Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI

PENETAPAN KADAR
TABLET PARASETAMOL DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI UV

Name of Project:
JURNAL AWAL
Hosted By:
KELOMPOK 10 GOLONGAN II
Valentina Ayu Hapsari (2108551044)

Talitha Amanda Hartono (2108551046)

Ni Putu Tarita Narisuari Karna (2108551048)

Ni Putu Fiona Cista Dewi (2108551049)

Ni Luh Desy Arianti (2108551050)

NAMA KELOMPOK
Paracetamol
Parasetamol (C₈H₉NO₂) memiliki pemerian
berupa serbuk hablur; putih; tidak berbau;
rasa sedikit pahit.

Secara teoritis, serapan maksimum untuk


parasetamol adalah 244 nm, dengan rentang
panjang gelombang 200-400 nm.

Penetapan kadar tablet parasetamol dilakukan untuk mengidentifikasi di dalam tablet


parasetamol mengandung parasetamol yang sesuai etiket atau tidak, karena berdasarkan
Farmakope Indonesia Edisi VI hal. 1364 (2020) kadar parasetamol dalam tablet, yaitu tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
spektrofotometer uv
menggunakan sumber sinar berupa REM sehingga hanya analit
dengan gugus kromofor yang dapat ditetapkan dengan
spektrofotometri UV.

Prinsip kerjanya dimana sumber cahaya datang merupakan


sinar polikromatis yang dilewatkan melalui monokromator

prinsip kerja sehingga menjadi sinar monokromatis yang kemudian

SPEKTROFOTOMETRI
diteruskan melalui sel yang berisi sampel.

UV Sebagian sinar akan diserap oleh sel dan sebagian lagi akan
diteruskan ke fotosel yang berfungsi sebagai pengubah energi
cahaya menjadi energi listrik. Hasil berupa energi tersebut akan
memberikan sinyal pada detektor yang kemudian akan diubah
menjadi nilai serapan (absorbansi) dari zat yang dianalisis
(Miarti dan Legasari, 2022).
instrumentasi
spektrofotometer uv
merupakan instrumen yang menghasilkan sinar spektrum melalui panjang gelombang tertentu dengan intensitas cahaya yang dapat
diukur, ditransmisikan, direfleksikan, dan diemisikan sebagai fungsi panjang gelombang.

Spektrofotometer yang sesuai untuk mengukur spektrum ultraviolet dan sinar tampak adalah pada jangkauan rentang panjang
gelombang 200-700 nm dengan komponen spektrofotometer UV-Vis meliputi sumber sinar polikromatis, monokromator, sel sampel
berupa kuvet, dan detektor.

Spektrofotometer UV-Vis single-beam Spektrofotometer UV-Vis double-beam

mengukur absorbansi pada panjang gelombang tunggal memiliki dua sinar yang dibentuk oleh pemecah sinar yang
dengan panjang gelombang paling rendah adalah 190 sampai digunakan pada panjang gelombang 190-750 nm.
210 nm dan paling tinggi adalah 800 sampai 1000 nm
VALIDASI METODE
VALIDASI METODE

Validasi metode analisis merupakan tindakan penilaian terhadap parameter tertentu untuk
membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya

Kecermatan (accuracy) Keseksamaan (precision)

diukur sebagai simpangan baku atau


dinyatakan sebagai persen perolehan
simpangan baku relatif (koefisien
kembali (recovery)
variasi)

Selektivitas (spesifisitas)
Linearitas dan rentang

Mengukur zat tertentu saja secara


dinyatakan dalam istilah variansi
cermat dan seksama dengan adanya
sekitar arah garis regresi
komponen lain dalam matriks sampel
Hukum Lambert-Beer
Hukum ini menyatakan hubungan linieritas antara
absorban dengan konsentrasi larutan analit.

A = ε.b.c
Seberkas sinar dilewatkan oleh suatu larutan pada
panjang gelombang tertentu, sehingga sebagian sinar
tersebut sebagian diteruskan dan sebagian diserap oleh
larutan.
A = absorbansi (serapan)
ε = koefisien ekstingsi molar (M⁻¹ cm⁻¹)
Syarat berlakunya hukum Lambert-Beer b = tebal kuvet (cm)
Konsentrasinya harus rendah. c = konsentrasi (M)
Zat pengadsorbsi tidak terdisosiasi, tidak bereaksi
dengan pelarut, dan stabil.
Cahaya harus monokromatis.
Larutan harus jernih
ALAT DAN BAHAN
ALAT BAHAN

Batang pengaduk Spektrofotometer Akuades


Bulb filler UV-Vis Baku Parasetamol
Botol vial 10 mL Tisu Tablet Parasetamol
Gelas beaker Kuvet Larutan NaOH 0,1 N
Pipet ukur Kertas grafik
Pipet tetes Kertas perkamen
Pipet mikro dan tip Kertas saring
Labu takar Neraca Analitik
Sendok tanduk
Perhitungan Pembuatan Larutan
Perhitungan Larutan NaOH 0,1 N Perhitungan Konsentrasi Larutan Stok

Diketahui: Diketahui:
Normalitas NaOH = 0,1 N Massa parasetamol = 100 mg = 100.000 µg
Volume NaOH = 250 mL Sebelum diencerkan (V₁) = 50 mL
BM NaOH = 40 g/mol Setelah diencerkan (V₂) = 500 mL
Valensi NaOH =1 Ditanya:
Ditanya: Konsentrasi setelah diencerkan (C₂) = …?
Jawab:
Massa NaOH yang diperlukan dalam 250 mL = …?
C₁ = massa parasetamol
Jawab:
V₁
Normalitas NaOH = Molaritas NaOH × Valensi = 100.000 g
NaOH 50 mL
0,1 N = Molaritas NaOH × 1 = 2.000 ppm
Molaritas NaOH = 0,1 M C₂ = C₁
Molaritas NaOH = Massa NaOH x 1000 V₁V₂
= 2.000 ppm
Mr NaOH V (mL)
50 mL.500 mL
0,1 M = Massa NaOH x 1000
= 200 ppm
40 g/mol 250 mL
Massa NaOH = 1 gram
Perhitungan Pembuatan
Larutan
Perhitungan Seri Konsentrasi

Diketahui: 6 ppm
Konsentrasi seri (C₁) = 2, 4, 6, 8, 10, 12 ppm C₁ x V₁ = C₂V₂
Konsentrasi stok (C₂) = 200 ppm 200 ppm x V1 = 6 ppm x 10 mL
Volume stok yang dibuat (V₂) = 10 mL V₁ = 0,3 mL
Ditanya: 8 ppm
Volume stok dipipet (V₁) = ….? C₁ x V₁ = C₂ x V₂
Jawab: 200 ppm x V₁ = 8 ppm x 10 mL
2 ppm V₁ = 0,4 mL
C₁ x V₁ = C₂ xV₂ 10 ppm
200 ppm x V₁ = 2 ppm x 10 mL C₁ x V₁ = C₂V₂
V₁ = 0,1 mL 200 ppm x V₁ = 10 ppm10 mL
4 ppm V₁ = 0,5 mL
C₁ x V₁ = C₂ x V₂ 12 ppm
200 ppm x V₁ = 4 ppm x 10 mL C₁ x V₁ = C₂ x V₂
V₁ = 0,2 mL 200 ppm x V₁ = 12 ppm x 10 mL
V₁ = 0,6 mL
SKEMA KERJA
5.1. PEMBUATAN ALRUTAN BAKU (STANDAR)

Ditimbang seksama bahan obat parasetamol yang telah dikeringkan pada suhu 105°C selama 1 jam sebanyak lebih
kurang 100 mg.

Dilarutkan dengan 50 mL NaOH 0,1 N dalam labu takar.

Diencerkan dengan aquades sampai 500 mL (larutan stok 200 ppm).


SKEMA KERJA
5.2. PENENTUAN SPEKTRUM ABSORBSI

Dipipet larutan stok sebanyak 5 mL dan diencerkan dengan aquades sampai 100 mL dalam labu takar hingga diperoleh
larutan 10 ppm.

Dimasukkan larutan standar ke dalam kuvet (sel sampel) dan kuvet lain berisi pelarut tanpa bahan obat (sel blangko).

Diukur absorbansi sel sampai relatif terhadap sel blangko menggunakan spektrofotometer di daerah radiasi ultraviolet
dengan mencatat pembacaan setiap interval 5 nm, dimulai dari 220 nm sampai 350 nm.

Dibuat garis spektrum pada kertas grafik dengan memplot nilai absorbansi (sebagai ordinat) terhadap panjang
gelombang (sebagai absis) dan ditentukan panjang gelombang maksimum parasetamol.
SKEMA KERJA
5.3. Skema Kerja Pembuatan Kurva Baku Kalibrasi (Menggunakan
Multiple Calibration)

Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.

Disiapkan lima macam deret konsentrasi (2, 4, 6, 8, 10 dan 12 ppm)

Ditentukan absorbansi pada λmaks

Dibuat plot hukum beer pada kertas grafik antara absorbansi (ordinat) terhadap konsentrasi (absis).

Ditentukan persamaan regresi linier serta hitung absorptivitas jenis (a) pada absorptivitas molar dari parasetamol.
SKEMA KERJA
5.3. Skema Kerja Penentuan Kadar Parasetamol dalam Sediaan
Tablet (Farmakope Indonesia III)

Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.

Ditimbang seksama sejumlah serbuk tablet setara dengan 150 mg.

Ditambahkan NaOH 0,1 N sebanyak 50 mL.

Diencerkan dengan 100 mL aquades, dikocok selama 15 menit.

Ditambahkan aquades secukupnya hingga 20 mL, campur, dan saring.


SKEMA KERJA
5.3. Skema Kerja Penentuan Kadar Parasetamol dalam Sediaan
Tablet (Farmakope Indonesia III)

Diencerkan 10 mL filtrat dengan air secukupnya hingga 100 mL

Pada 10 mL ditambahkan 10 mL NaOH 0,1 N dan diencerkan dengan air secukupnya hingga 100 mL.

Diukur serapan larutan pada panjang gelombang maksimum


DAFTAR PUSTAKA
Abriyani, E., Ayesha, A., Makalalag, G.V., Noordiansyah, M.A., dan Wicaksono, M.P. 2022. Analisis Vitamin-C yang
Terkandung pada Buah Naga Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Visible. Jurnal Pendidikan dan
Konseling. 4(6): 13193-13196.

Abriyani, E., Widyaningsih, A., Pangestu, A.D., Dewi, S.R., dan Setiawan, S. 2023. Literature Review: Penetapan Kadar
Salbutamol Sediaan Tablet secara Spektrofotometri Ultraviolet. Jurnal Pendidikan dan Konseling. 5(1): 813-822.

Harmono, H.D. 2020. Validasi Metode Analisis Logam Merkuri (Hg) Terlarut pada Air Permukaan dengan Automatic
Mercury Analyzer. Indonesian Journal Of Laboratory. 2(3): 11-16.

Irawan, A. 2019. Kalibrasi Spektrofotometri sebagai Penjaminan Mutu Hasil Pengukuran dalam Kegiatan Penelitian
dan Pengujian. Indonesian Journal of Laboratory. 1(2): 1-9.

Junaidi. 2017. Spektrofotometer UV-Vis untuk Estimasi Ukuran Nanopartikel Perak. Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika.
5(1): 97-102.

Kemenkes RI. 2020. Farmakope Indonesia. Edisi VI. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 1359, 1364.
DAFTAR PUSTAKA
Miarti, A. dan Legasari, L. 2022. Ketidakpastian Pengukuran Analisa Kadar Biuret, Kadar Nitrogen, dan Kadar Oil
pada Pupuk Urea di Laboratorium Kontrol Produksi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang. Jurnal Cakrawala Ilmiah. 2(3):
861-874.

Permanasari, A., Zulkiyah., Suryana, A., dan Siswaningsih, W. 2016. Kimia Analitik Instrumen. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.

Sayuthi, M. I. dan Kurniawati, P. 2017. Validasi Metode Analisis dan Penetapan Kadar Parasetamol dalam Sediaan
Tablet secara Spektrofotometri UV-Visible. Prosiding Seminar Nasional Kimia FMIPA UNESA. 1(1): 190-201.

Suhartati, T. 2017. Dasar-Dasar Spektrofotometri UV-Vis dan Spektrofotometri Massa untuk Penentuan Struktur
Senyawa Organik. Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja.

Tulandi, G. P., Sudewi, S., Lolo, W. S. 2015. Validasi Metode Analisis untuk Penetapan Kadar Parasetamol dalam
Sediaan Tablet secara Spektrofotometri Ultraviolet. PHARMACON. 4(1): 169-178.
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai