DKIKP
DKIKP
PROTAP
Berlaku Efektif : Juni 2007
DEKLARASI KONDISI
PROSEDUR TETAP
PEMBANGKIT
DEKLARASI KONDISI PEMBANGKIT DAN
INDEKS KINERJA PEMBANGKIT
DAN
INDEKS KINERJA PEMBANGKIT
No. PLN/DKP-IKP/2007 - 01
JUNI 2007
PT PLN (PERSERO)
PT PLN (PERSERO)
Edisi : 01 Revisi: 03 Halaman 1
JUNI 2007
PT PLN (PERSERO)
PROSEDUR TETAP DEKLARASI KONDISI PEMBANGKIT No. Dokumen : PLN/DKP-IKP/2007 - 01
DAN INDEKS KINERJA PEMBANGKIT PT PLN
(PERSERO) Berlaku Efektif : Juni 2007
KATA PENGANTAR
Informasi mengenai kondisi dan kesiapan Pembangkit berdasarkan Standar Internasional sangat
diperlukan dalam operasi sistem. Operator sistem akan menggunakan informasi tersebut sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan perintah dispatch. Akurasi tingkat sekuriti dan keandalan sistem
akan tergantung kepada kebenaran atau kemutakhiran dari informasi tentang kondisi dan kesiapan
Pembangkit tersebut.
Disamping itu, kebutuhan operasi sistem saat ini juga menghendaki diberlakukannya; a). mekanisme
niaga yang mendorong kesiapan Pembangkit, dan b). pengertian yang sama tentang cara
perhitungan indeks kinerja pembangkit. Informasi mengenai kesiapan Pembangkit aktual menjadi
salah satu parameter yang penting dalam menentukan besar pembayaran yang akan diperoleh
Pembangkit. Oleh karena itu mekanisme deklarasi kondisi Pembangkit dan cara perhitungan Indeks
Kinerja Pembangkit perlu disusun agar dapat membantu operasi sistem dalam mempertahankan
sekuriti dan keandalan, serta merupakan sumber informasi kesiapan aktual Pembangkit untuk
keperluan perhitungan pembayaran dan agar semua pihak terkait dapat menggunakan parameter
dan metode perhitungan yang sama untuk keperluan operasi sistem maupun pembangkit.
Dengan prosedur tetap deklarasi kondisi Pembangkit dan indeks kinerja pembangkit ini diharapkan
operasi sistem dan pelaksanaan mekanisme niaga sistem tenaga listrik Jawa Bali dapat berjalan lebih
baik dan lancar.
Juni 2007
PT PLN (Persero)
A. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
A. DAFTAR ISI ..................................................................................ii
B. KELENGKAPAN DOKUMEN PROTAP ................................................iv
B.2. LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................................iv
B.2. DAFTAR DISTRIBUSI.................................................................................................vi
B.3. NOMOR PENGENDALIAN DOKUMEN ...........................................................................vi
B.4. CATATAN PERUBAHAN DOKUMEN..............................................................................vi
C. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
C.1. UMUM.......................................................................................................................1
C.2. DEFINISI...................................................................................................................1
C.3. MAKSUD DAN TUJUAN .............................................................................................. 2
C.4. REFERENSI................................................................................................................2
F. PENUTUP ................................................................................... 28
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................... 29
Lampiran D-1: DAFTAR ALAMAT KOMUNIKASI ..................................................................30
Lampiran D-2: DIAGRAM ALIR PROSES DEKLARASI KONDISI PEMBANGKIT ........................31
Lampiran D-3: Form. H-DKP-P3B .....................................................................................33
Lampiran D-4: Form. H-DKP-Pembangkit ..........................................................................34
Lampiran D-5: Form. H-DKP-S-P3B ..................................................................................35
Lampiran D-6: Form. H-DKP-TS-P3B ................................................................................36
Lampiran D-7: Form. H-DKP-TS-Pembangkit .....................................................................37
Lampiran E-1: KODE PENYEBAB (CAUSE CODE) KONDISI PEMBANGKIT..............................38
Lampiran E-1A: RINCIAN KODE PENYEBAB KONDISI PEMBANGKIT - PLTA ..........................39
Lampiran E-1B: RINCIAN KODE PENYEBAB KONDISI PEMBANGKIT - PLTG..........................45
Lampiran E-1C: RINCIAN KODE PENYEBAB KONDISI PEMBANGKIT - PLTGU........................54
Lampiran E-1D: RINCIAN KODE PENYEBAB KONDISI PEMBANGKIT - PLTU..........................74
Lampiran E-1E: RINCIAN KODE PENYEBAB KONDISI PEMBANGKIT - PLTD..........................96
Lampiran E-1F: RINCIAN KODE PENYEBAB KONDISI PEMBANGKIT - PLTP ........................101
Lampiran E-2 : KODE PENYEBAB DILUAR TANGGUNG JAWAB PENGENDALIAN PEMBANGKIT
(OMC - OUTSIDE PLANT MANAGEMENT CONTROL) .................................112
Lampiran E-3A: INTERPRETASI OUTAGE DAN DERATING ................................................118
Lampiran E-3B: LAPORAN KONDISI PEMBANGKIT ...........................................................120
Lampiran E-4 : METODA SINTESIS & FLEET-TYPE ROLL UP UNTUK MENGHITUNG KONDISI
DAN KINERJA BLOK ..............................................................................132
*)
C. PENDAHULUAN
C.1. UMUM
Sesuai dengan amanat RUPS PT PLN (Persero) dan Anak Perusahaan yang mengharuskan mengukur
Kinerja Pembangkit dengan menggunakan standar internasional (NERC 2007), maka diperlukan Tata
Cara dan Rumusan Perhitungan Indeks Kinerja Pembangkit yang digunakan di lingkungan Unit
Pembangkit PT PLN (Persero).
Data Indeks Kinerja Pembangkit tersebut di atas dapat digunakan untuk perhitungan Kesiapan
Komersial Pembangkit sebagai dasar Perhitungan Pembayaran Kapasitas Pembangkit sesuai
Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL)/Kesepakatan Transfer Tenaga listrik antara PT PLN
(Persero) dengan Perusahaan Pembangkit/PLN Pembangkitan.
• PT PLN (Persero) Pembangkitan Muara Tawar selaku pihak pemasok, selanjutnya disebut
PMT;
• PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B selaku pihak pemasok , selanjutnya disebut
TJB;
• PT PLN (Persero) Pembangkitan PLTGU Cilegon selaku pihak pemasok, selanjutnya disebut
CLG;
• PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali selaku pelaksana kontrak jual beli tenaga listrik yang
bertindak untuk dan atas nama pembeli, selanjutnya disebut P3B JB;
• Semua Perusahaan Pembangkit lain yang terhubung ke grid Sistem Jawa Bali.
C.2. DEFINISI
• REGION adalah Region Jawa Barat, Region Jakarta dan Banten, Region Jawa Tengah dan
DIY serta Region Jawa Timur dan Bali PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali Jawa Bali
• BOPS adalah Bidang Operasi Sistem yang merupakan bidang dari PT PLN (Persero) P3B
Jawa Bali dan bertugas menjalankan fungsi operator sistem dan menjalankan fungsi
pengelolaan transaksi tenaga listrik di sistem Jawa-Bali termasuk didalamnya pengelolaan
sistem metering.
• DMN adalah daya mampu netto Pembangkit sesuai kontrak jual beli tenaga listrik antara IP
atau Pembangkit dengan PLN.
• Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) adalah kontrak/perjanjian/ kesepakatan tentang
jual beli tenaga listrik atau Transfer Tenaga Listrik antara PLN dengan masing-masing
Penjual, yaitu: IP, PJB, PMT, TJB, CLG.
C.4. REFERENSI
Protap ini mengacu pada dokumen berikut:
1. Aturan Jaringan Sistem Jawa-Madura-Bali versi 2007
2. Generation Availability Data System - Data Reporting Instructions (GADS DRI) NERC 2007.
PO - Planned Outage: (Lihat definisi Outage pada Sub E.4.1. Protap ini).
MO - Maintenance Outage: (Lihat definisi Outage pada Sub E.4.1. Protap ini).
PE - Planned Outage Extension: (Lihat definisi Outage pada Sub E.4.1. Protap ini).
ME - Maintenance Outage Extension: (Lihat definisi Outage pada Sub E.4.1. Protap ini).
FO1 (U1) - Unplanned (Forced) Outage — Immediate: (Lihat definisi Outage pada
Sub E.4.1. Protap ini).
FO2 (U2) - Unplanned (Forced) Outage — Delayed: (Lihat definisi Outage pada Sub
E.4.1. Protap ini).
FO3 (U3) - Unplanned (Forced) Outage — Postponed: (Lihat definisi Outage pada
Sub E.4.1. Protap ini).
SF - Startup Failure: ((Lihat definisi Outage pada Sub E.4.1. Protap ini).
4. RS - Reserve Shutdown: (Lihat definisi Outage pada Sub E.4.3. Protap ini).
5. NC - Noncurtailing Event: (Lihat definisi Outage pada Sub E.4.3. Protap ini).
PD - Planned Derating: (Lihat definisi Outage pada Sub E.4.2. Protap ini).
MD (D4) - Maintenance Derating: (Lihat definisi Outage pada Sub E.4.2. Protap ini).
PDE (DP) – Planned Derating Extension: (Lihat definisi Outage pada Sub E.4.2. Protap
ini).
MDE (DM) - Maintenance Derating Extension: (Lihat definisi Outage pada Sub E.4.2.
Protap ini).
FD1 (D1) - Unplanned (Forced) Derating — Immediate: (Lihat definisi Outage pada
Sub E.4.2. Protap ini).
FD2 (D2) - Unplanned (Forced) Derating — Delayed: (Lihat definisi Outage pada Sub
E.4.2. Protap ini).
FD3 (D3) - Unplanned (Forced) Derating — Postponed: (Lihat definisi Outage pada
Sub E.4.2. Protap ini).
CATATAN TAMBAHAN
Pada Lampiran E-2, Lampiran E-3, dan Lampiran E-4 diuraikan beberapa contoh interpretasi dan
laporan Outage/Derating (termasuk kondisi OMC) yang diharapkan dapat memperjelas pengertian
kondisi-kondisi Pembangkit.
Kondisi yang tidak dapat digolongkan sebagai derating adalah sebagai berikut:
a) Daya mampu aktual Pembangkit yang lebih besar dari atau sama dengan 98% (sembilan
puluh delapan persen) dari DMN pembangkit dalam selang waktu setengah jam secara
terus-menerus.
b) Apabila diminta oleh Dispatcher BOPS atau REGION P3B untuk mencapai tingkat
pembebanan tertentu, dan pembebanan Pembangkit aktual mencapai tingkat pembebanan
tersebut dengan rentang -2% (minus dua persen) dari DMN dalam selang waktu setengah
jam secara terus-menerus.
maka tidak ada derating pada unit. Jika unit memerlukan waktu lebih panjang dibanding
waktu start up normal menuju beban penuh atau menuju beban yang ditentukan
dispatcher, maka unit dianggap mengalami derating. Kapasitas unit pada akhir periode
normal akan menentukan derate dan derate akan berlangsung sampai unit dapat mencapai
kemampuan beban penuh atau tingkat beban yang ditentukan dispatcher.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan kondisi Pembangkit adalah sebagai berikut:
a) Apabila selisih waktu aktual sinkronisasi Pembangkit ke sistem sesuai perintah sinkron
dispatcher lebih besar dari 5 (lima) menit (sesuai Grid Code SDC 7.4.3.a) dari target waktu
yang disampaikan oleh Dispatcher BOPS atau REGION P3B berdasarkan infromasi dari IP
atau Pembangkit, maka hal ini diperhitungkan sebagai kondisi Pembangkit.
b) Apabila tidak terdapat target waktu spesifik yang diminta oleh Dispatcher BOPS atau
REGION P3B dan tingkat pembebanan Pembangkit dicapai melebihi 2 (dua) menit dari
prakiraan waktu berdasarkan deklarasi ramping ratenya (sesuai Grid Code 7.4.3.b), maka
Pembangkit dianggap mengalami derating. Butir ini diberlakukan jika telah tersedia
infrastruktur (hardware dan software) yang mendukung.
c) Apabila terdapat target waktu spesifik yang diminta oleh Dispatcher BOPS dan REGION P3B,
dan bila tingkat pembebanan tersebut dicapai melebihi 2 (dua) menit dari target waktu
tersebut (sesuai Grid Code SDC 7.4.3.c), maka Pembangkit dianggap mengalami derating.
Butir ini diberlakukan jika telah tersedia infrastruktur (hardware dan software) yang
mendukung.
a) P3B:
Dispatcher BOPS untuk Pembangkit yang terhubung ke sistem 500 kV dan dispatcher
REGION P3B untuk Pembangkit yang terhubung ke sistem 150 kV dan 70 kV.
b) IP:
Supervisor Operasi atau Operator Pembangkit yang mewakili Supervisor Operasi.
c) PJB:
Supervisor Produksi atau Operator Pembangkit yang mewakili Supervisor Produksi.
d) PMT:
Operator pembangkit PLTGU Muara Tawar milik PMT
e) TJB:
Operator pembangkit PLTU Tanjung Jati B
f) CLG:
Operator pembangkit PLTGU Cilegon
Pelaksana proses acknowledgement penerimaan rekap data kondisi Pembangkit untuk periode
tertentu dalam operasi hari berjalan adalah sebagai berikut:
a) P3B:
Supervisor Operasi Real Time BOPS
b) IP:
Pelaksana Pengendalian Niaga UBP PT IP
c) PJB:
Supervisor Produksi atau Operator Pembangkit yang mewakili Supervisor Produksi.
d) PMT:
Operator pembangkit PLTGU Muara Tawar milik PMT
e) TJB:
Shift Leader Operator Pembangkit PLTU Tanjung Jati B
f) CLG:
Supervisor Produksi Pembangkit PLTGU Cilegon
Pelaksana proses konfirmasi harian kondisi Pembangkit harian ditentukan sebagai berikut:
a) P3B:
Supervisor Operasi Real Time BOPS
b) IP:
Supervisor Operasi dan Niaga UBP PT IP dan atau Staf Senior Meter dan Setelmen
c) PJB:
Supervisor RENDALOP dan atau staf yang mewakili di Unit Pembangkit
d) PMT:
Asisten Manager Operasi Real Time
e) TJB:
f) CLG:
Supervisor Produksi Pembangkit PLTGU Cilegon
D.2.2. TATA-CARA
a) Unit Pembangkit dengan DMN unit Pembangkit lebih besar atau sama dengan 15 MW harus
mendeklarasikan kepada dispatcher BOPS atau dispatcher REGION P3B atau dispatcher Sub-
Region Bali sesuai kewenangannya mengenai setiap kondisi Pembangkit aktual baik yang parsial
(derating), tidak siap sepenuhnya (DMN = 0) akibat PO, MO, atau FO, kondisi Unit yang siap ,
maupun kondisi non event curtailing (NC) untuk periode Mingguan (RDM) berikut Cause Code
nya. Data pembangkit yang tidak siap akan dimasukkan oleh BOPS ke dalam database HDKP.
Data unit Pembangkit yang siap akan di Dispatch dalam ROH (Rencana Operasi Harian).
b) Jika terjadi perubahan kondisi pembangkit dari RDM/ROH, maka pihak Pembangkit atau
BOPS/REGION P3B JB akan mendeklarasikan perubahan kondisi Pembangkit tersebut dengan
menyebutkan nama dan nomor unit Pembangkit, daya mampu Pembangkit maksimum, waktu
mulai dan berakhirnya kondisi tersebut, alasan kejadian, cause code komponen/kelompok dan
nama operator/supervisor yang melaporkan dalam Deklarasi Harian Kondisi Pembangkit (HDKP).
Jika tidak terdapat deklarasi perubahan kondisi Pembangkit maka daya mampu aktual Pembangkit
yang digunakan untuk keperluan perhitungan kondisi Pembangkit adalah daya mampu mutakhir
sesuai RDM yang disampaikan ke BOPS.
Setiap Operator atau Supervisor Operasi yang berkomunikasi secara elektronik, tertulis maupun suara
dengan Dispatcher adalah sah sebagai juru bicara unit Pembangkit.
c) Apabila telah menggunakan Aplikasi Dispatch, Supervisor Operasi atau Operator Pembangkit
yang mewakili Supervisor Operasi Pembangkit atau yang mewakili harus mengakui telah
menerima (acknowledgement) perintah dispatch atau daya mampu maksimum atau informasi
lainnya yang di-klaim oleh Dispatcher BOPS melalui Aplikasi Dispatch dan memberikan
komentar/informasi/persetujuan kondisi pembangkit atas perintah dispatcher. Apabila dalam
perintah Dispasthcer tidak ada waktu untuk memberikan perintah, maka Supervisor Operasi atau
Operator Pembangkit yang mewakili Supervisor Operasi Pembangkit wajib mengisikan dalam
aplikasi atas perintah dispathcer dan selanjutnya dispatcher hanya melakukan acknowledgement.
d) Apabila Aplikasi Dispatch tidak dapat berfungsi atau belum diimplementasikan, maka Dispatcher
BOPS, REGION dan Sub Region Bali harus mencatat semua data dari deklarasi yang dilakukan
operator Pembangkit dan informasi operasi pembangkit lainnya pada logbook operasi
sistem/logsheet. Komunikasi operasi tersebut harus pula direkam oleh BOPS dengan sarana voice
recorder. Hasil dari koordinasi mengenai data/informasi selanjutnya akan dimasukkan oleh BOPS
kedalam data base Aplikasi HDKP.
e) Supervisor Operasi Real Time BOPS akan mengirim rekap Data Awal kondisi Pembangkit harian
seperti daya mampu maksimum, penyebab kejadian dan cause codenya untuk data yang
sudah terkumpul pada periode tugas/shiftnya kepada Supervisor Pembangkit atau yang
mewakili melalui Web Aplikasi HDKP
f) Supervisor Pembangkit atau yang mewakili akan melakukan acknowledgement atas Data Awal
kondisi Pembangkit meliputi daya mampu maksimum, penyebab kejadian dan cause codenya
melalui Web Aplikasi HDKP.
g) Form H-DKP-P3B yang berisi Rekap Final data kondisi Pembangkit periode operasi mulai pukul
00:00 WIB hingga 24:00 WIB satu hari sebelumnya akan dikirim selambat-lambatnya pukul 10.00
WIB setiap harinya oleh Supervisor Operasi Real Time BOPS melalui Web Aplikasi HDKP untuk
selanjutnya dikonfirmasi oleh Supervisor Pembangkit atau yang mewakili. Lihat Lampiran D-3.
h) Supervisor Operasi dan Niaga UBP – IP, Supervisor di Unit Pembangkit – PJB, dan Asisten
Manager Operasi real Time - PLN PMT, Enjinir Operasi – TJB, Supervisor Produksi – CLG,
melakukan konfirmasi mengenai data kondisi Pembangkit periode operasi satu hari sebelumnya
mulai pukul 00:00 WIB hingga 24:00 WIB satu hari sebelumnya melalui Web Aplikasi HDKP Form
H-DKP-Pembangkit (lihat Lampiran D-4) selambat-lambatnya pukul 15:00 setiap harinya.
Konfirmasi yang perlu dilakukan yaitu:
Mengisi ruang "Konfirmasi" dengan huruf “S” jika data kondisi Pembangkit disepakati atau
mengisinya dengan huruf "TS" jika data kondisi Pembangkit belum disepakati.
IP, PJB, PMT, TJB dan CLG apabila diperlukan, memberikan penjelasan pada kolom
"Keterangan" terhadap data kondisi Pembangkit yang belum disepakati.
Mengisi, memperbaiki atau melengkapi data Cause Code penyebab kejadian pada ruang
yang terdapat di Aplikasi HDKP.
Jika a) tidak terdapat konfirmasi atas data kondisi harian hingga pukul 15:00 WIB keesokan
harinya atau pada hari kerja terdekat setelah hari libur; atau b) terdapat data yang tidak
dilengkapi dengan konfirmasi “S” atau “TS”, maka data kondisi yang disampaikan BOPS dianggap
sebagai data yang benar.
Apabila jadwal penyampaian deklarasi dan konfirmasi harian jatuh pada hari Sabtu, Minggu atau
hari libur, maka proses deklarasi dan konfirmasi sesuai Protap ini dilakukan pada hari kerja
terdekat setelah hari libur tersebut.
i) Selanjutnya, BOPS P3B akan memfasilitasi penyelesaian mengenai data kondisi yang belum
disepakati (berstatus “TS”) oleh IP, PJB, PMT, TJB, dan CLG berdasarkan data pendukung yang
ada.
j) Data kondisi yang telah disepakati akan digunakan oleh BOPS P3B sebagai dasar perhitungan
Indeks Kinerja Pembangkit. ..
k) Jika masih terdapat data kondisi yang belum disepakati, maka harus diselesaikan secara
kesepakatan bersama antara BOPS dan Pembangkit atau dilanjutkan kepada komisi Grid Code
l) BOPS harus menyampaikan hasil akhir penyelesaian data kondisi yang berstatus “TS”. Data
tersebut dapat dikoreksi dengan alasan yang disepakati oleh BOPS dan perusahaan Pembangkit.
(Lihat Lampiran D-6 dan D-7).
m) Apabila terdapat kendala pada saluran komunikasi untuk penggunaan Web Aplikasi HDKP, maka
proses konfirmasi dilakukan melalui email, facsimile atau ftp. Alamat email BOPS, UBP - IP, PJB,
PMT, TJB dan CLG serta server ftp dapat dilihat pada Lampiran D-1. Selanjutnya BOPS akan
mengisikan data tersebut ke database HDKP.
n) Untuk memperjelas proses pelaksanaan deklarasi kondisi pembangkit dapat dilihat pada Diagram
Alir pada Lampiran D-2
o) Penunjukan waktu di ruang kontrol P3B Gandul (berdasarkan GPS) digunakan sebagai Waktu
Standar untuk semua pencatatan dan pelaporan kejadian Pembangkit.
Indeks kinerja pembangkit yang disepakati untuk mengacu pada Protap ini yaitu:
Berikut digambarkan pengelompokan status unit pembangkit sebagai acuan dalam Protap ini.
TIDAK AKTIF
AKTIF
Scheduled D1 D2 D3 Scheduled U1 U2 U3 SF
*) Not connected, **) Connected
Dua kategori utama status unit pembangkit ditunjukkan pada Gambar-1, yaitu “AKTIF” dan ”TIDAK
AKTIF”. TIDAK AKTIF didefinisikan sebagai status unit tidak siap operasi untuk jangka waktu lama
karena unit dikeluarkan untuk alasan ekonomi atau alasan lainnya yang tidak berkaitan dengan
peralatan/instalasi pembangkit. Dalam kondisi ini, unit pembangkit memerlukan persiapan beberapa
hari sampai minggu/bulan untuk dapat siap operasi. Yang termasuk dalam kondisi ini adalah
“INACTIVE RESERVE” yaitu status bagi unit pembangkit yang direncanakan sebagai cadangan untuk
jangka panjang, “MOTHBALLED” yaitu status unit pembangkit yang sedang disiapkan untuk idle
dalam jangka panjang, dan “RETIRED” yaitu unit yang untuk selanjutnya diharapkan tidak beroperasi
lagi namun belum dibongkar instalasinya.
Bagian bawah Gambar-1 diatas menunjukkan berbagai status operasi unit pembangkit dengan
rincian hingga empat tingkatan. Rincian status demikian merupakan data input yang digunakan
dalam program perhitungan indeks kinerja pembangkit pada Aplikasi GAIS (Generation
Availability Information System).
Perpindahan kondisi outage ke kondisi outage lainnya dapat dilakukan setelah persoalan yang
mengakibatkan outage awal sudah diselesaikan dan unit siap dioperasikan sebagaimana sebelum
outage awal terjadi.
Tabel-E.3. dibawah ini menunjukkan perpindahan kondisi yang diizinkan.
KE ¾
U1 U2 U3 SF MO PO SE ME PE RS DE DM DP
DARI À
FO1 (U1) Y T T Y Y Y T T T Y
FO2 (U2) Y T T Y Y Y T T T Y
FO3 (U3) Y T T Y Y Y T T T Y
SF Y T T Y Y Y T T T Y
MO Y T T Y Y Y Y Y T Y
PO Y T T Y T Y Y T Y Y
ME Y T T Y T T Y Y T Y
PE Y T T Y T T Y T Y Y
SE Y T T Y T T Y Y Y Y
RS Y T T Y Y Y T T T Y
FD1 (D1) T T T
FD2 (D2) T T T
FD3 (D3) T T T
MD (D4) Standar IEEE 762 tidak mengizinkan perpindahan Y Y T
dari/ke status derating ke/dari jenis peristiwa yang lain
PD kecuali yang telah ditunjukkan (pada Tabel ini) Y T Y
DE Y
MDE (DM) Y T
PDE (DP) T Y
CATATAN:
”Y” berarti bisa pindah status; ”T” bearti tidak bisa pindah status
E.4. DEFINISI
E.4.1. OUTAGE
Outage terjadi apabila suatu unit tidak sinkron ke jaringan dan bukan dalam status Reserve
Shutdown. Klasifikasi outage secara umum dikelompokkan menjadi tujuh jenis kejadian.
Suatu outage dimulai ketika unit dikeluarkan dari jaringan atau pindah status misalnya dari status
Reserve Shutdown menjadi Maintenance Outage. Outage berakhir ketika unit terhubung ke jaringan
atau pindah ke status lain.
PO - Planned Outage: yaitu keluarnya pembangkit akibat adanya pekerjaan pemeliharaan periodik
pembangkit seperti inspeksi, overhaul atau pekerjaan lainnya yang sudah dijadwalkan sebelumnya
dalam rencana tahunan pemeliharaan pembangkit atau sesuai rekomendasi pabrikan.
CATATAN: ROM adalah Rencana Operasi Mingguan yang diterbitkan oleh P3B untuk periode operasi
mulai Jum’at pukul 00:00 WIB sampai dengan Kamis minggu berikutnya pukul 24:00 WIB.
SE - Scheduled Outage Extension: adalah perpanjangan dari Planned Outage (PO) atau
Maintenance Outage (MO), yaitu outage yang melampaui perkiraan durasi penyelesaian PO atau MO
yang telah ditentukan sebelumnya.
"Durasi yang ditentukan" dari outage juga menentukan "perkiraan tanggal penyelesaian” dari PO
atau MO. Jika unit dijadwalkan untuk perbaikan selama empat minggu, maka unit diharapkan sudah
siap operasi empat minggu setelah tanggal mulai outage. Dalam hal outage dimajukan atau
dimundurkan untuk keperluan sistem, maka tanggal mulai outage ditambah durasi outage akan
menentukan tanggal berakhirnya outage. Sepanjang outage tidak lebih lama dari yang direncanakan,
maka tanggal berakhirnya outage digeser agar bersamaan sesuai dengan periode durasi yang telah
ditentukan.
Dalam hal terdapat perpindahan status outage pembangkit, tanggal dan waktu akhir outage yang
satu akan menjadi awal outage berikutnya. Status unit hanya dapat diubah jika outage yang pertama
telah berakhir. Sebagai contoh, jika unit keluar paksa (FO/U1) disebabkan suatu tabung dinding air
bocor (tepat sebelum unit tersebut akan keluar terencana-PO), maka perbaikan kerusakan akibat
FO/U1 harus selesai terlebih dahulu sebelum status unit diubah dari U1 ke status PO. Petugas
pemeliharaan dapat memulai pekerjaan PO, namun status unit tidak akan menjadi PO sebelum
pekerjaan outage U1 selesai dan unit dapat beroperasi kembali.
Semua pekerjaan selama PO dan MO ditentukan terlebih dahulu dimuka dan dikenal sebagai "lingkup
pekerjaan awal". SE hanya digunakan pada kondisi dimana lingkup pekerjaan awal memerlukan
waktu lebih untuk penyelesaiannya dibanding yang dijadwalkan sebelumnya.
SE tidak digunakan dalam kondisi dimana ditemukan problem/permasalahan tak diduga pada saat
outage yang menyebabkan unit keluar dari sistem melampaui tanggal berakhirnya PO atau MO yang
diperkirakan. Kondisi ini dianggap sebagai Unplanned (Forced) Outage-Immediate (U1). SE juga tidak
digunakan pada kondisi dimana dijumpai permasalahan tak diduga ketika unit startup. Jika suatu unit
selesai PO atau MO sebelum tanggal penyelesaian yang diperkirakan, maka apapun permasalahan
yang menyebabkan outages atau deratings setelah tanggal penyelesaian tersebut tidak dianggap
sebagai bagian dari PO atau MO.
SE atau U1 harus mulai pada waktu yang sama (bulan/hari/jam/menit) yaitu pada saat PO atau MO
berakhir.
SF - Startup Failure: yaitu outage yang terjadi ketika suatu unit tidak mampu sinkron dalam waktu
start up yang ditentukan setelah dari status outage atau RSH.
Periode Startup untuk masing-masing unit ditentukan oleh Unit pembangkit. Hal ini spesifik untuk
tiap unit, dan tergantung pada kondisi unit ketika startup (panas, dingin, standby, dll.). Periode start
up dimulai dari perintah start dan berakhir ketika unit sinkron. SF berakhir ketika unit sinkron atau
unit berubah status.
FO - Forced Outage: yaitu keluarnya pembangkit akibat adanya kondisi emergensi pada
pembangkit atau adanya gangguan yang tidak diantisipasi sebelumnya serta yang tidak digolongkan
ke dalam MO atau PO.
FO1 (U1) - Unplanned (Forced) Outage — Immediate: adalah outage yang memerlukan
keluarnya pembangkit dengan segera baik dari kondisi operasi, RSH atau status outage lainnya. Jenis
outage ini diakibatkan oleh kontrol mekanik/electrical/hydraulic unit pembangkit trip atau ditripkan
oleh operator sebagai respon atas alarm/kondisi unit.
FO2 (U2) - Unplanned (Forced) Outage — Delayed: adalah outage yang tidak memerlukan unit
pembangkit untuk keluar segera dari sistem tetapi dapat ditunda paling lama dalam enam jam.
Outage jenis ini hanya dapat terjadi pada saat unit dalam keadaan terhubung ke jaringan serta
melalui proses penurunan beban bertahap.
FO3 (U3) - Unplanned (Forced) Outage — Postponed: adalah outage yang dapat ditunda lebih
dari enam jam. Outage jenis ini hanya dapat terjadi pada saat unit dalam keadaan terhubung ke
jaringan.
E.4.2. DERATING
Derating terjadi apabila daya keluaran (MW) unit kurang dari DMN-nya. Derating digolongkan
menjadi beberapa kategori yang berbeda. Derating dimulai ketika unit tidak mampu untuk mencapai
98% DMN dan lebih lama dari 30 menit. Kapasitas yang tersedia didasarkan pada keluaran unit dan
bukan pada instruksi dispacth. Derating berakhir ketika peralatan yang menyebabkan derating
tersebut kembali normal, terlepas dari apakah pada saat itu unit diperlukan sistem atau tidak.
Jika derating unit kurang dari 2% dari DMN dan kurang dari 30 menit, maka derating tersebut dapat
dilaporkan . Cara lainnya, semua deratings (lebih besar/kecil dari 2% DMN atau lebih pendek/panjang
dari 30 menit) dapat dilaporkan ke P3B.
Sebagai contoh, suatu derate 10% dari DMN tetapi berlangsung 10 menit perlu dilaporkan ke P3B;
suatu derate 1% dari DMN tetapi berlangsung 6 jam perlu dilaporkan ke P3B.
PD - Planned Derating: adalah derating yang dijadwalkan dan durasinya sudah ditentukan
sebelumnya dalam rencana tahunan pemeliharaan pembangkit. Derating berkala untuk pengujian,
seperti test klep turbin mingguan, bukan merupakan PD, tetapi MD (D4).
MD (D4) - Maintenance Derating: adalah derating yang dapat ditunda melampaui akhir periode
operasi mingguan (Kamis, pukul 24:00 WIB) tetapi memerlukan pengurangan kapasitas sebelum PO
berikutnya. D4 dapat mempunyai tanggal mulai yang fleksibel dan boleh atau tidak boleh mempunyai
suatu periode yang ditentukan.
MDE (DM) - Maintenance Derating Extension: adalah suatu pemeliharaan yang derating
perluasan sebagai suatu perluasan pemeliharaan derate (D4) di luar tanggal penyelesaian
diperkirakan. Ini artinya bahwa di awal Peristiwa D4, derate mempunyai waktu pekerjaan yang
diperkirakan dan termasuk tanggal unit untuk kembali operasi. Semua pekerjaan sepanjang D4
dijadwalkan (bagian dari lingkup pekerjaan asli) dan semua perbaikan ditentukan sebelum outage
mulai.
PDE (DP) – Planned Derating Extension: suatu outage perluasan direncanakan sebagai suatu
perluasan suatu Derate Direncanakan (PD) di luar tanggal penyelesaian diperkirakannya. Ini berarti
bahwa di awal PD, derate mempunyai jangka waktu yang diperkirakan (periode waktu) untuk
pekerjaan dan penetapan tanggal unit untuk kembali operasi. Semua pekerjaan sepanjang PD yang
dijadwalkan adalah (bagian dari lingkup pekerjaan yang asli) dan semua perbaikan ditentukan
sebelum outage mulai.
DE hanya digunakan apabila lingkup pekerjaan yang awal memerlukan waktu lebih untuk
menyelesaikan pekerjaannya dibanding waktu yang telah dijadwalkan. DE tidak digunakan dalam
kejadian dimana ada keterlambatan atau permasalahan tak diduga diluar lingkup pekerjaan awal
sehingga unit tersebut tidak mampu untuk mencapai beban penuh setelah akhir tanggal PD atau D4
yang diperkirakan. DE harus mulai pada waktu (bulan/hari/jam/menit) saat PD atau D4 direncanakan
berakhir.
FD1 (D1) - Unplanned (Forced) Derating — Immediate: adalah derating yang memerlukan
penurunan kapasitas segera (tidak dapat ditunda).
FD2 (D2) - Unplanned (Forced) Derating — Delayed: adalah derating yang tidak memerlukan
suatu penurunan kapasitas segera tetapi memerlukan penurunan dalam dalam waktu enam jam.
FD3 (D3) - Unplanned (Forced) Derating — Postponed: adalah derating yang dapat ditunda
lebih dari enam jam.
Pada saat unit sedang dalam status RS, seringkali pekerjaan pemeliharaan dilakukan yang
menyebabkan unit outage atau derating seandainya diminta operasi dan sinkron ke sistem. Jika
pekerjaan pemeliharaan tidak dapat dihentikan atau diselesaikan, maka status RS berubah menjadi
outage atau derating.NC – Kondisi Noncurtailing: adalah kondisi yang dapat terjadi kapan saja
dimana peralatan atau komponen utama tidak dioperasikan untuk keperluan pemeliharaan,
pengujian, atau tujuan lain yang tidak mengakibatkan unit outage atau derating.
NC juga dapat terjadi ketika unit pembangkit sedang beroperasi dengan beban kurang dari kapasitas
penuh yang terkait dengan kebutuhan pengaturan sistem. Selama periode ini, peralatan dapat
dipindahkan dari operasi untuk pemeliharaan, pengujian, atau lain pertimbangan dan dilaporkan
sebagai suatu NC jika kedua kondisi yang berikut dijumpai:
a) Kemampuan unit tidak berkurang sampai di bawah kebutuhan sistem; dan,
b) Pekerjaan dapat dihentikan atau diselesaikan dan tidak mengurangi kemampuan DMN serta waktu
ramp-up dalam jangkauan normal nya, jika dan ketika unit telah diperlukan oleh sistem.
Jika kondisi-kondisi ini tidak bisa dipenuhi, laporkan kejadian tersebut sebagai peristiwa outage atau
derating, bukannya suatu NC.
c). Derating saat Unit Startup atau Shutdown. Tiap unit mempunyai waktu "standar" atau
"normal" untuk mencapai beban penuh setelah/dari keadaan outage. Jika suatu unit dalam proses
start up dari kondisi outage ke tingkat beban penuh atau ke tingkat beban yang ditentukan sesuai
periode yang “normal”, maka tidak ada derating pada unit. Jika unit memerlukan waktu lebih
panjang dibanding waktu start up normal menuju beban penuh atau menuju beban yang ditentukan
dispatcher, maka unit dianggap mengalami derating. Kapasitas unit pada akhir periode normal akan
menentukan derate dan derate akan berlangsung sampai unit dapat mencapai kemampuan beban
penuh atau tingkat beban yang ditentukan dispatcher.
Tidak ada derating untuk unit shutdown. Setiap unit perlu shutdown dengan aman, dengan
mengurangi peralatan atau memperhatikan resiko keselamatan personil. Beberapa shutdowns dapat
cepat seperti layaknya unit trip; yang lain bisa lebih lambat seperti turunnya unit menuju PO. Dalam
kasus manapun, unit tidaklah derated.
Tujuan Kode Derating yang Dominan untuk menandai derating yg mendominasi pada peristiwa
Overlaping Deratings. Tandai derating yang dominan dengan ”D”, sehingga tidak akan terjadi
pengurangan derating pada peristiwa tersebut. Statistik Unjuk kerja Unit tidak akan terpengaruh.
Statistik Kode Penyebab akan jadi lebih akurat dengan jumlah pencatatan yang benar dan dampak
yang mendominasi derate.
i). Force Majeure Outage (FMO): yaitu keluarnya Pembangkit sebagai akibat dari terjadinya
bencana alam, perang, kekacauan umum, huru hara, sabotase, pemberontakan, pemogokan atau
larangan bekerja atau tindakan industrial oleh para buruh atau karyawan pihak terkait, dan kejadian
lainnya yang digolongkan sebagai peristiwa Sebab Kahar (force majeure) yang disepakati Penjual
dan Pembeli.
j). Force Majeure Derating, yaitu penurunan kemampuan Pembangkit sebagai akibat dari
terjadinya bencana alam, perang, kekacauan umum, huru hara, sabotase, pemberontakan,
pemogokan atau larangan bekerja atau tindakan industrial oleh para buruh atau karyawan pihak
terkait, dan kejadian lainnya yang digolongkan sebagai peristiwa Sebab Kahar (force majeure) yang
disepakati Penjual dan Pembeli.
k). Daya mampu aktual Pembangkit yang lebih besar dari atau sama dengan 98% (sembilan puluh
delapan persen) dari DMN Pembangkit dalam selang waktu setengah jam secara terus-menerus.
l). Apabila diminta oleh Dispatcher P3B atau REGION P3B untuk mencapai tingkat pembebanan
tertentu, dan pembebanan Pembangkit aktual mencapai tingkat pembebanan tersebut dengan
rentang -2% (minus dua persen) dari DMN dalam selang waktu setengah jam secara terus-menerus.
Dengan demikian, apabila tingkat pembebanan Pembangkit aktual lebih kecil dari tingkat
pembebanan yang diminta oleh Dispatcher P3B atau REGION P3B dikurangi 2% (dua persen) DMN,
maka Pembangkit dianggap mengalami derating sebesar DMN dikurangi tingkat pembebanan
aktualnya.
i). Dalam hal permintaan PO/MO yang sudah terjadwal ditunda karena kebutuhan sistem sehingga
menyebakan FO atau FD maka kondisi tersebut dikategorikan FO OMC atau FD OMC, jika
penyebabnya adalah komponen/system yang akan akan dilakukan PO/MO.
E.5. DURASI
Service Hours (SH): adalah jumlah jam operasi unit pembangkit tersambung ke jaringan transmisi,
baik pada kondisi operasi normal maupun kondisi derating.
Available Hours (AH): adalah jumlah jam unit pembangkit siap dioperasikan yaitu Service Hours
ditambah Reserve Shutdown Hours.
Planned Outage Hours (POH): adalah jumlah jam unit tidak dapat beroperasi sebagai akibat dari
Planned Outage untuk pelaksanaan pemeliharaan, inspeksi dan overhaul, yang telah dijadwalkan
jauh hari sebelumnya (misal: overhaul boiler, overhaul turbin) + Scheduled Outage Extensions
(SE) dari Planned Outages (PO).
Unplanned Outage Hours (UOH): adalah jumlah jam yang dialami selama Unplanned (Forced)
Outages U1, U2, U3) + Startup Failures (SF) + Maintenance Outages (MO) + Scheduled Outage
Extensions (SE) dari Maintenance Outages (MO).
Forced Outage Hours (FOH): adalah jumlah jam unit keluar paksa sebagai akibat dari gangguan
Unplanned (Forced) Outages (U1, U2, U3) + Startup Failures (SF).
Maintenance Outage Hours (MOH): adalah jumlah jam unit tidak dapat beroperasi sebagai akibat
dari keluar pemeliharaan karena Maintenance Outages (MO) + Scheduled Outage Extensions
(SE) dari Maintenance Outages (MO).
Unavailable Hours (UH): adalah jumlah jam dari semua Planned Outage Hours (POH) +
Unplanned (Forced) Outage Hours (FOH) + Maintenance Outage Hours (MOH).
Scheduled Outage Hours (SOH): adalah jumlah jam unit tidak dapat beroperasi sebagai akibat
dari keluar terencana baik Planned Outage maupun Maintenance Outage + Scheduled Outage
Extensions (SE) dari Maintenance Outages (MO) dan Planned Outages(PO).
Reserve Shutdown Hours (RSH): adalah jumlah jam unit tidak beroperasi karena tidak
dibutuhkan oleh sistem (pertimbangan ekonomi).
Synchronous Hours (Syn.H): adalah jumlah jam unit dalam kondisi kondensasi.
Period Hours (PH): adalah total jumlah jam dalam suatu periode tertentu yang sedang diamati
selama unit dalam status Aktif.
Unit Derating Hours (UDH): adalah jumlah jam unit mengalami derating.
Equivalent Seasonal Derated Hours (ESEDH): adalah perkalian antara MW derating unit
pembangkit akibat pengaruh cuaca/musim dengan jumlah jam unit pembangkit siap dibagi
dengan DMN.
Equivalent Forced Derated Hours (EFDH): adalah perkalian antara jumlah jam unit pembangkit
derating secara paksa (forced derating: D1, D2, D3) dengan besar penurunan derating dibagi
DMN. Setiap kejadian Forced Derating (D1, D2, D3) dikonversi menjadi jam ekivalen full outage,
yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi derating aktual (jam) dengan besar derating
(MW) dan membagi perkalian tersebut dengan DMN pembangkit (MW). Semua jam ekivalen ini
kemudian dapat dijumlahkan.
CATATAN: Termasuk Unplanned (Forced) Deratings (D1, D2, D3) selama Reserve Shutdowns
(RS). Besar derating dihitung dengan cara mengurangi Daya mamapu Netto dengan Daya Mampu
Aktual pembangkit.
Equivalent Planned Derated Hours (EPDH): adalah perkalian antara jumlah jam unit pembangkit
derating terencana (Planned Derating) termasuk Extension (DE) dan besar penurunan derating
dibagi dengan DMN. Setiap kejadian derating terencana (PD dan DE) dikonversi menjadi jam
ekivalen full outage, yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi derating aktual (jam) dengan
besar derating (MW) dan membagi perkalian tersebut dengan DMN pembangkit (MW). Semua
jam ekivalen ini kemudian dapat dijumlahkan.
CATATAN: Termasuk Planned Deratings (PD) selama Reserve Shutdowns (RS).
Equivalent Unplanned Derated Hours (EUDH): adalah perkalian antara jumlah jam unit
pembangkit derating tidak terencana (D1, D2, D3, D4, DE) dan besar penurunan derating dibagi
dengan DMN. Setiap kejadian Forced Derating (D1, D2, D3) dikonversi menjadi jam ekivalen full
outage, yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi derating aktual (jam) dengan besar
derating (MW) dan membagi perkalian tersebut dengan DMN pembangkit (MW). Semua jam
ekivalen ini kemudian dapat dijumlahkan.
CATATAN: Termasuk Unplanned (Forced) Deratings (D1, D2, D3) selama Reserve Shutdowns
(RS).
Equivalent Forced Derated Hours during Reserve Shutdown (EFDHRS): adalah perkalian
antara jumlah jam unit pembangkit forced derating (D1, D2, D3) selama reserve shutdown dan
besar penurunan derating dibagi dengan DMN. Setiap kejadian Forced Derating (D1, D2, D3)
selama reserve shutdown dikonversi menjadi jam ekivalen full outage, yang diperoleh dengan
cara mengalikan durasi derating aktual (jam) dengan besar derating (MW) dan membagi
perkalian tersebut dengan DMN pembangkit (MW). Semua jam ekivalen ini kemudian dapat
dijumlahkan.
Equivalent Planned Derated Hours During Reserve Shutdowns – EPDHRS (PD): adalah
perkalian antara jumlah jam unit keluar terencana (Planned Derating, PD) selama reserve
shutdown dan besar penurunan derating dibagi dengan DMN. Setiap kejadian planned derating
selama reserve shutdown dikonversi menjadi jam ekivalen full outage, yang diperoleh dengan
cara mengalikan durasi derating aktual (jam) dengan besar derating (MW) dan membagi
perkalian tersebut dengan DMN pembangkit (MW). Semua jam ekivalen ini kemudian dapat
dijumlahkan.
Availability Factor (AF): adalah rasio antara jumlah jam unit pembangkit siap beroperasi terhadap
jumlah jam dalam satu periode tertentu. Besaran ini menunjukkan prosentase kesiapan unit
pembangkit untuk dioperasikan pada satu periode tertentu.
Equivalent Availability Factor (EAF): adalah ekivalen Availability Factor yang telah
memperhitungkan dampak dari derating pembangkit.
Service Factor (SF): adalah rasio dari jumlah jam unit pembangkit beroperasi terhadap jumlah jam
dalam satu periode tertentu. Besaran ini menunjukkan prosentase jumlah jam unit pembangkit
beroperasi pada satu periode tertentu.
Planned Outage Factor (POF): adalah rasio jumlah jam unit pembangkit keluar terencana
(planned outage) terhadap jumlah jam dalam satu periode. Besaran ini menunjukkan prosentase
kondisi unit pembangkit akibat pelaksanaan pemeliharaan, inspeksi dan overhoul pada suatu
periode tertentu.
Maintenace Outage Factor (MOF): adalah rasio dari jumlah jam unit pembangkit keluar terencana
(Maintenace outage) terhadap jumlah jam dalam satu periode. Besaran ini menunjukkan
prosentase kondisi unit pembangkit akibat pelaksanaan perbaikan, pada suatu periode tertentu.
Scheduled Outage Factor (SOF): adalah rasio dari jumlah jam unit pembangkit keluar terencana
(planned outage dan maintenance outage) terhadap jumlah jam dalam satu periode. Besaran ini
menunjukkan prosentase kondisi unit pembangkit akibat pelaksanaan pemeliharaan, inspeksi dan
overhoul pada suatu periode tertentu.
Unit Derating Factor (UDF): adalah rasio dari jumlah jam ekivalem unit pembangkit mengalami
derating terhadap jumlah jam dalam satu periode. Besaran ini menunjukkan prosentase kondisi
unit pembangkit akibat derating, pada suatu periode tertentu.
Reserve Shutdown Factor (RSF): adalah rasio dari jumlah jam unit pembangkit keluar reserve
shutdown (RSH) terhadap jumlah jam dalam satu periode. Besaran ini menunjukkan prosentase
unit pembangkit reserve shutdown, pada suatu periode tertentu.
Forced Outage Factor (FOF): adalah rasio dari jumlah jam unit pembangkit keluar paksa (FOH)
terhadap jumlah jam dalam satu periode. Besaran ini menunjukkan prosentase kondisi unit
pembangkit akibat FO, pada suatu periode tertentu.
Forced Outage Rate (FOR): adalah jumlah jam unit pembangkit dikeluarkan dari sistem (keluar
paksa) dibagi jumlah jam unit pembangkit dikeluarkan dari sistem ditambah jumlah jam unit
pembangkit beroperasi, yang dinyatakan dalam prosen.
Forced Outage Rate demand (FORd): adalah (f x FOH) dibagi [(f x FOH)+SH]. Besaran ini
menunjukkan tingkat gangguan outage tiap periode operasi yang diharapkan.
Equivalent Forced Outage Rate (EFOR): adalah Forced Outage Rate yang telah
memperhitungkan dampak dari derating pembangkit.
Equivalent Forced Outage Rate demand (EFORd): adalah [(fxFOH)+(fpxEFDH)] dibagi [(f x
FOH) + SH]. Besaran ini menunjukkan tingkat gangguan outage dan derating tiap periode
operasi yang diharapkan.
Net Capacity Factor (NCF): adalah rasio antara total produksi netto dengan daya mampu netto
unit pembangkit dikali dengan jam periode tertentu (umumnya periode 1 tahun, 8760 atau 8784
jam).
Net Output Factor (NOF): adalah rasio antara total produksi netto dengan daya mampu netto unit
pembangkit dikali dengan jumlah jam unit pembangkit beroperasi.
Plant Factor (PF): adalah rasio antara total produksi netto dengan perkalian antara DMN dan
jumlah jam unit pembangkit siap dikurangi jumlah jam ekivalen unit pembangkit derating akibat
forced derating, maintenance derating, planned derating, dan derating karena cuaca/musim.
SH
3 Service Factor [ SF ] = × 100%
PH
POH
4 Planned Outage Factor [ POF ] = × 100%
PH
MOH
5 Maintenance Outage Factor [ MOF ] = × 100%
PH
RSH
6 Reserve Shutdown Factor [ RSF ] = × 100%
PH
EPDH + EUDH
7 Unit Derating Factor [ UDF ] = × 100%
PH
POH + MOH
8 Scheduled Outage Factor [ SOF ] = × 100%
PH
FOH
9 Forced Outage Factor [ FOF ] = × 100 %
PH
FOH
10 Forced Outage Rate [ FOR ] = × 100 %
FOH + SH + Synchronou sHours
f × FOH
11 Forced Outage Rate demand [FORd] = × 100 %
( f × FOH ) + SH
FOH + EFDH
12 Equivalent Forced Outage Rate [EFOR] = × 100 %
FOH + SH + Synchr . Hrs . + EFDHRS
Pr oduksi Netto
14 Net Capacity Factor [ NCF ] = PH × DMN × 100 %
Pr oduksi Netto
15 Net Output factor [ NOF = SH × DMN
× 100 %
]
Pr oduksi Netto
16 Plant Factor [ PF ] = ( AH −( EPDH+ EUDH ))×DMN × 100%
ΣSH
3 Service Factor [ SF ] = × 100%
ΣPH
ΣPOH
4 Planned Outage Factor [ POF ] = × 100%
ΣPH
ΣMOH
5 Maintenance Outage Factor [ MOF ] = × 100%
ΣPH
ΣRSH
6 Reserve Shutdown Factor [ RSF ] = × 100%
ΣPH
Σ( EPDH + EUDH )
7 Unit Derating Factor [ UDF ] = × 100%
ΣPH
Σ( POH + MOH )
8 Scheduled Outage Factor [ SOF ] = × 100%
ΣPH
Σ FOH
9 Forced Outage Factor [ FOF ] = × 100 %
Σ PH
Σ FOH
10 Forced Outage Rate [ FOR ] = × 100 %
Σ ( FOH + SH + Synchr . Hours )
Σ ( f × FOH )
11 Forced Outage Rate demand [ FORd] = × 100 %
Σ (( f × FOH ) + SH )
Σ ( FOH + EFDH )
12 Equivalent Forced Outage Rate [ EFOR] = × 100 %
Σ ( FOH + SH + Synchr . Hrs . + EFDHRS )
Σ Pr oduksi Netto
14 Net Capacity Factor [ NCF ] = Σ ( PH × DMN )
× 100 %
Σ Pr oduksi Netto
15 Net Output factor [ NOF ] = Σ ( SH × DMN )
× 100 %
Σ Pr oduksi Netto
16 Plant Factor [ PF ] = Σ(( AH −( EPDH+ EUDH ))×DMN ) × 100%
2 W Equivalent (Eq) Availability Factor - Σ[( AH − ( EFDH + EMDH + EPDH + ESEDH ))] × DMN
= ×100%
[WEAF] Σ ( PH × DMN )
Σ( SH × DMN )
3 W Service Factor [WSF] = × 100%
Σ( PH × DMN )
Σ( POH × DMN )
4 W Planned Outage Factor [WPOF] = ×100%
Σ( PH × DMN )
Σ( MOH × DMN )
5 W Maintenance Outage Factor [WMOF] = × 100%
Σ( PH × DMN )
Σ( RSH × DMN )
6 W Reserve Shutdown Factor [WRSF] = ×100%
Σ( PH × DMN )
Σ ( FOH × DMN )
9 W Forced Outage Factor [WFOF] = × 100 %
Σ ( PH × DMN )
Σ ( FOH × DMN )
10 W Forced Outage Rate [WFOR] = × 100 %
Σ [( FOH + SH + Synchr . Hours ) × DMN ]
W Forced Outage Rate demand Σ [( f × FOH ) × DMN ]
11 [WFORd] = × 100 %
Σ [(( f × FOH ) + SH ) × DMN ]
Σ Pr oduksi Netto
14 W Net Capacity Factor [WNCF] = Σ ( PH × DMN )
× 100 %
Σ Pr oduksi Netto
15 W Net Output factor [WNOF] = Σ ( SH × DMN )
× 100 %
Σ Pr oduksi Netto
16 W Plant Factor [WPF] = Σ(( AH −( EPDH+ EUDH ))×DMN ) × 100%
1 XAF, XWAF Lihat Formula No. 1 pada Sub E.7.1., E.7.2., dan E.7.3.
2 XEAF, XWEAF Lihat Formula No. 2 pada Sub E.7.1., E.7.2., dan E.7.3.
3 XSF, XWSF Lihat Formula No. 3 pada Sub E.7.1., E.7.2., dan E.7.3.
4 XPOF, XWPOF Lihat Formula No. 4 pada Sub E.7.1., E.7.2., dan E.7.3.
5 XRSF, XWMOF Lihat Formula No. 5 pada Sub E.7.1., E.7.2., dan E.7.3.
6 XRSF, XWRSF Lihat Formula No. 6 pada Sub E.7.1., E.7.2., dan E.7.3.
7 XUDF, XUDF Lihat Formula No. 7 pada Sub E.7.1., E.7.2., dan E.7.3.
8 XSOF, XWSOF Lihat Formula No. 8 pada Sub E.7.1., E.7.2., dan E.7.3.
9 XFOF, XWFOF Lihat Formula No. 9 pada Sub E.7.1., E.7.2., dan E.7.3.
10 XFOR, XWFOR Lihat Formula No. 10 pada Sub E.7.1., E.7.2., dan E.7.3.
11 XFORd, XWFORd Lihat Formula No. 11 pada Sub E.7.1., E.7.2., dan E.7.3.
12 XEFOR, XWEFOR Lihat Formula No. 12 pada Sub E.7.1., E.7.2., dan E.7.3.
13 XEFORd, XWEFORd Lihat Formula No. 13 pada Sub E.7.1., E.7.2., dan E.7.3.
14 XNCF, XWNCF Lihat Formula No. 14 pada Sub E.7.1., E.7.2., dan E.7.3.
15 XNOF, XWNOF Lihat Formula No. 15 pada Sub E.7.1., E.7.2., dan E.7.3.
16 XPF, XWPF Lihat Formula No. 16 pada Sub E.7.1., E.7.2., dan E.7.3.
4 (empat) metoda Formula Baku Indeks Kinerja Pembangkit tersebut dipakai dan diinformasikan
secara bersama-sama dalam aplikasi berbasis web GAIS (Generation Availability Information System),
dengan maksud agar semua pihak yang berkepentingan bisa mendapatkan informasi data kinerja
dan statistik peristiwa pembangkit pada Sistem Jawa Bali secara cepat, tepat, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Perhitungan FORd dan EFORd dapat dipakai jika SH, FOH, atau RSH memenuhi kriteria berikut ini:
CATATAN KHUSUS
Pada Lampiran E-4 dijelaskan metode Sintesis dan Fleet-type Roll Up untuk menentukan data dan
menghitung kinerja PLTGU secara BLOK dengan data laporan dari masing-masing unit GT/ST.
Metode ini tidak digunakan P3B dalam perhitungan secara sistem. Metode ini biasa digunakan secara
khusus untuk menunjukkan hubungan sebab-akibat terjadinya kondisi unit-unit (GT/ST) pada PLTGU.
F. PENUTUP
Prosedur tetap ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Dengan pemberlakuan Protap ini maka prosedur
lainnya diluar mekanisme pada Protap ini dinyatakan tidak berlaku.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran D-1:
DAFTAR ALAMAT KOMUNIKASI
pdn.kmj@indonesiapower.co.id
pdn.sla@indonesiapower.co.id
pdn.tgp@indonesiapower.co.id
pdn.prg@indonesiapower.co.id
pdn.sgl@indonesiapower.co.id
pdn.smg@indonesiapower.co.id
pdn.bli@indonesiapower.co.id
pdn.mrc@indonesiapower.co.id
Lampiran D-2:
DIAGRAM ALIR PROSES DEKLARASI KONDISI PEMBANGKIT
Dispatcher
mengirimkan
perintah
Operator menerima
perintah
Media
Entry Aplikasi Telpon Penyampaian
Dispatch Dispatch
Aplikasi Dispatch
Dispatcher Operator
Acknowledge Acknowledge
Data Base
PROSEDUR TETAP DEKLARASI KONDISI PEMBANGKIT DAN INDEKS KINERJA PEMBANGKIT PT PLN No. Dokumen : PLN/DKP-IKP/2007-01
(PERSERO)
Berlaku Efektif : Juni 2007
Lampiran D-3:
Form. H-DKP-P3B
REALISASI KONDISI PEMBANGKIT HARIAN
UBP : ................................….
Tanggal : ....................................
Minggu Operasi Periode : ...................……………...
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Catatan:
- Kolom 3 dan kolom 6 diisi dengan tanggal dan jam pada saat komunikasi antara dispatcher dan operator Pembangkit dilakukan.
- Kolom 4 dan kolom 5 diisi dengan tanggal dan jam mulai dan berakhirnya kondisi Pembangkit. Jam (hh:mm) pada kolom 4 diisi 00:XX jika kondisi lanjutan dari sebelumnya dan atau kolom 5
diisi 24:XX jika kondisi masih berlanjut.
- Kolom 7 diisi dengan kondisi/status Pembangkit yaitu (pilih salah satu): PO, PE, MO, ME, RS, FO(FO1, FO2, FO3, SF), SD(PD, PDE, MD, MDE), FD(FD1, FD2, FD3), atau NC, diiringi
dengan kode penyebab (Cause Code) pada kolom 8 dan alasan terjadinya kondisi tersebut pada kolom 9 oleh Dispatcher.
- Kolom 10 diisi (jika terdapat 2 kondisi atau lebih dalam waktu bersamaan) dengan ”B” untuk kondisi biasa dan ”D” untuk kondisi yang dominan
- Kolom 12 diisi dengan nama Dispatcher yang bertugas dengan mencirikan asalnya pada akhir nama seperti B untuk BOPS dan R1, R2, R3, R4 untuk masing-masing Region terkait.
- Jika tidak terdapat data, maka pengisian pada kolom terkait diisi dengan TAD
PROSEDUR TETAP DEKLARASI KONDISI PEMBANGKIT DAN INDEKS KINERJA PEMBANGKIT PT PLN No. Dokumen : PLN/DKP-IKP/2007-01
(PERSERO)
Berlaku Efektif : Juni 2007
UBP : ................................….
Tanggal : ....................................
Minggu Operasi Periode : ...................……………...
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Catatan:
- Kolom 3 dan kolom 6 diisi dengan tanggal dan jam pada saat komunikasi antara dispatcher dan operator Pembangkit dilakukan.
- Kolom 4 dan kolom 5 diisi dengan tanggal dan jam mulai dan berakhirnya kondisi Pembangkit. Jam (hh:mm) pada kolom 4 diisi 00:XX jika kondisi lanjutan dari sebelumnya dan atau kolom 5
diisi 24:XX jika kondisi masih berlanjut.
- Kolom 7 diisi dengan kondisi/status Pembangkit yaitu (pilih salah satu): PO, PE, MO, ME, RS, FO(FO1, FO2, FO3, SF), SD(PD, PDE, MD, MDE), FD(FD1, FD2, FD3), atau NC, diiringi
dengan kode penyebab (Cause Code) pada kolom 8 dan alasan terjadinya kondisi tersebut pada kolom 9 oleh Dispatcher
- Kolom 10 diisi (jika terdapat 2 kondisi atau lebih dalam waktu bersamaan) dengan ”B” untuk kondisi biasa dan ”D” untuk kondisi yang dominan.
- Kolom 13 diisi dengan nama Operator Pembangkit yang bertugas.
- Kolom 14 diisi dengan “S” untuk data yang disepakati atau “TS” untuk data yang tidak disepakati diiringi dengan keterangannya pada kolom 15.
- Jika tidak terdapat data, maka pengisian pada kolom terkait diisi dengan TAD
Jakarta, ...........................200..
UBP............................... IP/PJB/PMT/TJB/CLG
Supervisor Pengendalian Niaga UBP - IP /Asisten Manager Manajemen Energi PJB/PLN PMT/PLN TJB/PLN CLG
PROSEDUR TETAP DEKLARASI KONDISI PEMBANGKIT DAN INDEKS KINERJA PEMBANGKIT PT PLN No. Dokumen : PLN/DKP-IKP/2007-01
(PERSERO)
Berlaku Efektif : Juni 2007
Lampiran D-5:
Form. H-DKP-S-P3B
REALISASI KONDISI PEMBANGKIT YANG DISETUJUI
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13 14 15
Catatan:
- Kolom 3 dan kolom 4 diisi dengan jam mulai dan berakhirnya status Pembangkit. Jam (hh:mm) pada kolom 3 diisi 00:XX jika kondisi lanjutan dari sebelumnya dan atau kolom 4 diisi 24:XX jika
kondisi masih berlanjut.
- Kolom 5 diisi dengan kondisi/status Pembangkit yaitu (pilih salah satu): PO, PE, MO, ME, RS, FO(FO1, FO2, FO3, SF), SD(PD, PDE, MD, MDE), FD(FD1, FD2, FD3), atau NC, diiringi
dengan kode penyebab (Cause Code) pada kolom 6 dan alasan terjadinya kondisi tersebut pada kolom 7 oleh Dispatcher
- Kolom 8 diisi (jika terdapat 2 kondisi atau lebih dalam waktu bersamaan) dengan ”B” untuk kondisi biasa dan ”D” untuk kondisi yang dominan
- Kolom 10 (DMN) diisi dengan daya mampu netto dikontrak.
- Jika tidak terdapat data, maka pengisian pada kolom terkait diisi dengan TAD
Jakarta, ...........................200..
PT PLN (Persero) P3B JB Bidang Operasi Sistem
......................................
D.M. Transaksi Tenaga Listrik
PROSEDUR TETAP DEKLARASI KONDISI PEMBANGKIT DAN INDEKS KINERJA PEMBANGKIT PT PLN No. Dokumen : PLN/DKP-IKP/2007-01
(PERSERO)
Berlaku Efektif : Juni 2007
Lampiran D-6:
Form. H-DKP-TS-P3B
REALISASI KONDISI PEMBANGKIT YANG BELUM DISETUJUI
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13 14 15
Catatan:
- Kolom 3 dan kolom 4 diisi dengan jam mulai dan berakhirnya status Pembangkit. . Jam (hh:mm) pada kolom 3 diisi 00:XX jika kondisi lanjutan dari sebelumnya dan atau kolom 4 diisi 24:XX jika
kondisi masih berlanjut.
- Kolom 5 diisi dengan kondisi/status Pembangkit yaitu (pilih salah satu): PO, PE, MO, ME, RS, FO(FO1, FO2, FO3, SF), SD(PD, PDE, MD, MDE), FD(FD1, FD2, FD3), atau NC, diiringi
dengan kode penyebab (Cause Code) pada kolom 6 dan alasan terjadinya kondisi tersebut pada kolom 7 oleh Dispatcher
- Kolom 8 diisi (jika terdapat 2 kondisi atau lebih dalam waktu bersamaan) dengan ”B” untuk kondisi biasa dan ”D” untuk kondisi yang dominan
- Kolom 10 (DMN) diisi dengan daya mampu netto dikontrak.
- Jika tidak terdapat data, maka pengisian pada kolom terkait diisi dengan TAD
Jakarta, ...........................200..
PT PLN (Persero) P3B JB Bidang Operasi Sistem
......................................
D.M. Transaksi Tenaga Listrik
PROSEDUR TETAP DEKLARASI KONDISI PEMBANGKIT DAN INDEKS KINERJA PEMBANGKIT PT PLN No. Dokumen : PLN/DKP-IKP/2007-01
(PERSERO)
Berlaku Efektif : Juni 2007
Lampiran D-7:
Form. H-DKP-TS-Pembangkit
REALISASI KONDISI PEMBANGKIT YANG BELUM DISETUJUI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Catatan:
- Kolom 3 dan kolom 4 diisi dengan jam mulai dan berakhirnya status Pembangkit. . Jam (hh:mm) pada kolom 3 diisi 00:XX jika kondisi lanjutan dari sebelumnya dan atau kolom 4 diisi 24:XX jika
kondisi masih berlanjut.
- Kolom 5 diisi dengan kondisi/status Pembangkit yaitu (pilih salah satu): PO, PE, MO, ME, RS, FO(FO1, FO2, FO3, SF), SD(PD, PDE, MD, MDE), FD(FD1, FD2, FD3), atau NC, diiringi
dengan kode penyebab (Cause Code) pada kolom 6 dan alasan terjadinya kondisi tersebut pada kolom 7 oleh Dispatcher
- Kolom 8 diisi (jika terdapat 2 kondisi atau lebih dalam waktu bersamaan) dengan ”B” untuk kondisi biasa dan ”D” untuk kondisi yang dominan
- Kolom 9 (DMN) diisi dengan daya mampu netto dikontrak
- Kolom 12 diisi dengan nama Dispatcher yang bertugas dengan mencirikan asalnya pada akhir nama seperti U untuk BOPS dan R1, R2, R3, R4 untuk masing-masing Region terkait.
- Kolom 14 diisi dengan “S” untuk data yang disepakati atau “TS” untuk data yang tidak disepakati” diiringi dengan keterangannya pada kolom 15 dan dilampirkan data pendukungnya.
- Jika tidak terdapat data, maka pengisian pada kolom terkait diisi dengan TAD
Jakarta, ...........................200..
UBP...............................IP/PJB/PMT/TJB/CLG
...... ......................................
Asisten Manager Pengendalian Operasi Real Time IP /Asisten Manager Manajemen Energi PJB/PLN PMT/PLN TJB/PLN CLG
Lampiran E-1:
KODE PENYEBAB (CAUSE CODE) KONDISI PEMBANGKIT
PANDUAN PEMILIHAN KODE
Lampiran ini berisi kode system/component penyebab untuk melengkapi Laporan Peristiwa ke
P3B. Rincian Kode Penyebab Sistem/Komponen Peristiwa per jenis pembangkit (PLTA, PLTG,
PLTGU, PLTU, PLTD, dan PLTP), secara beturut-turut, terdapat pada Lampiran E-1A s.d E-1F di
bawah ini.
Tujuan dari lampiran ini bukan untuk menyediakan semua kode penyebab atau komponen yang
mungkin, tetapi hanya secara garis besar. Laporan detil yang lebih spesifik mengenai
penyebab/koomponen, jenis gangguan, metoda repair, dan/atau kombinasi laporan peristiwa
tersebut dapat diuraiakan secara verbal pada laporan peristiwa. Juga, perusahaan mempunyai
pilihan melaporkan informasi lebih terperinci mengenai cara di mana sistem atau komponen
mengalami gangguan.
Kriteria berikut diharapkan dapat digunakan utuk memilih suatu kode:
Cari kode penyebab peristiwa pada sistem atau komponen utama yang bertanggung jawab
terhadap peristiwa, yang bukan pada komponen alat bantu atau operasi yang mencetuskan
gangguan sistem atau komponen utama. Sebagai contoh, gangguan dari saluran udara menuju
salah satu klep pengatur feedwater bisa menyebabkan klep itu menutup, sehingga aliran uap
boiler menurun. Dalam hal ini, kode penyebabnya adalah klep pengatur feedwater, bukan kode
sistem pelayanan udaranya. Fakta bahwa klep menutup dipicu oleh gangguan saluran udara di
catat dalam uraian verbal. Pada sisi lain, jika tertutupnya klep pengatur feedwater diakibatkan
oleh hilangnya seluruh setasiun udara, kode penyebab untuk sistem setasiun udara akan
dilaporkan sebagai penyebab utama dari peristiwa. Dalam hal ini, masalah sistem setasiun udara
menyebabkan gangguan pemakaian banyak klep dan instrumen seluruh pembangkit.
Laporan Power Supply (pusat-pusat kendali motor, breakers, dll.) yang melayani komponen
tertentu menggunakan kode komponen itu. Laporan sistem catu daya yang melayani berbagai
komponen menggunakan kode sistem power supply. Sebagai contoh, jika gangguan breaker
mengakibatkan hilangnya suatu FD fan, kode FD fan akan digunakan. Namun, jika masalah AC
power supply distribution menyebabkan tidak hanya hilangnya FD fan tetapi juga beberapa
komponen utama lain, maka gunakan kode AC power supply distribution.
Laporan Instrumen atau Controls (seperti pressure switches, pressure regulators, position
indicators, dll.) yang menjadi bagian tertentu dari fan, pompa, atau klep, menggunakan kode
komponen itu. Kode telah disediakan untuk beberapa sistem kontrol, seperti kontrol feedwater.
Kode Major Overhaul hanya untuk pekerjaan memeriksaan secara seksama yang tidak spesifik.
Pekerjaan pembetulan skala besar yang dilakukan selama major overhaul diharapkan dilaporkan
secara terpisah menggunakan kode yang sesuai. Sebagai contoh, ketika dilakukan general turbine
overhaul dilakukan juga reblading roda turbin tekanan tinggi. Gunakan kode 4400 untuk
melaporkan overhaul dan termasuk seperti pembukaan dan penutupan turbin, pembersihan, dan
minor repairs sampai jam manusia bekerja. Gunakan kode 4012 untuk melaporkan reblading roda
turbin HP dan termasuk hanya manhours worker pada field jam manusia bekerja reblading.
Kode "External" dan "Safety, Regulatory, and Environmental " hanya ketika tidak ada
kode penyebab system/component lain yang cocok. Sebagai contoh, jika batas emisi terlewati
karena salah memasang corong asap gas secrubber, gunakan kode secrubber. Namun, jika batas
emisi terlewati, sementara secrubber berfungsi dengan baik, maka gunakan kode Environmental.
Lampiran E-1A:
RINCIAN KODE PENYEBAB KONDISI PEMBANGKIT - PLTA
BALANCE OF PLANT
Electrical 3600-3689
3600 Switchyard transformers and associated cooling systems
3611 Switchyard circuit breakers
3612 Switchyard system protection devices
3619 Other switchyard equipment
3620 Main transformer
3621 Unit auxiliaries transformer
3622 Station service startup transformer
3623 Auxiliary generators
3624 Auxiliary generator voltage supply system
3629 Other switchyard or high voltage system problems
3630 400-700-volt transformers
3631 400-700-volt circuit breakers
3632 400-700-volt conductors and buses
3633 400-700-volt insulators
3634 400-700-volt protection devices
3639 Other 400-700-volt problems
3640 AC instrument power transformers
3641 AC Circuit breakers
3642 AC Conductors and buses
3643 AC Inverters
3644 AC Protection devices
3649 Other AC instrument power problems
3650 DC instrument power battery chargers
3651 DC circuit breakers
3652 DC conductors and buses
3653 DC protection devices
3659 Other DC power problems
3660 4000-7000-volt transformers
3661 4000-7000-volt circuit breakers
3662 4000-7000-volt conductors and buses
3663 4000-7000-volt insulators
3664 4000-7000-volt protection devices
3669 Other 4000-7000-volt problems
3670 12-15kV transformers
3671 12-15kV circuit breakers
3672 12-15kV conductors and buses
3673 12-15kV insulators
3674 12-15kV protection devices
3679 Other 12-15kV problems
3680 other voltage transformers
3681 other voltage circuit breakers
3682 other voltage conductors and buses
3683 other voltage insulators
3684 other voltage protection devices
3689 Other voltage problems
GENERATOR
Satuan kode ini berisi generator, exciter, sistim pendingin generator, dan kendali generator.
Bagian utama dari generator sampai dengan CB keluaran generator tercakup pada satuan kode ini.
Generator 4500-4590
4500 Rotor windings (including damper windings and fan blades on hydro units)
4510 Rotor collector rings
4511 Rotor, General
4520 Stator windings, bushings, and terminals
4530 Stator core iron
4535 Stator, General
4540 Brushes and brush rigging
4550 Generator bearings and lube oil system (including thrust bearings on hydro units)
4555 Bearing cooling system
4560 Generator vibration (excluding vibration due to failed bearing and other components)
4570 Generator casing
4580 Generator end bells and bolting
4590 Generator brakes
Exciter 4600-4609
4600 Exciter drive - motor
4601 Exciter field rheostat
4602 Exciter commutator and brushes
4603 Solid state exciter element
4604 Exciter drive - shaft
4605 Exciter transformer
4609 Other exciter problems
Cooling System 4610-4650 (report failures caused by water leaks into generator as codes
4500, 4510, etc.)
4610 Hydrogen cooling system piping and valves
4611 Hydrogen coolers
4612 Hydrogen storage system
4613 Hydrogen seals
4619 Other hydrogen system problems
4620 Air cooling system
4630 Liquid cooling system
4640 Seal oil system and seals
4650 Other cooling system problems
Controls 4700-4750
4700 Generator voltage control
4710 Generator metering devices
4720 Generator synchronization equipment
4730 Generator current and potential transformers
4740 Emergency generator trip devices
4750 Other generator controls and metering problems
HYDRO TURBINE/PUMP
Turbine 7000-7099
7000 Shaft
7001 Shaft packing
7003 Lube oil system (use code 7007 to report bearing failures due to lube oil problems)
7007 Bearings
7008 Bearing cooling system
7009 Bearing oil system
7010 Runner cavitation damage
7011 Other runner problems
7012 Casing, wear ring, or liner cavitation damage
7014 Blade or bucket cracking
7020 Nozzle assembly
7030 Vibration (Only for unbalance, report bearing failure, etc., in appropriate category)
7040 Turbine overhaul
7050 Turbine governor
7052 Other turbine control problems (Report specific wicket gate controls, etc., using the code for
the appropriate equipment item.)
7053 Governor oil system
7099 Other turbine problems
Water Supply/Discharge 7100-7199
7100 Upper reservoir dams and dikes
7101 Lower reservoir dams and dikes
7102 Auxiliary reservoir dams and dikes
7110 Intake channel or flume (including trash racks)
7111 Intake tunnel
7120 Headgates
7121 Shutoff valves
7123 Shutoff valve bypass line and valve
7124 Penstock
7130 Spiral case
7140 Wicket gate assembly
7141 Wicket gate operating mechanism or positioner
7142 Wicket gate shear pin
7150 Stay vanes
7160 Pressure regulating valve
7161 Pressure regulating valve operator or positioner
7162 Relief valve and vacuum breakers
EXTERNAL
Gunakan satuan kode ini untuk melaporkan peristiwa yang disebabkan oleh faktor eksternal (banjir,
kilat, dll); faktor ekonomi (ketiadaan bahan bakar, tekanan pekerja, dll.); pelatihan operator; dan,
permasalahan sistem transmisi di luar pembangkit.
Catastrophe 9000-9040
9000 Flood
9010 Fire, not related to a specific component
9020 Lightning
9025 Geomagnetic disturbance
9030 Earthquake
9035 Hurricane
9036 Storms (ice, snow, etc)
9040 Other catastrophe
Economic 0000; 9135-9160
0000 Reserve shutdown
9135 Lack of water
9137 Ground water or other water supply problems.
9140 Plant modifications to burn different fuel that are not regulatory mandated
9150 Labor strikes company-wide problems or strikes outside the company’s jurisdiction such as
manufacturers (delaying repairs) or transportation (fuel supply) problems.
9151 Labor strikes direct plant management grievances that result in a walkout or strike are under
plant management control.
9160 Other economic problems
9180 to 9199 Economic (for internal use at plants only)
Miscellaneous (External) 9300-9320
9300 Transmission system problems other than catastrophes (do not include switchyard problems
in this category; see codes 3600 to 3629)
9310 Operator training
9320 Other miscellaneous external problems
gangguan peralatan. Pemeriksaan atau uji coba peralatan tertentu dalam kaitan pengaturan
(regulation) dilaporkan menggunakan kode penyebab peralatan yang sesuai, dan fakta bahwa
kebutuhan pengaturan itu dicatat pada bagian uraian verbal.
Regulatory 9504-9510
9504 Regulatory (environmental) proceedings and hearings - regulatory agency initiated
9506 Regulatory (environmental) proceedings and hearings - intervener initiated
9510 Plant modifications strictly for compliance with new or changed regulatory requirements
(secrubbers, cooling towers, etc.)
9590 Miscellaneous regulatory (this code is primarily intended for use with event contribution code
2 to indicate that a regulatory-related factor contributed to the primary cause of the event)
Other Operating Environmental Limitations 9676-9696
9676 Noise limits (not for personnel safety) – hydro and pumped storage
9686 Fish kill – hydro and pumped storage
9696 Other miscellaneous operational environmental limits – hydro and pumped storage
Safety 9700-9720
9700 OSHA-related retrofit or inspection
9720 Other safety problems
PERFORMANCE 9998-9999
9998 Black start testing
9999 Total unit performance testing (use appropriate codes for individual component testing)
Lampiran E-1B:
RINCIAN KODE PENYEBAB KONDISI PEMBANGKIT - PLTG
BALANCE OF PLANT
Electrical 3600-3689
3600 Switchyard transformers and associated cooling systems
3611 Switchyard circuit breakers
3612 Switchyard system protection devices
3619 Other switchyard equipment
3620 Main transformer
3621 Unit auxiliaries transformer
3622 Station service startup transformer
3623 Auxiliary generators
3624 Auxiliary generator voltage supply system
3629 Other switchyard or high voltage system problems
3630 400-700-volt transformers
3631 400-700-volt circuit breakers
3632 400-700-volt conductors and buses
3633 400-700-volt insulators
3634 400-700-volt protection devices
3639 Other 400-700-volt problems
3640 AC instrument power transformers
3641 AC Circuit breakers
3642 AC Conductors and buses
3643 AC Inverters
3644 AC Protection devices
3649 Other AC instrument power problems
3650 DC instrument power battery chargers
3651 DC circuit breakers
3652 DC conductors and buses
3653 DC protection devices
3659 Other DC power problems
3660 4000-7000-volt transformers
3661 4000-7000-volt circuit breakers
3662 4000-7000-volt conductors and buses
3663 4000-7000-volt insulators
3664 4000-7000-volt protection devices
3669 Other 4000-7000-volt problems
3670 12-15kV transformers
3671 12-15kV circuit breakers
3672 12-15kV conductors and buses
3673 12-15kV insulators
3674 12-15kV protection devices
3679 Other 12-15kV problems
3680 other voltage transformers
3681 other voltage circuit breakers
3682 other voltage conductors and buses
3683 other voltage insulators
3684 other voltage protection devices
3689 Other voltage problems
GENERATOR
Satuan kode ini berisi generator, exciter, sistim pendingin generator, dan kendali generator.
Bagian utama dari generator sampai dengan CB keluaran generator tercakup pada satuan kode ini.
Generator 4500-4580
4500 Rotor windings
4510 Rotor collector rings
4511 Rotor, General
4520 Stator windings, bushings, and terminals
4530 Stator core iron
4535 Stator, General
4540 Brushes and brush rigging
4550 Generator bearings and lube oil system
4555 Bearing cooling system
4560 Generator vibration (excluding vibration due to failed bearing and other components)
4570 Generator casing
4580 Generator end bells and bolting
4590 Generator brakes
Exciter 4600-4609
4600 Exciter drive - motor
4601 Exciter field rheostat
4602 Exciter commutator and brushes
4603 Solid state exciter element
4604 Exciter drive - shaft
4605 Exciter transformer
4609 Other exciter problems
Cooling System 4510-4650 (report failures caused by water leaks into generator as codes
4500, 4510, etc.)
4610 Hydrogen cooling system piping and valves
4611 Hydrogen coolers
4612 Hydrogen storage system
4613 Hydrogen seals
4619 Other hydrogen system problems
4620 Air cooling system
GAS TURBINE
Inlet Air System and Compressors (use HP compressor if only one) 5000-5030
- Ducts and Filters
5000 Inlet air ducts
5001 Inlet air vanes / nozzles
5002 Inlet air filters
5003 Inlet cone
5004 Inlet air chillers
5005 Inlet air evaporative coolers
5006 Inlet air foggers
5009 Other inlet air problems
- Compressors
5010 High pressure shaft
5011 High pressure bearings
5012 High pressure blades/buckets
5013 Compressor casing and bolts
5014 Compressor diaphragms
5015 Compressor seals
5016 High pressure compressor bleed valves
5017 Low pressure compressor bleed valves
5019 Other high pressure problems
5020 Low pressure shaft
5021 Low pressure bearings
5022 Low pressure blades/buckets
5029 Other low pressure problems
5030 Supercharging fans
Fuel, Ignition, and Combustion Systems 5040-5079
EXTERNAL
Gunakan satuan kode ini untuk melaporkan peristiwa yang disebabkan oleh faktor eksternal (banjir,
kilat, dll); faktor ekonomi (ketiadaan bahan bakar, tekanan pekerja, dll.); pelatihan operator; dan,
permasalahan sistem transmisi di luar pembangkit.
Catastrophe 9000-9040
9000 Flood
9010 Fire, not related to a specific component
9020 Lightning
9025 Geomagnetic disturbance
9030 Earthquake
9035 Hurricane
9036 Storms (ice, snow, etc)
9040 Other catastrophe
Economic 0000; 9130-9160
0000 Reserve shutdown
9130 Lack of fuel (water from rivers or lakes, coal mines, gas lines, etc) where the operator is not
in control of contracts, supply lines, or delivery of fuels
9131 Lack of fuel (interruptible supply of fuel part of fuel contract)
9134 Fuel conservation
9136 Problems with Primary Fuel for Units with Secondary Fuel Operation
9137 Ground water or other water supply problems.
9140 Plant modifications to burn different fuel (not regulatory mandated)
9150 Labor strikes company-wide problems or strikes outside the company’s jurisdiction such as
manufacturers (delaying repairs) or transportation (fuel supply) problems.
9151 Labor strikes direct plant management grievances that result in a walkout or strike are under
plant management control.
9160 Other economic problems
Economic (For internal use at plant only) 9180-9199
9180 to 9199 Economic (for internal use at plants only)
Fuel Quality 9200-9290 (Use code 9603 to 9653 if the fuel quality results in excess stack
emissions through no fault in the pollution control equipment. Use the appropriate equipment code
to report fouling and slagging.)
9200 High ash content
9220 High sulfur content
9230 High vanadium content
9240 High sodium content
9260 Low Btu oil
9290 Other fuel quality problems
Miscellaneous (External) 9300-9320
9300 Transmission system problems other than catastrophes (do not include switchyard problems
in this category; see codes 3600 to 3629)
9310 Operator training
9320 Other miscellaneous external problems
Regulatory 9504-9590
9504 Regulatory (environmental) proceedings and hearings - regulatory agency initiated
9506 Regulatory (environmental) proceedings and hearings - intervenor initiated
9510 Plant modifications strictly for compliance with new or changed regulatory requirements
(secrubbers, cooling towers, etc.)
9590 Miscellaneous regulatory (this code is primarily intended for use with event contribution code
2 to indicate that a regulatory-related factor contributed to the primary cause of the event)
Stack Emission (include exhaust emissions) 9603-9657
9603 SO2 stack emissions – gas turbines
9613 NOx stack emissions – gas turbines
9623 Particulate stack emissions – gas turbines
9633 Opacity – gas turbines
9653 Other stack or exhaust emissions – gas turbines (use codes 9200 to 9290 if fuel quality causes
pollution control equipment problems that result in excess stack emissions)
9657 Other stack or exhaust emissions testing - gas turbine
Other Operating Environmental Limitations 9663-9693
9663 Thermal discharge limits – gas turbines
9673 Noise limits (not for personnel safety) – gas turbines
9683 Fish kill – gas turbines
9693 Other miscellaneous operational environmental limits – gas turbines
Safety 9700-9720
9700 OSHA-related retrofit or inspection
9720 Other safety problems
PERFORMANCE 9998-9999
9998 Black start testing
9999 Total unit performance testing (use appropriate codes for individual component testing)
Lampiran E-1C:
RINCIAN KODE PENYEBAB KONDISI PEMBANGKIT - PLTGU
GAS TURBINE
Inlet Air System and Compressors (use HP compressor if only one) 5000-5030
- Ducts and Filters
5000 Inlet air ducts
5001 Inlet air vanes / nozzles
5002 Inlet air filters
5003 Inlet cone
5004 Inlet air chillers
5005 Inlet air evaporative coolers
5006 Inlet air foggers
5009 Other inlet air problems
- Compressors
5010 High pressure shaft
5011 High pressure bearings
5012 High pressure blades/buckets
5013 Compressor casing and bolts
5014 Compressor diaphragms
5015 Compressor seals
5016 High pressure compressor bleed valves
5017 Low pressure compressor bleed valves
5019 Other high pressure problems
5020 Low pressure shaft
5021 Low pressure bearings
5022 Low pressure blades/buckets
5029 Other low pressure problems
5030 Supercharging fans
Fuel, Ignition, and Combustion Systems 5040-5079
5040 Fuel tanks
5041 Fuel piping and valves
5042 Fuel nozzles/vanes
5043 Fuel filters
5044 Liquid fuel oil pump
5046 Liquid fuel oil transfer/forwarding pump
5047 Liquid fuel purge system
5048 Gas fuel system
5049 Other fuel system problems
5050 Ignition system
5051 Pilot fuel piping and valves
5052 Pilot fuel nozzles/vanes
5053 Pilot fuel filters
5060 Atomizing air system
5070 Combustor casing
5071 Combustor liner
5072 Combustor caps
STEAM TURBINE
Di samping turbin, satuan ini meliputi katup pengontrol uap air, sistem kendali turbin, dan turbin
pelengkap. Kode Uap air Penyaringan dimasukkan dalam satuan Balance of Plant.
High Pressure Turbine 4000-4099
4000 Outer casing
Lube Oil 4280-4289 (do not include bearing failures due to lube oil)
4280 Lube oil pumps
4281 Lube oil coolers
4282 Lube oil conditioners
4283 Lube oil system valves and piping
4284 Lube oil pump drive
4289 Other lube oil system problems
Controls 4290-4309
4290 Hydraulic system pumps
4291 Hydraulic system coolers
4292 Hydraulic system filters
4293 Hydraulic system pipes and valves
4299 Other hydraulic system problems
4300 Turbine supervisory system (use codes 4290 to 4299 for hydraulic oil)
4301 Turbine governing system
4302 Turbine trip devices (including instruments)
4303 Exhaust hood and spray controls
4304 Automatic turbine control systems - mechanical
4305 Automatic turbine control systems - mechanical - hydraulic
4306 Automatic turbine control systems - electro-hydraulic - analog
4307 Automatic turbine control systems - electro-hydraulic - digital
4308 Automatic turbine control systems - digital control and monitoring
4309 Other turbine instrument and control problems
4310 Steam Turbine Control System - data highway
4311 Steam Turbine Control System - hardware problems (including card failure)
4312 Steam Turbine Control System - internal and termination wiring
4313 Steam Turbine Control System - logic problems
4314 Steam Turbine Control System - upgrades
Miscellaneous (Steam Turbine) 4400-4499
4400 Major turbine overhaul (720 hours or longer) (use for non-specific overhaul only)
4401 Inspection
4402 Minor turbine overhaul (less than 720 hours) (use for non-specific overhaul only)
4410 Turning gear and motor
4411 Steam turbine gear box (single shaft configuration)
4412 Steam turbine clutch (single shaft configuration)
4415 Shaft coupling mechanism
4420 Vibration of the turbine generator unit that cannot be attributed to a specific cause such as
bearings or blades (use this code for balance moves)
GENERATOR
Satuan kode ini berisi generator, exciter, sistim pendingin generator, dan kendali generator.
Bagian utama dari generator sampai dengan CB keluaran generator tercakup pada satuan kode ini.
Generator 4500-4580
4500 Rotor windings
4510 Rotor collector rings
4511 Rotor, General
4520 Stator windings, bushings, and terminals
4530 Stator core iron
4535 Stator, General
4540 Brushes and brush rigging
4550 Generator bearings and lube oil system
4555 Bearing cooling system
4560 Generator vibration (excluding vibration due to failed bearing and other components)
4570 Generator casing
4580 Generator end bells and bolting
Exciter 4600-4609
4600 Exciter drive - motor
4601 Exciter field rheostat
4602 Exciter commutator and brushes
4603 Solid state exciter element
4604 Exciter drive - shaft
4605 Exciter transformer
4609 Other exciter problems
Cooling System 4610-4650 (report failures caused by water leaks into generator as
codes 4500, 4510, etc.)
4610 Hydrogen cooling system piping and valves
4611 Hydrogen coolers
4612 Hydrogen storage system
4613 Hydrogen seals
4619 Other hydrogen system problems
4620 Air cooling system
4630 Liquid cooling system
4640 Seal oil system and seals
4650 Other cooling system problems
Controls 4700-4750
4700 Generator voltage control
4710 Generator metering devices
4720 Generator synchronization equipment
4730 Generator current and potential transformers
4740 Emergency generator trip devices
4750 Other generator controls and metering problems
6032 LP economizer
6090 Other HRSG tube Problems
Miscellaneous HRSG Boiler Tube Problems 1300-1599
1300 Water side fouling
1305 Fireside cleaning (which requires a full outage)
1310 Water side cleaning (acid cleaning)
1320 Tube supports/attachments
1330 Slag fall damage
1340 Tube modifications (including addition and removal of tubes)
1350 Other miscellaneous boiler tube problems
- Air Supply
1400 Forced draft fans
1407 Forced draft fan lubrication system
1410 Forced draft fan motors
1411 Forced draft fan motors – variable speed
1412 Forced draft fan drives (other than motor)
1415 Forced draft fan controls
1420 Other forced draft fan problems
1430 Air supply ducts
1431 Air supply dampers from FD fan
1432 Air supply duct expansion joints
1440 Air supply dampers
1450 Other air supply problems
- Miscellaneous (Boiler Air and Gas Systems)
1590 Stacks
1591 Stack damper and linkage
1592 Stack damper linkage motors
1599 Other miscellaneous boiler air and gas system problems
HRSG Boiler Control Systems 1700-1799 (including instruments which input to the
controls)
1700 Feedwater controls (report local controls --- feedwater pump, feedwater regulator valve, etc.,
- - with component or system)
1710 Combustion/steam condition controls (report local controls with component or system)
1720 Desuperheater/attemperator controls (not local controls)
1730 Boiler explosion or implosion
1740 Gage glasses
1750 Burner management system
1799 Other boiler instrumentation and control problems
HRSG Boiler Overhaul and Inspections 1800-1820
1800 Major boiler overhaul (720 hours or more) (use for non-specific overhaul only)
1801 Minor boiler overhaul (less than 720 hours) (use for non-specific overhaul only)
1810 Other boiler inspections
1811 Boiler Inspections – problem identification/investigative
1812 Boiler Inspections – scheduled or routine
1820 Chemical cleaning/steam blows
HRSG Boiler Water Condition 1850
1850 Boiler water condition (not feedwater water quality)
HRSG Boiler Design Limitations 1900-1910
1900 Improper balance between tube sections not due to fouling or plugging
1910 Inadequate air not due to equipment problems
Miscellaneous (Boiler) 1980-1999 & 6000 & 6100 (use more specific codes × other
slagging and fouling problems, other control problems, etc. × whenever possible.
Desecaraibe miscellaneous problems in the verbal desecaraiption.)
1980 Boiler safety valve test
6000 HRSG Boiler to gas turbine connecting equipment.
6100 Steam turbine to gas turbine coupling
1990 Boiler performance testing (use code 9999 for total unit performance testing)
1999 Boiler, miscellaneous
BALANCE OF PLANT
Condensing System 3110-3199
- Condenser Tubes
3110 Condenser tube leaks
3111 Condenser tube fouling shell side
3112 Condenser tube fouling tube side
3113 Condenser tube and water box cleaning (including circulating water flow reversal)
3114 Air-cooled condenser tubes
3115 Air-cooled condenser pumps
3116 Air-cooled condenser fans
3117 Air-cooled condenser fan motors
3118 Other Air-cooled condenser problems
3119 Other air-cooled condenser tube casing or shell and internal problems
- Condenser Casing or Shell and Internals
3120 Tube sheets
3121 Expansion joint
3122 Gaskets and seals
3123 Hot well
3124 Tube sheet fouling
3129 Other condenser casing or shell and internal problems
- Vacuum Equipment
3130 Air ejectors
3131 Air ejector piping and valves
3132 Inter and after condensers
3133 Vacuum pumps
3134 Vacuum pump piping and valves
3135 Vacuum pump motor and auxiliaries
3139 Other air extraction system problems - general
3149 Loss of vacuum not attributable to a particular component such as air ejectors or valves; or,
high back pressure not attributable to high circulating water temperature, or vacuum losses from a
known cause.
Condenser Controls
3150 Hot well level controls
3151 Vacuum pump and air ejector controls
3152 Air-cooled condenser controls
3159 Other condensing system controls and instruments
Miscellaneous (Condensing System)
3170 Condenser inspection (use code 3110 to report looking for tube leaks)
3171 Air-cooled condenser inspections
3839 Other auxiliary steam problems (also see extraction steam codes 3520 to 3529; startup
bypass codes 0630 to 0660; and soot blower steam code 0870)
- Service Air
3840 Service air compressors
3841 Service air piping
3842 Service air valves
3843 Service air dryers
3844 Soot blowing air compressor and system
3849 Other service air problems
- Instrument Air
3850 Instrument air compressors
3851 Instrument air piping
3852 Instrument air valves
3853 Instrument air dryers
3854 N2 backup to instrument air
3859 Other instrument air problems
- Fire Protection System
3860 Fire protection system pumps
3861 Fire protection system piping
3862 Fire protection system valves
3863 Fire protection system fouling
3864 Fire protection system instrumentation and controls
3869 Other fire protection system problems
- Seal Air Fans
3880 Seal air fan
3881 Seal air fan drive – motor
3882 Seal air control dampers and drives
3883 Seal air filters
3889 Other seal air problems
- Miscellaneous (Auxiliary Systems)
3898 Miscellaneous plant auxiliary process and services instrumentation and controls
3899 Other miscellaneous auxiliary system problems
6299 Other combined cycle block problems (Use other gas turbine problem codes, other steam
turbine codes, etc., whenever appropriate.)
6399 Other coal gasification equipment problems
Miscellaneous (Balance of Plant) 3950-3999 & 6299 & 6399
3950 Process computer
3960 Thermal derating (thermal efficiency losses in balance of plant when specific cause(s)
unknown)
3970 Distributive Control System (DCS) – process computer
3971 DCS – data highway
3972 DCS – hardware problems (including card failure)
3973 DCS – internal and termination wiring
3974 DCS – logic problems
3975 DCS – upgrades
3979 Other DCS problems
3980 Programmable Logic Controller (PLC)
3981 PLC – data highway
3982 PLC – hardware problems (including card failure)
3983 PLC – internal and termination wiring
3984 PLC – logic problems
EXTERNAL
Gunakan satuan kode ini untuk melaporkan peristiwa yang disebabkan oleh faktor eksternal (
banjir, kilat, dll); faktor ekonomi ( ketiadaan bahan bakar, tekanan pekerja, dll.); pelatihan
Regulatory 9504-9590
9504 Regulatory (environmental) proceedings and hearings - regulatory agency initiated
9506 Regulatory (environmental) proceedings and hearings - intervener initiated
9510 Plant modifications strictly for compliance with new or changed regulatory requirements
(secrubbers, cooling towers, etc.)
9590 Miscellaneous regulatory (this code is primarily intended for use with event contribution code
2 to indicate that a regulatory-related factor contributed to the primary cause of the event)
Stack Emission 9600-9650 (include exhaust emissions)
9600 SO2 stack emissions – fossil
9603 SO2 stack emissions – gas turbine
9604 SO2 stack emissions – jet engines
9610 NOx stack emissions – fossil
9613 NOx stack emissions – gas turbine
9614 NOx stack emissions – jet engines
9620 Particulate stack emissions – fossil
9623 Particulate stack emissions – gas turbine
9624 Particulate stack emissions – jet engines)
9630 Opacity – fossil
9633 Opacity – gas turbine
9634 Opacity – jet engines
9650 Other stack or exhaust emissions – fossil (use codes 9200 to 9290 if fuel quality causes
pollution control equipment problems that result in excess stack emissions)
9653 Other stack or exhaust emissions – gas turbine (use codes 9200 to 9290 if fuel quality causes
pollution control equipment problems that result in excess stack emissions)
9654 Other stack or exhaust emissions – jet engines (use codes 9200 to 9290 if fuel quality causes
pollution control equipment problems that result in excess stack emissions)
9656 Other stack or exhaust emissions testing - fossil
9657 Other stack or exhaust emissions testing – gas turbine
9658 Other stack or exhaust emissions testing – jet engines
Other Operating Environmental Limitations 9660-9690
9660 Thermal discharge limits – fossil
9663 Thermal discharge limits – gas turbines
9664 Thermal discharge limits – jet engines
9670 Noise limits (not for personnel safety) – fossil
9673 Noise limits (not for personnel safety) – Gas Turbines
9674 Noise limits (not for personnel safety) – Jet Engines
9677 Noise limits testing - fossil
9678 Noise limits testing - gas turbine
9679 Noise limits testing - jet engines
9680 Fish kill
9690 Other miscellaneous operational environmental limits – fossil
9693 Other miscellaneous operational environmental limits – gas turbines
9694 Other miscellaneous operational environmental limits – jet engines
Safety 9700-9720
9700 OSHA-related retrofit or inspection
9720 Other safety problems
PERFORMANCE 9998-9999
9998 Black start testing
9999 Total unit performance testing (use appropriate codes for individual component testing
Lampiran E-1D:
RINCIAN KODE PENYEBAB KONDISI PEMBANGKIT - PLTU
BOILER
Boiler Fuel Supply to Bunker 0010-0130
Coal Handling Equipment up Through Bunkers
0010 Thaw shed failure or fire
0020 Coal car dumpers, shakers, and unloaders
0022 Unloading/receiving hopper (train/truck)
0024 Rotary plow
0026 Dust suppression system
0028 Dust collection system
0030 Coal conveyors and feeders
0035 Metal detector/collector (including magnetic separator)
0040 Coal elevators
0050 Coal storage fires
0060 Coal crushers including motors
0070 Coal samplers
0075 Storage silos/hoppers
0080 Stackers/reclaimers
0084 Coal conveyor scales-storage coal pile
0085 Bunker feeder coal scales
0090 Bunker fires
0095 Bunker flow problems
0100 Bunker gates
0105 Bunker structures
0106 Coal drying system (see additional codes 0125-0127)
0107 Secaraeen (prior to bunkers)
0110 Other coal fuel supply problems up through bunkers
0125 Coal crusher dryer hammers (see code 0106)
0126 Coal crusher lube oil system (see code 0106)
0127 Other coal crusher dryer problems (see code 0106)
0129 Other coal processing system problems
Boiler Fuel Supply from Bunkers to Boiler 0200-0480
- Pulverizers, Primary Air Fans, and Associated Ducts
0200 Pulverizer exhauster fan (for indirect firing)
0205 Pulverizer exhauster fan drive
0210 Pulverizer heater (for indirect firing)
0220 Pulverizer system cyclone separator
0230 Pulverizer bag filter
0240 Pulverized coal bin
0250 Pulverizer feeders
0253 Pulverizer feeder motor
0255 Pulverizer feeder coal scales
0256 Seal air system (air to pulverizers)
0260 Primary air fan
0262 Primary air fan lube oil system
0263 Primary air fan drives
0264 Other primary air fan problems
Boiler Tube Fireside Slagging or Fouling 1100-1200 (use codes 0860 and 0870 for
fouling or slagging due to unavailability of soot blowers or their air or steam supply)
1100 Waterwall (Furnace wall)
1103 Steam generating tubes between steam drum and mud drum
1105 Generating tubes
1110 Cyclone furnace (in cyclone area only)
1120 Convection pass wall
1130 Boiler secaraeen, wing wall, or slag secaraeen (water tubes only)
1140 First superheater
1150 Second superheater
1160 First reheater
1170 Second reheater
1180 Economizer
1190 Other tube slagging or fouling
1200 Operation at reduced power to avoid slagging or fouling (use codes 1100 to 1190 to report
power reductions for slag accumulation or slag removal)
1210 Operation at reduced power to avoid slagging or fouling on waterwalls (Furnace walls) (use
codes 1100-1190 to report power reductions for slag accumulation or slag removal)
Miscellaneous Boiler Tube Problems 1300-1350
1300 Water side fouling
1305 Fireside cleaning (which requires a full outage) Use code 1200 for cleanings that cause
deratings.
1310 Water side cleaning (acid cleaning)
1320 Tube supports/attachments
1330 Slag fall damage
1340 Tube modifications (including addition and removal of tubes)
1350 Other miscellaneous boiler tube problems
1360 Boiler drains system
Boiler Air and Gas Systems 1400-1599 (excluding burner pipes, wind boxes, primary
air, or pulverizer exhausters)
- Air Supply
1400 Forced draft fans
1407 Forced draft fan lubrication system
1410 Forced draft fan motors
1411 Forced draft fan motors – variable speed
1412 Forced draft fan drives (other than motor)
1413 Forced draft fan couplings
1415 Forced draft fan controls
1420 Other forced draft fan problems
1421 Secondary air fans/blowers
1422 Secondary air fan/blower motors – single speed
1423 Secondary air fan/blower motors – variable speed
1424 Secondary air fan/blower controls
1430 Air supply ducts from FD fan
1431 Air supply dampers from FD fan
1432 Air supply duct expansion joints
1440 Air supply dampers
1450 Other air supply problems
- Flue Gas
Miscellaneous (Boiler) 1980-1999 (use more specific codes × other slagging and
fouling problems, other control problems, etc. × whenever possible. Desecaraibe
miscellaneous problems in the verbal desecaraiption.)
1980 Boiler safety valve test
1990 Boiler performance testing (use code 9999 for total unit performance testing)
1999 Boiler, miscellaneous
BALANCE OF PLANT
Condensing System 3110-3199
- Condenser Tubes and Support Equipment
3110 Condenser tube leaks
3111 Condenser tube fouling shell side
3112 Condenser tube fouling tube side
3113 Condenser tube and water box cleaning (including circulating water flow reversal)
3114 Air-cooled condenser tubes
3115 Air-cooled condenser pumps
3116 Air-cooled condenser fans
3117 Air-cooled condenser fan motors
3118 Other Air-cooled condenser problems
3119 Other condenser tube casing or shell and internal problems
- Condenser Casing or Shell and Internals
3120 Tube sheets
3121 Expansion joint
3122 Gaskets and seals
3123 Hot well
3124 Tube sheet fouling
3129 Other condenser casing or shell and internal problems
- Vacuum Equipment
3130 Air ejectors
3131 Air ejector piping and valves
3132 Inter and after condensers
3133 Vacuum pumps
3134 Vacuum pump piping and valves
3135 Vacuum pump motor and auxiliaries
3139 Other air extraction system problems – general
3149 Loss of vacuum not attributable to a particular component such as air ejectors or valves; or,
high back pressure not attributable to high circulating water temperature, or vacuum losses from a
known cause.
- Condenser Controls
3150 Hot well level controls
3151 Vacuum pump and air ejector controls
3152 Air-cooled condenser controls
3159 Other condensing system controls and instruments
- Miscellaneous (Condensing System)
3170 Condenser inspection (use code 3110 to report looking for tube leaks)
3171 Air-cooled condenser inspections
3180 Major condenser overhaul
3185 Water side cathodic protection
3190 Air leakage (for losses not attributable to previously noted equipment related codes)
3199 Other miscellaneous condensing system problems
Circulating Water Systems 3210-3289
3210 Circulating water pumps
3211 Circulating water pump motors
3220 Circulating water piping
3221 Circulating water piping fouling
3230 Circulating water valves
3233 Circulating water priming system
3235 Cooling tower booster pump
3236 Cooling tower booster motor
3247 Cooling tower instrumentation
3238 Cooling tower fan motors
3239 Cooling tower fan motors - variable speed
3240 Cooling tower fans
3241 Cooling tower efficiency below design
3242 Cooling tower fill damage
3243 Cooling tower icing
3244 Cooling tower fires
3245 Other cooling tower problems
3246 Cooling tower fouling
3247 Cooling tower instrumentation
3250 Circulating water system instruments and controls
3260 Traveling secaraeens
3261 Traveling secaraeen fouling
3269 Circulating water biological conditions (ie, zebra mussels)
3270 Intake system problems other than traveling secaraeens
3271 Intake grating fouling
3272 Circulating water secaraeenwash system
3273 Debris in circulating water from outside sources (leaves, mud, etc.)
3280 High circulating water temperature (not due to season, tower efficiency below design, or
other listed equipment problem)
3281 Circulating water tempering system
3282 Circulating water cooling ponds
3285 Circulating water chemistry
Waste Water (zero discharge) Systems 3290-3299
3290 Waste water (zero discharge) taks, pumps and motors
STEAM TURBINE
Di samping turbin, satuan ini meliputi katup pengontrol uap air, sistem kendali turbin, dan turbin
pelengkap. Kode Uap air Penyaringan dimasukkan dalam satuan Balance of Plant
High Pressure Turbine 4000-4099
4000 Outer casing
4001 Inner casing
4009 Nozzle bolting
4010 Nozzles and nozzle blocks
4011 Diaphragms
4012 Buckets or blades
4013 Diaphragms unit and shroud type
4014 Bucket or blade fouling
4015 Wheels or spindles
4020 Shaft seals
4021 Dummy rings
4022 Gland rings
4030 Rotor shaft
4040 Bearings
4041 Thrust bearings
4099 Other high pressure turbine problems
Intermediate Pressure Turbine 4100-4199
4100 Outer casing
GENERATOR
Satuan kode ini berisi generator, exciter, sistim pendingin generator, dan kendali generator.
Bagian utama dari generator sampai dengan CB keluaran generator tercakup pada satuan kode ini.
Generator 4500-4580
4500 Rotor windings
4510 Rotor collector rings
4511 Rotor, General
4520 Stator windings, bushings, and terminals
4530 Stator core iron
4535 Stator, General
EXTERNAL
Gunakan satuan kode ini untuk melaporkan peristiwa yang disebabkan oleh faktor eksternal (
banjir, kilat, dll); faktor ekonomi ( ketiadaan bahan bakar, tekanan pekerja, dll.); pelatihan
operator; dan, permasalahan sistem transmisi di luar pembangkit.
Catastrophe 9000-9040
9000 Flood
9010 Fire, not related to a specific component
9020 Lightning
9025 Geomagnetic disturbance
9030 Earthquake
9035 Hurricane
9036 Storms (ice, snow, etc)
9040 Other catastrophe
Economic 9130-9160
0000 Reserve shutdown
9130 Lack of fuel (water from rivers or lakes, coal mines, gas lines, etc) where the operator is not
in control of contracts, supply lines, or delivery of fuels
9131 Lack of fuel (interruptible supply of fuel part of fuel contract)
9134 Fuel conservation
9136 Problems with Primary Fuel for Units with Secondary Fuel Operation
9137 Ground water or other water supply problems.
9140 Plant modifications to burn different fuel that are not regulatory mandated
9150 Labor strikes company-wide problems or strikes outside the company’s jurisdiction such as
manufacturers (delaying repairs) or transportation (fuel supply) problems.
9151 Labor strikes direct plant management grievances that result in a walkout or strike are under
PERFORMANCE 9998-9999
9998 Black start testing
9999 Total unit performance testing (use appropriate codes for individual component testing
Lampiran E-1E:
RINCIAN KODE PENYEBAB KONDISI PEMBANGKIT - PLTD
BALANCE OF PLANT
Electrical 3600-3689
3600 Switchyard transformers and associated cooling systems
3611 Switchyard circuit breakers
3612 Switchyard system protection devices
3619 Other switchyard equipment
3620 Main transformer
3621 Unit auxiliaries transformer
3622 Station service startup transformer
3623 Auxiliary generators
3624 Auxiliary generator voltage supply system
3629 Other switchyard or high voltage system problems
3630 400-700-volt transformers
3631 400-700-volt circuit breakers
3632 400-700-volt conductors and buses
3633 400-700-volt insulators
3634 400-700-volt protection devices
3639 Other 400-700-volt problems
3640 AC instrument power transformers
3641 AC Circuit breakers
3642 AC Conductors and buses
3643 AC Inverters
3644 AC Protection devices
3649 Other AC instrument power problems
3650 DC instrument power battery chargers
3651 DC circuit breakers
3652 DC conductors and buses
3653 DC protection devices
3659 Other DC power problems
3660 4000-7000-volt transformers
3661 4000-7000-volt circuit breakers
3662 4000-7000-volt conductors and buses
3663 4000-7000-volt insulators
3664 4000-7000-volt protection devices
3669 Other 4000-7000-volt problems
3670 12-15kV transformers
3671 12-15kV circuit breakers
3672 12-15kV conductors and buses
3673 12-15kV insulators
3674 12-15kV protection devices
3679 Other 12-15kV problems
3680 other voltage transformers
3681 other voltage circuit breakers
3682 other voltage conductors and buses
3683 other voltage insulators
3684 other voltage protection devices
3689 Other voltage problems
GENERATOR
Satuan kode ini berisi generator, exciter, sistim pendingin generator, dan kendali generator.
Bagian utama dari generator sampai dengan CB keluaran generator tercakup pada satuan kode ini.
Generator 4500-4580
4500 Rotor windings
4510 Rotor collector rings
4511 Rotor, General
4520 Stator windings, bushings, and terminals
4530 Stator core iron
4540 Brushes and brush rigging
4550 Generator bearings and lube oil system
4555 Bearing cooling system
4560 Generator vibration (excluding vibration due to failed bearing and other components)
4570 Generator casing
4580 Generator end bells and bolting
Exciter 4600-4609
4600 Exciter drive - motor
4601 Exciter field rheostat
4602 Exciter commutator and brushes
4603 Solid state exciter element
4604 Exciter drive - shaft
4605 Exciter transformer
4609 Other exciter problems
Cooling System 4610-4650 (report failures caused by water leaks into generator as
codes 4500, 4510, etc.)
4610 Hydrogen cooling system piping and valves
4611 Hydrogen coolers
4612 Hydrogen storage system
4613 Hydrogen seals
4619 Other hydrogen system problems
4620 Air cooling system
4630 Liquid cooling system
4640 Seal oil system and seals
4650 Other cooling system problems
Controls 4700-4750
4700 Generator voltage control
4710 Generator metering devices
4720 Generator synchronization equipment
4730 Generator current and potential transformers
4740 Emergency generator trip devices
4750 Other generator controls and metering problems
Miscellaneous (Generator) 4800-4899
4800 Generator main leads
4810 Generator output breaker
4805 Generator Bus Duct Cooling System
4830 Major generator overhaul (720 hours or longer) (use for non-specific overhaul only)
4831 Minor generator overhaul (less than 720 hours) (use for non-specific overhaul only)
4840 Inspection
4841 Generator doble testing
4850 Core monitor alarm
4860 Generator neutral grounding equipment
4899 Other miscellaneous generator problems
DIESEL ENGINE
Engine 5700-5799
5700 Drive shaft and bearings
5710 Cylinders
5711 Cylinder heads
5712 Hydraulic lock (water in cylinders)
5720 Pistons
5730 Intake valves
5731 Exhaust valves
5740 Turbo charger
5790 Vibration
5799 Other engine problems
Engine Auxiliaries 5800-5849
5800 Lube oil system
5805 Cooling system
5810 Heater elements
5815 Fuel system
5820 Start system
5825 Battery and battery charger system
5830 Air filter system
5849 Other engine auxiliaries problems
Engine Controls 5850-5880
5850 Governor
5855 Engine control system
5860 Control power transformer
5865 Synchronization system
5870 Other engine control problems
5880 Diesel engine unit overhaul
Miscellaneous (Diesel Engine) 5890-5999
5890 Major overhaul (use for non-specific overhaul only)
5895 Inspection
5990 Engine performance testing - individual engines (use code 9999 for total unit performance
testing)
5999 Other miscellaneous diesel engine problems
EXTERNAL
Gunakan satuan kode ini untuk melaporkan peristiwa yang disebabkan oleh faktor eksternal (
banjir, kilat, dll); faktor ekonomi ( ketiadaan bahan bakar, tekanan pekerja, dll.); pelatihan
operator; dan, permasalahan sistem transmisi di luar pembangkit.
Catastrophe 9000-9040
9000 Flood
9010 Fire, not related to a specific component
9020 Lightning
9025 Geomagnetic disturbance
9030 Earthquake
9035 Hurricane
9036 Storms (ice, snow, etc)
9040 Other catastrophe
Economic 9130-9160 (for internal use at plants only) 9180-9199
0000 Reserve shutdown
9130 Lack of fuel (water from rivers or lakes, coal mines, gas lines, etc) where the operator is not
in control of contracts, supply lines, or delivery of fuels
9131 Lack of fuel (interruptible supply of fuel part of fuel contract)
9134 Fuel conservation
9136 Problems with Primary Fuel for Units with Secondary Fuel Operation
9137 Ground water or other water supply problems.
9140 Plant modifications to burn different fuel that are not regulatory mandated
9150 Labor strikes company-wide problems or strikes outside the company’s jurisdiction such as
manufacturers (delaying repairs) or transportation (fuel supply) problems.
9151 Labor strikes direct plant management grievances that result in a walkout or strike are under
plant management control.
9160 Other economic problems
9180 to 9199 Economic (for internal use at plants only)
Fuel Quality 9200-9290 (Use code 9605 to 9655 if the fuel quality results in excess stack
emissions through no fault in the pollution control equipment. Use the appropriate
equipment code to report fouling and slagging.)
9200 High ash content
9220 High sulfur content
9230 High vanadium content
9240 High sodium content
9260 Low Btu oil
9290 Other fuel quality problems
2 to indicate that a regulatory-related factor contributed to the primary cause of the event)
Stack Emission 9605-9655 (include exhaust emissions)
9605 SO2 stack emissions – diesel
9615 NOx stack emissions – diesel
9625 Particulate stack emissions – diesel
9635 Opacity – diesel
9655 Other stack or exhaust emissions – diesel
(use codes 9220 to 9290 if fuel quality causes pollution control equipment problems that result in
excess stack emissions)
Other Operating Environmental Limitations 9665-9695
9665 Thermal discharge limits – diesel
9675 Noise limits (not for personnel safety) – diesel
9685 Fish kill – diesel
9695 Other miscellaneous operational environmental limits – diesel
Safety 9700-9720
9700 OSHA-related retrofit or inspection
9720 Other safety problems
PERFORMANCE 9998-9999
9998 Black start testing
9999 Total unit performance testing (use appropriate codes for individual component testing)
Lampiran E-1F:
RINCIAN KODE PENYEBAB KONDISI PEMBANGKIT - PLTP
BOILER
Boiler Piping System 0500-0799
- Main Steam
0500 Main steam piping up to turbine stop valves
0510 Main steam relief/safety valves off superheater
0520 Other main steam valves (including vent and drain valves but not including the turbine stop
valves)
0530 Other main steam system problems
- Desuperheaters/Attemperators
0580 Desuperheater/attemperator piping
0590 Desuperheater/attemperator valves
0600 Desuperheater/attemperator spray nozzles
0610 Desuperheater/attemperator drums
0620 Other desuperheater/attemperator problems
BALANCE OF PLANT
Condensing System 3110-3199
- Condenser Tubes and Support Equipment
3110 Condenser tube leaks
3111 Condenser tube fouling shell side
3112 Condenser tube fouling tube side
3113 Condenser tube and water box cleaning (including circulating water flow reversal)
3114 Air-cooled condenser tubes
3115 Air-cooled condenser pumps
3116 Air-cooled condenser fans
3117 Air-cooled condenser fan motors
3118 Other Air-cooled condenser problems
3119 Other condenser tube casing or shell and internal problems
- Condenser Casing or Shell and Internals
3120 Tube sheets
3121 Expansion joint
3122 Gaskets and seals
3123 Hot well
3124 Tube sheet fouling
3129 Other condenser casing or shell and internal problems
- Vacuum Equipment
3130 Air ejectors
3131 Air ejector piping and valves
3132 Inter and after condensers
3133 Vacuum pumps
3134 Vacuum pump piping and valves
3135 Vacuum pump motor and auxiliaries
3139 Other air extraction system problems - general
3149 Loss of vacuum not attributable to a particular component such as air ejectors or valves; or,
high back pressure not attributable to high circulating water temperature, or vacuum losses from a
known cause.
- Condenser Controls
3150 Hot well level controls
3151 Vacuum pump and air ejector controls
3152 Air-cooled condenser controls
3159 Other condensing system controls and instruments
- Miscellaneous (Condensing System)
3170 Condenser inspection (use code 3110 to report looking for tube leaks)
3171 Air-cooled condenser inspections
3180 Major condenser overhaul
3185 Water side cathodic protection
3190 Air leakage (for losses not attributable to previously noted equipment related codes)
3199 Other miscellaneous condensing system problems
Circulating Water Systems 3210-3289
3210 Circulating water pumps
3211 Circulating water pump motors
3220 Circulating water piping
3221 Circulating water piping fouling
3230 Circulating water valves
3233 Circulating water priming system
3235 Cooling tower booster pump
3236 Cooling tower booster motor
3247 Cooling tower instrumentation
3238 Cooling tower fan motors
3239 Cooling tower fan motors - variable speed
3240 Cooling tower fans
3241 Cooling tower efficiency below design
3242 Cooling tower fill damage
3243 Cooling tower icing
3244 Cooling tower fires
3245 Other cooling tower problems
3246 Cooling tower fouling
3247 Cooling tower instrumentation
3250 Circulating water system instruments and controls
3260 Traveling secaraeens
3261 Traveling secaraeen fouling
3269 Circulating water biological conditions (ie, zebra mussels)
3270 Intake system problems other than traveling secaraeens
3271 Intake grating fouling
3272 Circulating water secaraeenwash system
3280 High circulating water temperature (not due to season, tower efficiency below design, or
other listed equipment problem)
3281 Circulating water tempering system
3282 Circulating water cooling ponds
3285 Circulating water chemistry
Waste Water (zero discharge) Systems 3290-3299
3290 Waste water (zero discharge) taks, pumps and motors
3291 Waste water (zero discharge) system fouling
3292 Waste water (zero discharge) piping
3293 Waste water (zero discharge) valves
3294 Waste water (zero discharge) controls and instrumentation
STEAM TURBINE
Di samping turbin, satuan ini meliputi katup pengontrol uap air, sistem kendali turbin, dan turbin
pelengkap. Kode Uap air Penyaringan dimasukkan dalam satuan Balance of Plant.
Low Pressure Turbine 4200-4250
4200 Outer casing
4201 Inner casing
4209 Nozzle bolting
4210 Nozzles and nozzle blocks
4211 Diaphragms
GENERATOR
Satuan kode ini berisi generator, exciter, sistim pendingin generator, dan kendali generator.
Bagian utama dari generator sampai dengan CB keluaran generator tercakup pada satuan kode ini.
Generator 4500-4580
4500 Rotor windings
4510 Rotor collector rings
4511 Rotor, General
4520 Stator windings, bushings, and terminals
4530 Stator core iron
4535 Stator, General
4540 Brushes and brush rigging
4550 Generator bearings and lube oil system
4555 Bearing cooling system
4560 Generator vibration (excluding vibration due to failed bearing and other components)
4570 Generator casing
4580 Generator end bells and bolting
Exciter 4600-4609
4600 Exciter drive - motor
4601 Exciter field rheostat
4602 Exciter commutator and brushes
4603 Solid state exciter element
4604 Exciter drive - shaft
4605 Exciter transformer
4609 Other exciter problems
Cooling System 4610-4650 (report failures caused by water leaks into generator as
codes 4500, 4510, etc.)
4610 Hydrogen cooling system piping and valves
4611 Hydrogen coolers
4612 Hydrogen storage system
MISCELLANEOUS - GEOTHERMAL
Plant and Auxiliaries 6410-6499
6410 Steam wells/steam field piping problems
6415 Low steam pressure
6420 Condensate reinjection system
6430 Unit H2S emission limitations × regulatory
6435 Steam field H2S emission limitations × regulatory
6440 H2S abatement system problems × general
6450 Heat exchanger problems due to H2S abatement system
6460 Condenser problems due to H2S abatement system
6470 Cooling tower problems due to H2S abatement system
6480 Steam strainer plugging × mineral deposits
6490 Turbine plugging × mineral deposits
6499 Geothermal
8010 Crushers/mills
8020 Mill slurry tanks supply problems
8030 Classifiers
8040 Slurry transfer pumps and motors
8050 Chemical unavailability
8099 Other chemical supply problems
- Wet Secrubber
8100 Secrubber/absorber tower or module
8110 Spray nozzles
8115 Disc secrubber throats
8120 Spray pumps and motors
8125 Secrubber recycle (liquid) pumps
8127 Secrubber recycle (liquid) pump motors
8130 Recirculation tanks including agitators
8140 Reaction tanks including agitators
8150 Tubes
8160 Mist eliminators/demisters and washdown
8199 Other secrubber problems
- Piping, Ducting, Dampers, and Fans
8200 Piping
8210 Valves
8220 Strainers or filters
8225 Drain pots
8230 Ducting
8235 Demister
8240 Bypass dampers
8250 Dampers other than bypass
8260 Secrubber booster I.D. fan (fan specific to the secrubber)
8261 Secrubber booster I.D. fan drive
* Use code 9510 for outages or deratings required to install pollution control equipment. Use codes
9600 to 9650 only when the pollution control equipment problems are not responsible for
exceeding emission limits.
8262 Secrubber booster I.D. fan vibration (fan specific to the secrubber)
8264 Secrubber booster I.D. fan blades (fan specific to the secrubber)
8270 Secrubber booster F.D. fan (fan specific to the secrubber)
8271 Secrubber booster F.D. fan drive
8272 Secrubber booster F.D. fan vibration (fan specific to the secrubber)
8274 Secrubber booster F.D. fan blades (fan specific to the secrubber)
8280 Reagent feed piping
8290 Demister wash piping assembly
8299 Other piping, ducting, damper, and fan problems
- Miscellaneous (Wet Secrubber)
8400 Secrubber gas discharge reheaters - general
8402 Secrubber gas discharge reheaters - vibration
8404 Secrubber gas discharge reheaters - tube leaks
8406 Secrubber gas discharge reheaters - ducts
8410 Secrubber instruments and controls
8415 Liquid level controls
8420 Heat tracer
8425 Miscellaneous mechanical failures
8426 Miscellaneous electrical failures
8430 Stack damage related to secrubber system
EXTERNAL
Gunakan satuan kode ini untuk melaporkan peristiwa yang disebabkan oleh faktor eksternal (
banjir, kilat, dll); faktor ekonomi ( ketiadaan bahan bakar, tekanan pekerja, dll.); pelatihan
operator; dan, permasalahan sistem transmisi di luar pembangkit.
Catastrophe 9000-9040
9000 Flood
9010 Fire, not related to a specific component
9020 Lightning
9025 Geomagnetic disturbance
9030 Earthquake
9035 Hurricane
9036 Storms (ice, snow, etc)
9040 Other catastrophe
Economic 9130-9160
0000 Reserve shutdown
9130 Lack of fuel (water from rivers or lakes, coal mines, gas lines, etc) where the operator is not
in control of contracts, supply lines, or delivery of fuels
9131 Lack of fuel (interruptible supply of fuel part of fuel contract)
9134 Fuel conservation
9136 Problems with Primary Fuel for Units with Secondary Fuel Operation
9137 Ground water or other water supply problems.
9140 Plant modifications to burn different fuel that are not regulatory mandated
9150 Labor strikes company-wide problems or strikes outside the company’s jurisdiction such as
manufacturers (delaying repairs) or transportation (fuel supply) problems.
9151 Labor strikes direct plant management grievances that result in a walkout or strike are under
plant management control.
9160 Other economic problems
9180 to 9199 Economic (for internal use at plants only)
Miscellaneous (External) 9300-9320
9300 Transmission system problems other than catastrophes (do not include switchyard problems
in this category; see codes 3600 to 3629, 3720 to 3730)
9305 Ash disposal problem
PERFORMANCE 9998-9999
9998 Black start testing
9999 Total unit performance testing (use appropriate codes for individual component testing
PENGANTAR
Standar IEEE 762 (Annex D) dan GADS DRI NERC 2007 menyatakan bahwa:
"Ada sejumlah penyebab outage yang dapat mencegah energi dari pembangkit sampai pelanggan.
Beberapa penyebab terjadi berkaitan dengan operasi pembangkit dan peralatan sementara yang
lain adalah di luar manajemen pengendalian pembangkit"
Daftar kode penyebab yang ditetapkan ini selanjutnya harus ditinjau dari waktu ke waktu untuk
menjamin kode penyebab yang terakhir dapat digunakan pada persamaan OMC.
Semua kondisi (termasukk semua kondisi OMC) perlu dilaporkan ke P3B dan perhitungan OMC
akan meniadakan kondisi tersebut.
kondisi OMC akan hadir dalam dua bentuk: outages atau deratings. Kondisi OMC dapat
dikategorikan sebagai FO, MO, PO tetapi diharapkan mayoritas adalah kondisi FO.
Mengacu pada persamaan NERC, kondisi OMC akan diperlakukan sebagai kondisi standard, yaitu
FO, FD.
BATAS FISIK
Ketentuan standard GADS-DRI NERC menetapkan
Typical Interconnection
batas fisik peralatan yang menjadi tanggung jawab
menejemen pembangkit (lihat Gambar disamping)
Utility Distribution Co
Transmission or Distribution System
Point of Ownership Change
Utility Distribution Co
Generation F acility
with Utility Distribution Co
adalah dari unit pembangkit termasuk semua
peralatan sampai pada (mana yang lebih cocok):
3
Disconnect Device Operated
by Utility Distribution Co
OUT
Utility Distr Co
Metering
ISO
Metering 1). PMT tegangan trafo sisi beban generator GSU;
Disconnect Device O wned &
2
B
High Side CB or Recloser generator ( GSU) dan GI yang melayani trafo; atau
Owned by Generation Entity
Dedicated Transformer
Owned by Generation Entity
3). pada batas dimana peralatan yang mungkin layak
Generator Aux.
Load dipertimbangkan sesuai bentuk wujud dan disain unit
A GCB pembangkit.
1
Aux. P T
Rugi-rugi energi yang terkait dengan penyebab
berikut harus tidak dipertimbangkan ketika
~ menghitung kinerja unit yang dapat diawasi sebab
Generator kerugian ini dianggap bukan di bawah kendali
manajemen pembangkit:
o Koneksi Grid Atau Gangguan GI. Alasan ini karena permasalahan jalur transmisi dan
peralatan2 switchyard adalah di luar batasan-batasan pembangkit tsb. sebagaimana
ditetapkan oleh "batas tanggung jawab pembangkit" yang ditunjukkan pada Gambar di atas.
o Bencana alam seperti hujan lebat, angin topan, angin kencang, kilat, dll bukanlah di bawah
manajemen pengendalian pembangkit, baik di dalam atau di luar batas pembangkit itu.
o Aksi teror atau kesalahan operasi/perbaikan transmisi bukanlah di bawah manajemen
pengendalian pembangkit.
o Pengaruh lingkungan khusus seperti tingkat kolam pendingin rendah, atau saluran masuk air
terhambat yang tidak bisa dicegah oleh tindakan operator. Pengaruh alam seperti suhu
lingkungan tinggi di mana peralatan bekerja tidak dalam spesifikasi disain. Namun, jika
peralatan tidak dirawat oleh pembangkit seperti sifat taktembus cahaya keluar batas atau NOX
tak bisa diatasi, dll, maka manajemen harus mengambil keputusan. Ini permasalahan
peralatan dan di dalam manajemen pengendalian pembangkit.
o Keterbatasan bahan bakar ( air dari sungai atau danau, tambang batu bara, saluran gas, dll)
di mana operator bukan sbg penanggung kontrak terhadap penyediaan saluran, atau
penyerahan bahan bakar.
Namun, jika operator memilih kontrak bahan bakar di mana bahan bakar (sebagai contoh, gas-
alam) dapat disela sedemikian sehingga para penyalur dapat menjual bahan bakar ke orang
yang lain (bagian dari bahan bakar pembangkit karena pertimbangan costsaving), maka
ketiadaan bahan bakar tersebut adalah di bawah manajemen pengendalian dan tidak dapat
digunakan untuk kasus ini.
o Tekanan pekerja (mogok kerja). Outages atau pengurangan beban disebabkan oleh mogok
kerja tidaklah secara normal di bawah kendali langsung manajemen pembangkit. Tekanan ini
mungkin permasalahan kebijaksananaan perusahaan atau menyangkut urusan di luar yurisdiksi
perusahaan itu seperti permasalahan menunda perbaikan atau transportasi pasokan
bahanbakar.
Bagaimanapun, keluhan manajemen pembangkit secara langsung yang mengakibatkan
pemogokan atau tekanan adalah di bawah manajemen pengendalian pembangkit dan masuk
sebagai hukuman terhadap pembangkit. Jika mogok kerja disebabkan oleh permasalahan
management/worker pembangkit selama outage, outage perluasan manapun adalah
dimasukkan sebagai rugi2 energi sepanjang unit tidak mampu distart kembali karena
gangguan peralatan, pemeliharaan, overhauls, atau aktivitas lain.
o Permasalahan lain yang berhubungan dg. Ketergantungan cuaca seperti variasi musim
dalam jumlah kapasitas besar dalam kaitan dengan variasi temperatur air pendingin bukanlah
di dalam manajemen pengendalian pembangkit.
Sebelum kami mulai melukiskan metodanya, ada suatu asumsi penting yang perlu dibuat
menyangkut pengolahan data.- Karena kepindahan outage OMC dilihat sebagai suatu
penyesuaian, mereka akan berasumsi bahwa kondisi outage telah diproses seperti kondisi normal
dan kepindahan OMC itu dianggap sebagai data dan kinerja total itu adalah jumlah bersih untuk
unit. Juga, dalam kondisi derate, kerugian yang terkait kondisi telah dihitung terutama dalam
kasus overlap dan kondisi shadowed.
Cara Memproses OMC terhadap Jenis Kondisi
1. Kondisi Outage - Dalam terminologi sederhana, ketika kondisi outage OMC ditemui, total jam
yang berkaitan akan dikurangi sebanyak kejadiannya. Untuk keseimbangan angka-angka
tersebut, tambahkan jam ini pada jam OMC.
Outage Paksa - Dengan mengabaikan apakah ini merupakan U1, U2, U3 Atau SF,
meniadakan kondisi FO_OMC akan menyebabkan penurunan Jam FO dan Kejadian FO dan
peningkatan AH.
Outage Yang direncanakan - peniadaan kondisi PO_OMC akan menyebabkan penurunan
Jam PO dan Kejadian PO dan peningkatan Jam Tersedia.
Outage Pemeliharaan - pemindahan kondisi MO_OMC akan menyebabkan penurunan Jam
MO Dan Kejadian MO dan peningkatan Jam Tersedia.
Kondisi Derate dibayangi outage OMC - Jika kondisi outage OMC yang membayangi
kondisi derating dipindahkan, maka jam ekivalen yang dibayangi oleh outage tsb. perlu
ditambahkan ke dalam jam outage ekivalen sedemikian sehingga dapat dicerminkan
ketersediaan ekivalennya.
2. Kondisi Derate - Dalam memindahkan kondisi derate OMC, penting untuk diingat bahwa
hilangnya kapasitas awal diperhitungkan dan dihubungkan pada kondisi yang dipertahankan
jika kondisi OMC dipindahkan. Kepindahan kondisi OMC selanjutnya mempengaruhi kapasitas
unit yang tersedia bukannya meningkatkan kerugian yang melingkupi kondisi overlap derating.
Jadi, persamaan itu tidak berubah sama sekali tetapi akan menjadi benchmark seperti apa
unit bisa menyediakan dalam keadaan bagaimanapun.
Sebagai konvensi untuk mengidentifikasi persamaan dan kalkulasi tanpa Kondisi OMC, semua
persamaan tanpa Kondisi OMC, namanya ditambah awalan "X". Jadi, EFOR tanpa Kondisi OMC
menjadi XEFOR, EFORD tanpa Kondisi OMC menjadi XEFORD, POF tanpa Kondisi OMC menjadi
XPOF, dan seterusnya.
Lampiran E-3A:
INTERPRETASI OUTAGE DAN DERATING
Contoh berikut menggambarkan berbagai kondisi outage untuk membantu memperjelas status
outage dan derating dari suatu unit pembangkit:
a. Skenario # 1: FO ke PO
Sebuah PLTU BBM mengalami gangguan tabung boiler bocor sementara dalam empat hari yang
akan datang telah dijadwalkan keluar (PO). Unit harus keluar dalam waktu 6 jam untuk pekerjaan
perbaikan. Karena unit akan keluar untuk PO dan sistem memungkinkan, P3B mengijinkan unit
untuk memasuki PO lebih awal. Umumnya butuh waktu 36 jam untuk perbaikan kebocoran
tabung, o leh karena itu, 36 jam outage yang pertama dianggap sebagai FO (U2). Setelah periode
36-jam, status unit berubah menjadi PO.
d. Skenario #4: Perpanjangan PO/MO saat pekerjaan masih merupakan Lingkup Kerja
Awal
Selama overhaul PLTU #1, pekerjaan perbaikan precepitator elektrostatik (ESP) lebih ekstensif
dari yang diperkirakan. Lebih banyak suku cadang telah dipesan dan tiba untuk menyelesaikan
pekerjaan perbaikan tersebut. Namun, pekerjaan perbaikan ESP yang tak diduga membutuhkan
waktu lebih lama telah menunda pembangkit untuk dapat beroperasi selama 3 hari. Karena
pekerjaan perbaikan ESP menjadi bagian dari lingkup pekerjaan yang awal dan P3B menyetujui
tambahan waktu, maka 3 hari perpanjangan tersebut dianggap sebagai Planned Outage
Extension.
Lampiran E-3B:
LAPORAN KONDISI PEMBANGKIT
Uraian Peristiwa
3 Januari, 4:30 a.m., Unit # 1 trip karena getaran turbin tinggi. Penyebabnya adalah bearing LP
turbin. Pekerjaan pembetulan mulai 3 Januari, 8:00 a.m. dan selesai 8 Januari, 9:30 a.m. Unit
sinkron 8 Januari 8, 5:00 p.m.
Perbaikan Komponen
Perbaikan Air preheater memerlukan 32 jam. Bukan jam ekivalen.
Uraian Peristiwa
Unit # 1 mengalami derating 75 MW mendadak pada 9 Maret, 8:45 a.m. Penyebabnya adalah
pulverizer feeder motor (Derating “A”), sehingga kemampuannya menjadi 525 MW. Pada 10:00
a.m. hari yang sama, unit mengalami derating lain sebesar 75 MW karena pulverizer feeder motor,
sehingga Kemampuan Maksimum sebagai hasil derating kedua (Derating "B") adalah 450 MW.
Motor mulai kembali dan Derating "B" berakhir satu jam kemudian. Kemampuan unit meningkat
75 MW pada waktu ini. Derating "A" berakhir pada 9 Maret, 6:00 p.m.
pengurangan karena deratung ke dua ditentukan oleh pengurangan NAC sebagai hasil derating
ke-2 dari NAC unit sebagai hasil derating pertama.
Dibawah ini menunjukkan pengaruh kesiapan dua derating yang terjadi pada unit tersebut:
Derating “A”: [(600 MW – 525 MW) * 9,25 jam]/600 MW = 1,16 Jam derated Ekivalen
Derating “B”: [(525 MW – 450 MW) * 1,00 jam]/600 MW = 0,125 Jam derated Ekivalen
Perbaikan Komponen
Jika “Waktu: Pekerjaan dimulai” dan “Waktu: Pekerjaan selesai” adalah blank atau diisi asterisk,
laporan awal dan akhir peristiwa menjadi waktu perbaikan.
Dalam contoh ini, 10,25 jam sebagai waktu perbaikan pulvurizer feeder motor (9,25 jam untuk
Derating “A” dan 1 jam untuk derating “B”. Jam ini bukan Ekivalen.
Uraian Peristiwa
Suatu derating mulai 3 Juli, 2:30 p.m., dimana kapasitas berkurang menjadi 575 MW untuk
pemeliharaan kodenser. Pemeliharaan mulai 13 Juli, 8:00 a.m. dan berakhir 23 Juli, 11:45.
Pada 19 Juli, 11:15 a.m., selagi pemeliharaan derating dalam proses, pompa feedwater trip
sehingga beban dengan seketika turun ke 360 MW. (Ini akan menjadi kasus, ya atau tidaknya unit
telah derated.) Feedwater pompa air kembali operasi pada waktu siang hari yang sama.
Derating “A”: [(600 MW – 575 MW) * 477,25 jam]/600 MW = 19,88 jam derating ekivalen
Derating “B”: [(575 MW – 360 MW) * 0,75 jam]/600 MW = 0,27 jam derating ekivalen
Perbaikan Komponen
Pemeliharaan condenser selama 243,75 jam. Feed water pump keluar selama 0,75 jam. Bukan
jam ekivalen.
Uraian Peristiwa
Suatu Pemutus output generator gangguan pada 6:30 a.m. 10 April menyebabkan derating 300
MW. Pekerjaan perbaikan mulai pada 8:00 a.m. Unit kembali Normal pada 10 April, 7:00 p.m..
Sepanjang perbaikan generator, suatu masalah kandungan kimia feedwater terjadi sampai, 3:45.
Jika hal ini terjadi sendiri, akan menyebabkan derating 200 MW. Di dalam kasus ini tidaklah perlu,
karena derating yang lebih besar masih ada.
Uraian Peristiwa
Reserve shutdown mulai 31 Mei, 7:30 p.m. Petugas Pemeliharaan memanfaatkan kesempatan off-
line ini untuk mengambil satu BFP ke luar dari sistem (dua BFP lain masih tersedia). Pekerjaan
mulai pada1 juni, 8:00 a.m. dan selesai 2 Juni, 3:30 p.m. Selagi pemeliharaan klep BFP sedang
berlangsung, unit mampu sinkron, tetapi terbatas pada kemampuan 400 MW.
Unit # 1 kembali siap Pada 3 Juni, 8:30 a.m.
Perbaikan Komponen
Perbaikan feedwater pump steam turbine membutuhkan 31,50 jam
Uraian Peristiwa
Unit # 1 derating 100 MW karena feedwater heater high level trip pada 27 Feb. 9:45 a.m.
disebabkan L.P. heater tube bocor. Pekerjaan pembetulan mulai 2 Maret, 8:00 a.m. Superheater
tube bocor pada 2 Maret, 1: 15 a.m. yang menyebabkan unit trip. Pemanas Feedwater (
penyebab derating) telah diperbaiki 4 Maret, 6:30 p.m.
Pekerjaan pembetulan superheater (penyebab outage) selesai 4 Maret, 10:00 p.m.. Unit kembali
sinkron 5 Maret, 9:22 a.m.
Perbaikan Komponen
Feedwater heater tidak siap 128,75 jam, superheater tidak siap 80.12 jam.
Uraian Peristiwa
Suatu pulverizer motor gangguan pada 18 Mei, 09:45 a.m. menyebabkan derating 100 MW. Selagi
unit derated, petugas pemeliharaan menemukan water wall tube bocor, memaksa unit keluar
seketika. Hal ini terjadi 20 Mei, 6:45 p.m. Tabung dilas, dan unit kembali operasi 24 Mei, 2:42
a.m. Pekerjaan pembetulan Pulverisator masih sedang dalam proses, sehingga kemampuan unit
masih 500 MW. Unit normal pada 25 Mei, 2:30 p.m. ketika pekerjaan pembetulan pulverisator
telah diselesaikan.
Perbaikan Komponen
Perbaikan motor pulverisator, penyebab derating, selama 172.75 jam. Pekerjaan pembetulan
Bagian Waterwall Tabung 79.95 jam.
Uraian Peristiwa
1 Oktober, 7:00 a.m, Unit mulai melakukan siklus 15-hour startup normal setelah PO selama dua
minggu, Pada akhir siklus normal, unit belum siap untuk sinkron karena H.P. turbine rotor
vibration berlebihan. Masalah telah diperbaiki dan Unit # 1 sinkron pada 3 Oktober, 3:00 a.m.
Perbaikan Komponen
Perbaikan Batang Rotor Turbin H.P. selama 17 jam.
Uraian Peristiwa
10 Juni, 8:00 a.m., manajemen memutuskan untuk mengoperasikan Unit # 1 pada 50%
kapasitas- 300 MW- dalam rangka menghindari potensi kekurangan bahan bakar. Jika permintaan
sistem meningkat, unit akan dikembalikan ke beban penuh. Sebab Unit tidak dibatasi oleh
peralatan, keputusan untuk operasi pada beban rendah tersebut adalah suatu masalah ekonomi.
Pada 25 Agustus, 5:00 a.m., Operator pembangkit melaporkan bahwa persediaan bahan
bakarnya tinggal sedikit dan akibatnya unit tidak bisa lagi berbeban penuh. Derating tidak
direncanakan mulai ketika bahan bakar terbatas. Kemampuan unit sebagai hasil derating adalah
300 MW.
3 September, 9:00 p.m. pasokan bahanbakar Unit telah habis dan unit dikeluarkan dari grid.
Persediaan bahan bakar baru telah dikirimkan 4 September. Unit operasi kembali pada 6
September, 4:00 p.m.
Uraian Peristiwa
Setelah beberapa jam mengalami secrubber ID
fan berlebihan, pada 3 Desember, 3:30 p.m. Unit
dikeluarkan untuk diperbaiki. Setelah masalahnya
ditemukan dengan tepat, pekerjaan pembetulan
dilaksanakan. Unit siap untuk mulai melakukan
siklus 15-hour startup normal nya Pada 5
Desember, 21:30 p.m.. Namun, berhubung beban
rendah, Unit masuk sebagai cadangan shutdown.
Startup mulai pada 2:30 a.m. diikuti beberapa
waterwall tubes retak selama startup, yang
mengharuskan perbaikan segera. Masalah Tabung
terjadi pada 9:00 a.m. Pada Desember 6. Setelah
memperbaiki tabung dan suatu startup sukses,
Unit sinkron pada 9 Desember, 5:00 p.m.
Ikhtisar
Dokumen ini akan menjelaskan metoda Sintesis dan Fleet-type Roll Up untuk mengumpulkan data
dan menciptakan statistik kondisi dan kinerja blok dari informasi kondisi dan kinerja level unitnya.
Dokumen ini berlaku hanya untuk reporter yang ingin melaporkan kondisi dan data kinerja untuk
masing2 unit pembangkit secara individu. Dokumen ini tidak berlaku bagi reporter yang menghendaki
laporan data blok secara kontinyu ke P3B sebagai 'unit tunggal' (atau metoda tradisional).
TOLONG DICATAT: Proses mengumpulan data kedua metoda tersebut adalah sama, didasarkan atas
level unit dasar serupa dalam semua keadaan. Perbedaan berada dalam penciptaan statistik blok dari
data level unit. IEEE 762 tidak menghendaki laporan unit terpisah dan membawa komponen
bersama-sama untuk menciptakan statistik blok unit kombinasi. Oleh karena itu, ketetapan dokumen
ini adalah metodologi NERC untuk menciptakan kondisi unit kombinasi baru dan record kinerja yang
didasarkan pada record laporan kinerja dan kondisi level unit.
Terminologi
o Blok unit kombinasi (juga dikenal sebagai "Blok") - Suatu blok memanfaatkan teknologi
pembangkitan listrik dimana listrik dan proses uap air diproduksi dari panas sisa yang terjadi dari satu
atau lebih turbin pembakaran. Dalam kebanyakan situasi, panas sisa yang ada disalurkan ke suatu
boiler uap konvensional atau ke HRSG untuk digunakan turbin uap dalam produksi listrik. Oleh karena
itu, blok siklus kombinasi terdiri dari satu atau lebih gas turbin (GT), satu atau lebih turbin uap (ST),
dan keseimbangan peralatan pembangkit yang mendukung produksi energi listrik atau uap air.
o Unit- Setiap generator di-set sebagai sebuah "unit". Biasanya dalam siklus kombinasi, setiap turbin
gas atau mesin jet dan setiap turbin uap dipertimbangkan sebagai sebuah "unit" Setiap unit berperan
atas total pembangkitan listrik secara blok siklus kombinasi.
o HRSG- Mungkin ada satu atau lebih HRSG atau boiler sisa uap panas dalam blok siklus kombinasi.
Beberapa unit mungkin punya HRSG tunggal per GT; yang lain mungkin punya beberapa GT yang
memberi umpan HRSG tunggal. HRSG tidak menghasilkan listrik pada output blok siklus kombinasi
dan dg. demikian, HRSG adalah suatu komponen bukannya suatu unit.
o Balance of Plant- Ada peralatan lain dalam blok siklus kombinasi yang digunakan untuk
mendukung produksi listrik. Mereka tidak dihubungkan dengan bagian tertentu dari blok dan juga
diperlakukan sebagai komponen.
Menghitung Statistik Blok (Sintesis & Fleet-Type) dari Kondisi & Kinerja
Level Unitnya
Dalam Metoda Siintesis, akan banyak dijumpai dimana dua unit akan ke luar (satu outage dan
yang lain derate) dan komputer akan merealisirnya dengan penguji records kondisi unit bahwasanya
unit tidak operasi tetapi blok siklus kombinasi masih menyediakan tenaga listrik. Hal demikian tidak
terjadi jika ditinjau secara fleet-type roll up.
Tolong CATAT bahwa tidak ada hitungan ganda dalam penentuan pada blok siklus kombinasi;
Kami benar-benar memelihara dampak permasalahan dalam satu unit pada unit lain. Penambahan
dua unit mempengaruhi keseluruhan produksi listrik secara blok.
Akan ada saat ketika kode penyebab satu unit (GT#1 sebagai contoh) akan juga ditunjukkan pada
unit ke dua (ST sebagai contoh). Itu disebabkan resultan outage GT mempengaruhi produksi uap air
pada ST, yang menghasilkan ketidak-mampuan turbin uap untuk menyediakan kapasitas penuh. Ini
boleh lihat seolah-olah hitungan "ganda" (lihat Contoh # 2). Bagaimanapun, turbin uap sendiri tidak
sedang tidak perlu pembetulan dan penyebab penurunan produksi turbin uap tergantung pada titik2
hubungan turbin uap tsb pada suatu GT (tidak mengatakan yang satu, hanya "sebuah" GT). Oleh
karena itu, GT mendapatkan dua hukuman terhadap hal tsb: untuk outage (kepada GT#1
nya sendiri) dan untuk derate (pada turbin uap.) yang Nampak sebagai "hitungan
ganda", tetapi bukanlah! Ini disebabkan GT-nya yang benar-benar menyebabkan
keseluruhan penurunan (derating).
Tolong catat dua hal berikut ini:
1) Ketika GT#1 dalam outage, waktu dan penyebab outage dikaitkan dengan GT#1 via catatan
kondisi (hanya outage dihubungkan dengan GT#1!), dan
2) Derate pada ST tidak dihubungkan dengan GT#1 "secara langsung" sebab derate tersebut muncul
dengan alasan kode penyebab GT tetapi tidak mengidentifikasi GT yang mana (misal ada lebih dari
satu unit GT). Oleh karena itu, ketika komputer mengkalkulasi statistik GT#1, itu hanya melihat
outage nya, derate nya tidak. Ketika komputer mengkalkulasi statistik dalam turbin uap, melihat
derate itu disebabkan oleh GT. Oleh karena itu, GT#1 tidak dihukum dua kali, tetapi hanya satu kali.
Di dalam statistik Kinerja NERC, dapat dilihat sebagai berikut:
GT#1 EAF=…, EFOR=…., dll
GT#2 EAF=…. EFOR=…. Dll
ST #1 EAF=…. EFOR=….. dll.
Nilai-Nilai ini akan dihitung hanya didasarkan pada arsip kondisi dan kinerja secara langsung yang
berhubungan dengan setiap unit individu. Banyaknya MWH yang dihasilkan oleh setiap unit dapat
digabungkan secara bulanan untuk menciptakan MWH yang dihasilkan secara. blok siklus kombinasi.
Kalkulasi Ekivalen
- Metoda Sintesis
Banyaknya jam kerja (SH), jam outage paksa (FOH), dll untuk record kinerja Blok hanya dapat
diciptakan dengan penelitian arsip kondisi unit dengan kondisi asal. Prosedur ini diperlukan untuk
memastikan apakah Blok menghasilkan tenaga atau sepenuhnya offline. Dalam metoda sintesis,
penjumlahan unit FO, PO, dll tidak bisa digunakan. Sebagai contoh, jika satu GT kondisi FO,
kemudian blok masih tetap menghasilkan tenaga dan jam outage GT tidak mencerminkan record
kinerja blok sebab ini merupakan derating untuk blok, bukan blok yang outage.
- Metoda Fleet Roll-Up
Ekivalen Fleet type roll up Blok didasarkan pada energi yang dihasilkan atau hilang selama unit siap
atau tak siap. Dengan perkalian jam terhadap kapasitas tiap unit, tambahkan energi dari tiap unit
untuk menciptakan statistik secara roll up yang diperlukan pada blok itu. Ketika menggunakan
metoda ekivalen fleet type roll up harus bekerja dengan energi dalam MWH dan bukan kapasitas dan
jam sebagai kesatuan terpisah. Dalam semua kalkulasi kita dapat mengganti energi dengan
mengalikan jumlah jam tertentu dengan kapasitas maksimum unit (DMN).
Hubungan jam kerja ke periode dan jam outage harus tetap untuk unit ndividu dan untuk blok ketika
semua unit digabungkan.
Jadi, untuk masing-masing unit di dalam blok mempunyai:
SMWh= SH x Kapasitas; PMWh= PH x Kapasitas; OHWh= OH x Kapasitas
Jumlah MW-jam semua unit untuk menciptakan nilai-nilai blok itu:
Σ(SMWh)= Σ (PMWh) - Σ (OMWh)
Aturan Khusus untuk Menghitung Data Blok dari Data Level Unit
a. Aturan Metoda Sintesis
ATURAN #1: outage blok mulai ketika CB unit terakhir keluar dan berakhir ketika CB unit ke-1
ditutup.
ATURAN #2: jumlah start nyata dan start percobaan untuk blok ditentukan oleh CB unit yang lebih
dulu menutup. Jika unit start tanpa masalah, maka ada satu percobaan start dan satu start nyata.
Jika unit pertama gagal startup dan unit kedua distart, maka Blok mempunyai dua percobaan start
dan satu start nyata.
ATURAN #3: Ketika unit RS mempengaruhi unit lain (misal GT kondisi RS mengurangi steam pada ST
nya), maka tidak ada laporan kondisi berkurangnya aliran uap air karena ST sedang beroperasi
seolah-olah dalam kondisi load following dan dapat kembali normal secepat GT kembali operasi.
ATURAN #4: Blok sebagai RS jika satu atau lebih GT juga sebagai RS dan blok tidak sedang bekerja.
Itu berarti unit lain dari blok mungkin sedang FO, MO, atau PO.
ATURAN #5: Seperti laporan untuk jenis unit lain, berkurangnya kemampuan pada saat proses turun
menuju outages tidak dilaporkan. (Lihat Contoh # 7).
b. Aturan Metode Fleet-type Roll Up
1. Banyaknya start nyata dan start percobaan secara blok ditentukan oleh jumlah semua start nyata
dan start percobaan unit itu. Semua kondisi unit dipindahkan secara langsung ke blok. Dengan kata
lain, jika unit mengalami FO, kondisi FO tersebut juga berlaku pada blok walaupun unit lain dalam
blok mungkin masih beroperasi. Jadi, semua kondisi yang terjadi di dalam blok dapat dipelihara.
2. RS dapat mempengaruhi unit lain (misal GT kondisi RS akan mengurangi uap air pada ST nya).
Tidak ada laporan kondisi pengurangan aliran uap air, sebab ST sedang beroperasi seolah-olah di
dalam load following dan dapat kembali ke kapasitas penuh secepat GT kembali operasi.
3. Seperti laporan untuk jenis unit lain, turun menuju outages tidak dilaporkan. Perubahan unit
secara teratur menuju outage (prosedur outage baku) dipertimbangkan sebagai proses turun menuju
beban rendah dan tidak dilaporkan melanggar hukum terhadap blok siklus kombinasi. (Lihat Contoh
# 7).
Contoh Outages dan Deratings Blok (Sintesis dan Fleet Type) dari laporan
Data Level Unit.
Contoh ini diciptakan hanya untuk menggambarkan hubungan cause and effect spesifik yang
dimaksudkan hanya untuk diskusi dan boleh atau tidak mungkin terjadi pada peralatan, instalasi,
bentuk wujud atau outage kejadian sebenarnya. Tujuan contoh ini untuk menggambarkan bagaimana
satu unit outage mempengaruhi unit lain dan keseluruhan blok.
Contoh ini adalah Blok Siklus Kombinasi – BLOK-1, terdiri dari dua turbin gas, masing2 dengan
generatornya. Setiap GT mempunyai HRSG sendiri. Dua unit GT/HRSG dihubungkan melalui suatu
manifold ke turbin uap tunggal yang juga mempunyai generator sendiri. Total kapasitas listrik
kombinasi khayalan ini (BLOK-1) adalah 710 MW. Susunan Unit sebagai berikut:
GT#1 dan GT#2 masing-masing 225 MW; ST#1 260 MW; dan total (BLOK-1) 710 MW
Diagram unit dan blok siklus kombinasi periode ini ditunjukkan di bawah:
kombinasi mampu menghasilkan 710 MW. (1743.75 / 710= 2.46 Jam Equiv.)
Contoh 4- Satu Unit outage, mempengaruhi unit lain dan mengubah jenis
peristiwa.
Laporan Peristiwa Unit
o GT# 2Outage paksa (U1) dari 11 Januari, 07:00 ke 11 Januari, 14:45 (kode penyebab 5030-
upercharging fans). Tidak ada panas tambahan ke HRSG. GT#2 tidak siap selama periode ini.
o Sebagai hasilnya, turbin uap derate paksa (D1) dari 11 Januari, 07:00 ke 11 Januari, 14:45 (kode
penyebab 5030- supercharging fans). Unit Turbin uap mampu 130 MW selama periode ini.
o GT#2 RS dari 11 Januari, 14:45 ke 14 Januari, 03:30. GT#2 mampu 225 MW.
o ST#1 RS dari 12 Januari, 00:00 ke 12 Januari, 11:20. ST#1 mampu 260 MW.
o GT#1 RS dari 12 Januari, 00:15 ke 12 Januari, 09:30. GT#1 mampu 225 MW
Diagram unit dan blok siklus kombinasi periode ini ditunjukkan di bawah:
ST RS 7.00 jam dan derate paksa 1.25 jam, GT # 1 dalam Outage paksa untuk 1.25 hrs x
130MW (atau 0.625 Ekivalen Jam derated paksa) 225 MW= 281.25 MWh derated.
Blok-1 derate paksa 1.25 jam, 355MW (atau 0.63 GT#2 RS 6.58 hrs x 225 MW= 1,481.25 MWh.
Ekivalen Jam derated paksa) dan RS 6.58 jam. ST#1 RS 7.00 hrs x 260 MW= 1,820 MWh.
ST#1 D1 1.25 jam kapasitas turun 130MW atau
*** Catat bahwa 1 jam derates terjadi selama RS 1.25 hrs x 130 MW= 162.50 MWh.
Dampak Siklus Kombinasi (BLOK):
Blok-1 RS dari 15 Januari, 23:10 sampai 16 5 peristiwa Blok
Januari, 05:45 (ketika GT#2 sinkron). Blok-1 RS 6,862.50 MWh;
mampu 710 MW. FO 281.25 MWh;
Blok-1 derate dari 16 Januari, 04:45 ke 16 RS 1,481.25 MWh;
Januari, 06:00 disebabkan oleh SF GT#2 dan RS 1,820.00 MWh;
tidak ada uap air mengalir ke turbine uap (cause D1 162.50 MWh
kode 5030). Blok-1 mampu 355 MW.
atau 0.47 [0.05+0.42] Ekivalen Jam derated 225MW= 38.25 MWH. dan 0.83 hr x 225 MW=
paksa). 186.75 MWH.
Ringkasan Data
Ringkasan Data