Anda di halaman 1dari 9

UJIAN KOMPRE

1. BIDANG AGAMA
1. Aqidah dan Akhlak
Pengertian Aqidah dan Akhlak
Kata Aqidah berasal dari bahasa Arab yang berarti “Kepercayaan atau Iman”. Iman adalah segi
teoritis yang dituntut pertama-tama dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan sesuatu
keimanan yang tidak boleh dicampuri oleh keragu-raguan dan dipengaruhi oleh persangkaan.
Pendapat lain menyatakan Aqidah adalah Pendapat dan fikiran peraturan yang mempengaruhi
jiwa manusia, lalu menjadi sebagai suatu suku dari manusia sendiri, dibela, dipertahankan, dan di I-
‘tiqatkan bahwa hal itu adalah harus dipertahankan dan dikembangkan.

Kata Akhlak berasal dari Bahasa Arab ( ‫) ﺍﺨﻼﻖ‬, didalam Bahasa Indonesia diartikan Tingkah
laku, budi pekerti, tabiat, prikemanusiaan, kebiasaan, kehendak atau kehendak yang dibiasakan.
Akhlak diartikan dalam dua perkataan yaitu “Al Khalqu berarti kejadian bentuk lahir dan Al Khuluq
yang berarti Budi pekerti, kedua perkataan itu dikerjakan bersama-sama”.
berikut ini di kemukakan batasan pengertian Akhlak menurut para ahli Islam yaitu sebagai berikut
:
1. Ibnu Mualawiyah, dikemukakan yaitu Khuluq (Akhlak) ialah keadaan
yang mendorong (mengajak) untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa
dipikir dan dipertimbangkan dahulu.
2. Sidi Gazalba mengatakan Akhlak adalah sikap kepribadian yang
melahirkan perbuatan manusia terhadap Tuhan, manusia terhadap diri sendiri
dan makhluk lain sesuai dengan suruhan dan larangannya serta petunjuk Al
Qur’an dan Al Hadits.
3. Al Ghazali mengatakan Khuluk (Akhlak) ialah sifat yang tertanam
dalam jiwa, dari padanya lahirlah perbuatan-perbuatan yang mudah dan
gampang tanpa difikir dan dipertimbangkan lagi.

Dasar-dasar Aqidah dan Akhlak


Segala aktifitas yang dilakukan oleh setiap muslim adalah salah satunya mendidik ajaran-ajaran
Islam berupa Al Qur’an dan Hadits. Hal ini sesuai dengan Sabda Rasulullah yang berbunyi :

‫ﺍﻧﻪﺑﻠﻐﻪﺍﻦﺮﺴﻮﻝﺍﷲﺼﻠﻰﺍﷲﻋﻠﻴﻪﻮﺴﻠﻡ‬:‫ﻮﺤﺪﺜﻧﻰﻋﻦﻤﻠﻚ‬
‫ﺘﺮﻜﺖﻔﻴﻜﻡﺍﻤﺮﻴﻦﻠﻦﺘﺿﻠﻮﺍﻤﺎﻤﺴﻜﺘﻡﺒﻬﻤﺎﻜﺘﺐﺍﷲ‬
.‫ﺮﻮﺍﻩﻤﺎﻠﻚ ﻮﺴﻧﺔﻧﺒﻴﻪ‬
Artinya : “ Dan diceritakan dari Malik bahwa telah sampai kepada Rasulullah SAW bersabda telah aku tinggalkan
kepadamu dua perkara dan kamu tidak akan tersesat selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu
Kitabullah (Al Qur’an) dan sunah Nabi (Hadits).”

Hadits disini menegaskan kepada kita bahwa Al Qur’an dan Hadits merupakan pegangan utama
yang dapat membimbing dan menjadikan petunjuk yang benar dalam segala aktifitas yang dilakukan
setiap muslim, untuk lebih tegasnya bahwa Al Qur’an dan Hadits sebagai dasar dalam mendidik Aqidah
Akhlak.

Macam-macam Aqidah dan Akhlak


Akhlak yang mulia dan terpuji menurut ajaran Islam antara lain :
1. Berani dalam 17. Al Ahya’, malu
segala hal yang positif melakukan perbuatan
2. Adil dalam yang tidak baik
memutuskan sesuatu 18. Tawadu’
3. Bijaksana 19. Mengutamakan
4. Mendahulukan perdamaian
kepentingan orang lain 20. Zuhud
5. Pemurah dan 21. Ridla
suka memaafkan
22. Setia terhadap
6. Ikhlas dalam teman
beramal
23. Bersyukur atas
7. Bertobat jika segala nikmat yang Allah
melakukan kesalahan berikan
8. Jujur dan benar 24. Bermusyawarah
9. Tenang dalam dalam mengambil
menghadapi maslah keputusan
10. Amanah 25. Tawakal
11. Sabar dalam 26. Murah senyum
menghadapi cobaan 27. Memperhatikan
12. Pemaaf keadaan tetangga dan
13. Penuh kasih lingkungan
sayang 28. Menghormati dan
14. Lapang hati menghargai orang lain

15. Selalu optimis 29. Menjauhi sifat iri


dalam hidup hati

16. ‘Iffah, yakni 30. Rela Berkorban


selalu menjaga diri dari
segala yang merusak
kehormatan dan
kesucian

Faktor-faktor yang mempengaruhi Aqidah dan Akhlak


Menurut ajaran Islam berdasarkan praktek Rasulullah, pendidikan Akhlak adalah faktor penting
dalam membina suatu umat atau membangun suatu bangsa. Oleh karena itu program utama dan
perjuangan pokok dari segala usaha ialah pembinaan akhlak mulia.

2. Ibadah dan Mu’amalah


Pengertian Ibadah dan Mu’amalah
Dasar-dasar Ibadah dan Mu’amalah
Macam-macam Ibadah dan Mu’amalah
Pengetahuan dan Ketrampilan Ibadah Praktis
Baca Tulis Al Qur’an

2. BIDANG WAWASAN KEPENDIDIKAN


1. Sistim Pendidikan Islam (SPI) dan Sistim Pendidikan Nasional (SPN)
Pengertian SPI dan SPN
Definisi Sistem

Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “sistema” yang artinya: suatu keseluruhan yang tersusun dari
banyak bagian (whole compounded of several parts).[1] Di antara bagian-bagian itu terdapat hubungan
yang berlangsung secara teratur. Definisi sistem yang lain dikemukakan Anas Sudjana yang mengutip
pendapat Johnson, Kost dan Rosenzweg sebagai berikut “Suatu sistem adalah suatu
kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau
bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks.”[2] Sedangkan Campbel
menyatakan bahwa sistem itu merupakan himpunan komponen atau bagian yang saling berkaitan yang
bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.

Definisi Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Definisi Pendidikan dalam Pandangan Islam

Dalam Islam, istilah pendidikan diyakini berasal dari bahasa Arab yaitu tarbiyah yang berbeda dengan
kata ta’lîm yang berarti pengajaran atau teaching dalam bahasa Inggris. Kedua istilah (tarbiyah dan ta’lîm)
berbeda pula dengan istilah ta’dzîb yang berarti pembentukan tindakan atau tatakrama yang sasarannya
manusia.[3] Walaupun belum ada kesepakatan di antara para ahli, dalam kajian ini yang dimaksud
pendidikan Islam adalah al-tarbiyah, istilah bahasa Arab yang menurut penulis dapat meliputi kedua istilah
di atas. Hal yang sama dikemukakan oleh Azyumardi Azra bahwa pendidikan dengan seluruh totalitasnya
dalam konteks Islam inhern dalam konotasi istilah tarbiyah, ta’lîm danta’dzîb yang harus dipahami secara
bersama-sama.[4]

Dari pemaparan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa pendidikan Islam berarti usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan negara
sesuai dengan ajaran Islam[5]. Rumusan ini sesuai dengan pendapat Endang Saefudin Anshari yang
dikutip Azra bahwa pendidikan Islam adalah proses bimbingan oleh pendidik terhadap perkembangan fisik
dan psikis siswa dengan bahan-bahan materi tertentu dengan metoda tertentu dan dengan alat
perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu sesuai dengan ajaran Islam.[6]

Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud sistem pendidikan adalah sistem pendidikan Islam yaitu suatu
kesatuan komponen yang terdiri dari unsur-unsur pendidikan yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
sesuai dengan ajaran Islam.

Pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang
dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan
manusia, baik duniawi maupun ukhrawi.
Pengertian pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sedangkan di dalam khasanah pemikiran pendidikan Islam, pendidikan mempunyai pengertian usaha
untuk merubah anak didik dari satu keadaan kepada keadaan yang lebih baik dalam segala bidang,
dengan cara bertahap yaitu dengan merawat, mengatur, dan membimbing serta mengajarinya sesuatu
yang bermanfaat agar bisa hidup bahagia dunia dan akhirat sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh
Allah swt.

Dasar dan Tujuan SPI dan SPN


Adapun yang menjadi landasan pendidikan nasional kita adalah :
Landasan filosofis : Pancasila dan UUD 1945
Landasan sosiologis : masyarakat Indonesia
Landasan kultural : kebudayaan nasional
Landasan psikologis : perkembangan peserta didik
Landasan ilmiah dan teknologi : perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Sedangkan asas-asas atau dasar dalam pendidikan nasional kita adalah :
1. Asas tut wuri handayani yang mencakup 3 semboyan :
ing ngarso sung tulada, artinya jika di depan menjadi contoh
ing madya mangun karsa, artinya jika di tengah-tengah membangkitkan kehendak, hasrat atau motivasi
tut wuri handayani, artinya di belakang mengikuti dengan awas
2. Asas belajar sepanjang hayat (GBHN Bab IV bagian pendidikan) :
Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan
rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah
tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Ada 3 hal mendasar dari asas belajar sepanjang hayat yaitu :
Proses dan waktu pendidikan berlangsung seumur hidup sejak dalam
kandungan hingga manusia meninggal
b. Bahwa untuk belajar tiada batas waktu, artinya tidak ada istilah terlalu dini
ataupun istilah terlambat untuk belajar
c. Bahwa belajar atau mendidik diri sendiri adalah proses ilmiah sebagai bagian
integral atau merupakan totalitas kehidupan
3. Asas kemandirian dalam belajar : menempatkan guru dalam peran utama
sebagai fasilitator dan motivator, disamping perannya sebagai informator,
organisator, inisiator, inspirator, korektor, pembimbing, demonstrator, pengelola
kelas, mediator, supervisor, evaluator.

Dalam dunia pendidikan Islam yang menjadi dasar / landasan pendidikan adalahAl Quran dan Al
Hadits. Ini dapat dilihat dari :
1. Qs. Asy-Syura : 52
“Dan demikian kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Quran) dengan
perintah kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah al kitab
(Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi kami
menjadikan Al Quran itu cahaya yang kami beri petunjuk dengan dia
siapa yang kami kehendaki diantara hamba-hamba kami.

Dan sesungguhnya kami benar-benar memberi petunjuk kepada jalannya yang benar ”

2. Hadits Nabi Muhammad saw ( Al-Gazali, Ihya’ Ulumuddin hal 90)


“Sesungguhnya orang mu’min yang paling dicintai oleh Allah ialah orang
yang senantiasa tegak dan taat kepada Nya dan memberikan nasehat
kepada hamba Nya, sempurna akal pikirannya, serta menasehati pula
akan dirinya sendiri, menaruh perhatian serta mengamalkan ajaran Nya
selama hayatnya, maka beruntung dan memperoleh kemenangan ia.“

Setelah dasar / landasan pendidikan ditetapkan, kita dapat menyusun tujuan pendidikan yang
ingin dicapai. Ada beberapa pendapat mengenai tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli,
beberapa diantaranya :
1. Menurut Prof. H. Zahara Idris, M.A
Tujuan pendidikan adalah memberikan bantuan terhadap perkembangan anak
seutuhnya supaya dapat mengembangkan potensi fisik, emosi, sikap, moral,
pengetahuan dan keterampilan semaksimal mungkin agar menjadi manusia dewasa.
2. Menurut M. Noer Syam
Tujuan pendidikan adalah agar seseorang mempunyai kepribadian yang sesuai dengan
nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.
3. Menurut Ki Hajar Dewantoro
Tujuan pendidikan adalah agar anak sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
4. Menurut Al Ghazali
Tujuan pendidikan adalah beribadah dan taqarub kepada Allah dan kesempurnaan
insani yang tujuannya kebahagiaan dunia akhirat.
5. Menurut Shaleh Abdul Azis dan Abdul Najib
Tujuan pendidikan adalah untuk mendapatkan keridhoan Allah dan mengusahakan
penghidupan.
6. Menurut Abdull Fayad
Tujuan pendidikan adalah persiapan untuk hidup akhirat dan membentuk perorangan
dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk menunjang kesuksesannya hidup di
dunia.

Dalam dunia pendidikan Islam, tujuan pendidikan mempunyai arti yang sangat luas dan dalam.
Seluas dan sedalam kebutuhan hidup manusia sebagai makhluk individual dan sebagai makhluk sosial
yang dijiwai oleh nilai-nilai ajaran agamanya.
Tujuan pendidikan Islam mencakup :
1. Tujuan umum yaitu mengantarkan anak didik supaya menjadi hamba Allah yang taat.
Termuat dalam Qs. Adz-Dzariyat : 56 : “ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada Ku ” dan dalam Qs. Al-Bayyinah : 5 : “
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.”
2. Tujuan pribadi yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang dari pendidikan, yang
mencakup aqidah, ilmiyah, jasmaniyah, fikriyah, siyasiyah dan lain-lainnya.

3. Tujuan kemasyarakatan yaitu membentuk sebuah masyarakat yang beramar ma’ruf


nahi munkar. “Kamu adalah umat yng terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah” (Qs. Ali Imran : 110 ).
Adapun yang dimaksud dengan masyarakat beramar ma’ruf nahi munkar adalah :
 Umat yang menyebarkan Islam dan berdakwah kepada Nya
 Umat yang menerapkan hukum Allah swt
 Umat yang selalu bekerjasama dalam menegakkan kebaikan dan ketaqwaan
 Umat yang mampu memperhatikan peradaban manusia, yang diaplikasikan dalam beberapa hal :
Berusaha untuk menguasai bidang ek onomi
Berusaha untuk menguasai bidang teknologi
Berusaha menguasai bidang manajemen
Selalu memperhatikan pembangunan infra struktur
Selalu memperhatikan bidang akhlaq

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam bertujuan untuk menumbuhkan
pola kepribadian manusia yang bulat melalui latihan kejiwaan, kecerdasan otak, penalaran, perasaan, dan
indra. Karenanya pendidikan harus mampu melayani petumbuhan manusia dalam segala aspeknya, baik
aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, ilmiah, maupun bahasanya. Dan tujuan terakhir dari
pendidikan Islam terletak pada realisasi sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah swt. Seperti
termuat dalam Al-Qur’an surat Al-An’am (6) ayat 162 : “Katakanlah : sesungguhnya shalatku, ibadahku,
hidupku dan matiku adalah bagi Allah, Tuhan semesta alam”. Diharapkan dengan kemampuan akal
pikirannya manusia mampu membaca, memahami, menjelaskan, dan menganalisis gejala alamiah yang
merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah yang selanjutnya akan mewujudkan manusia yang paripurna
yaitu manusia yang berilmu pengetahuan dan beriman secara bulat.

Setelah membahas tujuan pendidikan dari sudut pandang umum dan dari khasanah pemikiran
Islam, sekarang kita akan mencoba membahas tujuan pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.
Ada beberapa rumusan mengenai tujuan pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia, namun yang akan
kita bahas di sini adalah rumusan yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 serta rumusan menurut UU
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Tujuan pendidikan nasional dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa. Kecerdasan yang dimaksud disini bukan semata-mata kecerdasan yang hanya berorientasi pada
kecerdasan intelektual saja, melainkan kecerdasan meyeluruh yang mengandung makna lebih luas.

Sedangkan tujuan pendidikan nasional menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dirumuskan sebagai berikut : pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Tujuan pendidikan berfungsi sebagai arah yang ingin dituju dalam aktivitas pendidikan. Dengan adanya
tujuan yang jelas, maka komponen-komponen pendidikan yang lain serta aktivitasnya senantiasa
berpedoman kepada tujuan, sehingga efektivitas proses pendidikannya selalu diukur apakah dapat dan
dalam rangka mencapai tujuan atau tidak. Dalam praktek pendidikan, baik di lingkungan keluarga, sekolah
maupun masyarakat luas, banyak tujuan pendidikan yang diinginkan oleh pendidik agar dapat dicapai oleh
siswa. Menurut Langeveld yang dikutip Noeng Muhadjir terdapat beberapa tujuan pendidikan yaitu: (1)
tujuan umum (2) tujuan tak sempurna, (3) tujuan sementara, (4) tujuan perantara, (5) tujuan insidental.[7]

Di Indonesia tujuan pendidikan terdiri dari lima tingkatan yaitu tujuan pendidikan nasional, tujuan
pendidikan institusional, tujuan pendidikan kurikuler, tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran
khusus.

Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan pendidikan yang menjadi acuan tertinggi di Negara Indonesia
apapun bentuk dan tingkatan pendidikannya. Tujuan pendidikan nasional tercantum dalam Undang-
undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 Tahun 2003. Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi
siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.

Dalam perspektif Islam, sebagaimana yang dikemukakan oleh Yusuf Amir Faisal, tujuan pendidikan Islam
pada hakekatnya sama dengan tujuan diturunkannya agama Islam yaitu untuk membentuk manusia yang
bertakwa (muttaqîn)[8]. Selanjutnya Faisal merinci manusia yang bertakwa itu adalah yang:

1. Dapat melaksanakan ibadah mahdah dan ghair mahdah,


2. Membentuk warga Negara yang bertanggungjawab kepada masyarakatnya, bangsanya,
dalam rangka bertanggung jawab kepada Allah.
3. Membentuk dan mengembangkan tenaga profesional yang siap dan terampil untuk
memasuki teknostruktur masyarakatnya.
4. Mengembangkan tenaga ahli di bidang ilmu agama Islam.

Faktor-faktor Pendidikan

Jenis dan Jenjang Pendidikan dalam SPI dan SPN


1. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang
pendidikan dasar. Diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai usia
6 tahun dan bukan prasyarat masuk pendidikan dasar. Pendidikan
anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal,
nonformal, dan/atau informal. Pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul
Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
2. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang
melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk
sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain
yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan
madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
3. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan
dasar.Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum
dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk
sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah
menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK),
atau bentuk lain yang sederajat.
4. Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik
yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran
karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa.Dapat diselenggarakan
secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus

Ayat dan Hadits Tarbawi

2. Ketrampilan dalam perencanaan, proses, dan Evaluasi Pengajaran


Pengetahuan tentang Nilai-nilai Karakter dan Materi Pelajaran
Pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan
karakter pada diri peserta didik sehingga menjadi dasar bagi mereka dalam berpikir, bersikap, bertindak
dalam mengembangkan dirinya sebagai individu, anggota masyarakat, dan warganegara. Nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa yang dimiliki peserta didik tersebut menjadikan mereka sebagai warganegara
Indonesia yang memiliki kekhasan dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain.
Pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau kebajikan (virtue)
yang menjadi dasar budaya dan karakter bangsa. Kebajikan yang menjadi atribut suatu karakter pada
dasarnya adalah nilai. Oleh karena itu pendidikan budaya dan karakter bangsa pada dasarnya adalah
pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup/ideology bangsa Indonesia, agama, budaya,
dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.
Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan mengandung makna bahwa materi nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa bukanlah bahan ajar biasa. Artinya, nilai-nilai tersebut tidak dijadikan pokok bahasan
yang dikemukakan seperti halnya ketika mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, atau pun fakta seperti
dalam mata pelajaran agama, bahasa Indonesia, PKn, IPA, IPS, matematika, pendidikan jasmani dan
kesehatan, seni, ketrampilan, dan sebagainya.
Materi pelajaran biasa digunakan sebagai bahan atau media untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa. Oleh karena itu guru tidak perlu mengubah pokok bahasan yang sudah ada tetapi
menggunakan materi pokok bahasan itu untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.
Konsekuensi dari prinsip ini nilai-nilai budaya dan karakter bangsa tidak ditanyakan dalam ulangan
ataupun ujian. Walaupun demikian, peserta didik perlu mengetahui pengertian dari suatu nilai yang
sedang mereka tumbuhkan pada diri mereka. Mereka tidak boleh berada dalam posisi tidak tahu dan tidak
paham makna sebuah nilai.

Pengetahuan tentang Alat-alat Peraga Pengajaran


Alat-alat yang mempengaruhi pendidikan, antara lain metode penyampaian dan juga cara penilaian.
Alat-alat pengajaran kebanyakan tidak diciptakan khusus untuk keperluan pengajaran, kecuali mesin
belajar. Selain itu pengajaran memanfaatkan hasil teknologi seperti film, radio, TV, Komputer, dan
sebagainya.
Adanya alat pendidikan yang serba lengkap belum tentu menjamin pemanfaatannya dalam pendidikan.
Sering terjadi gap antara hard ware dan soft ware. Banyaknya ragam alat pendidikan juga menimbulkan
kesulitan untuk memilih alat yang mana yang serasi untuk bahan pelajaran tertentu.
Beberapa alat pendidikan yang dapat dipandang sebagai alat teknologi pendidikan :
1. Papan Tulis
2. Gambar
3. Model
4. Koleksi
5. Peta dan Globe
6. Buku Pelajaran
Salah satu keuntungan alat pendidikan yaitu buku pelajaran antara lain :
1. Buku Pelajaran membantu guru melaksanakan kurikulum karena disusun berdasarkan
kurikulum yang berlaku
2. buku pelajaran juga merupakan pegangan dalam menentukan metode pengajaran
3. buku pelajaran memberi kesempatan bagi siswa untuk mengualangi pelajaran atau
mempelajari pelajaran baru
4. buku pelajaran dapat juga digunakan untuk tahun-tahun berikutnya dan bila direvisi
dapat bertahan dalam waktu yang lama
5. Buku pelajaran yang uniform memberi kesamaan mengenai bahan dan standar
pengajaran
6. Buku pelajaran memberikan kontinutas pelajaran dikelas yang berurutan, sekalipun guru
berganti
7. Buku pelajaran memberi pengetahuan dan metode mengajar yang lebih mantap bila
guru menggunakannya dari tahun ketahun.
Untuk memanfaatkan alat teknologi pendidikan diperlukan keterampilan dari pihak guru serta sikap positif
terhadap perkembangan alat teknologi pendidikan. Alat teknologi pendidikan, betapapun majunya
senantiasa memerlukan peranan guru, sekalipun mengubah peranan itu.
Sejak dulu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi pendidikan namun
pengaruhnya bertambah pesat sejak 1950-an.
Setiap alat pendidikan mempunyai kebaikan dan kekurangannya, namun semua dapat memberi bantuan
menurut hakikat masing-masing.
Komputer adalah hasil teknologi modern yang membuka kemungkinan-kemungkinan yang besar alat
pendidikan.
Komputer sebagai alat pelajaran mempunyai sejumlah keuntungan :
1. Dapat membantu murid dan guru dalam pelajaran
2. Memiliki banyak kemampuan yang dapat dimanfaatkan segera
3. Sangat fleksibel dalam mengajar dan dapat diatur menurut keinginan penulis pelajaran
4. Mengajar oleh guru dapat saling melengkapi
5. Dapat pula menilai hasil setiap pelajar dengan segera.

Pengetahuan tentang Evaluasi Pengajaran


Secara harfiah kata penilaian berasal dari bahasa Inggris “ evaluation “ dalam bahasa Arab Al – Taqdir;
dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Penilaian dapat digunakan untuk semua aspek kehidupan.
Penilaian adalah usaha untuk mendapatkan nilai yang terdapat dalam proses belajar mengajar yang
dilihat dari hasil yang dicapai oleh setiap siswa dalam jangka waktu tertentu.
Evaluasi Hasil Belajar antara lain mengunakan tes untuk melakukan pengukuran hasil belajar. Tes dapat
didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan dan/atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh
informasi tentang trait, atribut pendidikan, psikologik atau hasil belajar yang setiap butir pertanyaan atau
tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Pengukuran diartikan sebagai
pemberian angka pada status atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek
tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas. Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil
keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang
menggunakan instrumen test maupun non-test. Penilian dimaksudkan untuk memberi nilai tentang kualitas
hasil belajar.
Secara klasik tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk membedakan kegagalan dan keberhasilan
seorang peserta didik. Namun dalam perkembangannya evaluasi dimaksudkan untuk memberikan umpan
balik kepada peserta didik maupun kepada pembelajar sebagai pertimbangan untuk melakukan perbaikan
serta jaminan terhadap pengguna lulusan sebagai tanggung jawab institusi yang telah meluluskan.
Tes, pengukuran dan penilaian berguna untuk : seleksi, penempatan, diagnosis dan remedial, umpan
balik, memotivasi dan membimbing belajar, perbaikan kurikulum dan program pendidikan serta
pengembangan ilmu.

Pengetahuan tentang Strategi PAIKEM


1. PAKEM merupakan pembelajaran yang membangkitkan kecakapan hidup
2. Dalam PAKEM siswa belajar bekerjasama ( kooperatif )
3. Dalam PAKEM guru menerapkan pengelolaan kelas yang bervariasi
4. PAKEM memperhatikan keragaman individu, misalnya laki-laki/perempuan, cepat
belajar/lambat belajar, sosial ekonomi tinggi/rendah
5. PAKEM mengembangkan potensi semua siswa
6. PAKEM mendorong siswa menghasilkan karya kreatif
7. Program untuk meningkatkan PAKEM di sekolah harus ditingkatkan kuantitas dan
kualitasnya

Anda mungkin juga menyukai