24-3 Elektroskop daun dan electrometer

Bola empelur yang bermuataan dapat digunakan untuk menguji apakah suatu benda lain bermuatan
atau tidak. Tetapi untuk melakuan test yang lebih seksama, diperlukan alat yang peka, misalkan elektroskop
daun (gambar 24 – 1). Duan lembaran tipis atau daun yang terbuat dari luas perada atau alumunium, A,
dipasangkan pada ujung sebuah batang logam B yang menembus penyangga C, yang terbuat dari karet atau
belerang, atau dari batu ambar. Kotak D berfungsi sebagai pelindung terhadap arus udra dan diberi jendela
pengamat. Apabila tombol eletroskop disentuh dengan sebuah benda bermuatan, masing-masing daun itu
memperoleh muatan yang sama tandanya dan saling meolak. Berapa jauh daun-daun tersebut menjarang
merupakan ukuran tentang kualitas muatan yang diperolehnya.

Jika salah satu ujung baterai yang beda potensialnya beberapa ratus volt dihubungkan ke tombol
sebuah elektroskop dan ujungnya yang satu lagi ke kotak elektrop tersebut, maka daun-daun akan saling
menjauhi, tak ubahnya seperti jikalau daun-daun ini beroleh muatan dari sebuah benda yang terelektrifikasi
karena persentuhan. Tak ada perbedaan antara “macam” muatan yang diterima oleh daun-daun tersebut
dalam kedua proses yang diterangkan di atas dan pada umumnya taka da perbedaan antara “listrik statis”
dan ”listrik arus” terutama berhubungan dengan interaksi antara muatan dalam keadaan diam. Muatan itu
sendiri dalam dua hal ini adalah muatan electron dan muatan proton.

Dewasa ini banyak alat lain yang dapat digunakan sebagai pengganti elektoskop daun, dan
keunggulannya terletak pada kepekaannya yang lebih tinggi, sehingga mampu “merasakan” muatan yang
lebih kecil kuantitasnya dari yang dapat “dirasakan” elektroskop daun. Elektometer adalah semacam
elektroskop yang ada kalibrasinya, sehinnga bukan hanya mampu mendeteksi adanya muatan, tetapi dapat
pula menunjukan besar muatan yang dideteksinya.

24-4 Konduktor dan Isolator

Misalkan salah satu ujung kawat tembaga dihubungkan pada tombol sebuah elektroskop, dan yang
satu lagi dibelitkan pada sebatang gelas, seperti pada gambar 24-2. Jika sebatang karet bermuatan
disentuhkan pada ujung kawat yang berada dekat batang gelas itu, daun-daun elektroskop itu segera
menjarang. Jadi, ada pemindahan muatan melalui atau lewat kawat itu, dan kawat itu disebut konduktor
(penghantar). Jika percobaan ini diulang tetapi dengan menggunakan benang sutera atau pita karet sebagai
pengganti kawat logam tadi, maka daun-daun elektroskop itu takkan saling menjauhi, dan benang sutera
atau iota karet itu disebut isolator (penyekat) atau dielektrik. Perihal gerak muatan melalui suatu bahan,
akan dipelajari lebih dalam pada Bab 28, tetapi untuk memahami apa yang sedang kita bahas sekarang ini
cukuplah diingat saja dahulu bahwa kebanyakan bahan tergolong atau konduktor atau isolator. Konduktor
memungkinkan muatan dapat bergerak melaluinya sedangkan isolator tidak.
 Logam pada umumnya merupakan penghantar yang baik, sedangkan bukan logam merupakan
penyekat. Valensi positif logam dab bahwasanya logam membentuk ion positif dalam larutan, menandakan
bahwa atom logam mudah melepaskan satu atau lebih eletron luarnya. Dalam konduktor logam, misalnya
berupa kawat tembaga, electron luarnya akan terlepas beberapa buah dari tiap atomnya dan dapat bebas
bergerak di dalamnya; boleh dikatakan sama seperti molekul gas dapat bergerak bebas dalam ruang di
antara butir-butir pasir yang ditempatkan dalam sebuah bejana. Bahkan sampai-sampai electron yang bebas
bergerak itu sering disebut “gas elektron”. Inti yang positif dan elektron yang tersisa tidak berubah
posisinya. Sebaliknya, di dalam isolator tidak ada (atau sedikit sekali) elektron bebas ini.

Fenomena memberi muatan melalui persentuhan tidak terbatas pada karet dengan bulu saja, atau
bahkan pada isolator pada umumnya. Setiap dua bahan yang tidak sama diperlihatkan efek tersebut, tetapi
pada konduktor harus ada pegangan yang terbuat dari bahan yang bersifat penyekat, sebab kalau tidak,
muatan akan hilang.

Gambar 24-2 Tembaga bersifat menghantar listrik.