Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS SERAT KASAR

Prinsip analisa serat kasar: Mengetahui kandungan serat kasar dalam bahan pangan, dengan metode
gravimetri perlakuan asam dan alkali mendidih.

Prosedur:

1.Haluskan bahan sehingga dapat melalui ayakan diameter 1 mm dan campurlah baik-baik. Kalau
bahan tak dapat dihalusksan, hancurkan sebaik mungkin.

2.Timbang 2 g bahan kering

3.Ekstraksi lemaknya dengan soxhlet. Kalau bahan sedikit mengandung lemak, misalnya sayur-
sayuran gunakan 10 g bahan; tidak perlu dikeringkan dan diekstraksi lemaknya. Eg: buah-buahan,
sayuran, kayu-kayuan, dll

4. Pindahkan bahan ke dalam erlenmeyer 600 ml. Kalau ada tambahkan 0,5 g asbes yang telah
dipijarkan dan 3 tetes zat anti buih (antifoam agent).

5. Tambahkan 200 ml larutan H2SO4 mendidih (125 g H2SO4 pekat/100 ml = 0.255 N H2SO4) dan
tutuplah dengan pendingin balik, didihkan selama 30 menit dengan kadangkala digoyang-goyangkan.

6. Saring suspensi melalui kertas saring dan residu yang tertinggal dalam erlenmeyer dicuci dengan
aquades mendidih

7. Cucilah residu dalam kertas saring sampai air cucian tidak bersifat asam lagi (uji dengan kertas
lakmus)

8. Pindahkan secara kuantitatif residu dari kertas saring ke dalam erlenmeyer kembali dengan
spatula dan sisanya dicuci dengan larutan NaOH mendidih (1.25g NaOH/100ml = 0,313 N NaOH)
sebanyak 200 ml sampai semua residu masuk ke dalam erlenmeyer.

9. Dididihkan dengan pendingin balik sambil kadangkala digoyanggoyangkan selama 30 menit.

10. Saring suspensi melalui kertas saring dan residu yang tertinggal dalam erlenmeyer dicuci dengan
aquades mendidih.

11. Cucilah residu dalam kertas saring sampai air cucian tidak bersifat basa lagi (uji dengan kertas
lakmus).

12. Keringkan dan timbang kertas lakmus

Kandungan NDF berhubungan erat dengan konsumsi pakan, sebab seluruh


komponennya memenuhi ruang rumen dan lambat dicerna, lebih rendah kandungan
NDF lebih banyak pakan dapat dikonsumsi. Kandungan ADF merupakan indikator
kecernaan hijauan, karena kandungan lignin merupakan bagian dari fraksi yang dapat
dicerna. NDF selalu lebih besar dari ADF, karena ADF tidak mengandung hemiselulosa.
Pengujian biologis biasanya bersifat laboratorium, sulit, lama, untuk mengetahui mikro
nutrient dalam pakan, bersyarat seragam dalam penggunaan ternaknya (umum, jenis
kelamin, dan bobot badan).

Analisis secara fisik hanya digunakan untuk menduga kualitas dan melihat ke-murnian
bahan pakan tersebut. Dengan demikian, jika tingkat pembelian mencapai jumlah yang
banyak, layak kiranya untuk dilanjutkan dengan pengujian secara kimiawi, untuk
mengetahui kandungan
III. BAHAN DAN METODE

A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 bertempat di
Waduk Batu Tegi Kabupaten Tanggamus dan di Laboratorium Balai Penelitian Ternak Ciawi
– Bogor, Jawa Barat.

B. Bahan dan Alat Penelitian

1. Alat yang digunakan adalah

a. breaker glass :kapasitas 600 ml,

b. hot plate : 400 watt masing-masing untuk satu gelas dengan alat kontrol,

c. kondensor : alat pendingin ini berhubungan dengan air yangmengalir dan bentuknya
biasanya bulat sehingga pas masuk dibagian mulut gelasbeaker 600 ml,

d. crusibel atau kertas saring.

e. peralatan pendukung lainnya adalah sama dengan alat yang digunakan waktu penentuan
serat kasar.

f. gelas saring (crusibel) atau kertas saring Whatman no.54 atau 54l.

g. tanur 500oC

h. plot ( 1x1 m2 )

i. timbangan (5 kg)

j. kantong plastik

k. golok

l. talenan

m. neraca analitik

n. tabung disgestion

o. blok disgestion
2. BahanKimia Bahan kimia yang digunakan adalah:

a. larutan untuk Neutral-Detergent Fiber (NDF)

1. larutan dibuat pertama dengan cara melarutkan EDTA dan Na2B4O7.10H2O. Kemudian
ditambahkan Na2HPO4 atau Na2HPO4.10H2O, sambil diaduk dengan menggunakan stirer
yang sekaligus berfungsi sebagai hot plate untuk mempermudah kelarutan. Ethylene glycol
ether ditambahkan sebagaimana perlunya untuk mengontrol busa supaya tidak berlebihan.
Kemudian ditambahkan Na2HPO4 atau Na2HPO4.10H2O, sambil diaduk dengan
menggunakan stirer yang sekaligus berfungsi sebagai hot plate untuk mempermudah
kelarutan. Ethylene glycol ether ditambahkana sebagaiman perlunya untuk mengontrol busa
supaya tidak berlebihan. Untuk memasukan larutan detergen ini netral bisa dilakukan
pengecekan pH dan biasanya akan berkisar antara 6,9 – 7,1. Apabila larutan disimpan
ditempat yang suhunya dibawah 18oC deterjen biasanya akan mengendap tetapi dapat
dilarutkan kembali dengan pemanasan. Total larutan akan mencapai lebih dari volume yang
dibuat karena adanya penambahan volume dari bahan kimia. Sebagai contoh apabila
membuat larutan sebanyak 18 liter maka dengan adanya penambahan bahan kimia tersebut
total larutan bisa mencapai 18.5 liter. Untuk menganalisis bahan pakan atau pangan yang
mengandung patinya sangat tinggi biasanya ditambahkan enzim pencerna pati seperti :
Amyloglucosidase, hog pancreas amylase, Bacillus subtilis amylase, dan termamyl.

2. larutan ADF dibuat dengan cara pertama dibuat dulu larutan asam sulfat 0.5M (1 N) dan
boleh sedikit adanya variasi larutan sebesar 0.98 - 1.02 N. Apabila menggunakan larutan
asam sulfat murni bisa dibuat dengan cara menambahkan 49.0 gram asam sulfat murni
kedalam air sehingga didapat sebanyak 1 liter (ini akan sama dengan larutan 1N). Kemudian
ditambahkan 20 gram CETAB dan diaduk dengan stirer sampai larut. Penambahan CETAB
kedalam larutan asam sulfat 1 N kemungkinan sedikit akan menaikan volumenya.

Anda mungkin juga menyukai