Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PENGAPLIKASIAN TEKNOLOGI 360 DEGREES VIDEO REPLAY PADA


ALAT PENGHITUNG KENDARAAN OTOMATIS
“SATCF (SMART AUTOMATIC TRAFFIC COUNTER FLASH)”

BIDANG KEGIATAN:
PKM GAGASAN TERTULIS

DIUSULKAN OLEH:
Hertanto Gunawan 10111510000065
Zauhary Satya Budi Prabowo 10111510000069
Anggardha Yanotama Wahyu Perdhana 10111510000102
Calvin Pahlevi Ishaq 10111510000103
Firdaus Akhib Darmawan 10111510000106

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan hidayah-
Nya, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan proposal ini, meskipun ada
rintangan dan hambatan yang penulis alami dalam proses pengerjaannya. Tugas
proposal ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Teknologi dan
Komunikasi Ilmiah semester 6.
Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam isi proposal ini.
Keterbatasan pikiran, kemampuan, tidak membatasi penulis untuk terus berusaha
semaksimal mungkin. Oleh karena itu penulis memohon maaf dan mengharapkan
saran juga kritik demi kesempurnaan proposal ini. Karena kesempurnaan hanya
milik-Nya saja.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan membimbing selama proses penyusunan proposal
ini baik secara moril maupun materil, di antaranya:
1. Dosen mata kuliah Wawasan Teknologi dan Komunikasi Ilmiah
2. Asisten Dosen mata kuliah Wawasan Teknologi dan Komunikasi Ilmiah
3. Serta teman-teman dan pihak lainnya

Proposal ini diharapkan bermanfaat bagi kita semua, khususnya di


Departemen Teknik Infrastruktur Sipil, Fakultas Vokasi, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya.

Surabaya, 25 Maret 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………... i


KATA PENGANTAR .......................................................................................... ..ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ..iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ..iv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ..iv
1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Tujuan ................................................................................................................ 2
Manfaat .............................................................................................................. 2
2. GAGASAN ......................................................................................................... 2
KONDISI KEKINIAN PENCETUS GAGASAN .................................................. 2
Kondisi Transportasi Indonesia........................................................................... 2
Kondisi Metode Counting ................................................................................... 4
SOLUSI YANG PERNAH DITAWARKAN ......................................................... 5
a. PLATO (Penghitung Lalu Lintas Otomatis) 2…………………………….…5
b. ATCS (Automatic Traffic Counting System) ................................................. 6
GAGASAN BARU YANG DITAWARKAN ........................................................ 7
SATCF (Smart Automatic Traffic Counter Flash) ............................................. 7
3. KESIMPULAN ................................................................................................. 10
4. DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... ..11

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Kendaraan Bermotor di Indonesia Periode
1987-2012 ............................................................................................................... 1
Gambar 2.1 Tidak Tertibnya Angkutan Umum Perkotaan................................... 3
Gambar 2.2 Kemacetan Lalu Lintas ..................................................................... 4
Gambar 2.3 Menghitung Volume Kendaraan Secara Manual .............................. 5
Gambar 2.4 Brosur PLATO ................................................................................. 5
Gambar 2.5 PLATO 2 .......................................................................................... 6
Gambar 2.6 Teknologi 360 Degrees Video Replay .............................................. 7

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Gagasan yang Ditawarkan ........................................................................ 8
Tabel 2. Tinjauan Gagasan Berdasarkan Prinsip Pembagunan Berkelanjutan....... 9

iv
RINGKASAN

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke – 4 di


dunia, dengan angka jumlah penduduk berkisar sekitar 262 juta jiwa per 2017.
Dengan luas wilayah 1.094.569 km2, maka kepadatan penduduk di negara ini
adalah 137 jiwa per km2. Tidak heran betapa padatnya negara ini.
Sering kita mendengar kemacetan di berbagai wilayah umumnya ibu kota
provinsi serta kota – kota besar lainnya, selain dikarenakan jumlah penduduknya
yang banyak, kemacetan ini disebabkan oleh sifat konsumtif masyarakat Indonesia.
Sifat konsumtif ini sebenarnya baik untuk memajukan roda perekonomian
Indonesia, namun hal ini bisa menjadi celah yang dimanfaatkan produsen –
produsen otomotif untuk menjadikan Indonesia sebagai pasar mereka.
Dan betul saja pertumbuhan angka kendaraan di Indonesia meningkat setiap
tahunnya, apalagi dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan untuk memiliki
kendaraan baru. Meningkatnya jumlah kendaraan ini tidak sepenuhnya diimbangi
dengan perkembangan pada sisi infrastruktur yaitu jalan. Sehingga munculah
permasalahan kemacetan ini. Dinas Perhubungan Darat Provinsi Jawa Timur, Dinas
Bina Marga Provinsi Jawa Timur, serta Kepolisian Daerah Jawa Timur memiliki
andil penting dalam permasalahan kemacetan tersebut. Mereka masing – masing
memiliki peran untuk menanggulangi kemacetan ini dan membutuhkan data yang
dijadikan acuan untuk melakukan perkembangan infrastruktur jalan.
SATCF (Smart Automatic Traffic Counter Flash) adalah sebuah konsep
software sistem transportasi berkelanjutan yang menampung data jumlah kendaraan
yang melintas pada suatu ruas jalan tertentu, klasifikasi jenis kendaraan yang
melintas, deteksi tingkat kepadatan lalu lintas, menganalisis data statistik lalu lintas
serta penyajian status lalu lintas (statistik, gambar dan video) secara akurat, valid,
real time, dan komprehensif, serta pengembangan dan pemanfaatan untuk
mendukung operasional non lalu lintas, antara lain: identifikasi, pelacakan, law
enforcement, dan penanggulangan street crime.

v
1

1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat ini jumlah kendaraan yang ada di Indonesia khususnya, terus
mengalami peningkatan. Ruas jalan yang ada terkadang tidak mampu menampung
kendaraan yang terus bergerak. Seiring dengan makin pesatnya pertambahan
jumlah kendaraan yang ada, perlu diadakannya pembenahan - pembenahan
terhadap ruas - ruas jalan yang sudah ada. Tentunya hal ini ini ditujukan untuk
meminimalisir kemacetan yang terjadi.

Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Kendaraan Bermotor di Indonesia


Periode 1987-2012
Sumber: bps.go.id, 2018
Selama ini data penghitungan tentang jumlah kendaraan yang melintas di
jalan raya tidak semuanya terpantau, sehingga volume kendaraan yang melintas
tidak diketahui setiap saat. Akibatnya tingkat kerawanan kecelakaan lalu-lintas dan
tingkat kerawanan kemacetan sulit dipantau dan cenderung meningkat. Data ini
sangat diperlukan sebagai masukan bagi Dinas Perhubungan Darat Provinsi Jawa
Timur, Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Timur, serta Kepolisian Daerah Jawa
Timur untuk mengetahui jumlah kendaraan yang melintas, referensi pembangunan
jalan baru, perbaikan jalan, penghitungan jumlah polusi rata-rata, perbaikan rambu-
rambu lalu lintas serta data survey kendaraan, agar dapat menekan angka
kecelakaan dan kemacetan di ruas jalan.
Untuk memperoleh data volume kendaraan yang melintas di jalan raya
masih dilakukan dengan cara manual yaitu dengan menugaskan beberapa orang
untuk berada di lapangan dan menghitung jumlah setiap kendaraan yang lewat,
kemudian dibagi dengan rentang waktu tertentu. Biasanya pengambilan data ini
dilakukan pada dua kondisi yaitu pada jam sibuk (peak time) dan jam tidak sibuk
(off time) (Tarnoto and Lusiana, 2010).
Dalam perhitungan secara manual ini masih terdapat banyak kelemahan, di
antaranya yaitu tingkat keakuratan data yang masih kurang, data masih berada di
2

tempat perhitungan dan untuk mengumpulkannya masih diperlukan waktu yang


relatif lama. Selain itu juga harus membutuhkan sumber daya manusia dalam
jumlah yang banyak untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.
Berdasarkan pada kondisi tersebut, fokus karya tulis ini adalah melakukan
pengembangan yang sudah ada, adapun fokus tersebut dititik beratkan pada
perancangan jaringan penghitung kendaraan otomatis berbasis client server dengan
tujuan untuk merancang penyedia informasi volume kendaraan secara real time dan
untuk membantu menyediakan informasi volume kendaraan kepada pihak terkait
secara cepat dan akurat.

Tujuan Penulisan
1. Menciptakan software SATCF (Smart Automatic Traffic Counter Flash) yang
terintegrasi
2. Memberikan data akurat dan valid kepada pihak terkait (Dinas Perhubungan
Darat Provinsi Jawa Timur, Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Timur, serta
Kepolisian Daerah Jawa Timur)
3. Memberikan informasi terkini mengenai kondisi ruas jalan

Manfaat Penulisan
1. Masyarakat (umum)
 Memberikan informasi terkini mengenai kondisi ruas jalan
 Mendeteksi tingkat kepadatan lalu lintas
2. Pemerintah (Dinas Bina Marga, Dinas Perhubungan Darat, dan Kepolisian RI)
 Memberikan data jumlah kendaraan pada ruas jalan
 Memberikan klasifikasi jenis kendaraan pada ruas jalan
 Mendeteksi tingkat kepadatan lalu lintas
 Mendukung operasional non lalu lintas

2. GAGASAN
KONDISI KEKINIAN PENCETUS GAGASAN
Kondisi Transportasi Indonesia
Transportasi sebagai dasar untuk pembangunan ekonomi dan
perkembangan masyarakat serta pertumbuhan industrialisasi. Pertumbuhan
ekonomi suatu kota tergantung pada tersedianya pengangkutan sebagai sarana
masyarakat untuk melakukan pergerakan. Transportasi yang baik merupakan
jantung dari kota keberlanjutan hingga ke tingkat global (Kenworthy, 2006).
Indonesia memiliki permasalahan transportasi yang sangat berat dan kompleks,
baik transportasi darat, laut, maupun udara. Untuk transportasi darat, bila dilihat
dari skala makro, ada dua kondisi umum yang perlu mendapatkan perhatian.
Pertama adalah yang terkait dengan kondisi lalu lintas (traffic) dan kedua adalah
3

kondisi angkutan (transport). Untuk kondisi lalu lintas ada pada persoalan
kemacetan lalu lintas. Kemacetan tersebut terjadi di hampir semua ruas jalan.

Gambar 2.1 Tidak Tertibnya Angkutan Umum Perkotaan


Sumber: www.google.com, 2018

Kemacetan yang hadir ini disponsori oleh banyaknya jumlah penduduk di


Indonesia serta perilaku konsumtif masyarakat kita. Bagaimana tidak, sering kita
temukan fakta – fakta bahwa setiap anggota keluarga pada suatu keluarga masing –
masing memiliki kendaraan pribadi. Dengan anggapan program KB (Keluarga
Berencana) yang diusung pemerintah berhasil, maka satu keluarga terdiri dari 4
orang anggota keluarga yang setiap anggota keluarganya memiliki kendaraan
pribadi baik mobil atau sepeda motor untuk mobilitas tiap individunya dalam
kegiatan keseharian, tidak menutup kemungkinan jumlah kendaraan yang dimiliki
melebihi jumlah anggota keluarga. Hal ini sering kali dimanfaatkan oleh produsen
– produsen otomotif dengan promo – promo menariknya untuk mendapatkan minat
masyarakat untuk membeli produknya.
4

Gambar 2.2 Kemacetan Lalu Lintas


Sumber: www.antaranews.com, 2018
Pihak pemerintah terkait (Dinas Bina Marga, Dinas Perhubungan Darat, dan
Kepolisian RI) memiliki peranan penting terhadap permasalahan kemacetan yang
ada. Mereka membutuhkan data yang akurat dan valid mengenai klasifikasi serta
jumlah kendaraan yang melintas pada suatu ruas jalan tertentu sebagai acuan data
untuk meningkatkan infrastruktur jalan. Maka sering kita jumpai beberapa orang
yang ditugaskan di lapangan (lokasi survei atau ruas jalan) tertentu untuk
melakukan counting kendaraan secara manual.

Kondisi Metode Counting


Counting merupakan cara untuk mendapat jumlah dan klasifikasi jenis
kendaraan yang melintas pada suatu ruas jalan. Counting saat ini yang masih
digunakan oleh pemerintah kebanyakan melalui cara manual. Dengan
menempatkan beberapa orang pada ruas jalan yang ingin ditinjau pada waktu
tertentu untuk mendapatkan sebuah data. Metode counting manual ini tentunya
sering dipilih dikarenakan tidak membutuhkan biaya yang banyak. Namun tentunya
disamping keunggulan pada sisi biaya, metode ini memiliki kekurangan.
Kekurangan di sini dikarenakan tidak menentunya kondisi kepadatan ruas jalan
yang ada. Counting manual ini akan sangat akurat dan valid ketika kendaraan yang
melintas tidak terlalu banyak, namun pada saat jam – jam puncak baik saat pagi,
siang, dan malam, tentunya seorang counter akan kesulitan dalam melakukan
counting terutama pada pengguna sepeda motor.
5

Gambar 2.3 Menghitung Volume Kendaraan Secara Manual


Sumber: detik.com, 2018

SOLUSI YANG PERNAH DITAWARKAN

1. PLATO (Penghitung Lalu Lintas Otomatis) 2


Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementrian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia menghasilkan teknologi alat
hitung lalu lintas cepat yang dinamakan Plato 2. Alat ini berupa kabel - kabel yang
dipasang pada badan jalan. Setiap kendaraan yang melintasi media tersebut, akan
mengirimkan sinyal ke pusat data untuk diproses. Alat ini akan mampu menghitung
jumlah, beban kendaraan yang lewat dan jenisnya.

Gambar 2.4 Brosur PLATO


Sumber: www.pusjatan.pu.go.id, 2018
6

Keunggulan dari alat ini juga adalah tidak menggunakan listrik. Tetapi
memanfaatkan tenaga surya atau sel surya. Data dari jalan tersimpan dalam box
memori yang ada di pinggir jalan dengan menggunakan sel surya langsung dikirim
ke pusat data. Pemanfaatan material lokal sangat tinggi di teknologi ini. Dari data
tersebut bisa tergambar jumlah lalu lintas di sebuah jalan secara lengkap dan akurat
setiap detiknya. Namun sayangnya, alat ini rawan kehilangan dan kerusakan.
Mengingat perilaku pengguna jalan yang kurang tertib saat melintasi jalan. Alat ini
tidak bisa menghitug bila kendaraan berhenti atau melewati tepat di garis kabel
media. Padahal, dari alat yang sudah di pasang di sejumlah ruas ini akan mampu
memberikan data penggunaan jalan dengan tepat. Kekurangan lainnya adalah
akibat pelapisan jalan. Alat akan tertutup bila ada pelapisan jalan. Oleh karenanya
dibutuhkan koordinasi dan kesepakatan bersama terhadap pembangunan jalan. Bila
akan dilakukan penghitungan jalan pada suatu ruas, maka di ruas tersebut harus
dibuat baik dan dalam jangka waktu tertentu tidak dilakukan pelapisan (Penelitian
dan Pengembangan, 2015).

Gambar 2.5 PLATO 2


Sumber: www.google.com, 2018

2. ATCS (Automatic Traffic Counting System)


PT Len Industri (Persero) memiliki teknologi sistem penghitung otomatis
kendaraan yang dilengkapi dengan analisis otomatis situasi dan karakteristik lalu
lintas. Alat ini sudah digunakan oleh Dinas Perhubungan di beberapa wilayah
seperti Bandung dan Malang. ATCS ini merupakan aplikasi berbasis web sehingga
bisa diakses secara fleksibel baik dimanapun dan kapanpun.
Namun menurut sumber yang ada, terkadang sistem ini kurang memberikan
data yang valid kepada jumlah kendaraan sepeda motor yang melintas jika
dibandingkan dengan data yang diberikan dengan metode counting manual. Hal ini
diperkirakan dikarenakan oleh perilaku pengendara sepeda motor yang kurang
7

mematuhi tata tertib serta jumlahnya yang terlalu banyak sehingga tidak terdeteksi
pada aplikasi ini. Selain itu segi biaya menjadi kekurangan aplikasi ini karena
harganya yang cukup mahal (ATCS (Automatic Traffic Counting System), 2015).

GAGASAN BARU YANG DITAWARKAN


SATCF (Smart Automatic Traffic Counting Flash
Dengan melihat teknologi yang digunakan oleh LaLiga (Liga Sepakbola
Spanyol), NBA (Liga Basket Amerika), dan NFL (Liga Football Amerika) yaitu
360 degrees video replay yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan multinasional
yang berpusat di Amerika Serikat dan terkenal dengan rancangan dan produksi
mikroprosesor dan mengkhususkan dalam sirkuit terpadu yaitu Intel. SATCF
(Smart Automatic Traffic Counting Flash) hadir dengan mengaplikasikannya pada
ruas jalan yang ada di Indonesia untuk mendapatkan data – data yang diperlukan
pemerintah. Cara kerja 360 degrees video replay sendiri adalah dengan
menempatkan beberapa kamera dengan penempatan yang berbeda dan sudut
pengambilan gambar yang berbeda namun mengambil gambar yang sama (‘Intel –
360 Replay Tech’, 2016). Sehingga kita dapat melihat suatu objek dari berbagai
sudut dan posisi yang berbeda namun dalam satu waktu yang sama.

Gambar 2.6 Teknologi 360 Degrees Video Replay


Sumber: www.youtube.com, 2018

Cara kerja SATCF tidak jauh berbeda dengan ATCS yang sudah digunakan
oleh Dinas Perhubungan Kota Bandung dan Malang, yaitu dengan cara
pengambilan gambar menggunakan kamera yang telah disetting dan meneruskan
data – data tersebut pada aplikasi untuk kemudian diproses menjadi sebuah data.
Bedanya, SATCF menggunakan konsep 360 degree video dengan menempatkan 5
kamera pada posisi dan sudut pengambilan gambar yang berbeda namun
mengambil gambar pada waktu yang sama. Tujuannya adalah sebagai
8

perbandingan antara hasil yang didapat oleh kamera satu dengan yang lain sehingga
tidak ada kendaraan yang gagal terdeteksi oleh sistem ini karena posisi dan sudut
pengambilan gambarnya yang berbeda - beda.
Data – data gambar yang telah diambil oleh kamera selanjutnya diterukan
ke aplikasi yang telah disetting dapat mengklasifikasikan jenis kendaraan dan
jumlah kendaraan yang melintas pada suatu ruas jalan. Tidak hanya untuk
kebutuhan tersebut, SATCF yang merupakan aplikasi berbasi web sehingga bisa
diakses kapanpun dan dari manapun secara fleksibel, maka diharapkan partisipasi
aktif dari berbagai pihak termasuk masyarakat untuk ikut menciptakan lalu lintas
yang aman, tertib, lancar dan nyaman. Selain itu sistem ini dapat mendeteksi tingkat
kepadatan lalu lintas, menganalisis data statistik lalu lintas serta penyajian status
lalu lintas (statistik, gambar dan video) secara akurat, valid, real time dan
komprehensif, serta dapat dikembangkan secara customized & dynamic, sehingga
dapat mengikuti tuntutan perubahan & perkembangan kondisi lalu lintas,
infrastruktur, lingkungan operasi, dan budaya masyarakat Indonesia. SATCF
memberikan keunggulan lain pada sisi non lalu lintas seperti identifikasi,
pelacakan, law enforcement, dan penanggulangan street crime.

Tabel 1. Gagasan yang Ditawarkan


No. Gagasan yang Uraian atau Deskripsi Pustaka
Ditawarkan Gagasan (Nama penulis
(meliputi: Uraian Cara yang
Kerja secara detail ) mengusulkan
atau sumber lain
yang relevan)
1. Membuat aplikasi Membuat sebuah aplikasi Penulis, 2018
baru (SATCF) baru yang sengaja dibuat
untuk memperkuat tingkat
akurasi data secara real time.
Kemudian aplikasi tersebut
akan ditambahkan teknologi
360 degrees video replay.
Sumber: Penulis, 2018
9

Tabel 2. Tinjauan Gagasan Berdasarkan Prinsip Pembagunan Berkelanjutan


Gagasan yang Aspek yang Ditinjau
No.
Ditawarkan Ekonomi Sosial Lingkungan
1. Membuat Gagasan tersebut Gagasan tersebut Gagasan tersebut
aplikasi baru membuat membuat membuat lalu
pengeluaran terganggunya lintas menjadi
sangat banyak aktivitas lalu lintas lebih tertib
karena teknologi ketika sedang apabila hasil
yang diadopsi melakukan keluaran dari alat
berasal dari pemasangan alat tersebut dapat
mancanegara. di sejumlah ruas menjadikan
jalan. solusi bagi pihak
terkait dalam
memecahkan
masalah
kemacetan lalu
lintas yang ada.
Sumber: Penulis, 2018

Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Konsep


Ahli IT

Ahli IT berperan mengaplikasikan gagasan ke dalam sistem yang telah


direncanakan. Ahli IT memiliki tugas mulai dari mengsetting aplikasi untuk dapat
mengklasifikasikan jenis kendaraan yang melintas dan menghitung jumlah
kendaraan yang melintas serta mempersiapkan sebuah web untuk dapat diakses
secara fleksibel baik dimanapun dan kapanpun. Ahli IT juga bertugas melakukan
update terbaru pada aplikasinya sesuai dengan perkembangan jaman yang ada.

Pemerintah

Dalam hal ini pemerintah yang turut serta dalam gagasan ini adalah Dinas
Bina Marga Provinsi Jawa Timur, Dinas Perhubungan Darat Jawa Timur, dan
Kepolisian Daerah Jawa Timur. Dinas Perhubungan Darat Provinsi Jawa Timur
memiliki peran dengan memberikan spesifikasi dari berbagai jenis kendaraan yang
nantinya akan digunakan oleh Ahli IT dalam setting aplikasinya. Pemerintah terkait
juga memiliki peranan menentukan ruas jalan mana saja yang membutuhkan
gagasan ini serta mengambil keputusan posisi kamera. Selain itu keamanan dari
gagasan ini mulai dari aplikasi hingga kamera menjadi tanggung jawab pemerintah.
10

Masyarakat

Masyarakat adalah subjek dari penerapan gagasan ini. Perilaku atau cara
mengendara masyarakat menjadi hal yang penting dalam keberhasilan gagasan ini.
Dengan cara mematuhi segala jenis peraturan dalam berkendara bermotor,
diharapkan kinerja alat ini sangat bermanfaat.

3. KESIMPULAN
Inti Gagasan
Gagasan mengenai SATCF (Smart Automatic Traffic Counting Flash) pada
dasarnya adalah dengan menggunakan 5 buah kamera yang mampu mengambil
gambar kondisi lalu lintas dengan sudut pandang dan akurasi yang lebih baik dari
ATCS ( Automatic Traffic Counting System) yang nantinya dapat meminimalisir
jumlah kendaraan yang gagal terdeteksi alat. Kemudian data yang diambil dari 5
buah kamera tersebut diteruskan menuju aplikasi yang mampu mengklasifikasi
jenis-jenis kendaraan dan jumlah kendaraan yang melintas pada suatu ruas jalan
atau suatu persimpangan bersinyal. Selain itu sistem ini dapat mendeteksi tingkat
kepadatan lalu lintas, menganalisis data statistik lalu lintas serta penyajian status
lalu lintas (statistik, gambar dan video) secara akurat, valid, real time dan
komprehensif, serta dapat dikembangkan secara customized & dynamic, sehingga
dapat mengikuti tuntutan perubahan & perkembangan kondisi lalu lintas,
infrastruktur, lingkungan operasi, dan budaya masyarakat Indonesia.

Teknik Implementasi Gagasan


Langkah-langkah untuk mewujudkan SATCF ( Smart Automatic Traffic
Counting Flash) adalah :
1. Identifikasi kondisi lalu lintas di satu ruas jalan atau persimpangan
bersinyal.
2. Melakukan pendekatan secara gradual (bertahap) kepada pihak-pihak
terkait untuk menyampaikan gagasan yang dibawa.
3. Melakukan percobaan alat (trial and error) di satu simpang bersinyal.
4. Melakukan mekanisme pengolahan data yang dihasilkan oleh SATCF
(Smart Automatic Traffic Counting Flash).
5. Melakukan mekanisme rekayasa lalu lintas berdasarkan data yang diperoleh
dari SATCF (Smart Automatic Traffic Counting Flash)
6. Melakukan evaluasi kinerja alat secara periodik dan professional.

Presentase Keberhasilan Gagasan


Gagasan SATCF (Smart Automatic Traffic Counting Flash) dirasa mampu
menyelesaikan permasalahan lalu lintas yang ada di Indonesia pada umumnya.
11

Yaitu mampu meminimalisir panjang antrian kendaraan pada jam sibuk (peak time).
Panjang antrian kendaraan atau kemacetan yang diminimalisir tentu dapat
mengurangi waktu tempuh yang dihabiskan dalam perjalanan, serta menurunkan
tingkat kejenuhan pengendara di jalan sehingga dapat meningkatkan produktivitas
pada bidang sosial, ekonomi dan infrastruktur di Indonesia pada umumnya.
Keberhasilan dari gagasan ini adalah seberapa besar dampak adanya alat SATCF
(Smart Automatic Traffic Counting Flash) dalam mengkondisikan lalu lintas pada
suatu ruas jalan atau simpang bersinyal agar tidak sampai terjadi panjang antrian
kendaraan yang terlalu panjang dan meminimalisir angka derajat kejenuhan
(Degree of Saturation) pada suatu ruas jalan atau simpang bersinyal.

4. DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Indonesia. Pertumbuhan Penduduk (https://www.bps.go.id/)
Badan Pusat Statistik Indonesia. Pertumbuhan Kendaraan Bermotor
(https://www.bps.go.id/)
Badan Penelitian dan Pengembangan. PLATO 2 (http://litbang.pu.go.id/)
ATCS (Automatic Traffic Counting System) (2015).
‘Intel – 360 Replay Tech’ (2016).
Kenworthy, J. R. (2006) ‘The eco-city: Ten key transport and planning
dimensions for sustainable city development’, Environment and Urbanization,
18(1), pp. 67–85. doi: 10.1177/0956247806063947.
Penelitian, B. and Pengembangan, D. A. N. (2015) ‘Badan penelitian dan
pengembangan’, pp. 2–3.
Tarnoto and Lusiana (2010) ‘Rancang Bangun Penghitung Kendaraan Secara
Otomatis Berbasis Client Server’, (21).

Anda mungkin juga menyukai