INDUSTRI DASAR
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
FERMENTASI
NATA DE COCO
OLEH
DELLA KUSUMA WARDIANA
NRP. 1141620009
PRODI
TEKNIK KIMIA
SERPONG, TANGERANG
2018
Laporan Mikrobiologi Industri Dasar –Fermentasi nata de Coco
Group Praktikum : 1
Tanggal Praktikum : 17 Februari 2018
Tanggal Pengamatan : 24 Februari 2018
Asisten Praktikum : Bpk. Suyono
Anggota Praktikum : Ade Chandra NRP. 1141620001
Ayu Agustin NRP. 1141620005
Daud Wibisono NRP. 1141620009
Dhianova Putri NRP. 1141620011
Difa Al Fattah NRP. 1141620013
I. TUJUAN
1. Mengetahui cara pembuatan nata de coco.
2. Mengetahui peranan bakteri dalam pembuatan suatu produk nata de coco.
V. HASIL PENGAMATAN
Parameter Sebelum Sesudah
Ketebalan - 0,6125 cm
VI. PERHITUNGAN
Diketahui :
Tinggi nata = 0,7 cm
Panjang nata = 1 cm
Lebar nata = 0,75 cm
Volume = 1000 ml
(0.7 + 1 + 0.75)
𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 =
3
=0.6125 cm
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = × 100%
𝑉
750 𝑔𝑟
= × 100%
1000 𝑚𝑙
= 75%
VII. PEMBAHASAN
Percobaan kali ini yaitu pembuatan nata de coco bertujuan untuk
mempelajari pembuatan nata de coco dengan menggunakan starter bakteri
Acetobacter Xylinum. Nata de coco merupakan produk hasil proses fermentasi
air kelapa dengan bantuan aktivitas Acetobacter xylinum. Ada beberapa jenis
nata yang sudah banyak dikenal di masyarakat yaitu antara lain:
Nata de coco, yaitu nata yang diperoleh dari pemamfaatan limbah air
kelapa sebagai media pertumbuhan bakteri.
Nata de pina yaitu nata yang diperoleh dengan memamfaatkan sari
buah nanas sebagai media pertumbuhan bakteri.
Nata de Soya, yaitu nata yang diperoleh dari pemamfaatan limbah tahu
yang cair
Pada praktikum pembuatan nata de coco kali ini digunakan air kelapa
sebanyak kurang lebih 1 liter. Air kelapa yang didapatkan disaring terlebih
dahulu untuk memisahkan air kelapa dengan pengotor yang ada. Kemudian air
kelapa yang akan dijadikan nata direbus hingga mendidih guna
menghilangkan dan membunuh bakteri yang ada pada air kelapa. Air kelapa
yang digunakan adalah air kelapa dari kelapa yang tua. Air kelapa yang telah tua
mengandung berbagai mineral yang sangat diperlukan oleh acetobacter xylinum.
6
Kemudian ditambahkan gula pasir dan ZA yang dilakukan pada saat air kelapa
telah direbus agar dapat mencair dan menyatu dengan air kelapa.
Fungsi penambahan gula pasir pada percobaan ini adalah sebagai sumber
makanan bagi bakteri acetobacter xylinum atau sumber karbon. Ketika
ditumbuhkan dalam media yang kaya akan sukrosa (gula pasir), bakteri ini akan
memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Senyawa – senyawa glukosa dan fruktosa
tersebut baru dikonsumsi sebagai bahan bagi metabolisme sel. Bakteri Acetobacter
xylinum merombak gula untuk memperoleh energi yang diperlukan bagi
metabolisme sel. Selain itu, bakteri ini juga mengeluarkan enzim yang mampu
menyusun (mempolimerisasi) senyawa glukosa menjadi polisakarida yang dikenal dengan
selulosa ekstraseluler (nata de coco). Fruktosa, selain digunakan sebagai sumber
energi, bahan dasar nata setelah dihidrolisis menjadi glukosa, juga berperan
sebagai induser bagi sintesis enzim ekstraseluler polimerase.
Sedangkan penambahan ZA dimaksudkan sebagai sumber nitrogen. Nitrogen
diperlukan untuk pertumbuhan sel dan pembentukan enzim. Kekurangan nitrogen
menyebabkan sel tumbuh dengan kurang baik dan menghambat pembentukan enzim
yang diperlukan, sehingga proses fermentasi dapat mengalami kegagalan atau
tidak sempurna.
Kemudian dicek pH pada air kelapa yang sudah direbus. Jika pH yang
didapatkan masih lebih dari 4, maka harus ditambahkan asam asetat sampai
pH nya menjadi antara 3-4. Hal ini dilakukan karena pertumbuhan mikroba
acetobacter xylinum ini dapat tumbuh optimum pada kondisi pH 3-4.5 . Pada
percobaan ini, setelah air kelapa dicek dengan kertas pH didapatkan hasil pH
4. Sehingga air kelapa tidak perlu ditambahkan lagi asam asetat. Air kelapa
yang ada kemudian dituang ke dalam nampan steril yang sudah ditutup rapat
dengan kertas koran dan karet lalu dibiarkan hingga dingin. Dalam penuangan
air kelapa, kertas koran sebagai penutup hanya boleh dibuka sedikit saja, untuk
meghindari terjadinya kontaminasi oleh zat lain. Setelah dingin, kemudian
ditambahkan 50 ml starter berupa bakteri acetobacter xylinum, setelah itu ditutup
rapat kembali dan didiamkan selama 1 minggu.
Penambahan bakteri acetobacter xylinum pada air kelapa yang sudah dingin
dimaksudkan agar bakteri dapat maksimal dalam membentuk nata. Suhu
optimal bagi pertumbuhan bakteri acetobacter xylinum ialah suhu kamar,
berkisar 280C – 300C. Pada suhu dibawah 280C, pertumbuhan bakteri akan
terhambat. Sedangkan pada suhu diatas 300C, bibit nata akan mengalami
kerusakan dan bahkan mati.
Setelah 1 minggu, diamati perubahan yang terjadi. Dari percobaan yang
telah dilakukan terlihat bahwa nata yang dihasilkan sempurna. Air kelapa yang
ingin dijadikan nata seluruhnya yang membentuk nata. Nata yang terbentuk
teksturnya menjadi keras dan aromanya menjadi lebih asam dan menyengat
dari sebelumya.
Kemudian hasil nata yang diperoleh dihitung dan didapatkan data :
ketebalan nata yaitu 0,6125 cm, berat nata sebesar 750 gram, dan rendemen
yaitu 75% .
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
Bakteri yang digunakan sebagai starter dalam pembuatan nata de coco
adalah bakteri Acetobter Xyilinum.
Peranan bakteri Acetobter Xyilinum dalam pembentukan nata yaitu,
menghasilkan enzim akstraseluler yang dapat menyusun zat gula menjadi
ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air
kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa
yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang
disebut sebagai nata.
Madigan MT, Martinko JM, Parker J, 1997. Brock Biology of Microorganism. Edisi
ke‐8, New Jersey: Prentince Hall.
Susilawati L, Mubarik NR. 2002. Pembuatan Nata de Coco dan Nata de Radia.
Laboratorium mikrobiologi, Jurusan Biologi FMIPA IPB, Bogor.
Anonim. 2007. Cara Membuat Nata de Coco. Dari
http://caramanfaat.com/cara-membuat-nata-de-coco/. Diakses
tanggal 25 februari 2018.
Fitria, Nurlaila. 2010. Bakteri Acetobacter Xylinum. Dari
http://nurlailafitria79.blogspot.com /2010/10/bakteri-
acetobacter-xylinum/. Diakses tanggal 25 februari 2018.
Praktikan,