Anda di halaman 1dari 37

Kelompok 2

Contents
1

Pandangan Belajar menurut Teori


konstruktivis

Hakekat T. Konstruktivis

Sejarah konstruktivisme

Prinsip Kunci Piaget&Vigotsky atas


Teori Konstruktivisme

55

Proses Pembelajaran

Pandangan Belajar menurut


Teori konstruktivis

Guru tidak dapat hanya semata-mata

memberikan pengetahuan kepada


siswa.
Siswa harus membangun pengetahuan
di dalam benaknya sendiri
Guru dapat memberi siswa tangga
yang dapat membantu siswa mencapai
pemahaman yang lebih tinggi namun
harus diupayakan agar siswa sendiri
yang memanjat tangga tersebut.

Hakekat T. Konstruktivis
Siswa harus menjadikan informasi itu

miliknya sendiri (Brown et al, 1989)


Pengajaran yang terpusat pada siswa
atau (student-centered instruction)
Peran guru adalah membantu siswa
menemukan fakta, konsep atau prinsip
bagi diri mereka sendiri, bukan
memberikan ceramah atau
mengendalikan seluruh kegiatan kelas.

Sejarah Konstruktivisme
Konstruktivisme lahir dari gagasan Piaget

dan Vigotsky, yang menekankan bahwa


perubahan kognitif hanya terjadi jika
konsepsi-konsepsi yang telah dipahami
sebelumnya diolah melaui suatu proses
ketidakseimbangan dalam upaya
memahami informasi-informasi baru.
Proses ketidakseimbangan atau

disequilibreum adalah ketidaksesuaian


atau ketidakcocokan antara pemahaman
saat ini dan pengalaman-pengalaman
baru.

Empat prinsip kunci


Teori Piaget & Vigotsky
tentang konstruktivisme
Pembelajaran sosial
ZPT atau ZPD

Konstruktivisme
Pemagangan Kognitif

Scaffolding

Pembelajaran Sosial
Siswa belajar melalui interaksi dengan

orang dewasa dan teman sebaya yang


lebih mampu.

Zona Perkembangan Terdekat


atau Zone of Proximal
Development
Tingkat perkembangan sedikit di atas

tingkat perkembangan seseorang saat


ini.
Siswa sedang bekerja di dalam ZPT
mereka pada saat mereka terlibat dalam
tugas-tugas yang tidak dapat mereka
selesaikan sendiri tetapi dapat
menyelesaikannya bila dibantu oleh
teman sebaya mereka atau orang
dewasa.

Pemagangan Kognitif
(Cognitive
Apprenticheship)

Proses dengan mana seorag siswa

tahap demi tahap mencapai kepakaran


dalam interaksinya dengan seorang
pakar, apakah seorang dewasa atau
teman sebaya yang lebih tinggi
pengetahuannya (Gardner, 1991).

Scaffolding
(Mediated learning)
Dukungan tahap demi tahap untuk belajar dan

pemecahan masalah (Kozulin & Presseisen,


1995).
Siswa seharusnya diberi tugas-tugas kompleks,
sulit dan realistik selanjutnya selanjutnya
diberikan bantuan secukupnya untuk tugastugas ini (bukan diajarkan secara spontan
namun secara gradual/ langkah demi langkah)
Contoh: tugas proyek, simulasi, penyelidikan

situated learning=pembelajaran di kehidupan


nyata.

Proses Pembelajaran
1) Proses top-down
2) Pembelajaran kooperatif
3) Pembelajaran generatif atau

Generative learning
4) Pembelajaran dengan penemuan
5) Pembelajaran dengan pengaturan diri
(self-regulated learning)
6) Scaffolding

Proses Top -Down


Pendekatan konstruktivis lebih

menekankan pada pengajaran top


down dari pada bottom up.
Top down berarti siswa mulai dengan
masalah-masalah yang kompleks
untuk dipecahkan dan selanjutnya
memecahkan atau menemukan
(dengan bantuan guru) keterampilanketerampilan dasar yang diperlukan.

Pembelajaran Kooperatif
Siswa lebih mudah menemukan dan

memahami konsep-konsep yang sulit


jika mereka saling mendiskusikan
masalah tersebut dengan temannya.
Siswa secara rutin bekerja dalam
kelompok dengan 4-6 orang anggota.

lanjutan
Teknik pembelajaran kooperatif

diantaranya STAD (Student TeamsAchievement Divisions), TGT (TeamsGames Tournament), TAI (TeamAssisted Individualization), Jigsaw,
CIRC (Cooperative Integrated
Reading and Composition), learning
together, dan Group Investigation,
TPS (Think Pair Share)

Pembelajaran Generatif
(Generative Learning)
Pembelajaran yang menekankan

pengintegrasian aktif materi baru


dengan skemata yang ada dibentuk
siswa.
Siswa merombak sesuai dengan hal
yang baru.

Pembelajaran Penemuan
Metode pengajaran dimana siswa

didorong untuk menemukan prinsipprinsip untuk diri mereka sendiri.


Mengetahui adalah suatu proses, bukan
suatu produk (Bruner, 1966).

lanjutan
Keuntungan : memacu keingintahuan

siswa, memotivasi siswa melanjutkan


pekerjaannya sampai menemukan
jawabannya, siswa belajar
memecahkan masalah secara mandiri,
dan berfikir kritis.

Pembelajaran dengan
Pengaturan Diri
(Self Regulated Learning)

Siswa yang memiliki pengetahuan tentang

strategi belajar efektif dan bagaimana


serta kapan menggunakan strategi itu.
Self Regulated Learner adalah pebelajar
yang mampu melakukan pengaturan diri,
termotivasi oleh belajar itu sendiri dan
tidak hanya karena nilai atau motivator
eksternal

Scaffolding

Pembelajaran dengan bantuan (Assisted

Learning) : metode mengajar dimana memandu


pengajaran sedemikian rupa sehingga siswa akan
menguasai tuntas dan mendarahdagingkan
keterampilan yang memungkinkan pemfungsian
kognitif yang lebih tinggi.
Guru adalah agen budaya yang memandu
pembelajaran sehingga siswa akan menguasai
secara tuntas keterampilan kognitif tingkat tinggi.

TERSTRUKTUR
Buat contoh dalam pembelajaran

fisika:
1.Proses top-down
2.Pemagangan kognitif
3.Pembelajaran generatif
4.Scaffolding

Pengajaran Terbalik
(Reciprocal Teaching)
Metode pengajaran berdasarkan

prinsip-prinsip pengajuan pertanyaan,


yang mana keterampilan-keterampilan
metakognitif diajarkan melalui
pengajaran langsung dan pemodelan
oleh guru untuk memperbaiki kinerja
membaca siswa yang masih rendah.
Dirancang membantu siswa yang
rendah hasil belajarnya dalam belajar
membaca (pemahaman konsep).

Prosedur Pengajaran
1.
Membagikan bacaan
Terbalik
2. Menjelaskan bahwa anda akan

bertindak sebagai guru untuk bagian


pertama
3. Meminta siswa membaca dalam hati
bagian bacaan yang ditetapkan
4. Melakukan pemodelan
5. Meminta siswa untuk membuat
komentar atas pengajaran anda dan
bacaan (materi) tersebut.

6. Menugaskan bacaan berikutnya untuk

dibaca di dalam hati


7. Memilih seorang siswa sebagai guru
8. Melatih guru siswa di sepanjang
kegiatan tersebut
9. Mengurangi peran anda sebagai guru
sehingga guru siswa bisa
menangani sendiri kegiatan tersebut.

Terapkan pengajaran terbalik


Saat Bu Guru memulai pelajaran menunjukkan
model burung yang ketika didekatkan pada
jagung tidak mau memakan, begitu juga dicoba
dengan padi, kedelai, ulat, tetapi ketika
didekatkan dengan jarum atau paku kecil
langsung paku, jarum tersebut menempel di
ujung paruh burung.
Burung apakah namanya? Dapatkah kamu
memprediksi apa sebenarnya yang ada di
paruh burung tsb? Mungkin kamu ingin
informasi mengapa model burung tsb hanya
ingin makan paku dan jarum? Atau cobalah
benda-benda lain yang menempel di paruhnya.

Nah kamu fikirkan kira-kira benda apa saja yang


dapat menempel dan benda apa saja yang tidak
dapat menempel. Dari pengamatanmu dapat
disimpulkan bahwa paruh burung tersebut
mengandung gaya tarik hanya terhadap bendabenda tertentu. Betul bukan?
Cobalah sekarang dekatkan magnet batang,
ujung satu apa yang terjadi dan cobalah balik apa
yang terjadi pada ujung yang lainnya. Dari
peristiwa tsb apa yang dapat kamu simpulkan?
Sebenarnya adaka burung pemakan logam?
Lanjutkan penelitianmu tentang burung tsb
sehingga kamu dapat menjelaskan sifat-sifat
lainnya

Bagaimana mengajarkan
pemecahan masalah dan
keterampilan
Indikasi transfer berpikir?
belajar adalah
kemampuan menggunakan informasi dan
keterampilan untuk memecahkan masalah.
Pemecahan masalah (problem solving)
adalah penerapan pengetahuan dan
keterampilan untuk mencapai tujuan
tertentu.
Pemecahan masalah adalah suatu
keterampilan yang dapat diajarkan dan
dipelajari.

Langkah-langkah dalam
proses pemecahan masalah
1. Mean-end Analysis atau analisis cara

tujuan. Yaitu teknik pemecahan


masalah yang mendorong
pengidentifikasian tujuan (ends) dari
suatu masalah, situasi saat ini, dan
apa yang perlu dilakukan (means)
untuk mengurangi perbedaan antara
dua kondisi tersebut.

2. Penyarian informasi yang relevan


3.
4.
5.
6.
7.

(Extracting Relevan Information).


Mengidentifikasi informasi yang
menyesatkan
Mengatasi fungsi terpancang mati
Mengidentifikasi asumsi
Berfikir secara divergen
Memperjelas masalah atau penyajian
masalah

Fungsi terpancang mati


(functional fixedness)
Terblokirnya pemikiran menuju

pemecahan masalah yang disebabkan


ketidakmampuan untuk melihat
penggunaan-penggunaan baru dari
obyek-obyek atau ide-ide yang telah
dikenal.
Penyebab: pengetahuan awal, asumsi
atau anggapan dasar, faktor emosi,
suasana pembelajaran, motivasi dan
penguatan.

Lakukan pemecahan masalah dengan


menggunakan teknik-teknik di atas!
1. Dua bus dari terminal yang terpisah 100 km
meningggalkan masing-masing terminalnya
tepat jam 2.00 siang dan bergerak saling
mendekat pada kecepatan rata-rata 50 km
per jam. Pada saat yang sama, sebuah
pesawat terbang kecil lepas landas dari
terminal A dan terbang pada kecepatan 100
km per jam pulang-pergi dua kali antara dua
bus yang bergerak saling mendekat tersebut.
Berapa km pesawat itu akan menempuh
penerbangan pada saat kedua bus bertemu?

2.Andreas kebingungan di kamar kost. Ia


memikirkan bagaimana cara mengatur/
merangkai lampu yang diberi jatah pihak kost
(maksimum 60 W) untuk kamarnya dgn
ketentuan harus dipasang 3 lampu: 1 di kamar,
1 di samping, dan 1 di teras. Kamar Andreas
terletak paling ujung. Andreas belanja 3 dop: 20
W (1 buah), 40 W (2 buah), 1 buah saklar biasa,
1 buah saklar dobel.Bagaimana anda membantu
Andreas menyusun rangkaian listrik tersebut,
sehingga kalau dia belajar dapat tetap
menggunakan 40 W, sedangkan kalau tidur
dapat menyalakan 3 lampu tersebut. Lengkapi
pula dengan gambar rangkaian

Mengajar Pemecahan
Masalah yang Kreatif
1. Inkubasi: merenung sejenak dan

berfikir reflektif (menganalisis diri


sendiri dan pemikiran diri sendiri)
terhadap masalah yang dihadapi dan
memikirkan beberapa pemecahan
alternatif sebelum memilih tindakan
tertentu.
2. Tidak tergesa-gesa mengambil
keputusan: perlu adanya curah
pendapat (brainstorming)

lanjutan
3. Iklim yang sesuai
4. Analisis
5. Keterampilan Berfikir

-Memikirkan ide-ide yang tidak umum


-Mencetuskan banyak ide
-Merencanakan
-Memetakan kemungkinan-kemungkinan
-Memadukan fakta-fakta
-Merumuskan masalah secara jelas
6. Umpan balik

Pengajaran Keterampilan
Berpikir
Instrumental Enrichment (pengayaan
keterampilan berpikir) adalah program
keterampilan berfikir dimana siswa
mengerjakan suatu rangkaian latihan
paper and pencil yang dirancang untuk
mengembangkan berbagai kemampuan
intelektual.
Memasukkan atau mengaitkan
pengajaran ke dalam pelajaran sehari-hari
dan pengalaman-pengalaman kelas,
untuk menciptakan budaya berfikir

Berfikir Kritis (Critical


Thinking)

Adalah kemampuan untuk membuat

keputusan rasional tentang apa yang


dilakukan dan apa yang diyakini.
Contoh: mengidentifikasi iklan bernuansa
iptek, menimbang bukti-bukti
bertentangan, mengidentifikasi asumsi
atau argumen keliru
Berfikir kritis memerlukan latihan, siswa
dapat diberi sejumlah dilema (dua pilihan
yang sulit), argumen logis dan tak logis,
iklan valid atau menyesatkan

10 keterampilan berfikir
kritis:
1. Membedakan fakta-fakta yang dapat
(Beyer, 1988)

2.

3.
4.
5.

diverifikasi dan tuntutan nilai-nilai yang sulit


diverifikasi (diuji kebenarannya)
Membedakan antara informasi, tuntutan,
atau alasan yang relevan dgn yang tidak
relevan
Menentukan kecermatan faktual (kebenaran)
dari suatu pernyataan
Menentukan kredibilitas dari suatu sumber
Mengidentifikasi tuntunan atau argumen
yang mendua

6. Mengidentifikasi asumsi yang tidak

dinyatakan
7. Mendeteksi bias (menemukan
penyimpangan)
8. Mengidentifikasi kekeliruan logika
9. Mengenali ketidakkonsistenan logika
dalam suatu alur penalaran
10.Menentukan kekuatan suatu
argumen atau tuntutan

Anda mungkin juga menyukai