Anda di halaman 1dari 15

Alat dan bahan

- Beker glass - HPLC


- Labu erlenmeyer
- Aquadest
- Labu ukur
- Mikropipet - Paracetamol
- Membran filter - Coffein
- Syringe - KPOH4
- Pipet tetes - Dapar fosfat
- Gelas vial - Etanol
2
Prosedur kerja
1. Pembuatan larutan standar campuran kafein dan parasetamol
- Buat pengenceran dari larutan induk masing-masing larutan
parasetamol dan kafein.
- Labu ukur 10 ml disiapkan sebanyak dua buah. Lakukan
pengenceran untuk mendapatkan 6 ppm kafein dan 10 ppm
parasetamol.
- Lalu kedua larutan dicampur hingga homogen.
- Larutan campuran dianalisis menggunakan HPLC, dengan
optimasi yang sesuai.
- Diamati waktu retensi standar dan luas area dibawah kurva
3
kromatogram.
2. Analisis kualitatif larutan kafein dan parasetamol
- Ditimbang masing-masing 5,0 mg kafein dan parasetamol
- Dimasukkan ke dalam labu terukur 50 mL
- Ditambahkan aquadest hingga batas tanda, sehingga didapat larutan kafein dan
larutan parasetamol dengan konsentrasi 100 µg/mL (larutan induk)
- Encerkan masing-masing larutan induk, hingga diperoleh larutan dengan
konsentrasi 10 µg/mL.
- Lalu masing-masing larutan dianalisis menggunakan HPLC, dengan optimasi
yang sesuai.
- Diamati waktu retensi standar dan luas area dibawah kurva kromatogram.

4
3. Pembuatan larutan standar Kafein dan Parasetamol untuk kurva
kalibrasi
▸ Buat 5 seri standar yang terdiri dari campuran parasetamol dan
kafein dengan konsentrasi tertentu.
Larutan standar Parasetamol Kafein

1
10 6
2 12 8

3 14 10

4 16 12

5 18 14

5
4. Penetapan kadar sampel dalam sediaan yang beredar
- Ditimbang satu tablet sediaan yang mengandung paracetamol dan kafein.
Lalu digerus.
- Serbuk dilarutkan menggunakan pelarut yang sesuai (air), cukupkan hingga
100mL.
- Dibuat larutan dengan konsentrasi 14 ppm
- Dibuat larutan dengan konsentrasi 10 ppm
- Lalu masing-masing larutan dianalisis menggunakan HPLC, dengan optimasi
yang sesuai.
- Hasil kromatorgram berupa waktu retensi dan luas area dibawah kurva
diamati.
6
Pembuatan seri standar Konsentrasi 8 ppm
 Larutan induk 100 ppm ▸ M1 X V1 = M2 X V2
Konsentrasi 4 ppm ▸ 100 ppm X V1 = 8 ppm X 5
▸ M 1 X V 1 = M 2 X V2 mL
▸ 100 ppm X V1 = 4 ppm X 5 mL ▸ V1 = 0,4 mL = 400 µL
▸ V1 = 0,2 mL = 200 µL
Konsentrasi 6 ppm
▸ M 1 X V 1 = M 2 X V2
▸ 100 ppm X V1 = 6 ppm X 5 mL
7 ▸ V1 = 0,3 mL = 300 µL
Konsentrasi 10 ppm Konsentrasi 12 ppm
▸ M 1 X V1 = M 2 X V 2 ▸ M1 X V1 = M2 X V2
▸ 100 ppm X V1 = 10 ▸ 100 ppm X V1 = 12
ppm X 5 mL ppm X 5 mL
▸ V1 = 0,5 mL = 500 µL ▸ V1 = 0,6 mL = 600 µL

8
Hasil..

Waktu Retensi Tinggi Area


No Nama Peak
(menit) (mAU) (mAU x menit)
1 Standar Parasetamol (10 ppm) 1,63 27,942 2,463

2 Standar Kofein (10 ppm) 4,34 46,713 9,372

Waktu Retensi Tinggi Area


No Nama Peak
(menit) (mAU) (mAU x menit)

1 Senyawa 1 1,72 37,602 3,232

2 Senyawa 2 3.73 47,751 15,231

9
Konsentrasi (ppm) Luas Area (mAU*min)

Standar

PCT Kafein PCT Kafein

1 10 6 10.487 3.592

2 12 8 14.231 8.531

3 14 10 21.170 6.520

4 16 12 23.613 12.344

5 18 14 29.763 13.309

10
11
12
Penetapan kadar parasetamol (10 ppm) dalam Panadol®
Diketahui : kadar pada etiket 500 mg
Luas area mAU*min = y = 90,208
Persamaan regresi untuk parasetamol  y = 2,3967x –
13,701
90.208 = 2,3967x – 13,701

Konsentrasi sebelum pengenceran = 43,355 ppm X faktor pengenceran

13
= 43,355 ppm x
= 21677,5 ppm

14
Thanks!
Any questions?
You can find me at:
+ prawiranatanugraha@gmail.com
+ WA : 081907799090

15

Anda mungkin juga menyukai