Aulia Indrawan (13-168)
Aulia Indrawan (13-168)
Disusun oleh :
Aulia Indrawan, S.Ked
13 10070100 168
Pembimbing :
dr. Hovlanta Pidingan, Sp.OG
1
KATA PENGATAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah ini setelah dievaluasi oleh pembimbing tepat pada waktunya.
Shalawat beserta salam juga kami tuturkan kepada junjungan besar Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah
menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan bagi umat yang bertaqwa
kepada-Nya .
Case Report yang berjudul “ Letak sungsang dan Ketuban pecah dini “.
Penulis amat sadar karena keterbatasan yang kami miliki saat menulis makalah
ini.
Penulis berterimakasih sekali kepada pembimbing terbaik kami Bapak dr.
Hovlanta Pidingan, Sp.OG yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
simpatik, telaten, sabar dan penuh bijaksana sehingga case report ini menjadi baik
dan terarah dalam pengerjaannya.
Kami sangat menyadari makalah ini pasti tidak luput dari kesalahan-
kesalahan, baik dalam bahasa maupun tataletak. Pada kesempatan ini kami
sebagai penulis memohon maaf kepada para pembaca. Masukan, kritik dan saran
akan kami jadikan cambuk supaya kami dapat menyusun makalah ilmiah yang
lebih baik lagi. Insya Allah.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Komplikasi paling sering terjadi pada ketuban pecah dini sebelum usia
kehamilan 37 minggu adalah sindronme distress pernapasan , yang terjadi pada
10-40% bayi baru lahir. Resiko infeksi meningkat pada kejadian ketuban pecah
dini . Semua ibu hamil dengan ketuban pecah dini prematur sebaiknya di evaluasi
untuk kemungkinan terjadinya korioamnionitis . Selain itu kejadian prolaps atau
keluarnya tali pusar dapat terjadi ketuban pecah dini.
4
Letak sungsang terjadi dalam 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal
pada umur kehamilan cukup bulan (> 37 minggu), presentasi bokong merupakan
kejadian presentasi bokong berkisar antara 25-30%, dan sebagian besar akan
kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan letak kepala. Angka kematian prenatal dengan persalinan letak sungsang
Pada tahun 1990 sebanyak 90% kasus presentasi bokong dilahirkan secara bedah
sesar, sedangkan pada tahun 1970 hanya sebanyak 11,6 %. Kecendrungan tersebut
5
1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mampu melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik pada
kasus kehamilan letak sungsang dan ketuban pecah dini.
b. Mahasiswa mampu melakukan penanganan dan penatalaksaan yang
tepat pada kasus kehamilan letak sungsang dan ketuban pecah dini.
1.3 Manfaat
a. Sebagai sumber media informasi tentang kehamilan letak sungsang
dan ketuban pecah dini.
b. Sebagai laporan kasus yang menyajikan analisis kasus tentang
kehamilan letak sungsang dan ketuban pecah dini.
c. Untuk memenuhi tugas case report session kepanitraan klinik di bagian
obstetri dan gynekologi dalam RSUD Solok 2017.
6
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2. 1 Letak Sungsang
2.1.1 Definisi
Janin yang letaknya memanjang dalam rahim, kepala berada di fundus dan
bokong di bawah.
2.1.2 Klasifikasi
7
2.1.3 Etiologi
a. Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya
pada panggul sempit, hidrosefalus, anensefali, plasenta previa, tumor
pelvis dan lain lain.
b. Janin mudah bergerak, seperti pada hidramnion, multipara, janin kecil.
c. Gemelli
d. Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus, bikornis, mioma uteri
e. Janin sudah lama mati
2.1.4 Diagnosis
a. Gerakan janin teraba dibagian bawah abdomen
b. Pemeriksaan abdomen kepala terletak di bagian atas, bokong pada daerah
pelvis, auskultasi menunjukkan denyut jantung janin lokasinya lebih
tinggi.
c. Pemeriksaan vagina : teraba bokong atau kaki
d. Usg : untuk konfirmasi letak janin apabila pemeriksaan fisik tidak jelas,
menentukan letak plasenta, taksiran berat badan janin, volume cairan
amnion, usia kehamilan , dll
2.1.5 Penatalaksanaan
Primigravida
8
d. Zatuchni – Andros score
Merupakan indeks prognosis untuk menilai lebih tepat apakah
persalinan pada letak sunsang dapat dilahirkan pervaginam atau
preabdominal.
Paritas 0 1 2
Paritas Primi multi
Umur Kehamilan >39 minggu 38 minggu <37 minggu
Taksiran berat >3630 gr 3630- 3176 gr <3176 gr
janin
Pernah letak Tidak pernah 1 kali 2 kali atau lebih
sunsang
Pembukaan <2 cm 3 cm >4 cm
serviks
Station -3 atau lebih 2 -1 atau lebih
tinggi rendah
9
• Bila pada langkah diatas tidak ada kemajuan dan atau tungkai
tidak lahir secara spontan, maka lahirkan kaki satu per satu
dengan cara:
Jari telunjuk dan jari tengah diletakkan dibelakang paha
sebagai bidai dan lakukan eksorotasi pada sampai
tungkai lahir.
Jika bahu dan lengan tidak lahir spontan, maka kita
dapat melakukan manuver klasik, muller atau lovset.
b. Manuver klasik
Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan jika
dengan cara BRACHT bahu dan tangan tidak bisa lahir.
Prosedur :
Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan
dilahirkan sehingga bokong dan kaki lahir.
Tali pusat dikendorkan
Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan
tarik ke atas
Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu,
untuk melahirkan bahu kiri bayi
Dengan tangan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu,
untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada di belakang
Masukan dua jari tangan kanan / kiri (sesuai letak bahu
belakang sejajar dengan lengan bayi, untuk melahirkan
lengan belakang bayi)
Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik
ke arah bawah kontralateral dari langkah sebelumnya untuk
melahirkan bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang
sama
c. Manuver muller
Prosedur :
Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik
kedua kaki dengan cara yang sama seperti klasik , ke arah
belakang kontralateral dari letak bahu depan.
Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah
yang sama untuk melahirkan bahu dan lengan belakang.
d. Manuver louvset
Dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit keluar di
belakang kepala
10
Prosedur ;
Setelah bokong dan kaki bayi lahir, memegang bayi dengan
kedua tangan
Memutar bayi 180 derajat dengan lengan bayi yang
terjungkit ke arah penunjuk jari tangan yang nuchal.
Memutar kembali 180 derajat ke arah yang berlawanan ke
kiri / ke kanan, beberapa kali hingga kedua bahu dan lengan
dilakukan secara klasik dan muller.
e. Melahirkan kepala bayi
Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan
bayi seolah-olah menunggang kuda
Satu jari dimasukkan ke dalam mulut dan dua jari di
maksilla (di fossa canina)
Tangan kanan memegang / mencengkram tengkuk bayi
Minta seorang asisten menekan fundus uteri
Bersamaan dengan adanya his, asisten menekan fundus
uteri, penolong persalinan melakukan tarikan ke bawah
sesuai arah sumbu jalan lahir dibimbing yang dimasukkan
untuk menekan dagu/mulut.
11
2.2 Ketuban pecah dini
2.2.1 Definisi
Ketuban pecah dini adalah kondisi dimana ketuban pecah sebelum proses
persalinan dan usia gestasi > 37 minggu . jika ketuban pecah pada usia gestasi <37
minggu, maka disebut ketuban pecah dini pada kehamilan prematur.
Terdapat istilah perode laten, yaitu waktu dari ruptur hingga terjadinya
proses persalinan. Makin muda usia gestasi ketika ketuban pecah, periode laten
akan semakin panjang. Ketuban pecah saat usia gestasi cukup bulan. 75% proses
bersalin terjadi dalam 24 jam . jika ketuban pecah di usia 26 minggu. ½ ibu hamil
akan terjadi persalinan dalam 1 minggu sedangkan usia gestasi 32 minggu,
persalinan terjadi dalam kurun 24-48 jam.
2.2.2 Etiologi
a. Idiopatik
b. Infeksi traktur genitalis
c. Perdarahan antepartum
d. Polihidramnion
e. Inkompetensi serviks
f. Abnormalitas uterus
g. Amniocentesis
h. Trauma
i. Riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya
12
2.2.3 Diagnosis
a. menanyakan riwayat keluar air-air dari vagina dan tanda lain persalinan
b. pemeriksaan inspekulo, melihat adanya cairan ketuban dari cavum
uteri(meminta pasien batuk atau mengedan atau menggerakkan sedikit
bagian terbawah janin) atau terlihat kumpulan cairan di forniks posterior.
c. VT tidak dianjurkan kecuali pasien diduga inpartu, hal ini karena vt dapat
meningkatkan insidensi korioamnionitis , post partum endometritis, dan
infeksi neonatus.Selain itu juga memperpendek periode laten
d. Ph vagina menggunakan kertas lakmus (nitrazin tes). Bila ada cairan
ketuban warna merah berubah menjadi biru. Selama hamil ph cairan
amnion 7.1-7.3
e. Dengan usg dapat mengkonfirmasi adanya oligohidramnion. Normal
volume cairan ketuban antara 250-1200cc
f. Singkirkan adanya infeksi , suhu ibu >38 c, air ketuban keruh dan berbau,
leukosit > 15000/mm3, janin takikardia.
2.2.4 Tatalaksana
a. Lakukan penilaian dari awal pada ibu hamil dan janin yaitu ;
Memastikan diagnosis
Menentukan usia kehamilan
Evaluasi infeksi maternal atau janin, pertimbangkan butuh antibiotik/
tidak terutama jika ketuban pecah sudah lama
Dalam kondisi inpartu, ada gawat janin atau tidak
b. Penatalaksanaan ketuban pecah dini :
Pasien dengan kecurigaan ketuban pecah dini harus dirawat di RS
untuk di observasi
Jika selama perawatan air ketuban tidak keluar lagi, boleh pulang
Jika ada persalinan kala aktif, gawat janin, kehamilan harus cepat di
terminasi
Jika ketuban pecah dini pada persalinan prematur , ikuti tatalaksana
untuk persalinan preterm
Tata laksana bergantung kepada usia gestasi (jika tidak dalam poses
persalinan, tidak ada infeksi, atau gawat janin.
c. Konservatif :
Jika terjadi PPROM(preterm premature rupture of membrane)
sangat disarankan untuk dirawat dirumah sakit selama minimal 48 jam
untuk di observasi. Hal ini di karenakan 48-72 jam merupakan waktu yang
rentan persalinan atau terjadi korioamnionitis. Prinsip tatalaksan untuk
perawatan di RS:
13
Usia gestasi <32 minggu, disarankan dirawat inap jika air ketuban
masih keluar. Tunggu hingga berhenti, berikan steroid, antibiotik,
observasi kondisi ibu dan janin.
Usia gestasi 32-37 minggu
o Belum inpartu : steroid, profilaksis AB observasi tanda infeksi
dan kesejahteraan janin.
o Sudah ada tanda inpartu : berikan steroid , antibiotik
intrapartum profiklaksis, induksi setelah 24 jam.
o Usia gestasi >37 minggu, evaluasi infeksi, pertimbangkan
pemberian AB jika ketuban pecah sudah lama, terminasi
kehamilan (pertimbangkan pemberian induksi)
d. Aktif :
e. Pemberian antibiotik :
14
BAB III
LAPORAN KASUS
I. Identitas
Nama : Rosmawati
Umur : 32 th
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Status : Menikah
No MR : 14.74.12
II. Anamnesa
Seorang pasien wanita umur 32 tahun datang ke IGD RSUD Solok pada
tanggal 24 april 2017 pada jam 09.00 WIB dengan keluhan utama keluar
air-air yang banyak dari kemaluan sejak 6 jam sebelum masuk ke RS.
Riwayat Penyakit Sekarang
o Keluar air-air yang banyak dari kemaluan (+) sejak 6 jam sebelum
masuk Rumah Sakit membasahi satu helai kain, warna: jernih
o Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari hilang timbul (-)
o Keluar lendir campur darah dari kemaluan (-)
o Keluar darah yang banyak dari kemaluan (-)
o Riwayat demam (-), riwayat keputihan (-), riwayat trauma (-)
o Riwayat Menstruasi : Menarche umur 13 th, siklus haid teratur
1 x 28 hr, lamanya 5-7 hari, banyaknya 2-3x ganti duk/hr, nyeri (-)
o HPHT : 15-07-2016 TP : 22-04-2017
o Tidak haid sejak ± 8 bulan yang lalu
o Gerak anak dirasakan sejak ± 5 bulan yang lalu
o RHM : Mual (-), muntah (-), perdarahan (-)
o RHT : Mual (-), muntah (-), perdarahan (-)
o ANC : kontrol ke bidan 5 kali pada usia kehamilan 2, 4, 6, 7, 8 bln
15
Riwayat Penyakit Dahulu
o Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hati, ginjal, DM
hipertensi dan alergi.
Riwayat Penyakit Keluarga
o Tidak ada keluarga yang menderita penyakit keturunan, menular
dan kejiwaan.
Riwayat Perkawinan
o 1 x tahun 2006 - sekarang
Riwayat Kehamilan/Abortus/Persalinan : 4/0/3
o 2007, Laki-laki, 2800gr, cukup bulan, spontan, bidan, hidup
o 2010, Laki-laki, 2500gr, cukup bulan, spontan, bidan, hidup
o 2015, Laki-laki, 3000gr, cukup bulan, spontan, bidan, hidup
o Hamil sekarang
Riwayat Kontrasepsi
o (-)
Riwayat Imunisasi
o (-)
Riwayat pendidikan
o SMA
III. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : CMC
Tinggi Badan : 155 cm
Berat Badan sebelum hamil : 53 Kg
Berat Badan sesudah hamil : 67 Kg
BMI : 22,08 (normoweight)
Status gizi : Baik
Vital sign :
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
Nafas : 20x/menit
Temperatur : 36,80C
16
Status Generalis
Mata
o Konjungtiva anemis (-)
o Sklera Ikterik (-)
Leher
Inspeksi :
JVP 5-2 cm
Kelenjar tiroid tidak tampak membesar
Palpasi :
Kelenjar tiroid tidak teraba membesar
Kelenjar Getah Bening tidak teraba membesar
• Toraks
• Cor
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS
RIC V
• Perkusi : batas jantung dalam batas normal
• Auskultasi : reguler , bising (-)
• Pulmo
• Inspeksi : bentuk dan pergerakan simetris kiri=kanan
• Palpasi : Fremitus normal kiri = kanan
• Perkusi : Sonor kiri = kanan
• Auskultasi : Vesikuler normal +/+, ronkhi -/-, wheezing
-/-
• Ekstremitas
• Edema -/-, RF +/+, RP -/-
17
Status Obstetrikus
• Muka
• Chloasma gravidarum (+)
• Mammae
• Membesar, areola dan papilla mammae hiperpigmentasi
(+), pembesaran kelenjar montgomery (+), kolostrum (+)
• Abdomen
• Inspeksi :
• Tampak perut membuncit sesuai dengan usia kehamilan
aterm, Linea mediana hiperpigmentasi, striae (+),
sikatrik (-)
• Palpasi :
• L1 : Teraba massa bulat keras, fut : 2 jr db proc.
xhypoideus
• L2 : Teraba tahanan terbesar disebelah kanan
dan teraba bagian-bagian terkecil disebelah kiri
• L3 : Teraba massa besar lunak noduler
• L4 : Konvergen
• TFU : 37 cm TBA : 3720 gr His : -
• Perkusi :
• Tidak dilakukan
• Auskultasi :
• BU (+)
• DJJ : 139-147 x/menit
• Genitalia
• Inspeksi
• V/U tenang
• PPV (-)
18
• Inspekulo
• Vagina : tumor (-), laserasi (-), fluxus (+),
tampak cairan jernih menumpuk di fornix
posterior, lakmus test (+)
• Portio : MP, ukuran sebesar jempol kaki
dewasa, tumor (-), laserasi (-), fluksus (+),
tampak cairan merembes di canalis cervicalis
• VT
• Tidak ada pembukaan
• Ketuban (-) , sisa jernih, teraba bagian terbawah
janin setinggi hodge 1
• Zatuchni – Andros score
0 1 2
Paritas Multi
Umur >39 minggu
kehamilan
Taksiran berat >3630 gr
janin
Pernah letak Tidak pernah
sungsang
Pembukaan <2 cm
serviks
Station -3 atau lebih
tinggi
19
IV. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium :
c. Hematokrit : 35,1 %
d. Trombosit : 262.000 mm
e. HBSAG : (-)
f. OK : (-)
V. Diagnosa
a. Diagnosa :
• G4P3A0H3 Gravid aterm 40-41 minggu + letsu + prm
sejak 6 jam yang lalu.
Janin hidup tunggal intrauterin presentasi bokong
setinggi H1
b. Sikap :
• Kontrol KU, VS, His, DJJ
c. Rencana :
• Sc cito
• Inform Consent
• Cek lab rutin
• Antibiotik skintest
• Konsul anestesi
20
Hasil Kontrol
• KU Kes TD Nd Nf Sh
Sdg CMC 120/70 82 18 36,8
• His :-
• DJJ : 145x/menit
Terapi
• Resep sc :
• RL Kolf No V
• IV Cath no 18 No I
• IV Dressing No I
• Blood Set No I
• Foley cath no 16 No 1
• Urin Bag No I
• NGT no 8 (suction) No I
• Betadine fls No 1
• Umbilical klem No II
• Gatrul Tab No II
• Oxytosin amp No III
• Metergin amp no II
• Spuit 3 cc no III
• Spuit 10cc no II
• Ceftriakson inj no I
• Gentamisin inj no 1
• Aquadest no I
21
Laporan SC
24/04/2017(12.00 WIB)
• JK : Perempuan
• BB : 3760 gram
• PB : 50 cm
• A/S : 7/8
• Plasenta lahir lengkap dengan tarikan ringan sedikit pada tali pusat,
lahir dengan plasenta utuh 1 buah dengan berat ± 500 gr, UK = 10
x 5 x 4 CM
22
VI. Diagnosa akhir
a. Diagnosis :
b. Sikap :
c. Rencana :
• Terapi
23
Terapi
24
Follow up ke -1
25/04/17(09.00 WIB)
• O : KU Kes TD Nd Nfs T
• Mata :
• K.anemis (-)
• S.ikterik (-)
• Abdomen :
• Perkusi : Timpani
• Auskultasi : BU (+)
• Genitalia :
• Ekstremitas
• RP (-), RP (+)
25
• P :
• Vitamin C 50mg 3x 1
• Diet tktp
• Mobilisasi
26
Follow up ke – 2
26/04/17(09.00 WIB)
• O : KU Kes TD Nd Nfs T
• Mata :
• K.anemis (-)
• S.ikterik (-)
• Abdomen :
• Perkusi : Timpani
• Auskultasi : BU (+)
• Genitalia :
27
• P :
• Vitamin C 50mg 3x 1
• Diet tktp
• Mobilisasi
28
Follow up ke -3
27/04/2017(09.00 WIB)
• O : KU Kes TD Nd Nfs T
• Mata :
• K.anemis (-)
• S.ikterik (-)
• Abdomen :
• Perkusi : Timpani
• Auskultasi : BU (+)
• Genitalia :
29
• P :
• Cefixime 2 x 1
• Asam mefenamat 500 mg tab 3x1
• Vitamin C 50mg 3x 1
• Sulfas Ferosus 200mg 2 x 1
• Diet tktp
• Mobilisasi
30
BAB IV
ANALISIS KASUS
Seorang pasien wanita umur 32 tahun datang ke RSUD solok pada tanggal
24 April 2017 pada jam 09.00 WIB dengan G4P3A0H3 gravid aterm 40-41
minggu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum ibuk ini baik,
kesadaran CMC dan vital sign dalam batas normal serta adanya tanda-tanda
kehamilan. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil dalam batas normal.
Selain itu , ibu ini datang dengan keluhan keluar air-air yang banyak dari
kemaluan sejak 6 jam yang lalu sebelum masuk RS. Pada pemeriksaan inspekulo
tampak cairan jernih menumpuk di fornix posterior dan pada pemeriksaan kertas
lakmus didapatkam hasil lakmus test positif. .
Oleh karena itu ibu ini didiagnosa dengan G4P3A0H3 gravid aterm 40-41
minggu + PRM + letsu. Kemudian penatalaksanaan pada pasien ini dilakukan
tindakan SCTPP. Setelah diagnosa akhir pada pasien ini adalah P4A0H4 post
SCTPP ai PRM + letsu.
31
BAB V
KESIMPULAN
32
DAFTAR PUSTAKA
Benson , Ralph C.2009. Buku saku obstetri dan ginekologi edisi 9. Jakarta : EGC
33