Hilmina Fitk PDF
Hilmina Fitk PDF
Oleh:
HILMINA
103016227127
Dari hasil penelitian skripsi ini diperoleh gambaran bahwa penelitian ini
telah mencapai kriteria yang telah menjadi batas indikator keberhasilan yang
ditunjukkan melalui peningkatan kategori aspek partisipasi siswa yang aktif dalam
pembelajaran pada tiap siklus. Begitu pula dengan tes hasil belajar terjadi
peningkatan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 68,09 meningkat menjadi 74,81
serta tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai kurang dari 60,00. Sama halnya
dengan hasil wawancara siswa yang menanggapi secara positif proses
pembelajaran yang menggunakan metode discovery melalui kegiatan
laboratorium. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran metode discovery melalui kegiatan laboratorium
dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
i
ABSTRACT
The method used in this study was classroom action research with a sample of 33
students who were taught with methods of discovery through laboratory activities.
Classroom Action Research which conducted the study consisted of two cycles
with each cycle includes the stages in the planning, implementation, observation,
and reflection. The research instrument used is the observation sheet,
questionnaire, achievement test, and interviews of teachers and students.
From the research, this paper shows the study had reached the criteria has become
a boundary indicator of the success demonstrated by the increase in categories of
aspects of active student participation in learning in each cycle. Similarly, an
increase in achievement test average score of 68.09 in the first cycle increased to
74.81 and no more students who scored less than 60.00. Similar to the results of
interviews of students who responded positively to the learning process that uses a
method of discovery through laboratory activities. From these results we can
conclude that learning by using learning method of discovery through laboratory
activities can enhance students' learning outcomes chemistry.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim,
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, karena atas izin dan kemurahan-Nya
penulis dapat menyusun skripsi ini. Shalawat serta salam selalu disampaikan
kepada nabi Muhammad saw, serta seluruh keluarganya, sahabat-sahabatnya
sampai akhir zaman.
Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
program strata 1 (S1) di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dalam kesempatan ini penulis juga tidak lupa mengucapkan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya atas keterlibatan semua pihak, baik secara langsung
atau tidak langsung yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih serta
penghargaan yang setingi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hanna Susanti, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Nengsih Juanengsih, M.Pd, Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dedi Irwandi, M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus selaku dosen pembimbing I yang
telah menyediakan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memberikan
bimbingan, pengarahan, dan petunjuknya kepada penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
iii
5. Burhanudin Milama, M.Pd selaku selaku dosen pembimbing II yang telah
menyediakan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memberikan bimbingan,
pengarahan, dan petunjuknya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Marina Setiawati, M. Si selaku dosen yang pernah membimbing dan telah
menyediakan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memberikan bimbingan,
pengarahan, dan petunjuknya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini,
serta dosen pendidikan IPA yang lain yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat saya.
7. M. Yunus, M.Pd, selaku kepala sekolah MAN 12 Jakarta Barat yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian guna
penyelesaian skripsi ini.
8. Abu Ahmad, S.Pd, selaku guru kimia MAN 12 Jakarta Barat yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian serta
member bimbingan dan membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.
9. Siswa-siswi MAN 12 Jakarta Barat, khususnya kelas XI IPA yang telah
membantu penulis dalam melakukan penelitian.
10. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah merawat dan mendidik penulis
dengan kasih sayang, memberikan pengorbanan baik materil maupun spiritual
yang tidak terhitung nilainya, serta senantiasa mendorong dan mendoa’kan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Adik-adikku tercinta yang senantiasa memberikan support dan bantuan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Rekan-rekan seperjuangan Program Studi Pendidikan Kimia angkatan 2003,
Sindi, Yeyen, Bang Kus, Syarif, Muhib, Upi, Ina, Ita, Ani dan Darjo yang
selalu memberikan motivasi, semangat dan perjalanan seru yang menjadi
kenangan yang tidak terlupakan bagi penulis.
13. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini merupakan karya kecil di tengah-
tengah khazanah ilmu pengetahuan yang sangat luas. Namun penulis tetap
berharap semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangsih pada Program Studi
iv
Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan keguruaan UIN Syarif Hidayatullah khususnya dan masyarakat
umumnya.
Akhirnya hanya kepada Allah jualah penulis persembahkan semuanya,
semoga kebaikan dan bantuan baik moral maupun materil dari semua pihak
diterima Allah SWT sebagai amal shaleh di sisi-Nya dan mendapat balasan yang
berlipat ganda dari-Nya, amin.
Wassalamu’alaikum wr. wb
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
I. Instrumen-instrumen Pengumpul Data yang digunakan................ 42
J. Teknik Pengumpulan Data........................................................... 47
K. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan (Trusworthiness) Studi ........... 47
L. Teknik Analisa Data .................................................................... 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 52
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 52
1. Siklus I ................................................................................... 52
2. Siklus II .................................................................................. 62
B. Pemeriksaan Keabsahan Data ...................................................... 70
C. Pembahasan ................................................................................ 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 73
A. Kesimpulan ................................................................................. 73
B. Saran ........................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 75
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
Prof. Dr. Abuddin Nata, MA, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2009), cet. ke-I, h.1
2
2
Prof. Dr. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h.27
3
Ida Bagus Putra Yasa, “Mengajar Dengan Inkuiri”, dalam Jurnal PRASI Vol.2 No.3
Tahun 2004, h.22.
3
4
IB. Putu Mardana, “Intensifikasi Pelaksanaan Kegiatan Laboratorium dalam
Pembelajaran IPA Sebagai Upaya Meningkatkan Minat, Sikap Ilmiah, dan Prestasi Belajar IPA
Siswa SLTP Negeri I Singaraja”, dalam Majalah Ilmiah Aneka Widya, XXXIII, 3, (Juli, 2000),
h.148
5
R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Asli Mahasatya,
2003) h. 38
4
untuk membangun pengetahuan siswa sendiri, maka konsep sistem koloid ini
sangat relevan jika diterapkan.
Metode discovery yang menitikberatkan pada pengalaman langsung
melalui kegiatan laboratorium, maka siswa dapat langsung melihat,
mendengar, meraba, serta melakukan percobaaan sendiri. Dengan cara
demikian hasil belajar akan bersifat permanen atau tidak mudah dilupakan.
Berdasarkan latar belakang tersebut dan melihat pentingnya
penggunaan metode pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan motivasi
dan aktivitas siswa dalam belajar, serta dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa pada konsep sistem koloid, maka peneliti merasa perlu untuk
melakukan penelitian dengan judul ”UPAYA MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN METODE DISCOVERY MELALUI
KEGIATAN LABORATORIUM PADA KONSEP SISTEM KOLOID”.
1. Hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid yang dapat diukur
dengan menggunakan tes setiap akhir siklus.
2. Peneliti ingin memaksimalkan proses pembelajaran berlangsung dengan
suasana pembelajaran yang aktif.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan
fokus penelitian yang telah peneliti uraikan, maka masalah tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar
kimia siswa dengan metode discovery melalui kegiatan laboratorium pada
konsep sistem koloid?”
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut;
1. Membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman tentang kegunaan ilmu
kimia dalam kegiatan sehari-hari serta meningkatkan hasil belajar kimia.
2. Diharapkan skripsi ini menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam
menentukan metode pembelajaran yang paling tepat agar proses belajar
mengajar menjadi lebih efektif dan mampu mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan.
3. Memotivasi guru untuk melakukan penelitian yang bermanfaat dalam
memperbaiki pembelajaran.
7
F. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran kimia.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS TINDAKAN
A. Deskripsi Teoritis
1. Pembelajaran Discovery
Metode discovery berkembang berdasarkan filosofi dari Bruner
yang disebut dengan discovery learning, yaitu dimana siswa
mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Guru
hendaknya memberikan kesempatan kepada siswanya untuk menjadikan
seorang problem solver, saintist, historin, ataupun ahli matematika.
Biarkanlah siswa-siswa menemukan arti bagi diri mereka sendiri, dan
memungkinkan mereka untuk mempelajari konsep-konsep di dalam
bahasa yang dimengerti mereka. 1 Pada metode ini diharapkan siswa dapat
mengembangkan pemahamannya dalam menganalisis suatu masalah yang
timbul pada kegiatan belajar.
Shadily mengemukakan bahwa discovery adalah menemukan atau
mendapatkan. Dengan menggunakan metode discovery siswa akan
menemukan atau mendapatkan definisi-definisi, kesimpulan-kesimpulan.
Gilstraf dan Martin seperti yang dikutip oleh Eni Nuraeni dan Kusdianti
mengemukakan bahwa discovery merupakan prosedur pengajaran yang
menekankan penemuan sampai peserta didik menyadari suatu konsep
sehingga terhindar dari belajar secara verbal.2 Jadi, metode discovery
merupakan pembelajaran dengan menggunakan proses penemuan yang
didesain oleh guru sehingga peserta didik dapat menemukan atau
membuktikan kembali suatu suatu konsep berupa definisi-difinisi atau
kesimpulan.
1
Wasty Soemanto, M.Pd, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. Ke-V,
h. 134-135
2
Eni Nuraeni, S.Pd dan Dra. Kusdianti, M.Si, Implementasi Model Pembelajran Induktif
untuk Mengajarkan Konsep Keanekaragaman Tumbuhan di SLTP, dalam Seminar Nasional
Pendidikan Matematikan dan IPA, h. 8
8
9
3
Jessica Bruce, Discovery Learning…, dari
www.bsu.edu/web/jccassady/393web/students/Bruce.htm, h. 1
4
Aan Erlyana, “Inquiry In The teaching of English for Young Learners”, Pancaran
Pendidikan, XV, 53 (Desember, 2002), h. 175
5
Tim Peneliti Universitas Udayana, Pengaruh Pola asuh Orang Tua dan Pengajaran
Dengan Metode Discovery-Inquiry Terhadap Konsep Diri Serta Hubungannya dengan Prestasi
Belajar IPA Siswa SMP Negeri di Propinsi Bali, dalam Laporan Penelitian Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Udayana, 1992, h. 9
6
Fatmawati, “Perbedaan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Menggunakan Metode
Inquiry dan Discovery di kelas IV SD Kota Padang”, dalam Jurnal lmu Pendidikan, No. 2, Vol. III
(Januari, 2003), h. 127, 129
7
R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Asli Mahasatya,
2003) h. 38
10
8
Fatmawati, “Perbedaan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Menggunakan Metode
Inquiry dan Discovery di kelas IV SD Kota Padang”, Jurnal lmu Pendidikan…, h. 129-130
9
R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Asli Mahasatya,
2003) h. 38
11
10
Anonim, Metode Penemuan, from http://www.laboratorium-
um.sch.id/files/BAB%20XII%strategi-pembelajaran-dengan-metode-penemuan.pdf. 8 Januari
2008, h. 2
11
Anonim, Metode Penemuan, from http:www.laboratorium-um.sch.id ……, h. 1
12
13
Prof. Dr. Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.187-188.
14
dahulu kegiatan yang akan dikerjakan oleh siswa.14 Untuk mencapai tujuan
di atas, Carin (1993) menyarankan hal-hal di bawah ini: (1). Membantu
siswa untuk memahami dan prosedur kegiatan yang harus dilakukan; (2).
Memeriksa bahwa semua siswa memahami tujuan dan prosedur kegiatan
yang harus dilakukan; (3) Menjelaskan pada siswa tentang cara bekerja
yang aman; (4). Mengamati setiap siswa selama mereka melakukan
kegiatan; (5). Memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk
mengembalikan alat dan bahan yang digunakan; (6). Melakukan diskusi
tentang kesimpulan untuk setiap jenis kegiatan.15
Dalam pembelajaran discovery, peranan guru adalah: 16
a. Diagnoser, yang berusaha mengetahui kebutuhan dan kesiapan siswa
b. Ditinjau dari segi guru mengajar: menyiapkan tugas atau problem yang
akan dipecahkan oleh siswa, memberikan klarifikasi-klarifikasi,
menyiapkan setting kelas, menyiapkan alat-alat dan fasilitas belajar
yang diperlukan, memberikan kesempatan pelaksanaan, sebagai
sumber informasi, jika diperlukan oleh siswa, dan membantu siswa
agar dapat sendiri merumuskan kesimpulan dan implikasi-
implikasinya.
c. Dinamisator, merangsang terjadinya self analysis, merangsang
terjadinya interaksi, memuji, membesarkan hati siswa untuk lebih
bergairah dalam kegiatan-kegiatannya.
Dengan proses pembelajaran yang dapat memberikan suatu
stimulus atau rangsangan yang dapat menantang siswa untuk merasa
terlibat atau berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran, karena guru
hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing saja, diharapkan siswa lebih
banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok untuk
memecahkan masalah. Dengan demikian, siswa dilatih untuk berani
14
Muhammad Faiq Dzaki, Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery
Learning), from http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-
penemuan-terbimbing.html, 2 April 2009, h. 1
15
Muhammad Faiq Dzaki, Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery
Learning), …. h. 2
16
Anonim, Metode Penemuan, from http:www.laboratorium-um.sch.id ……, h. 4
15
a. Siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini.
b. Penggunaan metode ini akan kurang berhasil jika penggunaannya
dilakukan pada kelas yang terlalu besar.
c. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan
pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan
metode ini. 19
Selain kelemahan yang telah disebutkan di atas, Herdian
menambahkan kelemahan dari metode penemuan (discovery) ini, yaitu
membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan belajar
menerima. Untuk mengurangi kelemahan tersebut, maka diperlukan
bantuan guru. Bantuan guru tersebut berupa mengajukan beberapa
pertanyaan dan memberikan informasi secara singkat. Pertanyaan dan
informasi tersebut dapat dimuat dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
telah dipersiapkan oleh guru sebelum pembelajaran dimulai. 20
21
Nur Rahmah Islami. Kemampuan Psikomotor Siswa dalam Praktikum Reproduksi
Generatif pada Tumbuhan, Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: tidak di terbitkan. h. 10
22
Syahmani, “Laboratorium sebagai Pusat Pengajaran Kimia Organik”, Jurnal Vidya
Karya, XX, 2 (Oktober, 2002), h. 87
23
Arief Sidharta, “Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium sebagai
Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP”, dalam Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam, dari http://www.p4tkipa.org, h. 1
18
24
Arief Sidharta, “Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium sebagai
Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP”...., h. 4
19
25
Syahmani, “Laboratorium sebagai Pusat Pengajaran Kimia Organik”, Jurnal Vidya
Karya..., h.89
20
3. Belajar
Dalam kondisi sehari-hari, disadari atau tidak, manusia selalu
berada dalam kondisi belajar. Hal ini disebabkan karena sifat manusia
yang selalu ingin tahu dan senantiasa berkeinginan untuk mengembangkan
kemampuan yang dimilikinya. Belajar merupakan proses dasar dari
perkembangan hidup manusia dan merupakan unsur yang sangat penting
dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Karena
belajarlah, maka manusia dapat berkembang jauh lebih baik dari makhluk
lainnya.
Banyak para ahli pendidikan mengemukakan tentang pengertian
belajar, diantaranya adalah:
a. Menurut Muhibbin Syah, belajar adalah tahapan perubahan seluruh
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman
dan interaktif dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Sedangkan perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses
26
Wahyana, Pengelolaan Pengajaran Fisika, (Jakarta: UT, 2001), h.12.3
21
27
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya, 1995), h. 116
28
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: PT Media Abadi, 2005), h. 59
29
Wasty Soemanto, M.Pd, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. Ke-V,
h. 104
22
1) Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-
sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa
dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat
menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang
dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.
2) Aspek Psikologis
Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan
kualitas perolehan pembelajaran siswa yaitu inteligensi siswa,
sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa.30
b. Faktor eksternal
Faktor yang berasal dari luar siswa, terdiri dari:31
1). Lingkungan sosial
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi
kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.
Sifat-sifat orang tua, pendidikan dari orang tua, ketegangan
keluarga dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap
kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
2). Lingkungan non sosial
Faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan
letaknya, alat-alat belajar, keadaan waktu cuaca dan waktu belajar
yang digunakan siswa. Faktor-faktor inilah yang dipandang turut
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
30
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan ....., h. 132-133
31
Muhibbin Syah, PsikologiPendidikan…, h. 137-138
32
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan…, h. 139
23
4. Hasil Belajar
Pada hakikatnya, belajar dan hasil belajar adalah dua hal yang
saling terkait satu dengan lainnya. Dalam kegiatan belajar terjadi proses
berpikir yang melibatkan kegiatan mental. Sedangkan dalam kegiatan
mental, terjadi penyusunan hubungan informasi-informasi yang diterima
sehingga timbul suatu pemahaman dan penguasaan terhadap materi yang
diberikan, sehingga siswa memahami suatu perubahan dari yang tidak
diketahui menjadi diketahui. Perubahan inilah yang disebut dengan hasil
belajar.
Hasil Belajar menurut Benjamin S. Bloom berpendapat bahwa
proses evaluasi hasil belajar mengacu kepada tiga jenis domain, yaitu: 33
1. Ranah kognitif.
Ranah kognitif adalah yang mencakup kegiatan mental (otak).
Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir,
diantaranya meliputi; (1) pengetahuan / hafalan / ingatan (knowledge),
(2) pemahaman (comprehension), (3) penerapan (application),
(4) analisis , (5) sintesis dan (6) Penilaian (evaluation)
2. Ranah afektif.
Ranah afektif ialah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Ranah afektif ini terbagi kepada lima jenjang, yaitu; (1) menerima atau
33
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),
h. 49
24
5. Kimia
Kimia berasal (dari bahasa Arab " ﻛﯿﻤﯿﺎءseni transformasi" dan
bahasa Yunani χημεία khemeia "alkimia"),38 Ilmu kimia merupakan ilmu
yang diperoleh berdasarkan eksperimen yang mencari pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam khususnya yang berkaitan
dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan
energitika zat.39
Kimia adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang
materi yang meliputi struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi serta
energi yang menyertainya.40 Kimia pada dasarnya adalah ilmu yang
dilandasi pada eksperimen dan pengamatan. Berdasarkan uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari
bahan penyusun suatu benda, reaksi-reaksi yang terjadi pada benda, serta
perubahan yang terjadi pada benda itu baik fisik atupun kimiawi.
Pembelajaran kimia tidak hanya bersifat hafalan dan hitungan saja,
37
Waluyo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar, (Jakarta:Penerbit Karunika Jaya, 1987),
h. 2.11
38
Anonym, Kimia Dari Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia,
dari www.id.wikipedia.org, 16 Maret 2008. h. 1
39
Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Kimia untuk SMA dan MA,
(Jakarta: Depdiknas, 2003), h. 6
40
Johari, M.Sc dan Ir. M. Rachmawati, Kimia SMA dan MA Kelas X, (Jakarta: Esis,
2006), h. 4
26
6. Sistem Koloid
Berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) maupun
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), materi sistem koloid
dipelajari di kelas XI (sebelas) SMA. Kompetensi dasar yang ingin dicapai
pada pembelajaran ini adalah pengelompokkan sistem koloid, identifikasi
sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari serta
membuat berbagai macam sistem koloid.
a. Pengertian dan Pengelompokkan koloid
Sistem koloid merupakan campuran yang keadaannya berada
diantara larutan dan campuran kasar (suspensi). Dalam sistem koloid, zat
yang didispersikan disebut fase terdispersi dan medium yang digunakan
untuk mendispersikannya disebut medium pendispersi. Fase terdisfersi
bersifat diskontinu (terputus-putus) dan medium pendispersi bersifat
kontinu. Pada campuran susu dan akuades (air), fase terdispersinya adalah
susu dan medium pendispersinya adalah air. 41
Koloid dapat dikelompokkan berdasarkan kombinasi fase
terdispersi dan medium pendispersi. Berdasarkan hal tersebut, sistem
koloid dapat dibagi menjadi beberapa jenis, seperti yg dijelaskan dalam
tabel berikut:
41
Sandri Justiana dan Mukhtaridi, Chemistry for Senior high School, (Jakarta:
Yudhistira.2009), h. 330
27
b. Sifat-sifat Koloid
Sifat-sifat yang dimiliki koloid diantaranya ialah:
1) Efek Tyndall
Fenomena Efek Tyndall dikemukakan oleh John Tyndall
(1820-1893), seorang ahli fisika dari Inggris. Efek Tyndall adalah
gejala penghamburan sinar oleh partikel koloid. Susunan partikel
dalam koloid menyebabkan berkas sinar akan dihamburkan oleh
partikel-partikel koloid. Jika berkas tersebut dilewatkan melalui
larutan, maka seluruh berkas sinar tidak tertahan. Jika berkas sinar
dilewatkan melalui suspensi, maka partikel-partikel akan menahan
berkas sinar tersebut. Oleh karena itu, efek Tyndall dapat
digunakan untuk membedakan antara larutan, koloid, dan
suspensi.43
2) Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan acak dari partikel dalam
medium pendispersinya. Gerak Brown diambil dari nama ahli
botani bangsa Inggris yang menemukan gerakan ini pada tahun
1827 yaitu Robert Brown. Gerak Brown akan makin cepat jika
42
Irfan Anshory dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II, (Jakarta: Erlangga. 1996),
h. 135
43
Sandri Justiana dan Mukhtaridi, Chemistry for Senior high School..., h. 336
28
44
Irfan Anshory dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II..., h. 139
45
Sandri Justiana dan Mukhtaridi, Chemistry for Senior high School..., h. 336
46
Irfan Anshory dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II..., h. 140
47
Irfan Anshory dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II..., h. 141
29
c. Pembuatan Koloid
Koloid dapat dibuat dengan dua cara, yaitu cara dispersi dan
cara kondensasi.
1). Cara Dispersi. 49
Cara dispersi adalah dengan menghaluskan butir-butir zat
yang bersifat makroskopis (kasar) menjadi butir-butir zat yang
bersifat mikroskopis (halus). Cara ini dapat dilakukan melalui tiga
cara, yaitu:
a) Dispersi Mekanik
Pada cara dispersi mekanik, koloid dibuat dengan
cara penggerusan dan penggilingan (untuk zat padat) atau
pengadukan dan pengocokan (untuk zat cair). Contohnya,
pembuatan sol belerang
b) Dispersi Elektrolitik
Dispersi elektrolitik dikenal juga dengan istilah
busur Bredig. Dengan cara dispersi elektrolitik, zat padat
diubah menjadi partikel koloid dengan bantuan arus listrik
bertegangan tinggi. Biasanya digunakan untuk membuat sol
logam, misalnya sol platina emas atau perak.
c) Dispersi Peptisasi
Pada cara dispersi peptisasi, partikel kasar diubah
menjadi partikel koloid dengan penambahan zat kimia (zat
elektrolit) yang mengandung ion sejenis. Contohnya, sol
belerang dibuat dari endapan nikel sulfida dengan cara
mengalirkan gas asam sulfida.
48
Irfan Anshory dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II..., h. 142
49
Sandri Justiana dan Mukhtaridi, Chemistry for Senior high School..., h. 348
30
50
Irfan Anshory dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II..., h. 145
31
51
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: FITK
Jurusan Pendidikan IPA, UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 21
32
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau arahan dari guru yang
dilakukan oleh siswa.52
Adapun prosedur penelitian tindakan kelas yaiu, (1) perencanaan
(planning), (2) tindakan (action), (3) observasi (Observing), (4) refleksi
(reflection). Kegiatan-kegiatan ini disebut dengan satu siklus kegiatan
pemecahan masalah. Apabila satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda
perubahan ke arah perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset dilanjutkan
pada siklus kedua dan seterusnya sampai peneliti merasa puas.53
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru maupun
peneliti dengan prosedur merancang, melaksanakan, observasi dan
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang terdiri dari
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerja guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Penelitian dapat terlaksana dengan baik, jika sebelum melakukan
penelitian terdapat konsep perencanaan tindakan. Oleh karena itu, peneliti
mempersiapkan konsep perencanaan tindakan yang diajukan sebagai berikut:
Tabel 2.2.
Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan
52
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), (Jakarta:
Bumi Aksara, 2006), h.3
53
Supardi, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Beserta Sistematika
Proposal dan Laporannya, (Jakarta Bumi Aksara, 2006), h.117
33
D. Kerangka Pikir
Kimia adalah ilmu pengetahuan yang memerlukan percobaan,
observasi atau pengamatan serta pengukuran. Dalam ilmu kimia, diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan
apa, mengapa, dan bagaimana suatu gejala alam dan peristiwa dapat terjadi.
Oleh karena itu, pembelajaran kimia hendaknya menggunakan metode
yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran kimia itu sendiri. Seperti
melakukan percobaan, pengamatan, diskusi, dan lain sebagainya. Pelajaran
kimia harus dibuat menarik dan mengundang rasa ingin tahu siswa terhadap
materi kimia. Untuk itu diperlukan upaya untuk menumbuhkan dan
meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap pelajaran kimia. Salah satunya
dengan metode discovery.
Metode discovery atau penemuan merupakan komponen dari praktek
pendidikan yang meliputi metode pembelajaran yang memajukan siswa
belajar aktif, berorientasi pada proses, dan mengarahkan siswa untuk berpikir
kritis. Untuk memahami konsep kimia yang bersifat abstrak diperlukan
pengalaman langsung siswa dalam mempelajari kimia. Salah satunya dengan
kegiatan laboratorium atau praktikum. Metode discovery yang
menitikberatkan pada pengalaman langsung melalui kegiatan laboratorium,
maka siswa dapat langsung melihat, mendengar, meraba, serta melakukan
percobaaan sendiri. Selain itu melalui kegiatan praktikum juga dapat
meningkatkan kreativitas dan keterampilan siswa dan tidak menutup
kemungkinan akan adanya penemuan-penemuan baru khususnya dalam
bidang teknologi. Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar serta keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
kimia.
35
E. Hipotesis Tindakan
Pembelajaran kimia pada konsep sistem koloid dengan menggunakan
metode discovery melalui kegiatan laboratorium diharapkan akan
meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV. Yrama Widya, 2006), h. 21
37
G. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil atau siswa dinyatakan mengalami
peningkatan hasil belajar terhadap konsep sistem koloid apabila mencapai
indikator sebagai berikut:
1. Partisipasi siswa
Partisipasi siswa yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
partisipasi siswa yang aktif dalam proses pembelajaran 75 %.
2. Hasil belajar siswa.
Dengan menggunakan metode discovery melalui kegiatan
laboratorium ini diharapkan siswa dapat lebih memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Dengan demikian siswa akan lebih termotivasi
serta lebih fokus dalam memahami suatu konsep materi pelajaran,
sehingga hasil belajarnyapun akan meningkat. Hasil belajar yang
diharapkan yaitu siswa mendapat nilai rata-rata kelas 70.
Z=
total nilai postes siswa
siswa
Pengamatan Indikator:
dan Keaktifan / partisipasi siswa yang
pertanyaan aktif dalam proses pembelajaran
75%.
Hasil belajar
Hasil evaluasi meningkat
siswa Indikator:
Nilai rata-rata kelas tes evaluasi
akhir siswa 70.
2. Kuisioner
Kuisioner diberikan di akhir siklus yaitu untuk mengetahui kendala
siswa pada proses pembelajaran kimia dengan menggunakan indikator
evaluasi penelitian tindakan kelas (PTK).
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner
NO Indikator Jumlah Item
1. Minat 4
2. Keaktifan siswa. 8
3. Kemauan belajar siswa dengan metode 2
discovery melalui kegiatan laboratorium.
Jumlah 14
3. Lembar Observasi
Lembar observasi diperlukan untuk mencatat kejadian-kejadian
selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini berisi
tentang aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.
44
Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dengan
Metode Discovery melalui Kegiatan laboratorium
4. Tes Kemampuan
Tes kemampuan adalah metode pengumpulan data apabila peneliti
akan melakukan perbandingan secara kuantitatif. Tes ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa mengenai materi
sistem koloid setelah menggunakan metode discovery melalui kegiatan
laboratorium. Dengan menggunakan metode tes ini, maka peneliti akan
dapat mengetahui apakah hasil belajar kimia siswa mengalami
peningkatan sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti.
45
Keterangan:
C1 : Hafalan/ingatan C4 : Analisis
C2 : Pemahaman C5 : Sintesis
C3 : Penerapan C6 : Evaluasi
b. Pemahaman (C2)
Jenjang pemahaman meliputi kemampuan menangkap arti dari
informasi yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan, diagram,
atau grafik, menerjemahkan suatu pernyataan verbal ke dalam rumusan
matematis atau sebaliknya, meramalkan berdasarkan kecenderungan
tertentu (eksplorasi dan interpolasi) serta mengungkapkan suatu konsep
atau prinsip dengan kata-kata sendiri.
c. Penerapan (C3)
Yang termasuk jenjang penerapan ialah kemampuan
menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi
baru atau pada situasi konkrit.
d. Analisis (C4)
Jenjang analisis meliputi kemampuan-kemampuan menguraikan
suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya
sehingga struktur informasi serta hubungan antara komponen informasi
tersebut menjadi jelas.
2
Tonih Feronika dan Burhanuddin Milaman, Evaluasi Pendidikan Kimia (Modul).
(Jakarta: Program Studi Pendidikan Kimia FITK, 2006), h. 5-8.
47
e. Sintesis (C5)
Yang termasuk jenjang sintesis ialah kemampuan untuk
mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu
keseluruhan yang terpadu. Termasuk ke dalamnya kemampuan
merencanakan eksperimen, menyusun karangan (laporan praktikum,
artikel, rangkuman), menyusun cara baru untuk mengklasifikasikan
objek-objek, peristiwa dan informasi lainnya.
f. Evaluasi (C6)
Kemampuan pada jenjang evaluasi ialah kemampuan untuk
mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjaan berdasarkan
kriteria tertentu yang ditetapkan.
1 Validitas
Salah satu ciri tes yang baik adalah apabila tes tersebut dapat tepat
mengukur apa yang hendak diukur. Tes yang valid atau sahih mempunyai
validitas yang tinggi. Dalam penelitian ini digunakan countent validity
yang berarti tes disusun dengan materi dan tujuan pembelajaran khusus.,
sedangkan pengujian validitas instrumennya menggunakan rumus korelasi
biseral: 4
Mp Mt p
rpbi
SDt q
Keterangan:
rpbi = Koefisien korelasi point biseral yang dianggap sebagai koefisien
validitas item.
Mp = Skor rata-rata hitung yang dijawab benar
Mt = Skor rata-rata total
SDt = Standar deviasi
p = Proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir item
q = Proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir item
Jika harga r hitung < dari harga dalam tabel, maka korelasi tidak
signifikan. Tetapi jika sebaliknya maka signifikan.
2 Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil
pengukuran. Suatu instrumen meiliki tinhkat relibilitas yang memadai, bila
instrumen tersebut digunakan menukur aspek yang diukur beberapa kali
3
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: FITK,
Jurusan Pendidikan IPA, UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h.39
4
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2001), cet. Ke-3 h.185
49
hasilnya sama atau relatif sama.5 Pengujian reliabilitas pada penelitian ini
menggunakan rumus KR- 20 (Kuder-Richardson 20) yaitu:6
n St pi q i
2
r11
n 1 S 2t
Keterangan:
r11 = reliabilitas menggunakan persamaan KR-20
p = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah
n = banyaknya soal
S2 = standar deviasi atau simpangan baku
piqi = jumlah dari hasil perkalian antara pi dengan qi
Apabila harga r11 dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikan 5% ternyata lebih besar, berarti instrumen tersebut reliabel.
3 Taraf Kesukaran
Setelah tes diuji reliabilitasnya data kembali diuji taraf
kesukarannya. Taraf kesukaran adalah kemampuan tes dalam menjaring
banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul.
Pengujian taraf kesukaran tes ini bertujuan untuk mengetahui bermutu atau
tidaknya butir-butir item tes hasil balajar. Rumus yang digunakan dalam
pengujian ini sesuai dengan rumus yang dikemukakan oleh Dubois7, yaitu:
Np
P=
N
Keterangan:
P = indeks kesulitan untuk setiap butir soal
Np = banyak siswa yang menjawab benar untuk setiap butir
N = banyak siswa yang memberi jawaban pada soal yang dimaksud
Kriteria indeks kesukaran :
5
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Tindakan....., h. 229-230
6
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta, Bumi Aksara, 2002),
cet. Ke-III, h. 100
7
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi…, h. 372
50
4 Daya Pembeda
Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan
untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang
tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang
mampu (rendah prestasinya). Cara perhitungan daya pembeda adalah
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :8
D = PA – PB
BA BB
PA = dan PB =
JA JB
Keterangan:
D = daya pembeda
PA = proporsi kelas atas
PB = proporsi kelas bawah
BA = banyak siswa kelas atas yang menjawab benar untuk setiap butir
soal
BB = banyak siswa kelas bawah yang menjawab benar untuk setiap butir
soal
JA = jumlah siswa kelas atas
JB = jumlah siswa kelas bawah
Klasifikasi daya pembeda :
D = < 0.2 : buruk
D = 0.2 – 0.4 : cukup
D = 0.4 – 0.7 : baik
D = 0.7 – 1 : sangat baik
8
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi…, h. 389-390
51
9
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Tindakan....., h. 155
52
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus, dan tiap siklus terdiri dari
dua kali pertemuan. Tiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran. Indikator
keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa
dengan metode discovery melalui kegiatan laboratorium. Untuk penjabaran
hasil penelitian tiap siklus adalah sebagai berikut :
1. Siklus I
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 6
jam pelajaran atau 3 pertemuan (6 x 45 menit). Berikut tahapan-tahapan
dalam siklus I:
a. Tahap perencanaan
Berdasarkan seluruh informasi yang telah diperoleh, peneliti
melakukan beberapa kegiatan dalam proses perencaanaan penelitian.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap awal ini adalah membuat skenario
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan pertama dan
kedua. Pertemuan pertama berlangsung selama 90 menit yang
membahas tentang menyimpulkan perbedaan antara larutan, koloid,
dan suspensi serta mengelompokkan campuran yang ada di lingkungan
kedalam suspensi, larutan dan koloid. Pada pertemuan pertama peneliti
melakukan kegiatan praktikum dengan metode discovery. Pertemuan
kedua berlangsung selama 90 menit yang membahas tentang
mengelompokkan koloid yang ada di lingkungan kedalam beberapa
macam sistem koloid dan membahas penggunaan sistem koloid dalam
industri kosmetik, makanan, farmasi, dan lain-lain. Kemudian pada
pertemuan ketiga juga berlangsung selama 90 menit. Pada pertemuan
ketiga ini siswa diberikan tes hasil belajar mengenai materi yang telah
dibahas pada pertemuan pertama dan kedua serta mengisi angket yang
dibutuhkan untuk penelitian.
53
1) Data observasi
Tabel 4.1. Rata-rata Hasil Observasi Siklus I
Aspek Aspek yang diamati Penilaian Keterangan
Guru 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. 4 Baik
2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip- 3 Sedang
prinsip, pengertian konsep dan
generalisasi pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. 3 Sedang
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang 3 Sedang
dihadapi siswa serta peranan masing-
masing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang 4 Baik
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap 2 Kurang
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data 3 Sedang
yang diperlukan siswa.
56
2) Data Kuesioner
Tabel 4.2. Rata-rata Hasil Kuesioner Siswa Siklus I
NO Indikator Rata-rata
1. Minat 59,08 %
2. Keaktifan siswa. 73,10 %
3. Kemauan belajar siswa dengan metode 77,77 %
discovery melalui kegiatan laboratorium.
3) Hasil Belajar
Berdasarkan hasil tes yang diberikan pada siklus I, dapat
diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa menunjukkan nilai
sebesar 68,09 dan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
berdasarkan kemampuan kognitif belum mencapai indikator
keberhasilan. (perhitungan ada pada lampiran 10)
58
Nilai tes hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Tes hasil belajar Siklus I
Rentang Nilai Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
53 – 57 1 3,03 %
58- 62 8 24,24 %
63 – 67 11 33,33 %
68 – 72 - -
73 – 77 9 27,27 %
78 – 82 4 12,12 %
Jumlah 33 100%
(data perhitungan ada pada lampiran 15 )
Berdasarkan Tabel 9. diatas dapat diperoleh informasi
bahwa masih terdapat 1 orang siswa yang mendapat nilai (di bawah
KKM) kurang dari 60 dan nilai rata-rata kelas yang diperoleh (ada
pada lampiran) adalah 68,09 yang berarti hasil belajar siswa pada
siklus I belum mencapai indikator lebih besar dari 70. Oleh karena
itu, penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya.
4) Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan siswa yang
dilakukan pada siswa kelas XI IPA untuk mengetahui tanggapan
mereka terhadap pembelajaran yang selama ini telah mereka
lakukan. Dari hasil wawancara tersebut didapatkan data sebagai
berikut:
59
d. Tahap Refleksi
Setelah dilakukan observasi terhadap aktifitas belajar siswa
dalam proses pembelajaran, maka dilakukan refleksi. Refleksi
bertujuan untuk mengidentifikasi hal-hal positif dan masalah-masalah
yang muncul pada siklus pertama ini dan akan diperbaiki pada siklus
kedua dengan memberikan perlakuan-perlakuan (treatment) tertentu.
Adapun masalah-masalah yang teridentifikasi dalam
pelaksanaan siklus pertama ini dan alternatif perlakuan-perlakuan
(treatment) yang akan diterapkan pada siklus berikutnya adalah:
discovery.
- Mengawasi secara merata setiap
kelompok agar aktif dalam
berinteraksi / diskusi di dalam
kelas.
- Membantu siswa dengan
memberikan pengarahan dan
bimbingan.
5. Merumuskan prinsip dan - Memberikan kesempatan kepada
generalisasi hasil penemuan. siswa untuk menyampaikan
kesimpulan hasil penemuan dan
membangkitkan keberanian siswa
untuk berbicara di depan kelas.
- Mengawasi secara merata setiap
kelompok agar aktif dalam
6. Melakukan penyelidikan melakukan penyelidikan terhadap
terhadap permasalahan yang permasalahan.
diajukan guru. - Mengecek pemahaman siswa dan
membantu siswa dengan data
yang dibutuhkan
- Melakukan perbaikan pada lembar
kerja siswa dengan penyajian
materi yang mudah dipahami.
- Menugaskan siswa untuk membaca
LKS lebih dulu sebelum
mengerjakan.
- Selalu mengingatkan siswa agar
7. Mengerjakan lembar kerja siswa
mengerjakan lembar kerja siswa
dengan baik.
dengan baik dan tidak hanya
mengandalkan jawaban teman dan
percaya terhadap kemampuan diri
sendiri.
- Membimbing siswa yang
mengalami kesulitan dalam
mengerjakan LKS.
2. Siklus II
Siklus II pada penelitian ini dilakukan pada bulan 5 – 12 Juni
2008 yang membahas tentang materi sifat-sifat koloid serta proses
pembuatan koloid. Sama halnya dengan siklus I, siklus II ini pun
dilaksanakan selama 6 jam pelajaran dalam tiga kali pertemuan.
63
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan refleksi siklus I, penerapan penggunaan metode
discovery dengan kegiatan laboratorium cukup efektif. Dari hasil
evaluasi dilakukan di akhir siklus I dilihat dari tes hasil belajar masih
terdapat beberapa dari siswa yang belum mencapai indikator
pencapaian belajar sebesar 70 dan masih ada siswa yang mendapat
nilai kurang dari 60. Aktivitas siswa dan partisipasi siswa didalam
kelas sudah aktif, tetapi masih perlu lebih ditingkatkan lagi seperti
kurangnya kerjasama antar anggota kelompok dalam melakukan
pengamatan di laboratorium.
Pada siklus II ini terdiri dari 3 pertemuan yang membahas sifat-
sifat koloid serta proses pembuatan koloid. Berdasarkan refleksi yang
didapat dari siklus I, pada siklus II ini peneliti mencoba melakukan
beberapa revisi tindakan untuk memperoleh hasil pembelajaran yang
lebih baik lagi. Diantara tidakan yang akan dilakukan pada siklus II
adalah sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi kebutuhan siswa;
2) Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian
konsep dan generalisasi pengetahuan; 3) Menseleksi bahan-bahan dan
tugas-tugas; 4) Menambahkan dan memperbaiki penyajian materi agar
mudah dipahami siswa; 5) Meminimalisir kegiatan siswa yang tidak
ada hubungannya dengan proses pembelajaran dengan memaksimalkan
kegiatan pembelajaran, siswa tidak diberi peluang untuk bercanda,
mengganggu temannya dan kegiatan lain yang tidak ada hubungannya
dengan proses pembelajaran; 6) Meningkatkan keakraban dengan
siswa untuk mencairkan suasana belajar yang kaku sehingga siswa
tidak takut atau malu untuk bertanya kepada guru; 7) memberikan
bimbingan dan arahan kepada siswa pada saat proses pembelajaran;
8) mengoptimalkan kerja kelompok dengan cara membagi pekerjaan
setiap individu dalam kelompok, agar setiap siswa melakukan proses
pembelajaran dengan baik dan mengamati dengan benar.
64
c. Tahap Observasi
Pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus II,
pengamatan / observasi sama halnya dengan pengamatan yang
dilakukan pada siklus I. Adapun pengamatan yang dilakukan ialah
pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa dalam melakukan
tahapan-tahapan kegiatan discovery melalui kegiatan laboratorium
dengan melakukan check-list pada lembar observasi yang tersedia.
Lembar observasi terdiri dari 2 aspek yang dinilai yaitu: 1) Aspek
guru, meliputi 8 aspek yang diamati; dan 2) Aspek siswa, terdiri dari 7
aspek yang diamati.
Berikut ini merupakan hasil penelitian dari siklus pertama yang
terdiri dari lembar observasi, data hasil belajar siswa, hasil kuesioner
dan hasil wawancara.
66
1) Data Observasi
Tabel 4.6. Rata-rata Hasil Observasi Siklus II
Aspek Aspek yang diamati Penilaian Keterangan
Guru 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. 4 Baik
2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip- 4 Baik
prinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. 4 Baik
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang 4 Baik
dihadapi siswa serta peranan masing-
masing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang 5 Baik
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap 4 Baik
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data 4 Baik
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan 4 Baik
kegiatan.
Rata-rata 4 Baik
Siswa 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap 4 Baik
dan tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti 5 Sangat Baik
mencatat, mengamati, dan lain-lain.
3. Mengidentifikasi masalah. 4 Baik
4. Interaksi siswa dengan siswa. 4 Baik
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil 4 Baik
penemuan.
6. Melakukan penyelidikan terhadap 4 Baik
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan 5 Sangat Baik
baik.
Rata-rata 4 Baik
2) Data Kuesioner
Tabel 4.7. Rata-rata Hasil Kuesioner Siswa Siklus II
NO Indikator Rata-rata
1. Minat. 73, 47 %
2. Keaktifan siswa. 81,81 %
3. Kemauan belajar siswa dengan me.tode 82,82 %
discovery melalui kegiatan laboratorium.
3) Hasil Belajar
Nilai tes hasil belajar pada siklus II dengan pembahasan
pada sifat-sifat koloid dan pembuatan koloid diperoleh data sebagai
berikut:
68
4) Hasil Wawancara
Pada penelitian ini, peneliti juga melakukan wawancara
kepada sebagian siswa kelas XI IPA untuk mengetahui tanggapan
siswa mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan metode
discovery melalui kegiatan laboratorium baik pada siklus pertama
maupun siklus kedua. Wawancara dilakukan pada akhir siklus II
setelah melaksanakan tes hasil belajar dan pengisian lembar
kuesioner.
69
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi data pada siklus II,
diperoleh gambaran bahwa menggunakan metode discovery dengan
kegiatan laboratorium telah efektif digunakan dalam proses
pembelajaran kimia pada konsep sistem koloid, antara lain:
1) Perhatian guru terhadap siswa sudah meningkat dan tidak hanya
pada sebagian siswa melainkan seluruh siswa.
2) Motivasi untuk terlibat didalam kegiatan belajar cukup tinggi,
siswa lebih percaya diri, lebih berani mengungkapkan
pendapatnya, lebih berkonsentrasi, dan lebih aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
3) Kegiatan siswa dalam melakukan langkah-langkah discovery
seperti melakukan penemuan, mengidentifikasi masalah, interaksi
antara siswa dengan siswa, merumuskan prinsip dan generalisasi
penemuan, serta melakukan penyelidikan terhadap permasalahan
yang diajukan guru telah mengalami peningkatan dibandingkan
siklus pertama dan memenuhi indikator pencapaian keberhasilan
dengan kategori baik
4) Hasil belajar yang diperoleh siswa telah mencapai indikator
pencapaian keberhasilan.
5) Hal-hal yang kurang dan perlu diperbaiki dalam siklus pertama
sudah terlihat adanya penyempurnaan dalam siklus II.
dan diamati oleh peneliti sendiri sebagai observer ditempat sekolah yang
dijadikan tempat penelitian. Sedangkan tanggapan siswa terhadap metode
discovery dengan kegiatan laboratorium diambil dari kuesioner yang telah
dibuat oleh peneliti. Kuesioner yang diberikan kepada siswa yang diisi oleh
siswa setelah berakhirnya pembelajaran metode discovery dengan kegiatan
laboratorium di setiap siklusnya, baik pada siklus pertama maupun siklus
kedua yang telah dilaksanakan untuk memperoleh tanggapan siswa terhadap
penggunaan metode discovery dengan kegiatan laboratorium.
Selanjutnya, data yang telah diperoleh dan dikumpulkan untuk
dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif oleh peneliti.
C. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka diperoleh hasil temuan
penelitian. Temuan penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa aktifitas
siswa dalam melakukan langkah-langkah kegiatan discovery masih perlu
peningkatan dan belum memenuhi indikator keberhasilan, karena berdasarkan
observasi yang dilakukan pada siklus I, aktifitas siswa perlu ditingkatkan
dalam aspek melakukan penemuan (seperti mencatat, mengamati, dan lain-
lain), mengidentifikasi masalah, intrasksi siswa dengan siswa, merumuskan
prinsip dan generalisasi hasil penemuan, dan melakukan penyelidikan
terhadap permasalahan yang diajukan guru. Hal itu disebabkan karena
kurangnya pengawasan dari guru seperti membantu memperjelas tugas-tugas
yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing, mengecek pemahaman
siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan, membantu siswa dengan
informasi atau data yang dibutuhkan siswa, dan mengamati siswa dalam
melakukan kegiatan. Sedangkan pada siklus kedua, aktivitas siswa selama
proses pembelajaran dengan menggunakan metode discovery melalui kegiatan
laboratorium meningkat dan memenuhi indikator keberhasilan. Temuan ini
didukung berdasarkan observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran,
dimana pada siklus kedua ini, siswa lebih serius dan tenang pada saat proses
pembelajaran berlangsung, interaksi antara siswa dengan siswa dalam hal
72
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kimia dengan
menggunakan metode discovery melalui kegiatan laboratorium dapat
meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid. Selain itu,
berdasarkan data observasi, kuesioner, dan wawancara siswa juga dapat
terlihat bahwa pembelajaran kimia dengan menggunakan metode discovery
melalui kegiatan laboratorium pada siklus II lebih baik dibandingkan dengan
siklus I. Hal ini terjadi karena pada siklus II terdapat perbaikan tindakan yang
dilakukan oleh guru, seperti pengaturan waktu yang lebih proporsional,
peningkatan pengawasan guru terhadap seluruh siswa dan memeriksa bahwa
semua siswa memahami tujuan dan prosedur kegiatan yang harus dilakukan,
memberikan motivasi kepada siswa serta adanya pembagian tugas yang
merata kepada anggota kelompok masing-masing sehingga semua siswa
terlibat dalam memecahkan masalah dan memperhatikan proses penemuan
yang dilakukan. Peningkatan hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem
koloid juga dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar yang
diperoleh siswa pada siklus I sebesar 68,09 meningkat menjadi 74,81 pada
siklus II.
Dengan demikian, maka berdasarkan data-data di atas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar kimia siswa mengalami peningkatan dengan
menggunakan metode discovery melalui kegiatan laboratorium karena telah
mencapai kriteria indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas, maka penulis ingin menyumbangkan beberapa
saran, yaitu:
74
DAFTAR PUSTAKA
Anshory, Irfan dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II, Jakarta: Erlangga.
1996.
Aqib, Zainal Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: CV. Yrama Widya, 2006.
Erlyana, Aan, Inquiry In The teaching of English for Young Learners, Pancaran
Pendidikan, XV, 53, 2002.
Johari, M.Sc dan Ir. M. Rachmawati, Kimia SMA dan MA Kelas X, Jakarta: Esis,
2006.
Justiana, Sandri dan Mukhtaridi, Chemistry for Senior high School, Jakarta:
Yudhistira.2009.
Nata, Prof. Dr. Abuddin, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta:
Prenada Media Group, 2009, cet. ke-I.
Nuraeni, Eni dan Dra. Kusdianti, Implementasi Model Pembelajran Induktif untuk
Mengajarkan Konsep Keanekaragaman Tumbuhan di SLTP dalam
Seminar Nasional Pendidikan Matematikan dan IPA, Seminar Nasional
Pendidikan Matematika dan IPA, Juli 2004.
Putra Yasa, Ida Bagus, “Mengajar Dengan Inkuiri”, dalam Jurnal PRASI Vol.2
No.3 Tahun 2004.
Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, cet. Ke-V.
Sudjana, Nana, Penilaian Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, cet. ke-VII, 2001.
Tim Peneliti Universitas Udayana, Pengaruh Pola asuh Orang Tua dan
Pengajaran Dengan Metode Discovery-Inquiry Terhadap Konsep Diri
Serta Hubungannya dengan Prestasi Belajar IPA Siswa SMP Negeri di
Propinsi Bali, dalam Laporan Penelitian Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Udayana, 1992, h. 9
SILABUS
Nama Sekolah : MA Negeri 12 Jakarta
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/II
Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Mengidentifikasi Sifat koloid Melalui diskusi Mendeskripsikan sifat- Jenis tagihan: 3 jam Buku kimia,
sifat-sifat koloid dan kelompok sifat koloid (efek Tugas individu pelajaran Lembar
menerapkannya mengidentifikasi serta Tyndall, gerak Brown, Kuis, ulangan kerja,
dalam kehidupan mengklasifikasikan dialisis, elektroforesis, Bahan/alat
sehari-hari jenis dan sifat koloid emulsi, dan koagulasi) untuk
dari data percobaan. praktek
B. Materi Pembelajaran
Pengertian dan komponen sistem koloid
C. Metode Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran : Discovery
2. Model pembelajaran : Eksperimen
Lampiran 2 81
D. Skenario pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru memberi salam untuk membuka pelajaran.
b. Mengabsensi siswa
c. Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa.
d. Melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian
konsep, dan generalisasi pengetahuan.
e. Melakukan seleksi bahan, problema atau tugas-tugas.
f. Membantu memperjelas tugas / problema yang dihadapi siswa serta
peranan masing-masing siswa.
g. Mempersiapkan kelas dan alat-alat serta bahan-bahan yang diperlukan
untuk kegiatan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (75 menit)
a. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan.
b. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk
mengkajinya serta mengerjakan latihan-latihannya bersama teman
sekelompoknya.
c. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan atau
pengamatan di laboratorium dengan tujuan dapat membedakan larutan,
koloid dan suspensi.
d. Siswa melakukan penyelidikan tentang permasalahan yang diajukan
guru.
e. Guru membantu siswa dengan informasi / data jika diperlukan siswa.
f. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang
mengarahkan dan mengidentifikasi masalah.
g. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa.
h. Siswa mengidentifikasi beberapa kemungkinan jawaban dan mengkaji
dari berbagai sumber, membaca hasil temuan, mencatat hasil temuan
dan menyimpulkan hasilnya.
i. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil temuannya di
depan kelas.
Lampiran 2 82
E. Sumber Belajar
1. Buku kimia SMA kelas XI
2. Alat dan bahan percobaan
F. Penilaian:
1. Afektif dan psikomotor
Bentuk : Lembar pengamatan / observasi siswa
2. Kognitif
Bentuk : Lembar Kerja Siswa (LKS) dan laporan praktikum
Lampiran 2 83
B. Materi Pembelajaran
Pengelompokkan sistem koloid
Lampiran 2 84
C. Metode Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran : Discovery
2. Model pembelajaran : Pembelajaran berdasarkan masalah
D. Skenario pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru memberi salam untuk membuka pelajaran.
b. Mengabsensi siswa
c. Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa.
d. Melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian
konsep, dan generalisasi pengetahuan.
e. Melakukan seleksi bahan, problema atau tugas-tugas.
f. Membantu memperjelas tugas / problema yang dihadapi siswa serta
peranan masing-masing siswa.
g. Mempersiapkan kelas dan alat-alat serta bahan-bahan yang diperlukan
untuk kegiatan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (75 menit)
a. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan
melalui permasalahan / pertanyaan kepada siswa.
b. Guru membagikan LKS kepada siswa untuk mengkajinya serta
mengerjakan latihan-latihannya.
c. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan atas
permasalahan yang diajukan guru.
d. Siswa melakukan penyelidikan tentang permasalahan yang diajukan
guru dengan mengidentifikasi barang- barang industri kosmetik,
makanan dan farmasi ke dalam 8 macam sistem koloid dan mengisi
lembar LKS yang telah diberikan.
e. Guru membantu siswa dengan informasi / data jika diperlukan siswa.
f. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang
mengarahkan dan mengidentifikasi masalah.
Lampiran 2 85
E. Sumber Belajar
1. Buku kimia SMA kelas XI
F. Penilaian:
1. Kognitif
Bentuk : Lembar Kerja Siswa (LKS) dan laporan praktikum
2. Afektif dan psikomotor
Bentuk : Lembar pengamatan / observasi
Lampiran 2 86
B. Materi Pembelajaran
Sifat-sifat Koloid
C. Metode Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran : Discovery
2. Pendekatan pembelajaran : Eksperimen
Lampiran 2 87
D. Skenario pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru memberi salam untuk membuka pelajaran.
b. Mengabsensi siswa
c. Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa.
d. Melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian
konsep, dan generalisasi pengetahuan.
e. Melakukan seleksi bahan, problema atau tugas-tugas.
f. Membantu memperjelas tugas / problema yang dihadapi siswa serta
peranan masing-masing siswa.
g. Mempersiapkan kelas dan alat-alat serta bahan-bahan yang diperlukan
untuk kegiatan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (75 menit)
a. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan.
b. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk
mengkajinya serta mengerjakan latihan-latihannya bersama teman
sekelompoknya.
c. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan atau
pengamatan di laboratorium dengan tujuan dapat mengetahui sifat-sifat
koloid.
d. Siswa melakukan penyelidikan tentang permasalahan yang diajukan
guru.
e. Guru membantu siswa dengan informasi / data jika diperlukan siswa.
f. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang
mengarahkan dan mengidentifikasi masalah.
g. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa.
h. Siswa mengidentifikasi beberapa kemungkinan jawaban dan mengkaji
dari berbagai sumber, membaca hasil temuan, mencatat hasil temuan
dan menyimpulkan hasilnya.
i. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil temuannya di
depan kelas.
Lampiran 2 88
E. Sumber Belajar
1. Buku kimia SMA kelas XI
2. Alat dan bahan yang menunjang praktikum
F. Penilaian:
1. Kognitif
Bentuk : Lembar Kerja Siswa (LKS) dan laporan praktikum
2. Afektif dan psikomotor :
Bentuk : Lembar pengamatan / observasi
Lampiran 2 89
B. Materi Pembelajaran
Pembuatan koloid
C. Metode Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran : Discovery
2. Pendekatan pembelajaran : Eksperimen
D. Skenario pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru memberi salam untuk membuka pelajaran.
b. Mengabsensi siswa
c. Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa.
d. Melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian
konsep, dan generalisasi pengetahuan.
e. Melakukan seleksi bahan, problema atau tugas-tugas.
Lampiran 2 90
E. Sumber Belajar
1. Buku kimia SMA kelas XI
2. Alat dan bahan yang menunjang praktikum
F. Penilaian:
Penilaian:
1. Kognitif
Bentuk : Lembar Kerja Siswa (LKS) dan laporan praktikum
2. Afektif dan Psikomotor
Bentuk : Lembar pengamatan / observasi
92
Lampiran 3
Sub Pokok
Indikator No Soal Jenjang Jawaban
Pembelajaran
Sistem Koloid o Mengelompokkan 1 Dari suatu percobaan terhadap beberapa campuran C3 C
campuran yang ada diperoleh data sebagai berikut:
di lingkungan ke
dalam suspensi, No Campuran Larut/ Jernih/ Stabil / Ada
sistem koloid, dan tidak keruh tidak residu/tidak
larutan sejati serta 1 Gula + air Larut Jernih Stabil Tidak
menyimpulkan 2 Tepung + Tidak Keruh Tidak Ada
perbedaannya air
3 Susu + air Tidak Keruh Stabil Tidak
4 Santan + Tidak Keruh Stabil Tidak
air
Sifat Koloid o Mengetahui sifat- 22. Gerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut.. C1 C
sifat koloid (efek a. elektrokimia
Tyndall, gerak b. elektrofobik
Brown, dialisis, c. elektroplating
elektroforesis, d. elektrolisis
adsorpsi, dan e. elektroforesis
koagulasi) 23. Penghamburan berkas sinar di dalam sistem koloid C1 A
disebut..
a. efek Tyndall c. kondensasi e. koagulasi
b. gerak Brown e. elektroforesis
24. Gerak Brown dalam sistem koloid terjadi karena… C2 E
a. gaya gravitasi
b. tolak menolak antara koloid yang bermuatan sama
c. tarik menarik antara partikel koloid yang berbeda
muatan
d. tumbukan anatara partikel koloid
e. tumbukan molekul dengan partikel koloid
25. Kelebihan elektrolit dalam suatu dispersi koloid biasanya C2 C
dihilangkan dengan..
a. elektrolisis d. dekantasi
b. elektroforesis e. presipitasi
c. dialisis
26. … tidak termasuk contoh koagulasi C2 C
a. pembuatan tahu
b. pembuatan yogurt
c. pemutuhan gula tebu
d. penjernihan air sungai dengan tawas
e. perebusan telur
98
Peranan o Mendeskripsikan 36. Berikut ini yang termasuk koloid liofil adalah… C3 A
koloid dalam koloid liofil dan a. lem kanji, agar-agar, dan mentega
kehidupan liofob serta b. batu apung, awan, dan sabun
memberikan contoh c. belerang, agar-gar, dan mentega
masing-masing. d. susu, kaca, dan mutiara
e. minyak tanah, asap, dan debu
37. Di bawah ini beberapa contoh koloid hidrofil, kecuali… C2 C
a. sabun
b. detergen
c. sol belerang
d. agar-agar
e. gelatin
38. Koloid yang fase terdispersinya suka terhadap medium C1 A
pendispersi disebut…
a. liofil d. hidrofob
b. liofob e. sol
c. hidrofil
SIKLUS I
Petunjuk Pengisian
1. Pilihlah satu jawaban yang menurut anda benar
2. Berikan tanda silang (x) pada jawaban yang anda pilih
3. Periksa kembali jawaban anda, sebelum dikumpulkan
*
6. Ukuran partikel koloid adalah…
a. koloid > 100 nm d. koloid = 1 nm
b. koloid < 100 nm e. 1 nm ≤ koloid ≤100 nm
c. koloid = 100 nm
11. Kebakaran hutan dapat dipadamkan dengan bom aerosol, dan medium
pendispersinya adalah…
a. gas d. air
b. cairan e. pasir
c. padat
12. Minyak dapat bercampur dengan air jika ditambahkan sabun. Fungsi sabun
adalah…
a. zat terdispersi d. sol
b. medium pendispersi e. emulgator
c. gel
14. Berikut ini yang termasuk koloid padat dalam gas adalah…
a. debu c. awan e. karet busa
b. sabun e. buih sabun
*
15.Koloid berikut fase terdispersinya cair, kecuali…
a. susu c. kabut e. santan
b. mutiara e. busa sabun
*
16.Diantara zat-zat berikut ini yang tidak membentuk koloid liofil jika
didispersikan ke dalam air adalah….
a. kanji c. gelatin e. agar-agar
b. belerang d. sabun
*
17.Kabut adalah sistem koloid………..
a. gas dalam zat cair d. gas dalam gas
b. zat cair dalam gas e. zat cair dalam zat cair
c. gas dalam gas
19. Di bawah ini yang termasuk emulsi air dalam minyak adalah….
a. susu c. minyak ikan e. mayones
b. santan d. lateks
Keterangan:
* : Soal yang tidak valid
Lampiran 4 109
SIKLUS II
Petunjuk Pengisian
4. Pilihlah satu jawaban yang menurut anda benar
5. Berikan tanda silang (x) pada jawaban yang anda pilih
6. Periksa kembali jawaban anda, sebelum dikumpulkan
3. Pemberian tawas pada air yang diolah untuk air minum berguna untuk…
a. menjernihkan air
b. menghilangkan bau air
c. mencegah pencemaran air
d. membunuh bakteri yang berbahaya
e. mencegah pengendapan pengotor dalam air
8. Peristiwa berikut:
ii. Pembentukan delta pada muara sungai
iii. Pemurnian gula pasir
iv. Penyembuhan sakit perut oleh norit
v. Pembuatan tahu
yang bukan merupakan contoh peristiwa koagulasi koloid adalah..
a. 1 dan 3 d. 2 dan 3
b. 1 dan 4 e. 2 dan 4
c. 1 dan 2
11. Koloid di bawah ini yang dibuat dengan cara redoks adalah…
a. emulsi d. aerosol padat
b. gel e. aerosol cair
c. sol emas
*12.di bawah ini merupakan pembuatan koloid dengan cara hidrolisis adalah…
a. Au → sol au
b. FeCl3 + H2O → sol Fe(OH)3
c. AgNO3 + KCl → sol AgCl
d. AgCl + Cl- → sol AgCl
e. Na2S2O3 + H+ → sol S
16. Peristiwa dalam kehidupan yang berhubungan dengan proses koagulasi koloid
adalah…
a. terbentuknya awan
b. pembentukan delta di muara sungai
c. penggunaan tawas pada pemberian warna tekstil
d. penggunaan kaporit pada pemurnian air minum
e. warna biru langit di siang hari yang cerah
*17.Pembuatan sol belerang dengan cara penggerusan serbuk bersama gula pasir
dan air adalah cara…
a. hidrolisis d. mekanik
b. busur bredig e. peptisasi
c. redoks
19. Tahu dibuat dari kedelai yang dihancurkan menjadi bubur, kemudian diambil
sarinya untuk dipadatkan. Pembuatan tahu merupakan contoh dari sifat koloid
yang disebut…
a. adsorpsi d. elektroforesis
b. koagulasi e. dialisis
c. gerak Brown
Lampiran 4 112
22. Orang yang terkena penyakit gagal ginjal harus melakukan pencucian darah
yang biayanya relatif mahal. Prinsip pencucian darah dilakukan
berdasarkan…….
a. dialisis c. peptisasi e. hidrolisis
b. elektrolisis d. elektroforesis
*23.Setelah air sungai yang keruh disaring, diperoleh filtrat yang jernih. Filtrat
tersebut ternyata menunjukkan efek Tyndall. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa air sungai tergolong…..
a. larutan sejati c. sol e. dispersi
b. koloid d. suspensi
Keterangan:
* : Soal yang tidak valid
113
Lampiran 5
Jawaban Siklus
NO
I II
1 A A
2 B C
3 E A
4 C C
5 E C
6 E C
7 B A
8 E D
9 B C
10 D B
11 A C
12 E B
13 B D
14 A D
15 E E
16 B B
17 B D
18 A E
19 C B
20 A C
21 B E
22 D A
23 C B
24 B D
25 E D
Lampiran 6 114
Kelompok :
Anggota kelompok :
1. 4.
2. 5.
3. 6
D. Data Pengamatan
E. Pertanyaan
1. Jelaskan yang dimaksud dengan larutan, koloid dan suspensi!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
2. Kelompokkan campuran dalam percobaan ini ke dalam larutan, koloid dan
suspensi!
No Nama Campuran Larutan Koloid Suspensi
1
2
3
4
5
6
7
4. Di sebuah kota di Jakarta terdapat air sungai yang keruh. Termasuk golongan
apakah air sungai tersebut, apakah larutan, koloid atau suspensi!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
5. Setelah melakukan pengamatan tersebut, dapatkah kamu ketahui fase
terdispersi dan medium pendispersi? Berikan contoh masing-masing!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
F. Kesimpulan
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Lampiran 6 117
Hari/Tanggal :
Nama :
Kelas :
B. Ringkasan Teori:
Sistem koloid terdiri atas 3 fase zat yaitu padat, cair, dan gas. Di ketiga
fase zat ini dapat dibuat 9 kombinasi campuran fase zat, kecuali campuran fase
gas dan fase gas tidak dapat membentuk sistem koloid karena selalu mengahsilkan
campuran homogen ( satu fase). Berdasarkan hal tersebut, pengelompokkan sistem
koloid terbagi menjadi 8 macam, , yaitu:
1. Sistem koloid fase padat – cair (Sol)
Sol terbentuk dari fase terdispersi berupa zat padat dan medium
pendispersi berupa cairan. Sol yang memadat disebut gel.
2. Sistem koloid fase padat - padat (Sol padat)
Sistem koloid yang terdiri dari fase terdispersi dan medium pendispersi
yang sama-sama berwujud zat padat dikenal dengan nama sol padat. Contoh:
logam.
3. Sistem koloid fase padat – gas (Aerosol padat)
Sistem koloid yang terdiri dari fase terdispersi berupa zat padat dan
medium pendispersi berupa gas disebut dengan aerosol padat.
4. Sistem koloid fase cair – gas (Aerosol)
Aerosol merupakan sistem koloid yang terdiri dari fase terdispersi
berupa zat cair dan medium pendispersi berupa gas.
Lampiran 6 118
C. Pertanyaan
1. Apa perbedaan antara koloid liofil dan liofob? Berikan contohnya masing-
masing!
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
2. Kelompokkan koloid di bawah ini ke dalam kolom yang telah tersedia!
Kelompok :
Anggota kelompok :
1. 4.
2. 5.
3. 6
Judul : Sifat-sifat Koloid
B. Ringkasan Teori
Sifat-sifat koloid terdiri dari 6 macam, yaitu:
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall merupakan Peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel
koloid. Jika seberkas sinar dilewatkan pada sistem koloid maka sinar tersebut
akan dihamburkan oleh partikel koloid, sehingga sinar yang melalui sistem
koloid akan teramati berupa jalur cahaya. contoh: sorot cahaya mobil
berkasnya tampak jelas pada daerah yang berkabut.
2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak zig-zag dari partikel koloid yang hanya bisa
diamati dengan mikroskop ultra.Gerak Brown disebabkan adanya tumbukan
dari partikel medium pendispersi pada partikel koloid yang terdispersi.
3. Adsorpsi
Proses penyerapan di permukaan partikel koloid disebut adsorpsi koloid.
Pada partikel koloid As2S3 dalam air bermuatan negatif karena mengadsorpsi
ion negatif. Contoh: penjernihan air.
4. Elektroforesis
Elektroforesis adalah suatu cara untuk menunjukkan bahwa partikel
koloid dapat bermuatan.
Lampiran 6 121
5. Koagulasi
Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Penggumpalan partikel
koloid dapat dilakukan secara mekanis, fisis, dan kimia.
6. Koloid pelindung
Koloid yang dapat memberikan efek kestabilan disebut koloid pelindung.
Koloid pelindung merupakan sifat koloid yang dapat melindungi koloid lain.
Koloid pelindung membentuk lapisan di sekeliling partikel koloid, sehingga
melindungi muatan partikel koloid tersebut. Koloid pelindung pada emulsi
dinamakan emulgator. Contoh: tinta tidak mngendap karena dicampur koloid
pelindung.
E. Data Pengamatan
Tepung
Sifat Larutan Garam Gula Pasir Sabun Santan Susu
terigu
Warna larutan
Bening/keruh
Menghamburkan/
meneruskan cahaya
Lampiran 6 122
F. Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan efek Tyndall?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
2. Bagaimanakah cara membedakan larutan dengan koloid?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
3. Apakah tiap koloid selalu keruh?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
4. Selain efek Tyndall, coba kalian sebutkan dan jelaskan sifat-koloid lainnya.
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
5. Sebutkan contoh dari masing-masing sifat koloid!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
6. Jelaskan peristiwa-peritiwa yang berhubungan dengan sifat koloid!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
7. Manfaat apa sajakah yang bisa kalian temukan dari mempelajari sifat koloid?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Lampiran 6 123
Kelompok :
Anggota kelompok :
1. 4.
2. 5.
3. 6
B. Ringkasan Teori
Pembuatan koloid dapat dibuat dengan dua cara, yaitu:
1. Cara Dispersi
Pembuatan koloid dengan cara menghaluskan partikel suspensi disebut
dispersi. Pembuatan koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan cara
memecah partikel kasar menjadi partikel koloid. Pemecahan itu dapat
dilakukan dengan cara mekanik, peptisasi, dan busur Bredig.
a. Cara mekanik
Cara mekanik dilakukan dengan cara menggerus partikel kasar di
dalam lumpang atau penggiling koloid hingga diperoleh kehalusan pada
tingkat tertentu. Butiran selanjutnya diaduk pada medium pendispersi.
Contoh: pembuatan sol belerang dengan cara menggerus.
b. Cara peptisasi
Cara peptisasi dilakukan dengan cara memecah butir-butir kasar dari
suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi ( pemecah). Contoh:
agar-agar dipeptisasi oleh air.
c. Cara busur Bredig
Cara busur Bredig banyak digunakan untuk membuat sol-sol logam.
Logam sebagai elektrode yang dicelupkan dalam air sebagai medium
pendispersi, kemudian diberi loncatan listrik diatara kedua ujung logam.
Sebagian dari logam akan mendebu ke dalam air dalam bentuk partikel-
partikel koloid yang halus.
2. Cara Kondensasi
Pembuatan koloid dengan pengelompokkan partikel larutan sejati disebut
kondensasi. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi dilakukan dengan
menggabungkan partikel larutan sejati hingga berukuran koloid. Pembuatan itu
dapat dilakukan dengan cara reaksi redoks, hidrolisis, dekomposisi rangkap
dan penggantian pelarut.
Lampiran 6 124
a. Reaksi redoks
Pembuatan sol belerang yang dilakukan dengan cara mengalirkan gas
H2S ke dalam larutan SO2
2 H2S + SO2 2H2O + 3S
Koloid
b. Reaksi hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Contoh:
pembuatan sol Fe(OH)3 yang dilakukan dengan cara memasukkan larutan
FeCL3 ke dalam air mendidih.
FeCl3 + 3H2O Fe(OH)3 + 3HCl
Koloid
c. Dekomposisi rangkap
Contoh: pada pembuatan sol AS2S3, sol AS2S3 dapat dibuat
berdasarkan reaksi antara larutan AS2S3 dan larutan H2S.
AS2S3 + 3H2S AS2S3 + 3H2O
Koloid
d. Penggantian pelarut
Contoh pembutan koloid dengan cara penggantian pelarut adalah
larutan jenuh kalsium asetat yang dicampur dengan alkohol akan
membentuk suatu koloid berupa gel.
E. Hasil Percobaan
1. Pembuatan sol / gel agar-agar:
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
2. Pembuatan emulsi:
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
F. Pertanyaan
1. Sebutkan macam-macam proses pembuatan koloid!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
2. Jelaskan cara pembuatan koloid dengan cara dipersi?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
3. Jelaskan cara pembuatan koloid dengan cara kondensasi?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
4. Jelaskan perbedaan antara sol dan gel!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
5. Bagaimanakah detergen dapat mengemulsikan minyak!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
6. sol AgCl dibuat dengan cara mereaksikan larutan perak nitrat encer dengan
larutan HCl encer dengan reaksi sebagai berikut:
AgNO3 + HCl AgCl + HNO3
Pembuatan koloid di atas dilakukan dengan cara? Tergolong ke dalam
pembuatan koloid cara manakah reaksi di atas, cara dispersi atau kondensasi?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
126
Sekolah : MAN 12
Kelas : XI
Kelompok : 1
Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
127
Sekolah : MAN 12
Kelas : XI
Kelompok : 2
Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
128
Sekolah : MAN 12
Kelas : XI
Kelompok : 3
Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
129
Sekolah : MAN 12
Kelas : XI
Kelompok : 4
Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
130
Sekolah : MAN 12
Kelas : XI
Kelompok : 5
Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
131
Sekolah : MAN 12
Kelas : XI
Kelompok : 6
Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
132
Sekolah : MAN 12
Kelas : XI
Kelompok : 1
Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
133
Sekolah : MAN 12
Kelas : XI
Kelompok : 2
Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
134
Sekolah : MAN 12
Kelas : XI
Kelompok : 3
Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
135
Sekolah : MAN 12
Kelas : XI
Kelompok : 4
Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
136
Sekolah : MAN 12
Kelas : XI
Kelompok : 5
Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
137
Sekolah : MAN 12
Kelas : XI
Kelompok : 6
Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
138
LAMPIRAN 8
Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
139
LAMPIRAN 9
LAMPIRAN 9
Butir BUTIR
Responden Jumlah
1 2 4 5 7 8 9 11 12 14 15 18 19 20 21 22 24 25 27 28 30 32 33 34 35 36 39 40 41 42 45 46 48 49 50
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 29
2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 27
3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 25
4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 28
5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 28
6 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 28
7 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 17
8 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 24
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 28
10 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 24
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 31
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 31
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 32
14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 28
15 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 24
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 29
17 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 29
18 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 25
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 32
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32
21 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 22
22 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 30
23 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 27
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 31
25 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 24
26 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 18
27 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 27
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 32
29 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 28
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 28
p 29 27 19 29 23 25 27 21 28 26 27 26 29 24 28 26 27 28 26 29 28 8 25 22 9 22 12 22 14 7 29 18 23 28 27 818
q 1 3 11 1 7 5 3 9 2 4 3 4 1 6 2 4 3 2 4 1 2 22 5 8 21 8 18 8 16 23 1 12 7 2 3
pi 0.967 0.900 0.633 0.967 0.767 0.833 0.900 0.700 0.933 0.867 0.900 0.867 0.967 0.800 0.933 0.867 0.900 0.933 0.867 0.967 0.933 0.267 0.833 0.733 0.300 0.733 0.400 0.733 0.467 0.233 0.967 0.600 0.767 0.933 0.900
qi 0.033 0.100 0.367 0.033 0.233 0.167 0.100 0.300 0.067 0.133 0.100 0.133 0.033 0.200 0.067 0.133 0.100 0.067 0.133 0.033 0.067 0.733 0.167 0.267 0.700 0.267 0.600 0.267 0.533 0.767 0.033 0.400 0.233 0.067 0.100
jumlah 800 754 549 801 646 705 759 603 780 735 754 724 802 896 775 732 748 777 730 801 777 237 719 625 265 624 350 625 408 223 802 532 663 795 759
Xi 27.586 27.926 28.895 27.621 28.087 28.200 28.111 28.714 27.857 28.269 27.926 27.846 27.655 37.333 27.679 28.154 27.704 27.750 28.077 27.621 27.750 29.625 28.760 28.409 29.444 28.364 29.167 28.409 29.143 31.857 27.655 29.556 28.826 28.393 28.111
Xt 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267
SD 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823
Rbis 0.450 0.517 0.560 0.499 0.389 0.547 0.663 0.576 0.578 0.666 0.517 0.385 0.547 5.266 0.403 0.589 0.343 0.473 0.538 0.499 0.473 0.372 0.875 0.493 0.373 0.473 0.406 0.493 0.459 0.660 0.547 0.730 0.739 0.534 0.663
Ket valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid invalid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Butir BUTIR
Responden Jumlah
1 2 4 5 7 8 9 11 12 14 15 18 19 20 21 22 25 27 28 30 32 33 34 35 36 39 40 41 42 45 46 48 49 50
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 28
2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 26
3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 25
4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 27
5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 27
6 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 27
7 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 17
8 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 23
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 28
10 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 23
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 30
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 30
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 31
14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 27
15 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 23
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 28
17 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 28
18 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 24
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 31
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31
21 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 21
22 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 29
23 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 26
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 30
25 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 23
26 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 17
27 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 26
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 31
29 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 27
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 27
p 29 27 19 29 23 25 27 21 28 26 27 26 29 24 28 26 28 26 29 28 8 25 22 9 22 12 22 14 7 29 18 23 28 27 791
q 1 3 11 1 7 5 3 9 2 4 3 4 1 6 2 4 2 4 1 2 22 5 8 21 8 18 8 16 23 1 12 7 2 3
pi 0.967 0.900 0.633 0.967 0.767 0.833 0.900 0.700 0.933 0.867 0.900 0.867 0.967 0.800 0.933 0.867 0.933 0.867 0.967 0.933 0.267 0.833 0.733 0.300 0.733 0.400 0.733 0.467 0.233 0.967 0.600 0.767 0.933 0.900
qi 0.033 0.100 0.367 0.033 0.233 0.167 0.100 0.300 0.067 0.133 0.100 0.133 0.033 0.200 0.067 0.133 0.067 0.133 0.033 0.067 0.733 0.167 0.267 0.700 0.267 0.600 0.267 0.533 0.767 0.033 0.400 0.233 0.067 0.100
jumlah 774 730 532 774 625 500 734 579 450 704 730 972 774 650 752 712 751 715 774 751 229 688 831 352 826 338 826 394 119 775 520 862 768 734
Xi 26.690 27.037 28.000 26.690 27.174 20.000 27.185 27.571 16.071 27.077 27.037 37.385 26.690 27.083 26.857 27.385 26.821 27.500 26.690 26.821 28.625 27.520 37.773 39.111 37.545 28.167 37.545 28.143 17.000 26.724 28.889 37.478 27.429 27.185
Xt 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367
SD 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728
Rbis 0.467 0.540 0.576 0.467 0.392 0.345 0.659 0.491 0.325 0.484 0.540 0.435 0.467 0.385 0.492 0.694 0.456 0.772 0.467 0.456 0.365 0.693 0.459 0.485 0.450 0.394 0.450 0.446 0.345 0.516 0.825 0.656 0.516 0.659
Ket valid valid valid valid valid invalid valid valid invalid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid invalid valid valid valid valid valid
TABEL UJI RELIABILITAS
Butir Butir
Resp. Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 25
2 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 24
3 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 22
4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 24
5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 24
6 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 23
7 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 15
8 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 20
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 25
10 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 20
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 27
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 27
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 27
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 25
15 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 20
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 25
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 26
18 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 23
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 27
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 27
21 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 19
22 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
23 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 23
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 26
25 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 20
26 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 14
27 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 23
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 28
29 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 24
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 23
p 29 27 19 29 23 27 21 26 27 26 24 28 26 28 26 29 28 8 25 22 9 22 12 22 14 29 18 23 28 27 702
q 1 3 11 1 7 3 9 4 3 4 6 2 4 2 4 1 2 22 5 8 21 8 18 8 16 1 12 7 2 3
pi 0.967 0.900 0.633 0.967 0.767 0.900 0.700 0.867 0.900 0.867 0.800 0.933 0.867 0.933 0.867 0.967 0.933 0.267 0.833 0.733 0.300 0.733 0.400 0.733 0.467 0.967 0.600 0.767 0.933 0.900
qi 0.033 0.100 0.367 0.033 0.233 0.100 0.300 0.133 0.100 0.133 0.200 0.067 0.133 0.067 0.133 0.033 0.067 0.733 0.167 0.267 0.700 0.267 0.600 0.267 0.533 0.033 0.400 0.233 0.067 0.100
pi.qi 0.032 0.090 0.232 0.032 0.179 0.090 0.210 0.116 0.090 0.116 0.160 0.062 0.116 0.062 0.116 0.032 0.062 0.196 0.139 0.196 0.210 0.196 0.240 0.196 0.249 0.032 0.240 0.179 0.062 0.090
Spi.qi 4.020
S2 11.90
Rel 0.7
TABEL UJI TINGKAT KESUKARAN SOAL
Butir
Resp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0
3 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
6 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
7 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0
8 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1
9 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
10 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
15 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
17 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
18 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
20 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
21 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
22 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1
26 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
29 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
Np 29 27 26 19 29 23 23 25 27 27 21 28 28 26 27 28 27 26 29 24 28 26 28 27 28 12 26 29 23
P 0.97 0.90 0.87 0.63 0.97 0.77 0.77 0.83 0.90 0.90 0.70 0.93 0.93 0.87 0.90 0.93 0.90 0.87 0.97 0.80 0.93 0.87 0.93 0.90 0.93 0.40 0.87 0.97 0.77
Ket mudah mudah mudah sedang mudah mudah mudah mudah mudah mudah sedang mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah sedang mudah mudah mudah
BUTIR BUTIR
Jumlah
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 37
1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 34
1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 33
1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 37
1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 36
1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 37
0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 25
1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 33
1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 37
1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 35
1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 42
1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 41
1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 42
1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 36
1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 34
1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 39
1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 36
1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 32
1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 42
1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 42
1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 31
1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 39
1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 37
1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 41
0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 32
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 28
1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 39
1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 43
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 37
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 39
28 11 8 25 22 9 22 3 2 12 22 14 7 1 12 29 18 27 23 28 27 1096
0.93 0.37 0.27 0.83 0.73 0.30 0.73 0.10 0.07 0.40 0.73 0.47 0.23 0.03 0.40 0.97 0.60 0.90 0.77 0.93 0.90
mudah sedang sukar mudah mudah sedang mudah sukar sukar sedang mudah mudah sukar sukar sedang mudah sedang mudah mudah mudah mudah
157
LAMPIRAN 14
HASIL PENGHITUNGAN DAYA PEMBEDA
Lampiran 15
1. Menentukan rentang
R =L–H+1
= nilai terbesar – nilai terkecil
= 80 – 53
= 27
2. Banyak kelas
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 33
= 1 + 3,3 x 1,518
= 1 + 5,011
= 6,01
P =
=
= 4,492
4. Mean
X =
=
= 68,09
159
5. Frekuensi relatif
=
= 3,03%
160
1. Menentukan rentang
R =L–H+1
= nilai terbesar – nilai terkecil
= 87 – 60
= 27
2. Banyak kelas
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3 x 1,518
= 1 + 5,011
= 6,01 dibulatkan 6
P =
=
= 4,5
4. Mean
X =
=
= 74,81
161
5. Frekuensi relatif
=
= 9,09%
162
LAMPIRAN 16
WAWANCARA GURU
Hari/tanggal : Rabu, 31 Januari 2008
Nama Guru : Abu Ahmad, S.Pd
Pertanyaan
1. Apakah sebelum mengajar bapak selalu membuat rencana pembelajaran? Ya.
2. Apakah alokasi waktu yang disediakan untuk pembelajaran kimia sudah
cukup? Kurang cukup, karena terkadang skenario yang dibuat tidak sesuai
dengan kejadian yang dilapangan.
3. Metode apa yang bapak gunakan dalam menjelaskan sistem koloid? Lebih
cenderung ke metode ceramah, tetapi terkadang juga metode tanya jawab.
4. Bagaimana motivasi siswa dalam belajar menggunakan metode tersebut?
Hanya sebagian siswa saja yang mendengarkan dan cenderung bosan. Maka
dari itu saya selingi dengan latihan-latihan.
5. Apakah bapak menggunakan sumber belajar lain dalam mengajar materi
sistem koloid? Ya, dari internet.
6. Bagaimana hasil belajar siswa dengan pembelajaran menggunakan metode
tersebut selama ini? Cukup baik, walaupun ada beberapa siswa yang remedial.
7. Menurut bapak, kendala-kendala apa saja yang dihadapi siswa dalam belajar
materi sistem koloid? Siswa merasa kesulitan dalam memahami sifat-sifat
koloid, dan mengelompokkan contoh-contoh koloid berdasarkan fase
terdispersi dan medium pendispersi.
8. Menurut bapak kendala apa yang dihadapi pada saat pembelajaran siatem
koloid? Pemahaman konsep dalam sistem koloid.
9. Apakah bapak memperhatikan karakteristik siswa (gaya belajar siswa) dalam
memilih metode pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran sistem
koloid? Tidak.
10. Bagimana pendapat bapak jika dalam pembelajaran sistem koloid
menggunakan metode discovery dengan kegiatan laboratorium? Mungkin
cukup menarik, soalnya materi yang diajarkan bersifat abstrak dan bisa
langsung di buktikan kebenarannya lewat praktikum.
Narasumber,
Abu Ahmad, S.Pd
163
LAMPIRAN 17
WAWANCARA SISWA
9. Cukup menarik, mungkin dengan konsep seperti itu pembelajaran akan lebih
mudah dipahami, karena terdapat kegiatan praktikum yang tidak hanya
sekedar hafalan rumus dan materi saja.
165
LAMPIRAN 18