Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN

PELATIHAN
RUMAH SAKIT KARYA MEDIKA
 I. PENDAHULUAN.
Ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang semakin berkembang pesat termasuk pada
bidang kesehatan. Pada awalnya setiap tindakan penyelamatan pasien yang menderita kelainan
pada organ tubuh bagian dalam harus melalui operasi terbuka, namun sekarang sudah ada cara
baru tanpa pembedahan misalnya penanganan batu ginjal. Ditemukannya alat seperti
endoscopy,USG,kateterisasi jantung dan lain sebagainya, merupakan bukti nyata perkembangan
teknologi bidang kesehatan.

Sistem kerja pun melalui perkembangan ilmu manajemen berkembang terus ke arah proses
pencapaian tujuan yang lebih efisien dan efektif. Metode kerja pun dirancang dan
distadarisasikan bukan hanya ditingkat institusi/lembaga, namun ditingkat nasional bahkan
internasional dibakukan, sebagai contoh diberlakukannya system Akreditasi Rumah Sakit ,
system Akreditasi Institusi Pendidikan dan system I S O ( Internasional Standard Operational).

Selain itu pihak pemerintah dari pusat sampai ke daerah dalam upaya memperbaiki
kesejahteraan masyarakatnya menerbitkan berbagai peraturan termasuk peraturan dibidang
kesehatan atau pelayanan yang diberikan Rumah Sakit. Peraturan tersebut ada yang memang
obyek baru ada pula sebagai revisi peraturan yang telah ada. Baik itu peraturan baru maupun
revisi terhadap peraturan lama, berkonsekwensi terhadap keharusan para pegawai mengetahui
dan memahaminya.

Perkembangan ilmu, teknologi dan perubahan peraturan tersebut akan dapat dirasakan
manfaatnya bagi masyarakat jika para pelaku yang berkaitan dengan penggunaan alat dan yang
terlibat dalam proses kegiatan tersebut mampu menggunakan dan menerapkannya. Untuk
dapat mampu menggunakan alat-alat baru dan menerapkan metoda baru serta mematuhi
peraturan yang berlaku sudah tentu harus dilakukan dengan melalui pendidikan dan pelatihan.

Begitu juga bagi Rumah Sakit Karya Medika II yang menetapkan Visi Rumah Sakitnya “ Rumah
Sakit Karya Medika II menjadi Rumah Sakit yang handal dan terkemuka di Bekasi “ tidak bisa
ditunda-tunda untuk mampu mengikuti perubahan ilmu dan teknologi dibidang kesehatan dan
managemen rumah sakit. Untuk itulah para pegawainya dituntut harus selalu mampu mengikuti
perkembangan tersebut, maka hanya melalui pendidikan dan pelatihanlah semua itu akan
tercapai.
Agar pendidikan dan pelatihan terarah kepada pencapaian sasaran yang tepat, maka
pelaksanaan pendidikan harus dikelola sebaik mungkin. Pengelolaan pendidikan yang baik sudah
tentu harus dirancang dengan menerapkan prinsip/ kaidah-kaidah yang benar. Dibuat kerangka
acuan ini adalah bentuk upaya Rumah Sakit Karya Medika dalam menyelenggarakan pendidikan
dan pelatihannya sesuai dengan prinsip manajemen yang benar, yaitu agar ada aturan yang
baku untuk dapat diimplementasikan mulai dari perencanaan/pembuatan program,
pelaksanaan, monitoring atau evaluasi sampai kepada tindak lanjut upaya perbaikan.

 II. LATAR BELAKANG.


Setiap pembelian alat medis type baru atau jenis baru, sebelum dioperasionalkan menuntut
para operator dan pihak yang terkait memahami betul cara menggunakannya, merawatnya
bahkan persyaratan yang harus dipenuhi sebelum alat tersebut digunakan. Hal itu perlu
dilakukan agar pelayanan/perawatan kesehatan yang dilakukan rumah sakit dapat mencapai
sasarannya sehingga memuaskan pasien dan keluarganya.

Perubahan peraturan atau terbitnya peraturan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah perlu
untuk dipatuhi, karena kalau tidak mematuhi secara yuridis pasti ada sanksinya. Untuk itu pula
para pegawai dituntut mengetahui dan memahami peraturan pemerintah/undang-undang yang
harus dipatuhi di lingkungan tempat pegawai tersebut menjalankan tugasnya.

Selain itu seyogiyanya setiap organisasi/institusi termasuk Rumah Sakit Karya Medika selalu
melakukan upaya perbaikan dalam menjalankan usahanya. Perbaikan tersebut termasuk dalam
menyusun dan menerapkan metode kerja yang lebih efesien dan efektif. Perubahan metode
kerja ( perubahan kebijakan, pedoman, panduan, SPO ) berimplikasi terhadap tuntutan
kemampuan pegawai untuk mampu mengimplementasikan perubahan/perbaikan tersebut.

Tuntutan kemampuan pegawai untuk dapat menyesuaikan diri dengan tantangan tersebut di
atas, tidak sekonyong-konyong datang dengan sendirinya. Pegawai Rumah Sakit terdiri dari
berbagai profesi dan keakhlian yang mereka dapatkan melalui pendidikan dan pelatihan yang
jauh sebelum ada perubahan tersebut. Hal-hal yang baru tersebut belum mereka dapatkan di
lembaga pendidikan tempat mereka menimba ilmu dan keterampilannya. Semua itu
memerlukan suatu proses pemahaman yang dapat ditempuh dengan melalui pendidikan dan
pelatihan. Untuk itulah Rumah Sakit Karya Medika setiap tahunnya ( periode program kerja )
harus membuat program pendidikan dan pelatihan yang terintegrasi dengan tuntutan
kebutuhan seperti terurai di atas.
 III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS.

1. TUJUAN UMUM.

Melalui pelaksanaan pedidikan dan pelatihan para pegawai Rumah Sakit Karya Medika
mampu melaksanakan tugas sesuai dengan ilmu, technologi dan perundang-
undangan/peraturan terkini yang berlaku pada bidang pelayanan dan perawatan kesehatan
sehingga mampu memberikan pelayanan yang memuaskan pasien dan keluarganya.

2. TUJUAN KHUSUS.

A. Sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, para pegawai Rumah Sakit Karya Madika
dapat mengoperasikan semua peralatan yang tersedia di rumah sakit dengan benar.
B. Para pegawai rumah sakit dalam menjalankan tugasnya mampu mematuhi semua
ketentuan/peraturan yang diberlakukan di Rumah Sakit.
C. Staf keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya, selalu mampu menjalankan tugas
dengan baik di setiap pelayanan dimana yang bersangkutan ditugaskan.
D. Staf non klinis selalu mampu menjalankan tugas dan tanggungjawab dimanapun yang
bersangkutan ditugaskan.

 IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN.

1. KEGIATAN POKOK.
A. Mengidentifikasi jenis kebutuhan pendidikan dan pelatihan yang harus dilakukan sesuai
dengan tuntutan kebutuhan Rumah Sakit baik untuk mengikuti perkembangan ilmu dan
teknologi di bidang kesehatan maupun untuk memenuhi persyaratan perundang-
undangan atau perarturan pemerintah.
B. Menyusun program pendidikan dan pelatihan yang terintegrasi dengan memperhatikan
prioritas kebutuhan pelayanan Rumah Sakit yang harus segera dipenuhi. ( Dibuat
matrik pendidikan dan pelatihan ).

2. RINCIAN KEGIATAN.
A. Merakapitulasi jenis pendidikan dan pelatihan berdasarkan hasil identifikas kebutuhan
yang diperlukan baik saat ini maupun yang akan datang.
B. Membuat program kerja pendidikan dan pelatihan untuk periode tertentu. ( Dibuat
program kerja tahunan ).
C. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan sesuai jadwal yang telah ditentukan, baik
internal maupun eksternal.
D. Monitoring pelaksanaan pendidikan dan pelatihan baik internal maupun eksternal.
 V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN.

1. JENIS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN YANG DILAKUKAN.


A. Orientasi pegawai.
B. Pendidikan dan pelatihan khusus.

2. TEMPAT PENYELENGGARAAN.
A. Internal atau di dalam lingkungan Rumah Sakit Karya Medika.
B. Eksternal atau di luar lingkungan Rumah Sakit Karya Medika.

3. PENGORGANISASIAN.
A. Penanggungjawab penuh pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan berada pada
Kepala Bagian Personalia.
B. Dalam mengidentifikasi kebutuhan materi pendidikan dan pelatihan, Kepala Bagian
Personalia bisa mendelegasikan kepada para Kepala Bidang/Kepala Bagian.
C. Untuk pengelolaan administrasi dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan ditunjuk
pegawai yang ditugaskan untuk itu.
D. Untuk kegiatan internal, Direktur Rumah Sakit menunjuk pegawai Rumah Sakit sebagai
trainer untuk materi pendidikan dan pelatihan tertentu.
E. Untuk kegiatan eksternal koordinasinya di bawah kendali Kepala Bagian Personalia.
F. Peserta pendidikan dan pelatihan yang dilakukan secara eksternal ditunjuk melalui
surat tugas dari Direktur Rumah Sakit, sedangkan untuk yang dilakukan secara internal
cukup dengan penunjukan/penugasan secara tertulis dari Kepala Bidang/Kepala Bagian
dari pegawai yang bersangkutan.

4. RAPAT.

4.1. JENIS RAPAT.


A. Rapat pengesahan program kerja pendidikan dan pelatihan.
B. Rapat monitoring dan perbaikan pelaksanaan program kerja.

4.2. PESERTA RAPAT.


A. Jajaran Direksi.
B. Para Kepala Bidang/Kepala Bagian dan Kepala Instalasi/Kepala Ruangan.

4.3. PELAKSANAAN.
Rapat dilakukan minimum 4 ( empat ) bulan sekali.
 VI. SASARAN.
Dalam setiap periode program kerja 1 ( satu tahun) pendidikan dan pelatihan , diharapkan
minimum setiap pegawai Rumah Sakit mengikuti pendidikan dan pelatihan sejumlah 10 (
sepuluh ) jam sehingga mereka mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan
baik ( zero complain ) walaupun ada perubahan alat, perubahan system, penambahan atau
perubahan peraturan.

 VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN.

No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan


11 12 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12

1 Identifikasi kebutuhan
2 Rekapiltulasi kebutuhan
3 Pembuatan matrik
4 Penyusunan program
5 Pengesahan program.
6 Monitoring/evaluasi program.
7 Pelaporan.
8 Rapat evaluasi dan perbaikan.

 VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA.

1. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN.


A. Tanggungjawab evaluasi pelaksanaan kegiatan ada pada Kepala Bagian Personalia.
B. Evaluasi terutama dilakukan terhadap ketepatan waktu pelaksanaan sesuai jadwal
atau tidak.

2. PELAPORAN.
A. Setiap bulan dibuat laporan tertulis tentang rencana dan realisasi program
pendidikan dan pelatihan.
B. Laporan disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit oleh Kepala Bagian Personalia
sebagai penanggung jawab pelaksanaan program pelatihan dan pendidikan.
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.
1. PENCATATAN.
A. Matrik training dibuat pada lembar khusus seperti terlampir.

B .Program training disusun pada lembar program kerja tahunan.

C.Setiap penyelenggaraan pelatihan secara internal dibuat daftar hadir peserta yang ditandata-

ngani oleh Trainer.

D.Hasil penilaian pelatihan dicatat dalam lembar rekappitulasi nilai pelatihan.

E.Pembuatan sertifikat peserta.

F.Rekapitulasi jumlah frekwensi dan jumlah waktu keikut sertaan pegawai mengikuti pelatihan

dalam periode satu tahun rencana kerja.

2. PELAPORAN.

A. Materi laporan program dibuat secara tertulis seperti tertuang dalam formulir terlampir dan
dilakukan setiap 4 ( empat ) bulan sekali, yaitu setiap awal bulan Januari, Mei, dan
September.
B. Laporan disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit oleh Kepala Bagian Personalia sebagai
penaggungjawab implementasi program pendidikan dan pelatihan.

3. EVALUASI.

A. Tanggungjawab evaluasi terhadap program secara menyeluruh berada pada Direktur Rumah
Sakit.
B. Evaluasi akan membandingkan target yang harus dicapai dengan realisasi pelaksanaan,
antara lain :
a. Waktu pelaksanaan.
b. Kepesertaan.
c. Biaya.
d. Materi pelatihan.
C. Evaluasi dilakukan setiap 4 ( empat ) bulan sekali pada rapat Koordinasi minggu ke 2 ( dua )
bulan :
Mei untuk periode Januari s/d April.
September untuk periode Mei s/d Agustus.
Januari untuk periode September s/d Desember.

Anda mungkin juga menyukai