Disusun oleh :
JUNI LUKMAN NUL HAKIM
13/350569/SV/03765
i
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
INTISARI
Peranan bekisting sangatlah besar oleh karena itu teknik perencanaan pekerjaan
bekisting serta pemilihan material yang tepat secara tidak langsung dapat
mempengaruhi kemudahan proses pekerjaan bekisting. Studi lapangan ini
bertujuan untuk mengetahui perbedaan biaya dan efisiensi waktu pada bekisting
konvensional dengan bondek, pada proyek pembangunan pabrik kertas di PT. Oki
pulp and paper paket 1 RB ( Recovery Boiler), dalam hal ini diperlukan evaluasi
mengenai biaya dan waktu yang dibutuhkan. Berdasarkan Penelitian yang telah di
laksanakan didapat bahwa bekisting plat bondek lebih effisien digunakan jika
dibandingkan dengan bekisting konvensional, baik dari segi biaya maupun waktu,
dengan pemilihan material yang tepat dan sesuai maka hal tersebut dapat
mempersingkat durasi pelaksanaan dan memangkas pengeluaran biaya yang
digunakan, berdasarkan penelitian ini biaya yang didapat untuk material bekisting
plat konvensional sebesar Rp.315,445,300.00-. Sedangkan untuk material
bekisting plat bondek yaitu Rp.189,030,350.00- dengan selisih dari kedua harga
material plat tersebut adalah Rp.126,414,950.00-, namun apabila pemilihan
material tidak sesuai dengan kebutuhan dan kondisi proyek maka hal itu dapat
berpengaruh pada aspek biaya dan efisiensi waktu pelaksanaan. Penentuan tipe
bekisting harus disesuaikan dengan kondisi proyek dan lingkungan sekitar karena
hal tersebut sangat menentukan dalam hal biaya dan efisiensi waktu pada
pelaksanaan proyek konstruksi yang mengarah pada pencapaian kerja yang
maksimal.
v
ABSTRACT
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................iv
INTISARI..............................................................................................................................v
ABSTRACK.........................................................................................................................vi
DAFTAR ISI.........................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL................................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
ix
2.3.2 Rencana Anggaran Biaya Material................................................ 9
BAB IV METEDOLOGI.................................................................................. 29
4.1 Umum................................................................................................. 29
x
4.7 Tata Urutan dan Langkah Kerja......................................................................32
5.1 Umum................................................................................................. 33
5.3 Pelaksanaan........................................................................................ 34
Dan Bondek.................................................................................43
5.7 Penilaian............................................................................................. 53
xi
5.7.1 Hasil Penilaian Biaya Material................................................................53
5.8 Limbah....................................................................................................................57
5.9 Waktu......................................................................................................................57
6.1 Kesimpulan............................................................................................................65
6.2 Saran........................................................................................................................65
6.3 Rekomendasi.........................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................66
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
ETP ( Effluent Threatment Plant). Keempat paket tersebut, paket pertama yaitu RB
( Recovry Boiler) merupakan paket yang mengerjakan area power plant, dimana
area tersebut merupakan salah satu area yang cukup besar.
Hal ini menyebabkan kontraktor harus segera menyelesaikan semua proses
pekerjaan sesuai dengan jadwal kegiatan yang sudah ditetapkan dalam kontrak.
Salah satu kegiatan yang terus dipercepat pengerjaannya yaitu pekerjaan
pengecoran, hal ini menyebabkan kontraktor harus menggunakan material-
material yang fungsinya dapat membantu para kontraktor dalam mempersingkat
pekerjaan pengecoran tersebut.
Salah satu contoh material yang digunakan adalah bondek, bondek berfungsi
sebagai pengganti bekisting konvensional dalam proses pekerjaan pengecoran plat
lantai pada bangunan yang memiliki lebih dari 1 lantai hal ini dapat
mempersingkat proses pekerjaan pengecoran dibanding menggunakan bekisting
konvensional, salah satu bangunan gedung yang menggunakan bondek sebagai
pengganti bekisting konvensional adalah gedung MCC Cooling Towers yang
dikerjakan oleh PT. Modern Widya Tehnical.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, kegiatan pelaksanaan pengecoran plat
lantai pada gedung MCC Cooling Tower dengan menggunakan bondek sebagai
pengganti bekisting konvensional pada proyek yang dikerjakan oleh PT. Modern
Widya Tehnical, maka didapat rumusan masalah mengenai perbandingan biaya
dan efisiensi waktu yang dibutuhkan pada pekerjaan tersebut.
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah :
a. Mengetahui secara detail pengaplikasian bondek sebagai pengganti
bekisting konvensional pada pekerjaan plat lantai gedung MCC Cooling
Tower.
b. Mengetahui perbandingan biaya material serta efisiensi waktu yang
dibutuhkan.
2
1.4 Batasan Masalah
Batasan-batasan masalah yang diambil dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut:
a. Pembahasan akan difokuskan pada perbandingan antara penggunaan
bondek dengan bekisting konvensional pada pekerjaan plat lantai 3 dan 4
gedung MCC Cooling Towers yang dikerjakan oleh PT. Modern Widya
Tehnical.
b. Analisis perbandingan biaya dan efisiensi waktu antara bondek dengan
bekisting konvesional.
1.5 Manfaat
Laporan ini dibuat dengan harapan dapat memberi manfaat yang besar bagi
masyarakat luas pada umumnya, beberapa manfaat yang dapat diambil dari
laporan diantaranya adalah :
a. Mengetahui secara detail pelaksanaan pekerjaan pada plat lantai yang
menggunakan bondek sebagai pengganti bekisting konvesional.
b. Mengetahui perbandingan biaya serta efisiensi waktu yang dibutuhkan
pada penggunaan bondek dibandingkan dengan bekisting konvensional.
3
maupun para peneliti terdahulu, yang berkaitan dengan topik Tugas
Akhir.
c. BAB III Manajemen/Organisasi Instansi/Proyek
Menjelaskan secara singkat tentang system organisasi atau manjemen
pada instansi tempat magang meliputi profil singkat perusahaan, data-data
teknis proyek yang digunakan oleh perusahaan.
d. BAB IV Pelaksanaan dan pembahasan
Berisi tentang tahapan permasalahan yang dibahas dalam laporan yaitu
mengenai alasan atau dasar yang dijadikan penentuan mengapa bondek
digunakan dalam pekerjaan pengecoran plat lantai.
e. BAB V Kesimpulan dan Saran
Berisi ulasan kesimpulan dari permasalahan yang dibahas dalam laporan
serta saran yang dapat membangun untuk penulisan laporan selanjutnya.
f. Daftar Pustaka
Memuat referensi yang dijadikan sebagai literatur dalam penulisan
laporan.
g. Lampiran-Lampiran
Menyertakan surat tugas, gambar-gambar selama pelaksanaan dilokasi,
dan lampiran lain yang mendukung selama proses magang berlangsung.
4
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
1. Kekuatan
Bekisting harus dapat menahan tekanan beton dan berat dari pekerja
dan peralatan kerja pada penempatan dan pemadatan.
2. Ekonomis
Bekisting harus sederhana dan ukuran komponen serta pemilihan
material harus ditinjau dari segi pembiayaan.
3. Mudah diperkuat dan dibongkar tanpa merusak beton atau bekisting.
Metode dan cara bongkar serta pemindahan bekisting harus dicermati dan
harus dipelajari sebagai bagian dari perencanaan bekisting, terutama
metode pemasangan dan leveling elevasi.
6
sebagai bahan untuk menyusun perkiraan biaya, dengan kata lain, menyusun
perkiraan biaya berarti melihat masa depan, memperhitungkan dan mengadakan
prakiraan atas hal-hal yang akan dan mungkin terjadi, sedangkan analisis biaya
merupakan pengkajian dan pembahasan biaya kegiatan masa lalu yang akan
dipakai sebagai masukan, dalam usaha mencari pengertian lebih lanjut perihal
perkiraan biaya, maka penting untuk diperhatikan hubungannya dengan disiplin
cost engineering.
Definisi cost engineering adalah area dari kegiatan engineering dimana
pengalaman dan pertimbangan engineering dipakai pada aplikasi prinsip-prinsip
teknik dan ilmu pengetahuan di dalam masalah perkiraan biaya dan pengendalian
biaya. Estimasi analisis ini merupakan metode yang secara tradisional dipakai oleh
estimator untuk menentukan setiap tarif komponen pekerjaan. Setiap komponen
pekerjaan dianalisa ke dalam komponen-komponen utama tenaga kerja, material,
peralatan, dan lain-lain. Penekanan utamanya diberikan faktor-faktor 12 proyek
seperti jenis, ukuran, lokasi, bentuk dan tinggi yang merupakan faktor penting
yang mempengaruhi biaya.
7
dengan pengeluaran biaya aktual dari proyek tersebut. Anggaran merupakan
perencanaan financial dari suatu kontrak secara keseluruhan dan digunakan untuk
menghitung aliran kas (cash flow) yang cair dalam setiap periode kontrak.
Gagasan dari pengendalian biaya dan waktu berdasarkan pada perbandingan
antara kinerja yang direncanakan dengan kinerja yang aktual. Informasi biaya
aktual dari suatu proyek harus layak, pembengkakan biaya harus dideteksi,
kecenderungan dapat dianalisa, dan manajemen dapat mempertanyakan apabila
ada biaya saat ini atau biaya penyelesaian proyek yang keluar dari kontrol.
Pengendalian biaya proyek adalah sebuah proses pengendalian biaya yang
dikeluarkan dalam suatu proyek, mulai dari saat gagasan pemilik untuk membuat
suatu proyek sampai saat pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan saat
pembayaran terakhir dilakukan (Chandra, et al., 2003).
8
lebih pendek.
5. Penyetelan di lokasi dibandingkan dengan penyetelan di toko atau
pabrik, hal ini tergantung dari kondisi serta bahan yang tersedia,
ukuran besar kecilnya proyek dan juga jarak tempat penyetelan.
9
RAB =Σ ( Volume ) x Harga Satuan Pekerjaan
t rata-rata = t1 + t2 +....... t4
N
Keterangan :
t1 = Waktu pengamatan
N = Jumlah pengamatan
10
Pekerjaan pembuatan cetakan beton atau yang biasa disebut dengan bekisting ,
merupakan pekerjaan yang bersifat sementara, tetapi walaupun bersifat pekerjaan
sementara mutu dan kualitas harus tetap terjamin kekuatannya karena bekisting
dibuat untuk menahan tekanan beton yang masih cair dan juga harus kuat menahan
beban yang diakibatkan oleh para pekerja yang berada di atasnya, juga beban-
beban kejut yang terkadang bisa saja terjadi, contohnya meterial-material yang
bisa saja jatuh menimpa tepat di atas bekisting, harus dipastikan juga agar
bekisting tidak berubah bentuknya selama pekerjaan pengecoran beton
berlangsung sampai beton menjadi keras. Berikut merupakan gambar bekisting
konvensional yang dapat dilihat pada Gambar 2.1.
11
balok-balok kayu, kemudian beban dari balok-balok kayu tersebut diteruskan ke
tiang-tiang penyangga dari perancah atau scaffolding. Konstruksi cetakan beton
harus dibuat sedemikian rupa sehingga mempermudah dalam proses
pembongkaran.
Konstruksi bekisting untuk struktur yang mendukung bebas terdiri dari suatu
konstruksi penyangga dari perancah kayu atau perancah baja bersekrup (
scaffolding). Perancah kayu umumnya diletakan di bagian atas gelagar balok yang
cukup panjang dan lebarnya, untuk mencegah bekisting melesak. Perancah kayu
dapat disetel tingginya dengan pertolongan dua baji kayu yang dapat digeser.
Perancah ini termasuk tipe penyangga tradisional. Perancah baja bersekrup (
scaffolding) terdapat di pasaran dengan bermacam-macam panjang dan besarnya.
Ketika akan membuat bekisting seharusnya dibuat terlebih dahulu suatu
perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik ini akan menghasilkan suatu
kebutuhan akan kayu yang paling efisien, pada bagian kayu yang menopang beban
yang tidak besar, dapat digunakan jenis kayu yang sesuai untuk beban tersebut.
Kayu juga jangan sampai memikul beban melebihi kapasitasnya karena akan
membuat kayu lebih cepat rusak. Potongan potongan kayu atau panel kayu akan
direncanakan seseragam mungkin agar mengurangi pemotongan yang tidak
efisien, untuk menghitung volume material bekisting plat konvensional dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
12
c. Volume Paku (kg)
Hasil Pengamatan untuk setiap luasan plat (HP) x Jumlah plat
d. Volume Minyak Bekisting (liter)
Hasil Pengamatan untuk setiap luasan plat (HP) x Jumlah plat
e. Volume Besi Tulangan (batang)
Untuk sumbu (x)
Jumlah bentang = Panjang Plat (y) / jarak besi(x)
Panjang besi = Jumlah bentang x Panjang Plat(x)
Jumlah besi = Panjang besi / Panjang besi/12m
Untuk sumbu (y), sama seperti sumbu (x)
f. Volume Kawat (kg)
Hasil Pengamatan untuk setiap luasan plat (HP) x Jumlah plat
13
Gambar 2.2 Ketahanan Bondek Dalam Menahan Beban Di atasnya
Kekuatan tarik leleh minimum plat baja ini adalah 550 MPa. Tebal plat
standar adalah 0,70 mm dengan pilihan tebal yang lain 1,00 dan 1,2 mm.
Penggunaan bondek ( decking baja) akan memberikan keuntungan bagi struktur
secara keseluruhan karena penghematan dalam penggunaan formwork dan beton.
Decking baja ini berfungsi antara lain sebagai lantai kerja sementara, sebagai
bekisting tetap dan tulangan positif. Bondek juga memberikan keuntungan yang
lain yaitu dari segi waktu pelaksanaan konstruksi yang lebih cepat dan pemakaian
perancah dan tiang-tiang penyangga.
Pemasangan panel bondek pada plat beton diletakkan melintang (pada arah
memendek), pada umumnya panel diletakkan minimum ±2,5 cm di dalam
bekisting balok. Plat-plat lantai dan atap yang terdiri dari panel-panel lantai baja (
steeldeck panels), yang berfungsi baik sebagai cetakan maupun sebagai tulangan
bagi beton yang terletak di atasnya, telah banyak dipakai pada bangunan-bangunan
yang rangka utamanya terdiri dari konstruksi baja atau konstruksi komposit.
Berikut merupakan gambar pemasangan bondek yang dapat dilihat pada Gambar
2.3.
14
Gambar 2.3 Pemasangan Bondek pada Arah Melintang
Perencanaan plat seperti ini dalam beberapa cara berbeda dengan perencanaan
dari plat lantai beton bertulang yang memakai tulangan yang bersirip
permukaannya. Satu hal yang perlu dicatat ialah bahwa luas penampang dari lantai
baja yang berfungsi sebagai tulangan ini didistribusikan pada sebagian dari tinggi
plat melalui suatu cara yang bergantung pada bentuk dari lantai tersebut, hal yang
lebih penting lagi ialah kenyataan bahwa keberhasilannya lantai baja tersebut
berfungsi sebagai perkuatan plat seluruhnya tergantung pada kemampuan ikatan
antara kedua material tersebut pada permukaan pertemuannya, seperti juga halnya
pada batang tulangan yang berfungsi sebagai penulangan, biasanya bahan-bahan
ikatan kimiawi saja tidak cukup untuk dapat menjamin terbentuknya lekatan yang
kuat.
Berdasarkan kebanyakan kasus, alat-alat ini terdiri dari tonjolan-tonjolan yang
mempunyai jarak antara yang dekat sekali. Alat-alat ini bekerja dalam cara yang
sama seperti fungsi dari batang bersirip dalam memperbesar kekuatan lekatnya, di
samping itu alat ini juga harus mampu melawan kecenderungan terpisahnya lantai
baja dan beton dalam arah vertikal. Tonjolan-tonjolan dapat melakukan tugas ini
dengan jalan dimiringkan kearah horizontal, sehingga dapat
15
memikul kedua gaya horizontal (ikatan) dan gaya-gaya vertikal (gaya yang
berusaha memisahkan baja dan beton). Berdasarkan jenis lantai baja lainnya, pada
bagian dari atas rusuk-rusuk lantai tersebut dilas kawat-kawat baja dalam arah
tranversal dengan jarak antara yang dekat sekali sehingga dapat berfungsi sesuai
dengan yang diharapkan, pada saat dibebani plat-plat lantai dengan baja komposit
ini akan mengalami keruntuhan lentur melalui suatu cara yang tidak banyak
berbeda dibandingkan dengan keruntuhan lentur dari plat-plat biasa, atau melalui
hilangnya ikatan antara lantai baja tersebut dengan beton. Keadaan ini dikenal
sebagai keruntuhan lekatan geser, dan justru kekuatan lekat geser inilah yang
menjadi suatu problem khusus dari plat-plat komposit. Berikut merupakan bahan
material untuk membuat bekisting plat lantai yang menggunakan bondek yaitu :
a. Bondek
b. Multipleks
c. Kayu
d. Elektroda las (bangunan baja)
e. Skrup/baut (bangunan beton)
f. Wiremesh
untuk menghitung kebutuhan bondek dalam pekerjaan plat lantai maka bisa
digunakan dengan cara sebagai berikut :
a. Volume Bondek
V = Luas plat (m2) / Luas bondek(m2)
b. Volume Wiremesh
V = Luas plat (m2) / Luas wiremesh (m2)
c. Multipleks sisi samping (lembar)
V = Panjang tepi samping plat / panjang potongan multipleks
3
d. Volume Kayu (m )
V = Hasil Pengamatan untuk setiap luasan plat (HP) x Jumlah plat
e. Volume Paku (kg)
V = Hasil Pengamatan untuk setiap luasan plat (HP) x Jumlah plat
f. Volume Minyak Bekisting (liter)
16
V= Hasil Pengamatan untuk setiap luasan plat (HP) x Jumlah plat
g. Volume Baut (buah)
V = Hasil Pengamatan untuk setiap luasan plat (HP) x Jumlah plat
17
BAB III
PROFIL PERUSAHAAN
18
berhasilannya ditandai dengan kepemilikan atas Swiss-Belhotel Papua dan mal
Jayapura yang berlokasi di Jayapura, dengan prestasi dan pencapaian PT. MWT
yang dibuktikan dengan sertifikat yang dimiliki antara lain sertifikasi standar ISO
9001, OHSAS 18001, SMK3, dan ISO 14001 dan semangat yang dimiliki PT.
Modern Widya Tehnical, PT. Modern bertekad untuk selalu memperbaiki kinerja
dan profesionalisme agar selalu menjadi rekanan yang handal dan terpercaya.
19
karyawan, pengguna jasa dan rekanan).
20
Ir. Pongku Djoko P.
(Komisaris Utama)
So. Robinson S.
(Komisaris)
21
pada paket pertama yaitu RB ( Recovery Boiler), yang dapat dilihat pada Gambar
3.2.
PROJECT OPERASIONAL
PROJECT MANAGER
SITE MANAGER
ENGGINER MANDOR
PEKERJA
22
Tabel 3.1 Area Power PlantPaket 1 RB
2)
NO NAMA AREA LUAS AREA (M GAMBAR AREA
PAKET 1 RECOVERY BOILER(RB)
MCC Cooling
2 900
Tower
23
Tabel 3.1 Area Power Plant.......(lanjutan)
2)
NO NAMA AREA LUAS AREA (M GAMBAR AREA
PAKET 1 RECOVERY BOILER(RB)
ESP RB
3 2332,6 (Chamber RB)
4 RB Raft 3889,25
STG House
5 (Turbin 5778 Generator)
24
Tabel 3.1 Area Power Plant.......(lanjutan)
2)
NO NAMA AREA LUAS AREA (M GAMBAR AREA
PAKET 1 MAIN BOILER (MB)
ESP MB
6 1414,4 ( Chamber MB)
7 MB Raft 2688
8 MCC MB 847
25
Tabel 3.1 Area Power Plant.......(lanjutan)
2)
NO NAMA AREA LUAS AREA (M GAMBAR AREA
PAKET 1 MAIN BOILER (MB)
10 CCR 2798
Adapun data teknis tentang daftar peralatan proyek yang dimiliki PT. Modern
Widya Tehnical yang akan disajikan pada Tabel 3.2
NO JENIS JUMLAH
1 AIR COMPRESSOR 2 Unit
2 AHT 2 Unit
3 BATCHING PLANT 7 Unit
4 BULLDOZER 22 Unit
26
Tabel 3.2 Daftar Alat............. (lanjutan)
NO JENIS JUMLAH
5 BORE PILE 1 Unit
6 BARGE 180 Feet 2 Unit
7 BAR BENDER 15 Unit
8 BAR CUTTER 15 Unit
9 CONCRETE PUMP 3 Unit
10 CONCRETE PAVER 1 Unit
11 DUMP TRUCK 225 Unit
12 EXCAVATOR 9 Unit
13 FOCO CRANE 5T 1 Unit
14 GEENERATOR SET 6 Unit
15 HYDRAULIC EXCAVATOR 37 Unit
16 LCT 2 Unit
17 MOBILE CRANE 25-180 T 9 Unit
18 MOBILE CONCRETE MIXER 8 Unit
19 MOTOR GRADER 19 Unit
20 ASPHALT MIXING PLANT (AMP) 7 Unit
21 ASPHALT FINISHER 2 Unit
22 ASPHALT SPRAYER 3 Unit
23 ASPHALT DISTRIBUTOR 2 Unit
24 PNEUMATIC TIRE ROLLER 4 Unit
25 PILE DRIVE HAMMER 1 Unit
26 SCAFOLDING 30,000 Pcs
27 STONE CRUSHER 10 Unit
28 SEA TRUCK 2 Unit
29 TOWER CRANE 2 Unit
27
Tabel 3.2 Daftar Alat............. (lanjutan)
NO JENIS JUMLAH
30 THREE WEEL ROLLER 1 Unit
31 TANDEM ROLLER 4 Unit
32 TUG BOAT 2 Unit
33 VIBRATORY COMPACTOR 31 Unit
34 WATER TANKER 4 Unit
35 WHEEL LOADER 11 Unit
36 TRACTOR 2 Unit
37 TANK ADDITIVE 1 Unit
28
BAB IV
METODOLOGI
4.1 Umum
Metodologi merupakan suatu metode pendekatan untuk menyelesaikan
masalah dengan memperhatikan sumber data dan fasilitas yang tersedia.
Metodologi menguraikan langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan,
sehingga dapat memberi gambaran tentang bagaimana mencari jawaban dari
permasalahan yang diajukan.
29
MULAI
RUMUSAN MASALAH
STUDI PUSTAKA
TEKNIK PENILAIAN
SELESAI
Gambar 4.1 Diagram Alir Pola Kerja Urutan Penyusunan Laporan Tugas Akhir
30
4.4 Tahapan Studi
Tahapan di dalam penelitian terdiri dari 2 tahap yang meliputi tahap persiapan
serta tahap pengumpulan data. Rincian dari masing-masing kegiatan sebagai
berikut :
31
c. Pengolahan data dengan melakukan perhitungan biaya material.
d. Analisis perbandingan aspek yang dibahas.
e. Kesimpulan dan saran berdasarkan hasil pembahasan.
4.8 Lokasi
Lokasi penelitian adalah tempat dimana akan dilaksanakannya penelitian,
untuk memperoleh data yang akurat dalam penulisan laporan ini, dalam penelitian
mengambil lokasi di proyek pabrik kertas PT. OKI Pulp and Paper Mills, Sei
Baung, Palembang, Sumatera Selatan.
32
BAB V
PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Umum
Bab ini akan membahas mengenai perbandingan rincian anggaran material
yang di butuhkan dalam pembuatan bekisting plat lantai konvensional dan yang
menggunakan bondek sebagai alternatif pengganti bekisting konvensional, dalam
pelaksanaan pembuatan bekisting, banyak pekerjaan yang dilakukan dan beberapa
contoh kegiatan yang dilaksanakan pada pembuatan bekisting yaitu pembesian dan
pemotongan, sehingga dalam bab ini juga akan dibahas mengenai rata-rata
kebutuhan waktu yang digunakan pekerja dalam menyelesaikan beberapa item
pekerjaan pada luasan yang sudah ditetapkan.
33
Gambar 5.1 Layout RB ( Recovery Boiler)
5.3 Pelaksanaan
Bab ini akan menjelaskan tentang tahap-tahap pelaksanaan pembuatan
bekisting, tahapan pekerjaan dimulai dari tahap awal sampai tahap akhir yaitu
pemasangan besi, pada dasarnya pelaksanaan pekerjaan bekisting pada plat
konvensional dan bekisting plat bondek hampir serupa, dan hanya memiliki sedikit
perbedaan.
Pelaksanaan pekerjaan bekisting ini dilakukan di lokasi gedung MCC Cooling
Towers, dimana gedung ini memiliki lebar luas yaitu 1400 x 4400 cm dan tinggi
14,560 m yang terbagi menjadi 4 lantai. Berikut akan dijelaskan tentang tahapan
pelaksanaan pekerjaan bekisting. Pekerjaan bekisting plat dapat dikerjakan setelah
bekisting balok sudah selesai dengan tumpuan di atas scaffolding seperti pada
balok untuk bentang lebar dan untuk plat kecil duduk di atas scaffoldingbalok.
Harus diperhatikan juga bahwa tumpuan tripleks harus berupa balok kayu dan
34
kaso, jaraknya harus cukup rapat sehingga pada saat pengecoran tidak terjadi
lendut setempat. Kontrol elevasi juga harus dilakukan minimal 5 titik setiap plat
dengan menggunakan alat waterpass, sebelum pekerjaan pemasangan besi, plat
yang sudah siap harus dibersihkan terlebih dahulu menggunakan alat compressor
dan besi dipasang duduk di atas beton deking, setelah besi terpasang maka plat
siap untuk pekerjaan selanjutnya yaitu pekerjaan pengecoran.
35
b. Memasang balok kayu yang sudah dipotong sesuai dengan kebutuhan,
setelah balok kayu terpasang, selanjutnya memasang multipleks,
multipleks harus dipasang dengan rapi dan harus rapat agar tidak terjadi
kebocoran saat proses pengecoran. Berikut merupakan gambar
pemasangan kayu dan multipleks yang dapat dilihat pada Gambar 5.3.
36
Gambar 5.4 Pemasangan besi Tulangan
(22 Maret 2016)
37
Gambar 5.5 Pemasangan Plat Bondek
(11 April 2016)
c. Proses selanjutnya yaitu pemasangan multipleks pada bagian sisi
samping bondek, hal ini berfungsi sebagai penahan beton bagian tepi
bondek pada saat pengecoran berlangsung. Berikut merupakan
gambar pemasangan bekisting bagian samping yang dapat dilihat
pada Gambar 5.6.
38
d. Proses yang terkhir yaitu pemasangan besi wiremesh, sebelum
pemasangan, wiremesh harus dipotong sesuai dengan kebutuhan.
Berikut merupakan gambar pemasangan wiremesh yang dapat dilihat
pada Gambar 5.7.
39
Tabel 5.1 Risiko Kegagalan Pada Bekisting Konvensional
40
Tabel 5.1 Risiko Kegagalan................(lanjutan)
41
Tabel di atas merupakan beberapa risiko yang sering dialami saat pekerjaan
bekisting plat konvensional pada plat lantai pabrik kertas PT. OKI pulp and paper
mills berlangsung, untuk mengetahui risiko yang sering terjadi pada pekerjaan
yang menggunakan plat beton bodek maka berikut akan disajikan pada Tabel 5.2.
42
Tabel di atas merupakan beberapa risiko yang sering dialami saat pekerjaan
bekisting plat bondek pada plat lantai pabrik kertas PT. OKI pulp and paper mills
berlangsung.
43
sebelum pelaksanaan pemilihan material multipleks harus dipikirkan baik-
baik karena dengan material yang baik akan menghasilkan bentuk plat yang
rapih, tidak hanya material tapi proses pelaksanaannya juga harus diperhatikan
misal pada pekerjaan pemotongan harus sesuai ukuran plat, pemasangan
multipleks harus rapih dan rapat agar tidak terjadi risiko kebocoran dan risiko
lainya, pada pekerjaan bondek peranan multipleks hanya sebagai penahan di
bagian samping sehingga risiko-risiko tersebut tidak akan terjadi pada
bekisting plat bondek.
d. Pemasangan bondek
Risiko yang bisa terjadi pada pelaksanaan pekerjaan plat bondek yaitu hanya
dimensi bodek yang tidak sesuai dengan rencana maka dari itu sebelum
pelaksanaan bondek harus di perhatikan dalam proses pelaksanaannya
sehingga tidak aka terjadi risiko tersebut.
e. Pekerjaan pembesian
Pekerjaan pembesian pada bekisting konvensional memiliki lebih banyak
risiko karena dalam pelaksanaannya terdapat banyak pekerjaan seperti
pemotongan, penyusunan, dan pengikatan besi, dengan begitu apabila
pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak dilakukan dengan benar maka akan terjadi
kegagalan dalam pelaksanaannya. Sedangkan pada bondek pekerjaan
pembesian tidaklah serumit pada pekerjaan bekisting konvensional karena
pembesian pada bondek berupa besi yang sudah dirancang oleh pabrik
sehingga tidak ada pekerjaan pengikatan atau perakitan karena sudah
berbentuk besi siap pasang (wiremesh), dengan begitu tidak akan terjadi risiko
dalam proses pelaksanaannya.
f. Pekerjaan pengecoran
Beberapa risiko yang dapat terjadi pada bekisting konvensional saat pekerjaan
berlangsung atau sesudah pengecoran ialah bekisting bisa saja ambruk,
kebocoran, lendutan, beton retak dan risiko lainnya, sehingga sebelum
pengecoran berlangsung bekisting harus dipastikan dalam kondisi rapih, tidak
ada celah di sisi-sisi bekisting, harus rapat dan mampu menahan beban beton
cair yang akan dituang sehingga bekisting dapat menghasilkan bentuk plat
44
yang rapih dan tidak mengalami kegagalan dalam pelaksanaannya. Begitu
juga dengan bondek, harus diperhatikan sebelum pelaksanaannya berlangsung
sehingga menghasilkan bentuk plat lantai yang rapih dan kuat.
Berdasarkan pembahasan di atas, bekisting plat bondek lebih sedikit mempunyai
risiko kegagalan karena proses pelaksanaanya yang lebih ringkas dan tidak
memerlukan banyak material yang mampu membuat kegagalan dalam
pembuatannya, sehingga pada pekerjaan plat lantai pabrik kertas PT.OKI plat
bondek lebih sering daripada menggunakan bekisting konvensional karena
keuntungan tersebut.
45
2
untuk luas plat (180 x 130) = Luas plat (m )/ luas
multipleks (m2)
= 2,34 m / 2,88 m
= 0,81 lembar
2
untuk luas plat (180 x 155) = Luas plat (m )/ luas
multipleks (m2)
= 2,79 m / 2,88 m
= 0,96 = 1 lembar
2
untuk luas plat (305 x 180) = Luas plat (m )/ luas
multipleks (m2)
= 5,49 m / 2,88 m
= 1,90 = 2 lembar
2
untuk luas plat (272,5 x 187,5) = Luas plat (m )/ luas
multipleks (m2)
= 5,10 m / 2,88 m
= 1,77 lembar
Total multipleks lantai 2 = 73 + 2,04 + 0,81 +
1 + 2 + 1,77 =
80,62 = 81 lembar
B. Kayu 5/7 ( 400 cm), jarak (x = 50, y = 100), luas plat (380 x 230)
Untuk luas plat (380 x 230) = 230 / jarak ( x )
= 230 / 50
= 4,6 bentang
Panjang kayu sumbu (x) = 4,6 x 380
= 1748 cm
Jumlah kayu = 1748 / 400
= 4,37 batang
Untuk luas plat (380 x 230) = 380 / jarak (y)
= 380/ 100
= 3,8 bentang
Panjang kayu sumbu (y) = 3,8 x 230
= 874 cm
Jumlah kayu = 874 / 400
= 2,18 batang
Total kayu untuk plat (380 x 230) = (4,37 + 2,18) x 24 unit
= 157,2 batang
Kayu 5/7 ( 400 cm), jarak (x = 50, y = 100), luas plat (380 x 155)
Kayu 5/7 ( 400 cm), jarak (x = 50, y = 100), luas plat (180x 130)
Kayu 5/7 ( 400 cm), jarak (x = 50, y = 100), luas plat (305 x 180)
Kayu 5/7 ( 400 cm), jarak (x = 50, y = 100), luas plat (272,5 x 187,5)
E. Besi tulangan D10, luas plat keseluruhan (2400- 500) cm, jarak
(x=10, y=10) cm.
Jumlah bentang sumbu (x) = 500 / jarak ( x )
= 500 / 10
= 50 bentang
Panjang besi tul. sumbu (x) = 50 x 2400
= 120000 cm
Jumlah tulangan per 12 m = 120000 / 1200
= 100 batang
Jumlah bentang sumbu (y) = 2400 / jarak (y)
= 2400 / 10
= 240 bentang
Panjang besi tul. sumbu (y) = 240 x 500
= 120000 cm
Jumlah tulangan per 12 m = 120000 / 1200
= 100 batang
= 2000 / 10
= 200 bentang
Panjang besi tul. sumbu (y) = 200 x 500
= 100000 cm
Jumlah tulangan per 12 m = 100000 / 1200
= 83,33 batang
47
= 4400 / 10
= 440 bentang
Panjang besi tul. sumbu (x) = 440 x 1400
= 616000 cm
Jumlah tulangan per 12 m = 616000 / 1200
= 514 batang
Jumlah bentang sumbu (y) = 1400 / jarak (y)
= 1400 / 10
= 140 bentang
Panjang besi tul. sumbu (y) = 140 x 4400
= 616000 cm
Jumlah tulangan per 12 m = 616000 / 1200
= 514 batang
Total besi tulangan untuk lapis bawah dan atas yaitu :
= (514 + 514) x 2
= 2056 (batang/12 m)
F. Kawat
2
Untuk luas tulangan 1m = 0,1 kg
2
Maka total kawat lantai 4 = (0,1x 616 m ) x 2
= 122 kg
Perhitungan di atas merupakan sampel dari hasil analisis untuk kebutuhan
material bekisting plat konvensional pada lantai 4, untuk hasil analisis kebutuhan
material keseluruhan akan disajikan pada data lampiran.
48
2
bondek (m )
= 616 / 4
= 154 lembar
E. Minyak bekisting
Untuk panjang 1000 cm dibutuhkan 1 liter minyak
Total = 11600 / 1000
= 11,6 liter
49
Untuk luasan plat dengan tebal 20 cm
20 x 4400 = 88000
20 x 1400 = 28000
Jumlah multipleks untuk luasan 4400 cm
= 88000 / 4800
= 18 potongan
= 18 / 6
= 3 lembar
Untuk sisi kanan dan kiri = 3x2
= 6 lembar
Jumlah multipleks untuk luasan 1400 cm
= 28000 / 2400
= 12 potongan
= 12 / 6
= 2 lembar
Untuk sisi kanan dan kiri = 2x2
= 4 lembar
Total untuk multipleks bagian samping lantai 4
= 6+4
= 10 lembar
50
Tabel 5.3 Rencana Anggaran Biaya Material Bekisting Plat Beton Konvensional
Volume
Material Satuan Harga Satuan Harga
Material
Plat lantai 3
Bekisting
51
dari tabel tersebut didapat rincian biaya untuk bekisting plat konvensional sebesar
Rp. 315,445,300.00 -.
( Tiga ratus lima belas juta empat ratus empat puluh lima ribu tiga ratus rupiah).
Tabel 5.4 Rencana Anggaran Biaya Material Bekisting Plat Beton Bondek
Volume
Material Satuan Harga Satuan Harga
Material
Plat lantai 3
Material Bekisting
2
Bondek 660 m Rp. 83,000.00 Rp. 54,780,000.00
Multipleks 9mm 10 lembar Rp. 145,000.00 Rp. 1,450,000.00
3
Balok kayu kelas II 4 m Rp. 2,200,000.00 Rp. 8,800,000.00
Mur Baut 119 Buah Rp. 4450 Rp. 529,550.00
Paku 5 - 12 cm 18 Kg Rp. 18,500.00 Rp. 333,000.00
Minyak bekisting 13 Liter Rp. 7,800.00 Rp. 101,400.00
Tukang Kayu - OH Rp. 63,000.00 Rp. 63,000.00
Pembesian
Wiremesh m8 56 Lembar Rp. 550,000.00 Rp. 30,800,000.00
Tukang Besi - OH Rp. 63,000.00 Rp. 63,000.00
Jumlah Rp. 96,919,950.00
Plat lantai 4
Material Bekisting
2
Bondek 616 m Rp. 83,000.00 Rp. 51,128,000.00
52
Tabel 5.4 Rencana Anggaran Biaya.........(Lanjutan)
Volume
Material Satuan Harga Satuan Harga
Material
Plat lantai 4
Multipleks 9mm 10 Lembar Rp. 145,000.00 Rp. 1,450,000.00
Mur Baut 124 Buah Rp. 4450 Rp. 551,800.00
3
Balok kayu kelas II 4 m Rp. 2,200,000.00 Rp. 8,800,000.00
Minyak bekisting 12 Liter Rp. 18,500.00 Rp. 222,000.00
Paku 5 - 12 cm 17 Kg Rp. 7,800.00 Rp. 132,600.00
Tukang Kayu - OH Rp. 63,000.00 Rp. 63,000.00
Material Pembesian
Wiremesh m8 54 Lembar Rp. 550,000.00 Rp. 29,700,000.00
dari tabel tersebut didapat rincian biaya untuk bekisting plat bondek sebesar Rp.
189,030,350.00- ( Seratus delapan puluh sembilan jutatiga puluh ribu tiga ratus
lima puluh rupiah).
5.7 Penilaian
Berikut merupakan hasil perbandingan biaya antara penggunaan bekisting
konvensional pada pekerjaan plat lantai dengan penggunaan bondek sebagai
alternatif pengganti bekisting konvensional.
53
Tabel 5.5 Hasil Perbandingan Harga Material
54
b. Kayu 5/7
Kayu pada bekisting plat lantai berfungsi sebagai penahan beban di atasnya
sehingga bekisting tidak mudah ambruk saat proses pengecoran berlangsung.
Kebutuhan kayu pada bekisting konvensional lebih banyak, karena pada
bekisting konvensional bagian sisi bawah hanya menggunakan multipleks
sehingga membutuhkan kayu yang lebih banyak sebagai penopang multipleks
agar saat beton cair dituang tidak terjadi kegagalan pada struktur bekisting
seperti lendutan atau bahkan ambruk. Kebutuhan kayu pada bondek lebih
sedikit karena bondek sendiri sudah terbuat dari baja sehingga mampu
menahan beban lebih besar daripada multipleks, meskipun bondek mampu
menahan beban lebih besar ketimbang multipleks tetapi bondek juga
memerlukan kayu sebagai penopang di bawahnya dengan volume kayu yang
lebih sedikit sehingga biaya yang dihasilkan lebih kecil daripada yang
dihasilkan oleh bekisting konvensional.
c. Bondek
Pada bekisting konvensional tidak diperlukan material bondek, pada bekisting
plat bondek peranan multipleks sudah digantikan oleh bondek.
d. Wiremesh
Wiremesh berperan sebagai pengganti besi tulangan pada plat bondek,
sehingga kebutuhan besi tulangan tidak lagi diperlukan pada pekerjaan plat
lantai yang menggunakan bondek.
e. Besi tulangan
Pekerjaan plat lantai yang masih menggunakan bekisting konvensional maka
dalam pekerjaan pembesiannya masih menggunakan besi tulangan dalam
pelaksanaannya sehingga menghasilkan biaya yang cukup besar untuk
memenuhi kebutuhan material besi tersebut, semakin rapat jarak antar besi
tulangan maka semakin banyak pula volume material dan biaya yang akan
dihasilkan.
f. Paku 5-12 cm
Kebutuhan paku pada bekisting konvensional lebih banyak daripada
kebutuhan paku pada plat bondek, hal itu terjadi karena pada bekisting
55
konvensional dalam pelaksanaannya untuk menyatukan balok-balok kayu dan
multipleks masih menggunakan paku sehingga volume material maupun biaya
yang dihasilkan lebih besar. Plat bondek dalam pelaksanaannya tidak
memerlukan banyak paku karena material kayu maupun multipleks pada
bekisting plat bondek hanya sedikit sehingga biaya yang dihasilkan dari
material paku juga lebih kecil.
g. Minyak bekisting
Banyaknya material multipleks yang digunakan pada bekisting konvensional
membuat kebutuhan minyak bekisting manjadi lebih banyak daripada plat
bondek yang hanya menggunakan material multipleks yang sedikit, sehingga
biaya minyak bekisting yann dihsilkan pada plat beton konvensional lebih
besar.
h. Kawat
Kawat berfungsi untuk mengikat besi tulangan pada bekisting konvensional
sehingga pada pelaksanaan pekerjaan bekisting plat bondek sama sekali tidak
menggunakan kawat.
i. Mur/Baut
Mur atau baut berfungsi untuk menyatukan bondek dengan balok agar saat
pengecoran berlangsung bondek tidak mengalami pergeseran, sedangkan pada
bekisting konvensional tidak menggunakan mur.baut dalam pelaksanaannya.
Berdasarkan tabel dan ulasan di atas terlihat bahwa biaya bekisting plat
konvensional lebih besar yaitu sebesar Rp.315,445,300.00- dibandingkan dengan
bekisting plat bondek yaitu sebesar Rp.189,030,350.00- dengan selisih dari kedua
harga plat tersebut adalah Rp.126,414,950.00-. Biaya tersebut belum termasuk
upah pekerja.
Berdasarkan pekerjaan bekisting plat konvensional, komponen yang sangat
berpengaruh dalam pembentukan harga material adalah besi dengan harga yang
didapatkan adalah Rp.202,408,800.00- angka harga tersebut telah menyita lebih
dari 50% biaya yang dibutuhkan.
Berdasarkan pekerjaan bekisting plat bondek, komponen yang sangat
berpengaruh pada harga material adalah bondek dan wiremesh dengan harga yang
56
didapatkan adalah Rp.105,908,000.00- dan Rp.60,500,000.00-. Kedua angka harga
tersebut telah menyita lebih dari 50% biaya yang dibutuhkan.
5.8 Limbah
Bekisting merupakan item utama yang sebagian besar bahannya setelah
digunakan akan menjadi sampah. Berikut adalah bahan yang akan menjadi sampah
setelah proses pekerjaan bekisting telah selesai yaitu multipleks dan kayu, pada
pekerjaan pelat beton bondek besaran bahan yang akan menjadi sampah seperti
kayu dan multipleks lebih kecil dibandingkan dengan pekerjaan pelat beton
konvensional, dikarenakan bahan multipleks pada pekerjaan pelat beton bondek
telah digantikan dengan bondek, sehingga bahan yang akan menjadi sampah lebih
sedikit
5.9 Waktu
Setiap jenis pekerjaan akan membutuhkan waktu yang berbeda-beda pada
proses pelaksanaannya, dari hasil pengamatan yang telah dilakukan maka
diperoleh data pengamatan dan selanjutnya akan disajikan tabel hasil perhitungan
rata-rata waktu yang dibutuhkan pekerja dalam menyelesaikan beberapa item
pekerjaan dengan luasan yang sudah ditentukan sesuai dengan pengamatan di
lapangan.
57
Tabel 5.6 Waktu Pemasangan Kayu Pada Bekisting Konvensional
PENGAMATAN
LUAS m 2 WAKTU ( menit)
(N)
1 25 53
2 25 49.58
3 25 52
4 25 57.6
TOTAL 212.18
= 212.18 / N
RATA - RATA WAKTU = 212.18 / 4
= 53.045 menit
Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk luasan plat 25 m2 adalah 53,045 menit.
TOTAL 65.82
= 65.82 / N
RATA - RATA WAKTU = 65.82 / 4
= 16.455 menit
2
Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk luasan plat 25 m adalah 16,455 menit.
58
lebih lama dikarenakan faktor-faktor sebagai berikut :
1. Bekisting konvensional membutuhkan lebih banyak material kayu, sehingga
pekerjaan membutuhkan waktu lebih lama dari bondek.
2. Bekisting konvensional membutuhkan lebih banyak penopang di bawahnya
agar tidak terjadi kerusakan saat pekerjaan pengecoran.
Berdasarkan faktor di atas maka bondek lebih effisien digunakan pada pekerjaan
plat lantai pada gedung yang memiliki lebih dari 1 lantai karena dapat memangkas
biaya pengeluaran sekaligus waktu pekerjaan yang lebih cepat jika dibandingkan
dengan bekisting konvensional.
PENGAMATAN
(N) LUAS m2 WAKTU ( menit)
1 12 21.87
2 12 29.05
3 12 19.5
4 12 22
TOTAL 92.42
= 92.42 / N
RATA - RATA WAKTU = 92.42 / 4
= 23.105 menit
Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk luasan plat 12 m2 adalah 23,105 menit.
59
Tabel 5.9 Waktu Pemasangan Bondek
TOTAL 57.57
= 57.57 / N
RATA - RATA WAKTU = 57.57 / 4
= 13.395 menit
Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk luasan plat 12 m2 adalah 13,395 menit.
Berdasarkan tabel di atas, pekerjaan pada bondek lebih cepat karena faktor-faktor
sebagai berikut :
a. Pekerjaan pemasangan bondek lebih cepat dibanding pemasangan multipleks
pada bekisting konvensional.
b. Banyak pekerjaan yang dilakukan pada pemasangan multipleks antara lain,
pekerjaan pemotongan, pemasangan paku, dan pengukuran. Sedangkan pada
pemasangan bondek tidak ada pekerjaan seperti itu sehingga waktu
pemasangan lebih cepat.
dari beberapa faktor di atas dapat disimpulkan bahwa bondek lebih effisien
digunakan dibanding bekisting konvensional.
C. Pekerjaan pembesian
Berikut merupakan tabel pekerjaan pembesian pada bekisting konvensional
dan juga tabel pekerjaan pembesian pada plat bondek dengan jumlah pekerja
sebanyak 3 orang yang dapat dilihat pada Tabel 5.10 dan Tabel 5.11.
60
Tabel 5.10 Waktu Pekerjaan Pembesian Pada Bekisting Konvensional
PENGAMATAN
(N) LUAS m2 WAKTU ( menit)
1 25 73.87
2 25 60.04
3 25 63.97
4 25 58.64
TOTAL 256.52
= 256.52 / N
RATA - RATA WAKTU = 256.52 / 4
= 64.13 menit
2
Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk luasan plat 25 m adalah 64,13 menit.
PENGAMATAN
LUAS m2 WAKTU ( menit)
(N)
1 25 21.32
2 25 16.53
3 25 18
4 25 20.82
TOTAL 76.67
= 76.67 / N
RATA - RATA WAKTU = 76.67 / 4
= 19.167 menit
Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk luasan plat 25 m2 adalah 19,167 menit.
Berdasarkan tabel di atas waktu pekerjaan pembesian pada bondek lebih cepat
karena faktor-faktor sebagai berikut :
a. Pekerjaan pembesian pada bekisting konvensional membutuhkan waktu lebih
banyak dibandingkan pekerjaan pembesian pada bondek.
b. Banyak pekerjaan yang dilakukan pada pembesian bekisting konvensional,
61
pekerjaan tersebut antara lain pemotongan besi tulangan, pengukuran jarak
tulangan, dan pengikatan menggunakan kawat pada besi, sedangkan pada
pembesian bondek hanya terdapat pekerjaan pemotongan, sehingga waktu
pelaksanaan lebih cepat.
berdasarkan beberapa faktor di atas maka pekerjaan pembesian pada bondek lebih
effisien jika dibandingkan dengan bekisting konvensional.
62
plat lantai.
Kekurangan Bekisting Plat Bondek
a. Tidak dapat diterapkan pada bagian sisi tepi gedung (plat lantai
kantiliver).
b. Material masih sulit didapatkan di daerah-daerah terpencil.
c. Perlu pengaturan yang tepat agar material bondek tidak banyak yang
terbuang.
d. Harga bondek sangat bergantung pada harga baja, jadi perlu dihitung
segi efisiensinya.
63
64
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil analisis, mengapa bondek lebih di utamakan dalam
pengaplikasiannya daripada bekisting konvensional dalam perkerjaan plat
lantai proyek PT. OKI pulp and paper mills karena berbagai faktor berikut :
a. Dalam pelaksanaannya bekisting plat bondek hanya memerlukan sedikit
pekerjaan daripada bekisting plat konvensional, karena sifat material
bondek yang dibuat oleh pabrik sehingga material sudah siap untuk
dipasang dan mempermudah dalam proses pengerjaannya berbeda dengan
material bekisting konvesional yang masih memerlukan beberapa tahapan
pekerjaan sebelum material siap untuk digunakan.
b. Berdasarkan analisis risiko kegagalan bekisting, plat bondek lebih sedikit
dalam risiko kegagalanya, karena faktor material yang digunakan dan
proses pelaksannannya.
2. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang didapat bahwa bondek lebih
murah dan effisien dalam pelaksanaannya karena faktor-faktor sebagai berikut
:
a. Pelaksanaan bondek lebih cepat dan effisien pada proses pelaksanaannya,
karena pada bekisting plat bondek tidak perlu menggunakan bekisting
lantai karena plat bondek sekaligus berfungsi sebagai lantai kerja ( form
work),
b. Pekerjaan plat bondek dalam penggunaan perancah hanya sedikit
sehingga pekerjaan yang berada di bawahnya dapat terlaksana
berbarengan dengan pekerjaan plat lantai di atasnya sehingga durasi
pelaksanaan pekerjaan menjadi lebih cepat,
c. Limbah yang dihasilkan oleh pekerjaan plat lantai yang menggunakan
bondek lebih sedikit daripada limbah yang dihasilkan oleh bekisting plat
konvensional.
64
d. Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya maka didapat
perbandingan harga material kedua plat sebagai berikut : untuk material
bekisting plat konvensional sebesar Rp. 315,138,700.00-. (Tiga ratus lima
belas juta seratus sembilan puluh tiga ribu tiga ratus rupiah), dan untuk
material bekisting plat bondek Rp. 188,778,350.00- (Seratus delapan
puluh delapan juta tujuh ratus tujuh puluh delapan ribu tiga ratus lima
puluh rupiah), dengan selisih sebesar Rp. 126,414,950.00-. (Seratus dua
puluh enam juta empat ratus empat belas ribu sembilan ratus lima puluh
rupiah).
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka untuk pemilihan material pada
pekerjaan plat lantai disarankan agar meninjau dari beberapa aspek yaitu aspek
harga/biaya, aspek proses pelaksanaan, aspek waktu pelaksanaan dan aspek limbah
yang dihasilkan.
6.3 Rekomendasi
Berdasarkan hasil dari kesimpulan di atas untuk ke depannya plat bondek
sangat direkomendasikan agar lebih banyak digunakan pada pekerjaan plat lantai
karena beberapa faktor yaitu :
1. Biaya materialnya lebih murah
2. Proses pelaksanaannya lebih mudah
3. Waktu pelaksanaannya lebih cepat
4. Bahan material yang menjadi sampah lebih sedikit.
65
DAFTAR PUSTAKA
66
LAMPIRAN 1.
No Material Keterangan
Lantai 3
untuk luas plat (175 x 700)cm, dan luas Multipleks (120 x 240)cm
volume luas plat luas
Multipleks
= (m2) / Multipleks
= 12.25 / 2.88
= 4.25 lembar
untuk luas plat (175 x 600)cm, dan luas Multipleks (120 x 240)cm
volume luas
Multipleks
= luas plat / Multipleks
= 10.5 / 2.8
= 3.64
Multipleks
1
9mm ►plat ukuran 175 x 700 = 40 unit
►maka kebutuhan Multipleks
lantai 2 yaitu
= 3.64 x 40
= 145.6 lembar
untuk luas plat (300 x 700)cm, dan luas Multipleks (120 x 240)cm
volume luas
Multipleks
= luas plat / Multipleks
= 21 / 2.8
= 7.3
untuk luas plat (175 x 700), dan jarak kayu ( x=50 cm y=100 cm)
2 Kayu 5/7 ► Jumlah bentang dan total kayu pada sumbu (x)
A. Bentang kayu = 700 / jarak (x)
= 700 / 50
= 14 bentang
jml
B. Panjang kayu sumbu (y) = bentang x 700
= 3 x 700
= 2100 cm
Jumlah kayu pada sumbu y) = 2100 / 400
ket. Panjang perbalok kayu
adalah 4 meter = 5.25 batang
Total kayu (x + Y) = 5.25 + 10.5
= 15.75 batang
= 20.8 + 48 + 5.6
Total paku untuk lantai 3
= 74.4 kg
= 27.2 + 56 + 5.4
Total minyak bekisting untuk lantai 3
= 88.4 liter
No Material Keterangan
Lantai 3
untuk luas plat (1400 x 4400), dan jarak kayu ( x=10 cm y=10 cm)
► Jumlah tulangan lapis bawah dan atas
A. jumlah bentang lapis bawah
sumbu(x)
= 4400 / jarak (x)
= 4400 / 10
= 440 bentang
= 1028 x 2
= 2056 batang/12meter
untuk luas plat (300 x 700), dan jarak kayu ( x=10 cm y=10 cm)
A. jumlah bentang lapis
bawah sumbu(x)
= 700 / jarak (x)
= 700 / 10
= 70 bentang
= 17.5 + 17.5
= 35 batang/12meter
Total besi tulangan lapis bawah dan atas ( x + y )
= 35 x 2
= 70 batang/12meter
No Material Keterangan
Lantai 4
untuk luas plat (175 x 700)cm, dan luas Multipleks (120 x 240)cm
volume luas luas
Multipleks
= plat / Multipleks
= 12.25 / 2.88
= 4.25
Multipleks
1 untuk luas plat (175 x 600)cm, dan luas Multipleks (120 x 240)cm
9mm
luas
volume luas
= / Multiple
Multipleks plat ks
= 10.5 / 2.8
= 3.64
untuk luas plat (175 x 700), dan jarak kayu ( x=50 cm y=100 cm)
► Jumlah bentang dan total kayu pada sumbu (x)
A. Bentang kayu = 700 / jarak (x)
= 700 / 50
= 14 bentang
jml
B. Panjang kayu sumbu (x) = bentang x 175
= 14 x 175
= 2450 cm
jml
B. Panjang kayu sumbu (y) = bentang x 700
= 2 x 700
= 1400 cm
jml
B. Panjang kayu sumbu (y) = bentang x 600
= 2 x 600
= 1200 cm
4 Paku 5 -12 cm
Kebutuhan Paku untuk luas plat (175 x 600)
► Untuk luas plat 175 x 600 = 1.2 kg
= 1.2 x 40
= 48 kg
= 20.8 + 48
Total paku untuk lantai 4
= 68.8 kg
Kebutuhan Minyak bekisting untuk luas plat (175 x 700)
► Untuk luas plat 175 x 700 = 1.7 liter
= 1.7 x 16
= 27.2 liter
Minyak
5
Bekisting Kebutuhan Minyak bekisting untuk luas plat (175 x 600)
► Untuk luas plat 175 x 600 = 1.4 liter
= 1.4 x 40
= 56 liter
= 27.2 + 56
Total minyak bekisting untuk lantai 4
= 83.2 liter
No Material Keterangan
Lantai 4
untuk luas plat (1400 x 4400), dan jarak kayu ( x=10 cm y=10 cm)
► Jumlah tulangan lapis bawah dan atas
A. jumlah bentang lapis bawah
sumbu(x) = 4400 / jarak (x)
= 4400 / 10
= 440 bentang
= 514 + 514
= 1028 batang/12meter
Total besi tulangan lapis bawah dan atas ( x + y )
= 1028 x 2
= 2056 batang/12meter
No Material Keterangan
Lantai 4
untuk luas plat keseleruhan (1400 x 4400)cm, Bondek ( 100 x 400 )cm
Volume Bondek = luas plat / luas bondek
= 6160000 / 40000
= 154 lembar
1 Bondek
" volume bondek dihitung berdasarkan luas keseluruhan plat lantai,
tidak seperti playwood bondek dipasang tepat berada diatas balok "
No Material Keterangan
Lantai 3
untuk luas plat keseleruhan (1400 x 4400)cm, Bondek ( 100 x 400)cm
Volume Bondek = luas plat / luas bondek
= 6160000 / 40000
= 154 lembar
3 Multipleks
= 18 / 6
9mm = 3 lembar
sisi kanan + kiri = 3 x 2
= 6 Lembar
Meninjau beberapa kegiatan yang telah saya lakukan dalam satu minggu ini yaitu
Tanggal Kegiatan
17 april 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
18 april 2016 Melakukan pengawasan pada pekerjaan penggroutingan pada bangunan
ESP RB
19 april 2016 Melukakan pengawasan dan pengarahan pada operator alat berat pada
pekerjaan penimbunan area MCC CT
20 april 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
21 april 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
22 april 2016 Pengawasan pada pengerjaan pengecoran
23 april 2016 Merekap data bulanan kebutuhan besi yang terpakai
Hasil dokumentasi.
Meninjau beberapa kegiatan yang telah saya lakukan dalam satu minggu ini yaitu
Tanggal Kegiatan
1 april 2016 Merapihkan dokumen-dokumen kontrak proyek
2april 2016 Mencatat data kebutuhan logistik
3 april 2016 Pengawasan proses pengecoran kolom
4 april 2016 Pengawasan pada pengerjaan pengecoran
5 april 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
6 april 2016 Melakukan inspeksi bersama pihak owner
7 april 2016 Merekap data bulanan kebutuhan besi yang terpakai
8 april 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
9 april 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
Hasil dokumentasi.
Meninjau beberapa kegiatan yang telah saya lakukan dalam satu minggu ini yaitu
Tanggal Kegiatan
24 april 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
25 april 2016 Melakukan pengawasan pada pekerjaan penggroutingan pada bangunan
ESP RB
26 april 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
27 april 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
28 april 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
29 april 2016 Inspeksi lapangan
30 april 2016 Merekap data bulanan logistik
Hasil dokumentasi.
Inspeksi lapangan
LAPORAN MINGGUAN BULAN APRIL 2016
Meninjau beberapa kegiatan yang telah saya lakukan dalam satu minggu ini yaitu
Tanggal Kegiatan
10 april 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
11 april 2016 Melakukan pengawasan pada pekerjaan penggroutingan pada bangunan
ESP RB
12 april 2016 Melukakan pengawasan dan pengarahan pada operator alat berat pada
pekerjaan penimbunan area MCC CT
13 april 2016 Membuat data SPK dan BAPK
14 april 2016 Membuat data SPK dan BAPK
15 april 2016 Merapihkan data gambar dan dokumen lainnya
16 april 2016 Bersih-bersih kantor
Hasil dokumentasi.
Meninjau beberapa kegiatan yang telah saya lakukan dalam satu minggu ini yaitu
Tanggal Kegiatan
10 Feb 2016 Berangkat menuju lokasi magang
11 Feb 2016 Tiba di lokasi magang
12 Feb 2016 Istirahat
13 Febl 2016 Perkenalan diri di tempat magang
14 Feb 2016 Pengenalan area proyek
15 Feb 2016 Mempelajari sistem kerja di lokasi magang
16 Feb 2016 Survey lapangan lokasi proyek
17 Feb 2016 Survey lapangan lokasi proyek
18 Feb 2016 Mempelajari gambar rencana
19 Feb 2016 Mempelajari gambar rencana
20 Feb 2016 Mempelajari gambar rencana
21 Feb 2016 Mempelajari gambar rencana
Hasil dokumentasi.
Meninjau beberapa kegiatan yang telah saya lakukan dalam satu minggu ini yaitu
Tanggal Kegiatan
22 Feb 2016 Menghitung volume kebutuhan beton
23 Feb 2016 Menghitung volume kebutuhan beton
24 Feb 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan merapihkan dokumen gambar
25 Febl 2016 Menghitung volume kebutuhan beton
26 Feb 2016 Menghitung volume kebutuhan beton
27Feb 2016 Menghitung volume kebutuhan beton
28 Feb 2016 Inspeksi bersama enggineer kantor
29 Feb 2016 Menghitung volume kebutuhan beton
LAPORAN MINGGUAN BULAN MARET 2016
Meninjau beberapa kegiatan yang telah saya lakukan dalam satu minggu ini yaitu
Tanggal Kegiatan
1 Maret 2016 Merapihkan dokumen-dokumen kontrak proyek
2 Maret2016 Mencatat data kebutuhan logistik
3 Maret 2016 Pengawasan proses pengecoran kolom
4 Maret 2016 Pengawasan pada pengerjaan pengecoran
5 Maret 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
6 Maret 2016 Melakukan inspeksi bersama pihak owner
Hasil dokumentasi.
Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada pihak QS (owner)
LAPORAN MINGGUAN BULAN MARET 2016
Meninjau beberapa kegiatan yang telah saya lakukan dalam satu minggu ini yaitu
Tanggal Kegiatan
7 Maret 2016 Merapihkan dokumen-dokumen kontrak proyek
8 Maret 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
9 Maret 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
10 Maret2016 Pengawasan pada pengerjaan pengecoran
11Maret 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
12 Maret 2016 Membuat data SPK dan BAPK
13 Maret2016 Membuat data SPK dan BAPK
Hasil dokumentasi.
Meninjau beberapa kegiatan yang telah saya lakukan dalam satu minggu ini yaitu
Tanggal Kegiatan
14Maret 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
15 Maret 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
16 Maret 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
17 Maret2016 Pengawasan pada pengerjaan pengecoran
18Maret 2016 Pengawasan proses pengecoran kolom
19 Maret 2016 Melakukan inspeksi bersama pihak owner
20Maret2016 Merekap data bulanan kebutuhan besi yang terpakai
Hasil dokumentasi.
Meninjau beberapa kegiatan yang telah saya lakukan dalam satu minggu ini yaitu
Tanggal Kegiatan
21Maret 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
22 Maret 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
23 Maret 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
24 Maret2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
25 Maret 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
26 Maret 2016 Melakukan inspeksi bersama pihak owner
27 Maret2016 Merekap data bulanan kebutuhan besi yang terpakai
Hasil dokumentasi.
Meninjau beberapa kegiatan yang telah saya lakukan dalam satu minggu ini yaitu
Tanggal Kegiatan
28Maret 2016 Merapihkan dokumen-dokumen kontrak proyek
29 Maret 2016 Membuat data SPK dan BAPK
30 Maret 2016 Membuat data SPK dan BAPK
31 Maret2016 Merapihkan data gambar dan dokumen lainnya
LAPORAN MINGGUAN BULAN MEI 2016
Meninjau beberapa kegiatan yang telah saya lakukan dalam satu minggu ini yaitu
Tanggal Kegiatan
1 Mei 2016 Merapihkan dokumen-dokumen kontrak proyek
2 Mei 2016 Mencatat data kebutuhan logistik
3 Mei 2016 Pengawasan proses pengecoran kolom
4 Meit2016 Pengawasan pada pengerjaan pengecoran
5 Mei 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
6 Mei 2016 Melakukan inspeksi bersama pelaksana
7 Mei 2016 Merekap data bulanan kebutuhan besi yang terpakai
8 Mei 2016
Hasil dokumentasi.
Meninjau beberapa kegiatan yang telah saya lakukan dalam satu minggu ini yaitu
Tanggal Kegiatan
9 Mei 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
10 Mei 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
11 Mei 2016 Pengawasan proses pengecoran plat
12 Meit2016 Pengawasan pada pengerjaan pengecoran balok
13 Mei 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
14Mei 2016 Membuat data SPK dan BAPK
15 Mei 2016 Membuat data SPK dan BAPK
Hasil dokumentasi.
Meninjau beberapa kegiatan yang telah saya lakukan dalam satu minggu ini yaitu
Tanggal Kegiatan
16 Mei 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
17Mei 2016 Mencatat data kebutuhan logistik
18 Mei 2016 Pengawasan proses pengecoran kolom
19 Meit2016 Pengawasan pada pengerjaan pengecoran
20 Mei 2016 Menghitung volume kebutuhan beton dan mengajukan requets kepada
pihak QS (owner)
21 Mei 2016 Melakukan inspeksi
22 Mei 2016 Merekap data bulanan kebutuhan besi yang terpakai
Hasil dokumentasi.
Meninjau beberapa kegiatan yang telah saya lakukan dalam satu minggu ini yaitu
Tanggal Kegiatan
23 Mei 2016 Merapihkan dokumen-dokumen kontrak proyek
24 Mei 2016 Membuat data SPK dan BAPK
25 Mei 2016 Membuat data SPK dan BAPK
26 Meit2016 Merapihkan data gambar dan dokumen lainnya
27 Mei 2016 Merapihkan data gambar dan dokumen lainnya
28 Mei 2016 Melakukan inspeksi bersama pihak owner
29 Mei 2016 Berkemas dan membuat dokumenter
30 Mei 2016 Perpisahan dengan staff kantor
31 Mei 2016 Selesai