Anda di halaman 1dari 173

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA

DENGAN METODE DISCOVERY MELALUI KEGIATAN


LABORATORIUM PADA KONSEP SISTEM KOLOID
(Penelitian Tindakan Kelas di MAN 12 Jakarta Barat Kelas XI)

Oleh:

HILMINA
103016227127

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011 M
ABSTRAK

Hilmina. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Metode


Discovery melalui Kegiatan Laboratorium pada Konsep Sistem Koloid. Skripsi
Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa


dengan metode discovery melalui kegiatan laboratorium pada konsep sistem
koloid. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 12 Jakarta Barat pada bulan Mei
sampai dengan Juni 2008.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan


kelas dengan sampel berjumlah 33 siswa yang diajarkan dengan metode discovery
melalui kegiatan laboratorium. Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan
terdiri dari dua siklus penelitian dengan tahapan dalam tiap siklus meliputi
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah lembar observasi, angket, tes hasil belajar, dan hasil wawancara
guru dan siswa.

Dari hasil penelitian skripsi ini diperoleh gambaran bahwa penelitian ini
telah mencapai kriteria yang telah menjadi batas indikator keberhasilan yang
ditunjukkan melalui peningkatan kategori aspek partisipasi siswa yang aktif dalam
pembelajaran pada tiap siklus. Begitu pula dengan tes hasil belajar terjadi
peningkatan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 68,09 meningkat menjadi 74,81
serta tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai kurang dari 60,00. Sama halnya
dengan hasil wawancara siswa yang menanggapi secara positif proses
pembelajaran yang menggunakan metode discovery melalui kegiatan
laboratorium. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran metode discovery melalui kegiatan laboratorium
dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

Kata kunci: metode discovery, kegiatan laboratorium, sistem koloid.

i
ABSTRACT

Hilmina. Efforts to Improve Student Learning Outcomes by Method of Discovery


Chemistry through Concept Activities Laboratory in Colloidal Systems. Thesis Of
Chemistry Department of Education Studies Program Natural Science Faculty of
Science and Teacher Training Tarbiyah Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta.

This research aims to improve student learning outcomes by methods of chemical


discovery through laboratory activities on the concept of colloidal systems. The
research was conducted in West Jakarta MAN 12 in May to June 2008.

The method used in this study was classroom action research with a sample of 33
students who were taught with methods of discovery through laboratory activities.
Classroom Action Research which conducted the study consisted of two cycles
with each cycle includes the stages in the planning, implementation, observation,
and reflection. The research instrument used is the observation sheet,
questionnaire, achievement test, and interviews of teachers and students.

From the research, this paper shows the study had reached the criteria has become
a boundary indicator of the success demonstrated by the increase in categories of
aspects of active student participation in learning in each cycle. Similarly, an
increase in achievement test average score of 68.09 in the first cycle increased to
74.81 and no more students who scored less than 60.00. Similar to the results of
interviews of students who responded positively to the learning process that uses a
method of discovery through laboratory activities. From these results we can
conclude that learning by using learning method of discovery through laboratory
activities can enhance students' learning outcomes chemistry.

Key words: method of discovery, laboratory activities, colloidal systems

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim,
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, karena atas izin dan kemurahan-Nya
penulis dapat menyusun skripsi ini. Shalawat serta salam selalu disampaikan
kepada nabi Muhammad saw, serta seluruh keluarganya, sahabat-sahabatnya
sampai akhir zaman.
Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
program strata 1 (S1) di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dalam kesempatan ini penulis juga tidak lupa mengucapkan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya atas keterlibatan semua pihak, baik secara langsung
atau tidak langsung yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih serta
penghargaan yang setingi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hanna Susanti, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Nengsih Juanengsih, M.Pd, Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dedi Irwandi, M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus selaku dosen pembimbing I yang
telah menyediakan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memberikan
bimbingan, pengarahan, dan petunjuknya kepada penulis dalam penyusunan
skripsi ini.

iii
5. Burhanudin Milama, M.Pd selaku selaku dosen pembimbing II yang telah
menyediakan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memberikan bimbingan,
pengarahan, dan petunjuknya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Marina Setiawati, M. Si selaku dosen yang pernah membimbing dan telah
menyediakan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memberikan bimbingan,
pengarahan, dan petunjuknya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini,
serta dosen pendidikan IPA yang lain yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat saya.
7. M. Yunus, M.Pd, selaku kepala sekolah MAN 12 Jakarta Barat yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian guna
penyelesaian skripsi ini.
8. Abu Ahmad, S.Pd, selaku guru kimia MAN 12 Jakarta Barat yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian serta
member bimbingan dan membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.
9. Siswa-siswi MAN 12 Jakarta Barat, khususnya kelas XI IPA yang telah
membantu penulis dalam melakukan penelitian.
10. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah merawat dan mendidik penulis
dengan kasih sayang, memberikan pengorbanan baik materil maupun spiritual
yang tidak terhitung nilainya, serta senantiasa mendorong dan mendoa’kan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Adik-adikku tercinta yang senantiasa memberikan support dan bantuan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Rekan-rekan seperjuangan Program Studi Pendidikan Kimia angkatan 2003,
Sindi, Yeyen, Bang Kus, Syarif, Muhib, Upi, Ina, Ita, Ani dan Darjo yang
selalu memberikan motivasi, semangat dan perjalanan seru yang menjadi
kenangan yang tidak terlupakan bagi penulis.
13. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini merupakan karya kecil di tengah-
tengah khazanah ilmu pengetahuan yang sangat luas. Namun penulis tetap
berharap semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangsih pada Program Studi

iv
Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan keguruaan UIN Syarif Hidayatullah khususnya dan masyarakat
umumnya.
Akhirnya hanya kepada Allah jualah penulis persembahkan semuanya,
semoga kebaikan dan bantuan baik moral maupun materil dari semua pihak
diterima Allah SWT sebagai amal shaleh di sisi-Nya dan mendapat balasan yang
berlipat ganda dari-Nya, amin.
Wassalamu’alaikum wr. wb

Jakarta, Desember 2010

Penulis

v
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah dan Fokus Penelitian ................................... 5
C. Pembatasan Fokus Penelitian....................................................... 6
D. Perumusan Masalah..................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian....................................................................... 6
F. Tujuan Penelitian......................................................................... 7
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS TINDAKAN ............................................................... 8
A. Deskripsi Teoritis ........................................................................ 8
1. Pembelajaran Discovery.................................................... .... 8
2. Pembelajaran Kimia dengan Kegiatan Laboratorium......... .... 16
3. Belajar .................................................................................... 20
4. Hasil Belajar ........................................................................... 23
5. Kimia...................................................................................... 25
6 Sistem Koloid ......................................................................... 26
B. Hasil Penelitian yang Relevan...................................................... 31
C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan.............................. 31
D. Kerangka Pikir............................................................................. 34
E. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 36
A. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 36
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian..................................... 36
C. Subjek atau Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian ................. 37
D. Peran dan Posisi Penelitian .......................................................... 37
E. Tahapan Intervensi tindakan ........................................................ 37
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan................................. 40
G. Indikator Keberhasilan................................................................. 41
H. Data dan Sumber Data ................................................................. 42

vi
I. Instrumen-instrumen Pengumpul Data yang digunakan................ 42
J. Teknik Pengumpulan Data........................................................... 47
K. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan (Trusworthiness) Studi ........... 47
L. Teknik Analisa Data .................................................................... 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 52
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 52
1. Siklus I ................................................................................... 52
2. Siklus II .................................................................................. 62
B. Pemeriksaan Keabsahan Data ...................................................... 70
C. Pembahasan ................................................................................ 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 73
A. Kesimpulan ................................................................................. 73
B. Saran ........................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 75

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pengelompokkan Sistem Koloid .................................................. 27


Tabel 2.2 Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan.............................. 32
Tabel 3.1 Data dan Sumber Data yang digunakan........................................ 42
Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Guru........................................................... 42
Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Siswa ......................................................... 43
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner ..................................................... 43
Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Observasi ......................................................... 44
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I.............................. 45
Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II ............................ 45
Tabel 4.1 Rata-rata Hasil Observasi Siklus I................................................ 55
Tabel 4.2 Rata-rata Hasil Kuesioner Siklus I .............................................. 57
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I.................... 58
Tabel 4.4 Data Hasil Wawancara Siswa Siklus I.......................................... 59
Tabel 4.5 Refleksi Tindakan Siklus I .......................................................... 60
Tabel 4.6 Rata-rata Hasil Observasi Siklus II .............................................. 66
Tabel 4.7 Rata-rata Hasil Kuesioner Siklus II ............................................. 67
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar Siklus II .................. 68
Tabel 4.9 Data Hasil Wawancara Siswa Siklus II ........................................ 69

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Rancangan Siklus Penelitian Tindakan ........................................ 36


Gambar 2 Aspek-aspek Indikator Hasil Belajar yang Diukur........................ 41

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ..................................................................................... 78


Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ......................................... 80
Lampiran 3 Kisi-Kisi Soal Instrumen Penelitian .......................................... 92
Lampiran 4 Soal Tes Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II .......................... 105
Lampiran 5 Kunci Jawaban ...................................................................... 113
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa .............................................................. 114
Lampiran 7 Observasi Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ....................... 126
Lampiran 8 Hasil Observasi ..................................................................... 138
Lampiran 9 Angket Kuesioner Siklus I dan Siklus II ................................ 139
Lampiran 10 Nilai Hasil Belajar Siswa ...................................................... 141
Lampiran 11 Perhitungan Uji Validitas Instrumen....................................... 143
Lampiran 12 Reliabilitas Soal Instrumen ................................................... 152
Lampiran 13 Tabel Uji Tingkat Kesukaran Soal ......................................... 154
Lampiran 14 Tabel Uji Daya Beda Soal...................................................... 157
Lampiran 15 Perhitungan Distribusi Frekuensi............................................ 158
Lampiran 16 Wawancara Guru ................................................................... 162
Lampiran 17 Wawancara Siswa.................................................................. 163
Lampiran 18 Hasil wawancara Siklus I dan Siklus II .................................. 165

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berkembangnya suatu peradaban tidak lepas dari berkembangnya
pengetahuan karena pengetahuan adalah dasar yang menjadi landasan pola
berpikir ke arah kemajuan. Kemajuan suatu bangsa ditentukan dari semangat
perjuangan generasi penerus. Salah satunya yaitu semangat siswa dalam
mengenyam dunia pendidikan. Didalam pendidikan terdapat perubahan pola
pikir siswa ke arah perubahan yang lebih positif karena di dalam dunia
pendidikan siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.
Pendidikan merupakan aspek yang paling penting dalam menunjang
kemajuan bangsa di masa depan, karena melalui pendidikan manusia dapat
mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya baik itu potensi
rohani (pikir, rasa dan budi pekerti) maupun jasmani (panca indera serta
keterampilan). Kesadaran terhadap pentingnya pendidikan mendorong
manusia untuk ikut serta secara aktif dalam kegiatan pendidikan. Karena
pendidikan merupakan sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mencapai kesejahteraan lahir dan batin.
Kemajuan suatu bangsa mengharuskan adanya sumber daya manusia
yang unggul, dan adanya manusia yang unggul mengharuskan adanya
pendidikan yang unggul, dan adanya pendidikan yang unggul mengharuskan
adanya berbagai komponen atau aspek pendidikan yang unggul pula. Kepada
pendidikan yang unggul itulah harapan untuk membangun bangsa yang
unggul akan dapat diwujudkan.1 Oleh karena itu, kesadaran dan keinginan
yang kuat dari pemerintah dan rakyat Indonesia perlu dilakukan untuk
memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia. Salah satunya melalui lembaga
pendidikan yaitu sekolah harus memenuhi kebutuhan tersebut dengan
memperhatikan proses pembelajaran yang diterapkan.

1
Prof. Dr. Abuddin Nata, MA, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2009), cet. ke-I, h.1
2

Penting sekali bagi guru untuk memahami sebaik-baiknya proses


belajar siswa, agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan
lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa. 2
Maka dari itu sebelum melakukan penelitian, peneliti memperhatikan
situasi dan kondisi belajar tempat penelitian diadakan. Berdasarkan observasi
yang dilakukan di MAN 12 Jakarta Barat pada bulan Januari 2008 peneliti
mewawancarai siswa kelas XI mengenai minatnya terhadap pelajaran kimia,
diantara sebagian siswa berpendapat berpendapat bahwa kimia merupakan
pelajaran yang kurang diminati serta merupakan pelajaran yang sulit, karena
siswa hanya mengandalkan hafalan rumus dan konsep saja. Aktifitas siswa
agak terbatas pada mengingat informasi, mengungkapkan kembali apa yang
telah dikuasainya, dan bertanya kepada guru tentang bahan yang belum
dipahaminya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rogers yang mengatakan
bahwa praktek pendidikan lebih di titik beratkan pada segi pengajaran bukan
pada siswa yang belajar. Praktek tersebut ditandai oleh peran guru yang
dominan dan siswa hanya menghafalkan pelajaran.3 Dominasi guru dalam
proses pembelajaran menyebabkan siswa lebih banyak terlibat pasif. Para
siswa lebih banyak menerima transfer ilmu dari guru daripada mencari dan
menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang mereka
butuhkan. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa laboratorium kurang
difungsikan untuk kegiatan pembelajaran karena kegiatan pemebelajaran
hanya terbatas pada mencatat, latihan dan hafalan saja. Pelajaran hanya
terfokus di kelas yang kurang menarik perhatian siswa dan cenderung
membosankan sehingga membuat siswa sulit untuk mempelajari kimia karena
hanya mengandalkan hafalan. Proses pembelajaran yang diterapkan guru
masih menggunakan metode pembelajaran konvensional.
Pembelajaran konvensional kurang memberikan kesempatan bagi
siswa untuk membangun sendiri struktur kognitifnya, serta kesempatan untuk

2
Prof. Dr. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h.27
3
Ida Bagus Putra Yasa, “Mengajar Dengan Inkuiri”, dalam Jurnal PRASI Vol.2 No.3
Tahun 2004, h.22.
3

menumbuhkembangkan minat dan sikap ilmiahnya.4 Hal ini membuat siswa


tidak cukup untuk memperoleh pengetahuan yang dalam.
Dalam mempelajari kimia, siswa memerlukan pengetahuan yang
mendalam untuk memahami konsep-konsep yang ada di dalam pelajaran
kimia. Ilmu kimia merupakan pelajaran yang kompleks, dimana siswa tidak
hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dalam berhitung tetapi juga
dituntut untuk menguasai konsep. Penguasaan konsep-konsep kimia serta
saling keterkaitannya mempunyai metode yang berbeda satu dengan yang
lainnya sesuai dengan materi yang dipelajari dan tujuan yang hendak dicapai.
Salah satu konsep yang dipelajari pada mata pelajaran kimia di kelas
XI adalah sistem koloid. Dalam mempelajari sistem koloid memerlukan
kegiatan yang dapat membangun pengetahuan siswa bukan hanya sekedar
hafalan semata. Siswa harus secara pribadi melakukan berbagai kegiatan yang
melibatkan proses mentalnya seperti mengadakan pengamatan di
laboratorium, melakukan percobaan, bersimulasi, mengadakan penelitian
sederhana, dan memecahkan masalah.5 Untuk itu perlu diterapkan metode
pembelajaran yang jitu dalam menggiring siswa agar lebih menyenangi belajar
kimia dan memahami konsep yang dipelajari seperti konsep sistem koloid.
Guru kimia haruslah memberikan cara mengajar terbaik untuk siswanya agar
siswa dapat mencapai ketuntasan balajar dan dapat menikmati belajar kimia
dengan senang hati. Melihat karakteristik tersebut, maka untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar perlu menerapkan
suatu metode pembelajaran dengan metode discovery learning atau metode
pembelajaran penemuan.
Pembelajaran dengan metode discovery melatih siswa untuk
mendapatkan jawaban-jawabannya sendiri berdasarkan temuannya atau
menemukan lagi sesuatu yang ditemukan (membuktikan kembali). Itu berarti,

4
IB. Putu Mardana, “Intensifikasi Pelaksanaan Kegiatan Laboratorium dalam
Pembelajaran IPA Sebagai Upaya Meningkatkan Minat, Sikap Ilmiah, dan Prestasi Belajar IPA
Siswa SLTP Negeri I Singaraja”, dalam Majalah Ilmiah Aneka Widya, XXXIII, 3, (Juli, 2000),
h.148
5
R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Asli Mahasatya,
2003) h. 38
4

melalui metode discovery akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk


mengembangkan ide dan gagasannya dalam usahanya untuk memecahkan
masalah. Pembelajaran dengan metode discovery juga dapat lebih memberikan
pemahaman kepada siswa dan lebih mudah diingat serta lebih lama melekat.
Pembelajaran dengan metode discovery dapat merubah cara pandang
siswa tentang pelajaran sains dalam hal ini pelajaran kimia yang oleh sebagian
besar siswa dianggap cukup sukar untuk memahaminya jika dipelajari hanya
melalui teori. Dalam pelajaran kimia dibutuhkan cara berpikir, pemahaman
pelajaran yang berbeda dan pengalaman langsung. Karena metode discovery
dapat merubah konsep pembelajaran kimia tidak hanya menjadi pelajaran
penghapalan konsep-konsep saja. Dengan demikian untuk
menumbuhkembangkan cara berpikir, pemahaman, cara untuk menyelidiki
dan keingintahuan siswa, perlu diterapkan cara belajar di sekolah dengan
metode discovery, karena dengan begitu siswa akan lebih menyenangi
pelajaran kimia.
Pelajaran kimia di sekolah harus dibuat menarik, terutama dari segi
penyampaian dan media yang digunakan. Cara penyampaian yang
mengundang rasa ingin tahu kepada siswa akan memberi sumbangan besar
untuk membuat pelajaran kimia menjadi menarik, bukan sebaliknya. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan kegiatan laboratorium/praktikum. Dengan
melakukan kegiatan praktikum, siswa tidak hanya dijejali rumus-rumus saja
yang kelihatannya rumit dan membosankan tapi siswa juga diberikan kegiatan
yang membuat siswa menjadi tahu bagaimana proses kimia berlangsung.
Dalam metode discovery melalui kegiatan laboratorium banyak
keterampilan proses yang dapat dikembangkan, siswa diikutsertakan dalam
proses penyelidikan dan melalui keterlibatan siswa itu akan memperoleh
pemahaman konsep yang benar, terampil, dan mampu membuat kesimpulan.
Kegiatan penyelidikan memberikan pengalaman konkret sehingga siswa
mengingat ide-ide abstrak tanpa harus mengahafalkannya, seperti dalam
mempelajari konsep sistem koloid, siswa dapat membedakan antara koloid,
larutan dan suspensi, sifat-sifat koloid dan cara pembuatan koloid. Sehingga
5

untuk membangun pengetahuan siswa sendiri, maka konsep sistem koloid ini
sangat relevan jika diterapkan.
Metode discovery yang menitikberatkan pada pengalaman langsung
melalui kegiatan laboratorium, maka siswa dapat langsung melihat,
mendengar, meraba, serta melakukan percobaaan sendiri. Dengan cara
demikian hasil belajar akan bersifat permanen atau tidak mudah dilupakan.
Berdasarkan latar belakang tersebut dan melihat pentingnya
penggunaan metode pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan motivasi
dan aktivitas siswa dalam belajar, serta dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa pada konsep sistem koloid, maka peneliti merasa perlu untuk
melakukan penelitian dengan judul ”UPAYA MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN METODE DISCOVERY MELALUI
KEGIATAN LABORATORIUM PADA KONSEP SISTEM KOLOID”.

B. Identifikasi Masalah dan Fokus Penelitian


Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka peneliti
mengidentifikasikan masalah yang akan diteliti pada hal-hal sebagai berikut:
1. Sebagian besar siswa menganggap kimia merupakan pelajaran yang
kurang diminati serta merupakan pelajaran yang sulit, karena siswa hanya
mengandalkan hafalan rumus dan konsep saja.
2. Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan aktifitas siswa
pasif.
3. Metode belajar yang digunakan masih menggunakan metode
konvensional.
4. Pembelajaran konvensional kurang memberikan kesempatan bagi siswa
untuk membangun sendiri struktur kognitifnya, serta kesempatan untuk
menumbuhkembangkan minat dan sikap ilmiahnya.
5. Laboratorium kurang difungsikan untuk kegiatan pembelajaran.
Fokus penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi pusat
perhatian. Fokus penelitian atau yang menjadi pusat perhatian dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah:
6

1. Hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid yang dapat diukur
dengan menggunakan tes setiap akhir siklus.
2. Peneliti ingin memaksimalkan proses pembelajaran berlangsung dengan
suasana pembelajaran yang aktif.

C. Pembatasan Fokus Penelitian


Dari identifikasi area di atas maka penelitian ini dibatasi pada
penerapan metode discovery dengan kegiatan laboratorium untuk
meningkatkan hasil belajar kimia siswa. Penelitian ini dilakukan pada siswa
kelas XI MAN 12 Jakarta Barat, semester 2 pada konsep sistem koloid.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan
fokus penelitian yang telah peneliti uraikan, maka masalah tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar
kimia siswa dengan metode discovery melalui kegiatan laboratorium pada
konsep sistem koloid?”

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut;
1. Membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman tentang kegunaan ilmu
kimia dalam kegiatan sehari-hari serta meningkatkan hasil belajar kimia.
2. Diharapkan skripsi ini menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam
menentukan metode pembelajaran yang paling tepat agar proses belajar
mengajar menjadi lebih efektif dan mampu mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan.
3. Memotivasi guru untuk melakukan penelitian yang bermanfaat dalam
memperbaiki pembelajaran.
7

F. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran kimia.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS TINDAKAN

A. Deskripsi Teoritis
1. Pembelajaran Discovery
Metode discovery berkembang berdasarkan filosofi dari Bruner
yang disebut dengan discovery learning, yaitu dimana siswa
mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Guru
hendaknya memberikan kesempatan kepada siswanya untuk menjadikan
seorang problem solver, saintist, historin, ataupun ahli matematika.
Biarkanlah siswa-siswa menemukan arti bagi diri mereka sendiri, dan
memungkinkan mereka untuk mempelajari konsep-konsep di dalam
bahasa yang dimengerti mereka. 1 Pada metode ini diharapkan siswa dapat
mengembangkan pemahamannya dalam menganalisis suatu masalah yang
timbul pada kegiatan belajar.
Shadily mengemukakan bahwa discovery adalah menemukan atau
mendapatkan. Dengan menggunakan metode discovery siswa akan
menemukan atau mendapatkan definisi-definisi, kesimpulan-kesimpulan.
Gilstraf dan Martin seperti yang dikutip oleh Eni Nuraeni dan Kusdianti
mengemukakan bahwa discovery merupakan prosedur pengajaran yang
menekankan penemuan sampai peserta didik menyadari suatu konsep
sehingga terhindar dari belajar secara verbal.2 Jadi, metode discovery
merupakan pembelajaran dengan menggunakan proses penemuan yang
didesain oleh guru sehingga peserta didik dapat menemukan atau
membuktikan kembali suatu suatu konsep berupa definisi-difinisi atau
kesimpulan.

1
Wasty Soemanto, M.Pd, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. Ke-V,
h. 134-135
2
Eni Nuraeni, S.Pd dan Dra. Kusdianti, M.Si, Implementasi Model Pembelajran Induktif
untuk Mengajarkan Konsep Keanekaragaman Tumbuhan di SLTP, dalam Seminar Nasional
Pendidikan Matematikan dan IPA, h. 8

8
9

Menurut Bruner, Discovery learning is 'a process in which students


use information supplied to them to construct their own understanding'.
Maksud dari kalimat tersebut adalah proses penemuan yang didesain oleh
guru sehingga peserta didik dapat membangun pemahamanannya.3 Jadi
dalam metode discovery ini lebih menekankan proses pembelajaran yang
didesain sehingga membangun kreatifitas siswa untuk menemukan konsep
atau membuktikan konsep yang sudah ada. Dalam proses pembelajaran ini
siswa dituntut untuk lebih kreatif, mandiri dan kritis terhadap
permasalahan yang ada, dengan demikian ketergantungan siswa terhadap
orang lain dapat diminimalisir.
Menurut pandangan Strike’s mengenai pembelajaran discovery
bahwa peserta didik harus mengetahui sesuatu sebelum ia menemukan
sesuatu.4 Sedangkan menurut Sund, discovery adalah proses mental
dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip.5
Kellough mengemukakan bahwa discovery learning (belajar
menemukan) disebut juga belajar inkuiri,6 karena pada kegiatan belajar
tersebut siswa dituntut lebih aktif dan ada sejumlah proses mental yang
dilakukan siswa.7 Adapun yang dimaksudkan dengan proses mental
tersebut adalah mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan,
membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan.
Dengan kata lain, pembelajaran kimia dengan metode discovery adalah
pengajaran kimia yang dirancang sedemikian rupa dari pengetahuan awal
siswa sebelum ia melibatkan proses mentalnya sehingga siswa dapat

3
Jessica Bruce, Discovery Learning…, dari
www.bsu.edu/web/jccassady/393web/students/Bruce.htm, h. 1
4
Aan Erlyana, “Inquiry In The teaching of English for Young Learners”, Pancaran
Pendidikan, XV, 53 (Desember, 2002), h. 175
5
Tim Peneliti Universitas Udayana, Pengaruh Pola asuh Orang Tua dan Pengajaran
Dengan Metode Discovery-Inquiry Terhadap Konsep Diri Serta Hubungannya dengan Prestasi
Belajar IPA Siswa SMP Negeri di Propinsi Bali, dalam Laporan Penelitian Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Udayana, 1992, h. 9
6
Fatmawati, “Perbedaan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Menggunakan Metode
Inquiry dan Discovery di kelas IV SD Kota Padang”, dalam Jurnal lmu Pendidikan, No. 2, Vol. III
(Januari, 2003), h. 127, 129
7
R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Asli Mahasatya,
2003) h. 38
10

menemukan konsep-konsep maupun prinsip-prinsip melalui proses


mentalnya sendiri. Jadi, apabila pembelajaran discovery ini dilaksanakan,
diharapkan dapat mendorong siswa untuk memecahkan masalah serta
berpikir lebih kreatif dalam kegiatan belajarnya sehingga siswa pun
berperan dalam mengasimilasikan suatu konsep diharapkan tidak lagi
hanya menerima transfer ilmu dari guru melainkan dapat membangun
sendiri struktur kognitifnya.
Dalam pembelajaran dengan menggunakan metode discovery
menekankan pada proses pembelajaran bukan pada hasil yang dicapai
siswa. Beberapa karakteristik dari metode discovery, diantaranya yaitu: 8
a. Masalah direncanakan oleh guru dan biasanya dilengkapi dengan data.
b. Proses penemuannya didesain oleh guru. Siswa melalui proses
berpikirnya dapat menemukan apa yang dimaksud oleh guru.
c. Hasil dari metode discovery merupakan definisi-definisi atau
generalisasi-generalisaasi.

Berdasarkan karakteristik yang telah disebutkan di atas, metode


discovery didefinisikan sebagai pembelajaran yang direncanakan oleh guru
dalam mempersiapkan proses situasi bagi anak untuk melakukan
eksperimen seperti ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan
sesuatu, dan mencari jawaban hingga membuat suatu generalisasi,
menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lainya,
membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.
Beberapa bentuk kegiatan belajar discovery diantaranya ialah:
bertanya jawab, berdiskusi, melakukan pengamatan, mengadakan
percoban, bersimulasi, mengadakan permainan, mengerjakan tugas-tugas
mengadakan penelitian sederhana, memecahkan masalah, dan sebagainya.9
Jadi, pada kegiatan belajar discovery siswa dituntut untuk lebih banyak
beraktifitas agar dapat dapat mengalami proses pengamatan yang dapat

8
Fatmawati, “Perbedaan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Menggunakan Metode
Inquiry dan Discovery di kelas IV SD Kota Padang”, Jurnal lmu Pendidikan…, h. 129-130
9
R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Asli Mahasatya,
2003) h. 38
11

memicu siswa mendapatkan hasil jawaban atas apa yang dikemukakan


oleh guru.
Pada pembelajaran dengan menggunakan metode discovery ini,
siswa dituntut untuk mengembangkan daya pikirnya agar dapat
menemukan atau memecahkan masalahnya. Peran guru dalam
pembelajaran ini hanya sebagai fasilitator atau pembimbing saja yakni
hanya memberikan arahan dan bimbingan seperlunya.
Dalam metode discovery tugas guru di dalam kelas sangat kecil.
Kerja keras guru saat berada di luar kelas. Sebelum pelajaran dimulai guru
lebih memfokuskan untuk membangun kondisi kelas yang menunjang
kegiatan menemukan agar kegiatan belajar berhasil di capai, kondisi dalam
kelas harus dapat memberikan kenyamanan siswa dalam mencari jawaban.
Seorang guru lebih banyak mendampingi siswa dalam kegiatannya
Discovery sering disebut juga dengan penemuan. Menurut
Encyclopedia of Educational Research, penemuan merupakan strategi
yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara, termasuk
pembelajarankan ketrampilan menyelidiki, memecahkan masalah sebagai
alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. 10 Penggunan metode
penemuan (discovery learning) menurut Suchman bertujuan untuk
membantu kemandirian siswa dalam mengadakan penyelidikan melalui
disiplin berpikir yang benar. Penemuan mendorong siswa untuk
menemukan jawaban dari pertanyaan tentang mengapa sesuatu terjadi
melalui pengumpulan data yang logis. Selain itu penemuan bertujuan
untuk mengembangkan strategi berpikir siswa untuk menemukan jawaban
dari mengapa sesuaru terjadi sebagaimana kejadiannya. 11 Dalam metode
discovery ini siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan
suatu masalah yang diberikan guru dan mendorong siswa untuk

10
Anonim, Metode Penemuan, from http://www.laboratorium-
um.sch.id/files/BAB%20XII%strategi-pembelajaran-dengan-metode-penemuan.pdf. 8 Januari
2008, h. 2
11
Anonim, Metode Penemuan, from http:www.laboratorium-um.sch.id ……, h. 1
12

mengembangkan strategi berpikir yang logis. Mengajar sains discovery ini


mulai dengan apa yang telah diketahui atau guru berpikir yang diketahui
siswa dan membutuhkan waktu untuk memahami apa yang mereka
lakukan.
Tiga ciri utama dari belajar menemukan (discovery learning) yaitu:
(1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan,
menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada
siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan
12
pengetahuan yang sudah ada. Dari ketiga ciri yang telah disebutkan
dapat dikatakan bahwa pada metode discovery, situasi belajar mengajar
berpindah dari situasi teacher dominated learning menjadi situasi student
dominated learning yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan belajar
mengajar, sehingga belajar siswa menjadi lebih bermakna karena siswa
diharapkan mampu mengkaitkan materi pelajaran baru dengan struktur
kognitif yang sudah ada.
Untuk dapat melaksanakan metode discovery, diperlukan langkah-
langkah pembelajaran sebagai berikut:
a. Identifikasi kebutuhan siswa,
b. Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep, dan
generalisasi pengetahuan,
c. Seleksi bahan, problema atau tugas-tugas,
d. Membantu memperjelas tugas / problema yang dihadapi siswa serta
peranan masing-masing siswa,
e. Mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan,
f. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan,
g. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan,
h. Membantu siswa dengan informasi / data jika diperlukan siswa,
i. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang
mengarahkan dan mengidentifikasi masalah,
12
Herdian, Metode Pembelajaran Discovery (penemuan), from
http://herdi07.wordpress.com/2010/05/27/metode-pembelajaran-discovery-penemuan/, 1 Agustus
2010, h. 1
13

j. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa,


k. Membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil
penemuannya.
Metode discovery terbagi menjadi dua macam, yaitu: 13
a. Discovery tidak terbimbing
Dalam metode discovery tidak terbimbing ini, guru hanya
mengajukan suatu masalah, dan kemudian memecahkan masalah
tersebut melalui langkah-langkah discovery. Caranya adalah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada kelas, memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melakukan refleksi. Selanjutnya guru
menjawab sendiri atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya itu.
Guru mengharapkan agar siswa secara keseluruhan berhasil melibatkan
dirinya dalam proses pemecahan masalah, menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diajukannya secara reflektif.
b. Discovery terbimbing
Pada jenis metode discovery ini, guru hanya membimbing siswa
ke arah yang tepat atau benar, sedangkan siswa melakukan discovery.
Dalam gaya pengajaran ini, guru perlu memiliki keterampilan
memberikan bimbingan, yakni mendiagnosis kesulitan-kesulitan siswa
dan memberikan bantuan dalam memecahkan masalah yang dihadapi
siswa.
Menurut Carin (1993), dalam merencanakan dan menyiapkan
pembelajaran discovery terbimbing, diperlukan langkah-langkah sebagai
berikut: (1). Menentukan tujuan yang akan dipelajari oleh siswa; (2).
Menentukan lembar pengamatan data untuk siswa; (3). Menyiapkan alat
dan bahan secara lengkap; (4). Menentukan dengan cermat apakah siswa
akan bekerja secara atau secara berkelompok; (5). Mencoba terlebih

13
Prof. Dr. Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.187-188.
14

dahulu kegiatan yang akan dikerjakan oleh siswa.14 Untuk mencapai tujuan
di atas, Carin (1993) menyarankan hal-hal di bawah ini: (1). Membantu
siswa untuk memahami dan prosedur kegiatan yang harus dilakukan; (2).
Memeriksa bahwa semua siswa memahami tujuan dan prosedur kegiatan
yang harus dilakukan; (3) Menjelaskan pada siswa tentang cara bekerja
yang aman; (4). Mengamati setiap siswa selama mereka melakukan
kegiatan; (5). Memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk
mengembalikan alat dan bahan yang digunakan; (6). Melakukan diskusi
tentang kesimpulan untuk setiap jenis kegiatan.15
Dalam pembelajaran discovery, peranan guru adalah: 16
a. Diagnoser, yang berusaha mengetahui kebutuhan dan kesiapan siswa
b. Ditinjau dari segi guru mengajar: menyiapkan tugas atau problem yang
akan dipecahkan oleh siswa, memberikan klarifikasi-klarifikasi,
menyiapkan setting kelas, menyiapkan alat-alat dan fasilitas belajar
yang diperlukan, memberikan kesempatan pelaksanaan, sebagai
sumber informasi, jika diperlukan oleh siswa, dan membantu siswa
agar dapat sendiri merumuskan kesimpulan dan implikasi-
implikasinya.
c. Dinamisator, merangsang terjadinya self analysis, merangsang
terjadinya interaksi, memuji, membesarkan hati siswa untuk lebih
bergairah dalam kegiatan-kegiatannya.
Dengan proses pembelajaran yang dapat memberikan suatu
stimulus atau rangsangan yang dapat menantang siswa untuk merasa
terlibat atau berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran, karena guru
hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing saja, diharapkan siswa lebih
banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok untuk
memecahkan masalah. Dengan demikian, siswa dilatih untuk berani

14
Muhammad Faiq Dzaki, Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery
Learning), from http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-
penemuan-terbimbing.html, 2 April 2009, h. 1
15
Muhammad Faiq Dzaki, Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery
Learning), …. h. 2
16
Anonim, Metode Penemuan, from http:www.laboratorium-um.sch.id ……, h. 4
15

melakukan eksperimen terhadap ilmu pengetahuan dan akhirnya dapat


menciptakan generasi yang diharapkan dapat menyumbangkan sebuah
temuan yang bermanfaat bagi bangsa Indonesia maupun dunia.
Diantara beberapa keuntungan menggunakan metode discovery
adalah: 17
a. Pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat,
b. Hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang lebih baik
daripada hasil lainnya,
c. Secara menyeluruh belajar menemukan (discovery learning)
meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas.
d. Melatih keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan
memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.
Selain itu, keunggulan yang dapat diperoleh dengan menggunakan
metode discovery adalah: 18
a. Metode ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan,
memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses
kognitif siswa.
b. Siswa memperoleh pengetahuan yang sifatnya sangat individual
sehingga dapat kokoh tertinggal dalam jiwa tersebut.
c. Membangkitkan kegairahan belajar siswa
d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju
sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
e. Mengarahkan siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang
kuat untuk belajar lebih giat.
f. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah keparcayaan diri
sendiri dengan proses penemuan.
g. Metode ini berpusat pada siswa tidak pada guru.
Walaupun metode discovery ini memiliki banyak keunggulan,
namun masih ada pula kelemahan yang perlu diperhatikan, yaitu:
17
Herdian, Metode Pembelajaran Discovery (penemuan), from
http://herdi07.wordpress.com............., h.3
18
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 20-21
16

a. Siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini.
b. Penggunaan metode ini akan kurang berhasil jika penggunaannya
dilakukan pada kelas yang terlalu besar.
c. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan
pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan
metode ini. 19
Selain kelemahan yang telah disebutkan di atas, Herdian
menambahkan kelemahan dari metode penemuan (discovery) ini, yaitu
membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan belajar
menerima. Untuk mengurangi kelemahan tersebut, maka diperlukan
bantuan guru. Bantuan guru tersebut berupa mengajukan beberapa
pertanyaan dan memberikan informasi secara singkat. Pertanyaan dan
informasi tersebut dapat dimuat dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
telah dipersiapkan oleh guru sebelum pembelajaran dimulai. 20

2. Pembelajaran Kimia dengan Kegiatan Laboratorium


Kimia merupakan pelajaran sains yang memerlukan proses
pengamatan dan pengalaman belajar untuk melakukan percobaan
mengenai materi yang sedang dipelajari. Untuk memperoleh hal tersebut,
maka diperlukan kegiatan praktikum untuk menunjang proses
pembelajaran yang lebih aktif.
Pembelajaran dengan kegiatan laboratorium merupakan aplikasi
dari teori –teori yang telah dipelajari untuk memecahkan masalah sehingga
konsep-konsep dapat dibuktikan melalui metode discovery serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensinya
melalui proses belajar sains dan keterampilan dalam belajar kimia. Siswa
dituntut untuk mengerti apa saja yang harus dilakukan di laboratorium
pada saat kegiatan praktikum berlangsung. Jika siswa ingin mencari
jawaban atas pertanyaan sendiri ataupun menghubungkan dan
19
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 21
20
Herdian, Metode Pembelajaran Discovery (penemuan), from
http://herdi07.wordpress.com......, h. 4
17

membandingkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, maka


diperlukan kegiatan praktikum.
Menurut Caroll bahwa studi di laboratorium memberi penekanan
pada konsep-konsep konjuktif, yang sudah dibuktikan, mudah dipelajari
daripada konsep-konsep disjunktif atau konsep-konsep relational, studi di
laboratorium pada umumnya menekankan pada pendekatan induktif
tentang belajar konsep-konsep di sekolah.21
Kegiatan praktikum sangat diperlukan dalam proses pembelajaran.
Terutama pada pelajaran yang membutuhkan pemikiran yang mendalam
seperti ilmu kimia. Dengan praktikum siswa mampu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang
dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Selain itu, dengan
praktikum siswa menemukan bukti kebenaran dari teori-teori yang
dipelajarinya.
Pendekatan laboratorium merupakan strategi mengajar yang efektif
dalam memberikan pengalaman belajar kepada siswa untuk aktif, karena
memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensinya melalui
keterampilan proses kimia, dan pada gilirannya dalam dirinya tertanam
sikap ilmiah.22 Dengan kegiatan laboratorium atau disebut juga dengan
praktikum, siswa dapat berlatih dalam cara berpikir yang ilmiah karena
siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sesuatu
yang dipelajari.
Houdson (1996) dalam Arief Sidharta mengemukakan bahwa
pembelajaran berbasis laboratorium dapat meningkatkan perkembangan
siswa melalui: proses belajar sains (learning science); belajar tentang sains
(learning about science) dan belajar mengerjakan sains (doing science).23

21
Nur Rahmah Islami. Kemampuan Psikomotor Siswa dalam Praktikum Reproduksi
Generatif pada Tumbuhan, Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: tidak di terbitkan. h. 10
22
Syahmani, “Laboratorium sebagai Pusat Pengajaran Kimia Organik”, Jurnal Vidya
Karya, XX, 2 (Oktober, 2002), h. 87
23
Arief Sidharta, “Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium sebagai
Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP”, dalam Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam, dari http://www.p4tkipa.org, h. 1
18

Dengan demikian, pembelajaran dengan kegiatan laboratorium


merupakan aplikasi dari teori-teori yang telah dipelajari untuk
memecahkan masalah sehingga konsep-konsep dapat dibuktikan melalui
metode discovery serta memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan potensinya melalui proses belajar sains dan keterampilan
proses kimia. Siswa dituntut untuk mengetahui apa saja yang harus
dilakukan pada saat kegiatan praktikum berlangsung. Dalam kegiatan
praktikumnya siswa dituntut untuk melakukan kegiatan praktikumnya
sendiri, dengan hanya beberapa petunjuk dari guru/pembimbing.
Seperti yang dikemukakan Moh. Amien dalam Arief Sidharta
bahwa pada hakekatnya kegiatan apapun yang dilakukan di laboratorium,
mengelola laboratorium, khususnya guru, harus selalu memperhatikan
tujuan-tujuan instruksional yang antara lain diharapkan siswa dapat:
a. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam pengamatan,
pencatatan data, pengukuran dan manipulasi alat yang diperlukan serta
pembuatan alat-alat yang sederhana.
b. Bekerja dengan teliti dan cermat dalam mencatat dan menyusun
laporan hasil percobaannya secara jelas dan obyektif/jujur.
c. Bekerja secara teliti dan cermat serta mengenal batas-batas
kemampuannya dalam pengukuran-pengukuran.
d. Memperdalam pengetahuan inkuiri dalam pemahaman terhadap cara
pemecahan masalah.
e. Mengembangkan sikap ilmiah.
f. Memahami, memperdalam, dan menghayati IPA yang dipelajarinya.
g. Dapat mendesain dan melaksanakan percobaan lebih lanjut dengan
menggunakan alat dan bahan yang sederhana24.
Kegiatan praktikum dapat meningkatkan perkembangan
kemampuan ilmiah siswa baik dari segi kognitif , afektif maupun

24
Arief Sidharta, “Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium sebagai
Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP”...., h. 4
19

psikomotor siswa. Dengan memperhatikan tujuan instruksional,


kemampuan berpikir ilmiah siswa dapat dicapai.
Menurut Sumaji, dalam melakukan eksperimen siswa akan
memperoleh keterampilan-keterampilan melalui learning by doing, yaitu:25
1) Keterampilan menguasai seperti mengamati dengan teliti dan
sistematik, melakukan penyelidikan (searching, inqiuring,
investigating), mengumpulkan data.
2) Keterampilan kreatif seperti membuat perecanaan yang akan
datang, merancang hal-hal yang baru (masalah, pendekatan,
peralatan atau sistem), menemukan (inventing): mencipta metode,
peralatan dan melakukan sintesis.
3) Keterampilan manipulatif seperti menggunakan instrumen
(mengetahui cara memakainya dan keterbatasannya), melakukan
demonstrasi dan eksperimen, melakukan perbaikan dan kalibrasi
terhadap instrumen.
4) Keterampilan komunikatif seperti mengajukan pertanyaan, diskusi,
mengkritik yang kontruktif, menggambar grafik dan mampu
melakukan interpretasi terhadap grafik itu, dan membuat laporan
tertulis tentang eksperimen yang dilakukan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa dalam


kegiatan laboratorium tidak hanya melihat kemampuan kognitif saja,
tetapi juga kemampuan afektif dan psikomotor siswa. Aspek
psikomotor yang dimiliki siswa dapat dilihat pada kemampuan siswa
dalam menggunakan alat, mengukur, mengamati, menggambar dan
keterampilan lain.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kegiatan
laboratorium karena di dalam kegiatan laboratorium terdapat nilai
ilmiah yang dapat diperoleh, seperti:
1) Siswa memperoleh pengalaman untuk menemukan sendiri konsep
maupun prinsip.
2) Melalui kegiatan laboratorium, akan diperoleh suatu pengetahuan
yang lebih bermakna dan dapat mengembangkan pandangan lebih
luas mengenai sains.

25
Syahmani, “Laboratorium sebagai Pusat Pengajaran Kimia Organik”, Jurnal Vidya
Karya..., h.89
20

3) Para siswa berkesempatan untuk berlatih menggunakan metode


ilmiah.
4) Para siswa dapat mengembangkan kebiasaan baik berupa bekerja
sama, berinisiatif, percaya diri, teliti dan tekun. 26
Ilmu kimia dapat berkembang pesat sebagai hasil yang
dilakukan oleh para ilmuwan melalui eksperimen atau kegiatan di
laboratorium. Melalui kegiatan laboratorium diharapkan dapat
menunjang kegiatan proses pembelajaran kimia untuk menemukan
prinsip atau konsep-konsep. Sehingga konsep yang abstrak dapat
diwujudkan menjadi kenyataan yang dapat dilihat, diraba dan diukur.
Dengan dasar inilah peneliti melakukan proses pembelajaran dengan
metode discovery melalui kegiatan laboratorium.

3. Belajar
Dalam kondisi sehari-hari, disadari atau tidak, manusia selalu
berada dalam kondisi belajar. Hal ini disebabkan karena sifat manusia
yang selalu ingin tahu dan senantiasa berkeinginan untuk mengembangkan
kemampuan yang dimilikinya. Belajar merupakan proses dasar dari
perkembangan hidup manusia dan merupakan unsur yang sangat penting
dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Karena
belajarlah, maka manusia dapat berkembang jauh lebih baik dari makhluk
lainnya.
Banyak para ahli pendidikan mengemukakan tentang pengertian
belajar, diantaranya adalah:
a. Menurut Muhibbin Syah, belajar adalah tahapan perubahan seluruh
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman
dan interaktif dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Sedangkan perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses

26
Wahyana, Pengelolaan Pengajaran Fisika, (Jakarta: UT, 2001), h.12.3
21

kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat


dipandang sebagai proses belajar.27
b. Menurut W.S Winkel, "belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis,
yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat relatif, konstan,
dan berbekas".28
c. Menurut Wasty Soemanto, belajar merupakan proses dari
perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan
perubahan-perubahan kualitas individu sehingga tingkah lakunya
berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup masusia tidak lain
adalah hasil dari belajar. Karena belajar adalah suatu proses, dan bukan
suatu hasil. 29
Dari uraian berbagai ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
aktivitas yang dilakukan secara sadar yang memungkinkan terjadinya
perubahan pada perilaku seseorang yang belajar. Perubahan yang
dimaksud adalah hasil dari pengalaman atau kegiatan yang sengaja
dilakukan karena adanya usaha. Jadi indikator seseorang telah mengikuti
proses belajar adalah adanya perubahan ke arah positif yang menyangkut
perubahan dari segi akademik (kognitif), perubahan sikap (afektif) maupun
perubahan perilaku (psikomotor).
Belajar merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku
siswa yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
belajar, diantaranya adalah:
a. Faktor internal
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua
aspek, yaitu:

27
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya, 1995), h. 116
28
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: PT Media Abadi, 2005), h. 59
29
Wasty Soemanto, M.Pd, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. Ke-V,
h. 104
22

1) Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-
sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa
dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat
menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang
dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.
2) Aspek Psikologis
Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan
kualitas perolehan pembelajaran siswa yaitu inteligensi siswa,
sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa.30
b. Faktor eksternal
Faktor yang berasal dari luar siswa, terdiri dari:31
1). Lingkungan sosial
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi
kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.
Sifat-sifat orang tua, pendidikan dari orang tua, ketegangan
keluarga dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap
kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
2). Lingkungan non sosial
Faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan
letaknya, alat-alat belajar, keadaan waktu cuaca dan waktu belajar
yang digunakan siswa. Faktor-faktor inilah yang dipandang turut
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

c. Faktor pendekatan belajar


Faktor pendekatan belajar ialah cara atau strategi yang
menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi
tertentu.32 Oleh karena itu, seorang guru diharapkan mampu
mengetahui dan menerapkan cara atau strategi yang sesuai dengan
materi pelajaran sehinggga proses pembelajaran akan lebih efektif
dan efisien.

30
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan ....., h. 132-133
31
Muhibbin Syah, PsikologiPendidikan…, h. 137-138
32
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan…, h. 139
23

Berdasarkan faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya


terdapat faktor pendektan belajar. Cara atau strategi dalam melaksanakan
pembelajaran mempengaruhi belajar dan hasil belajar siswa. Seorang guru
diharapkan mampu mengetahui dan menyesuaikan cara atau strategi yang
sesuai dengan materi pelajaran. Cara atau strategi yang digunakan ialah
dengan menggunakan metode. Salah satu metode pembelajaran berupa
metode discovery. Metode discovery yang digunakan pada materi sistem
koloid ini diharapkan sesuai dan berpengaruh pada hasil belajar siswa.

4. Hasil Belajar
Pada hakikatnya, belajar dan hasil belajar adalah dua hal yang
saling terkait satu dengan lainnya. Dalam kegiatan belajar terjadi proses
berpikir yang melibatkan kegiatan mental. Sedangkan dalam kegiatan
mental, terjadi penyusunan hubungan informasi-informasi yang diterima
sehingga timbul suatu pemahaman dan penguasaan terhadap materi yang
diberikan, sehingga siswa memahami suatu perubahan dari yang tidak
diketahui menjadi diketahui. Perubahan inilah yang disebut dengan hasil
belajar.
Hasil Belajar menurut Benjamin S. Bloom berpendapat bahwa
proses evaluasi hasil belajar mengacu kepada tiga jenis domain, yaitu: 33
1. Ranah kognitif.
Ranah kognitif adalah yang mencakup kegiatan mental (otak).
Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir,
diantaranya meliputi; (1) pengetahuan / hafalan / ingatan (knowledge),
(2) pemahaman (comprehension), (3) penerapan (application),
(4) analisis , (5) sintesis dan (6) Penilaian (evaluation)
2. Ranah afektif.
Ranah afektif ialah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Ranah afektif ini terbagi kepada lima jenjang, yaitu; (1) menerima atau

33
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),
h. 49
24

memperhatikan (receiving), (2) menanggapi (responding), (3) menilai


atau menghargai (valuing), (4) mengatur atau mengorganisasikan
(organization), (5) karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai
(characterization by a value or value complex). 34
3. Ranah psikomotor.
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan
keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu. Seperti dikemukakan Simpson (1956)
bahwa bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk
keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. 35
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan peristiwa yang terjadi dalam diri seseorang setelah mengalami
proses belajar yang menghasilkan perubahan ke arah yang lebih baik, baik
dalam hal pengetahuan, pemahaman, nilai, sikap, maupun keterampilan
yang bersifat menetap.
Hasil belajar dapat diketahui dari proses penilaian, yaitu kegiatan
membandingkan hasil pengukuran (skor) sifat suatu objek dengan acuan
yang relevan sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu kualitas
kuantitatif. Penilaian hasil belajar dilihat dari fungsinya dibedakan menjadi
empat, yaitu:36
a. Penilaian formatif. Penilaian formatif ditujukan untuk memperoleh
umpan balik dari upaya pengajaran yang telah dilakukan oleh guru dan
dilakukan pada akhir sebuah pelajaran.
b. Penilaian sumatif. Penilaian ini langsung diarahkan pada keberhasilan
mempelajari suatu program pengajaran. Biasanya dilakukan pada akhir
program pengajaran yang relatif besar atau pada akhir jenjang sekolah.
c. Penilaian penempatan, yaitu usaha penilaian untuk memahami
kemampuan setiap siswa, sehingga dengan pengetahuan itu guru dapat
menempatkan setiap siswa dalam situasi yang tepat baginya.
d. Penilaian diagnostik, yaitu usaha penilaian untuk menelusuri
kelemahan-kelemahan khusus yang dimiliki siswa yang tidak berhasil
dalam belajar, juga faktor-faktor yang menguntungkan pada siswa
tersebut untuk mengatasi kelemahan siswa tersebut.
34
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi pendidikan .........., h. 54
35
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi pendidikan .........., h. 57
36
Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 25-27
25

Penilaian (evaluasi) berperan penting dalam pengajaran karena


mengukur keberhasilan belajar atau menentukan hasil belajar siswa.37
Dengan adanya hasil belajar, guru maupun peneliti dapat mengetahui
adanya keberhasilan suatu proses belajar mengajar. Karena hal tersebut
merupakan indikasi yang menunjukkan upaya penguasaan pengetahuan
(kognitif) siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan guru melalui
kegiatan kokurikuler (pekerjaan rumah) dan tes ulangan, sikap (afektif)
dalam proses belajar, serta (psikomotor) siswa dalam melaksanakan
praktikum.

5. Kimia
Kimia berasal (dari bahasa Arab ‫" ﻛﯿﻤﯿﺎء‬seni transformasi" dan
bahasa Yunani χημεία khemeia "alkimia"),38 Ilmu kimia merupakan ilmu
yang diperoleh berdasarkan eksperimen yang mencari pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam khususnya yang berkaitan
dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan
energitika zat.39
Kimia adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang
materi yang meliputi struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi serta
energi yang menyertainya.40 Kimia pada dasarnya adalah ilmu yang
dilandasi pada eksperimen dan pengamatan. Berdasarkan uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari
bahan penyusun suatu benda, reaksi-reaksi yang terjadi pada benda, serta
perubahan yang terjadi pada benda itu baik fisik atupun kimiawi.
Pembelajaran kimia tidak hanya bersifat hafalan dan hitungan saja,

37
Waluyo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar, (Jakarta:Penerbit Karunika Jaya, 1987),
h. 2.11
38
Anonym, Kimia Dari Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia,
dari www.id.wikipedia.org, 16 Maret 2008. h. 1
39
Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Kimia untuk SMA dan MA,
(Jakarta: Depdiknas, 2003), h. 6
40
Johari, M.Sc dan Ir. M. Rachmawati, Kimia SMA dan MA Kelas X, (Jakarta: Esis,
2006), h. 4
26

melainkan konsep-konsep yang masih bersifat abstrak. Pembelajaran


kimia harus berupa pengamatan dan penemuan agar konsep-konsep di
dalam ilmu kimia dapat dipahami oleh siswa, sehingga tidak ada lagi siswa
yang merasa kesulitan untuk mempelajari kimia.

6. Sistem Koloid
Berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) maupun
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), materi sistem koloid
dipelajari di kelas XI (sebelas) SMA. Kompetensi dasar yang ingin dicapai
pada pembelajaran ini adalah pengelompokkan sistem koloid, identifikasi
sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari serta
membuat berbagai macam sistem koloid.
a. Pengertian dan Pengelompokkan koloid
Sistem koloid merupakan campuran yang keadaannya berada
diantara larutan dan campuran kasar (suspensi). Dalam sistem koloid, zat
yang didispersikan disebut fase terdispersi dan medium yang digunakan
untuk mendispersikannya disebut medium pendispersi. Fase terdisfersi
bersifat diskontinu (terputus-putus) dan medium pendispersi bersifat
kontinu. Pada campuran susu dan akuades (air), fase terdispersinya adalah
susu dan medium pendispersinya adalah air. 41
Koloid dapat dikelompokkan berdasarkan kombinasi fase
terdispersi dan medium pendispersi. Berdasarkan hal tersebut, sistem
koloid dapat dibagi menjadi beberapa jenis, seperti yg dijelaskan dalam
tabel berikut:

41
Sandri Justiana dan Mukhtaridi, Chemistry for Senior high School, (Jakarta:
Yudhistira.2009), h. 330
27

Tabel 2.1. Pengelompokkan Sistem Koloid42


NO Fase Medium Nama Contoh
Terdispersi Pendispersi Koloid
1 Gas Cair Buih Busa sabun
2 Gas Padat Busa padat Karet busa, batu apung
3 Cair Gas Aerosol cair Kabut, awan
4 Cair Cair Emulsi Susu, santan, mayones
5 Cair Padat Emulsi padat Mutiara, keju
6 Padat Gas Aerosol padat Debu, asap
7 Padat Cair Sol Cat, kanji, tinta
8 Padat Padat Sol padat Kaca, permata

b. Sifat-sifat Koloid
Sifat-sifat yang dimiliki koloid diantaranya ialah:
1) Efek Tyndall
Fenomena Efek Tyndall dikemukakan oleh John Tyndall
(1820-1893), seorang ahli fisika dari Inggris. Efek Tyndall adalah
gejala penghamburan sinar oleh partikel koloid. Susunan partikel
dalam koloid menyebabkan berkas sinar akan dihamburkan oleh
partikel-partikel koloid. Jika berkas tersebut dilewatkan melalui
larutan, maka seluruh berkas sinar tidak tertahan. Jika berkas sinar
dilewatkan melalui suspensi, maka partikel-partikel akan menahan
berkas sinar tersebut. Oleh karena itu, efek Tyndall dapat
digunakan untuk membedakan antara larutan, koloid, dan
suspensi.43

2) Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan acak dari partikel dalam
medium pendispersinya. Gerak Brown diambil dari nama ahli
botani bangsa Inggris yang menemukan gerakan ini pada tahun
1827 yaitu Robert Brown. Gerak Brown akan makin cepat jika

42
Irfan Anshory dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II, (Jakarta: Erlangga. 1996),
h. 135
43
Sandri Justiana dan Mukhtaridi, Chemistry for Senior high School..., h. 336
28

ukuran partikel koloid makin kecil. Sebaliknya, makin besar


ukuran partikel gerakannya makin lambat. 44
3) Adsorpsi
Adsorpsi yaitu penyerapan partikel oleh permukaan zat. Hal
itu dapat terjadi karena permukaan koloid mempunyai luas
permukaan yang besar. Sifat adsorpsi partikel-partikel koloid
dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti
45
pemutihan gula pasir, penjernihan air, dan pewarnaan kain.
4) Elektroforesis
Elektroforesis adalah suatu cara untuk menunjukkan bahwa
partikel koloid dapat bermuatan. Contohnya, koloid AS2S3
bermuatan negatif karena ditarik oleh eelktroda poisitif dan koloid
Fe(OH)3 bermuatan positif karena ditarik oleh elektroda negatif. 46
5) Koagulasi
Penggumpalan partikel koloid yang terjadi karena
kerusakan stabilitas sistem koloid atau karena penggabungan
partikel koloid yang berbeda muatan sehingga membentuk partikel
yang lebih besar disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi karena
pengaruh pemanasan, pendinginan, penambahan elektrolit,
pembusukan, pencampuran koloid yang berbeda muatan. Beberapa
proses koagulasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah
perebusan telur, pembuatan yoghurt, pembuatan tahu, pembutan
lateks, dan lain-lain. 47
6) Koloid pelindung
Koloid pelindung merupakan sifat koloid yang dapat
melindungi koloid lain. Koloid pelindung pada emulsi dinamakan
emulgator. Koloid pelindung ialah koloid yang dapat memberikan
efek kestabilan. Contoh: a). tinta tidak mengendap karena

44
Irfan Anshory dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II..., h. 139
45
Sandri Justiana dan Mukhtaridi, Chemistry for Senior high School..., h. 336
46
Irfan Anshory dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II..., h. 140
47
Irfan Anshory dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II..., h. 141
29

dicampur oleh koloid pelindung, b). susu tidak menggumpal


karena terdapat kasein dalam susu sebagai koloid pelindung. 48

c. Pembuatan Koloid
Koloid dapat dibuat dengan dua cara, yaitu cara dispersi dan
cara kondensasi.
1). Cara Dispersi. 49
Cara dispersi adalah dengan menghaluskan butir-butir zat
yang bersifat makroskopis (kasar) menjadi butir-butir zat yang
bersifat mikroskopis (halus). Cara ini dapat dilakukan melalui tiga
cara, yaitu:
a) Dispersi Mekanik
Pada cara dispersi mekanik, koloid dibuat dengan
cara penggerusan dan penggilingan (untuk zat padat) atau
pengadukan dan pengocokan (untuk zat cair). Contohnya,
pembuatan sol belerang
b) Dispersi Elektrolitik
Dispersi elektrolitik dikenal juga dengan istilah
busur Bredig. Dengan cara dispersi elektrolitik, zat padat
diubah menjadi partikel koloid dengan bantuan arus listrik
bertegangan tinggi. Biasanya digunakan untuk membuat sol
logam, misalnya sol platina emas atau perak.
c) Dispersi Peptisasi
Pada cara dispersi peptisasi, partikel kasar diubah
menjadi partikel koloid dengan penambahan zat kimia (zat
elektrolit) yang mengandung ion sejenis. Contohnya, sol
belerang dibuat dari endapan nikel sulfida dengan cara
mengalirkan gas asam sulfida.

48
Irfan Anshory dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II..., h. 142
49
Sandri Justiana dan Mukhtaridi, Chemistry for Senior high School..., h. 348
30

2). Cara Kondensasi. 50


Cara kondensasi adalah dengan menggabungkan ion-ion,
atom-atom, molekul-molekul, atau partikel yang lebih halus
membentuk partikel yang lebih besar dan sesuai dengan ukuran
partikel koloid. Cara kondensasi dilakukan melalui reaksi-reaksi
kimia, seperti:
a) Reaksi Redoks
Reaksi redoks merupakan reaksi pembentukan
partikel koloid melalui mekanisme perubahan bilangan
oksidasi. Misalnya:
Pembuatan sol belerang dengan mengalirkan gas hidrogen
sulfida (H2S) kedalam larutan belerang dioksida (SO2).
2 H2S (g) + SO2 (aq) → 3S (s) + 2 H2O (l)
b) Reaksi Hidrolisis
Reaksi hidrolisis merupakan reaksi pembentukan
koloid dengan menggunakan pereaksi air. Misalnya,
pembuatan sol Fe(OH)3 dari larutan FECl3 dengan air panas.
FeCl3 (aq) + 3 H2O (l) → Fe(OH)3 + 3HCl (aq)
c) Reaksi Penggaraman
Garam-garam yang sukar larut dapat dibuat menjadi
koloid melalui reaksi pembentukan garam. Untuk
menghindari pengendapan biasanya digunakan suatu zat
pemecah.
AgNO3 (aq) + NaCl (aq) → AgCl (s) + NaNO3 (aq)
d) Penjenuhan Larutan
Penejenuhan larutan dilakukan dengan cara
menembahkan pelarut alcohol sehingga akan menghasilkan
koloid berupa gel. Contohnya, pembuatan kalsium asetat
dengan cara penjenuhan larutan kedalam larutan jenuh
kalsium asetat dalam air.

50
Irfan Anshory dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II..., h. 145
31

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Hasil penelitian yang relevan dirujuk berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Mardia H. Rahman yang berjudul “Penerapan Model Belajar
Penemuan dengan Kegiatan Laboratorium (Suatu Upaya untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa)”. Hasil penelitian tersebut adalah pembelajaran melalui
penggunaan model belajar penemuan dengan kegiatan laboratorium dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan secara umum siswa mengalami
peningkatan pemahaman konsep setelah pembelajaran.
Yula Miranda dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh
Penggunaan Diskoveri Terpimpin dan Pendekatan Sains-Teknologi-
Masyarakat terhadap Hasil belajar Keanekaragaman Hayati pada Siswa Kelas
X SMAN Palangkaraya”. Dalam kesimpulannya menyatakan bahwa siswa
yang belajar dengan diskoveri terpimpin memiliki hasil belajar yang lebih baik
dan lebih bebas berkreativitas selama proses pembelajaran berlangsung bila
dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan pendekatan konvensional.
Arief Sidharta dengan judul penelitian ”Model Pembelajaran Asam
Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium sebagai Wahana Pendidikan Sains SMP”.
Arief menyimpulkan bahwa model pembelajaran asam basa berbasis inkuiri
laboratorium dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa, meningkatkan
keterampilan berpikir kreatif siswa, bekerja keras, bekerja sama, dan kejujuran
siswa.

C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research
(CAR) merupakan penelitian tindakan (action research), yang bertujuan
untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar di kelas .51
Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

51
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: FITK
Jurusan Pendidikan IPA, UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 21
32

tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau arahan dari guru yang
dilakukan oleh siswa.52
Adapun prosedur penelitian tindakan kelas yaiu, (1) perencanaan
(planning), (2) tindakan (action), (3) observasi (Observing), (4) refleksi
(reflection). Kegiatan-kegiatan ini disebut dengan satu siklus kegiatan
pemecahan masalah. Apabila satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda
perubahan ke arah perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset dilanjutkan
pada siklus kedua dan seterusnya sampai peneliti merasa puas.53
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru maupun
peneliti dengan prosedur merancang, melaksanakan, observasi dan
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang terdiri dari
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerja guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Penelitian dapat terlaksana dengan baik, jika sebelum melakukan
penelitian terdapat konsep perencanaan tindakan. Oleh karena itu, peneliti
mempersiapkan konsep perencanaan tindakan yang diajukan sebagai berikut:

Tabel 2.2.
Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan

Tahapan Jenis Kegiatan Langkah-langkah Tindakan yang


dilakukan
Tahap I 1. Identifikasi  Mengobservasi masalah yang ada
Permasalahan di kelas
 Mengidentifikasi kegiatan
pembelajaran yang biasa
dilakukan.
 Wawancara pendahuluan terhadap
guru dan siswa.

52
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), (Jakarta:
Bumi Aksara, 2006), h.3
53
Supardi, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Beserta Sistematika
Proposal dan Laporannya, (Jakarta Bumi Aksara, 2006), h.117
33

2. Penyusunan  Bahan ajar yang akan


Komponen-komponen dilaksanakan.
Pembelajaran  Instrumen pembelajaran.
 Metode pembelajaran yang
diinginkan.
Tahap II Mengkaji dan mereview  Mengkaji komponen pembelajaran
komponen pembelajaran yang telah disusun kemudian
direview sehingga komponen-
komponen pembelajaran dapat
disempurnakan.
Tahap Pelaksanaan Tindakan:  Merencanakan pembelajaran yang
III Siklus I akan diterapkan
Perencanan  Menentukan pokok bahasan
 Membuat skenario pembelajaran
 Menyusun langkah pembelajaran
dengan metode discovery.
 Menyusun lembar kerja siswa.
 Mengembangkan rencana
pembelajaran
 Mengembangkan format observasi
Tindakan  Menetapkan tindakan pengajaran
sesuai skenario yang telah dibuat.
Pengamatan  Mengobservasi efektifitas,
efisiensi metode pembelajaran
yang diterapkan.
 Mengobservasi aktifitas siswa
selama proses pembelajaran.
 Mengobservasi aktifitas guru
selama proses pembelajaran.
Refleksi  Melakukan evaluasi tindakan yang
telah dilakukan meliputi
efektifitas, efisiensi waktu yang
digunakan, serta aktifitas yang
dilakukan oleh guru dan siswa
serta mengembangkan tindakan
selanjutnya.
Siklus II  Identifikasi masalah dan penetapan
Perencanaan alternatif pemecahan masalah.
 Pengembangan tindakan
Tindakan  Pelaksanaan tindakan II
Pengamatan  Aktifitas siswa selama proses
pembelajaran
 Aktifitas guru selama proses
pembelajaran
34

 Kemampuan guru dalam


mengelola materi pembelajaran
serta efektifitas dan efisiensi
metode pembelajran yang
diterapkan
Refleksi  Evaluasi tindakan II

D. Kerangka Pikir
Kimia adalah ilmu pengetahuan yang memerlukan percobaan,
observasi atau pengamatan serta pengukuran. Dalam ilmu kimia, diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan
apa, mengapa, dan bagaimana suatu gejala alam dan peristiwa dapat terjadi.
Oleh karena itu, pembelajaran kimia hendaknya menggunakan metode
yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran kimia itu sendiri. Seperti
melakukan percobaan, pengamatan, diskusi, dan lain sebagainya. Pelajaran
kimia harus dibuat menarik dan mengundang rasa ingin tahu siswa terhadap
materi kimia. Untuk itu diperlukan upaya untuk menumbuhkan dan
meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap pelajaran kimia. Salah satunya
dengan metode discovery.
Metode discovery atau penemuan merupakan komponen dari praktek
pendidikan yang meliputi metode pembelajaran yang memajukan siswa
belajar aktif, berorientasi pada proses, dan mengarahkan siswa untuk berpikir
kritis. Untuk memahami konsep kimia yang bersifat abstrak diperlukan
pengalaman langsung siswa dalam mempelajari kimia. Salah satunya dengan
kegiatan laboratorium atau praktikum. Metode discovery yang
menitikberatkan pada pengalaman langsung melalui kegiatan laboratorium,
maka siswa dapat langsung melihat, mendengar, meraba, serta melakukan
percobaaan sendiri. Selain itu melalui kegiatan praktikum juga dapat
meningkatkan kreativitas dan keterampilan siswa dan tidak menutup
kemungkinan akan adanya penemuan-penemuan baru khususnya dalam
bidang teknologi. Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar serta keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
kimia.
35

E. Hipotesis Tindakan
Pembelajaran kimia pada konsep sistem koloid dengan menggunakan
metode discovery melalui kegiatan laboratorium diharapkan akan
meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
36

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat yang dipilih sebagai lapangan penelitian adalah MAN 12 yang
beralamat di Jalan Raya Duri Kosambi No. 3 Cengkareng, Jakarta Barat.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2007/2008.
Waktu penelitian berlangsung pada tanggal 28 Mei – 12 Juni 2008.

B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian


Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
(classroom action research). Prosedur kerja dalam penelitian tindakan ini
melalui beberapa tahap yang dikembangkan oleh Kurt Lewin. PTK pertama
kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin yang menytakan bahwa dalam satu siklus
terdiri dari empat langkah, yaitu: perencanaan, tindakan pertama, monitoring /
observasi, refleksi dan evaluasi.1
Observasi kegiatan
Belajar mengajar

Tahap Pelaksanaan Siklus I


Tahap Observasi
- Metode discovery Tahap Perencanaan

Refleksi Tahap Perencanaan Tahap Pelaksanaan


Siklus II - Metode discovery

Hasil Penelitian Refleksi Tahap Observasi

Memenuhi Indikator Tidak memenuhi


indikator Siklus III

Gambar 3.1. Rancangan Siklus Penelitian Tindakan

1
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV. Yrama Widya, 2006), h. 21
37

Perencanaan dilakukan dengan menggunakan siklus, masing-masing


siklus terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi
tidakan I, refleksi tindakan I, dan kesimpulan. Pada siklus kedua dapat dibuat
revisi tindakan untuk tujuan yang belum tercapai pada siklus pertama.

C. Subjek dan Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian


Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini adalah guru
bidang studi kimia dan siswa-siswi kelas XI MAN 12 Jakarta. Dalam hal ini
peneliti bekerjasama dengan guru bidang studi yang bersangkutan dalam
menggali dan mengkaji permasalahan dalam melaksanakan metode discovery
melalui kegiatan laboratorium.

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian


Peran peneliti dalam penelitian adalah sebagai observer, yang
menyaksikan segala aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode discovery melalui
kegiatan laboratorium, sedangkan yang berperan sebagai guru adalah guru
kimia yang bersangkutan dalam hal ini guru kimia kelas XI IPA.

E. Tahapan Intervensi Tindakan


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus
pada konsep sistem koloid. Hal ini dimaksudkan untuk melihat peningkatan
hasil belajar siswa pada setiap siklus setelah diberikan tindakan. Bila pada
siklus pertama terdapat perkembangan maka kegiatan penelitian pada siklus
kedua lebih banyak diarahkan pada perbaikan dan penyempurnaan terhadap
hal-hal yang dianggap kurang pada siklus pertama. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan untuk setiap siklus pembelajaran dalam prosedur penelitian
tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
38

1. Observasi awal kegiatan belajar mengajar


2. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan rencana kegiatan
sebagai berikut:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran pada sub pokok
bahasan tentang mengelompokkan campuran yang ada di lingkungan
kedalam suspensi, sistem koloid, dan larutan sejati,
mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan
medium pendispersi, peranan koloid dalam industri, serta macam-
macam sistem koloid.
2) Menentukan tujuan yang akan dipelajari siswa.
3) Menyusun lembar kerja siswa.
4) Menentukan lembar pengamatan data untuk siswa seperti lembar
observasi aktivitas siswa.
5) Menyiapkan alat dan bahan secara lengkap.
6) Menentukan dengan cermat apakah siswa akan bekerja secara
individual atau berkelompok.
7) Mencoba terlebih dahulu kegiatan yang akan dikerjakan oleh siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan berdasarkan rencana pembelajaran yang
telah disusun sebelumnya dengan rincian sebagai berikut:
1) Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa.
2) Melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian
konsep, dan generalisasi pengetahuan.
3) Melakukan seleksi bahan, problema atau tugas-tugas.
4) Membantu memperjelas tugas / problema yang dihadapi siswa serta
peranan masing-masing siswa.
5) Mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan.
6) Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan
dipecahkan.
39

7) Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan.


8) Membantu siswa dengan informasi / data jika diperlukan siswa.
9) Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang
mengarahkan dan mengidentifikasi masalah.
10) Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa.
11) Membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil
penemuannya.
c. Observasi dan Evaluasi
1) Aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung
di pantau oleh peneliti dengan menggunakan pedoman lembar
observasi.
2) Memberikan tes hasil belajar 1
3) Memberikan kuesioner setelah pelaksanaan pembelajaran siklus 1
untuk mengetahui tanggapannya terhadap proses pembelajaran
melalui metode discovery.
d. Refleksi
Data yang diperoleh pada siklus I dikumpulkan untuk selanjutnya
dianalisis dan kemudian diadakan refleksi terhadap hasil analisis yang
diperoleh sehingga dapat diketahui apakah terjadi peningkatan hasil
belajar setelah adanya tindakan.
3. Siklus II
a. Perencanaan
Tahap perencanaan tindakan pada siklus II dilakukan berdasarkan
hasil refleksi tindakan pada siklus I. Perencanaan tindakan pada siklus II
merupakan hasil perbaikan dari pelaksanaan tindakan dari siklus I.
Adapun kegiatan perencanaan yang dilakukan pada siklus II adalah:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran pada sub pokok
bahasan tentang sifat-sifat koloid dan pembuatan koloid.
2) Menentukan tujuan yang akan dipelajari siswa.
3) Menyusun lembar kerja siswa.
40

4) Menentukan lembar pengamatan data untuk siswa seperti lembar


observasi aktivitas siswa.
5) Menyiapkan alat dan bahan secara lengkap.
6) Menentukan dengan cermat apakah siswa akan bekerja secara
individual atau berkelompok.
7) Mencoba terlebih dahulu kegiatan yang akan dikerjakan oleh siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II hampir sama
dengan tindakan pada siklus I. Namun, pada siklus II ini terdapat
perbedaan perlakuan dari siklus I agar diharapkan dapat mengalami
peningkatan pembelajaran siswa.
c. Observasi dan Evaluasi
1) Aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung
di pantau oleh peneliti dengan menggunakan pedoman lembar
observasi.
2) Memberikan tes hasil belajar 1
3) Memberikan kuesioner setelah pelaksanaan pembelajaran siklus 1
untuk mengetahui tanggapannya terhadap proses pembelajaran
melalui metode discovery.
d. Refleksi
Data yang diperoleh pada siklus II dikumpulkan untuk selanjutnya
dianalisis dan kemudian diadakan refleksi terhadap hasil analisis yang
diperoleh. Jika masih terdapat kekurangan dapat diperbaiki pada siklus
berikutnya.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan


Hasil yang diharapkan dari penelitian adalah adanya peningkatan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran sistem koloid dengan menggunakan metode
discovery melalui kegiatan laboratorium dan terciptanya pembelajaran yang
aktif dan kondusif.
41

G. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil atau siswa dinyatakan mengalami
peningkatan hasil belajar terhadap konsep sistem koloid apabila mencapai
indikator sebagai berikut:
1. Partisipasi siswa
Partisipasi siswa yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
partisipasi siswa yang aktif dalam proses pembelajaran  75 %.
2. Hasil belajar siswa.
Dengan menggunakan metode discovery melalui kegiatan
laboratorium ini diharapkan siswa dapat lebih memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Dengan demikian siswa akan lebih termotivasi
serta lebih fokus dalam memahami suatu konsep materi pelajaran,
sehingga hasil belajarnyapun akan meningkat. Hasil belajar yang
diharapkan yaitu siswa mendapat nilai rata-rata kelas  70.

Z=
 total nilai postes siswa
 siswa
Pengamatan Indikator:
dan Keaktifan / partisipasi siswa yang
pertanyaan aktif dalam proses pembelajaran
 75%.
Hasil belajar
Hasil evaluasi meningkat
siswa Indikator:
Nilai rata-rata kelas tes evaluasi
akhir siswa  70.

Gambar 3.2. Aspek-aspek Iindikator Hasil Belajar yang Diukur


42

H. Data dan Sumber Data


Sumber data diperoleh dari siswa dan guru kimia MAN 12 Duri
Kosambi, Jakarta barat dan data yang diperoleh adalah situasi dan suasana
kelas saat proses belajar mengajar berlangsung.
Tabel 3.1 Data dan Sumber Data yang digunakan
No Data Sumber Data Instrumen
1. Partisipasi siswa dengan dilihat Siswa Kuesioner dan
dari aktifitas siswa selama lembar observasi
proses pembelajaran.
2. Nilai kimia Siswa Tes Hasil Belajar
3. Kendala yang dihadapi guru Guru Lembar wawancara
4. Kendala yang dihadapi siswa Siswa Lembar wawancara
dan kuesioner

I. Instrumen-instrumen Pengumpul Data


1. Lembar wawancara analisis kebutuhan
Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa. Pedoman
wawancara kepada guru menitikberatkan pada tanggapan dan kesulitan
guru dalam mengajarkan kimia, khususnya materi sistem koloid.
Sedangkan pedoman wawancara dengan siswa menitikberatkan pada
pandangan siswa terhadap pelajaran kimia dan kesulitan dalam
mempelajari kimia khususnya materi sistem koloid.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Guru
No. Aspek Jumlah Item
1 Persiapan mengajar 1
2 Metode dan pendekatan mengajar 2
3 Sumber / bahan ajar mengajar 1
4 Hasil belajar siswa 1
5 Kendala-kendala dalam mengajar 2
6 Unsur pedagogik dalam mengajar 2
7 Alokasi waktu 1
Jumlah 10
43

Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Siswa


No. Topik Jumlah Item
1 Tanggapan siswa pada materi pelajaran 2
kimia
2 Kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran 2
kimia
3 Metode mengajar guru 1
4 Sumber belajar 1
4 Hasil belajar siswa 1
5 Tanggapan siswa mengenai metode
2
discovery dengan kegiatan laboratorium
Jumlah 9

2. Kuisioner
Kuisioner diberikan di akhir siklus yaitu untuk mengetahui kendala
siswa pada proses pembelajaran kimia dengan menggunakan indikator
evaluasi penelitian tindakan kelas (PTK).
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner
NO Indikator Jumlah Item
1. Minat 4
2. Keaktifan siswa. 8
3. Kemauan belajar siswa dengan metode 2
discovery melalui kegiatan laboratorium.
Jumlah 14

3. Lembar Observasi
Lembar observasi diperlukan untuk mencatat kejadian-kejadian
selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini berisi
tentang aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.
44

Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dengan
Metode Discovery melalui Kegiatan laboratorium

Aspek Aspek yang Diamati


1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.
2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep
dan generalisasi pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas.
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang dihadapi siswa serta
Guru peranan masing-masing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data yang diperlukan siswa.

8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan kegiatan.


1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah.
Siswa 4. Interaksi siswa dengan siswa.
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuan.
6. Melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik.

4. Tes Kemampuan
Tes kemampuan adalah metode pengumpulan data apabila peneliti
akan melakukan perbandingan secara kuantitatif. Tes ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa mengenai materi
sistem koloid setelah menggunakan metode discovery melalui kegiatan
laboratorium. Dengan menggunakan metode tes ini, maka peneliti akan
dapat mengetahui apakah hasil belajar kimia siswa mengalami
peningkatan sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti.
45

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I


No. Aspek kognitif Proporsi
Indikator
C1 C2 C3 C4 C5 C6 ∑ %
1. Mengelompokkan campuran
yang ada di lingkungan ke
dalam sistem koloid, larutan 1 6 4 7 - - 4 26,67
dan suspensi serta
menyimpulkan perbedaannya.
2. Menjelaskan komponen-
komponen koloid dan
- 2 - - - - 1 6,67
rentangan diameter partikel
koloid.
3. Menggolongkan 8 macam
sistem koloid berdasarkan
5, 14 3 - - - - 3 20,00
fase terdispersi dan medium
pendispersi.
4. Mengelompokkan koloid
yang ada di lingkungan ke
- 9, 11, 13 8, 10 - - - 5 33,33
dalam beberapa macam
sistem koloid.
5. Mendeskripsikan koloid
liofil dan liofob serta
- 15 12 - - - 2 13,33
memberikan contoh
masing-masing.
Jumlah 3 7 4 1 - - 15 100

Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II


No. Aspek kognitif Proporsi
Indikator
C1 C2 C3 C4 C5 C6 ∑ %
1. Mengetahui sifat-sifat
koloid (efek Tyndall, gerak
Brown, elektroforesis, 4,5,
1,2,9,14 - 23 - - 9 36
adsorpsi dan koagulasi) 6,25
melalui pengamatan sifat-
sifat koloid.
2. Memberikan contoh dari 3,8,16
- - - - - 5 20
sifat-sifat koloid. 21,22
3. Mendeskripsikan dan
menggolongkan macam- 10,24,
7,11,17 13,20 12,18 - - 11 44
macam proses pembuatan 19,15
koloid.
Jumlah 7 6 7 5 - - 25 100
46

Keterangan:
C1 : Hafalan/ingatan C4 : Analisis
C2 : Pemahaman C5 : Sintesis
C3 : Penerapan C6 : Evaluasi

Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh


Bloom, dkk. dikategorikan lebih terinci secara hirarki ke dalam enam
jenjang kemampuan, yakni2:
a. Hafalan (C1)
Jenjang hafalan (ingatan) meliputi kemampuan menyatakan
kembali fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang lebih dipelajarinya.

b. Pemahaman (C2)
Jenjang pemahaman meliputi kemampuan menangkap arti dari
informasi yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan, diagram,
atau grafik, menerjemahkan suatu pernyataan verbal ke dalam rumusan
matematis atau sebaliknya, meramalkan berdasarkan kecenderungan
tertentu (eksplorasi dan interpolasi) serta mengungkapkan suatu konsep
atau prinsip dengan kata-kata sendiri.

c. Penerapan (C3)
Yang termasuk jenjang penerapan ialah kemampuan
menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi
baru atau pada situasi konkrit.

d. Analisis (C4)
Jenjang analisis meliputi kemampuan-kemampuan menguraikan
suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya
sehingga struktur informasi serta hubungan antara komponen informasi
tersebut menjadi jelas.

2
Tonih Feronika dan Burhanuddin Milaman, Evaluasi Pendidikan Kimia (Modul).
(Jakarta: Program Studi Pendidikan Kimia FITK, 2006), h. 5-8.
47

e. Sintesis (C5)
Yang termasuk jenjang sintesis ialah kemampuan untuk
mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu
keseluruhan yang terpadu. Termasuk ke dalamnya kemampuan
merencanakan eksperimen, menyusun karangan (laporan praktikum,
artikel, rangkuman), menyusun cara baru untuk mengklasifikasikan
objek-objek, peristiwa dan informasi lainnya.

f. Evaluasi (C6)
Kemampuan pada jenjang evaluasi ialah kemampuan untuk
mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjaan berdasarkan
kriteria tertentu yang ditetapkan.

J. Teknik Pengumpulan Data


Data dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil
kuesioner/angket, wawancara, observasi pembelajaran dan tes kemampuan
akhir. Pada observasi pembelajaran, peneliti menggunakan observasi
langsung, karena pencatatan yang dilakukan terhadap objek diteliti langsung
di tempat berlangsungnya peristiwa. Skala yang digunakan adalah skala nilai
(rating scale) yaitu pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti checklist.
Dalam lembar observasi tidak hanya terdapat objek yang diteliti dan gejala
yang diselidiki, tetapi tercantum kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan
atau jenjang setiap gejala tersebut. Penjenjangan pada observasi penelitian ini
menggunakan skala 5 yaitu sangat baik, baik, sedang, kurang dan sangat
kurang.

K. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan (Trusworthiness) Studi


Teknik pemeriksaan keterpercayaan (trusworthiness) studi dilihat
berdasarkan hasil tes dan data yang diperoleh dari lapangan pada saat proses
pembelajaran dari setiap siklus.
48

Sebelum melakukan tes, tes tersebut harus memenuhi persyaratan


seperti yang dikemukakan oleh Yanti bahwa “instrumen yang baik harus
memenuhi dua syarat, yaitu valid dan reliabel”.3

1 Validitas
Salah satu ciri tes yang baik adalah apabila tes tersebut dapat tepat
mengukur apa yang hendak diukur. Tes yang valid atau sahih mempunyai
validitas yang tinggi. Dalam penelitian ini digunakan countent validity
yang berarti tes disusun dengan materi dan tujuan pembelajaran khusus.,
sedangkan pengujian validitas instrumennya menggunakan rumus korelasi
biseral: 4

Mp  Mt p
rpbi 
SDt q
Keterangan:
rpbi = Koefisien korelasi point biseral yang dianggap sebagai koefisien
validitas item.
Mp = Skor rata-rata hitung yang dijawab benar
Mt = Skor rata-rata total
SDt = Standar deviasi
p = Proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir item
q = Proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir item
Jika harga r hitung < dari harga dalam tabel, maka korelasi tidak
signifikan. Tetapi jika sebaliknya maka signifikan.

2 Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil
pengukuran. Suatu instrumen meiliki tinhkat relibilitas yang memadai, bila
instrumen tersebut digunakan menukur aspek yang diukur beberapa kali

3
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: FITK,
Jurusan Pendidikan IPA, UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h.39
4
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2001), cet. Ke-3 h.185
49

hasilnya sama atau relatif sama.5 Pengujian reliabilitas pada penelitian ini
menggunakan rumus KR- 20 (Kuder-Richardson 20) yaitu:6

 n  St   pi q i 
2
r11    
 n  1  S 2t 

Keterangan:
r11 = reliabilitas menggunakan persamaan KR-20
p = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah
n = banyaknya soal
S2 = standar deviasi atau simpangan baku
piqi = jumlah dari hasil perkalian antara pi dengan qi
Apabila harga r11 dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikan 5% ternyata lebih besar, berarti instrumen tersebut reliabel.

3 Taraf Kesukaran
Setelah tes diuji reliabilitasnya data kembali diuji taraf
kesukarannya. Taraf kesukaran adalah kemampuan tes dalam menjaring
banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul.
Pengujian taraf kesukaran tes ini bertujuan untuk mengetahui bermutu atau
tidaknya butir-butir item tes hasil balajar. Rumus yang digunakan dalam
pengujian ini sesuai dengan rumus yang dikemukakan oleh Dubois7, yaitu:
Np
P=
N
Keterangan:
P = indeks kesulitan untuk setiap butir soal
Np = banyak siswa yang menjawab benar untuk setiap butir
N = banyak siswa yang memberi jawaban pada soal yang dimaksud
Kriteria indeks kesukaran :

5
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Tindakan....., h. 229-230
6
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta, Bumi Aksara, 2002),
cet. Ke-III, h. 100
7
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi…, h. 372
50

Kurang dari 0,30 = sukar


0.30 - 0.70 = sedang
Lebih 0.7 = mudah

4 Daya Pembeda
Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan
untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang
tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang
mampu (rendah prestasinya). Cara perhitungan daya pembeda adalah
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :8
D = PA – PB

BA BB
PA = dan PB =
JA JB
Keterangan:
D = daya pembeda
PA = proporsi kelas atas
PB = proporsi kelas bawah
BA = banyak siswa kelas atas yang menjawab benar untuk setiap butir
soal
BB = banyak siswa kelas bawah yang menjawab benar untuk setiap butir
soal
JA = jumlah siswa kelas atas
JB = jumlah siswa kelas bawah
Klasifikasi daya pembeda :
D = < 0.2 : buruk
D = 0.2 – 0.4 : cukup
D = 0.4 – 0.7 : baik
D = 0.7 – 1 : sangat baik

8
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi…, h. 389-390
51

L. Teknik Analisa Data


Analisis dan interpretasi data diperlukan untuk merangkum apa yang
telah diperoleh, menilai apakah data tersebut berbasis kenyataan, ajeg, dan
benar. Analisis dan interpretasi data juga diperlukan untuk memberikan
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Hasil analisis dan
interpretasi data akhirnya digunakan untuk memberikan masukan bagi
perbaikan kegiatan peneliti. Pada akhir kegiatan penelitian, hasil analisis dan
interpretasi data digunakan untuk menarik kesimpulan dalam laporan.9
Data dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara,
kuesioner, observasi pembelajaran, dan tes hasil belajar, kemudian dianalisis
dengan cara dideskripsikan. pada kelompok individu tertentu. Hasil belajar
yang diukur (Authentic Assesment) melalui pengamatan dan pertanyaan,
pelaksanaan praktikum, dan evaluasi hasil tes.

9
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Tindakan....., h. 155
52

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus, dan tiap siklus terdiri dari
dua kali pertemuan. Tiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran. Indikator
keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa
dengan metode discovery melalui kegiatan laboratorium. Untuk penjabaran
hasil penelitian tiap siklus adalah sebagai berikut :
1. Siklus I
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 6
jam pelajaran atau 3 pertemuan (6 x 45 menit). Berikut tahapan-tahapan
dalam siklus I:
a. Tahap perencanaan
Berdasarkan seluruh informasi yang telah diperoleh, peneliti
melakukan beberapa kegiatan dalam proses perencaanaan penelitian.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap awal ini adalah membuat skenario
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan pertama dan
kedua. Pertemuan pertama berlangsung selama 90 menit yang
membahas tentang menyimpulkan perbedaan antara larutan, koloid,
dan suspensi serta mengelompokkan campuran yang ada di lingkungan
kedalam suspensi, larutan dan koloid. Pada pertemuan pertama peneliti
melakukan kegiatan praktikum dengan metode discovery. Pertemuan
kedua berlangsung selama 90 menit yang membahas tentang
mengelompokkan koloid yang ada di lingkungan kedalam beberapa
macam sistem koloid dan membahas penggunaan sistem koloid dalam
industri kosmetik, makanan, farmasi, dan lain-lain. Kemudian pada
pertemuan ketiga juga berlangsung selama 90 menit. Pada pertemuan
ketiga ini siswa diberikan tes hasil belajar mengenai materi yang telah
dibahas pada pertemuan pertama dan kedua serta mengisi angket yang
dibutuhkan untuk penelitian.
53

b. Tahap pelaksanaan tindakan


Siklus I dilaksanakan selama 6 jam pelajaran dalam tiga kali
pertemuan. Adapun tahap-tahap yang dilakukan pada pelaksanaan
tindakan adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan 1
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan metode discovery melalui kegiatan laboratorium.
Sebelum pelajaran dimulai, peneliti dan guru kimia yang bersangkutan
telah membentuk siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen.
Sebelum pelajaran dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan
pembelajaran dengan metode discovery yang akan diterapkan selama
proses. Selanjutnya siswa dipersiapkan untuk melakukan kegiatan
praktikum mengenai pengelompokkan koloid, larutan dan suspensi.
Selain itu, siswa diberikan LKS sebagai acuan pada saat melakukan
kegiatan praktikum. LKS ini harus dikaji dan diisi bersama teman
kelompoknya yang telah dibentuk pada tahap perencanaan. Disini guru
bertindak sebagai fasilitator saja dan siswa yang aktif sepenuhnya.
Kemudian masing-masing kelompok manyimpulkan hasil
praktikumnya di depan kelas.
Pembelajaran dilakukan dengan mengorientasikan siswa pada
masalah yang akan dicari jawabannya. Untuk menemukan jawaban
atas permasalahan yang diajukan guru, siswa dapat mencarinya dengan
melakukan kegiatan praktikum bersama dengan teman sekelompoknya.
Karena, pada materi ini siswa akan lebih mudah mengerti memahami
permasalahan yang akan dipecahkan melalui kegiatan praktikum.
Selain itu, kegiatan tersebut juga dapat mengembangkan minat dan
pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajari. Pada saat siswa
melakukan kegiatan praktikum, guru hanya membantu kelompok yang
mengalami kesulitan serta mengkondisikan kelas agar kegiatan
praktikum dapat berjalan dengan baik. Namun, berdasarkan
pengamatan peneliti terdapat kekurangan dalam mengkondisikan kelas,
54

karena guru bersangkutan kurang mengelilingi kelas untuk mengecek


masing-masing kelompok. Sehingga ada kelompok yang kurang
disiplin.
2) Pertemuan 2
Pada pertemuan ini pada materi yang dipelajari yaitu
pengelompokkan jenis koloid serta peranan koloid di industri. Sebelum
memasuki pembahasan jenis koloid, peneliti memberikan
permasalahan yang ada kaitannya dengan materi tersbut. Misalnya ”
susu termasuk ke dalam golongan koloid apa serta terdiri dari fase
terdipersi dan medium pendispersi apakah ia, apakah sejenis cairan,
padatan atau gas”. Hal ini dilakukan untuk memotivasi siswa agar mau
berpikir. Pada materi ini peneliti tidak melakukan praktikum, tetapi
melakukan pengamatan di laboratorium terhadap barang- barang
industri kosmetik, makanan dan farmasi. Siswa diharapkan dapat
mengidentifikasi barang- barang industri kosmetik, makanan dan
farmasi ke dalam 8 macam sistem koloid dan mengisi mengisi kolom-
kolom yang telah tersedia di lembar kerja siswa yang terdiri dari
contoh koloid, fase terdispersi, medium pendispersi serta nama koloid.
Lembar kerja siswa diharapkan dapat membantu siswa menggali
konsep yang ada di buku serta mengetahui jenis-jenis koloid yang ada
di kehidupan sehari-hari. Setelah selesai, siswa bersama-sama
membahas LKS yang telah dikerjakan serta menyimpulkannya.
3) Pertemuan 3
Pada akhir siklus ini guru memberikan tes hasil belajar berupa
pilihan ganda yang berjumlah 15 butir soal untuk dikerjakan oleh
siswa. Waktu untuk mengerjakan soal adalah 45 menit. Selama siswa
mengerjakan soal, guru mengawasi siswa agar mereka dapat
mengerjakan soal secara jujur dan tidak saling menyontek. Setelah
selesai, soal dan jawabannya dikumpulkan untuk dibahas bersama
sekaligus dikoreksi langsung agar siswa tahu kesalahannya. Selain itu,
siswa juga diberikan angket kuesioner yang berisi tentang tanggapan
55

siswa terhadap metode discovery dengan kegiatan laboratorium


sebagai metode yang dipakai dalam proses kegiatan pembelajaran.
c. Tahap Observasi
Pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus I,
pengamatan dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa dalam
melakukan tahapan-tahapan kegiatan discovery melalui kegiatan
laboratorium dengan melakukan check-list pada lembar observasi yang
tersedia. Adapun aspek-aspek yang dinilai yaitu: 1) Aspek guru,
terdiri dari 8 aspek yang diamati; dan 2) Aspek siswa yang meliputi 7
aspek yang diamati.
Berikut ini merupakan hasil penelitian dari siklus pertama yang
kemudian dianalisis dan dikelompokkan menjadi: (1) Analisis hasil
pengolahan data observasi, (2) Analisis hasil belajar dengan melihat
kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa; perubahan penguasaan
konsep sistem koloid, (3) Analisis analisis pengolahan data kuesioner,
(4) Analisis hasil wawancara yang dilakukan setelah melakukan proses
pembelajaran pada tiap siklus.

1) Data observasi
Tabel 4.1. Rata-rata Hasil Observasi Siklus I
Aspek Aspek yang diamati Penilaian Keterangan
Guru 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. 4 Baik
2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip- 3 Sedang
prinsip, pengertian konsep dan
generalisasi pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. 3 Sedang
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang 3 Sedang
dihadapi siswa serta peranan masing-
masing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang 4 Baik
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap 2 Kurang
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data 3 Sedang
yang diperlukan siswa.
56

8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan 2 Kurang


kegiatan.
Rata-rata 3 Sedang
Siswa 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap 4 Baik
dan tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti 3 Sedang
mencatat, mengamati, dan lain-lain.
3. Mengidentifikasi masalah. 3 Sedang
4. Interaksi siswa dengan siswa. 3 Sedang
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil 2 Kurang
penemuan.
6. Melakukan penyelidikan terhadap 3 Sedang
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan 3 Sedang
baik.
Rata-rata 3 Sedang

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada


aspek guru banyak yang masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan
seperti menseleksi bahan dan tugas-tugas serta menseleksi
pendahuluan terhadap prinsip-prinsip dan konsep yang akan
dipelajari. Hal ini diperlukan agar efektifitas dan efisiensi waktu
dapat berjalan secara baik. Namun, pada siklus I ini waktu yang
digunakan masih belum proporsional. Selain itu, guru juga harus
memperjelas tugas dan peran masing-masing siswa dalam anggota
kelompoknya dan memberikan motivasi kepada semua siswa
sehingga semua siswa dapat terlibat secara maksimal dalam proses
penemuan. Pengawasan guru pada siklus I ini pun perlu
ditingkatkan agar pemahaman siswa dalam memecahkan masalah
dapat teridentifikasi.
Sedangkan pada aspek siswa yang terdiri dari tujuh aspek
memiliki rata-rata penilaian 3 dan dikategorikan sedang serta
masih belum memenuhi indikator keberhasilan. Hal ini dapat
diketahui dalam melakukan penemuan dan mengidentifikasi
masalah, serta interaksi siswa dengan siswa yang masih berkaitan
dengan kurangnya kejelasan tugas-tugas serta peranan yang
57

dihadapi siswa, sehingga sebagian kecil siswa hanya


mengandalkan teman kelompoknya, tidak mencatat dan mengamati
proses penemuan yang terjadi.

2) Data Kuesioner
Tabel 4.2. Rata-rata Hasil Kuesioner Siswa Siklus I
NO Indikator Rata-rata
1. Minat 59,08 %
2. Keaktifan siswa. 73,10 %
3. Kemauan belajar siswa dengan metode 77,77 %
discovery melalui kegiatan laboratorium.

Berdasarkan tabel di atas, untuk siklus pertama pada


indikator minat, minat siswa untuk memperhatikan dan
mempelajari kimia ternyata masih rendah, yaitu 59.08 %.
Sedangkan pada indikator keaktifan siswa, keaktifan siswa cukup
baik. Hal ini didukung oleh persentase penyataan siswa yang
menjawab ya pada pernyataan tersebut sebesar 73,10 %. Lalu,
pada indikator kemauan belajar siswa dengan metode discovery
melalui kegiatan laboratorium terlihat antusias siswa yang besar
terhadap metode pembelajaran yang digunakan. Dengan demikian,
siswa merespon positif metode pembelajaran yang diajarkan di
sekolah tersebut.

3) Hasil Belajar
Berdasarkan hasil tes yang diberikan pada siklus I, dapat
diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa menunjukkan nilai
sebesar 68,09 dan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
berdasarkan kemampuan kognitif belum mencapai indikator
keberhasilan. (perhitungan ada pada lampiran 10)
58

Nilai tes hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Tes hasil belajar Siklus I
Rentang Nilai Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
53 – 57 1 3,03 %
58- 62 8 24,24 %
63 – 67 11 33,33 %
68 – 72 - -
73 – 77 9 27,27 %
78 – 82 4 12,12 %
Jumlah 33 100%
(data perhitungan ada pada lampiran 15 )
Berdasarkan Tabel 9. diatas dapat diperoleh informasi
bahwa masih terdapat 1 orang siswa yang mendapat nilai (di bawah
KKM) kurang dari 60 dan nilai rata-rata kelas yang diperoleh (ada
pada lampiran) adalah 68,09 yang berarti hasil belajar siswa pada
siklus I belum mencapai indikator lebih besar dari 70. Oleh karena
itu, penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya.

4) Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan siswa yang
dilakukan pada siswa kelas XI IPA untuk mengetahui tanggapan
mereka terhadap pembelajaran yang selama ini telah mereka
lakukan. Dari hasil wawancara tersebut didapatkan data sebagai
berikut:
59

Tabel 4.4. Data Hasil Wawancara Siswa Siklus I


No. Pertanyaan Uraian Hasil Wawancara
1. Setelah mengikuti pelajaran kimia Menurut siswa, pelajaran kimia cukup
dengan kegiatan praktikum, apakah menyenangkan karena selama ini mereka
anda senang dengan metode yang hanya menerima pelajaran kimia dari metode
diberikan guru? ceramah saja
2. Apakah dengan pembelajaran Menurut siswa, pembelajaran kimia dengan
menggunakan metode discovery menggunakan metode discovery membuat
melalui kegiatan laboratorium lebih aktif dalam kegiatan belajar apalagi
membuat anda lebih aktif dalam terdapat kegiatan praktikum yang tidak
kegiatan belajar atau justru membuat kegiatan belajar menjadi bosan.
membuat kamu bosan? Berikan
alasannya
3. Dengan melaksanakan kegiatan Siswa mengaku bahwa rasa ingin tahu mereka
laboratorium membuat anda merasa cukup tinggi terhadap materi yang diajarkan
lebih ingin tahu / tidak? Jika ya, melalui praktikum. Karena didorong oleh rasa
berikan alasan dan jika tidak penasaran / keingintahuan siswa terhadap apa
berikan alasanmu! yang mereka amati.
4. Menurut anda, apakah penjelasan Menurut siswa, penjelasan yang diberikan
yang diberikan guru sudah cukup cukup jelas.
jelas?
5. Apakah guru memberikan arahan Guru memang memberikan arahan dan
dan bimbingan kepada siswa? bimbingan kepada siswa, namun hanya
kepada siswa yang bertanya kepada guru yang
bersangkutan.
6. Menurut anda, apakah guru sudah Menurut siswa, guru masih kurang
dapat menciptakan situasi belajar menciptakan kondisi belajar yang kondusif,
yang kondusif? karena suasana kelas masih terdengar berisik.

Dari hasil wawancara diatas, dapat ditarik kesimpulan


bahwa siswa merasa senang dan cukup antusias terhadap metode
pembelajaran yang diberikan karena selama ini mereka hanya
menerima pelajaran kimia dari metode ceramah. Dengan kegiatan
laboratorium, membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar
apalagi terdapat kegiatan praktikum yang tidak membuat kegiatan
belajar menjadi bosan. Selain itu, dengan mengalami langsung,
siswa dapat mengetahui konsep-konsep abstrak yang ada di buku.
Namun, situasi dan kondisi di laboratorium masih kurang kondusif
karena masih terdengar berisik.
Berdasarkan data hasil analisis keadaan di atas, maka
peneliti dan guru yang bersangkutan lebih meningkatkan arahan
60

dan bimbingan kepada siswa supaya semua siswa merasa lebih


jelas dan lebih menciptakan situasi laboratorium yang kondusif.

d. Tahap Refleksi
Setelah dilakukan observasi terhadap aktifitas belajar siswa
dalam proses pembelajaran, maka dilakukan refleksi. Refleksi
bertujuan untuk mengidentifikasi hal-hal positif dan masalah-masalah
yang muncul pada siklus pertama ini dan akan diperbaiki pada siklus
kedua dengan memberikan perlakuan-perlakuan (treatment) tertentu.
Adapun masalah-masalah yang teridentifikasi dalam
pelaksanaan siklus pertama ini dan alternatif perlakuan-perlakuan
(treatment) yang akan diterapkan pada siklus berikutnya adalah:

Tabel 4.5 Refleksi Tindakan Siklus I


Aspek Aktifitas / Tindakan yang diamati Solusi Tindakan
- Melakukan peningkatan
pendekatan, pengawasan kepada
1. Mengidentifikasi kebutuhan
siswa untuk mengetahui seberapa
siswa.
jauh pemahaman siswa terhadap
materi sistem koloid.
- Memperbaiki rencana pelaksanaan
2. Menseleksi pendahuluan
pembelajaran dan menambahkan
terhadap prinsip-prinsip,
materi pada lembar kerja siswa
pengertian konsep dan
dengan penyajian materi yang
generalisasi pengetahuan.
mudah dipahami.
- Meningkatkan penyeleksian bahan
dan tugas-tugas siswa dalam
Guru 3. Menseleksi bahan dan tugas-
mengidentifikasi masalah dan
tugas.
langkah-langkah discovery
lainnya.
- Memberikan motivasi kepada
siswa agar semua siswa aktif
4. Membantu memperjelas tugas-
dalam kegiatan pembelajaran
tugas yang dihadapi siswa serta
- Memberikan tugas-tugas yang
peranan masing-masing.
jelas kepada masing-masing siswa
pada tiap kelompok.
- Tidak ada permasalahan yang
5. Mempersiapkan kelas dan alat
dihadapi karena guru dalam
yang diperlukan.
mempersiapkan kelas dan alat
61

yang diperlukan sudah baik.


- Pembagian kelompok dengan
memperhatikan prestasi belajar
dan keaktifan siswa secara
6. Mengecek pemahaman siswa
merata.
terhadap masalah yang akan
- Pengaturan posisi tiap kelompok
dipecahkan
agar mudah diawasi oleh guru.
- Mengelilingi kelas dan mengecek
pemahaman setiap siswa.
- Melakukan perbaikan pada LKS
dengan manambahkan penyajian
materi dan memperbaiki
7. Membantu siswa dengan
penggunan bahasa agar mudah
informasi / data yang
dipahami
diperlukan siswa.
- Mengecek kesulitan siswa dan
membantunya dengan informasi
dan data yang dibutuhkan.
- Mengawasi secara merata setiap
kelompok agar aktif dalam
melakukan kegiatan penemuan.
- Mengelilingi kelas dan mengecek
8. Mengamati setiap siswa dalam
tugas dan aktifitas masing-masing
melakukan kegiatan.
siswa dalam satu kelompok agar
tidak ada lagi siswa yang
mengandalkan teman
sekelompoknya.
- Alat dan bahan yang dibutuhkan
sudah lengkap dan tersedia, hanya
1. Alat dan bahan yang diperlukan memberikan motivasi untuk
lengkap dan tersedia. selalu membawa bahan yang
dibutuhkan untuk kegiatan
laboratorium.
- Mengawasi secara merata setiap
kelompok agar aktif dalam
melakukan kegiatan penemuan.
2. Siswa melakukan penemuan
- Selalu mengingatkan siswa agar
Siswa seperti mencatat, mengamati,
tidak mengandalkan catatan
dan lain-lain.
teman dan membangkitkan
keingintahuan siswa terhadap
permasalahan yang diajukan.
- Membantu dan membimbing
siswa dengan informasi dan data.
3. Mengidentifikasi masalah.
- Memberikan motivasi dan
pengarahan kepada siswa.
- Memotivasi siswa untuk turut aktif
4. Interaksi siswa dengan siswa.
dalam melakukan kegiatan
62

discovery.
- Mengawasi secara merata setiap
kelompok agar aktif dalam
berinteraksi / diskusi di dalam
kelas.
- Membantu siswa dengan
memberikan pengarahan dan
bimbingan.
5. Merumuskan prinsip dan - Memberikan kesempatan kepada
generalisasi hasil penemuan. siswa untuk menyampaikan
kesimpulan hasil penemuan dan
membangkitkan keberanian siswa
untuk berbicara di depan kelas.
- Mengawasi secara merata setiap
kelompok agar aktif dalam
6. Melakukan penyelidikan melakukan penyelidikan terhadap
terhadap permasalahan yang permasalahan.
diajukan guru. - Mengecek pemahaman siswa dan
membantu siswa dengan data
yang dibutuhkan
- Melakukan perbaikan pada lembar
kerja siswa dengan penyajian
materi yang mudah dipahami.
- Menugaskan siswa untuk membaca
LKS lebih dulu sebelum
mengerjakan.
- Selalu mengingatkan siswa agar
7. Mengerjakan lembar kerja siswa
mengerjakan lembar kerja siswa
dengan baik.
dengan baik dan tidak hanya
mengandalkan jawaban teman dan
percaya terhadap kemampuan diri
sendiri.
- Membimbing siswa yang
mengalami kesulitan dalam
mengerjakan LKS.

2. Siklus II
Siklus II pada penelitian ini dilakukan pada bulan 5 – 12 Juni
2008 yang membahas tentang materi sifat-sifat koloid serta proses
pembuatan koloid. Sama halnya dengan siklus I, siklus II ini pun
dilaksanakan selama 6 jam pelajaran dalam tiga kali pertemuan.
63

a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan refleksi siklus I, penerapan penggunaan metode
discovery dengan kegiatan laboratorium cukup efektif. Dari hasil
evaluasi dilakukan di akhir siklus I dilihat dari tes hasil belajar masih
terdapat beberapa dari siswa yang belum mencapai indikator
pencapaian belajar sebesar 70 dan masih ada siswa yang mendapat
nilai kurang dari 60. Aktivitas siswa dan partisipasi siswa didalam
kelas sudah aktif, tetapi masih perlu lebih ditingkatkan lagi seperti
kurangnya kerjasama antar anggota kelompok dalam melakukan
pengamatan di laboratorium.
Pada siklus II ini terdiri dari 3 pertemuan yang membahas sifat-
sifat koloid serta proses pembuatan koloid. Berdasarkan refleksi yang
didapat dari siklus I, pada siklus II ini peneliti mencoba melakukan
beberapa revisi tindakan untuk memperoleh hasil pembelajaran yang
lebih baik lagi. Diantara tidakan yang akan dilakukan pada siklus II
adalah sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi kebutuhan siswa;
2) Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian
konsep dan generalisasi pengetahuan; 3) Menseleksi bahan-bahan dan
tugas-tugas; 4) Menambahkan dan memperbaiki penyajian materi agar
mudah dipahami siswa; 5) Meminimalisir kegiatan siswa yang tidak
ada hubungannya dengan proses pembelajaran dengan memaksimalkan
kegiatan pembelajaran, siswa tidak diberi peluang untuk bercanda,
mengganggu temannya dan kegiatan lain yang tidak ada hubungannya
dengan proses pembelajaran; 6) Meningkatkan keakraban dengan
siswa untuk mencairkan suasana belajar yang kaku sehingga siswa
tidak takut atau malu untuk bertanya kepada guru; 7) memberikan
bimbingan dan arahan kepada siswa pada saat proses pembelajaran;
8) mengoptimalkan kerja kelompok dengan cara membagi pekerjaan
setiap individu dalam kelompok, agar setiap siswa melakukan proses
pembelajaran dengan baik dan mengamati dengan benar.
64

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan


1) Pertemuan 4
Sebelum pelajaran dimulai, siswa diberikan LKS sebagai acuan
pada saat melakukan kegiatan praktikum. LKS ini harus dikaji dan
diisi bersama teman kelompoknya yang telah dibentuk pada tahap
perencanaan. Siswa melakukan penyelidikan tentang permasalahan
yang diajukan guru, kemudian siswa melakukan pengamatan di
laboratorium praktikum dengan tujuan dapat mengetahui salah satu
dari sifat koloid, kemudian mengidentifikasikan hasil jawaban dan
mengkajinya dengan membaca hasil temuan, mencatat hasil temuan
dan menyimpulkan hasilnya. Untuk mengetahui sifat-sifat koloid
lainnya, masing-masing kelompok mendiskusikan sifat-sifat koloid
lainnya dan mempresentasikan hasil temuannya di depan kelas.
Pembelajaran dilakukan dengan mengorientasikan siswa pada
masalah yang akan dicari jawabannya. Untuk menemukan jawaban
atas permasalahan yang diajukan guru, siswa dapat mencarinya dengan
melakukan kegiatan praktikum bersama dengan teman sekelompoknya.
Karena, pada materi ini siswa akan lebih mudah mengerti memahami
permasalahan yang akan dipecahkan melalui kegiatan praktikum.
Selain itu, kegiatan tersebut juga dapat mengembangkan minat dan
pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajari. Pada saat siswa
melakukan kegiatan praktikum, guru hanya membantu kelompok yang
mengalami kesulitan serta mengkondisikan kelas agar kegiatan
praktikum dapat berjalan dengan baik.
2) Pertemuan 5
Pada pertemuan kelima ini, pembelajaran dilakukan dengan
kegiatan praktikum untuk mengetahui salah satu cara pembuatan
koloid. Kemudian, guru membagikan LKS yang harus dikaji oleh
siswa untuk mencari tahu jawaban atas pertanyaan tersebut dan
menyimpulkan hasilnya. Kemudian para siswa melakukan langkah-
langkah kegiatan discovery seperti melakukan penemuan,
65

mengidentifikasi masalah, dan melakukan penyelidikan terhadap


permaslahan yang diajukan guru, kemudian mempresentasikan hasil
pekerjaannya berdasarkan diskusi kelompok. Guru hanya membantu
memperbaiki jika ada jawaban siswa yang kurang tepat.
3) Pertemuan 6
Pada akhir siklus kedua ini, guru memberikan tes hasil belajar
berupa pilihan ganda yang berjumlah 15 butir soal untuk dikerjakan
oleh siswa. Waktu untuk mengerjakan soal adalah 45 menit. Selama
siswa mengerjakan soal, guru mengawasi siswa agar mereka dapat
mengerjakan soal secara jujur dan tidak saling menyontek. Setelah
selesai, soal dan jawabannya dikumpulkan untuk dibahas bersama
sekaligus dikoreksi langsung agar siswa tahu kesalahannya. Selain itu,
siswa juga diberikan angket kuesioner yang berisi tentang tanggapan
siswa terhadap metode discovery dengan kegiatan laboratorium
sebagai metode yang dipakai dalam proses kegiatan pembelajaran.

c. Tahap Observasi
Pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus II,
pengamatan / observasi sama halnya dengan pengamatan yang
dilakukan pada siklus I. Adapun pengamatan yang dilakukan ialah
pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa dalam melakukan
tahapan-tahapan kegiatan discovery melalui kegiatan laboratorium
dengan melakukan check-list pada lembar observasi yang tersedia.
Lembar observasi terdiri dari 2 aspek yang dinilai yaitu: 1) Aspek
guru, meliputi 8 aspek yang diamati; dan 2) Aspek siswa, terdiri dari 7
aspek yang diamati.
Berikut ini merupakan hasil penelitian dari siklus pertama yang
terdiri dari lembar observasi, data hasil belajar siswa, hasil kuesioner
dan hasil wawancara.
66

1) Data Observasi
Tabel 4.6. Rata-rata Hasil Observasi Siklus II
Aspek Aspek yang diamati Penilaian Keterangan
Guru 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. 4 Baik
2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip- 4 Baik
prinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. 4 Baik
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang 4 Baik
dihadapi siswa serta peranan masing-
masing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang 5 Baik
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap 4 Baik
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data 4 Baik
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan 4 Baik
kegiatan.
Rata-rata 4 Baik
Siswa 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap 4 Baik
dan tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti 5 Sangat Baik
mencatat, mengamati, dan lain-lain.
3. Mengidentifikasi masalah. 4 Baik
4. Interaksi siswa dengan siswa. 4 Baik
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil 4 Baik
penemuan.
6. Melakukan penyelidikan terhadap 4 Baik
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan 5 Sangat Baik
baik.
Rata-rata 4 Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada


aspek guru yang terdiri dari: 1) Aspek guru, meliputi 8 aspek yang
diamati; dan 2) Aspek siswa, terdiri dari 7 aspek yang diamati,
pada siklus kedua mengalami peningkatan rata-rata dibandingkan
dengan siklus pertama. Hal ini dapat dilihat pada tabel aspek guru,
terdapat peningkatan tindakan yang dilakukan seperti pada tahap
pendahuluan dalam hal mengidentifikasi kebutuhan siswa,
67

menseleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, bahan-bahan


serta tugas-tugas terdapat terdapat peningkatan persentase sehingga
berdampak waktu yang digunakan lebih lebih efektif dan efisien.
Aspek guru dalam hal membantu memperjelas tugas-tugas
yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing dan mengecek
pemahaman siswa terhadap permasalahan yang diajukan terdapat
peningkatan pada siklus kedua sehingga berdampak aktifitas dan
peran siswa dalam melakukan langkah-langkah kegiatan discovery
mengalami peningkatan dibandingkan siklus pertama. Hal ini
berdampak pula pada aspek-aspek yang diamati siswa berupa
interaksi siswa dengan siswa dan kegiatan siswa dalam melakukan
penemuan, melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang
diajukan guru, mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik serta
merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuan mengalami
peningkatan dengan kategori baik. Oleh karena itu berdasarkan
pengamatan aktifitas yang dilakukan, aktifitas siswa telah
memenuhi indikator keberhasilan dengan kategori baik.

2) Data Kuesioner
Tabel 4.7. Rata-rata Hasil Kuesioner Siswa Siklus II
NO Indikator Rata-rata
1. Minat. 73, 47 %
2. Keaktifan siswa. 81,81 %
3. Kemauan belajar siswa dengan me.tode 82,82 %
discovery melalui kegiatan laboratorium.

3) Hasil Belajar
Nilai tes hasil belajar pada siklus II dengan pembahasan
pada sifat-sifat koloid dan pembuatan koloid diperoleh data sebagai
berikut:
68

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar Siklus II


Rentang Nilai Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
60 – 64 1 3,03 %
65- 69 3 9,09 %
70 – 74 18 54,54 %
75 – 79 - -
80 – 84 9 27,27 %
85 – 89 2 6,06 %
Jumlah 33 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa


sudah tidak ada siswa yang mendapat nilai dibawah. Nilai rata-rata
kelas pada siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 68,09
menjadi 74,81 (perhitungan ada pada lampiran 15). Oleh karena
itu, penelitian ini dianggap cukup sampai pada siklus II dan tidak
dilanjutkan pada siklus berikutnya.

4) Hasil Wawancara
Pada penelitian ini, peneliti juga melakukan wawancara
kepada sebagian siswa kelas XI IPA untuk mengetahui tanggapan
siswa mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan metode
discovery melalui kegiatan laboratorium baik pada siklus pertama
maupun siklus kedua. Wawancara dilakukan pada akhir siklus II
setelah melaksanakan tes hasil belajar dan pengisian lembar
kuesioner.
69

Tabel 4.9 Data Hasil Wawancara Siswa Siklus II


No. Pertanyaan Uraian Hasil Wawancara
1. Setelah mengikuti pelajaran kimia Setelah mengikuti pembelajaran kimia dengan
dengan kegiatan praktikum, apakah kegiatan praktikum, siswa merasa sangat
anda senang dengan metode yang senang dengan kegiatan praktikum dan
diberikan guru? metode yang diberikan guru karena mereka
bisa lebih tahu dan memahami materi
pelajaran kimia dibandingkan dengan metode
ceramah. Karena dalam kegiatan praktikum,
siswa terlibat langsung untuk melakukannya
sehingga ingatan siswa terhadap materi yang
diajarkan akan lebih permanen.
2. Apakah dengan pembelajaran Siswa mengaku, kegiatan pembelajaran kimia
menggunakan metode discovery mereka lebih aktif karena mereka hanya fokus
melalui kegiatan laboratorium terhadap permasalahan yang diajukan guru
membuat anda lebih aktif dalam dan berusaha mencari tahu jawabannya
kegiatan belajar atau justru sehingga tidak ada lagi kegiatan yang tidak
membuat kamu bosan? Berikan berhubungan dengan pembelajaran seperti
alasannya mengobrol dengan teman.
3. Dengan melaksanakan kegiatan Selama proses pembelajaran dengan metode
laboratorium membuat anda merasa discovery melalui kegiatan laboratorium
lebih ingin tahu / tidak? Jika ya, timbul rasa ingin tahu siswa terhadap hasil
berikan alasan dan jika tidak yang terjadi pada apa yang mereka amati
berikan alasanmu! dalam kegiatan praktikum.
4. Menurut anda, apakah penjelasan Menurut siswa, penjelasan yang diberikan
yang diberikan guru sudah cukup sudah cukup jelas.
jelas?
5. Apakah guru memberikan arahan Guru memberikan arahan dan bimbingan
dan bimbingan kepada siswa? kepada semua siswa.
6. Menurut anda, apakah guru sudah Menurut siswa, guru sudah dapat menciptakan
dapat menciptakan situasi belajar kondisi belajar yang kondusif, karena suasana
yang kondusif? kelas tidak terdengar berisik karena guru
selalu mengelilingi kelas untuk mengamati
siswa.

Dari hasil wawancara diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa


siswa merespon positif metode yang digunakan dan membuat
mereka tidak bosan, karena situasi belajar yang menggunakan
pendekatan laboratorium sehingga siswa merasa senang serta
meningkatkan keingintahuan siswa dan membantu siswa dalam
memahami konsep yang tidak hanya cukup dengan membaca buku
atau mendengarkan penjelasan langsung dari guru.
70

d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi data pada siklus II,
diperoleh gambaran bahwa menggunakan metode discovery dengan
kegiatan laboratorium telah efektif digunakan dalam proses
pembelajaran kimia pada konsep sistem koloid, antara lain:
1) Perhatian guru terhadap siswa sudah meningkat dan tidak hanya
pada sebagian siswa melainkan seluruh siswa.
2) Motivasi untuk terlibat didalam kegiatan belajar cukup tinggi,
siswa lebih percaya diri, lebih berani mengungkapkan
pendapatnya, lebih berkonsentrasi, dan lebih aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
3) Kegiatan siswa dalam melakukan langkah-langkah discovery
seperti melakukan penemuan, mengidentifikasi masalah, interaksi
antara siswa dengan siswa, merumuskan prinsip dan generalisasi
penemuan, serta melakukan penyelidikan terhadap permasalahan
yang diajukan guru telah mengalami peningkatan dibandingkan
siklus pertama dan memenuhi indikator pencapaian keberhasilan
dengan kategori baik
4) Hasil belajar yang diperoleh siswa telah mencapai indikator
pencapaian keberhasilan.
5) Hal-hal yang kurang dan perlu diperbaiki dalam siklus pertama
sudah terlihat adanya penyempurnaan dalam siklus II.

B. Pemeriksaan Keabsahan Data


Data diperoleh dan dikumpulkan dari hasil belajar siswa yang
diambil dengan memberikan tes hasil belajar kepada siswa pada setiap siklus,
baik siklus pertama maupun siklus II yang akan dihitung dengan berdasarkan
persentase dan rentang nilai yang kemudian dideskripsikan dalam bentuk
kalimat oleh peneliti.
Aktivitas dan situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakannya
tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat
71

dan diamati oleh peneliti sendiri sebagai observer ditempat sekolah yang
dijadikan tempat penelitian. Sedangkan tanggapan siswa terhadap metode
discovery dengan kegiatan laboratorium diambil dari kuesioner yang telah
dibuat oleh peneliti. Kuesioner yang diberikan kepada siswa yang diisi oleh
siswa setelah berakhirnya pembelajaran metode discovery dengan kegiatan
laboratorium di setiap siklusnya, baik pada siklus pertama maupun siklus
kedua yang telah dilaksanakan untuk memperoleh tanggapan siswa terhadap
penggunaan metode discovery dengan kegiatan laboratorium.
Selanjutnya, data yang telah diperoleh dan dikumpulkan untuk
dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif oleh peneliti.

C. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka diperoleh hasil temuan
penelitian. Temuan penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa aktifitas
siswa dalam melakukan langkah-langkah kegiatan discovery masih perlu
peningkatan dan belum memenuhi indikator keberhasilan, karena berdasarkan
observasi yang dilakukan pada siklus I, aktifitas siswa perlu ditingkatkan
dalam aspek melakukan penemuan (seperti mencatat, mengamati, dan lain-
lain), mengidentifikasi masalah, intrasksi siswa dengan siswa, merumuskan
prinsip dan generalisasi hasil penemuan, dan melakukan penyelidikan
terhadap permasalahan yang diajukan guru. Hal itu disebabkan karena
kurangnya pengawasan dari guru seperti membantu memperjelas tugas-tugas
yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing, mengecek pemahaman
siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan, membantu siswa dengan
informasi atau data yang dibutuhkan siswa, dan mengamati siswa dalam
melakukan kegiatan. Sedangkan pada siklus kedua, aktivitas siswa selama
proses pembelajaran dengan menggunakan metode discovery melalui kegiatan
laboratorium meningkat dan memenuhi indikator keberhasilan. Temuan ini
didukung berdasarkan observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran,
dimana pada siklus kedua ini, siswa lebih serius dan tenang pada saat proses
pembelajaran berlangsung, interaksi antara siswa dengan siswa dalam hal
72

kerjasama antar kelompok dan pembagian tugas masing-masing dalam


kelompok meningkat dan didukung oleh pengawasan guru yang lebih optimal,
sehingga siswa lebih fokus dalam melakukan langkah-langkah kegiatan
discovery. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil observasi pada aspek siswa
mengalami peningkatan dari siklus pertama dengan penilaian sedang menjadi
baik pada siklus kedua.
Peneliti juga melakukan tes hasil belajar yang diberikan tiap akhir
siklus. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kognitif
siswa pada konsep koloid. Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan,
kemampuan siswa di bidang kognitif mengalami peningkatan dari siklus I
dengan nilai rata-rata kelas sebesar 68,09 ke siklus II dengan nilai rata-rata
kelas sebesar 74,81.
Hasil kuisioner dan wawancara yang dilakukan kepada siswa
mendapat tanggapan yang positif pada siklus I ke siklus II. Siswa merasa
antusias dan termotivasi dengan metode pembelajaran yang digunakan karena
pembelajaran kimia dengan menggunakan metode discovery, siswa menjadi
lebih aktif. Hal ini didukung pula dengan kegiatan praktikum yang membuat
kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan dan rasa ingin tahu siswa
terhadap materi yang diajarkan menjadi lebih tinggi.
Hasil penelitian di atas, dapat membuktikan bahwa dengan belajar
menggunakan discovery learning, aktivitas belajar berpusat pada siswa,
karena siswa dibiarkan untuk menemukan sendiri konsep yang sudah ada atau
mengalami proses mental sehingga keingintahuan siswa bertambah dan pada
akhirnya hasil belajar siswa menjadi lebih baik dan meningkat. Hal ini sesuai
dengan keunggulan metode discovery yang dibahas pada bab II sebelumnya,
bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode discovery dapat
membangkitkan kegairahan belajar para siswa dan memperoleh pengetahuan
yang lebih pekat sehingga pada akhirnya memungkinkan siswa untuk
mendapatkan hasil belajar kimia yang lebih baik dan meningkat.
73

BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kimia dengan
menggunakan metode discovery melalui kegiatan laboratorium dapat
meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid. Selain itu,
berdasarkan data observasi, kuesioner, dan wawancara siswa juga dapat
terlihat bahwa pembelajaran kimia dengan menggunakan metode discovery
melalui kegiatan laboratorium pada siklus II lebih baik dibandingkan dengan
siklus I. Hal ini terjadi karena pada siklus II terdapat perbaikan tindakan yang
dilakukan oleh guru, seperti pengaturan waktu yang lebih proporsional,
peningkatan pengawasan guru terhadap seluruh siswa dan memeriksa bahwa
semua siswa memahami tujuan dan prosedur kegiatan yang harus dilakukan,
memberikan motivasi kepada siswa serta adanya pembagian tugas yang
merata kepada anggota kelompok masing-masing sehingga semua siswa
terlibat dalam memecahkan masalah dan memperhatikan proses penemuan
yang dilakukan. Peningkatan hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem
koloid juga dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar yang
diperoleh siswa pada siklus I sebesar 68,09 meningkat menjadi 74,81 pada
siklus II.
Dengan demikian, maka berdasarkan data-data di atas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar kimia siswa mengalami peningkatan dengan
menggunakan metode discovery melalui kegiatan laboratorium karena telah
mencapai kriteria indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

B. Saran
Dari kesimpulan diatas, maka penulis ingin menyumbangkan beberapa
saran, yaitu:
74

1. Kepala sekolah hendaknya memperhatikan fasilitas dan lingkungan belajar


siswa untuk mendukung peningkatan kualitas pembelajaran melalui variasi
model dan metode pembelajaran.
2. Guru hendaknya menggunakan metode yang cocok bagi siswa dan pokok
bahasan yang sedang dipelajari.
3. Guru hendaknya menggunakan metode maupun media yang bervariasi
untuk mencegah munculnya kebosanan pada siswa dan suasana belajar
akan lebih menyenangkan.
4. Dalam proses pembelajaran sebaiknya situasi belajar berpindah dari situasi
teacher dominated learning menjadi situasi belajar student dominated
learning.
5. Dalam proses pembelajaran, guru lebih memotivasi siswa untuk belajar
lebih baik sehingga hasil belajar akan meningkat.
6. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode discovery
melalui kegiatan laboratorium, seorang guru harus benar-benar
memperhatikan aktivitas belajar yang dilakukan siswa dengan optimal.
75

DAFTAR PUSTAKA

Anonym, Kimia Dari Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia Bebas Berbahasa


Indonesia”, dari http://www.id.wikipedia.org, 16 Maret 2008.

Anonym, Metode Penemuan, from http://www.laboratorium-um.sch.id/files.pdf,


1 Agustus 2010,

Anshory, Irfan dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II, Jakarta: Erlangga.
1996.

Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research),


Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

-------------------------, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara,


2002, cet. Ke-III

Aqib, Zainal Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: CV. Yrama Widya, 2006.

Bruce, Jessica, Discovery Learning…, dari


www.bsu.edu/web/jccassady/393web/students/Bruce.htm.

Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Kimia untuk SMA dan


MA. Jakarta: Depdiknas, 2003.

Muhammad Faiq Dzaki, Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided


Discovery Learning), from
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-
penemuan-terbimbing.html, 2 April 2009.

Erlyana, Aan, Inquiry In The teaching of English for Young Learners, Pancaran
Pendidikan, XV, 53, 2002.

Fatmawati, Perbedaan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Menggunakan


Metode Inquiry dan Discovery di kelas IV SD Kota Padang, Jurnal lmu
Pendidikan, No. 2 Th. III, 2003

Feronika, Tonih dan Burhanuddin Milaman, Evaluasi Pendidikan Kimia (Modul).


Jakarta: Program Studi Pendidikan Kimia FITK, 2006.

Hamalik, Prof. Dr. Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan


Sistem Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

-------------------------------, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2002.


76

Herdian, Metode Pembelajaran Discovery (penemuan), from


http://herdi07.wordpress.com/2010/05/27/metode-pembelajaran-discovery-
Penemuan/, 1 Agustus 2010

Heriyanto, Pengaruh Metode Pembelajaran Discovery Inquiry Terhadap Hasil


Belajar Kimia Siswa Kelas X SMAN 2 Ciputat, Skripsi UIN, 2006.

Herlanti,Yanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: FITK


Jurusan Pendidikan IPA, UIN Syarif Hidayatullah, 2006.

Islami, Nur Rahmah, Kemampuan Psikomotor Siswa dalam Praktikum


Reproduksi Generatif pada Tumbuhan. Jurusan Pendidikan Biologi
FPMIPA UPI: tidak di terbitkan, 2002.

Johari, M.Sc dan Ir. M. Rachmawati, Kimia SMA dan MA Kelas X, Jakarta: Esis,
2006.

Justiana, Sandri dan Mukhtaridi, Chemistry for Senior high School, Jakarta:
Yudhistira.2009.

Mardana, IB. Putu, Intensifikasi Pelaksanaan Kegiatan Laboratorium dalam


Pembelajaran IPA Sebagai Upaya Meningkatkan Minat, Sikap Ilmiah,
dan Prestasi Belajar IPA Siswa SLTP Negeri I Singaraja. Majalah Ilmiah
Aneka Widya. No. 3 Th. XXXIII, 2000.

Miranda, Yula Pengaruh Pembelajaran Discocery Terpimpin dan Pendekatan


STM Terhadap Hasil Belajar Keanekaragaman Hayati pada Siswa Kelas
X SMUN Palangkaraya, Jurnal Penelitian Pendidikan, No. I, th. 9, Juni
2002

Nata, Prof. Dr. Abuddin, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta:
Prenada Media Group, 2009, cet. ke-I.

Nuraeni, Eni dan Dra. Kusdianti, Implementasi Model Pembelajran Induktif untuk
Mengajarkan Konsep Keanekaragaman Tumbuhan di SLTP dalam
Seminar Nasional Pendidikan Matematikan dan IPA, Seminar Nasional
Pendidikan Matematika dan IPA, Juli 2004.

Putra Yasa, Ida Bagus, “Mengajar Dengan Inkuiri”, dalam Jurnal PRASI Vol.2
No.3 Tahun 2004.

R, Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT Asli


Mahasatya, 2003.
77

Rahman, Mardia H, Penerapan Model Belajar Penemuan dengan Kegiatan


Laboratorium (Suatu Upaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,
Jurnal Pendidikan. No. 1 Th. I, 2004.

Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Sidharta, Arief, “Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium


sebagai Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP”, dalam Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Ilmu Pengetahuan Alam, dari http://www.p4tkipa.org.

Slameto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2001.

Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, cet. Ke-V.

Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada, 2001, cet. Ke-3.

Sudjana, Nana, Penilaian Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, cet. ke-VII, 2001.

Supardi, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Beserta


Sistematika Proposal dan Laporannya, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.

Syahmani, Laboratorium sebagai Pusat Pengajaran Kimia Organik. Jurnal Vidya


Karya. No. 2 Th. XX, Oktober 2002.

Syaodih Sukmadinata, Nana Metode Penelitian Tindakan, Bandung: Remaja


Rosda Karya, 2007, Cet. III

Tim Peneliti Universitas Udayana, Pengaruh Pola asuh Orang Tua dan
Pengajaran Dengan Metode Discovery-Inquiry Terhadap Konsep Diri
Serta Hubungannya dengan Prestasi Belajar IPA Siswa SMP Negeri di
Propinsi Bali, dalam Laporan Penelitian Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Udayana, 1992, h. 9

Wahyana, Pengelolaan Pengajaran Fisika, Jakarta: UT, 2001.


Waluyo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar, Jakarta:Penerbit Karunika Jaya,
1987.

W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: PT Media Abadi, 2005.


78

SILABUS
Nama Sekolah : MA Negeri 12 Jakarta
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/II
Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Sumber


Pembelajaran waktu Media
Mengelompokkan Sistem koloid  Mengamati beberapa  Mengelompokkan Jenis tagihan: 3 jam Buku kimia,
sistem koloid larutan dan campuran yang ada di Tugas individu pelajaran Lembar
berdasarkan hasil mengelompokkannya ke lingkungan ke dalam Kuis kerja,
pengamatan dan dalam suspensi, larutan suspensi, sistem koloid, Bahan/alat
penggunaannya di sejati dan sistem koloid. dan larutan sejati serta untuk
industri menyimpulkan praktek
perbedaannya.

 Mendeskripsikan  Mengelompokkan jenis Bentuk instrumen:


macam-macam koloid koloid berdasarkan fase Tes tertulis dalam
berdasarkan zat terdispersi dan medium bentuk pilihan
terdispersi dan medium pendispersi ganda dan esai
pendispersi.

 Melalui diskusi  Menjelaskan


kelompok siswa dapat penggunaan koloid di
menjelaskan industri makanan,
penggunaan koloid di kosmetik, dan farmasi
industri makanan,
kosmetik, dan farmasi
79

Mengidentifikasi Sifat koloid  Melalui diskusi  Mendeskripsikan sifat- Jenis tagihan: 3 jam Buku kimia,
sifat-sifat koloid dan kelompok sifat koloid (efek Tugas individu pelajaran Lembar
menerapkannya mengidentifikasi serta Tyndall, gerak Brown, Kuis, ulangan kerja,
dalam kehidupan mengklasifikasikan dialisis, elektroforesis, Bahan/alat
sehari-hari jenis dan sifat koloid emulsi, dan koagulasi) untuk
dari data percobaan. praktek

 Melakukan percobaan  Menjelaskan koloid Bentuk instrumen:


sifat-sifat koloid secara liofil dan liofob Tes tertulis dalam
kelompok bentuk pilihan
ganda dan esai
Peranan  Mengidentifikasi  Mendeskripsikan
koloid dalam peranan koloid di peranan koloid di
kehidupan industri kosmetik, industri kosmetik,
makanan, farmasi dan makanan, dan farmasi
membuatnya dalam
bentuk tabel (daftar)
secara individu di
rumah.
Membuat berbagai Pembuatan  Merancang dan  Menjelaskan proses Jenis tagihan : 2 jam
sistem koloid koloid melakukan percobaan pembuatan koloid melalui Tugas kelompok pelajaran
dengan bahan-bahan pembuatan koloid dalam percobaan.
yang ada di kerja kelompok di
sekitarnya laboratorium. Bentuk instrumen:
Performans
(kinerja dan sikap)
,laporan tertulis,
Tes tertulis
80
Lampiran 2 80

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : XI/2
Pertemuan Ke :1
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
__________________________________________________________________
Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar : Mengelompokkan sistem koloid berdasarkan hasil
pengamatan dan penggunaannya di industri
Indikator :

Menjelaskan pengertian sistem koloid.

Menyimpulkan perbedaan sistem koloid, suspensi
dan larutan.
 Menjelaskan komponen-komponen koloid dan
rentangan diameter partikel koloid.
 Mengelompokkan campuran yang ada di
lingkungan ke dalam sistem koloid, larutan dan
suspensi.
__________________________________________________________________
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran, diharapkan siswa dapat:
1. Mendeskripsikan pengertian sistem koloid.
2. Mengetahui perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi.
3. Memberi contoh larutan, koloid, dan suspensi.

B. Materi Pembelajaran
Pengertian dan komponen sistem koloid

C. Metode Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran : Discovery
2. Model pembelajaran : Eksperimen
Lampiran 2 81

D. Skenario pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru memberi salam untuk membuka pelajaran.
b. Mengabsensi siswa
c. Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa.
d. Melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian
konsep, dan generalisasi pengetahuan.
e. Melakukan seleksi bahan, problema atau tugas-tugas.
f. Membantu memperjelas tugas / problema yang dihadapi siswa serta
peranan masing-masing siswa.
g. Mempersiapkan kelas dan alat-alat serta bahan-bahan yang diperlukan
untuk kegiatan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (75 menit)
a. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan.
b. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk
mengkajinya serta mengerjakan latihan-latihannya bersama teman
sekelompoknya.
c. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan atau
pengamatan di laboratorium dengan tujuan dapat membedakan larutan,
koloid dan suspensi.
d. Siswa melakukan penyelidikan tentang permasalahan yang diajukan
guru.
e. Guru membantu siswa dengan informasi / data jika diperlukan siswa.
f. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang
mengarahkan dan mengidentifikasi masalah.
g. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa.
h. Siswa mengidentifikasi beberapa kemungkinan jawaban dan mengkaji
dari berbagai sumber, membaca hasil temuan, mencatat hasil temuan
dan menyimpulkan hasilnya.
i. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil temuannya di
depan kelas.
Lampiran 2 82

j. Guru membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil


penemuannya.
3. Kegiatan Akhir ( 5 menit)
a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat laporan
praktikum.

E. Sumber Belajar
1. Buku kimia SMA kelas XI
2. Alat dan bahan percobaan

F. Penilaian:
1. Afektif dan psikomotor
Bentuk : Lembar pengamatan / observasi siswa
2. Kognitif
Bentuk : Lembar Kerja Siswa (LKS) dan laporan praktikum
Lampiran 2 83

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : XI/2
Pertemuan Ke :2
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
__________________________________________________________________
Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat koloid dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :

Mendeskripsikan serta membedakan antara fase
terdispersi dan medium pendispersi.
 Menjelaskan adanya 8 macam sistem koloid
berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi.
 Mengelompokkan koloid yang ada di lingkungan ke
dalam beberapa macam sistem koloid.
 Membahas penggunaan sistem koloid dalam industri
kosmetik, makanan, farmasi, dan lain-lain.
 Menjelaskan koloid liofil dan liofob.
 Memberikan contoh koloid liofil dan liofob.
_________________________________________________________________
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran, diharapkan siswa dapat:
1. Mendeskripsikan serta membedakan antara fase terdispersi dan medium
pendispersi.
2. Menjelaskan macam-macam sistem koloid berdasarkan fase terdispersi
dan medium pendispersi.
3. Memberi contoh untuk setiap golongan koloid.
4. Mengelompokkan koloid yang ada di lingkungan ke dalam beberapa
macam sistem koloid.
5. Membahas penggunaan sistem koloid dalam industri kosmetik, makanan,
farmasi, dan lain-lain.
6. Menjelaskan dan memberikan contoh koloid liofil dan liofob.

B. Materi Pembelajaran
Pengelompokkan sistem koloid
Lampiran 2 84

C. Metode Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran : Discovery
2. Model pembelajaran : Pembelajaran berdasarkan masalah

D. Skenario pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru memberi salam untuk membuka pelajaran.
b. Mengabsensi siswa
c. Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa.
d. Melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian
konsep, dan generalisasi pengetahuan.
e. Melakukan seleksi bahan, problema atau tugas-tugas.
f. Membantu memperjelas tugas / problema yang dihadapi siswa serta
peranan masing-masing siswa.
g. Mempersiapkan kelas dan alat-alat serta bahan-bahan yang diperlukan
untuk kegiatan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (75 menit)
a. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan
melalui permasalahan / pertanyaan kepada siswa.
b. Guru membagikan LKS kepada siswa untuk mengkajinya serta
mengerjakan latihan-latihannya.
c. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan atas
permasalahan yang diajukan guru.
d. Siswa melakukan penyelidikan tentang permasalahan yang diajukan
guru dengan mengidentifikasi barang- barang industri kosmetik,
makanan dan farmasi ke dalam 8 macam sistem koloid dan mengisi
lembar LKS yang telah diberikan.
e. Guru membantu siswa dengan informasi / data jika diperlukan siswa.
f. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang
mengarahkan dan mengidentifikasi masalah.
Lampiran 2 85

g. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa.


h. Siswa mengidentifikasi beberapa kemungkinan jawaban dan mengkaji
dari berbagai sumber, membaca hasil temuan, mencatat hasil temuan
dan menyimpulkan hasilnya.
i. Guru membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil
penemuannya.
3. Kegiatan Akhir (5 menit)
a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat resume
mengenai sifat-sifat koloid.

E. Sumber Belajar
1. Buku kimia SMA kelas XI

F. Penilaian:
1. Kognitif
Bentuk : Lembar Kerja Siswa (LKS) dan laporan praktikum
2. Afektif dan psikomotor
Bentuk : Lembar pengamatan / observasi
Lampiran 2 86

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : XI/2
Pertemuan Ke : 4
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
__________________________________________________________________
Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat koloid dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :

Mengetahui sifat-sifat koloid (efek Tyndall, gerak
Brown, dialisis, elektroforesis, emulsi, dan koagulasi)
melalui pengamatan sifat-sifat koloid.
________________________________________________________________
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran, diharapkan siswa dapat:
1. Mengamati dan membahas efek Tyndall yang terjadi di lingkungan sekitar.
2. Menjelaskan gerak Brown yang ditujukkan oleh partikel koloid.
3. Mendeskripsikan proses dialisis serta memberikan contohnya.
4. Menjelaskan peristiwa terjadinya muatan listrik pada partikel koloid.
5. Menjelaskan kestabilan koloid dan peristiwa elektroforesis.
6. Mengamati koagulasi koloid dan mengetahui penyebabnya.
7. Memberikan contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari.

B. Materi Pembelajaran
Sifat-sifat Koloid

C. Metode Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran : Discovery
2. Pendekatan pembelajaran : Eksperimen
Lampiran 2 87

D. Skenario pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru memberi salam untuk membuka pelajaran.
b. Mengabsensi siswa
c. Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa.
d. Melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian
konsep, dan generalisasi pengetahuan.
e. Melakukan seleksi bahan, problema atau tugas-tugas.
f. Membantu memperjelas tugas / problema yang dihadapi siswa serta
peranan masing-masing siswa.
g. Mempersiapkan kelas dan alat-alat serta bahan-bahan yang diperlukan
untuk kegiatan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (75 menit)
a. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan.
b. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk
mengkajinya serta mengerjakan latihan-latihannya bersama teman
sekelompoknya.
c. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan atau
pengamatan di laboratorium dengan tujuan dapat mengetahui sifat-sifat
koloid.
d. Siswa melakukan penyelidikan tentang permasalahan yang diajukan
guru.
e. Guru membantu siswa dengan informasi / data jika diperlukan siswa.
f. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang
mengarahkan dan mengidentifikasi masalah.
g. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa.
h. Siswa mengidentifikasi beberapa kemungkinan jawaban dan mengkaji
dari berbagai sumber, membaca hasil temuan, mencatat hasil temuan
dan menyimpulkan hasilnya.
i. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil temuannya di
depan kelas.
Lampiran 2 88

j. Guru membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil


penemuannya.
3. Kegiatan Akhir (5 menit)
a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat laporan
praktikum.

E. Sumber Belajar
1. Buku kimia SMA kelas XI
2. Alat dan bahan yang menunjang praktikum

F. Penilaian:
1. Kognitif
Bentuk : Lembar Kerja Siswa (LKS) dan laporan praktikum
2. Afektif dan psikomotor :
Bentuk : Lembar pengamatan / observasi
Lampiran 2 89

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : XI/2
Pertemuan Ke : 5
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
__________________________________________________________________
Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat koloid dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari
Indikator : Menjelaskan proses pembuatan koloid melalui percobaan.
________________________________________________________________
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran, diharapkan siswa dapat:
1. Menjelaskan proses pembuatan koloid melalui percobaan.
2. Mengetahui macam-macam proses pembuatan koloid

B. Materi Pembelajaran
Pembuatan koloid

C. Metode Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran : Discovery
2. Pendekatan pembelajaran : Eksperimen

D. Skenario pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru memberi salam untuk membuka pelajaran.
b. Mengabsensi siswa
c. Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa.
d. Melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian
konsep, dan generalisasi pengetahuan.
e. Melakukan seleksi bahan, problema atau tugas-tugas.
Lampiran 2 90

f. Membantu memperjelas tugas / problema yang dihadapi siswa serta


peranan masing-masing siswa.
g. Mempersiapkan kelas dan alat-alat serta bahan-bahan yang diperlukan
untuk kegiatan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (75 menit)
a. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan.
b. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk
mengkajinya serta mengerjakan latihan-latihannya bersama teman
sekelompoknya.
c. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan atau
pengamatan di laboratorium dengan tujuan dapat mengetahui macam-
macam pembuatan koloid serta memparaktekkannya.
d. Siswa melakukan penyelidikan tentang permasalahan yang diajukan
guru.
e. Guru membantu siswa dengan informasi / data jika diperlukan siswa.
f. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang
mengarahkan dan mengidentifikasi masalah.
g. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa.
h. Siswa mengidentifikasi beberapa kemungkinan jawaban dan mengkaji
dari berbagai sumber, membaca hasil temuan, mencatat hasil temuan
dan menyimpulkan hasilnya.
i. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil temuannya di
depan kelas.
j. Guru membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil
penemuannya.

3. Kegiatan Akhir (5 menit)


a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mereview kembali di
rumah materi sifat-sifat koloid dan proses pembuatan koloid.
Lampiran 2 91

E. Sumber Belajar
1. Buku kimia SMA kelas XI
2. Alat dan bahan yang menunjang praktikum

F. Penilaian:
Penilaian:
1. Kognitif
Bentuk : Lembar Kerja Siswa (LKS) dan laporan praktikum
2. Afektif dan Psikomotor
Bentuk : Lembar pengamatan / observasi
92

Lampiran 3

KISI-KISI SOAL INSTRUMEN PENELITIAN

Sub Pokok
Indikator No Soal Jenjang Jawaban
Pembelajaran
Sistem Koloid o Mengelompokkan 1 Dari suatu percobaan terhadap beberapa campuran C3 C
campuran yang ada diperoleh data sebagai berikut:
di lingkungan ke
dalam suspensi, No Campuran Larut/ Jernih/ Stabil / Ada
sistem koloid, dan tidak keruh tidak residu/tidak
larutan sejati serta 1 Gula + air Larut Jernih Stabil Tidak
menyimpulkan 2 Tepung + Tidak Keruh Tidak Ada
perbedaannya air
3 Susu + air Tidak Keruh Stabil Tidak
4 Santan + Tidak Keruh Stabil Tidak
air

Dari data di atas, yang termasuk koloid adalah nomor…


a. 1 dan 2 d. 2 dan 3
b. 1 dan 3 e. 2 dan 4
c. 3 dan 4

2 Berikut merupakan sifat-sifat suspensi, kecuali… C1 B


a. homogen
b. partikel berukuran > 100 nm
c. dua fase
d. tidak stabil
e. dapat disaring
93

3. …. bukan merupakan sistem koloid. C2 B


a. lateks d. tinta
b. air sadah e. margarine
c. batu apung
4. Di bawah ini yang termasuk koloid, kecuali…… C2 B
a. susu d. tinta
b. kopi e. lem kanji
c. kaca
5. Pernyataan di bawah ini sebagai berikut. C4 E
i. Susu tampak putih, keruh, dan homogen
ii. Larutan gula pasir tidak berwarna
iii. Kapur dalam air membentuk endapan
iv. Agar-agar dalam air panas menggumpal
Yang merupakan sistem koloid adalah….
a. i dan ii
b. i dan iii
c. ii dan iv
o Menjelaskan d. iii dan iv
komponen- e. i dan iv
komponen koloid 6. Ukuran partikel koloid adalah… C1 E
dan rentangan a. koloid > 100 nm d. koloid = 1 nm
diameter partikel b. koloid < 100 nm e. 1 nm ≤ koloid ≤100 nm
koloid. c. koloid = 100 nm
94

7. Berikut yang membedakan koloid dengan larutan C2 B


adalah….
a. Ukuran partikel larutan > 100 nm, sedangkan ukuran
partikel koloid antara 1nm dan 100 nm
b. Larutan terdiri dari satu fase, sedangkan koloid terdiri
dari dua fase
c. Larutan bersifat homogen, sedangn koloid bersifat
heterogen
d. Larutan stabil, sedangkan koloid tidak stabil
e. Larutan dapat disaring, sedangkan koloid tidak dapat
disaring
o Menggolongkan 8 8. Campuran yang tidak dapat membentuk koloid adalah… C2 E
macam sistem a. gas-cair
koloid berdasarkan b. cair-cair
fase terdispersi dan c. padat-cair
medium d. padat-padat
pendispersi. e. gas-gas
9. Dispersi zat cair atau zat padat dalam gas disebut… C1 E
a. sol
b. buih
c. suspensi
d. emulsi
e. aerosol
10. Dispersi yang terdapat dalam koloid aerosol adalah… C1 D
a. gas dalam cair
b. cair dalam padat
c. cair dalam cair
d. padat dalam gas
e. padat dalam cair
95

11. ....... termasuk buih padat. C2 E


a. krim kocok d. awan
b. tinta e. batu apung
c. asap
12. Buih adalah... C1 D
a. zat padat terdispersi dalam zat cair
b. zat cair terdispersi dalam zat padat
c. gas terdispersi dalam zat padat
d. gas terdispersi dalam zat cair
e. zat cair terdispersi dalam zat cair
o Mengelompokkan 13. Koloid berikut fase terdispersinya cair, kecuali… C2 D
koloid yang ada di a. susu d. busa sabun
lingkungan di b. mutiara e. santan
lingkungan ke c. kabut
dalam beberapa 14. Mutiara adalah sistem koloid.... C2 B
macam sistem a. padat dalam cair
koloid. b. cair dalam padat
c. gas dalam padat
d. cair dalam gas
e. gas dalam cair
15. Berikut ini yang termasuk koloid padat dalam gas adalah… C2 A
a. debu d. karet busa
. b. sabun e. buih sabun
c. awan

16. Fase terdispersi dan medium pendispersi pada asap C2 B


adalah..
a. cair dalam gas d. padat dalam padat
b. padat dalam gas e. cair dalam padat
c. gas dalam cair
96

17. Kabut adalah sistem koloid……….. C1 B


a. gas dalam zat cair e. zat cair dalam zat cair
b. zat cair dalam gas
c. padat dalam gas
d. gas dalam gas
18. Kebakaran hutan dapat dipadamkan dengan bom aerosol, C2 A
dan medium pendispersinya adalah…
a. gas d. air
b. cairan e. pasir
c. zat padat
19. Beberapa produk di bawah ini sebagian mengandung C3 B
bahan ejeni aerosol dalam pemanfaatannya, kecuali…
a. minyak wangi d. parfum
b. buih sabun e. cat semprot
c. obat nyamuk
20. Di bawah ini yang merupakan emulsi air dalam minyak C2 C
adalah…
a. susu d. lateks
b. santan e. mayones
c. minyak ikan
21. Minyak dapat bercampur dengan air jika ditambahkan C3 E
sabun. Fungsi sabun adalah…
a. zat terdispersi
b medium pendispersi
c. gel
d. sol
e. emulgator
97

Sifat Koloid o Mengetahui sifat- 22. Gerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut.. C1 C
sifat koloid (efek a. elektrokimia
Tyndall, gerak b. elektrofobik
Brown, dialisis, c. elektroplating
elektroforesis, d. elektrolisis
adsorpsi, dan e. elektroforesis
koagulasi) 23. Penghamburan berkas sinar di dalam sistem koloid C1 A
disebut..
a. efek Tyndall c. kondensasi e. koagulasi
b. gerak Brown e. elektroforesis
24. Gerak Brown dalam sistem koloid terjadi karena… C2 E
a. gaya gravitasi
b. tolak menolak antara koloid yang bermuatan sama
c. tarik menarik antara partikel koloid yang berbeda
muatan
d. tumbukan anatara partikel koloid
e. tumbukan molekul dengan partikel koloid
25. Kelebihan elektrolit dalam suatu dispersi koloid biasanya C2 C
dihilangkan dengan..
a. elektrolisis d. dekantasi
b. elektroforesis e. presipitasi
c. dialisis
26. … tidak termasuk contoh koagulasi C2 C
a. pembuatan tahu
b. pembuatan yogurt
c. pemutuhan gula tebu
d. penjernihan air sungai dengan tawas
e. perebusan telur
98

27. Yang bukan sifat koloid adalah... C1 D


a. efek Tyndall
b. gerak Brown
c. absorpsi
d. higroskopis
e. elektroforesis
28. Suatu cara untuk menunjukkan partikel koloid bermuatan C1 C
disebut....
a. dialisis d. hidrofil
b. liofil e. liofob
c. elektrofil
29. Setelah air sungai yang keruh disaring, diperoleh filtrat C4 B
yang jernih. Filtrat tersebut ternyata menunjukkan efek
Tyndall. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa air
sungai tergolong...
a. larutan sejati d. sol e. dispersi
b. koloid e. suspensi
30. Pemisahan koloid dengan cara penyaringan, yaitu dengan C3 D
menggunakan selaput membran yang diletakkan dalam air
yang mengalir disebut proses....
a. dispersi d. dialisis
b. elektroforesis e. kondensasi
c. elektrolisis
31. Pemberian tawas pada air yang diolah untuk air minum C3 A
o Memberikan contoh berguna untuk ….
dari sifat-sifat a. menjernihkan air
koloid b. menghilangkan bau
c. mencegah pencemaran air
d. membunuh bakteri yang berbahaya
e. mencegah pengendapan pengotor dalam air
99

32. Peristiwa berikut: C4 D


I. Pembentukan delta pada muara sungai
II. Pemurnian gula pasir
III. Penyembuhan sakit perut oleh norit
IV. Penjernihan air
Yang bukan merupakan contoh peristiwa koagulasi koloid
ialah....
a. I dan III c. I dan II e. II dan IV
b. I dan IV d. II dan III

33. Peristiwa dalam kehidupan yang berhubungan dengan C3 B


proses koagulasi koloid adalah.....
a. terbentuknya awan
b. pembentukan delta di muara sungai
c. penggunaan tawas pada pemberian warna tekstil
d. penggunaan kaporit pada pemurnian air minum
e. warna biru langit di siang hari yang cerah
34. Orang yang terkena penyakit ginjal harus melakukan C3 D
pencucian darah yang biayanya relatif mahal. Prinsip
pencucian darah dilakukan berdasarkan....
a. dialisis d. elektroforesis
b. elektrolisis e. hidrolisis
c. peptisasi
35. Umumnya, masyarakat menggunakan tawas untuk C3 B
menjernihkan ar, baik air sumur, air PAM, atau jenis air
lainnya. Prinsip penjernihan air dengan menggunakan
tawas berkatitan dengan sifat koloid adalah....
a. gerak brown d. kondensasi
b. elektrolisis e. dispersi
c. efek Tyndall
100

Peranan o Mendeskripsikan 36. Berikut ini yang termasuk koloid liofil adalah… C3 A
koloid dalam koloid liofil dan a. lem kanji, agar-agar, dan mentega
kehidupan liofob serta b. batu apung, awan, dan sabun
memberikan contoh c. belerang, agar-gar, dan mentega
masing-masing. d. susu, kaca, dan mutiara
e. minyak tanah, asap, dan debu
37. Di bawah ini beberapa contoh koloid hidrofil, kecuali… C2 C
a. sabun
b. detergen
c. sol belerang
d. agar-agar
e. gelatin
38. Koloid yang fase terdispersinya suka terhadap medium C1 A
pendispersi disebut…
a. liofil d. hidrofob
b. liofob e. sol
c. hidrofil

39. Di antara zat-zat berikut ini yang tidak dapat membentuk C2 B


koloid liofil jika didispersikan ke dalam air adalah…
a. kanji
b. belerang
c. gelatin
d. sabun
e. agar-agar
101

Pembuatan o Mendeskripsikan 40. Pembuatan koloid dengan cara mengubah partikel-partikel C1 A


koloid dan menggolongkan kasar menjadi berukuran koloid disebut cara..
macam-macam a. dispersi
proses pembuatan b. koagulasi
koloid. c. elektrolisis
d. kondensasi
e. hidrolisis
41. Koloid di bawah ini yang dibuat dengan cara redoks C1 C
adalah…
a. emusi d. aerosol padat
b. gel e. aerosol cair
c. sol emas
42. Pembuatan sol belerang dengan cara penggerusan serbuk C1 D
bersama gula pasir dan air adalah cara…
a. hidrolisis d. mekanik
b. busur bredig e. peptisasi
c. redoks
43. di bawah ini merupakan pembuatan koloid dengan cara C3 B
hidrolisis adalah…
a. Au → sol au
b. FeCl3 + H2O → sol Fe(OH)3
c. AgNO3 + KCl → sol AgCl
d. AgCl + Cl- → sol AgCl
e. Na2S2O3 + H+ → sol S
44. Pembuatan sol Fe(OH)3 dilakukan dengan cara… C2 D
a. mekanik d. hidrolisis
b. peptisasi e. dekomposisi rangkap
c. reaksi redoks
102

45. Berikut ini merupakan pembuatan koloid. C4 C


1. larutan FeCl3 dimasukkan ke dalam air mendidih
2. menggiling serbuk belerang, kemudian dimasukkan ke
dalam air
3. agar-agar dipeptisasi oleh air
4. mereaksikan larutan perak nitrat encer dengan larutan
HCl encer
Yang bukan merupakan pembuatan koloid secara dispersi
adalah
a. 1 dan 3 d. 2 dan 3
b. 1 dan 4 e. 2 dan 4
c. 1 dan 2
46. Diantara beberapa percobaan pembuatan koloid berikut: C4 D
1) Agar-agar yang dimasak,
2) Minyak dan air,
3) Susu dan air ,
4) Kalsium asetat jenuh ditambah alkohol,
5) Belerang dan gula digerus ditambah air.
Yang menunjukkan proses pembuatan gel adalah…..
a. 1 dan 3 d. 1 dan 4
b. 2 dan 5 e. 2 dan 3
c. 3 dan 4
47. Tahu dibuat dari kedelai yang dihancurkan menjadi bubur, C4 B
kemudian diambil sarinya untuk dipadatkan. Pembuatan
tahu merupakan contoh dari sifat koloid yang disebut…
a. adsorpsi
b. koagulasi
c. gerak Brown
d. elektroforesis
e. dialisis
103

48. Pembuatan koloid berikut yang termasuk pembuatan cara C3 D


dispersi adalah…
a. Sol As2S3 dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke
dalam larutan As2O3
b. Sol belerang dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke
dalam larutan SO2
c. Sol AgCl dibuat dengan mereaksikan perak nitrat encer
dengan larutan HCl
d. Sol Fe(OH)3 dibuat dengan menambahkan larutan
FeCl3 jenuh ke dalam air yang mendidih
e. Sol emas dibuat dengan melompatkan bunga api listrik
dari elektrode au ke dalam air

49. Pembuatan koloid. C2 D


1. Reaksi redoks
2. Homogenisasi
3. Busur Bredig
4. Penggaraman
yang termasuk pembuatan koloid dengan cara dispersi
adalah..
a. 1 dan 2
b. 1 dan 4
c. 3 dan 4
d. 2 dan 3
e. 2 dan 4
104

50. Berikut adalah empat percobaan pembuatan koloid. C4 E


1) Larutan gas H2S dilarutkan ke dalam larutan arsen
oksida yang encer.
2) Larutan jenuh FeCL3 diteteskan ke dalam air yang
mendidih
3) Sol gelatin dipanaskan
4) Larutan kalsium asetat jenuh dicampur dengan alcohol
95%.
Percobaan yang menunjukkan pembuatan gel terdapat pada
nomor..
a. 1 dan 2
b. 1 dan 4
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 3 dan 4
Lampiran 4 105

SIKLUS I
Petunjuk Pengisian
1. Pilihlah satu jawaban yang menurut anda benar
2. Berikan tanda silang (x) pada jawaban yang anda pilih
3. Periksa kembali jawaban anda, sebelum dikumpulkan

1. Berikut merupakan sifat-sifat suspensi, kecuali…


a. homogen
b. partikel berukuran > 100 nm
c. dua fase
d. tidak stabil
e. dapat disaring

2. Berikut yang membedakan koloid dengan larutan adalah….


a. Ukuran partikel larutan > 100 nm, sedangkan ukuran partikel koloid antara
1nm dan 100 nm
b. Larutan terdiri dari satu fase, sedangkan koloid terdiri dari dua fase
c. Larutan bersifat homogen, sedangkan koloid bersifat heterogen
d. Larutan stabil, sedangkan koloid tidak stabil
e. Larutan dapat disaring, sedangkan koloid tidak dapat disaring

3. Campuran yang tidak dapat membentuk koloid adalah…


a. gas-cair d. padat-padat
b. cair-cair e. gas-gas
c. padat-cair

4. Dari suatu percobaan terhadap beberapa campuran diperoleh data sebagai


berikut:

No Campuran Larut/tidak Jernih/keruh Stabil/tidak Ada


residu/tidak
1 Gula + air Larut Jernih Stabil Tidak
2 Tepung + air Tidak Keruh Tidak Ada
3 Susu + air Tidak Keruh Stabil Tidak
4 Santan + air Tidak Keruh Stabil Tidak
Dari data di atas, yang termasuk koloid adalah nomor…
a. 1 dan 2 d. 2 dan 3
b. 1 dan 3 e. 2 dan 4
c. 3 dan 4

5. Dispersi zat cair atau zat padat dalam gas disebut…


a. sol d. emulsi
b. buih e. aerosol
c. suspensi
Lampiran 4 106

*
6. Ukuran partikel koloid adalah…
a. koloid > 100 nm d. koloid = 1 nm
b. koloid < 100 nm e. 1 nm ≤ koloid ≤100 nm
c. koloid = 100 nm

7. di bawah ini termasuk koloid, kecuali ……..


a. susu c. kaca e. lem kanji
b. kopi d. tinta

8. Pernyataan di bawah ini sebagai berikut.


i. Susu tampak putih, keruh, dan homogen
ii. Larutan gula pasir tidak berwarna
iii. Kapur dalam air membentuk endapan
iv. Agar-agar dalam air panas menggumpal
Yang merupakan sistem koloid adalah….
a. i dan ii c. ii dan iv e. i dan iv
b. i dan iii d. iii dan iv

9. Beberapa produk di bawah ini sebagian mengandung bahan ejeni aerosol


dalam pemanfaatannya, kecuali…
a. minyak wangi d. parfum
b. buih sabun e. cat semprot
c. obat nyamuk

*10. Dispersi yang terdapat dalam koloid aerosol adalah…


a. gas dalam cair d. padat dalam gas
b. cair dalam padat e. padat dalam cair
c. cair dalam cair

11. Kebakaran hutan dapat dipadamkan dengan bom aerosol, dan medium
pendispersinya adalah…
a. gas d. air
b. cairan e. pasir
c. padat

12. Minyak dapat bercampur dengan air jika ditambahkan sabun. Fungsi sabun
adalah…
a. zat terdispersi d. sol
b. medium pendispersi e. emulgator
c. gel

*13.Mutiara adalah sistem koloid....


a. padat dalam cair d. cair dalam gas
b. cair dalam padat e. gas dalam cair
c. gas dalam padat
Lampiran 4 107

14. Berikut ini yang termasuk koloid padat dalam gas adalah…
a. debu c. awan e. karet busa
b. sabun e. buih sabun
*
15.Koloid berikut fase terdispersinya cair, kecuali…
a. susu c. kabut e. santan
b. mutiara e. busa sabun
*
16.Diantara zat-zat berikut ini yang tidak membentuk koloid liofil jika
didispersikan ke dalam air adalah….
a. kanji c. gelatin e. agar-agar
b. belerang d. sabun
*
17.Kabut adalah sistem koloid………..
a. gas dalam zat cair d. gas dalam gas
b. zat cair dalam gas e. zat cair dalam zat cair
c. gas dalam gas

18. Berikut ini yang termasuk koloid liofil adalah…


a. lem kanji, agar-agar, dan gelatin
b. logam, belerang, dan sabun
c. belerang, agar-gar, dan mentega
d. susu, sol sulfida, dan mutiara
e. belerang, sol sulfida, dan sol-sol logam

19. Di bawah ini yang termasuk emulsi air dalam minyak adalah….
a. susu c. minyak ikan e. mayones
b. santan d. lateks

*20.Koloid yang fase terdispersinya suka terhadap medium pendispersi disebut..


a. liofil d. suspensi
b. liofob e. dispersi
c. sol

*21 …… bukan merupakan sistem koloid.


a. lateks c. batu apung e. margarine
b. air sadah d. tinta

22. Buih adalah….


a. zat padat terdispersi dalam zat cair
b. zat cair terdispersi dalam zat padat
c. gas terdispersi dalam zat padat
d. gas terdispersi dalam zat cair
e. zat cair terdispersi dalam zat cair
Lampiran 4 108

23. Di bawah ini beberapa contoh koloid hidrofil, kecuali…


a. sabun d. agar-agar
b. detergen e. gelatin
c. sol belerang

*24. Fase terdispersi dan medium pendispersi pada asap adalah….


a. cair dalam gas d. padat dalam padat
b. padat dalam gas e. cair dalam padat
c. gas dalam cair

*25. ………. termasuk buih padat.


a. krim kocok c. asap e. batu apung
b. tinta d. awan

Keterangan:
* : Soal yang tidak valid
Lampiran 4 109

SIKLUS II
Petunjuk Pengisian
4. Pilihlah satu jawaban yang menurut anda benar
5. Berikan tanda silang (x) pada jawaban yang anda pilih
6. Periksa kembali jawaban anda, sebelum dikumpulkan

*1. Penghamburan berkas sinar di dalam sistem koloid disebut..


a. efek Tyndall d. koagulasi
b. gerak Brown e. elektroforesis
c. kondensasi

2. Gerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut..


a. elektrokimia d. elektrolisis
b. elektrofobik e. elektroplating
c. elektroforesis

3. Pemberian tawas pada air yang diolah untuk air minum berguna untuk…
a. menjernihkan air
b. menghilangkan bau air
c. mencegah pencemaran air
d. membunuh bakteri yang berbahaya
e. mencegah pengendapan pengotor dalam air

*4. … tidak termasuk contoh koagulasi


a. pembuatan tahu d. penjernihan air sungai dengan tawas
b. pembuatan yogurt e. perebusan telur
c. pemutihan gula tebu

5. Kelebihan elektrolit dalam suatu dispersi koloid biasanya dihilangkan dengan..


a. elektrolisis d. dekantasi
b. elektroforesis e. presispitasi
c. dialisis

*6. Gerak Brown dalam sistem koloid terjadi karena…


a. gaya gravitasi
b. tolak menolak antara koloid yang bermuatan sama
c. tarik menarik antara partikel koloid yang berbeda muatan
d. tumbukan anatara partikel koloid
e. tumbukan molekul dengan partikel koloid

7. Pembuatan koloid dengan cara mengubah partikel-partikel kasar menjadi


berukuran koloid disebut cara..
a. dispersi d. elektrolisis e. hidrolisis
b. koagulasi e. kondensasi
Lampiran 4 110

8. Peristiwa berikut:
ii. Pembentukan delta pada muara sungai
iii. Pemurnian gula pasir
iv. Penyembuhan sakit perut oleh norit
v. Pembuatan tahu
yang bukan merupakan contoh peristiwa koagulasi koloid adalah..
a. 1 dan 3 d. 2 dan 3
b. 1 dan 4 e. 2 dan 4
c. 1 dan 2

9. Suatu cara untuk menunjukkan partikel koloid bermuatan disebut.…


a. dialisis d. adsorpsi
b. gerak Brown e. kondensasi
c. elektroforesis

10. Berikut ini merupakan pembuatan koloid.


1. larutan FeCl3 dimasukkan ke dalam air mendidih
2. menggiling serbuk belerang, kemudian dimasukkan ke dalam air
3. agar-agar dipeptisasi oleh air
4. mereaksikan larutan perak nitrat encer dengan larutan HCl encer
Yang bukan merupakan pembuatan koloid secara dispersi adalah
a. 1 dan 3 d. 2 dan 3
b. 1 dan 4 e. 2 dan 4
c. 1 dan 2

11. Koloid di bawah ini yang dibuat dengan cara redoks adalah…
a. emulsi d. aerosol padat
b. gel e. aerosol cair
c. sol emas

*12.di bawah ini merupakan pembuatan koloid dengan cara hidrolisis adalah…
a. Au → sol au
b. FeCl3 + H2O → sol Fe(OH)3
c. AgNO3 + KCl → sol AgCl
d. AgCl + Cl- → sol AgCl
e. Na2S2O3 + H+ → sol S

*13. Pembuatan sol Fe(OH)3 dilakukan dengan cara…


a. mekanik d. hidrolisis
b. peptisasi e. dekomposisi rangkap
c. reaksi redoks

*14.Yang bukan sifat koloid adalah…


a. efek Tyndall d. higroskopis
b. gerak Brown e. elektroforesis
c. adsorpsi
Lampiran 4 111

15. Berikut adalah empat percobaan pembuatan koloid.


i. Larutan gas H2S dilarutkan ke dalam larutan arsen oksida yang encer.
ii. Larutan jenuh FeCl3 diteteskan ke dalam air yang mendidih
iii. Sol gelatin dipanaskan
iv. Larutan kalsium asetat jenuh dicampur dengan alkohol 95%.
Percobaan yang menunjukkan pembuatan gel terdapat pada nomor..
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3 e. 3 dan 4
b. 1 dan 4 d. 2 dan 4

16. Peristiwa dalam kehidupan yang berhubungan dengan proses koagulasi koloid
adalah…
a. terbentuknya awan
b. pembentukan delta di muara sungai
c. penggunaan tawas pada pemberian warna tekstil
d. penggunaan kaporit pada pemurnian air minum
e. warna biru langit di siang hari yang cerah

*17.Pembuatan sol belerang dengan cara penggerusan serbuk bersama gula pasir
dan air adalah cara…
a. hidrolisis d. mekanik
b. busur bredig e. peptisasi
c. redoks

*18.Pembuatan koloid berikut yang termasuk pembuatan cara dispersi adalah…


a. Sol As2S3 dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan As2O3
b. Sol belerang dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2
c. Sol AgCl dibuat dengan mereaksikan perak nitrat encer dengan larutan
HCl
d. Sol Fe(OH)3 dibuat dengan menambahkan larutan FeCl3 jenuh ke dalam
air yang mendidih
e. Sol emas dibuat dengan melompatkan bunga api listrik dari electrode au ke
dalam air

19. Tahu dibuat dari kedelai yang dihancurkan menjadi bubur, kemudian diambil
sarinya untuk dipadatkan. Pembuatan tahu merupakan contoh dari sifat koloid
yang disebut…
a. adsorpsi d. elektroforesis
b. koagulasi e. dialisis
c. gerak Brown
Lampiran 4 112

20. Pembuatan koloid.


i. Reaksi redoks
ii. Reaksi Hidrolisis
iii. Busur Bredig
iv. Mekanik
yang termasuk pembuatan koloid dengan cara dispersi adalah..
a. 1 dan 2 c. 3 dan 4 e. 2 dan 4
b. 1 dan 4 d. 2 dan 3

21.Umumnya, masyarakat menggunakan tawas untuk menjernihkan air, baik air


sumur, air PAM, atau jenis air lainnya. prinsip penjernihan air dengan
menggunakan tawas berkaitan dengan sifat koloid adalah……
a. gerak Brown c. efek Tyndall e. adsorpsi
b. elektrolisis d. kondensasi

22. Orang yang terkena penyakit gagal ginjal harus melakukan pencucian darah
yang biayanya relatif mahal. Prinsip pencucian darah dilakukan
berdasarkan…….
a. dialisis c. peptisasi e. hidrolisis
b. elektrolisis d. elektroforesis

*23.Setelah air sungai yang keruh disaring, diperoleh filtrat yang jernih. Filtrat
tersebut ternyata menunjukkan efek Tyndall. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa air sungai tergolong…..
a. larutan sejati c. sol e. dispersi
b. koloid d. suspensi

24. Diantara beberapa percobaan pembuatan koloid berikut:


1) Agar-agar yang dimasak
2) Minyak dan air
3) Susu dan air
4) Kalsium asetat jenuh ditambah alkohol
5) Belerang dan gula digerus ditambah air.
Yang menunjukkan proses pembuatan gel adalah…..
a. 1 dan 3 c. 3 dan 4 e. 2 dan 3
b. 2 dan 5 d. 1 dan 4

25. Pemisahan koloid dengan cara penyaringan, yaitu dengan menggunakan


selaput membran yang diletakkan dalam air yang mengalir disebut proses….
a. dispersi c. elektrolisis e. kondensasi
b. elektroforesis d. dialisis

Keterangan:
* : Soal yang tidak valid
113

Lampiran 5

Kunci Jawaban Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Siswa

Jawaban Siklus
NO
I II
1 A A
2 B C
3 E A
4 C C
5 E C
6 E C
7 B A
8 E D
9 B C
10 D B
11 A C
12 E B
13 B D
14 A D
15 E E
16 B B
17 B D
18 A E
19 C B
20 A C
21 B E
22 D A
23 C B
24 B D
25 E D
Lampiran 6 114

Lembar Kerja Siswa


(LKS)

Kelompok :
Anggota kelompok :
1. 4.
2. 5.
3. 6

Judul : Perbedaan Larutan, Koloid dan Suspensi

A. Tujuan Percobaan : Mengetahui perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi

B. Alat dan Bahan :


Alat : Bahan :
1. Gelas kimia (2 buah) 1. Pasir 6. Susu
2. Batang pengaduk 2. Gula 7. Tepung terigu
3. Corong 3. Garam
4. Kertas saring 4. Sabun
5. Santan
C. Prosedur Kerja
1. Isilah gelas kimia dengan air kira-kira 100 mL.
2 Tambahkan 2 gram gula ke dalam gelas kimia dan aduklah selama kira-kira 1
menit
3. Diamkan larutan yang terjadi selama 5 menit dan catatlah apa yang terjadi.
4. Ulangi cara kerja 1-3 dengan menggunakan garam, psir, sabun, santan, susu
dan tepung terigu.
Catatan : Pengaduk dan corong harus dibilas dan dikeringkan setelah digunakan
untuk mengaduk dan menyaring campuran yang berbeda.
Lampiran 6 115

D. Data Pengamatan

Campuran air dengan


Sifat campuran
Tepung
Garam Gula Pasir Sabun Santan Susu
terigu
Larut/tidak
Stabil/tidak
Bening/tidak
Mengendap/tidak
Filtrat
bening/tidak

E. Pertanyaan
1. Jelaskan yang dimaksud dengan larutan, koloid dan suspensi!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
2. Kelompokkan campuran dalam percobaan ini ke dalam larutan, koloid dan
suspensi!
No Nama Campuran Larutan Koloid Suspensi
1
2
3
4
5
6
7

3. Apakah persamaan dan perbedaan antara:


a. Koloid dan larutan
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
b. Koloid dan suspensi
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Lampiran 6 116

4. Di sebuah kota di Jakarta terdapat air sungai yang keruh. Termasuk golongan
apakah air sungai tersebut, apakah larutan, koloid atau suspensi!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
5. Setelah melakukan pengamatan tersebut, dapatkah kamu ketahui fase
terdispersi dan medium pendispersi? Berikan contoh masing-masing!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

F. Kesimpulan
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Lampiran 6 117

Lembar Kerja Siswa


(LKS)

Pengelompokkan Sistem Koloid Berdasarkan zat Terdispersi dan Medium


Pendispersi

Hari/Tanggal :
Nama :
Kelas :

A. Tujuan : 1. Mampu mengelompokkan koloid yang ada di lingkungan ke dalam


beberapa macam sistem koloid
2. Mengetahui perbedaan antara fase terdispersi dan medium
pendispersi
3. Mampu menjelaskan adanya 8 macam sistem moloid berdasarkan
fase terdispersi dan medium pendispersi.

B. Ringkasan Teori:
Sistem koloid terdiri atas 3 fase zat yaitu padat, cair, dan gas. Di ketiga
fase zat ini dapat dibuat 9 kombinasi campuran fase zat, kecuali campuran fase
gas dan fase gas tidak dapat membentuk sistem koloid karena selalu mengahsilkan
campuran homogen ( satu fase). Berdasarkan hal tersebut, pengelompokkan sistem
koloid terbagi menjadi 8 macam, , yaitu:
1. Sistem koloid fase padat – cair (Sol)
Sol terbentuk dari fase terdispersi berupa zat padat dan medium
pendispersi berupa cairan. Sol yang memadat disebut gel.
2. Sistem koloid fase padat - padat (Sol padat)
Sistem koloid yang terdiri dari fase terdispersi dan medium pendispersi
yang sama-sama berwujud zat padat dikenal dengan nama sol padat. Contoh:
logam.
3. Sistem koloid fase padat – gas (Aerosol padat)
Sistem koloid yang terdiri dari fase terdispersi berupa zat padat dan
medium pendispersi berupa gas disebut dengan aerosol padat.
4. Sistem koloid fase cair – gas (Aerosol)
Aerosol merupakan sistem koloid yang terdiri dari fase terdispersi
berupa zat cair dan medium pendispersi berupa gas.
Lampiran 6 118

5. Sistem koloid fase cair – cair (Emulsi)


Emulsi merupakan sistem koloid yang terbentuk dari fase terdispersi
dan medium pendispersi berupa cairan. Campuran yang terbentuk bukan
berupa larutan, melainkan bersifat heterogen, seperti campuran antara air dan
minyak. Diantara campuran tersebut terdapat zat penghubung yang
menyebabkan pembentukan emulsi disebut emulgator. Contoh emulgator:
sabun, lesitin dan kuning telur.
6. Sistem koloid fase cair – padat (Emulsi padat)
Emulsi padat terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan
medium pendispersi berupa zat padat.
7. Sistem koloid fase gas – cair (Buih)
Sistem koloid yang terdiri dari fase terdispersi berupa gas dan medium
pendispersi berupa zat cair disebut dengan buih.
8. Sistem koloid fase gas – padat (Busa padat)
Sistem koloid yang terdiri dari fase terdispersi berupa gas dan medium
pendispersi berupa zat padat disebut dengan busa padat.
Koloid Liofil dan Liofob
Koloid dengan medium pendispersi cair dibedakan menjadi koloid
liofil dan koloid liofob. Koloid liofil merupakan koloid yang gaya tarik menarik
antara fase terdispersi dan medium pendispersinya besar. Jika medium
pendispersinya air, maka jenis koloid tersebut biasa disebut hidrofil, yaitu suka
terhadap air.
Sedangkan koloid liofob merupakan koloid yang gaya tarik menarik
antara fase terdispersi dan medium pendispersinya lemah atau tidak ada. Liofob
biasa disebut juga dengan hidrofob atau takut air.
Lampiran 6 119

C. Pertanyaan

1. Apa perbedaan antara koloid liofil dan liofob? Berikan contohnya masing-
masing!
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
2. Kelompokkan koloid di bawah ini ke dalam kolom yang telah tersedia!

No Koloid Fase Terdispersi Medium Jenis Koloid


Pendispersi
1 Agar-agar
2 Parfum
3 Stainless steel
4 Karet busa
5 Mutiara
6 Gelatin
7 Sirup
8 Keju
9 Asap
10 Air sungai
11 Lotion
12 Minyak ikan
13 Obat nyamuk semprot
14 Busa air laut
15. Mentega
Lampiran 6 120

Lembar Kerja Siswa


(LKS)

Kelompok :
Anggota kelompok :
1. 4.
2. 5.
3. 6
Judul : Sifat-sifat Koloid

A. Tujuan : - Memahami adanya efek Tyndall pada partikel koloid


- Membedakan antara larutan dan koloid berdasarkan efek Tyndall
- Mengetahui sifat-sifat koloid

B. Ringkasan Teori
Sifat-sifat koloid terdiri dari 6 macam, yaitu:
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall merupakan Peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel
koloid. Jika seberkas sinar dilewatkan pada sistem koloid maka sinar tersebut
akan dihamburkan oleh partikel koloid, sehingga sinar yang melalui sistem
koloid akan teramati berupa jalur cahaya. contoh: sorot cahaya mobil
berkasnya tampak jelas pada daerah yang berkabut.
2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak zig-zag dari partikel koloid yang hanya bisa
diamati dengan mikroskop ultra.Gerak Brown disebabkan adanya tumbukan
dari partikel medium pendispersi pada partikel koloid yang terdispersi.
3. Adsorpsi
Proses penyerapan di permukaan partikel koloid disebut adsorpsi koloid.
Pada partikel koloid As2S3 dalam air bermuatan negatif karena mengadsorpsi
ion negatif. Contoh: penjernihan air.
4. Elektroforesis
Elektroforesis adalah suatu cara untuk menunjukkan bahwa partikel
koloid dapat bermuatan.
Lampiran 6 121

5. Koagulasi
Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Penggumpalan partikel
koloid dapat dilakukan secara mekanis, fisis, dan kimia.
6. Koloid pelindung
Koloid yang dapat memberikan efek kestabilan disebut koloid pelindung.
Koloid pelindung merupakan sifat koloid yang dapat melindungi koloid lain.
Koloid pelindung membentuk lapisan di sekeliling partikel koloid, sehingga
melindungi muatan partikel koloid tersebut. Koloid pelindung pada emulsi
dinamakan emulgator. Contoh: tinta tidak mngendap karena dicampur koloid
pelindung.

C. Alat dan Bahan :


Alat : Bahan :
1. Tabung reaksi 1. gula 5. Susu
2. Lampu senter 2. garam 6. Tepung terigu
3. Sabun 7. Pasir
4. Santan
D. Prosedur Kerja
1. Masukkan masing-masing larutan ke dalam tabung reaksi yang tersedia. Lalu,
beri label pada masing-masing tabung reaksi yang diamati.
2. Arahkan berkas cahaya lampu senter secara tegak lurus pada tiap tabung
reaksi.
3. Catatlah sifat berkas cahaya yang melalui tiap larutan.
4. Amati dengan seksama.

E. Data Pengamatan
Tepung
Sifat Larutan Garam Gula Pasir Sabun Santan Susu
terigu
Warna larutan
Bening/keruh
Menghamburkan/
meneruskan cahaya
Lampiran 6 122

F. Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan efek Tyndall?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
2. Bagaimanakah cara membedakan larutan dengan koloid?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
3. Apakah tiap koloid selalu keruh?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
4. Selain efek Tyndall, coba kalian sebutkan dan jelaskan sifat-koloid lainnya.
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
5. Sebutkan contoh dari masing-masing sifat koloid!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
6. Jelaskan peristiwa-peritiwa yang berhubungan dengan sifat koloid!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
7. Manfaat apa sajakah yang bisa kalian temukan dari mempelajari sifat koloid?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Lampiran 6 123

Lembar Kerja Siswa


(LKS)

Kelompok :
Anggota kelompok :
1. 4.
2. 5.
3. 6

Judul : Pembuatan Koloid

A. Tujuan Percobaan: - Menjelaskan proses pembuatan koloid melalui percobaan


- Mengetahui macam-macam proses pembuatan koloid

B. Ringkasan Teori
Pembuatan koloid dapat dibuat dengan dua cara, yaitu:

1. Cara Dispersi
Pembuatan koloid dengan cara menghaluskan partikel suspensi disebut
dispersi. Pembuatan koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan cara
memecah partikel kasar menjadi partikel koloid. Pemecahan itu dapat
dilakukan dengan cara mekanik, peptisasi, dan busur Bredig.
a. Cara mekanik
Cara mekanik dilakukan dengan cara menggerus partikel kasar di
dalam lumpang atau penggiling koloid hingga diperoleh kehalusan pada
tingkat tertentu. Butiran selanjutnya diaduk pada medium pendispersi.
Contoh: pembuatan sol belerang dengan cara menggerus.
b. Cara peptisasi
Cara peptisasi dilakukan dengan cara memecah butir-butir kasar dari
suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi ( pemecah). Contoh:
agar-agar dipeptisasi oleh air.
c. Cara busur Bredig
Cara busur Bredig banyak digunakan untuk membuat sol-sol logam.
Logam sebagai elektrode yang dicelupkan dalam air sebagai medium
pendispersi, kemudian diberi loncatan listrik diatara kedua ujung logam.
Sebagian dari logam akan mendebu ke dalam air dalam bentuk partikel-
partikel koloid yang halus.

2. Cara Kondensasi
Pembuatan koloid dengan pengelompokkan partikel larutan sejati disebut
kondensasi. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi dilakukan dengan
menggabungkan partikel larutan sejati hingga berukuran koloid. Pembuatan itu
dapat dilakukan dengan cara reaksi redoks, hidrolisis, dekomposisi rangkap
dan penggantian pelarut.
Lampiran 6 124

a. Reaksi redoks
Pembuatan sol belerang yang dilakukan dengan cara mengalirkan gas
H2S ke dalam larutan SO2
2 H2S + SO2 2H2O + 3S
Koloid

b. Reaksi hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Contoh:
pembuatan sol Fe(OH)3 yang dilakukan dengan cara memasukkan larutan
FeCL3 ke dalam air mendidih.
FeCl3 + 3H2O Fe(OH)3 + 3HCl
Koloid
c. Dekomposisi rangkap
Contoh: pada pembuatan sol AS2S3, sol AS2S3 dapat dibuat
berdasarkan reaksi antara larutan AS2S3 dan larutan H2S.
AS2S3 + 3H2S AS2S3 + 3H2O
Koloid
d. Penggantian pelarut
Contoh pembutan koloid dengan cara penggantian pelarut adalah
larutan jenuh kalsium asetat yang dicampur dengan alkohol akan
membentuk suatu koloid berupa gel.

C. Alat dan Bahan :


Alat : Bahan :
1. Tabung reaksi 1. Agar-agar
2. Penjepit tabung 2. Minyak tanah
3. Detergen
D. Prosedur Kerja
1. Pada pembuatan sol / gel, masukkan air ke dalam tabung reaksi hingga
sepertiganya. Tambahkan 1 sendok teh agar-agar dan aduklah.
2. Panaskan larutan itu hingga mendidih.
3. Dinginkan campuran hingga terbentuk gel agar-agar.
4. Untuk pembuatan emulsi minyak dalam air, masukkan 5 mL air dan 2 mL
minyak tanah ke dalam tabung reaksi. Guncangkan tabung itu beberapa saat
dan catatlah apa yang terjadi.
5. Masukkan 5 mL air, 2 mL minyak tanah dan 2 mL detergen ke dalam tabung
reaksi yang lain. Guncangkan tabung reaksi itu beberapa saat dan catatlah apa
yang terjadi.
Lampiran 6 125

E. Hasil Percobaan
1. Pembuatan sol / gel agar-agar:
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
2. Pembuatan emulsi:
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
F. Pertanyaan
1. Sebutkan macam-macam proses pembuatan koloid!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
2. Jelaskan cara pembuatan koloid dengan cara dipersi?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
3. Jelaskan cara pembuatan koloid dengan cara kondensasi?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
4. Jelaskan perbedaan antara sol dan gel!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
5. Bagaimanakah detergen dapat mengemulsikan minyak!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
6. sol AgCl dibuat dengan cara mereaksikan larutan perak nitrat encer dengan
larutan HCl encer dengan reaksi sebagai berikut:
AgNO3 + HCl AgCl + HNO3
Pembuatan koloid di atas dilakukan dengan cara? Tergolong ke dalam
pembuatan koloid cara manakah reaksi di atas, cara dispersi atau kondensasi?

..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
126

OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS I

Sekolah : MAN 12
Kelas : XI
Kelompok : 1

Aspek Aspek yang diamati Penilaian


1 2 3 4 5
Guru 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. √
2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip- √
prinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. √
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang √
dihadapi siswa serta peranan masing-
masing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang √
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap √
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data √
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan √
kegiatan.
Siswa 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan √
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti √
mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah. √
4. Interaksi siswa dengan siswa. √
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil √
penemuan.
6. Melakukan penyelidikan terhadap √
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan √
baik.

Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
127

OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS I

Sekolah : MAN 12
Kelas : XI
Kelompok : 2

Aspek Aspek yang diamati Penilaian


1 2 3 4 5
Guru 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. √
2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip- √
prinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. √
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang √
dihadapi siswa serta peranan masing-
masing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang √
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap √
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data √
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan √
kegiatan.
Siswa 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan √
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti √
mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah. √
4. Interaksi siswa dengan siswa. √
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil √
penemuan.
6. Melakukan penyelidikan terhadap √
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan √
baik.

Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
128

OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS I

Sekolah : MAN 12
Kelas : XI
Kelompok : 3

Aspek Aspek yang diamati Penilaian


1 2 3 4 5
Guru 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. √
2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip- √
prinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. √
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang √
dihadapi siswa serta peranan masing-
masing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang √
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap √
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data √
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan √
kegiatan.
Siswa 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan √
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti √
mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah. √
4. Interaksi siswa dengan siswa. √
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil √
penemuan.
6. Melakukan penyelidikan terhadap √
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan √
baik.

Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
129

OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS I

Sekolah : MAN 12
Kelas : XI
Kelompok : 4

Aspek Aspek yang diamati Penilaian


1 2 3 4 5
Guru 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. √
2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip- √
prinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. √
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang √
dihadapi siswa serta peranan masing-
masing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang √
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap √
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data √
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan √
kegiatan.
Siswa 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan √
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti √
mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah. √
4. Interaksi siswa dengan siswa. √
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil √
penemuan.
6. Melakukan penyelidikan terhadap √
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan √
baik.

Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
130

OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS I

Sekolah : MAN 12
Kelas : XI
Kelompok : 5

Aspek Aspek yang diamati Penilaian


1 2 3 4 5
Guru 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. √
2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip- √
prinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. √
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang √
dihadapi siswa serta peranan masing-
masing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang √
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap √
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data √
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan √
kegiatan.
Siswa 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan √
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti √
mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah. √
4. Interaksi siswa dengan siswa. √
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil √
penemuan.
6. Melakukan penyelidikan terhadap √
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan √
baik.

Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
131

OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS I

Sekolah : MAN 12
Kelas : XI
Kelompok : 6

Aspek Aspek yang diamati Penilaian


1 2 3 4 5
Guru 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. √
2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip- √
prinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. √
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang √
dihadapi siswa serta peranan masing-
masing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang √
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap √
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data √
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan √
kegiatan.
Siswa 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan √
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti √
mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah. √
4. Interaksi siswa dengan siswa. √
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil √
penemuan.
6. Melakukan penyelidikan terhadap √
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan √
baik.

Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
132

OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS II

Sekolah : MAN 12
Kelas : XI
Kelompok : 1

Aspek Aspek yang diamati Penilaian


1 2 3 4 5
Guru 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. √
2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip- √
prinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. √
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang √
dihadapi siswa serta peranan masing-
masing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang √
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap √
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data √
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan √
kegiatan.
Siswa 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan √
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti √
mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah. √
4. Interaksi siswa dengan siswa. √
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil √
penemuan.
6.Melakukan penyelidikan terhadap √
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan √
baik.

Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
133

OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS II

Sekolah : MAN 12
Kelas : XI
Kelompok : 2

Aspek Aspek yang diamati Penilaian


1 2 3 4 5
Guru 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. √
2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip- √
prinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. √
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang √
dihadapi siswa serta peranan masing-
masing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang √
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap √
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data √
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan √
kegiatan.
Siswa 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan √
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti √
mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah. √
4. Interaksi siswa dengan siswa. √
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil √
penemuan.
6. Melakukan penyelidikan terhadap √
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan √
baik.

Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
134

OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS II

Sekolah : MAN 12
Kelas : XI
Kelompok : 3

Aspek Aspek yang diamati Penilaian


1 2 3 4 5
Guru 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. √
2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip- √
prinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. √
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang √
dihadapi siswa serta peranan masing-
masing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang √
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap √
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data √
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan √
kegiatan.
Siswa 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan √
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti √
mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah. √
4. Interaksi siswa dengan siswa. √
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil √
penemuan.
6. Melakukan penyelidikan terhadap √
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan √
baik.

Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
135

OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS II

Sekolah : MAN 12
Kelas : XI
Kelompok : 4

Aspek Aspek yang diamati Penilaian


1 2 3 4 5
Guru 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. √
2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip- √
prinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. √
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang √
dihadapi siswa serta peranan masing-
masing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang √
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap √
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data √
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan √
kegiatan.
Siswa 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan √
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti √
mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah. √
4. Interaksi siswa dengan siswa. √
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil √
penemuan.
6. Melakukan penyelidikan terhadap √
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan √
baik.

Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
136

OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS II

Sekolah : MAN 12
Kelas : XI
Kelompok : 5

Aspek Aspek yang diamati Penilaian


1 2 3 4 5
Guru 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. √
2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip- √
prinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. √
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang √
dihadapi siswa serta peranan masing-
masing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang √
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap √
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data √
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan √
kegiatan.
Siswa 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan √
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti √
mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah. √
4. Interaksi siswa dengan siswa. √
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil √
penemuan.
6. Melakukan penyelidikan terhadap √
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan √
baik.

Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
137

OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS II

Sekolah : MAN 12
Kelas : XI
Kelompok : 6

Aspek Aspek yang diamati Penilaian


1 2 3 4 5
Guru 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. √
2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip- √
prinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. √
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang √
dihadapi siswa serta peranan masing-
masing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang √
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap √
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data √
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan √
kegiatan.
Siswa 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan √
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti √
mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah. √
4. Interaksi siswa dengan siswa. √
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil √
penemuan.
6. Melakukan penyelidikan terhadap √
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan √
baik.

Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
138
LAMPIRAN 8

Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II

Aspek Aspek yang diamati Siklus I Siklus II


Guru 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa. 4 4
2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip- 3 4
prinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas. 3 4
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang 3 4
dihadapi siswa serta peranan masing-masing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang diperlukan. 4 5
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah 2 4
yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data yang 3 4
diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan 2 4
kegiatan.
Rata-rata 3 4
Siswa 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan 4 4
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti mencatat, 3 5
mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah. 3 4
4. Interaksi siswa dengan siswa. 3 4
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil 2 4
penemuan.
6. Melakukan penyelidikan terhadap permasalahan 3 4
yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik. 3 5
Rata-rata 3 4

Penilaian :
1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )
2 = Kurang ( 21 – 40% )
3 = Sedang ( 41 – 60% )
4 = Baik ( 61 – 80% )
5 = Sangat baik (81 – 100 % )
139

LAMPIRAN 9

ANGKET KUESIONER SIKLUS I

Indikator Pernyataan Tanggapan Siswa


Ya Tidak
Minat 1. Saya menyukai pelajaran kimia. 57,57 % 42,43 %
2. Kimia adalah pelajaran yang mudah. 48,48 % 51,52 %
3. Bagi saya, kimia adalah pelajaran 54,54 % 45,46 %
yang menyenangkan.
4. Saya tertarik dengan kegiatan 75,75 % 24,25 %
pembelajaran yang berhubungan
dengan praktikum.
Keaktifan siswa 5. Saya selalu mengerjakan tugas yang 78,78 % 21,22 %
diberikan guru dengan baik dan tepat
waktu.
6. Jika mendapat kesulitan belajar, saya 60,60 % 39,40 %
selalu bertanya kepada guru.
7. Saya selalu bersungguh-sungguh bila 72,72 % 27,28 %
mengikuti kegiatan praktikum.
8. Dalam kegiatan praktikum, saya 78,78 % 21,22 %
selalu mengamati percobaan apa yang
terjadi.
9. Dalam mengikuti kegiatan praktikum, 84,84 % 15,16 %
saya dapat menemukan hal-hal yang
belum saya ketahui sebelumnya.
10. Saya selalu mencatat hasil dari 66,67 % 33,33 %
kegiatan praktikum.
11. Dalam kegiatan praktikum, saya tidak 69,69 % 30,31 %
pernah mengandalkan teman
sekelompok.
12. Ketika praktikum telah usai, saya 72,72 % 27,28 %
membersihkan dan merapikan
kembali alat-alat praktikum.
13. Saya sangat antusias belajar kimia 75,75% 24,25 %
dengan metode discovery melalui
kegiatan laboratorium.
Kemauan belajar
14. Dengan discovery learning (belajar 78,78% 21,22 %
siswa dengan
menemukan), membuat saya lebih
metode discovery
mengerti tentang materi koloid.
melalui kegiatan
15. Pelajaran kimia yang baru dilakukan 78,78% 21,22 %
laboratorium
lebih menarik, karena dapat
mengamati langsung materi yang
sedang dipelajari.
140

LAMPIRAN 9

ANGKET KUESIONER SIKLUS II

Indikator Pernyataan Tanggapan Siswa


Ya Tidak
Minat 1. Saya menyukai pelajaran kimia. 69,69 % 30,31 %
2. Kimia adalah pelajaran yang mudah. 72,72 % 27,28 %
3. Bagi saya, kimia adalah pelajaran 75,75 % 24,25 %
yang menyenangkan.
4. Saya tertarik dengan kegiatan 75,75 % 24,25 %
pembelajaran yang berhubungan
dengan praktikum.
Keaktifan siswa 5. Saya mengerjakan tugas yang 87,87 % 12,13 %
diberikan guru.
6. Jika mendapat kesulitan belajar, saya 72,72 % 27,28 %
selalu bertanya kepada guru.
7. Saya selalu bersungguh-sungguh bila 81,81 % 18,19 %
mengikuti kegiatan praktikum.
8. Dalam kegiatan praktikum, saya 87,87 % 12,13 %
selalu mengamati percobaan apa yang
terjadi.
9. Dalam mengikuti kegiatan praktikum, 90,90 % 9,1 %
saya dapat menemukan hal-hal yang
belum saya ketahui sebelumnya.
10. Saya selalu mencatat hasil dari 78,78 % 21,22 %
kegiatan praktikum.
11. Dalam kegiatan praktikum, saya tidak 72,72 % 27,28 %
pernah mengandalkan teman
sekelompok.
12. Ketika praktikum telah usai, saya 81,81 % 18,19 %
membersihkan dan merapikan
kembali alat-alat praktikum.
13. Saya sangat antusias belajar kimia 81,81 % 18,19 %
dengan metode discovery melalui
kegiatan laboratorium.
Kemauan belajar
14. Dengan discovery learning (belajar 81,81% 18,19 %
siswa dengan
menemukan), membuat saya lebih
metode discovery
mengerti tentang materi koloid.
melalui kegiatan
15. Pelajaran kimia yang baru dilakukan 84,84 % 15,16 %
laboratorium
lebih menarik, karena dapat
mengamati langsung materi yang
sedang dipelajari.
141
LAMPIRAN 10

NILAI HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SIKLUS I

No Nama Siswa Nilai


1 Nurul Aini 73
2 Rensi Marsini 60
3 Iif Muzdalifah 80
4 Desti Fitriyani 73
5 Siti Nadhroh 60
6 Evi Arsanti 60
7 Ni’mati Andini 73
8 Gita Laras 60
9 Yazid Bustomi 67
10 Arief Budiman 60
11 Silfah Firziah 73
12 Puji Lestari 67
13 Marisa Tri Wulandari 73
14 Tuti Fauziah 67
15 Weri Astuti 80
16 Muhammad Syaiful 67
17 Choirul Chuluk 73
18 Marsiti 73
19 Tuti Alawiyah 67
20 Muhammad Ikbal 60
21 Wulaningsih 67
22 Rahmah Tunnazilah 60
23 Ade Saputra 67
24 Umayroh 80
25 Ita Rospalita 67
26 Maulana Abidin 67
27 Nur Azizah 60
28 Lis Maryam Destianti 80
29 Muhammad Farhan 67
30 Seftia Devie 73
31 Arif Nugroho 53
32 Sumini 67
33 Nia Kurniasih 73
∑X 2247
Rata-rata 68,09
142
LAMPIRAN 10

NILAI HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SIKLUS II

No Nama Siswa Nilai


1 Nurul Aini 80
2 Rensi Marsini 73
3 Iif Muzdalifah 87
4 Desti Fitriyani 80
5 Siti Nadhroh 73
6 Evi Arsanti 73
7 Ni’mati Andini 80
8 Gita Laras 67
9 Yazid Bustomi 73
10 Arief Budiman 67
11 Silfah Firziah 80
12 Puji Lestari 73
13 Marisa Tri Wulandari 80
14 Tuti Fauziah 80
15 Weri Astuti 87
16 Muhammad Syaiful 73
17 Choirul Chuluk 73
18 Marsiti 73
19 Tuti Alawiyah 73
20 Muhammad Ikbal 73
21 Wulaningsih 73
22 Rahmah Tunnazilah 67
23 Ade Saputra 73
24 Umayroh 80
25 Ita Rospalita 73
26 Maulana Abidin 73
27 Nur Azizah 73
28 Lis Maryam Destianti 80
29 Muhammad Farhan 73
30 Seftia Devie 80
31 Arif Nugroho 60
32 Sumini 73
33 Nia Kurniasih 73
∑X 2469
Rata-rata 74,81
Butir Butir
Responden Jumlah
1 2 4 5 7 9 11 14 15 18 19 20 21 22 25 27 28 30 32 33 34 35 36 39 40 41 45 46 48 49 50
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 26
2 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 24
3 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 23
4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 25
5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 25
6 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 24
7 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 16
8 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 21
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 26
10 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 21
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 28
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 28
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 28
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 26
15 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 21
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 26
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 27
18 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 24
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 28
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 28
21 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 20
22 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
23 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 24
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 27
25 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 21
26 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 15
27 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 24
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 29
29 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 25
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 24
p 29 27 19 29 23 27 21 26 27 26 29 24 28 26 28 26 29 28 8 25 22 9 22 12 22 14 29 18 23 28 27 731
q 1 3 11 1 7 3 9 4 3 4 1 6 2 4 2 4 1 2 22 5 8 21 8 18 8 16 1 12 7 2 3
pi 0.967 0.900 0.633 0.967 0.767 0.900 0.700 0.867 0.900 0.867 0.967 0.800 0.933 0.867 0.933 0.867 0.967 0.933 0.267 0.833 0.733 0.300 0.733 0.400 0.733 0.467 0.967 0.600 0.767 0.933 0.900
qi 0.033 0.100 0.367 0.033 0.233 0.100 0.300 0.133 0.100 0.133 0.033 0.200 0.067 0.133 0.067 0.133 0.033 0.067 0.733 0.167 0.267 0.700 0.267 0.600 0.267 0.533 0.033 0.400 0.233 0.067 0.100
jumlah 687 716 474 687 556 653 515 626 649 625 774 580 665 623 694 623 715 694 350 602 541 231 536 300 537 362 692 446 563 681 679
Xi 23.690 26.519 24.947 23.690 24.174 24.185 24.524 24.077 24.037 24.038 26.690 24.167 23.750 23.962 24.786 23.962 24.655 24.786 43.750 24.080 24.591 25.667 24.364 25.000 24.409 25.857 23.862 24.778 24.478 24.321 25.148
Xt 0.900 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 26.367 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400
SD 0.305 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.728 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450
Rbis 0,467 2.712 0.589 0.452 0.406 0.683 0.495 0.498 0.554 0.470 0.467 0.444 0.379 0.413 1.502 0.413 1.959 1.502 3.557 0.441 0.570 0.430 0.461 0.378 0.483 0.666 0.721 0.487 0.566 0.484 1.520
keterangan valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Butir BUTIR
Responden Jumlah
1 2 4 5 7 8 9 11 12 14 15 18 19 20 21 22 25 27 28 30 32 33 34 35 36 39 40 41 42 45 46 48 49 50
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 28
2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 26
3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 25
4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 27
5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 27
6 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 27
7 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 17
8 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 23
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 28
10 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 23
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 30
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 30
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 31
14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 27
15 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 23
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 28
17 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 28
18 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 24
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 31
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31
21 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 21
22 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 29
23 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 26
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 30
25 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 23
26 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 17
27 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 26
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 31
29 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 27
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 27
p 29 27 19 29 23 25 27 21 28 26 27 26 29 24 28 26 28 26 29 28 8 25 22 9 22 12 22 14 7 29 18 23 28 27 791
q 1 3 11 1 7 5 3 9 2 4 3 4 1 6 2 4 2 4 1 2 22 5 8 21 8 18 8 16 23 1 12 7 2 3
pi 0.967 0.900 0.633 0.967 0.767 0.833 0.900 0.700 0.933 0.867 0.900 0.867 0.967 0.800 0.933 0.867 0.933 0.867 0.967 0.933 0.267 0.833 0.733 0.300 0.733 0.400 0.733 0.467 0.233 0.967 0.600 0.767 0.933 0.900
qi 0.033 0.100 0.367 0.033 0.233 0.167 0.100 0.300 0.067 0.133 0.100 0.133 0.033 0.200 0.067 0.133 0.067 0.133 0.033 0.067 0.733 0.167 0.267 0.700 0.267 0.600 0.267 0.533 0.767 0.033 0.400 0.233 0.067 0.100
jumlah 774 730 532 774 625 500 734 579 450 704 730 972 774 650 752 712 751 715 774 751 229 688 831 352 826 338 826 394 119 775 520 862 768 734
Xi 26.690 27.037 28.000 26.690 27.174 20.000 27.185 27.571 16.071 27.077 27.037 37.385 26.690 27.083 26.857 27.385 26.821 27.500 26.690 26.821 28.625 27.520 37.773 39.111 37.545 28.167 37.545 28.143 17.000 26.724 28.889 37.478 27.429 27.185
Xt 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367
SD 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728
Rbis 0.467 0.540 0.576 0.467 0.392 0.345 0.659 0.491 0.325 0.484 0.540 0.435 0.467 0.385 0.492 0.694 0.456 0.772 0.467 0.456 0.365 0.693 0.459 0.485 0.450 0.394 0.450 0.446 0.345 0.516 0.825 0.656 0.516 0.659
Ket valid valid valid valid valid invalid valid valid invalid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid invalid valid valid valid valid valid
Lampiran 11 TABEL UJI VALIDITAS INSTRUMEN TABEL UJI VALIDITAS INSTRUMEN
TABEL UJI VALIDITAS INSTRUMEN
Butir BUTIR BUTIR
Responden Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 37
2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 34
3 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 33
4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 37
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 36
6 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 37
7 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 25
8 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 33
9 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 37
10 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 35
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 42
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 41
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 42
14 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 36
15 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 34
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 39
17 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 36
18 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 32
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 42
20 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 42
21 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 31
22 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 39
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 37
24 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 41
25 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 32
26 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 28
27 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 39
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 43
29 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 37
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 39
p 29 27 26 19 29 23 23 25 27 27 21 28 28 26 27 28 27 26 29 24 28 26 28 27 28 12 26 29 23 28 11 8 25 22 9 22 3 2 12 22 14 7 1 12 29 18 27 23 28 27 1096
q 1 3 4 11 1 7 7 5 3 3 9 2 2 4 3 2 3 4 1 6 2 4 2 3 2 18 4 1 7 2 19 22 5 8 21 8 27 28 18 8 16 23 29 18 1 12 3 7 2 3
pi 0.967 0.900 0.867 0.633 0.967 0.767 0.767 0.833 0.900 0.900 0.700 0.933 0.933 0.867 0.900 0.933 0.900 0.867 0.967 0.800 0.933 0.867 0.933 0.900 0.933 0.400 0.867 0.967 0.767 0.933 0.367 0.267 0.833 0.733 0.300 0.733 0.100 0.067 0.400 0.733 0.467 0.233 0.033 0.400 0.967 0.600 0.900 0.767 0.933 0.900
qi 0.033 0.100 0.133 0.367 0.033 0.233 0.233 0.167 0.100 0.100 0.300 0.067 0.067 0.133 0.100 0.067 0.100 0.133 0.033 0.200 0.067 0.133 0.067 0.100 0.067 0.600 0.133 0.033 0.233 0.067 0.633 0.733 0.167 0.267 0.700 0.267 0.900 0.933 0.600 0.267 0.533 0.767 0.967 0.600 0.033 0.400 0.100 0.233 0.067 0.100
jumlah 1068 1005 945 725 1071 842 861 936 1011 997 790 1037 1027 967 1003 1033 987 972 1073 896 1035 971 1017 1001 1039 453 968 1071 860 1039 422 316 932 831 352 826 107 75 463 826 540 276 37 456 1068 682 984 862 1052 1008
Xi 36.828 37.222 36.346 38.158 36.931 36.609 37.435 37.440 37.444 36.926 37.619 37.036 36.679 37.192 37.148 36.893 36.556 37.385 37.000 37.333 36.964 37.346 36.321 37.074 37.107 37.750 37.231 36.931 37.391 37.107 38.364 39.500 37.280 37.773 39.111 37.545 35.667 37.500 38.583 37.545 38.571 39.429 37.000 38.000 36.828 37.889 36.444 37.478 37.571 37.333
Xt 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533 36.533
SD 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337 4.337
Rbis 0.365 0.477 0.027 0.492 0.494 0.031 0.377 0.468 0.630 0.272 0.381 0.433 0.125 0.386 0.425 0.310 0.009 0.499 0.579 0.369 0.372 0.476 0.154 0.374 0.495 0.229 0.408 0.494 0.358 0.495 0.321 0.412 0.386 0.472 0.389 0.385 0.254 0.060 0.386 0.385 0.439 0.367 0.020 0.276 0.365 0.381 0.179 0.395 0.434 0.553
Ket valid valid invalid valid valid invalid valid valid valid invalid valid valid invalid valid valid invalid invalid valid valid valid valid valid invalid valid valid invalid valid valid invalid valid invalid valid valid valid valid valid invalid invalid valid valid valid valid invalid invalid valid valid invalid valid valid valid
Page 1]

Butir BUTIR
Responden Jumlah
1 2 4 5 7 8 9 11 12 14 15 18 19 20 21 22 24 25 27 28 30 32 33 34 35 36 39 40 41 42 45 46 48 49 50
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 29
2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 27
3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 25
4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 28
5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 28
6 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 28
7 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 17
8 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 24
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 28
10 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 24
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 31
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 31
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 32
14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 28
15 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 24
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 29
17 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 29
18 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 25
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 32
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32
21 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 22
22 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 30
23 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 27
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 31
25 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 24
26 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 18
27 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 27
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 32
29 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 28
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 28
p 29 27 19 29 23 25 27 21 28 26 27 26 29 24 28 26 27 28 26 29 28 8 25 22 9 22 12 22 14 7 29 18 23 28 27 818
q 1 3 11 1 7 5 3 9 2 4 3 4 1 6 2 4 3 2 4 1 2 22 5 8 21 8 18 8 16 23 1 12 7 2 3
pi 0.967 0.900 0.633 0.967 0.767 0.833 0.900 0.700 0.933 0.867 0.900 0.867 0.967 0.800 0.933 0.867 0.900 0.933 0.867 0.967 0.933 0.267 0.833 0.733 0.300 0.733 0.400 0.733 0.467 0.233 0.967 0.600 0.767 0.933 0.900
qi 0.033 0.100 0.367 0.033 0.233 0.167 0.100 0.300 0.067 0.133 0.100 0.133 0.033 0.200 0.067 0.133 0.100 0.067 0.133 0.033 0.067 0.733 0.167 0.267 0.700 0.267 0.600 0.267 0.533 0.767 0.033 0.400 0.233 0.067 0.100
jumlah 800 754 549 801 646 705 759 603 780 735 754 724 802 896 775 732 748 777 730 801 777 237 719 625 265 624 350 625 408 223 802 532 663 795 759
Xi 27.586 27.926 28.895 27.621 28.087 28.200 28.111 28.714 27.857 28.269 27.926 27.846 27.655 37.333 27.679 28.154 27.704 27.750 28.077 27.621 27.750 29.625 28.760 28.409 29.444 28.364 29.167 28.409 29.143 31.857 27.655 29.556 28.826 28.393 28.111
Xt 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267
SD 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823
Rbis 0.450 0.517 0.560 0.499 0.389 0.547 0.663 0.576 0.578 0.666 0.517 0.385 0.547 5.266 0.403 0.589 0.343 0.473 0.538 0.499 0.473 0.372 0.875 0.493 0.373 0.473 0.406 0.493 0.459 0.660 0.547 0.730 0.739 0.534 0.663
Ket valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid invalid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Butir BUTIR
Responden Jumlah
1 2 4 5 7 8 9 11 12 14 15 18 19 20 21 22 25 27 28 30 32 33 34 35 36 39 40 41 42 45 46 48 49 50
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 28
2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 26
3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 25
4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 27
5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 27
6 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 27
7 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 17
8 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 23
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 28
10 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 23
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 30
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 30
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 31
14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 27
15 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 23
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 28
17 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 28
18 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 24
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 31
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31
21 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 21
22 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 29
23 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 26
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 30
25 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 23
26 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 17
27 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 26
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 31
29 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 27
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 27
p 29 27 19 29 23 25 27 21 28 26 27 26 29 24 28 26 28 26 29 28 8 25 22 9 22 12 22 14 7 29 18 23 28 27 791
q 1 3 11 1 7 5 3 9 2 4 3 4 1 6 2 4 2 4 1 2 22 5 8 21 8 18 8 16 23 1 12 7 2 3
pi 0.967 0.900 0.633 0.967 0.767 0.833 0.900 0.700 0.933 0.867 0.900 0.867 0.967 0.800 0.933 0.867 0.933 0.867 0.967 0.933 0.267 0.833 0.733 0.300 0.733 0.400 0.733 0.467 0.233 0.967 0.600 0.767 0.933 0.900
qi 0.033 0.100 0.367 0.033 0.233 0.167 0.100 0.300 0.067 0.133 0.100 0.133 0.033 0.200 0.067 0.133 0.067 0.133 0.033 0.067 0.733 0.167 0.267 0.700 0.267 0.600 0.267 0.533 0.767 0.033 0.400 0.233 0.067 0.100
jumlah 774 730 532 774 625 500 734 579 450 704 730 972 774 650 752 712 751 715 774 751 229 688 831 352 826 338 826 394 119 775 520 862 768 734
Xi 26.690 27.037 28.000 26.690 27.174 20.000 27.185 27.571 16.071 27.077 27.037 37.385 26.690 27.083 26.857 27.385 26.821 27.500 26.690 26.821 28.625 27.520 37.773 39.111 37.545 28.167 37.545 28.143 17.000 26.724 28.889 37.478 27.429 27.185
Xt 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367
SD 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728
Rbis 0.467 0.540 0.576 0.467 0.392 0.345 0.659 0.491 0.325 0.484 0.540 0.435 0.467 0.385 0.492 0.694 0.456 0.772 0.467 0.456 0.365 0.693 0.459 0.485 0.450 0.394 0.450 0.446 0.345 0.516 0.825 0.656 0.516 0.659
Ket valid valid valid valid valid invalid valid valid invalid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid invalid valid valid valid valid valid
TABEL UJI RELIABILITAS

Butir Butir
Resp. Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 25
2 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 24
3 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 22
4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 24
5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 24
6 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 23
7 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 15
8 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 20
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 25
10 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 20
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 27
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 27
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 27
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 25
15 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 20
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 25
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 26
18 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 23
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 27
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 27
21 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 19
22 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
23 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 23
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 26
25 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 20
26 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 14
27 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 23
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 28
29 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 24
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 23
p 29 27 19 29 23 27 21 26 27 26 24 28 26 28 26 29 28 8 25 22 9 22 12 22 14 29 18 23 28 27 702
q 1 3 11 1 7 3 9 4 3 4 6 2 4 2 4 1 2 22 5 8 21 8 18 8 16 1 12 7 2 3
pi 0.967 0.900 0.633 0.967 0.767 0.900 0.700 0.867 0.900 0.867 0.800 0.933 0.867 0.933 0.867 0.967 0.933 0.267 0.833 0.733 0.300 0.733 0.400 0.733 0.467 0.967 0.600 0.767 0.933 0.900
qi 0.033 0.100 0.367 0.033 0.233 0.100 0.300 0.133 0.100 0.133 0.200 0.067 0.133 0.067 0.133 0.033 0.067 0.733 0.167 0.267 0.700 0.267 0.600 0.267 0.533 0.033 0.400 0.233 0.067 0.100
pi.qi 0.032 0.090 0.232 0.032 0.179 0.090 0.210 0.116 0.090 0.116 0.160 0.062 0.116 0.062 0.116 0.032 0.062 0.196 0.139 0.196 0.210 0.196 0.240 0.196 0.249 0.032 0.240 0.179 0.062 0.090
Spi.qi 4.020
S2 11.90
Rel 0.7
TABEL UJI TINGKAT KESUKARAN SOAL

Butir
Resp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0
3 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
6 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
7 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0
8 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1
9 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
10 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
15 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
17 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
18 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
20 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
21 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
22 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1
26 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
29 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
Np 29 27 26 19 29 23 23 25 27 27 21 28 28 26 27 28 27 26 29 24 28 26 28 27 28 12 26 29 23
P 0.97 0.90 0.87 0.63 0.97 0.77 0.77 0.83 0.90 0.90 0.70 0.93 0.93 0.87 0.90 0.93 0.90 0.87 0.97 0.80 0.93 0.87 0.93 0.90 0.93 0.40 0.87 0.97 0.77
Ket mudah mudah mudah sedang mudah mudah mudah mudah mudah mudah sedang mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah sedang mudah mudah mudah
BUTIR BUTIR
Jumlah
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 37
1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 34
1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 33
1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 37
1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 36
1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 37
0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 25
1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 33
1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 37
1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 35
1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 42
1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 41
1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 42
1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 36
1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 34
1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 39
1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 36
1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 32
1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 42
1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 42
1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 31
1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 39
1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 37
1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 41
0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 32
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 28
1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 39
1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 43
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 37
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 39
28 11 8 25 22 9 22 3 2 12 22 14 7 1 12 29 18 27 23 28 27 1096
0.93 0.37 0.27 0.83 0.73 0.30 0.73 0.10 0.07 0.40 0.73 0.47 0.23 0.03 0.40 0.97 0.60 0.90 0.77 0.93 0.90
mudah sedang sukar mudah mudah sedang mudah sukar sukar sedang mudah mudah sukar sukar sedang mudah sedang mudah mudah mudah mudah
157
LAMPIRAN 14
HASIL PENGHITUNGAN DAYA PEMBEDA

Butir Soal BA BB JA JB PA PB D Interpretasi


1 16 13 16 14 1,00 0,93 0,07 buruk
2 16 11 16 14 1,00 0,78 0,22 sedang
3 13 13 16 14 0,81 0,93 -0,12 sangat buruk
4 12 7 16 14 0,75 0,50 0,25 sedang
5 16 13 16 14 1,00 0,93 0,07 buruk
6 15 8 16 14 0,93 0,57 0,35 sedang
7 14 9 16 14 0,87 0,64 0,23 sedang
8 16 9 16 14 1,00 0,64 0,36 sedang
9 16 11 16 14 1,00 0,78 0,22 sedang
10 15 12 16 14 0,93 0,85 0,08 buruk
11 13 8 16 14 0,81 0,57 0,24 sedang
12 16 12 16 14 1,00 0,85 0,15 buruk
13 16 12 16 14 1,00 0,85 0,15 buruk
14 14 12 16 14 0,87 0,85 0,02 buruk
15 16 11 16 14 1,00 0,78 0,22 sedang
16 16 12 16 14 1,00 0,85 0,15 buruk
17 16 11 16 14 1,00 0,78 0,22 sedang
18 15 11 16 14 0,93 0,78 0,15 buruk
19 15 12 16 14 0,93 0,85 0,07 buruk
20 14 8 16 14 0,87 0,57 0,30 sedang
21 15 13 16 14 0,93 0,92 0,01 buruk
22 16 10 16 14 1,00 0,71 0,28 sedang
23 15 12 16 14 1,00 0,85 0,15 buruk
24 16 11 16 14 1,00 0,78 0,21 sedang
25 16 12 16 14 1,00 0,85 0,15 buruk
26 9 3 16 14 0,56 0,21 0,35 sedang
27 16 10 16 14 1,00 0,71 0,28 sedang
28 16 13 16 14 1,00 0,92 0,08 buruk
29 15 8 16 14 0,93 0,57 0,36 sedang
30 16 12 16 14 1,00 0,85 0,15 buruk
31 8 3 16 14 0,50 0,21 0,29 sedang
32 6 2 16 14 0,37 0,14 0,23 sedang
33 15 10 16 14 0,93 0,71 0,22 sedang
34 14 8 16 14 0,87 0,57 0,30 sedang
35 7 2 16 14 0,43 0,14 0,29 sedang
36 15 6 16 14 0,93 0,42 0,50 baik
37 2 1 16 14 0,12 0,07 0,05 buruk
38 2 1 16 14 0,12 0,07 0,05 buruk
39 10 2 16 14 0,62 0,14 0,48 baik
40 15 7 16 14 0,93 0,50 0,43 baik
41 11 3 16 14 0,69 0,21 0,48 baik
42 6 1 16 14 0,37 0,07 0,30 sedang
43 1 0 16 14 0,06 0 0,06 buruk
44 9 5 16 14 0,56 0,35 0,21 sedang
45 16 13 16 14 1,00 0,92 0,08 buruk
46 12 6 16 14 0,75 0,42 0,33 sedang
47 16 11 16 14 1,00 0,78 0,22 sedang
48 15 8 16 14 0,93 0,57 0,36 sedang
49 15 13 16 14 0,93 0,92 0,01 buruk
50 16 11 16 14 1,00 0,78 0,22 sedang
158
LAMPIRAN 14
158

Lampiran 15

PERHITUNGAN TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI


SIKLUS I

1. Menentukan rentang
R =L–H+1
= nilai terbesar – nilai terkecil
= 80 – 53
= 27

2. Banyak kelas
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 33
= 1 + 3,3 x 1,518
= 1 + 5,011
= 6,01

3. Menentukan panjang kelas interval

P =

=
= 4,492

4. Mean

X =

=
= 68,09
159

5. Frekuensi relatif

fr = (untuk rentang nilai 53-57)

=
= 3,03%
160

PERHITUNGAN TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI


SIKLUS II

1. Menentukan rentang
R =L–H+1
= nilai terbesar – nilai terkecil
= 87 – 60
= 27

2. Banyak kelas
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3 x 1,518
= 1 + 5,011
= 6,01 dibulatkan 6

3. Menentukan panjang kelas interval

P =

=
= 4,5

4. Mean

X =

=
= 74,81
161

5. Frekuensi relatif

fr = (untuk rentang nilai 65 – 69)

=
= 9,09%
162
LAMPIRAN 16

WAWANCARA GURU
Hari/tanggal : Rabu, 31 Januari 2008
Nama Guru : Abu Ahmad, S.Pd

Pertanyaan
1. Apakah sebelum mengajar bapak selalu membuat rencana pembelajaran? Ya.
2. Apakah alokasi waktu yang disediakan untuk pembelajaran kimia sudah
cukup? Kurang cukup, karena terkadang skenario yang dibuat tidak sesuai
dengan kejadian yang dilapangan.
3. Metode apa yang bapak gunakan dalam menjelaskan sistem koloid? Lebih
cenderung ke metode ceramah, tetapi terkadang juga metode tanya jawab.
4. Bagaimana motivasi siswa dalam belajar menggunakan metode tersebut?
Hanya sebagian siswa saja yang mendengarkan dan cenderung bosan. Maka
dari itu saya selingi dengan latihan-latihan.
5. Apakah bapak menggunakan sumber belajar lain dalam mengajar materi
sistem koloid? Ya, dari internet.
6. Bagaimana hasil belajar siswa dengan pembelajaran menggunakan metode
tersebut selama ini? Cukup baik, walaupun ada beberapa siswa yang remedial.
7. Menurut bapak, kendala-kendala apa saja yang dihadapi siswa dalam belajar
materi sistem koloid? Siswa merasa kesulitan dalam memahami sifat-sifat
koloid, dan mengelompokkan contoh-contoh koloid berdasarkan fase
terdispersi dan medium pendispersi.
8. Menurut bapak kendala apa yang dihadapi pada saat pembelajaran siatem
koloid? Pemahaman konsep dalam sistem koloid.
9. Apakah bapak memperhatikan karakteristik siswa (gaya belajar siswa) dalam
memilih metode pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran sistem
koloid? Tidak.
10. Bagimana pendapat bapak jika dalam pembelajaran sistem koloid
menggunakan metode discovery dengan kegiatan laboratorium? Mungkin
cukup menarik, soalnya materi yang diajarkan bersifat abstrak dan bisa
langsung di buktikan kebenarannya lewat praktikum.

Narasumber,
Abu Ahmad, S.Pd
163
LAMPIRAN 17

WAWANCARA SISWA

Tujuan : Memperoleh informasi mengenai proses belajar mengajar


Tempat : MAN 12 Jakarta Barat

1. Bagaimana pendapat anda tentang mata pelajaran kimia?


2. Apakah anda senang terhadap pelajaran kimia?
3. Apakah anda merasa kesulitan dalam mempelajari kimia?
4. Menurut anda, kesulitan-kesulitan apa yang sering dihadapi dalam
mempelajari kimia?
5. Metode mengajar apakah yang guru anda sering gunakan dalam mengajar
kimia?
6. Apakah anda dalam mempelajari kimia menggunakan sumber belajar lain?
7. Bagimana nilai hasil belajar anda, tentang materi sistem koloid?
8. Apakah anda pernah mendengar metode pembelajaran discovery (penemuan)
dengan kegiatan laboratorium?
9. Bagaimana tanggapan anda mengenai metode tersebut?

Jawaban hasil wawancara


1. Mata pelajaran kimia merupakan salah satu dari mata pelajaran IPA yang
dipelajari secara ilmiah dan terkadang terdapat materi yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
2. Sebagian siswa menjawab senang, dan sebagian siswa lagi menjawab tidak
senang karena sulit untuk dipelajari.
3. Ya, cukup sulit.
4. Banyak rumus yang dihafal dan materinya sulit untuk dimengerti karena
hanya mengandalkan hafalan rumus dan konsep yang ada di buku.
5. Yang seringnya sih ceramah, tetapi kadang juga tanya jawab dan mengerjakan
latihan-latihan.
6. Ya, terkadang mencari bahan belajar dari internet.
7. Waktu itu sih  65.
8. Belum pernah.
164
LAMPIRAN 17

9. Cukup menarik, mungkin dengan konsep seperti itu pembelajaran akan lebih
mudah dipahami, karena terdapat kegiatan praktikum yang tidak hanya
sekedar hafalan rumus dan materi saja.
165
LAMPIRAN 18

Hasil Wawancara Siklus I dan Siklus II

NO Pertanyaan Uraian Hasil Wawancara


Siklus I Siklus II
1. Setelah mengikuti Menurut siswa, pelajaran Setelah mengikuti
pelajaran kimia dengan kimia cukup menyenangkan pembelajaran kimia dengan
kegiatan praktikum, karena selama ini mereka kegiatan praktikum, siswa
apakah kamu senang hanya menerima pelajaran merasa sangat senang
dengan metode yang kimia dari metode ceramah dengan kegiatan praktikum
diberikan guru? saja. dan metode yang diberikan
guru karena mereka bisa
lebih tahu dan memahami
materi pelajaran kimia
dibandingkan dengan
metode ceramah. Karena
dalam kegiatan praktikum,
siswa terlibat langsung
untuk melakukannya
sehingga ingatan siswa
terhadap materi yang
diajarkan akan lebih
permanen.
2. Apakah dengan Menurut siswa, Siswa mengaku, kegiatan
pembelajaran pembelajaran kimia dengan pembelajaran kimia mereka
menggunakan metode menggunakan metode lebih aktif karena mereka
discovery melalui discovery membuat lebih hanya fokus terhadap
kegiatan laboratorium aktif dalam kegiatan belajar permasalahan yang diajukan
membuat kamu lebih apalagi terdapat kegiatan guru dan berusaha mencari
aktif dalam kegiatan praktikum yang tidak tahu jawabannya sehingga
belajar atau justru membuat kegiatan belajar tidak ada lagi kegiatan yang
membuat kamu bosan? menjadi bosan. tidak berhubungan dengan
Berikan alasannya! pembelajaran seperti
mengobrol dengan teman.
166
LAMPIRAN 18

3. Dengan melaksanakan Siswa mengaku bahwa rasa Selama proses pembelajaran


kegiatan laboratorium ingin tahu mereka cukup dengan metode discovery
membuat kamu merasa tinggi terhadap materi yang melalui kegiatan
lebih ingin tahu / tidak? diajarkan melalui laboratorium timbul rasa
Jika ya, berikan alasan praktikum. Karena didorong ingin tahu siswa terhadap
dan jika tidak berikan oleh rasa penasaran / hasil yang terjadi pada apa
alasanmu! keingintahuan siswa yang mereka amati dalam
terhadap apa yang mereka kegiatan praktikum.
amati.
4. Menurut kamu, apakah Menurut siswa, penjelasan Menurut siswa, penjelasan
penjelasan yang yang diberikan cukup jelas. yang diberikan sudah cukup
diberikan guru sudah jelas.
cukup jelas?
5. Apakah guru Guru memang memberikan Guru memberikan arahan
memberikan arahan dan arahan dan bimbingan dan bimbingan kepada
bimbingan kepada kepada siswa, namun hanya semua siswa.
siswa? kepada siswa yang bertanya
kepada guru yang
bersangkutan.
6. Menurut kamu, apakah Menurut siswa, guru masih Menurut siswa, guru sudah
guru sudah dapat kurang menciptakan kondisi dapat menciptakan kondisi
menciptakan situasi belajar yang kondusif, belajar yang kondusif,
belajar yang kondusif? karena suasana kelas masih karena suasana kelas tidak
terdengar berisik. terdengar berisik karena
guru selalu mengelilingi
kelas untuk mengamati
siswa.

Anda mungkin juga menyukai