ث الـمستلملح من الكبذ ب
حدحيث ةخرُخافةل: وقالوا.ب والةرُخاف ة الدحي ة ة م م ة
Khurafat adalah berita yang dibumbuhi dengan kedustaan. Masyarakt menyebut, ‘Beritanya khurafat’
Dijelaskan oleh Ibnul Kalbi tentang pernyataan masyarakat, ‘Beritanya khurafat’ bahwa Khurafat adalah nama orang dari Bani
Udzrah atau bani Juhainah. Dia pernah diculik Jin kemudian kembali ke kampungnya. Setelah itu, dia bercerita banyak tentang
berbagai kejadian yang dia lihat, sehingga banyak orang terheran-heran. Sampai mereka tidak percaya dan menganggap
Khurafat berdusta. Akhirnya jadi terkenal di tengah masyarakat, “Beritanya Khurafat.” (Lisanul Arab, 9/62)
َ فقالوا ف الدحيث الكذوب )حدحيث خرُخافة( وقالوا فيهْ )أكذب من خرُخافة( حت،َ فأكثرُخ،َ غاب عن قبيلتهْ زمنْ ا ث عاد فزعمه أن الن استهوتهْ وأنهْ رأى أعاجيب جعل يقصها عليهمه، رجل من بن عذرة: خرُخافة
سى الرُخيرُخي الكذب خرُخافة
Khurafat adalah nama seorang lelaki dari bani Udzrah, yang hilang dari kampungnya dalam kurun waktu yang lama. Kemudian
dia kembali. Dia menyangka telah disekap Jin, dan dia telah melihat berbagai kejadian aneh. Lalu diceritakan kepada
masyarakatnya panjang lebar. Hingga jadi istilah mereka untuk menyebut berita dusta, ‘Beritanya Khurafat’. Mereka juga
membuat istilah, “Lebih pembohong dari pada Khurafat.” Hingga al-Hariri menyebut setiap kedustaan dengan Khurafat. (al-
A’lam, az-Zirikli, 2/303).
Dari keterangan mereka, kita memahami kata Khurafat artinya semua berita atau informasi yang mengandung kedustaan.
Kata ini disebutkan dalam al-Quran, ketika Allah menceritakan sihir yang dilakukan tukang sihirnya Fir’aun,
“Berkata Musa: “Silahkan kamu sekalian melemparkan.” Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada
Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka.” (QS. Thaha: 66)
Tukang sihir Firaun menyihir setiap mata para penontonnya. Sehingga seolah mata mereka melihat tali dan tongkat mereka
menjadi ular. Termasuk Musa ‘alaihis salam, terbayang dalam diri beliau, tali dan tongkat mereka menjadi ular.
مث ول ر ه
Dalam kamus Mu’jam al-Wasith, makna kata Takhayyul adalah [ه ]ت ر رyang artinya membayangkan.
ت ر ر، صوورره ه
Karena orang sombong yang kagum dengan dirinya disebut Mukhtal atau Dzul Khuyala’. Karena dia membayangkan dirinya
hebat, seolah tidak ada yang menandinginya. (Lisan al-‘Arab, 11/226)
Dalam kamus KBBI, ta·kha·yul diartikan sebagai (sesuatu yg) hanya ada dalam khayal belaka
atau kepercayaan kepada sesuatu yang dianggap ada atau sakti, padahal sebenarnya tidak ada atau tidak sakti.
Dalam al-Quran, Allah banyak memberikan ancaman untuk orang yang memiliki keyakinan dusta tentang Allah, diantaranya,
Allah berfirman,
ك ةهةمه النظالبةمولن
ك فلةأولئب ل
ب ب
ب بممن بلـمعدح لذل ل
ب ب
فللمبن افمـتلـلرُخى لعللى اللنهْ الملكذ ل
barangsiapa mengada-adakan dusta terhadap Allah sesudah itu, maka merekalah orang-orang yang zalim. (QS. an-Nisa: 94).
Ayat ini bercerita tentang sikap sebagian bani Israil yang mereka menetapkan hukum halal haram di masa sebelum turunnya
taurat. Pernyataan mereka tanpa bukti, Allah sebut sebagai dusta atas nama Allah.
Lihatlah bagaimana mereka berbuat dusta atas nama Allah. dan cukuplah itu sebagai perbuatan dosa yang nyata.(QS. an-Nisa:
50).
Ayat ini bercerita tentang pengakuan orang yahudi dan nasrani bahwa mereka adalah kekasih Allah, anak kesayangan Allah. dan
mereka menganggap, yang paling berhak masuk surganya Allah adalah Yahudi dan Nasrani. Allah sebut anggapan ini sebagai
kedustaan atas nama-Nya.
ب لل يـةمفلبةحولن ب ب ب
قةمل إبنن النذيلن يلـمفتلـةرُخولن لعللى اللنهْ الملكذ ل
Katakanlah, sesungguhnya orang-orang yang berdusta atas nama Allah, dia tidak akan beruntung. (QS. Yunus: 69).
Ayat ini berisi ancaman Allah untuk orang yang menyatakan Allah punya anak, padahal Allah tidak butuh seluruh makhluk. Dia
Maha Kaya.
Siapakah yang lebih dzalim dari pada orang yang berdusta atas nama Allah, padahal dia telah didakwahi untuk masuk
islam. (QS. as-Shaf: 7)
Padahal dia telah didakwahi untuk masuk islam, artinya dia telah mengenal kebenaran. Allah sebut perbuatannya sebagai
pebuatan yang paling dzalim. Mereka menyebut Allah memiliki sekutu.
Termasuk bentuk khurafat adalah menggalang amalan ibadah yang sama sekali tidak pernah Allah syariatkan. Allah berfirman,
ب ب
ألمم لةممه ةشلرُخلكاءة لشلرُخعةوا لةممه ملن الددحيبن لما للم يلأملذمن بهْ اللنهْة
“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan
Allah?” (QS. as-Syu’ara’: 21)
Ada yang berbicara masalah halal-haram tanpa dalil. Sementara yang berhak menetapkan hukum halal-haram hanya
Allah.
Ada yang karena mengklaim dirinya anak kesayangan Allah yang pasti masuk surga, tanpa bukti amal.
Ada yang menyatakan Allah punya anak. Padahal Allah Maha Sempurna, tidak butuh seluruh alam
Ada yang menganggap Allah punya wakil untuk mengantarkan berdoa, yang itu menjadi aqidah orang musyrikin.
Ada yang menetapkan aturan dalam ibadah, sementara dia tidak punya dalil dari syariat. Dia sebut amal bid’ah
berpahala, sementara Allah tidak pernah menjanjikan pahala untuk amal itu.
Karena itulah, Ibnul Qoyim menyebutkan bahwa berbicara ngawur tentang Allah, menyampaikan informasi tentang Allah tanpa
ilmu, adalah sumber dari segala kesesatan.
َ فكل بدحعة مضلة ف الدحين أساسها القول على ال بل علمه،َ وعليهْ أسست البدحع والضللت،َ وهو أصل الشرُخك والكفرُخ، ول أشدح إاثا,ْ ول أشدح منْه,ْفليس ف أجنْاس الرُخمات أعظمه عنْدح ال منْه
Tidak ada jenis keharaman yang lebih parah di sisi Allah melebihi berbicara atas nama Allah tanpa ilmu, dan lebih berat dosanya
dari pada tindakan ini. Karena ini adalah sumber segara kesyirikan dan kekufuran. Dan semua bentuk bid’ah dan kesesatan juga
dibangun karena pelanggaran ini. Semua bid’ah yang menyesatkan dalam agama, asasnya adalah berbicara atas nama Allah
tanpa ilmu. (Madarij as-Saikin, 1/372)
Syiah, mereka mengaku muslim. Mengaku menyembah Allah. Mengaku keberadaan nabi yang sama dengan kita. Mengakui
adanya malaikat, surga-neraka, dst.
Tapi di saat yang sama, mereka punya penyimpangan besar dalam masalah aqidah. Mereka mengagungkan Husain, melebihi
pengagungan mereka kepada Allah. Mereka menganggap, hanya penganut Husain yang akan dijamin masuk surga. Mereka
mengaku itu dengan klaim, bukan dengan bukti.
Mereka membesar-besarkan urusan imamah Ali bin Abi Thalib. Dan ini dianggap puncak dari segala perjuangan.
Di sana anda bisa lihat, bagaimana karakter orang syiah yang sangat menjijikkan,
Mereka menghalalkan kawin kontrak, nikah sejam, dua jam, dianggap sah. Anda bisa perhatikan, berapa kira-kira anak
mut’ah yang ada di Iran? Ataukah hampir semua masyarakat Iran anak mut’ah?
Mereka menghina habis A’isyah, dan menyebutnya penghuni neraka
Mereka mengkafirkan Abu Bakr, Umar, dan Utsman.
Mereka menganggap, al-Quran yang ada di tengah kaum muslimin, sudah tidak otentik.
Mereka menganggap semua imam mereka itu makshum, layaknya seorang nabi.
Ada orang yang karakternya selalu membela kebatilan, karena aqidah mereka rusak.
Allah berfirman,
Allahu a’lam