangat mudah untuk
dikontrol kualitas dan ketebalan pelatnya, sehingga hasil saat dibuat menjadi pipa
pun relative sama baiknya dengan kualitas pelatnya sebelum jadi. Selain itu,
apabila dibutuhkan pipa menerus yang cukup panjang, pipa ini memiliki
keunggulan karena mudah untuk difabrikasi.

Namun didalam industri migas, pipa jenis ini lebih sering ditemukan dalam bentuk
elbow. Pipa jenis ini dihindari sebagai pipa panjang karena memilik kelemahan
pada sambungan las kedua tepi pelat strip pada saat pembuatannya, dimana
memerlukan inspeksi pada area pengelasannya, memanjang sepanjang pipa
tersebut.

Spiral Welded Pipe


Dalam pasaran Indonesia biasa disebut pipa spiral, ada juga yang menyebutnya
pipa casing. Meskipun namanya demikian, bukan berarti pipa ini berbentuk spiral,
namun lebih merujuk kepada bahan baku pembuatannya yang merupakan pelat
baja strip yang dibentuk menjadi spiral dan kemudian disambung sehingga
membentuk sebuah pipa.
8

Dalam system perpipaan, jenis pipa ini sangat dibatasi penggunaannya hanya
untuk kebutuhan pipa dengan tekanan rendah karena ketipisannya. Bahkan dalam
industri migas, pipa ini tidak digunakan dalam system pipa bertekanan,
kebanyakan hanya digunakan sebagai casing untuk pondasi, atau pun sebagai pipe
support. Keuntungan pipa ini adalah dapat dibuat menjadi sangat besar dengan
mudah. Namun pipa ini memiliki kelemahan dimana ketebalan untuk dapat
membuat spiral cukup terbatas, sehingga pipa ini relative tipis. Selain itu, jumlah
sambungan yang cukup banyak per satuan panjangnya membuat inspeksi
pengelasan menjadi lebih banyak -jauh lebih banyak dari pada straight welded
pipe- apabila akan digunakan sebagai pipa bertekanan.

Pemilihan Bahan Perpipaan


Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus diperhatikan
hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (Mudah rapuh),
sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuatan, dan
cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3 macam :
1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari
ferrous metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan
beberapa alloy lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
9

- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)
3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan
biasannya hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik,
Kaca, Semen, PVC, dll.

Ukuran pipa

macam2 ukuran pipa yang sering digunakan dalam industri :

 Large Bore Pipe : yaitu pipa dengan ukuran lebih besar dari 2 Inch.
 Small Bore Pipe : yaitu pipa dengan ukuran 2 inch ke bawah.
 Tubing : yaitu pipa yang mempunyai ukuran sampai 4 inch, tetapi
mempunyai ukuran ketebalan dinding pipa yang lebih kecil jika
dibandingkan dengan small bore dan large bore.

Schedule (ketebalan pipa)

pipa diproduksi dalam berbagai macam ketebalan yang sudah distandardkan. setiap
ketebalan tertentu pada pipa diberi penamaan dalam bentuk schedule number,
bukan dalam bentuk ukuran pipa yang sebenarnya.

pada awalnya ketebalan pipa hanya ada 3 kelompok yaitu:

 Standard
 Extra Strong (XS)
 Double Extra strong (XXS)

saat ini penamaan sudah diganti dengan memberikan schedule number tertentu,
yang dimulai dari 5 dan 5S, kemudian diiukuti dengan 10 dan 10S, seterusnya dalam
kelipatan 10 sampai schedule 40 (20, 30, 40) dan selanjutnya mempunyai kelipatan
20, yaitu 60, 80, 100, 120, 140, 160.

pada umumnya, besarnya ketebalan pipa yang mempunyai schedule 40 dengan


schedule STD adalah sama untuk pipa ukuran 1/8 sampai dengan ukuran pipa 10
inch.
10

Penyambungan

Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :

- Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian kecil dari


material yang disambung dan tidak menggunakan material ketiga

- Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan material


ketiga sebagai penyambung.

Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal dindingnya.
Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya disambung dengan jalan :
Screw Fitting, Flange, atau Welding (las).

1. Screw Fitting

Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada bagian luar
dengan menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus tapered ( makin keujung
makin mengerucut ). Oleh karena itu dinding pipa dapat menjadi lemah dan
sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat. Untuk itu dipakai sambungan dengan
schedule number yang dua kali lebih besar. Screw fitting jarang digunakan untuk
pipa yang besar dari 12” karena kesukaran dalam membuat ulir dan pipa nya terlalu
berat. Biasannya screw fitting digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.

Beberapa jenis screw fitting yaitu :

· Elbow street

· Elbow tee

· Reducer

· Plug

· Cross

· Cap

· Busching

Close nipple
 Short nipple
 Long nipple
 Coupling
 Union
11

2. Flange

Flanges adalah suatu komponen yang digunakan untuk menggabungkan


antara dua element pipa dengan valve atau pipa dengan equipment lainnya menjadi
satu kesatuan yang utuh dengan menggunakan baut sebagai perekatnya.

Macam – macam tipe flange tergantung dari penggunaanya pada


sambungan, yaitu : raised face, male and female, tongue and groove, ring joint, full
face, dan knife eage. Keuntungan dari penggunaan flange dalam sambungan adalah
sambungannya yang dapat dibuka, dan kerugiannya karena konstruksinya yang akan
menjadi berat karena berat flange itu sendiri.
12

3. Welding ( las )

Pengelasan adalah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara


mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan.
Digunakan untuk menyambung pipa yang diameternya lebih dari 2”, dan merupakan
metode standar untuk menyambung pipa pada flange dengan tekanan tinggi.
Keuntungan dari sambungan menggunakan metode las yaitu :

1. Merupakan sambungan yang kuat dan tidak melemahkan dinding pipa.

2. Murah dan tahan kebocoran.

3. Lebih enteng dibandingkan tipe sambungan lain.

4. Tidak mengganggu aliran dengan sambungan uliran.

Kerugiannya yaitu sambungan dengan las tidak dapat dilepas kecuali dengan
memotong atau merusak sambungan tersebut.

. Penyambungan
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
- Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian
kecil dari material yang disambung dan tidak menggunakan material
ketiga
- Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan
material ketiga sebagai penyambung.
Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal dindingnya.
Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya disambung dengan jalan :
Screw Fitting, Flange, atau Welding (las).
1. Screw Fitting
Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada
bagian luat dengan menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus
tapered ( makin keujung mankin mengerucut ). Oleh karena itu dinding pipa
dapat menjadi lemah dan sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat.
Untuk itu dipakai sambungan dengan schedule number yang dua kali
lebih besar. Screw fitting jarang digunakan untuk pipa yang besar dari 12”
karena kesukaran dalam membuat ulir dan pipa nya terlalu berat. Biasannya
screw fitting digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.
Beberapa jenis screw fitting yaitu :
 Close nipple
 Short nipple
 Long nipple
 Coupling
 Union
13

 Elbow street
 Elbow tee
 Reducer
 Plug
 Cross
 Cap
 Busching

2. Flange
Cara flange digunakan untuk menyambung pipa yang lebih panjang
dari 2”. Selain dengan cara ini dapat pula digunakan cara welding.

. Penyambungan
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
- Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian
kecil dari material yang disambung dan tidak menggunakan material
ketiga
- Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan
material ketiga sebagai penyambung.
Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal dindingnya.
Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya disambung dengan jalan :
Screw Fitting, Flange, atau Welding (las).
1. Screw Fitting
Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada
bagian luat dengan menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus
tapered ( makin keujung mankin mengerucut ). Oleh karena itu dinding pipa
dapat menjadi lemah dan sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat.
Untuk itu dipakai sambungan dengan schedule number yang dua kali
lebih besar. Screw fitting jarang digunakan untuk pipa yang besar dari 12”
karena kesukaran dalam membuat ulir dan pipa nya terlalu berat. Biasannya
screw fitting digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.
Beberapa jenis screw fitting yaitu :
 Close nipple
 Short nipple
 Long nipple
 Coupling
 Union
 Elbow street
 Elbow tee
 Reducer
14

 Plug
 Cross
 Cap
 Busching

2. Flange
Cara flange digunakan untuk menyambung pipa yang lebih panjang
dari 2”. Selain dengan cara ini dapat pula digunakan cara welding.

Penyambungan
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
- Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian
kecil dari material yang disambung dan tidak menggunakan material
ketiga
- Fitting : merupak Penyambungan
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
- Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian
kecil dari material yang disambung dan tidak menggunakan material
ketiga
- Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan
material ketiga sebagai penyambung.
Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal
dindingnya. Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya
disambung dengan jalan : Screw Fitting, Flange, atau Welding (las).
1. Screw Fitting
Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada bagian
luar dengan menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus tapered (
makin keujung makin mengerucut ). Oleh karena itu dinding pipa dapat
menjadi lemah dan sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat. Untuk itu
dipakai sambungan dengan schedule number yang dua kali lebih besar.
Screw fitting jarang digunakan untuk pipa yang besar dari 12” karena
kesukaran dalam membuat ulir dan pipa nya terlalu berat. Biasannya
screw fitting digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.
Beberapa jenis screw fitting yaitu :
· Elbow street
· Elbow tee
· Reducer
· Plug
15

· Cross
· Cap
· an cara penyambungan pipa dimana digunakan material ketiga sebagai
penyambung.
Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal
dindingnya. Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya
disambung dengan jalan : Screw Fitting, Flange, atau Welding (las).
1. Screw Fitting
Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada bagian
luar dengan menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus tapered (
makin keujung makin mengerucut ). Oleh karena itu dinding pipa dapat
menjadi lemah dan sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat. Untuk itu
dipakai sambungan dengan schedule number yang dua kali lebih besar.
Screw fitting jarang digunakan untuk pipa yang besar dari 12” karena
kesukaran dalam membuat ulir dan pipa nya terlalu berat. Biasannya
screw fitting digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.
Beberapa jenis screw fitting yaitu :
· Elbow street
· Elbow tee
· Reducer
· Plug
· Cross
· Cap
. Penyambungan
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
Penyambungan
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
- Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian
kecil dari material yang disambung dan tidak menggunakan material
ketiga
- Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan
material ketiga sebagai penyambung.
Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal
dindingnya. Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya
disambung dengan jalan : Screw Fitting, Flange, atau Welding (las).
1. Screw Fitting
Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada bagian
luar dengan menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus tapered (
makin keujung makin mengerucut ). Oleh karena itu dinding pipa dapat
menjadi lemah dan sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat. Untuk itu
dipakai sambungan dengan schedule number yang dua kali lebih besar.
Screw fitting jarang digunakan untuk pipa yang besar dari 12” karena
16

kesukaran dalam membuat ulir dan pipa nya terlalu berat. Biasannya
screw fitting digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.
Beberapa jenis screw fitting yaitu :
· Elbow street
· Elbow tee
· Reducer
· Plug
· - Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian
kecil dari ma Penyambungan
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
- Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian
kecil dari material yang disambung dan tidak menggunakan material
ketiga
- Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan
material ketiga sebagai penyambung.
Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal
dindingnya. Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya
disambung dengan jalan : Screw Fitting, Flange, atau Welding (las).
1. Screw Fitting
Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada bagian
luar dengan menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus tapered (
makin keujung makin mengerucut ). Oleh karena itu dinding pipa dapat
menjadi lemah dan sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat. Untuk itu
dipakai sambungan dengan schedule number yang dua kali lebih besar.
Screw fitting jarang digunakan untuk pipa yang besar dari 12” karena
kesukaran dalam membuat ulir dan pipa nya terlalu berat. Biasannya
screw fitting digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.
Beberapa jenis screw fitting yaitu :
· Elbow street
· Elbow tee
· Reducer
· Plug
· Cross
· Cap
· Busching
terial yang disambung dan tidak menggunakan material ketiga
- Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan
material ketiga sebagai penyambung.
Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal dindingnya.
Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya disambung dengan jalan :
Screw Fitting, Flange, atau Welding (las).
17

1. Screw Fitting
Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada
bagian luat dengan menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus
tapered ( makin keujung mankin mengerucut ). Oleh karena itu dinding pipa
dapat menjadi lemah dan sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat.
Untuk itu dipakai sambungan dengan schedule number yang dua kali
lebih besar. Screw fitting jarang digunakan untuk pipa yang besar dari 12”
karena kesukaran dalam membuat ulir dan pipa nya terlalu berat. Biasannya
screw fitting digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.
Beberapa jenis screw fitting yaitu :
 Close nipple
 Short nipple
 Long nipple
 Coupling
 Union
 Elbow street
 Elbow tee
 Reducer
 Plug
 Cross
 Cap
 Busching

2. Flange
Cara flange digunakan untuk menyambung pipa yang lebih panjang
dari 2”. Selain dengan cara ini dapat pula digunakan cara welding.
. Penyambungan
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
- Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian
kecil dari material yang disambung dan tidak menggunakan material
ketiga
- Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan
material ketiga sebagai penyambung.
Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal dindingnya.
Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya disambung dengan jalan :
Screw Fitting, Flange, atau Welding (las).
1. Screw Fitting
Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada
bagian luat dengan menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus
tapered ( makin keujung mankin mengerucut ). Oleh karena itu dinding pipa
dapat menjadi lemah dan sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat.
Untuk itu dipakai sambungan dengan schedule number yang dua kali
lebih besar. Screw fitting jarang digunakan untuk pipa yang besar dari 12”
18

karena kesukaran dalam membuat ulir dan pipa nya terlalu berat. Biasannya
screw fitting digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.
Beberapa jenis screw fitting yaitu :
 Close nipple
 Short nipple
 Long nipple
 Coupling
 Union
 Elbow street
 Elbow tee
 Reducer
 Plug
 Cross
 Cap
 Busching

2. Flange
Cara flange digunakan untuk menyambung pipa yang lebih panjang
dari 2”. Selain dengan cara ini dapat pula digunakan cara welding.

. Penyambungan Penyambungan
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
- Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian kecil
dari material yang disambung dan tidak menggunakan material ketiga
- Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan
material ketiga sebagai penyambung.
Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal
dindingnya. Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya
disambung dengan jalan : Screw Fitting, Flange, atau Welding (las).
1. Screw Fitting
Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada bagian luar
dengan menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus tapered ( makin
keujung makin mengerucut ). Oleh karena itu dinding pipa dapat menjadi
lemah dan sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat. Untuk itu dipakai
sambungan dengan schedule number yang dua kali lebih besar. Screw
fitting jarang digunakan untuk pipa yang besar dari 12” karena kesukaran
dalam membuat ulir dan pipa nya terlalu berat. Biasannya screw fitting
digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.
Beberapa jenis screw fitting yaitu :
· Elbow street
19

· Elbow tee
· Reducer
· Plug
· Cross
·
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
- Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian
kecil dari material yang disambung dan tidak menggunakan material
ketiga
- Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan
material ketiga sebagai penyambung.
Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal dindingnya.
Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya disambung dengan jalan :
Screw Fitting, Flange, atau Welding (las).
1. Screw Fitting
Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada
bagian luat dengan menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus
tapered ( makin keujung mankin mengerucut ). Oleh karena itu dinding pipa
dapat menjadi lemah dan sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat.
Untuk itu dipakai sambungan dengan schedule number yang dua kali
lebih besar. Screw fitting jarang digunakan untuk pipa yang besar dari 12”
karena kesukaran dalam membuat ulir dan pipa nya terlalu berat. Biasannya
screw fitting digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.
Beberapa jenis screw fitting yaitu :
 Close nipple
 Short nipple
 Long nipple
 Coupling
 Union
 Elbow street
 Elbow tee
 Reducer
 Plug
 Cross
 Cap
 Busching

2. Flange
Cara flange digunakan untuk menyambung pipa yang lebih panjang
dari 2”. Selain dengan cara ini dapat pula digunakan cara wel
20

Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus


diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (Mudah
rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuatan,
dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3 macam :
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (Mudah
rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuatan,
dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3 macam :
hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (Mudah rapuh),
sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuatan, dan cara
penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3 macam :
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (Mudah
rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuatan,
dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri daDalam pemilihan
bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus diperhatikan hal-hal berikut :
sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (M
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja
(campuran besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh
dari ferrous metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan
beberapa alloy lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy)
yaitu campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durionan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)
3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan
biasannya hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik,
Kaca, Semen, PVC, dll.

Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus diperhatikan
hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (Mudah rapuh), sifat plastis,
ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuatan, dan cara
penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3 macam :
1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari ferrous metal
adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan beberapa alloy lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)
3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan
biasannya hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik, Kaca,
Semen, PVC, dll.
21

ara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :


- Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian
kecil dari materialmilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa
harus diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok),
brittleness (Mudah rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi,
kekuatan pipa, metode pembuatan, dan cara penyambungannya.
Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3 macam :

1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari ferrous
metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan beberapa alloy
lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)

3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan biasannya
hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik, Kaca, Semen,
PVC, dll.
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (Mudah
rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuatan,
dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3 macam :

1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari ferrous
metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan beberapa alloy
lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)

3. Non Metal
22

Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan biasannya
hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik, Kaca, Semen,
PVC, dll.
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (Mudah
rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuatan,
dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3 macam :

1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari ferrous
metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan beberapa alloy
lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)

3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan biasannya
hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik, Kaca, Semen,
PVC, dll.
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (Mudah
rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuatan,
dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3 macam :

1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari ferrous
metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan beberapa alloy
lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)

3. Non Metal
23

Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan biasannya
hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik, Kaca, Semen,
PVC, dll.
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (Mudah
rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuatan,
dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3 macam :

1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari ferrous
metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan beberapa alloy
lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)

3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan biasannya
hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik, Kaca, Semen,
PVC, dll.
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (Mudah
rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuatan,
dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3 macam :

1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari ferrous
metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan beberapa alloy
lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)

3. Non Metal
24

Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan biasannya
hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik, Kaca, Semen,
PVC, dll.
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (Mudah
rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuatan,
dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3 macam :

1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari ferrous
metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan beberapa alloy
lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)

3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan biasannya
hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik, Kaca, Semen,
PVC, dll.
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (Mudah
rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuatan,
dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3 macam :

1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari ferrous
metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan beberapa alloy
lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)

3. Non Metal
25

Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan biasannya
hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik, Kaca, Semen,
PVC, dll.
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (Mudah
rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuatan,
dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3 macam :

1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari ferrous
metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan beberapa alloy
lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)

3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan biasannya
hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik, Kaca, Semen,
PVC, dll.
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (Mudah
rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuatan,
dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3 macam :

1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari ferrous
metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan beberapa alloy
lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)

3. Non Metal
26

Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan biasannya
hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik, Kaca, Semen,
PVC, dll.
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (Mudah
rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuatan,
dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3 macam :

1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari ferrous
metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan beberapa alloy
lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)

3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan biasannya
hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non
Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal dindingnya.
Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya disambung dengan jalan :
Screw Fitting, Flange, atau Welding (las).
1. Screw Fitting
Ujung pipa yang akan disambunDalam pemilihan bahan yang digunakan
untuk pembuatan pipa harus diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah
bengkok), brittleness (Mudah rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi,
kekuatan pipa, metode pembuatan, dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi
pipa terdiri dari 3 macam :

1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari ferrous
metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan beberapa alloy
lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non feDalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (Mudah
rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuatan,
dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3 macam :

1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari ferrous
27

metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan beberapa alloy
lainnya.
2. u dan Cu (bronze)

3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan biasannya
hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik, Kaca, Semen,
PVC, dll.
g diderat atau dibuat ulirnya pada bagian luat dengan menggunakan
suatu alat. Pembuatan ulir ini harus tapered ( makin keujung mankin
mengerucut ). Oleh karena itu dinding pipa dapat menjadi lemah dan
sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat.
Untuk itu dipakai sambungan dengan schedule number yang dua kali
lebih besar. Screw fitting jarang digunakan untuk pipa yang besar dari 12”
karena kesukaran dalam membuat ulir dan pipa nya terlalu berat. Biasannya
screw fitting digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.
Beberapa jenis screw fitting yaitu :
 Close nipple
 Short nipple
 Long nipple
 Coupling
 Union
 Elbow street
 Elbow tee
 Reducer
 Plug
 Cross
 Cap
 Busching

2. Flange
Cara flange digunakan untuk menyambung pipa yang lebih panjang
dari 2”. Selain dengan cara ini dapat pula digunakan cara welding.

Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus


diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (Mudah
rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuat
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunah tidak kuat seperti metal atau logam dan
biasannya hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik,
Kaca, Semen, PVC, dll.
28

Anda mungkin juga menyukai