Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)

WAHAM

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Pasien

Tanda dan gejala yang tampak pada pasien Waham:

a. Waham kebesaran

Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus,


diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.

Contoh:

“Saya ini pejabat di departemen kesehatan lho..” atau “Saya punya


tambang emas”

b. Waham curiga

Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha


merugikan/ mencederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak
sesuai kenyataan.

Contoh:

“Saya tahu. seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya


karena mereka iri dengan kesuksesan saya.”

c. Waham agama

Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan,


diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

Contoh:

“Kalau saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian putih
setiap hari.”
d. Waham somatic

Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang


penyakit,diucap berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan..

Contoh:

“Saya sakit kanker”,setelah pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan


tanda-tanda kanker namun pasien terus mengatakan bahwa ia terserang
kanker.

e. Waham nihilistic

Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal,


diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.

Contoh:

“Ini kan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh”.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan klien dengan waham berdasarkan pohon masalah:

a. Gangguan proses pikir: Waham

3. Tujuan
1. klien dapat membina hubungan saling percaya

2. Klien dapat berhubungan dengan realistis

4. Tindakan Keperawatan
SP 1:

1. Mengidentifikasi tanda dan gejala waham

2. Mengidentifikasi penyebab waham

3. Mengidentifikasi akibat waham

4. Melatih klien orientasi realita (orang, waktu, tempat)


SP 2:

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

2. Menjelaskan dan melatih mengendalikan waham dengan minum obat


dengan prinsip 6 benar

3. Menjelaskan keuntungan/manfaat minum obat dan kerugian tidak


minum obat

4. Menganjurkan klien memasukkan waktu minum obat ke dalam jadwal


harian.

SP 3:

5. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.

6. Menjelaskan/Melatih klien cara memenuhi kebutuhan dasar.

7. Menganjurkan klien memasukkan latihan memenuhi kebutuhan dasar


ke dalam jadwal harian.
FASE ORIENTASI

“Selamat pagi mba, perkenalkan nama saya suster....., saya mahasiswi Keperawatan
Tangerang.yang dinas di ruangan ini dari jam 07.00-14.00 WIB. Nama mba siapa,
senangnya dipanggil apa?”

“Baiklah saya akan panggil mba dengan Ratu. Bagaimana perasaan Ratu saat ini?”

“Saya akan merawat Ratu pada shift pagi ini dari jam 07.00-14.00 WIB.”

“Jika ada yang ingin Ratu ceritakan, Ratu bisa menceritakannya kepada suster. Saya
akan menjaga kerahasiaan yang Ratu ceritakan.”

“Ratu, bagaimana kalau hari ini kita berbincang-bincang tentang kegiatan yang sering
Ratu lakukan di rumah. Setelah itu, kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat
dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”

“Berapa lama kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau ±15 menit?”

“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, Ratu? Bagaimana kalau


ditaman?”

FASE KERJA

SP I:

“Ratu, bagaimana perasaan Ratu hari ini?”

“Memangnya apa yang menyebabkan Ratu senang?”

“Kalau suster boleh tahu, teman sekamar kamu siapa?” Kalau sekarang kita sedang
berada dimana ya?” Ratu ingat tidak hari ini tanggal berapa?”
“Sekarang kita masukan kegiatan menggambar tadi ke dalam jadwal harian Ratu ya.”

SP II:
“Ratu ada berapa macam obat yang diminum? Jam berapa saja obat yang diminum?”

“Ratu perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang”

“Obatnya ada tiga macam ya Ratu, yang warnanya orange namanya CPZ gunanya
agar tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah jambu
ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali
sehari jam 7 pagi, jam 2 siang dan jam 9 malam”.

“Bila nanti setelah minum obat mulut Ratu terasa kering, untuk membantu
mengatasinya Ratu bisa banyak minum”.

“Sebelum minum obat ini Ratu harus mengecek dulu label diplastik obat apakah benar
nama Ratu tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam berapa saja
harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar”

“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum
dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya Ratu tidak menghentikan
sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter”.

SP III:

“Apa saja hobi Ratu ? ”

“Wah, rupanya Ratu pandai Menggambar ya. ”

“Bisa ratu ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar menggambar, siapa dulu
yang mengajarkannya kepada ratu, dimana ? ”
“Bisa Ratu contohkan kepada saya bagaimana cara menggambar yang baik itu ”

“Wah, bagus sekali Ratu. Bagaimana kalau kita buat jadwal untuk kegiatan ratu ini.
Berapa kali sehari/seminggu Ratu mau belajar menggambar ? ”

“Apa yang Ratu harapkan dari kemampuan menggambar ini ? ”

“Ada tidak hobi atau kemampuan Ratu yang lain selain menggambar ? ”

FASE TERMINASI
“Ratu, pertemuan kita sudah berakhir. Ratu sudah melakukan (nama kegiatan)
dengan sangat baik”

“Bagaimana perasaan Ratu setelah kita bercakap-cakap dan latihan (nama


kegiatan)?”

”Besok pagi kita latihan (nama kegiatan)?

“Ratu ingin berapa lama untuk melakukan latihan (nama kegiatan). Bagaimana kalau
10 menit, Ratu mau? Lalu Ratu ingin latihan dimana?”

“Baiklah besok kita akan melakukan latihan (nama kegiatan, waktu, tempat)”

“Sampai jumpa Ratu”

Anda mungkin juga menyukai