PENDEKATAN
KONSTRUKTIVIS
Contents
2 Hakekat T Konstruktivis
3 Sejarah konstruktivisme
55 Proses Pembelajaran
Pandangan Belajar menurut
Teori konstruktivis
Guru tidak dapat hanya semata-mata
memberikan pengetahuan kepada siswa.
Siswa harus membangun pengetahuan di
dalam benaknya sendiri
Guru dapat memberi siswa tangga yang
dapat membantu siswa mencapai
pemahaman yang lebih tinggi namun
harus diupayakan agar siswa sendiri yang
memanjat tangga tersebut.
Hakekat T. Konstruktivis
(student-centered instruction)
Peran guru adalah membantu siswa
menemukan fakta , konsep atau prinsip bagi diri
mereka sendiri, bukan memberikan ceramah
atau mengendalikan seluruh kegiatan kelas.
Sejarah Konstruktivisme
Konstruktivisme lahir dari gagasan Piaget dan
Vigotsky, yang menekankan bahwa perubahan
kognitif hanya terjadi jika konsepsi-konsepsi
yang telah dipahami sebelumnya diolah melalui
suatu proses ketidakseimbangan dalam upaya
memahami informasi-informasi baru.
Pembelajaran sosial
Scaffolding
Pembelajaran Sosial
1) Proses top-down
2) Pembelajaran kooperatif
3) Pembelajaran generatif atau Ge ne r ative
ti
learning
4) Pembelajaran dengan penemuan
5) Pembelajaran dengan pengaturan diri
(self-regulated learning)
6) Scaffolding
Proses Top -Down
Pendekatan konstruktivis lebih
menekankan pada pengajaran top down
dari pada bottom up.
Top down berarti siswa mulai dengan
masalah-masalah yang kompleks untuk
dipecahkan dan selanjutnya memecahkan
atau menemukan (dengan bantuan guru)
keterampilan-keterampilan dasar yang
diperlukan.
Pembelajaran Kooperatif
kritis:
1. Membedakan fakta-fakta yang dapat
diverifikasi dan tuntutan nilai-nilai yang sulit
diverifikasi (diuji kebenarannya)
2 Me m be da kan antara in formasi, tuntutan, atau
alasan yang relevan dgn yang tidak relevan
3. Menentukan kecermatan faktual (kebenaran)
dari suatu pernyataan
4. Menentukan kredibilitas dari suatu sumber
5 Mengidentifikasi tuntunan atau argumen yang
mendua
6. Mengidentifikasi asumsi yang tidak
dinyatakan
7. Mendeteksi bias (menemukan
penyimpangan)
8. Mengidentifikasi kekeliruan logika
9. Mengenali ketidakkonsistenan logika
dalam suatu alur penalaran
10.Menentukan kekuatan suatu argumen
atau tuntutan
LOGO
www.unesa.ac.id
www.fisika.fmipaunesa.com
nadi_suprapto@unesa.ac.id
nadi_ unesa@yahoo.co.id