DEFINISI: Meningkatkan keseimbangan pospat dan mencegah kompikasi akibat dari rendahnya kadar
pospat dari yang diharapkan.
AKTIFITAS:
Ambil bahan untuk pemeriksaan laboratorium untuk analisa pospat dan kadar elektrolit terkait (misal
ABG, kadar serum dan urine), jika sesuai
Monitor penurunan kadar pospat akibat dari menurunnya intake dan absorbsi (misal puasa,
hiperalimentasi tanpa pospat, vomitus, penyakit usus halus dan pankreas, diare dan asupan antasida
aluminum atau magnesium hydroxide)
Monitor penurunan kadar pospat akibat dari kerusakan ginjal (misal hipokalemia, hipomagnesemia,
keracunan logam berat, alkohol, hemodialisa dengan dialisat yang sedikit pospat, diuretika thiazide,
dan defisiensi vitamin D)
Monitor penurunan kadar pospat akibat dari perpindahan dari ekstrasel ke intrasel (misal pemberian
glukosa, pemberian insulin, alkalosis dan hiperalimentasi)
Berikan suplemen pospat sesuai dengan resep secara IV atau per oral, jika sesuai
Hindari pengikat pospat dan pengobatan diuretik (misal Amphjel, kue Pho-Lo dan Basljet).
Anjurkan untuk meningkatkan intake pospat per oral (misal produk-produk susu, sereal gandum,
kacang-kacangan, buah kering, atau sayran dan daging), jika sesuai
Monitor neuromuskular terhadap gejala hipopaspatemia (misal kelemahan, lassitude, malaise, tremor,
paresthesia, ataxia, peningkatan kreatinine phosphokinasi, EMG abnormal, dan rhabdomyolysis).
Pertahankan kekuatan otot (misal bantu latihan ROM aktif atau pasif)
Monitor sistem syaraf pusat terhadap gejala hipopaspatemia (msial kehilangan memori, berkurangnya
rentang perhatian, konfusi, kejang, koma, EEG abnormal, menurunnya refleks, gangguan fungsi
sensori dan palsie syaraf kranial).
Monitor skeletal terhadap gejala hipopaspatemia (misal nyeri tulang aching, fraktur dan kekakuan
sendi)
Monitor pulmonal terhadap gejala hipopaspatemia (misal pernapasan cepat dan dalam; berkurangnya
tidal volume dan berkurangnya ventilasi permenit)
Monitor GI terhadap gejala hipopaspatemia (misal nausea, vomitus, anorexia, gangguan fungsi hati
dan hipertensi portal)
Monitor hematologi terhadap gejala hipopaspatemia (misal anemia, meningkatnya afinitas Hb dengan
Oksigen bebas untuk meningkatkan SaO2, meningkatnya risiko infeksi akibat dari kerusakan fungsi
WBC, dan trombositopenia dan perdarahan akibat dari disfungsi platelet).
BACKGROUND READINGS :
Askanazi, J., Starker, P., & Wissman, C. (1986). Fluid and electrolyte management in critical care. Boston: Butterworths.
Baer, C.L. (1993). Fluid & electrolyte balance. M.R. Kinney, D.R. Packa, and S.B. Dunbar (eds.), AACN’s Clinical
Reference for critical-car nursing (pp.173-208). St. Louis: Mosby.
Chan, J., & Gill, J. (1990). Kidney electrolyte disorders. New York: Churchill Livingston.
Cullen, L.M. (1992). Inervention related to fluid and electrolyte balance. In G.M. Bulechek & J.C. McCloskey (Eds.),
Symposium on nursing intervention. Nursing clicics of North America, 27(2), 569-598.
Kokko, J., & Tannen, R. (1990). Fluids and electrolyte (2nd ed.). Philadelphia:W.B. Saunders.
Rice, V. (1983). Magnesium, calcium and phosphate imbalances: their clinical significance. Critical Care Nurse, Mau/ June,
90-112.
MANAGEMEN ELEKTROLIT: HIPERPOSPATEMIA 2005
DEFINISI : Peningkatan keseimbangan pospat dan pencegahan komplikasi akibat dari tingginya kadar
serum pospat lebih dari yang diinginkan.
AKTIFITAS:
Ambil bahan untuk analisa laboratorium terhadap kadar pospat dan elektrolit terkait (misal ABG, kadar
serum dan urine), jika sesuai
Berikan pengikat pospat yang direspkan danpengobatan diuretika (misal Amphojel, Phos-Lo cookie,
dan Basaljet) dengan makanan untuk menurunkan absorbsi diet pospat, jika sesuai.
Berikan calsium dan suplemen vitamin D yang diresepkan untuk mengurangi kadar pospat, jika sesuai
Hindari makanan kaya pospat (misal produk-produk susu, sereal tepung beras, kacang-kacangan, buah
atau sayuran kering, dan daging), jika sesuai
Siapkan pasien untuk dialisa (misal bantu dengan pemasangan kateter untuk dialisa), jika sesuai
BACKGROUND READINGS :
Askanazi, J., Starker, P., & Wissman, C. (1986). Fluid and electrolyte management in critical care. Boston: Butterworths.
Baer, C.L. (1993). Fluid & electrolyte balance. M.R. Kinney, D.R. Packa, and S.B. Dunbar (eds.), AACN’s Clinical
Reference for critical-car nursing (pp.173-208). St. Louis: Mosby.
Chan, J., & Gill, J. (1990). Kidney electrolyte disorders. New York: Churchill Livingston.
Cullen, L.M. (1992). Inervention related to fluid and electrolyte balance. In G.M. Bulechek & J.C. McCloskey (Eds.),
Symposium on nursing intervention. Nursing clicics of North America, 27(2), 569-598.
Kokko, J., & Tannen, R. (1990). Fluids and electrolyte (2nd ed.). Philadelphia:W.B. Saunders.
Rice, V. (1983). Magnesium, calcium and phosphate imbalances: their clinical significance. Critical Care Nurse, Mau/ June,
90-112.
Stark, J. (1991). The renal system. In J. Aspach (Ed.), American Association of Critical Care Nurse Core Curriculum for
Critical Care Nursing (4th ed.) (pp.472-608). Philadelphia:W.B. Saunders