Anda di halaman 1dari 13

JURNAL AWAL

PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI


PENETAPAN KADAR TABLET PARASETAMOL
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV

Oleh:
Kelompok 2
Golongan I

Luciana Octavia Selvi Correia (1908551005)


Ni Ketut Sri Anggreni (1908551006)
I Gusti Ayu Rosa Mirah Firdayeni (1908551007)
Ni Putu Indah Widyantari (1908551008)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
PENETAPAN KADAR TABLET PARASETAMOL DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI UV

1. TUJUAN PRAKTIKUM
1.1. Menentukan panjang gelombang maksimum paracetamol
1.2. Menentukan kurva kalibrasi
1.3. Menetapkan kadar tablet paracetamol dengan spektrofotometer UV dengan
metode single point calibration dan multipletpoint calibration
2. PRINSIP KERJA
2.1. Paracetamol
Parasetamol (asetaminofen) merupakan obat analgetik non narkotik dengan
cara kerja menghambat sintesis prostaglandin terutama di sistem saraf pusat
(SSP). Daya kerja dari paracetamol yaitu sebagai analgetik, antipiretik, tidak
mempunyai daya kerja anti radang dan tidak menyebabkan iritasi serta
peradangan lambung (Ambari, 2018). Parasetamol memiliki rumus molekul
yaitu C8H9NO2 dengan berat molekul sebesar 151,16 g/mol. Pemerian dari
paracetamol yaitu serbuk hablur, berwarna putih, tidak berbau, dan memiliki rasa
yang sedikit pahit. Senyawa parasetamol ini larut dalam air mendidih dan dalam
NaOH 1 N, mudah larut dalam etanol. Tablet parasetamol mengandung
parasetamol (C8H9NO2) tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera di etiket (Kemenkes RI, 2020).

Gambar 1. Struktur Paracetamol (Kemenkes RI, 2020)


2.2. Spektrofotometri UV
2.2.1. Teori dasar atau prinsip
Spektrofotomeri UV yaitu salah satu teknik pengukuran analisis spektroskopi
yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dekat dan sinar tampak
dengan memakai instrumen spektrofotometer (Noviyanto, 2020). Prinsip kerja

1
dari spektrofotometri UV berdasarkan penyerapan cahaya atau energi radiasi oleh
suatu larutan, dimana jumlah cahaya atau energi radiasi yang diserap
memungkinkan pengukuran jumlah zat penyerap dalam larutan secara kuantitatif.
Kemampuan suatu senyawa dalam mengabsorpsi sinar UV digunakan sebagai
dasar pengukuran kualitatif dan kuantitatif (Day and Underwood, 1981).
Dalam pengujian kualitatif suatu senyawa dengan spektrofotometri UV
digambarkan melalui spektrum serapan larutan zat dalam pelarut pada panjang
gelombang tertentu. Sedangkan pengujian kuantitatif dilakukan dengan
pengukuran serapan larutan pada panjang gelombang serapan maksimum (Depkes
RI, 1979). Pengukuran serapan cahaya umumnya diatur oleh hukum Lambert-
Beer. Pada hukum ini menyatakan bahwa banyaknya sinar yang diserap oleh suatu
molekul berbanding lurus dengan panjang lintas sinar dan konsentrasi zat yang
disinari (Khaldun, 2018). Hukum Lambert-Beer dapat dinyatakan melalui
persamaan berikut:

2.2.2. Penggunaan spektrofotometri UV


Berdasarkan Farmakope Indonesia, metode spektrofotometri UV digunakan
untuk menetapkan kadar senyawa obat dalam jumlah yang cukup banyak. Salah
satu senyawa obat yang ditetapkan yaitu Paracetamol. Paracetamol ditetapkan
kadarnya menggunakan spektrofotometri UV karena parasetamol mempunyai
kromofor yang mampu menyerap sinar UV. Penetapan kadar parasetamol dengan
spektrofotometri UV didapatkan Absortivitas senyawa Parasetamol pada λmax
245 nm dalam larutan asam dengan nilai A1%1cm sebesar 668a sedangkan
absortivitas dalam larutan basa atau alkali absortivitasnya dengan nilai A1%1cm
sebesar 715a pada λmax 257 nm (Moffat et al., 2005).

Gambar 2. Spektrum UV Paracetamol (Moffat et al., 2005)

2
3. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
a. Mortir dan Stamper i. Pipet ukur
b. Beaker glass j. Pipet tetes
c. Labu ukur k. Batang pengaduk
d. Neraca analitik l. Bulb filler
e. Kuvet m. Corong kaca
f. Spektrofotometer UV-Vis n. Kertas saring
g. Botol vial 10 mL o. Oven
h. Kertas perkamen
3.2 Bahan
a. Tablet parasetamol c. Larutan NaOH 0,1 N
b. Baku parasetamol d. Aquadest
4. PROSEDUR KERJA
4.1 Perhitungan Pembuatan Larutan
4.1.1. Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N
Diketahui:
− BM NaOH = 40 g/mol (Kemenkes RI, 2020)
− N NaOH = 0,1 N
− V NaOH = 250 mL
− Ek = 1 grek/mol
− NaOH → Na+ + OH-
Ditanya: Massa NaOH yang harus ditimbang =…gram?
Jawab:
N NaOH
M NaOH =
ek NaOH
0,1 N
= 1 grek/mol

= 0,1 M
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
M NaOH = 𝑥
𝐵𝑀 𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 1000 𝑚𝐿
0,1 M = 40 𝑔/𝑚𝑜𝑙 𝑥 250 𝑚𝐿

3
0,1 𝑀 𝑥 40 𝑔/𝑚𝑜𝑙 𝑥 250 𝑚𝐿
Massa = = 1 gram
1000 𝑚𝐿

Jadi, massa NaOH yang ditimbang untuk membuat larutan NaOH


sebanyak 250 mL adalah 1 gram.
4.1.2. Pembuatan Larutan Stok Paracetamol 200 ppm
Diketahui:
− Konsentrasi larutan stok (Cstok) = 200 ppm (mg/L)
− Volume larutan stok yang mau dibuat (Vstok) = 500 mL
Ditanya: Massa parasetamol yang diperlukan = …. mg?
Jawab:

Cstok =

200 mg/L =
Massa pct = 200 mg/L x 0,5 L = 100 mg
Jadi, massa parasetamol yang dibutuhkan untuk membuat larutan stok 200
ppm adalah 100 mg. Kemudian dilarutkan dalam 50 mL NaOH 0,1 N, dan
diencerkan dengan aquades sampai 500 mL untuk mendapatkan larutan
stok parasetamol 200 ppm dan diberi label.
4.1.3. Pembuatan Larutan Baku (Standar) Paracetamol 10 ppm
Diketahui:
− Volume larutan baku parasetamol (Vbaku) = 100 mL
− Konsentrasi larutan stok parasetamol (Cstok) = 200 ppm
− Konsentrasi larutan baku parasetamol (Cbaku) = 10 ppm
Ditanya: Volume larutan stok parasetamol yang digunakan (V stok) = ….
mL?
Jawab:
Vstok x Cstok = Vbaku x Cbaku
Vstok x 200 ppm = 100 mL x 10 ppm

Vstok = = 5 mL
Jadi, volume larutan stok parasetamol yang dipipet adalah 5 mL.
Kemudian larutan ditambahkan akuades sampai tanda batas 100 mL.

2
4.1.4. Larutan Seri Paracetamol
 Pembuatan larutan standar 20 ppm
Sebelum membuat larutan seri, dibuat larutan standar 20 ppm
sebanyak 25 mL terlebih dahulu, dengan cara pengenceran larutan stok
paracetamol 200 ppm.
Diketahui:
− Volume larutan baku parasetamol (Vbaku) = 25 mL
− Konsentrasi larutan stok parasetamol (Cstok) = 200 ppm
− Konsentrasi larutan baku parasetamol (Cbaku) = 20 ppm
Ditanya:
− Volume larutan stok parasetamol yang digunakan (Vstok) = …. mL ?
Jawab:
Vstok x Cstok = Vbaku x Cbaku
Vstok x 200 = 25 x 20
Vstok = 2,5 mL
Jadi, untuk membuat larutan baku 20 ppm, diambil 2,5 mL dari larutan
stok 200 ppm dan ditambahkan aquades sampai 25 mL.
 Pembuatan larutan seri
Dalam pembuatan larutan seri parasetamol, bahan yang disiapkan,
yaitu larutan baku parasetamol 20 ppm dan akuades. Dalam praktikum
ini diperlukan larutan seri parasetamol dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8,
10 dan 12 ppm masing-masing sebanyak 10 mL.
Diketahui:
− Volume larutan seri pada variasi konsentrasi (Vseri) = 10 mL
− Konsentrasi larutan baku Parasetamol (Cbaku) = 20 ppm
− Konsentrasi larutan seri yang akan dibuat (Cseri) = 2, 4, 6, 8, 10,
dan 12 ppm
Ditanya:
− Volume larutan baku yang digunakan untuk masing masing seri
konsentrasi (Vbaku) = …. mL?

3
Jawab:
 Konsentrasi 2 ppm
Vbaku x Cbaku = Vseri x Cseri
Vbaku x 20 ppm = 10 mL x 2 ppm
Vbaku = 1 mL
Jadi, untuk membuat larutan seri dengan konsentrasi 2 ppm,
diambil 1 mL dari larutan baku 20 ppm dan ditambahkan aquades
sampai 10 mL, digojog, dan berikan label.
 Konsentrasi 4 ppm
Vbaku x Cbaku = Vseri x Cseri
Vbaku x 20 ppm = 10 mL x 4 ppm
Vbaku = 2 mL
Jadi, untuk membuat larutan seri dengan konsentrasi 4 ppm,
diambil 2 mL dari larutan baku 20 ppm dan ditambahkan aquades
sampai 10 mL, digojog, dan berikan label.
 Konsentrasi 6 ppm
Vbaku x Cbaku = Vseri x Cseri
Vbaku x 20 ppm = 10 mL x 6 ppm
Vbaku = 3 mL
Jadi, untuk membuat larutan seri dengan konsentrasi 6 ppm,
diambil 3 mL dari larutan baku 20 ppm dan ditambahkan aquades
sampai 10 mL, digojog, dan berikan label.
 Konsentrasi 8 ppm
Vbaku x Cbaku = Vseri x Cseri
Vbaku x 20 ppm = 10 mL x 8 ppm
Vbaku = 4 mL
Jadi, untuk membuat larutan seri dengan konsentrasi 8 ppm,
diambil 4 mL dari larutan baku 20 ppm dan ditambahkan aquades
sampai 10 mL, digojog, dan berikan label.
 Konsentrasi 10 ppm
Vbaku x Cbaku = Vseri x Cseri

4
Vbaku x 20 ppm = 10 mL x 10 ppm
Vbaku = 5 mL
Jadi, untuk membuat larutan seri dengan konsentrasi 10 ppm,
diambil 5 mL dari larutan baku 20 ppm dan ditambahkan aquades
sampai 10 mL, digojog, dan berikan label.
 Konsentrasi 12 ppm
Vbaku x Cbaku = Vseri x Cseri
Vbaku x 20 ppm = 10 mL x 12 ppm
Vbaku = 6 mL
Jadi, untuk membuat larutan seri dengan konsentrasi 12 ppm,
diambil 6 mL dari larutan baku 20 ppm dan ditambahkan aquades
sampai 10 mL, digojog, dan berikan label.
4.2 Prosedur Kerja
4.2.1. Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N
Pembuatan larutan NaOH 0,1 N dilakukan dengan cara ditimbang1 gram
NaOH menggunakan beaker glass pada neraca analitik. Kemudian
dilarutkan dengan akuades sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan
menggunakan batang pengaduk. Setelah itu, larutan NaOH dimasukkan ke
dalam labu ukur 250 mL dan diencerkan larutan dengan akuades hingga
tanda batas lalu digojog hingga homogen serta diberi label.
4.2.2. Pembuatan Larutan Stok Paracetamol
Timbang seksama bahan obat parasetamol lebih kurang 100 mg yang telah
dikeringkan pada suhu 105o C selama 1 jam. Larutkan dengan 50 mL
NaOH 0,1 N dalam labu takar dan encerkan dengan aquades sampai 500
mL lalu digojog hingga homogen (larutan stok 200 ppm).
4.2.3. Penentuan Spektrum Absorbansi (Panjang Gelombang Maksimum)
Disiapkan labu ukur 100 mL, lalu dipipet 5 mL larutan stok paracetamol
200 ppm dan diencerkan dengan aquadest sampai tanda batas dalam labu
ukur, kemudian digojog hingga homogen sehinga diperoleh larutan standar
paracetamol 10 ppm. Masukkan larutan standar paracetamol 10 ppm
kedalam kuvet (sel sampel) dan kuvet lain berisi larutan blangko.

5
Selanjutnya, ukur absorbansi sel sampai relatif terhadap sel blangko
menggunakan spektrofotometer didaerah radiasi ultraviolet dengan
mencatat pembacaan setiap interval 5 nm, dimulai dari 22 nm sampai 350
nm. Setelah itu, buatlah garis spektrum pada kertas grafik dengan memplot
nilai absorbansi (sebagai ordinat) terhadap panjang gelombang (sebagai
absis) dan tentukan panjang gelombag maksimum parasetamol.
4.2.4. Pembuatan Kurva Baku Kalibrasi (Multiple Calibration)
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Dibuat larutan baku
paracetamol 20 ppm terlebih dahulu dengan cara dipipet 2,5 mL larutan
stok dan encerkan dengan aquades sampai 25 mL dalam labu ukur.
Selanjutnya, disiapkan enam macam deret konsentrasi (2, 4, 6, 8, 10 dan
12 ppm) dari larutan standar paracetamol 20 ppm. Setelah itu, tentukan
absorbansinya pada ƛmaks. Dibuat plot hukum Lambert-Beer pada kertas
grafik antara absorbansi (ordinat) terhadap konsentrasi (absis) dan
tentukan persamaan regresi liner serta hitung absorvitas jenis (a) pada
absorvitas molar dari parasetamol.
4.2.5. Penentuan Kadar Paracetamol dalam Sediaan Tablet
Berdasarkan Farmakope Indonesia edisi III, penetapan kadar parasetamol
dalam sediaan tablet dilakukan dengan cara ditimbang seksama sejumlah
serbuk tablet setara dengan 150 mg, tambahkan 50 mL NaOH 0,1 N,
diencerkan dengan 100 mL aquades dan kocok selama 15 menit.
Kemudian tambahkan aquades secukupnya hingga 20 mL, lalu campur dan
saring. Setelah itu, encerkan 10 mL filtrat dengan aquades secukupnya
hingga 100 mL. Pada 10 mL tambahkan 10 mL NaOH 0,1 N dan
diencerkan dengan aquades secukupnya hingga 100 mL. Ukur serapan
larutan pada panjang gelombang maksimum.
5. SKEMA KERJA
5.1 Skema Kerja Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N
Ditimbang 1 gram NaOH menggunakan beaker glass pada neraca analitik.

6
Dilarutkan dengan akuades sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan
menggunakan batang pengaduk.

Larutan NaOH dimasukkan ke dalam labu ukur 250 mL dan diencerkan


larutan dengan akuades hingga tanda batas.

Larutan lalu digojog hingga homogen serta diberi label.

5.2 Pembuatan Larutan Stok Paracetamol


Timbang seksama bahan obat parasetamol lebih kurang 100 mg yang telah
dikeringkan pada suhu 105o C selama 1 jam.

Larutkan dengan 50 mL NaOH 0,1 N dalam labu takar.

Larutan diencerkan dengan aquades sampai 500 mL lalu digojog hingga


homogen (larutan stok 200 ppm).

5.3 Penentuan Spektrum Absorbansi (Panjang Gelombang Maksimum)

Disiapkan labu ukur 100 mL, lalu dipipet 5 mL larutan stok paracetamol
200 ppm dan diencerkan dengan aquadest sampai tanda batas.

Digojog hingga homogen dan diperoleh larutan standar 10 ppm.

Dimasukkan larutan standar paracetamol 10 ppm ke dalam kuvet (sel


sampel) dan kuvet lain berisi larutan blangko.

Diukur absorbansi sel sampai relatif terhadap sel blangko menggunakan


spektrofotometer di daerah radiasi ultraviolet.

7
Dicatat pembacaan setiap interval 5 nm, dimulai dari 22 nm sampai 350
nm.

Dibuatlah garis spektrum pada kertas grafik dengan memplot nilai


absorbansi (sebagai ordinat) terhadap panjang gelombang (sebagai absis)
dan tentukan panjang gelombag maksimum parasetamol.

5.4 Pembuatan Kurva Baku Kalibrasi (Menggunakan Multiple Calibration)

Dibuat larutan baku paracetamol 20 ppm terlebih dahulu dengan cara


dipipet 2,5 mL larutan stok dan encerkan dengan aquades sampai 25 mL di
dalam labu ukur.

Disiapkan enam macam deret konsentrasi (2, 4, 6, 8, 10 dan 12 ppm) dari


larutan standar paracetamol 20 ppm. Tentukan absorbansinya pada ƛmaks.

Dibuat plot hukum Lambert-Beer antara absorbansi (ordinat) terhadap


konsentrasi (absis) dan tentukan persamaan regresi liner serta hitung
absorvitas jenis (a) pada absorvitas molar dari parasetamol.

5.5 Penentuan Kadar Paracetamol dalam Sediaan Tablet (Farmakope Indonesia


III)

Ditimbang seksama sejumlah serbuk tablet setara dengan 150 mg.

Ditambahkan 50 mL NaOH 0,1 N, diencerkan dengan 100 mL aquades dan


kocok selama 15 menit.

Ditambahkan aquades secukupnya hingga 20 mL, lalu campur dan saring.

8
Diencerkan 10 mL filtrat dengan aquades secukupnya hingga 100 mL.

Pada 10 mL tambahkan 10 mL NaOH 0,1 N dan diencerkan dengan


aquades secukupnya hingga 100 mL.

Diukur serapan larutan pada panjang gelombang maksimum.

9
DAFTAR PUSTAKA
Ambari, Y. 2018. Uji Stablititas Fisik Formulasi Elixir Paracetamol dengan
Kombinasi Co-Solvent Propilen Glikol dan Etanol. Journal of
Pharmaceutical Care Anwar Medika. 1(1): 1-6.
Day, R. A. and J. H. Underwood. 1981. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:
Erlangga. 382.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. 773.
Kemenkes RI. 2020. Farmakope Indonesia. Edisi VI. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. 1359, 1364.
Khaldun, I. 2018. Kimia Analisa Instrumen. Aceh: Syiah Kuala University Press.
39-40.
Moffat, A. C., M. D. Osselton, B. Widdop, and L. Y. Galichet. 2005. Clarke's
Analysis of Drugs and Poisons. Third Edition. London: Pharmaceutical
Press Publication.
Noviyanto, F. 2020. Penetapan Kadar Ketoprofen dengan Metode
Spektrofotometri UV-Vis. Jawa Barat: Media Sains Indonesia. 3-5.

10

Anda mungkin juga menyukai