STUDENT-CENTERED LEARNING
MODUL 1
Untuk pertemuan di Minggu ke-4
Oleh:
Eko Setiawan, S.Farm., M.Sc in Pharm (Clinical Pharmacy)., Apt
Drs. Adji Prayitno, M.S., Apt
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Modul ini dibuat sebagai instrumen yang membantu pembentukan pola berpikir
peserta didik terkait dengan cara mengidentifikasi masalah terkait obat (MTO)
dan bagaimana mencari informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi
MTO. Teori dasar yang dipaparkan dalam modul ini merupakan gambaran umum
terkait peran apoteker dalam melakukan identifikasi MTO dan menggali informasi
penting untuk identifikasi MTO. Apabila diperlukan kajian yang lebih dalam, peserta
didik dapat menggunakan pustaka yang direkomendasikan dalam modul ini.
MOHON DIPERHATIKAN
SEBELUM MEMBACA
LEBIH LANJUT MODUL
INI.....
Pendahuluan : 10 menit
Pembahasan homework : 25 menit
Checking konsep : 30 menit
Emphasized konsep : 45 menit
1. Ibu YIW, usia 70 tahun, memiliki riwayat Diabetes Mellitus selama lebih kurang 7
tahun. Selama 3 tahun pertama, Ibu YIW menggunakan metformin tunggal dengan
pengaturan dosis 3x500mg, yang kemudian dikombinasikan dengan glibenklamid
1x5mg selama 3 tahun berikutnya. Satu tahun terakhir dokter meresepkan
pemberian kombinasi antara insulin dan obat oral antidiabetes (OAD). Pada tanggal
14 Februari 2015, Ibu YIW menjalani rawat inap di sebuah rumah sakit pemerintah
dengan keluhan lemas. Hasil pemeriksaan gula darah menunjukkan: gula darah 2
jam-pp = 400mg/dL, HbA1c = 10,00%. Rekomendasi dari induk profesi dokter
penyakit dalam khusus untuk HT dan DM (American Diabetes Association, 2015)
menyatakan bahwa target gula darah 2 jam-pp <180mg/dL, dan HbA1c <7,00%.
HDL-Cholesterol mg/dL 55
Berikut adalah hasil pemeriksaan fisik Ibu YIW selama mendapat perawatan di
rumah sakit:
Pemeriksaan Satuan Nilai 14/02 15/02 16/02 17/02 18/02
normal Di UGD
Tekanan darah mmHg 120/80 150/90 155/90 155/90 150/90 155/95
Nadi x/min 75-80 80 75 78 78 80
0
Temperature C <37 37 37 37 37 37
Pernafasan x/min ±20 20 20 20 20 20
Apakah permasalahan yang Anda temui pada lanjutan kasus Ibu YIW?
Apa saja GOLONGAN OBAT yang MENURUT ANDA dapat digunakan untuk
mengatasi masalah Ibu YIW?
3. Bapak BE, berusia 56 tahun, menderita batuk yang menghasilkan dahak selama
lebih kurang 2 bulan terakhir. Karena tidak kunjung sembuh, Bapak FRN
memeriksakan diri ke dokter. Dokter merekomendasikan agar Bapak FRN
melakukan pemeriksaan dahak agar mengetahui ada atau tidaknya infeksi bakteri.
Hasil pemeriksaan BTA pada sepsimen dahak Bapak BE menunjukkan: positif
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bapak BE memiliki riwayat merokok
sebanyak 1 pak per-hari sejak beliau muda. Dokter memberikan beberapa obat
untuk mengatasi batuk Bapak BE, tetapi beliau memutuskan untuk tidak
menggunakannya. Saat ini beliau menggunakan obat INH, rifampisin, pira-sinamid,
dan etambutol, karena obat-obat tersebut berhasil menyembuhkan rekannya yang
pernah mengalami keluhan yang sama dengannya.
Setelah 2 minggu menggunakan obat tersebut, batuk Bapak BE tidak kunjung
sembuh. Beliau memeriksakan diri kembali ke dokter. Dokter menyarankan
pemeriksaan laboratorium lengkap dan hasilnya adalah sebagai berikut:
INH :
Rifampisin :
Pirasinamid :
Etambutol :
INH :
Rifampisin :
Pirasinamid :
Etambutol :
4. Ibu DI, seorang penjual sayur keliling berusia 60 tahun, masuk ke sebuah rumah
sakit sejak tanggal 08 Maret 2014 dengan keluhan batuk selama lebih kurang 1
minggu dan demam selama lebih kurang 3 hari, tidak mengalami pilek, tidak mual,
nafsu makan turun. Diagnosis dokter pada saat masuk rumah sakit adalah: Infeksi
Saluran Pernafasan Atas (ISPA). Berikut adalah hasil pemeriksaan laboratorium
Ibu SYL:
Berikut adalah hasil pemeriksaan fisik pasien selama di rumah sakit adalah:
Pedoman terapi (guidelines) dari induk profesi dokter penyakit infeksi terkemuka,
yaitu: Infectious Diseases Society of America (IDSA, 2007) merekomendasikan
pemberian Levofloxacin sebagai terapi lini pertama pengobatan pneumonia.
• Golongan obat:
Sebutkan JENIS OBAT LAIN yang berada satu golongan dengan amoxicillin dan
levofloxacin terkait:
1. ..........................................
2. ..........................................
3. ..........................................
4. ..........................................
5. ..........................................
6. ..........................................
7. ..........................................
1. ........................................................
2. ........................................................
3. ........................................................
4. ........................................................
5. ........................................................
6. ........................................................
7. ........................................................
8. ........................................................
9. .......................................................
Kasus 1
Berikut merupakan salah satu bentuk narasi yang didapatkan dari seorang pasien
yang menjalani rawat inap di sebuah rumah sakit. Perlu menjadi catatan, bentuk
narasi seperti contoh kasus 1 berikut bukan hanya dijumpai pada setting rumah
sakit tetapi juga di komunitas. Informasi berikut didapatkan dengan melakukan
penelaahan beberapa sumber informasi baik secara tertulis maupun lisan.
Sumber informasi tertulis untuk setting rumah sakit maupun komunitas adalah
REKAM MEDIS pasien (patient medical record).
Kasus 1
Seorang pasien, Tn AK, usia 42 tahun, masuk rumah sakit (di UGD) pada tanggal 19
Okt 2012 pkl 05.30. Beliau dibawa ke rumah sakit oleh teman kerjanya karena
mengalami mual sejak 1 minggu terakhir tetapi tidak muntah, badan terasa capek-capek
dan lemas, nafsu makan menurun, demam selama 3-4 hati terakhir. Sebelum dokter
memeriksa kondisi Tn AK, suster melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan Tn AK, dan hasilnya adalah: 80 kg dan 169 cm. Diagnosa masuk dari
dokter untuk Tn AK, berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pada saat di UGD,
adalah: Diabetes Mellitus (DM) dan investigasi infeksi. Tn AK menderita DM sudah 6
bulan. Pertama kali didiagnosa DM oleh dokter di puskesmas, tepatnya pada tanggal 19
April 2012. Profil gula darah Tn AK pada saat pertama kali didiagnosa DM adalah: gula
darah puasa 250mg/dL dan 2-h-pp 300mg/dL. Tn AK tinggal seorang diri di sebuah
rumah kontrakan di Jl Medokan Elek Gang Buntu RT 10/RW 05, Karang Karang,
Pedalaman Kalimantan. Beliau adalah seorang seorang dosen agama di sebuah
PIOLK-Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya 15
16 Modul 1 Monitoring Penggnaan Obat
universitas swasta yang terletak di pedalaman Kalimantan. Gaji yang didapat dari
mengajar inilah yang dipergunakan untuk membiayai hidup dirinya dan kedua orang
tuanya yang tidak mampu bekerja lagi. Ayah dan Ibu dari Tn AK tinggal di sebuah desa
di pulau Jawa. Ayah Tn AK menderita diabetes mellitus selama lebih kurang 10 tahun.
Setelah dipotong untuk pembiayaan hidup orang tuanya, rata-rata pendapatan Tn AK
adalah 40rb/hari. Walaupun telah mengetahui dirinya menderita diabetes mellitus, Tn
AK tidak bisa menghentikan kebiasaan merokoknya. Beliau merokok lebih kurang 1
bungkus per-hari. Saat didiagnosa diabetes mellitus, dokter meresepkan metformin
500mg 1x per hari diminum pada pagi hari. Tn AK termasuk patuh pada pengobatan
yang diberikan oleh dokter. Sampai saat ini pun, Tn AK tetap menggunakan metformin
500mg 1x per hari. Sejak menggunakan metformin, Tn AK tidak pernah mengeluhkan
gejala apapun.
Setelah hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 20 Oktober 2012 keluar, dokter
memberikan diagnosa kerja: DM tipe 2, demam tifoid, dan dislipidemia.
Physical Examination:
Catatan perawat:
19 -21 Oktober 2012:
• Pkl 06.00 pasien makan 1/2 porsi bubur; pasien masih mengeluhkan mual
• Pkl 12.00 pasien hanya makan beberapa suap; pasien masih mengeluhkan mual
• Pkl 16.00 pasien mengeluhkan mual
22 Oktober 2012
• Pkl 06.00 pasien makan beberapa suap bubur; pasien masih mengeluhkan mual
(tidak ada perbaikan jika dibandingkan dengan saat pertama kali MRS)
Review dilakukan oleh seorang farmasis klinis tanggal 22 Oktober 2012 pukul 10.00
Lang-
kah 1
Lang-
kah 2
Lang-
kah 3
Lang-
kah 4
Lang-
kah 5
Pengetahuan bidang apa yang Anda perlukan untuk dapat menyelesaikan kasus
klinis tersebut?
1. ...........................................................................................
2. ...........................................................................................
3. ...........................................................................................
4. ...........................................................................................
5. ...........................................................................................
6. ...........................................................................................
Menurut Anda, apakah Anda sudah menguasai pengetahuan bidang ilmu tersebut
diatas dengan BAIK?
Teori dasar
1. data demografi pasien (meliputi: nama, usia, berat dan tinggi badan, tempat
tinggal, pendidikan, pekerjaan),
2. keluhan utama (chief complaints; CC): alasan yang membuat pasien mencari
pertolongan tenaga kesehatan.
a. Pada kasus-kasus tertentu, CC dapat langsung menjadi data
SUBJECTIVE yang diperlukan pada pendekatan analisis SOAP
(Subjective, Objective, Assessment, Plan). Pada kasus di rumah sakit,
dimana pasien umumnya tinggal selama beberapa hari, keluhan selama
dirawat di rumah sakit SANGAT BESAR KEMUNGKINANNYA
berbeda dengan keluhan pada saat pertama kali masuk rumah sakit
(MRS). Penjelasan tentang SOAP dapat ditemukan pada bagian
berikutnya.
b. Riwayat keluhan (history of presenting complaint; HPC): perjalanan
yang menggambarkan masalah medis yang dialami oleh pasien,
termasuk: keluhan khusus, bagaimana keluhan kondisi medis pertama
kali muncul dan dikenali, lama mengalami keluhan, hasil pemeriksaan
terkait, tindakan yang telah diambil untuk meringankan keluhan,
pengalaman sebelumnya terkait dengan masalah tersebut.
c. Contoh:
i. Pasien datang ke dokter dengan nyeri di bagian dada CC
ii. Nyeri yang dialami oleh pasien tersebut muncul pada saat pasien
melakukan aktivitas yang berat dan hilang setelah istirahat
beberapa saat HPC
4. Riwayat pengobatan, baik untuk obat dengan resep dan non-resep (medication
history either for prescription and non-prescription drugs)
a. Data yang perlu diketahui terkait dengan riwayat pengobatan pasien,
antara lain: nama dan bentuk sediaan, dosis, waktu pemberian, indikasi,
tanggal awal pemberian obat, tanggal akhir pemberian obat, alasan
menghentikan pengobatan, hasil dari pengobatan.
5. Obat yang digunakan saat ini, baik untuk obat dengan resep dan non-resep
(current medications either for prescription and non-prescription drugs)
a. Data yang perlu diketahui terkait dengan obat yang digunakan oleh
pasien saat ini, antara lain: nama dan bentuk sediaan, dosis, waktu
pemberian, indikasi, tanggal awal pemberian obat, hasil dari penggunaan
obat.
8. Riwayat keluarga: Data yang perlu diketahui terkait dengan riwayat keluarga
adalah: 1) riwayat kondisi medis dari kerabat turunan pertama, misal: orang tua,
anak, kembaran, khususnya untuk anggota keluarga yang masih hidup, 2) usia
dan penyebab kematian anggota keluarga turunan pertama.
9. Riwayat alergi: Data yang perlu dicari adalah: nama obat dan bentuk sediaan
yang menyebabkan alergi, rejimen dosis pemberian obat, waktu pemberian,
deskripsi alergi yang dirasakan, tindakan yang sudah dilakukan untuk mengatasi
alergi tersebut.
Mari berlatih...........
Menurut Anda termasuk dalam data
apakah pernyataan berikut ini:
Langkah
Selain masalah terkait obat, masalah yang dapat ditemui pada saat Anda praktek di
kemudian hari adalah: masalah terkait peresepan dan masalah terkait pemberian
obat (administrasi obat).
Yang termasuk masalah terkait peresepan, antara lain: peresepan ganda, peresepan
dengan detil pasien yang tidak lengkap, peresepan dengan detil obat yang tidak lengkap,
legibilitas, legalitas, ketersediaan.
Yang termasuk masalah terkait pemberian obat, antara lain: ketidaksesuaian rute
pemberian dengan kondisi pasien, dosis pemberian yang dilewatkan, ketidak-setaraan
secara bioekivalensi, ketidaksesuaian waktu pemberian, frekuensi pemberian yang tidak
tepat (terkait profil farmakokinetik), kecepatan pemberian yang tidak tepat (untuk
sediaan intravena).
Pada mata kuliah Farmasi Klinis 1 akan difokuskan pada analisis masalah terkait obat
(MTO).
Nausea
Dizziness, polyuria,
FPG: 150mg/dL
Glibenclamide 1x5mg CRP: 60
2-hpp 200mg/dL
antacids
Heartburn since childhood
uncompliance
Diagnosis: ISK
Father RIP at 50 y.o caused by HA
Langkah
Langkah
PENETAPAN TARGET
TERAPI BERSIFAT
INDIVIDUAL yang
disesuaikan dengan kondisi
klinis masing-masing
PASIEN
Langkah
Langkah
Langkah
Setelah target telah ditetapkan dan tindakan medis telah dilakukan... Langkah berikutnya
adalah melakukan proses PENDOKUMENTASIAN....
DOKUMENTASI
MERUPAKAN
TAHAP PENTING
JADI JANGAN LUPA
MELAKUKANNYA
Langkah
Langkah
Langkah
Langkah
Tahap akhir:
Pemantauan HASIL INTERVENSI.....
Ini adalah langkah KELIMA dari 5 langkah yang disebutkan
pada bagian awal modul
Langkah
Langkah
Langkah
Langkah
Langkah
1. Membaca LAMPIRAN 1
2. Mengerjakan tugas MTO-PCNE hal
38-40.
SECOND
SESSION
Time line pada saat pertemuan : Senin, 6 Maret 2017; Selasa, 7 Maret 2017;
Rabu, 8 Maret 2017; Kamis, 9 Maret 2017
Pendahuluan : 10 menit
Pembahasan homework : 25 menit
Checking konsep : 30 menit
Emphasized konsep : 45 menit
TUGAS MTO-PCNE
1. Ibu SYL seorang penderita diabetes mellitus melakukan pemeriksaan kesehatan
ke dr YIW pada tanggal 31 Januari 2015. Hasil pemeriksaan gula darah 2-jam pp
dan puasa Ibu SYL pada saat tersebut adalah 250mg/dL dan 210mg/dL secara
berturut-turut. Ibu SYL mendapatkan resep sebagai berikut:
dr YIW, Sp.PD
Jalan XXXx
SIP 9090909090
R/
Metformin 500mg No XC
S 3dd1 pc
_______________________ ndet
Pro: Ny SYL
Usia: 67 tahun
Pada tanggal 1 Februari 2015 Ibu SYL menebus resep tersebut. Pada tanggal 28
Februari 2015 ketika Anda melakukan home care kepada Ibu SYL, Anda
menjumpai masih terdapat 30 butir Metformin dan melihat hasil pemeriksaan
laboratorium yang dilakukan Ibu SYL pagi tadi, sbb: gula darah 2 jam-pp
240mg/dL dan puasa 200mg/dL. Ibu SYL mengaku beberapa kali lupa minum
obat.
2. Ibu DI, usia 67 tahun, baru saja didiagnosis menderita hipertensi. Hasil
pengukuran tekanan darah (TD) pada saat pertama terdiagnosis HT adalah
160/90mmHg. Dokter memberikan Captopril 12,5mg 2 kali per-hari. Dua bulan
kemudian, Ibu DI memeriksakan diri ke dokter dan hasil pengukuranTD adalah
155/90mmHg. Ibu DI hanya menggunakan Captopril 12,5mg 1 kali per-hari.
3. Bapak IS, usia 52 tahun, memiliki keluhan pilek, batuk berdahak (dahak berwarna
hijau), demam. Keluhan tersebut sudah terjadi selama 1 minggu. Dokter
memberikan resep parasetamol 500mg prn, pseudoefedrin, dan amoxicillin 500mg
tiga kali per-hari. Diagnosis yang dokter berikan untuk Bapak IS adalah ISPA
(infeksi saluran pernafasan atas). Hasil pemeriksaan kultur spesimen dahak
penderita ISPA di rumah sakit tersebut selama periode tahun sebelumnya
menunjukkan patogen yang paling sering menyebabkan ISPA adalah rotavirus.
Pertanyaan pendukung
Sebutkan patogen penyebab ISPA: ___________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_______________________________________________________________
4. Bapak KE, usia 60 tahun, memiliki riwayat sakit jantung. Setelah menggunakan
obat-obat yang diberikan dokter, pasien mengalami mual dan muntah, pusing
berputar yang cukup berat, dan berkeringat dingin. Anak Bapak KE menceritakan
bahwa Bapak KE menggunakan obat yang diberikan oleh 2 dokter spesialis
jantung (1 dokter adalah dokter langganan di Indonesia dan 1 dokter adalah dokter
Singapore yang baru saja dikunjungi hasil rekomendasi rekan Bapak KE). Dokter
di Indonesia meresepkan ramipril ..mg (..kali per hari), atorvastatin 20mg (..kali
per hari), aspirin (80mg satu kali per-hari), dan digoxin (..kali per hari). Ketika
melakukan pemeriksaan kesehatan di Singapore, keluarga Bapak KE yang
mengantarkan tidak menceritakan riwayat penggunaan obat Bapak KE. Dokter
5. Ibu DI, usia 65 tahun, seorang penderita diabetes mellitus sudah 10 tahun terakhir.
Sejak 2 tahun terakhir, Ibu DI mendapatkan terapi insulin, yaitu: insulin aspart
yang disuntikkan setiap kali sehabis makan dengan dosis 10 unit dan insulin
glargin yang disuntikkan setiap sebelum tidur dengan dosis 10 unit. Karena
pembantu yang selama ini membantu Ibu DI menyuntikkan insulin pulang
kampung, Ibu DI terpaksa menginjeksikan insulin sendiri. Karena penglihatan
yang sudah tidak lagi baik, Ibu SYL menyuntikkan insulin aspart 18 unit. Setelah
menghabiskan makanan, 1 jam kemudian Ibu SYL merasa pening dan keluar
keringat dingin. Ibu SYL kemudian memanggil anaknya yang tinggal dekat
dengan Ibu SYL. Anak dari Ibu SYL segera memeriksa kadar gula darah dan
mendapatkan nilai kadar gula darah Ibu SYL saat itu 58mg/dL.
Pertanyaan pendukung:
Sebutkan cut-off point kadar gula darah untuk mengklasifikasikan hipoglikemia:
_________________________________________________________________
_______________________________________________________________
KOLOM JAWABAN
Ya / Tidak
Jika Anda memiliki kesulitan.... Sebutkan bagian dari kategori Masalah dan
Penyebab mana yang belum Anda pahami....
SAATNYA
BERLATIH ............
Tugas UNTUK PERTEMUAN
TANGGAL MINGGU KE-7
Kepustakaan:
1. Tietze KJ. Clinical skills for pharmacists: a patient-focused approach. 3rd ed. Missouri;
Elsevier Mosby; 2012. Chapter 4, Physical assessment skills; p43-85.
2. Pagana KD, Pagana TJ. Diagnostic and laboratory test reference. 11th.
Missouri;Elsevier Mosby:2013.
3. Hunt JS, Siemienczuk J, Pape G, Rozenfeld Y, MacKav J, LeBlanc BH, et al. A
randomized controlled trial of team-based care: impact of physician-pharmacist
collaboration on uncontrolled hypertension. J Gen Intern Med Dec 2008;23(12):1966–
72.
4. Mino-Leon D, Reves-Morales H, Jasso L, Douvoba SV. Physicians and pharmacists:
collaboration to improve the quality of prescriptions in primary care in Mexico. Int J
Clin Pharm. 2012 Jun;34(3):475-80.
5. Roval S, Smeaton L, Hurwitz B, Sheikh A. Interventions in primary care to reduce
medication related adverse events and hospital admissions: a systematic review and
meta-analysis. Qual Saf Health Care 2006;15(1):23-31.
6. Holland R, Desborough J, Goodyer L, Hall S, Wright D, Loke YK. Does pharmacist-
led medication review help to reduce hospital admissions and death in older people? A
systematic review and meta-analysis. Br J Clin Pharmacol 2008;65(3):303-16.
7. American Society of Hospital Pharmacists. ASHP statements on pharmaceutical care.
Am J Hosp Pharm 1993;50:1720-3.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
1. Patient’s Database
Tanggal Review :
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Tinggi badan :
Berat badan :
Chief Complaint
Family History
Social History
Allergic History
Diet
Lampiran 4
1. Provide clear instructions regarding the structure of the interview and expectations
for the patient.
6. Interrupt or redirect as necessary but do not interrupt when the patient is on track.
12. Identify and recognize patient feelings. Verbally acknowledge appropriate or hostile
feelings.
13. Give feedback to the patient. Ask ‘is this what you mean?’
• Engaging in sarcasm
Lampiran 5
SOAP Notes
Subjective
(termasuk chief complaint/presenting complaint, history of presenting complaint,
past medical history)
Objective
Physical Examination
Laboratory Test
Diagnosis Dokter
Assessment
Plan
Kumpulan artikel
pendukung modul 1