Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

Membaca dalam hati ialah cara atau teknik membaca tanpa suara. Jenis membaca ini perlu
lebih ditekankan kepada pemahaman isi bacaan. Dalam kurikulum 2004 tertera membaca sekilas,
membaca dangkal, membaca intensif, dan membaca ekstensif. Membaca jenis ini dapat digolongkan
ke dalam membaca dalam hati. Membaca dalam hati berbeda dengan membaca teknis.
Membaca dalam hati lebih banyak menggunakan kecepatan gerak mata, sedangkan membaca
teknis lebih banyak menggunakan gerakan mulut. Mengingat gerakan mata lebih cepat menanggapi
apa yang dibaca, maka membaca dalam hati lebih cepat prosesnya daripada membaca teknis. Karena
itu dalam kehidupan sehari-hari kita lebih banyak menggunakan membaca dalam hati dalam kegiatan
membaca / wacana apapun. Jangan biarkan membaca menggunakan ujung jari atau mulut yang
berkomat – kamit, karena kegiatan ini akan menghambat kecepatan dalam membaca.
Membaca dalam hati dapat diperkenalkan sejak kita berada di kelas II sekolah dasar, tapi
secara intensif diberikan pada saat kelas III dengan tujuan membaca dalam hati ialah melatih
kemampuan dalam memahami isi wacana /bacaan. Membaca dalam hati cocok untuk keperluan studi
dan menambah ilmu pengetahuan / informasi.
Pada saat awal kita dibangku SD dikenalkan dengan membaca dalam hati, pertanyaan yang
diberikan berupa pertanyaan ingatan. Makin meningkat kelasnya, pertanyaan pikiran harus mendapat
perhatian guru, sebab dengan cara ini akan lebih mendorong siswa untuk giat membaca.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan membaca dalam hati adalah sebagai
berikut:
1 Guru menerangkan kata-kata yang diperkirakan sulit atau baru bagi siswa. Sebagai variasi dan
menghindarkan ketergantungan siswa terhadap penjelasan guru dapat ditempuh dengan jalan
memberikan daftar kata-kata sulit atau kata-kata baru dan siswa dilatih mempergunakan kamus
untuk mencari kata-kata tersebut.
2 Guru memberi waktu ± 15 menit untuk membaca dalam hati suatu bacaan yang disajikan,
sebaiknya bacaan yang berisi masalah baru. Waktu yang disediakan tergantung pada panjang
pendeknya bacaan tersebut.
3 Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa disuruh untuk menutup bacaan yang sudah
dibaca, untuk menghindarkan siswa membaca kembali bacaan tersebut pada waktu ia menjawab
pertanyaan bacaan.
4 Guru memberikan pertanyaan mengenai bacaan, baik pertanyaan ingatan maupun pertanyaan
pikiran. Jawaban dapat disampaikan secara lisan untuk melatih keberanian siswa berbicara. Dapat
pula secara tertulis untuk melatih kecermatan siswa dalam menulis.
5 Dalam praktek sehari-hari setelah langkah-langkah di atas dilakukan, biasanya dilanjutkan
dengan membaca teknis atau membaca bahasa. Catatan :
Membaca dalam hati akan cacat apabila :
1. Membaca dengan suara berbisik / bergumam.
2. Bibir bergerak-gerak (komat-kamit)
3. Kepala bergerak ke kiri dan kanan mengikuti baris-baris bacaan, atau
4. Menunjuk dengan jari, pensil, dan lain-lain.
Pada saat membaca dalam hati, kita hanya menggunakan ingatan visual (visual memory) yang
melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Tujuan utama membaca dalam hati (silent reading) adalah
untuk memperoleh informasi.

BAB II
PEMBAHASAN
Membaca dalam hati dapat dibagi atas :
A. Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin
teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Tujuan dan tuntutan kegiatan membaca ekstensif
adalah untuk memahami isi yang penting-penting dengan cepat. Dengan demikian, membaca
secara efisien dapat terlaksana. Membaca ekstensif biasanya lebih banyak dilakukan diluar kelas.
Membaca ekstensif ini meliputi :
1. Membaca survei ( survey reading )
Sebelum kita mulai membaca maka biasanya kita meneliti terlebih dahulu apa-apa
yang akan kita telaah. Kita mensurvei bahan bacaan yang akan dipelajari dan yang akan
ditelaah, dengan jalan :
a. Tentukan pada diri kita apa yang ingin kita cari, caranya dengan melihat-lihat,
memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku yang bersangkutan;
b. Memeriksa, memilih indeks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat dalam buku-buku;
c. Bilamana kita telah menemukan yang telah kita cari, bacalah teks sekelilingnya juga.
Kecepatan serta ketepatan dalam mensurvei bahan bacaan ini sangat penting. Hal ini
turut menentukan seseorang dalam studinya.

2. Membaca sekilas ( skimming )


Sejenis membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat,
memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi, penenangan. Maka
disini Anda harus dapat menemukan inti dari setiap alinea. Kerjakanlah sebagai berikut :
a. Baca dan periksalah alinea pertama pada tiap bab atau paragraf, karena ini merupakan
pendahuluan dari bab itu.
b. Baca alinea terakhir dari suatu bab karena disini terangkum kesimpulannya.
c. Bacalah dari alinea yang berada ditengah-tengah kalimat pertama dan terakhir.
d. Perhatikan kata-kata yang digaris bawahi dan kata-kata yang dicetak dengan cara lain.
Kata-kata ini memberikan petunjuk-petunjuk atau tanda-tanda yang khusus.
Adatiga tujuan utama dalam membaca sekilas, yaitu :
a. Untuk memperoleh kesan umum
Dengan membaca sekilas kita dapat mempelajari sifat hakikat dan jangkauan buku
tersebut, susunan atau organisasinya, dan sikap umum sang penulis serta pendekatannya
terhadap bahan atau subjek pembicaraan.
b. Untuk menemukan hal-hal tertentu
Kerap kali membaca sekilas itu untuk mendapatkan fakta atau hal tertentu.
c. Untuk menemukan bahan dalam perpustakaan
Kita pun membaca sekilas kartu katalog untuk mendapatkan buku-buku yang sesuai.
Apabila kita telah menemui apa yang kita ingin dengan cara membaca sekilas. Ubahlah
cara membaca kita. Bacalah bahan itu dengan teliti. Catatlah hal-hal yang penting serta
fakta-fakta yang menunjang.

6 Membaca dangkal ( superficial reading )


Pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat
luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Biasanya dilakukan bila kita membaca
demi kesenangan. Membaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagiaan di waktu
senggang.

B. Membaca Intensif
Yang dimaksud dengan membaca intensif atau intensive reading adalah studi seksama,
telaah, teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan didalam kelas terhadap suatu tugas
yang pendek kira-kira 2-4 halaman tiap hari.
Yang termasuk kedalam kelompok membaca intensif ini adalah :
a. Membaca telaah isi ( content study reading )
b. Membaca telaah bahasa ( linguistic study reading )
Tujuan utama membaca intensif adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman
penuh terhadap argumen-argumen yang logis, Urutan-urutan retonis atau pola-pola teks, pola-pola
simbolisnya. Membaca dalam hati yang lancar sungguh sangat berguna bagi setiap orang yang
ingin mencapai jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Membaca

M
embaca
Nyaring
Membaca
Dalam Hati

Membaca
Ekstensif
Membaca Intensif

Survei Sekilas Dangkal Telaah isi


Telaah Bahasa

Teliti Pemahaman Kritis Ide-Ide Bahasa Sastra

Skema Cara Membaca


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Membaca dibagi menjadi dua, yaitu membaca nyaring dan membaca dalam hati.
Membaca dalam hati terdiri dari membaca ekstensif dan membaca intensif. Membaca ekstensif
mencakup membaca survei, membaca sekilas, dan membaca dangkal. Sedangkan, membaca
intensif mencakup membaca telaah isi (membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis,
dan membaca ide-ide) dan membaca telaah bahasa (membaca bahasa dan membaca sastra).
Membaca dalam hati yang lancar sangat berguna bagi setiap orang yang ingin mencapai
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Cara membaca yang paling baik adalah membaca dalam
hati.

B. Saran
Bila Anda ingin mengetahui isi buku secara cermat gunakanlah cara membaca dalam hati.
Membaca buku untuk menyiapkan diri untuk tentamen maka membacanya haruslah benar-benar
intensif. Bila buku itu Anda gunakan untuk mencari bahan tertentu untuk membuat skripsi, maka
membaca itu hanya secara global. Anda harus menentukan cara mana yang akan Anda pakai untuk
membaca buku itu. Maka mulailah dari sekarang untuk membaca dalam hati.
Deni Yuniardi,M.D,ᄃ

DENI YUNIARDI

Sabtu, 31 Desember 2011


MEMBACA NYARING DAN MEMBACA DALAM HATI

A. Membaca Nyaring

1. Pengertian

Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru,
murid,ataupun pembaca bersama-samadengan orang lain atau pendengaruntuk
menangkapserta memahami informasi,pikiran,dan perasaan seorang pengarang.
(Tarigan1978:23).

Dalam membaca nyaring, selain penglihatan dan ingatan,juga turut aktif auditory
memory(ingatan pendengaran) dan motor memory (ingatan yang bersangkut paut dengan
otot-otot kita).(Multon,197 0:15 dalam Tarigan 1979:23).

Membaca nyaring adalah sebuah pendekatan yang dapat memuaskan serta memenuhi
berbagai ragam tujuan serta mengembangkan sejumlah keterampilan serta minat.Oleh
karena itu, dalam mengajarkan keterampilan-keterampilan membaca nyaring, guru harus
memahami proses komunikasi dua arah.Lingkaran komunikasi belumlah lengkap jika
pendengar belum memberi tanggapan secukupnya terhadap pikiran atau perasaan yang
diekspresikan oleh pembaca.Memang tanggapan tersebut mungkin hanya dalam hati,
tetapi bersifat apresiatif,mempunyai nilai apresiaisi yang tinggi.(Dawson (et al)
1936:215-216).

Pembaca harus memahami aksara di atas kertas seta memproduksikan suara yang tepat
dan bermakna.Membaca nyaring pada hakikatnya merupakan suatu masalah lisan atau
oral matter.Oleh karena itu, dalam pengajaran bahasa asingaktivitas membaca nyaring
lebih ditujukan pada pengucapan (pronounciation) daripada pemahaman
(comprehension).mengingat hal tersebut, maka bahan bacaan haruslah dipilih yang
mengandung isi dan bahasa yang relatif mudah dipahami.(Broughton(et al) 1978:91).

Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita perhatikan bahwa kegunaan membaca nyaring
sangat terbatas.sedikit orang yang dituntut membaca nyaring dalam kegiatan rutin sehari-
hari, seperti penyiar radio, pembicara televisi,pengacara, atau pastor.Demikianlah, dari
segi mayoritas, kegunaan atau kepentingannya memang terbatas.(Broughton (et al)
1978:92)

2. Keterampilan-keterampilan yang Dituntut Dalam Membaca Nyaring

Dalam pembahasan sebelumnya telah dikemukakan bahwa membaca nyaring menuntut


berbagai keterampilan.Daftar keterampilan berikut ini sangat menolong para guru dalam
menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam membaca
nyaring.(Tarigan 2008:25).

Kelas I:

1) Mempergunakan ucapan yang tepat;


2) Mempergunakan frasa yang tepat(bukan kata demi kata);
3) Mempergunakan intonasi suara yang wajar agar makna mudah terpahami;
4) Memiliki perawakan dan sikap yang baikserta merawat buku dengan baik;
5) Menguasai tanda-tanda baca sederhana seperti:

titik(.)
koma(,)

tanda tanya(?)

tanda seru(!).

Kelas II:

1) Membaca dengan terang dan jelas;


2) Membaca dengan penuh perasaan,ekspresi;
3) Membaca tanpa tertegun-tegun,tanpa terbata-bata,

Kelas III:

1) Membaca dengan penuh perasaan,ekspresi;


2) Mengerti serta memahami bahan bacaan.

Kelas IV:

1) Memahami bacaan pada tingkay dasar;


2) Kecepatan mata dan suara:tiga patah kata dalam satu detik.

Kelas V:

1) Membaca dengan pemahamn dan perasaan;


2) Aneka kecepatanmembaca nyaring bergantung pada bahan bacaan;
3) Dapat membaca tanpa terus menerus melihat pada bahan bacaan.

Kelas VI:

1) Membaca nyaring dengan perasaan atau ekspresi;


2) Membaca dengan penuh kepercayaan (pada diri sendiri) dan mempergunakan
frase atau susunan kata yamg tepat.(Barbe and Abbot 1975:156-167;Dawson (et
al) 1936;216).
3. Peningkatan Keterampilan-keterampilan Dalam Membaca Nyaring

Pembaca nyaring yang baik biasanya ingin sekali agar pendengarnya memahami apa yang ia
sampaikan.Oleh sebab itu, pembaca hendaklah mengetahui keinginan serta kebutuhan
pendangarnya,serta menginterpretasikan bahan bacaan secara tepat.(Tarigan 2008:27).

Agar dapat membaca nyaring dengan baik, pembaca haruslah menguasai keterampilan-
keterampilan persepsi(Penglihatan dan daya tanggap) sehingga dia mengenal dan
memahami kata-kata dengan cepat.Yang sama pentingnya dengan hal ini adalah
kemampuan mengelompokkan kata-kata ke dalam kesatuan-kesatuan pikiran serta
membacanya dengan baik dan lancar.Untuk membantu para pendengar menangkap serta
memahami maksud pengarang , pembaca biasanya menggunakan berbagai cara, antara
lain:

1) Dia menyoroti ide-ide baru dengan mempergunakan penekanan yang jelas;


2) Dia menjelaskan perubahan dari satu ide ke ide lainnya;
3) Dia menerangkan kesatuan kata-kesatuan kata-kata yang tepat dan baik;
4) Menghubungkan ide-ide yang bertautan dengan jalan menjaga suaranya agar
tinggi sampai akhir dan tujuan tercapai;
5) Menjelaskan klimaks-klimaks dengan gaya dan daya ekspresi yang baik dan
tepat.

Kebanyakan guru dapat memahami hal di atas.Namun sayang, kebanyakan membaca


nyaring di dalam kelas terarah pada stu tujuan penilaian.Sebagai tambahan, terdapat
suatu penekanan pada kecepatan sebagai suatu indikasi atau petunjuk pertumbuhan
sang anak.Tidak mengherankan apabila sedikit sekali kegiatan membaca nyaring
yang baik dan menarik.

Keterampilan membaca nyaring akan berkembang secara wajar, secara alamiahdalam


membaca drama.Membaca drama menambah sejumlah nilai pada pembaca, antara
lain:

1) Memperoleh kesenangan dalam dramatisasi yang terlihat pada pemupukan


keyakinan anak-anak sehari-hari;
2) Memperkaya daya khayal, imajinasi dalam membaca fiksi;
3) Menanamkan disiplinyang tidak terdapat pada jenis-jenis membaca lainnya;
4) Mempertiggi pemahaman, pengembangan kosa kata,membaca
frase/paragraf,ekspresi/perasaan,serta keterampilan-keterampilan berbicara
secara umum.(Tarigan 1978:28).

Membaca drama menuntut pembaca memadukan antara bahasa verbak dan non
verbal, menjiwai dan menghadirkan dirinya pada teks, siap siaga dengan kalimat
berikutnya dan tanggap dengan respon selanjutnya.Anak tidak akan mampu
menyampaikan maksud teks dengan tepat bila ia tidak memahami maksud teks
tersebut.Oleh sebab itu, anak berusaha mengenali tanda-tanda yang terdapat
dalam teks, menafsirkannya dengan imajinasinya.Bacaan elementer modern
biasanya memuat drama-drama yang disusun untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut.Akan tetapi,jangan dilupa bahwa anak-anak membutuhkan pengalaman
lebih banyak dengan bacaan.(Anderson 1972:98-99)

B. Membaca Dalam Hati


1. Hakikat Membaca Dalam Hati

Membaca dalam hati pada dasarnya adalah membaca dengan mempergunakan


ingatan visual(visual memory), melibatkan pengaktifan mata dan ingatan.

Tujuan utama membaca dalam hati (silent reading)adalah untuk memperoleh


informasi.(Tarigan 2008:30).

Latihan membaca dalam hati harus dimulai sejak anak-anak bisa membaca
sendiri.Pada tahap ini anak-anak harus diberikan bacaan tambahan, yang
penekanannya diarahkan pada keterampilan menguasai bahan bacaan,memahami
ide-ide dengan usahanya sendiri.

Tarigan dalam Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,


mengemukakan bahwa membaca dalam hati merupakan kunci bagi semua ilmu
pengetahuan.

Bila seseorang dapat membentuk knsep-konsep serta sikap-sikap pribadi, hal itu
berarti dia telah memperluas kesatuan-kesatuan pikirannya serta memperoleh
dasar pendapat.Dia akan menguasai cerita-cerita dan uraian-uraian sebagai suatu
keseluruhan yang dalam kegiatan membaca nyaring kini hanya dapat memahami
fragmen-fragmen yang lepas-lepas saja.Pada membaca dalam hati ini, anak
mencapai kecepatan dalam pemahaman frase-frase, memperkaya kosa
katanya,dan memperoleh keuntungandalam hal keakraban dengan sastra yang
baik.Setelah membaca dalam hati, guru dapat menyuruh murid mengutarakan apa
yang telah ia baca, hal ini mempernudahkan pengujian pertumbuhan daya
pemahaman apresiasi mereka.(Cole 1950:244-245).

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap anggota msyarakat akan membaca bahan-


bahan sesuai dengan selera/pilihannya masing-masing, tanpa paksaan dari pihak
lain.Membaca secara perseorangan menurut selera masing-masing ini disebut
personalizing reading.Pengajaran membaca perseorangan atau personalized
reading merupakan suatu pendekatan terhadap organisasi kelas.Berdasarkan
konsep bahwa setiap anak, setiap orang harus tahu mencari sendiri,melangkah
sendiri,maju sendiri,program membaca perseorangan ini merupakan suatu bagian
dari program keseluruhan yang mungkin mencakup program dasar, pengajaran
perorangan dan pendekatan pengalaman bahasa.(Barbe andAbbott 1975:23).

Dalam garis besarnya, membaca dalam hati dibagi atas:

1) Membaca ekstensif;
2) Membaca intensif.

C. Membaca Ekstensif

Membaca ekstensif berarti membaca secara luas.Objeknya meliputi sebanyak mungkin


teks dalam waktu yang sesingkat mungkin.Tujuan dan tuntutan membaca ekstensif adalah
untuk memahami isi bacaan yang penting-penting dengan cepat sehingga dengan
demikaianmembaca secara efesien dapat terlaksana.(Tarigan 2008:32)

Membaca ekstensif meliputi:

1) membaca survey (survey reading);


2) membaca skilas (skimming);
3) membaca dangkal (superficial reading).

1. Membaca Survey

Membaca survey merupakan kegiatan meneliti terlebih dahulu apa yang akan
kita telaah/baca.Kita menyurvey bahan bacaan yang akan kita pelajari, yang akan
kita telaah , dengan jalan:
a) memeriksa, meneliti indeks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat dalam
buku-buku;
b) melihat-lihat, memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam
buku-buku yang bersangkutan.
c) memeriksa, meneliti bagan, skema,out line buku yang bersangkutan..
(Tarigan 2008:33)

2. Membaca Sekilas

Membaca sekilasatau skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata kita
bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta
mendapatkan informasi.(Tarigan 1978:33)

Tujuan membaca sekilas adalah sebagai berikit:


a) untuk memperoleh suatu kesan umum dari suatu buku atau artikel,
tulisan singkat;
b) untuk menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan;
c) untuk menemukan/menempatkan bahan yang diperlukan dalam
perpustakaan.(Albert (et al) 1961:30).

3. Membaca Dangkal

Membaca dangkal atau superficial reading pada dasarnya bertujuan untuk


memperoleh pemahaman dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari
suatu bacaan.Membaca dangkal biasanya dilakukan apabila kita membaca untuk
kesenangan di waktu senggang; misalnya novel ringan, cerita pendekdan
sebagainya.Dalam membaca, seperti halnya membaca karya ilmiah, dapat
dilakukan dengan santai tetapi menyenangkan.(Broughton (et al) 1978:92).

Kita telah membahas membaca tiga jenis membaca yang termasuk ke dalam
membaca ekstensif.

Membaca ekstensif ini biasanya dilakukan di luar kelas;tugas-tugas diberikan


oleh guru beberapa kali secara teratur, dan di dalam kelas diperlukan sekelumit
waktu untuk mengecek atau memeriksa apakah para pelajar mengerti ciri-ciri
utama berita tersebut.(Brooks 1964:173).

D. Membaca Intensif

Membaca intensif atau intensive reading adalah studi seksama, telaah teliti, dan
penangan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang
pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. Kuesioner,latihan pola-
pola kalimat,latihan kosa kata,telaah kata-kata,dikte,dan diskusi umum merupakan
bagian dan teknik membaca intensif.Teks-teks bacaan yang benar-benar sesuai
dengan maksud ini harus dipilih oleh guru, baik dari segi bentuk maupun
isinya.Para pelajar atau mahasiswa yang berhasil pada tahap ini secara langsung
akan berhuungan dengan kualitas serta keserasian pilihan bahan bacaan tersebut.
(Brooks 1964:172-173).

Membaca intensif terbagi atas:

1) Membaca telaah isi (content study reading);


2) Membaca telaah bahasa (linguistic study reading).(Tarigan 1978:37).

Tujuan membaca intensif ini adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman
penuh terhadap argumen-argumen yang logis,urutan-urutan retoris atau pola-pola
teks, pola-pola simbolisnya;nada-nada tambahanyang bersifat emosionaldan
sosial, pola-pola sikap dan tujuan sang pengarang, dan juga sarana-sarana
linguistk yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.(Tarigan 2008:37)

1. Membaca Telaah Isi

Menelaah isi suatu bacaanmenuntut ketelitian, pemahaman, kekritisan berpikir,


serta keterampilan menangkap ide-ide yang tersirat dalam bahan bacaan.

Membaca telaah isi dapat dibagi atas:


1) membaca teliti;
2) membaca pemahaman;
3) membaca kritis;
4) membaca ide.

a. Membaca Teliti

Membaca teliti ini menuntut suatu pemutaran pendidikan yang menyeluruh.Sama


pentingnya dengan jenis kegiatan membaca lain, kita perlu membaca dengan
teliti bahan bacaan yang kita sukai.membaca teliti ini membuthkan sejumlah
keterampilan, antara lain:
1) survey yang cepat untuk memperhatiak/melihat organisasi dan pendekatan
umum;
2) membaca secara seksama dan membaca ulang paragraf-paragraf untuk
menemukan kalimat-kalimat judul dan perincian-perincian penting;
3) penemuan hubungan setiap paragraf dengan keseluruhan tulisan atau artikel.

1. Membaca Paragraf dengan Pengertian

Paragraf yang rapi biasanya mengandung sebuah pikiran pokok.Pikiran pokok


tersebut ada yang diletakkan di awal paragraf dan ada pula yang diletakkan di
akhir atau di tengah paragraf.Oleh sebab itu,kita perlu mengenali pikiran
pokok tersebut serta melihat bagaiman caranya paragraf mengembangkan
pikiran tersebut.

Perlu diketahui bahwa terdapat sejumlah cara untuk mengembangkan pikiran


pokok suatu paragraf, antar lain:

a) dengan mengemukakan alasan-alasan;


b) dengan mengutarakan perincian-perincian;
c) dengan mengetngahkan satu atau lebih contoh;
d) dengan memperbandingkan mempertentangkan dua hal.(Albert (et al)
1961:35).

2. Membaca Pilihan yang lebih Panjang

Kita membaca paragraf, kita sedang mencari pokok pikiran paragraf


tersebut.Apa yang dikemukakan paragraf tersebut,menunjang pengembangan
pikiran pokok dalam keseluruhan bab atau artikel.

Kemampuan untuk menghubung-hubungkan paragraf-paragraf tunggal dan


kelompok-kelompok paragraf dengan penggalan keseluruhantulisan sangat
penting dalam membaca teliti.Begitu pula kemampuan untuk membedakan ,
antara paragraf-paragraf yang memuat serta menyajikan ide ide pokok atau
ide-ide utama menerangkan ide-ide pada paragraf terlebih dahulu.(Albert(et
al)1961:44)

3. Membuat Catatan

Siswa atau mahasiswa biasanya membuat catatan mengenai tugas-tugas


bacanya.Sebagai tambahan terhadap nilai catatan-catatan itu sendiri,proses
aktual pembuatan catatan tersebut akan membantu kita dalam tiga hal penting,
yaitu:
a) menolong kita untuk memahami apa yang kita baca atau kita dengar;
b) membuat kita terus-menerus mencari fakta-fakta dan ide-ide penting;
c) membantu ingatan kita. Mencatat fakta-fakta serta ide-ide yang
penting akan menanamkan kesan yang mendalam pada ingatan kita.

b. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman yang dimaksud di sini adalah sejenis membaca yang
bertujuan untuk memahami:
1) standar-standar atu norma-norma kesastraan (literary standards);
2) resensi kritis (critical review);
3) drama tulis (printed drama);
4) pola-pola fiksi (pattrens of fiction).

1. Standar Kesastraan

Kalau beratus-ratus pembaca yang serius berbuat hal yang sama selama kurun
waktu yang cukup lamasecara berkesinambungan, jelaslahbahwa di sini ada
suatu yang mengandung kebenaran dan keindahan, sesuatu yang memenuhi
kebutuhan umat manusia, sesuatu yang berkesinambungan memengaruhi para
pembaca lama setelah pengaragnya meniggal dunia.Dalam hal serupa
inilah,kesusatraan itu tercipta.

Para penulis kreatif dalam bidang-bidang fiksi, drama,puisi,


biografi,autobiografi,esai popuer,dan sebagainya memiliki pengalaman yang
ingin disamapikan kepada pembaca.

Sebagai seniman kreatif, pengarang sangat sensitif terhadap kekuatan dan


keindahan kata-kata.Dia sadar benar akan seluk belu serta keelikannya;dia
memahami anekarona konotasi kata,dia dapat dengan cepat menciptakan
serangkaian impresi atau kesan yang mendalam;dia dapat memeras kata-kata
sehingga menjadi suatu kekuatan;dia dapat memperluas serta
mengembangkannya demi pengayaan perincian,detail dan daya pesona,dia
dapat menyusun kata-kata yang penuh semangat dan hebat untuk menciptakan
efek-efek yang hebat,menyusun kata-kata yang teang untuk menciptakan
kedamaian serta pemikiran yang mendalam;dia merupakan seorang ahli seni
sihir dalam hal sugesti;dia dapat membangkitkan imaji-imaji yang hidup yang
dapat membuat tulisan atau karya yang hanya baikdan yang benar-benar
mengagumkan.(Tarigan 2008:59).

Kesusatraan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, antar lain sebagai


berikut:
a) puisi atau prosa;
b) fakta atai fiksi;
c) klasik atau modern;
d) subjektif atau objektif;
e) eksposisi atau normatif.

2. Resensi Kritis

Kita tidak punya banyak waktu untuk mebaca semua bahan bacaan.kita ingin
menegtahui dan memerlukan informasi mengenai bahan bacaan yang sangat
banyak.Resensi kritis dapat kita gunakan untuk mengetahui informasi
tersebut.Rsensi kritis yang memuat tulisan singkat mengenai fiksi maupun non
fiksi akan sangat membantu kita dalam mendapatkan informasi mengenai
informasi terbaru dan pikiran-pikiran penulis di dunia.

Resensi juga bukan sekedar bahan referensi bagi para sarjana seperti di masa
lalu.Resensi telah menjadi sarana yang sangat penting dalam dunia
pendidikan.(Bachelor,Henry,and Salisbury,1951:2999;Salisbury,1955:402-
403).
Demikian pentingnya resensi sebagai sarana mendapatkan informasi mengenai
bahan bacaan.seorang pendidik akan sangat baik bila memiliki kekayaan
wawasan dan pengetahuan yang luas mengenai bahan-bahan bacaan, bakat
dan minat siswa.Salah satu cara adalah dengan membaca resensi.

3. Drama Tulis

Berkaitan dengan masalah apresiasi,masalah pengertian dan penghargaan, ada


dua cara untuk menikmati sebuah drama/sandiwara.Yang pertama adalah pada
tingkatan aksi primitif, dalam hal ini penontonatau pemirsa merasakan
bergetar karena ketegangan,kekejaman,sehingga menimbulkan keinginanbesar
untuk melihat bagimana cara itu diperankan.Yang kedua adalah tingkatan
indvidual yang bersifat interpretatif, dalam hal inipembaca dapat menarik
kesimpulan-kesimpulan, menvisualisasikan tokoh-tokoh, memproyeksikan
akibat-akibat, serta mengadakan interpretasi-interpretasi ketika dia
membaca,membawa kesempurnaan pengalamannya sendiri pada bacaan itu.
(Tarigan 2008:63).

Seorang idealnya membaca drama terlebih dahulu baru kemudian pergi ke


teater untuk menyaksikan pementasan drama tersebut.Dengan membaca
drama tulis, seorang akan membangun konstruksi cerita dan emosi dalam
pikirannya, menganalisis tokoh-tokoh dan mengabil suatu kesimpulan
mengenai cerita dalam drama tersebut.orang tersebut akan melihat hal yang
berbeda dari ia baca degan apa yang ia lihat di atas panggung.Hal inyang
memiliki adalah pengalaman yang berbeda.Pengalaman yang memiliki nilai
masing-masing dalam ukurannya sendiri.
4. Pola-pola fiksi

Fiksi adalah suatu istilah yag dipergunakan untuk membadakan uraian yang
tidak bersifat historis, dengan penunjuk atau penekanan khusus pada segi
sastranya.(Brooks, Purser and warren,1952:9).

Perbedaan utam antara fiksi dengan non fiksi terletakpada tujuan. Maksud dan
tujuan dari cerita non fiksi adaah untuk menciptakan kembali apa yang telah
terjadi secara aktual.Sementara fiksi mencoba memulai dengan mengatakan
“seandainya”,memusatkan perhatian sepenuhnya pada realitas.

Kesimpulannya adalah bahwa cerita non fiksi bersifat aktualitas.Aktualitas


adalah apa yang benar-benar terjadi;sedangkan realitas adalah apa-apa yang
dapat terjadi.(Tarigan;1978:7-8).

a. Unsur-unsur Fiksi

Dalam penulisan fiksi perlu diperhatikan prinsip-prinsip serta masakah-


masalah berikut ini:
1) permulaan dan eksposisi (beginning and exposition);
2) pemeriaan dan latar (description and setting);
3) suasana (atmosphere);
4) pilihan dan saran (selection and suggetion);
5) saat penting (key moment);
6) puncak,klimaks (climx);
7) pertentangan, konflik (conflict);
8) rintangan , komplikasi (comlication);
9) pola atau model (pattern or design);
10) kesudahan;kesimpulan (denoument);
11) tokoh dan aksi (character and actionI);
12) pusat minat (focus of interest);
13) Pusat tokoh (focis of c9haracter);
14) pusat narasi (focus of naration);
15) jarak (distance);
16) skala (scale);
17) langkah (pace);(Brook andWarren, 1959:644-8,dalam Tarigan
2008 :78-8).

Khusus bagi suatu cerita pendek yang lengkap,maka unsur-unsur di bawah


ini harus dimiliki:

1) tema (theeme);
2) plot, perangkap atau konflik dramatik;
3) pelukisan watak (character deleneation);
4) ketegangan dan pembayangan (suspace and foreshadowing);
5) kesegaran dan suasana (immedicy and atmosphere);
6) point of veiw;
7) fokus terbatas dan kesatan (liited fokus and unity).(Lubis,1960:14
dalam Tarigan 2008:78).
Diposkan oleh Deni Yuniardi,M.D,ᄃ di 23.21 ᄃ ᄃ Kirimkan Ini lewat Email ᄃ BlogThis!ᄃ
Berbagi ke Twitter ᄃ Berbagi ke Facebook ᄃ

Label: JENIS-JENIS MEMBACA ᄃ, MATERI KULIAH DAN UMUM ᄃ

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru ᄃ Posting Lama ᄃ Beranda ᄃ


Langganan: Poskan Komentar (Atom)ᄃ

Amazon MP3 Clips


Label
 BUKU REMAJA WRITER DENI YUNIARDI ᄃ(1)
 JENIS-JENIS MEMBACA ᄃ(1)
 M.D ᄃ(1)
 MATERI KULIAH DAN UMUM ᄃ(1)
 Pramuka ᄃ(1)
 Resolusi 7 April 2012 ( Analisis Pencapaian Pribadi dan Rencana pembangunan
Jangka pendek)ᄃ(1)

News
Loading...

Laman
 Beranda ᄃ

.
ᄃᄃᄃᄃᄃᄃᄃᄃᄃᄃᄃᄃᄃᄃᄃᄃᄃᄃ
ᄃᄃ

Mengenai Saya

Deni Yuniardi,M.D,ᄃ
Bandar Lampung,
Lampung, Indonesia
Lihat profil lengkapku

Bacaan
 ebook

Arsip Blog

tautan
Pos
Komentar

Masuk

Video
Loading...

Ada kesalahan di dalam gadget ini


Membaca dapat dibagi menjadi dua, yaitu nyaring dan dalam hati. Membaca dalam hati dapat
dikelompokkan menjadi dua lagi, yaitu membaca ekstensif dan intensif.

A. Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif adalah proses membaca yang dilakukan secara luas. Objeknya meliputi sebanyak
mungkin teks dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Membaca intensif dapat dibagi menjadi
beberapa macam, yaitu:

1. Membaca Survai (Survey Reading)


Membaca survai adalah kegiatan membaca untuk mengetahui secara sekilas terhadap bahan bacaan
yang akan dibaca lebih mendalam. Kegiatan membaca survai merupakan pendahuluan dalam
membaca ekstensif.
Yang dilakukan seseorang ketika membaca survai adalah sebagai berikut :
(a) memeriksa judul bacaan/buku, kata pengantar, daftar isi dan malihat abstrak(jika ada),
(b) memeriksa bagian terahkir dari isi (kesimpulan) jika ada,
(c) memeriksa indeks dan apendiks (jika ada).

2. Membaca sekilas /skimming


Membaca sekilas atau skimming adalah membaca dengan cepat untuk mencari dan mendapatkan
informasi secara cepat. Dalam hal ini pembaca melakukan kegiatan membaca secara cepat untuk
mengetahui isi umum suatu bacaan atau bagian-bagiannya. Membaca sekilas merupakan salah satu
teknik dalam membaca cepat.
Soedarso (2001:88-89) menyatakan bahwa skimming adalah suatu keterampilan membaca yang diatur
secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien dengan tujuan untuk mengetahui: (1) topik
bacaan, (2) pendapat orang, (3) bagian penting tanpa membaca seluruhnya, (4) organisasi tulisan, dan
(5) menyegarkan apa yang pernah dibaca.

3. Membaca Dangkal (Superficial Reading)


membaca dangkal pada hakekatnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang
bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca jenis ini biasanya dilakukan
seseorang membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kesenangan,
kegembiraan sebagai pengisi waktu senggang.
B. Membaca Intensif
Membaca intensif atau intensive reading adalah membaca dengan penuh penghayatan untuk menyerap
apa yang seharusnya kita kuasai. Membaca intensif merupakan studi seksama, telaah teliti, serta
pemahaman terinci terhadap suatu bacaan. Yang termasuk dalam membaca intensif adalah :

1. Membaca Telaah Isi


a. Membaca Teliti
Membaca jenis ini sama pentingnya dengan membaca sekilas, maka sering kali seseorang perlu
membaca dengan teliti bahan-bahan yang disukai.

b. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman adalah membaca yang bertujuan untuk memahami bacaan. Membaca
pemahaman terdiri dari beberapa macam, yaitu:

Membaca literal
Membaca literal adalah membaca untuk mengenal dan menangkap isi bacaan yang tertera secara
tersurat (eksplisit). Artinya, pembaca hanya menangkap informasi yang tercetak secara literal (tampak
jelas) dalam bacaan.
Yang termasuk dalam keterampilan membaca literal antara lain keterampilan: 1) mengenal kata,
kalimat, dan paragraf; 2) mengenal unsur detail, unsur perbandingan, dan unsur utama; 3) mengenal
unsur hubungan sebab akibat; 4) menjawab pertanyaan (apa, siapa, kapan, dan di mana); dan 5)
menyatakan kembali unsur perbandingan, unsur urutan, dan unsur sebab akibat.

Membaca Kritis
Membaca kritis merupakan membaca untuk mengolah bahan bacaan secara kritis dan menemukan
keseluruhan makna bahan bacaan, baik makna tersurat, maupun makna tersirat. Mengolah bahan
bacaan secara kritis artinya, dalam proses membaca seorang pembaca tidak hanya menangkap makna
yang tersurat (makna baris-baris bacaan atau Reading The Lines ), tetapi juga menemukan makna
antar baris(Reading Between The Lines ), dan makna di balik baris (Reading Beyond The Lines).

Yang perlu diajarkan dalam membaca kritis antara lain keterampilan: 1) menemukan informasi faktual
(detail bacaan); 2)menemukan ide pokok yang tersirat; 3) menemukan unsur urutan, perbandingan,
sebab akibat yang tersirat; 4) menemukan suasana (mood); 5) membuat kesimpulan; 6) menemukan
tujuan pengarang; 7) memprediksi (menduga) dampak; 8) membedakan opini dan fakta; 9)
membedakan realitas dan fantasi; 10) mengikuti petunjuk; 11) menemukan unsur propaganda; 12)
menilai keutuhan dan keruntutan gagasan; 13) menilai kelengkapan dan kesesuaian antar gagasan; 14)
menilai kesesuaian antara judul dan isi bacaan; 15) membuat kerangka bahan bacaan; dan 16)
menemukan tema karya sastra.

Membaca Kreatif
Membaca kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari kegiatan membaca seseorang. Artinya, pembaca
tidak hanya menangkap makna tersurat (Reading The Lines ), makna antarbaris (Reading Between
The Lines ), dan makna di balik baris (Reading Beyond The Lines ), tetapi juga mampu secara kreatif
menerapkan hasil membacanya untuk kepentingan sehari-hari. Beberapa keterampilan membaca
kreatif yang perlu dilatihkan antara lain keterampilan: 1) mengikuti petunjuk dalam bacaan kemudian
menerapkannya; 2) membuat resensi buku; 3) memecahkan masalah sehari-hari melalui teori yang
disajikan dalam buku; 4) mengubah buku cerita (cerpen atau novel) menjadi bentuk naskah drama dan
sandiwara radio; 5) mengubah puisi menjadi prosa; 6) mementaskan naskah drama yang telah dibaca;
dan 7) membuat kritik balikan dalam bentuk esai atau artikel populer

Membaca Cepat
Teknik membaca cepat dapat digunakan sebagai salah satu cara belajar efektif. Membaca cepat
merupakan teknik membaca dengan memindahkan padangan mata secara cepat, kata demi kata, frase
demi frase, atau baris demi baris. Teknik membaca cepat bertujuan agar pembaca dapat memahami
bacaan dengan cepat. Pelajari cara membaca cepat dan menghitung KEM!ᄃ

2. Membaca Telaah Bahasa


a. Membaca Bahasa (Foreign Language Reading)
Tujuan utama membaca bahasa adalah memperbesar daya kata (increasing word power) dan
mengembangkan kosakata (developing vocabulary).

b. Membaca Sastra (Literary Reading)


Dalam membaca sastra perhatian pembaca harus dipusatkan pada penggunaan bahasa dalam karya
sastra. Apabila seseorang dapat mengenal serta mengerti seluk beluk bahasa dalam suatu karya sastra
maka semakin mudah dia memahami isinya serta dapat membedakan antara bahasa ilmiah dan bahasa
sastra.

1.Supaya kita bisa lebih fokus dan materi yang dibaca bisa masuk ke otak
2.supaya tidak mengganggu orang lain yang berada didekat kita sewaktu kita sedang membaca
 7 bulan lalu
 Lapor Penyalahgunaan ᄃ
Penilaian Penanya:

Komentar Penanya:
.
1 bintang - tandai ini sebagai Pertanyaan Menarik!ᄃ
1 ᄃ
 Email ᄃ
 Beri Komentar (0)ᄃ
Simpan ᄃ
o

Jawaban Lain (9)

ᄃ Toni ᄃ
menurut saya, tergantung masing2 orang. ada yang lebih suka baca dalam hati ada yang suka
bersuara.. jadi manfaatnya untuk pribadi masing2 berbeda. namun untuk orang di
sekeliling kita mungkin akan mengganggu orang2 sekitar.
o 7 bulan lalu
o Lapor Penyalahgunaan ᄃ
o 1 orang menilai ini bagus
ᄃ Reddy ᄃ
mudah memehami dan tidak mengganggu orang lain.

materi referensi:
saya sendiri
o 7 bulan lalu
Lapor Penyalahgunaan ᄃ
o
ᄃ wahyu rahayu ᄃ
>>lebih mudah di pahami/mengerti.
>>tidak berisik.
>>baca jadi lebih cepat.
>>tidak mengganggu orang yang di dekat kita.
>>menghemat suara.
itu saja...thanks.

materi referensi:
saya sendiri
o 7 bulan lalu
o Lapor Penyalahgunaan ᄃ
ᄃ Blacky ᄃ
Manfaat membaca dalam hati supaya hati juga ikut berbicara, jangan mulut saja yg terus
terusan yg bicara, capek mulut ini tau... Gantian hati dongggggg.... Hehehe
o 7 bulan lalu
o Lapor Penyalahgunaan ᄃ
ᄃ Kae ᄃ
1.tidak ada yg nguping.
2.tidak berisik
3.org lain ga tau kita baca apa
4.org lain ga tau kita bisa baca beneran apa ga
5.hemat energi!!
o 7 bulan lalu
o Lapor Penyalahgunaan ᄃ
ᄃ Agus ᄃ
Manfaat membaca dalam hati
1. Tidak mengangu orang lain, dan juga tidak mengangu konsenterasi kita sendiri.
2. Kalau kita membaca dalam hati kita akan lebih mudah menghafal artikelnya.
3. Membaca dalam hati bisa membuat hati tenang di tambah sebuah lagu yang kita sukai.
Itulah yang aku tahu.
o 7 bulan lalu
o Lapor Penyalahgunaan ᄃ
ᄃ ไ TeRaTai ไ LauT BiRu ไ ᄃ
Sebenarnya sih tergantung kebiasaan.

klo kebiasaan membaca harus diucapkan, maka org tsb akan kesulitan membaca dalam hati.
o 7 bulan lalu
o Lapor Penyalahgunaan ᄃ
ᄃ ★brônsôn...ᄃ
manfaat membaca dalam hati
melatih kecerdasan hati
karena hati lebih cerdas pada persoalan rasa
o 7 bulan lalu
o Lapor Penyalahgunaan ᄃ
ᄃ Henry ᄃ
mudah masuk ke otak dang nggak gampang bosan
o 7 bulan lalu

Pengertian, Jenis dan Tujuan Membaca


Apa khabar sobat semuanya, berikut ini akan saya share mengenai study pustaka yang saya
lakukan pada saat membuat kerangka penelitian tindakan kelas berjudul "Membaca untuk
meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia di SD Kelas 1", diantaranya saya persiapkan hal-hal
tentang hakekat, pengertian dan tujuan Membaca seperti berikut ini:
1 Hakikat Membaca
Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif.
Karena dengan membaca seseorang akan dapat memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, dan
pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan akan memungkinkan orang
tersebut mampu memperluas daya pikirnya, mempertajam pandangannya, dan memperluas
wawasannya. Dengan demikian kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat diperlukan oleh
siapapun yang ingin maju dan meningkatkan diri. Membaca merupakan salah satu kunci utama untuk
memasuki istana ilmu, berperan sebagai landasan yang mantap serta kegiatan yang menyajikan
sumber-sumber bahan yang tak pernah kering bagi berbagai aktifitas ekpresif dan produktif dalam
kehidupan sehari-hari. (Amir, 1996:26).
Pembelajaran membaca memang mempunyai peranan penting sebab melalui pembelajaran
membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar dan kualitas anak didik.
(Akhadiah, 1992:29). Membaca bukanlah sekedar menyuarakan lambing-lambang tertulis tanpa
mempersoalkan rangkaian kata-kata atau kalimat yang dilafalkan tersebut dipahami atau tidak,
melainkan lebih dari itu. Tingkatan membaca seperti itu tergolong jenis membaca permulaan.
Pembelajaran membaca di kelas I dan kelas II merupakan pembelajaran membaca permulaan (tahap
awal). Kemampuan membaca yang diperoleh siswa kelas I dan kelas II akan menjadi dasar
pembelajaran membaca lanjut. Oleh sebab itu pembaca permulaan benar-benar memerlukan perhatian
guru supaya dapat memberikan dasar yang kuat, sehingga pada tahap membaca lanjut siswa sudah
memiliki kemampuan membaca yang memadai. Di sekolah dasar membaca dan menulis merupakan
faktor utama yang perlu dilatih dari dini. Dengan membaca dan menulis kita bisa mengikuti
perkembangan pembelajaran di segala bidang. Tidak hanya dalam pembelajaran bahasa saja.
Pada hakikatnya, aktifitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses
dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktifitas fisik dan mental.
Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktifitas yang dilakukan pada
saat membaca. Proses membaca sangat kompleks dan rumit karena melibatkan beberapa aktifitas, baik
berupa kegiatan fisik maupun kegiatan mental. Proses membaca terdiri dari beberapa aspek. Aspek-
aspek tersebut adalah:
1 Aspek Sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis,
2 Aspek Perseptual, yaitu kemampuan untuk menginterpresentasikan apa yang dilihat
sebagai simbol,
3 Aspek Skemata, yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan
struktur pengetahuan yang telah ada,
4 Aspek Berpikir, yaitu kemampuan membuat inferensi dan evaluasi dari materi yang
dipelajari,
5 Aspek Afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan minat pembaca yang berpengaruh
terhadap kegiatan membaca.
2
3 Pengertian Membaca
Membaca adalah usaha memahami bacaan sebaik-baiknya; jika teks yang dilafalkan maka
pembelajarannya jelas dan fasih, tepat informasi dan penjedaannya, sehingga komunikatif dengan
pendengar, dan juga ditandai oleh suatu pemahaman teks. (Amir, 1996:2). Membaca adalah melihat
serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya di hati. (Tim Penyusun
Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, 2002:18). Membaca adalah
merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerjasama beberapa keterampilan, yakni
mengamati, memahami dan memikirkan. (Yasin Burhan, 1971:90). Menurut Ronald Barker dan
Robert Ekskarpit (1975:155), membaca merupakan penangkapan dan pemahaman ide, aktifitas
pembaca yang diiringi curahan jiwa dalam menghayati naskah. Setelah proses yang bersifat mekanis
tersebut berlangsung, maka nalar dan intuisi kita bekerja pula, berupa proses pemahaman dan
penghayatan. Dengan penghayatan, pembaca berarti telah pula merasakan nuansa naskah sehingga
bisa pula melangsungkan perenungan. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-
kata atau bahasa tulis. (H.G. Taringan, 1985:7). Menurut Ahmad S Harja Sujana (1985:3) menyatakan
bahwa membaca merupakan kegiatan yang merespon lambing-lambang tertulis dengan menggunakan
pengertian yang tepat.
Semua pengertian di atas benar, hanya masalahnya dari sudut manakah kita memandang dan
dalam konteks apa. Membaca yang hanya terbatas pada pembunyian lambang tertulis dan pelafalan
kata tanpa harus memahami naskah dinamakan membaca permulaan. Membaca yang sudah berusaha
untuk memahami bacaan dinamakan membaca lanjut. (Tim Penyusun Kamus Pusat Indonesia,
2002:8). Jadi muara akhir kegiatan membaca adalah memahami ide atau gagasan yang terkuat, tersirat
bahkan tersorot dalam bacaan. Dengan demikian pemahamanlah yang menjadi produk membaca yang
bisa diukur. Selain fakta penangkapan dan pemahaman, membaca juga mementingkan ketepatan dan
kecepatan. Idealnya, kita bisa membaca dalam waktu yang singkat untuk bahan relative banyak,
dengan tingkat pemahaman yang tinggi dan selaras dengan maksud penulis. Aktifitas membaca
membutuhkan pula kompetensi / kemampuan bahasa, kecerdasan tertentu dan referen kehidupan yang
luas. Faktor-faktor yang mendasar tadi, tidak bersifat statis melainkan menulis harus semakin
bertambah karena kegiatan membaca, disamping lantaran aktifitas yang lain. Pada saat kita aktif
membaca, referen kehidupan, intelektualitas dan khazanah kata, kita pun meningkat artinya semakin
aktif kita membaca maka akan semakin tinggi pengetahuan yang kita dapatkan.
4 Jenis-jenis Membaca
Berdasarkan cara membaca, membaca dibedakan menjadi:
6 Membaca Bersuara (membaca nyaring).
Yaitu membaca yang dilakukan dengan bersuara, biasanya dilakukan oleh kelas tinggi /
besar. Sebenarnya apabila kita berpegang pada batasan-batasan tentang membaca, semua
perbuatan membaca tentu saja kedengaran orang lain. Perbedaannya terletak pada
persoalan berapa jauh suara bacaan dapat didengar orang lain. Istilah membaca keras
maksudnya membaca dengan suara nyaring. Oleh karena itu adalah istilah, "membaca
nyaring". Mengapa harus bersuara keras atau nyaring karena perlu didengar oleh orang
lain. Biarpun membaca untuk diri sendiri, bagi anak kelas I mempunyai kebiasaan keras
atau nyaring. Tujuan membaca keras agar guru dan kawan sekelas dapat menyimak.
Dengan menyimak guru dapat memperbaiki bacaan siswa. Pelaksanaan membaca dapat
memperbaiki bacaan siswa. Pelaksanaan membaca keras bagi siswa Sekolah Dasar
dilakukan seperti berikut:
1 Membaca Klasikal
Yaitu membaca yang dilakukan secara bersama-sama dalam satu kelas.
Membaca klasikal biasa dilaksanakan di kelas I. Dengan tujuan supaya anak
yang belum lancar membaca bisa menirukannya lebih dahulu.
2 Membaca Berkelompok
Yaitu membaca yang dilakukan oleh sekelompok siswa dalam satu kelas.
Biasanya dilakukan secara berderet. Satu deret dijadikan satu kelompok. Dengan
membaca kelompok guru dapat memperhatikan lebih serius (khusus) anak-anak
yang sudah lancar membaca ataupun yang belum lancar membaca. Bagi anak-
anak yang belum lancar membaca biasanya cenderung diam (tidak menirukan).
3 Membaca Perorangan
Yaitu membaca yang dilakukan secara individu. Membaca perorangan
diperlukan keberanian siswa dan mudah dikontrol oleh guru. Biasa dilaksanakan
untuk mengadakan penilaian.
7 Membaca dalam Hati
Membaca dalam hati yaitu membaca dengan tidak mengeluarkan kata-kata atau suara.
Dengan membaca dalam hati siswa dapat lebih berkonsentrasi, sehingga lebih dapat
memahami isi yang terkandung dalam sebuah bacaan. Membaca dalam hati sebenarnya
membaca bagi orang dewasa atau orang tua. Tidak semua siawa SD dapat membaca
dalam hati. Membaca dalam hati siswa SD tetap dilakukan dengan membaca bersuara
atau membaca secara berbisik-bisik. Tidak dapat dilaksanakan secara sempurna. Khusus
kelas I dan kelas II tidak ada pembelajaran membaca dalam hati. Kelas III-IV dapat
dilatih membaca dengan suara bisik-bisik. Sedang kelas V-VI dapat membaca dalam hati
secara lebih baik.
Tujuan pembelajaran membaca dalam hati agar siswa dapat:
4 berkonsentrasi fisik dan mental
5 membaca secepat-cepatnya
6 memahami isi
7 menghayati isi
8 mengungkapkan kembali isi bacaan.
8 Konsentrasi fisik maksudnya siswa (pembaca) dapat bebas sikap duduknya.
Pandangan mata teramat pada seluruh kalimat yang akan dibaca sebelum mengucapkan
(dalam hati) kalimat itu. Konsentrasi mental yaitu memerlukan ekstra penilaian.
Pemikiran kita harus tertuju pada bacaan yang sedang dihadapi. Tidak boleh membaca
dalam hati dengan pemikiran yang gundah dan kacau. Hasilnya pasti yidak maksimal,
bahkan sering tejadi melamun, membayangkan apa yang ada pada angan-angan. Hal ini
sering terjadi dan tidak diketahui oleh seorang guru, karma sama-sama dengan posisi
diam. Membaca dalam hati juga berusaha membaca secepat-cepatnya. Antara anak satu
bangku saja bisa selesainya tidak secara bersamaan, tergantung konsentrasi si pembaca
tersebut. Waktu yang dibutuhkan akan lebih sedikit. Siswa pun akan lebih terkondisi,
dengan membaca dalam hati, anak-anak tidak ada yang bermain sendiri. Membaca dalam
hati dapat menarik minat para siswa agar lekas mengetahui atau memahami isi bacaan.
Apabila latihan membaca dalam hati kerap dilaksanakan akan dapat meninbulkan suasana
demonstratif dari para siswa untuk lekas dapat mengungkapkan kembali isi bacaan.
Pemahaman isi tidak melalui pendengaran terlebih dahulu.
9 Membaca teknik
Membaca teknik hampir sama dengan membaca keras. Pembelajaran membaca teknik
meliputi pembelajaran membaca dan pembelajaran membacakan. Membaca teknik lebih
formal, mementingkan kebenaran pembaca serta ketepatan intonasi dan jeda. Dengan
mengacu pada pelafalan yang standar, kegiatan membaca teknikser langsung memasuki
kegiatan pembaca berita, pengumuman, ceramahi, berpidato, dsb. ( Amin ; 1996 : 28 ).
Pembelajaran membaca dimaksudkan agar siswa dapat membaca untuk keperluan diri
sendiri dan untuk keperluan siswa lain. Pembaca lebih bertanggung jawab kepada lafal
dan lagu, serta isi bacaan. Pembelajaran membacakan pembaca bertanggung jawab atas
lagu dan lafal. Tetapi kurang bertanggun jawab akan isi bacan. Yang lebih baik akan isi
bacaan ialah pendengar atau para pendengarnya. Membaca teknik ialah cara membaca
yang mencakup sikap, dan intonasi bahasa.
Latihan-latihan yang diperlukan diantaranya :
1 Latihan membaca di tempat duduk.
1 Latihan membaca di depan kelas.
1 Latihan membaca di mimbar.
1 Latihan membacakan. ( Depdiknas ; 2002 : 44 )
10 Untuk itu jenis-jenis membaca yang perlu dikembangkan di dunia pendidikan
berdasarkan tekniknya adalah :
9 Membaca intensif
Membaca intensif menitik beratkan pada persoalan pemahaman yang mendalam,
pemahaman ide-ide naskah dari ide pokok sampai ide penjelas. Pada umumnya
menggunakan objek kajian karya-karya ilmiah seperti buku pelajaran
perkuliahan, hanya analisis, dsb. ( Amin ; 1996 : 27 ).
10 Membaca kritis
Membaca krirtis merupakan tahapan lebih jauh dari pada membaca intensif, dan
dianggap sebagai kegiatan membaca yang bertataram lebih tinggi. Hal ini karena
ide-ide buku yang telah dipahami secara baik dan detail, perlu respons
(ditanggapi/dikomentari), bahkan dianalisis. Membaca kritis mensyaratkan
pembacanya bersikap cermat, teliti, korektif, bisa menemukan kesalahan dan
kejanggalan dalam teks, baik dilihat dari sudut isi maupun bahasanya, serta
mampu pula membetulkan kesalahan-kesalahan itu. Membaca kritis sangat
dibutuhkan sebagian landasan dan untuk kepentingan penulisan resensi buku,
kritik sastra, analisis bacaan ilmiah dan sastra serta pembuatan mamakalah
banding. Objek kajian membaca kritis tidak terbatas pada karya-karya ilmiah
saja, buku-buku sastrapun dapat digunakannya. Pembaca kritis diminta
menegakkan sikap objektif dan sportivitas serta cukup punya keterbukaan dan
kedinamisan. ( Amin ; 1996 : 27 ).
11 Membaca cepat
Membaca cepat penting kita kuasai berkenaan dengan perolehan informasi-
informasi keseharian. Membaca cepat dilaksanakan secara zig-zag atau vertical,
punya prinsip melaju keras. Membaca cepat hanya mementingkan kata-kata
kunci atau hal-hal yang penting saja, ditempuh dengan jalan melompat kata-kata
dan ide penjelas.
12 Membaca apresiatif dan membaca estetis
Dua kegiatan membaca ini agak bersifat khusus karena berhubungan dengan
nilai-nilai efektif dan factor intensis/perasaan. Objek kajiannya terutama hanya
sastra serta bacaan-bacaan lain yang ditukis denfgan bahasa yang indah.
Tujuannya adalah pembinaan sikap apresiatif, suatu penghayatan dan
penghargaan terhadap nilai-nilai kaindahan dan nilai-nilai kejiwaan (spiritual).
Merekapun demikian, factor pemahaman makna teks juga tidak boleh diabaikan
sebab hakikat membaca memanglah memahami maksud yang terkandung dalam
naskah.
Membaca apresiatif kita lakukan, karena kita menyadari bahwa buku-buku
agama filsafat, buku-buku pendidikan dan psikologi, sungguh perlu didekati
dengan sikap apresiatif, sikap penuh kecintaan dan penghayatan. Khusus
membaca estetis, ia perlu disesuaikan dengan pelafalan yang jelas dan fasil, serta
berirama tertentu. Yang penting, naskah atau hanya sastra yang dibaca itu terasa
lebih hidup serta mampu menyentuh batin dan rasa haru pembaca ( Amin ; 1996 :
28 ).
11 Berdasarkan tujuan khusus membaca dibedakan menjadi :
13 Membaca indah
Membaca indah ialah membaca yang amengutamakan keindahan bahasa atau
keindahan bacaan. Pembelajaran membaca indah selalu teringat kepada
pembelajaran kesusastraan. Pembelajaran membaca indah tidak dialog, drama
dan pantun. Sebagaimana kita ketahui bahwa cakapan bahasa yang menggunakan
kalimat-kalimat langsung termasuk bahasa indah. Pembelajaran bahasa indah
dapat mengarahkan kepada siswa agar dapat menghayati dan menjiwai isi
bacaan. Bagi siswa-siswa SD latihan melagukan kalimat-kalimat berita, kalimat
perintah, kalimat Tanya dengan bermacam situasi termasuk latihan membaca
indah.
14 embaca pustaka
Tujuannya agar siswa dapat menambahkan dan mengembangkan pengetahuan
mereka disamping pelajaran-pelajaran yang diterima dari guru. Dari
pembelajaran bahasa, kegiatan membaca perpustakaan juga dapat menambah
pengetahuan siswa tentang kakayaan kosakata kita ( Depdiknas ; 2002 : 44 ).
15 Membaca bebas,
Yang dimaksud membaca bebas ialah kegiatan membaca disekolah apabila ada
waktu senggang. Waktu senggang ialah waktu-waktu pelajaran yang kosong dan
istirahat. Buku bacaan untuk mengisi waktu kosong adalah Koran, majalah,
komik dan buku perpustakaan. ( Depdiknas ; 2002 : 44 ).

Tujuan, Fungsi dan Manfaat Membaca


5 Tujuan membaca
Tujuan membaca secara umum yaitu mampu membaca dan memahami teks pendek dengan cara
lancar atau bersuara beberapa kalimat sederhana dan membaca puisi ( Depdiknas ; 2004 : 15 ).
Menurut kurikulum 1994 tujuan membaca yaitu :
12 Mampu memahami gagasan yang didengar secara langsung atau tidak langsung.
13 Mampu membaca teks bacaan dan menyimpulkan isinya dengan kata-kata sendiri.
14 Mampu membaca teks bacaan secara cepat dan mampu mencatat gagasan-gagasan
utama ( Depdiknas ; 1994 : 18 ).
6 Jadi tujuan akhir membaca intinya adalah memahami ide, kemampuan menangkap makna
dalam bacaan secara utuh, baik dalam bentuk teks bebas, narasi, prosa ataupun puisi yang
disimpulkan dalam suatu karya tulis ataupun tidak tertulis.

7 Fungsi Membaca
Kegiata membaca yang merupakan jantungnya pendidikan memiliki fungsi sebagai berikut:
15 Fungsi Intelektual
Dengan banyak membaca kita dapat meningkatkan kadar intelektualitas, membina daya
nalar kita. Contoh : membaca buku-buku pelajaran, karya-karya ilmiah, laporan
penelitian, skripsi, tesis, disertasi, dll. (Amir, 1996:4)
16 Fungsi Pemacu Kreatifitas
Hasil membaca kita dapat mendorong, menggerakkan diri kita untuk berkarya, didukung
oleh keluasan wawasan dan pemilihan kosa kata. Contoh : buku ilmiah, bacaan sastra, dll.
17 Fungsi Praktis
Kegiatan membaca dilaksanakan untuk memperoleh pengetahuan praktis dalam
kehidupan, misal: teknik memotret, teknik memelihara ikan lele, resep membuat
minuman dan makanan, cara merawat tanaman, dll.
18 Fungsi Religious
Membaca dapat digunakan untuk membina dan meningkatkan keimanan, memperluas
budi, dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
19 Fungsi Informatif
Dengan banyak membaca bacaan, informasi lebih cepat kita dapatkan. Contoh: dengan
membaca majalah dan Koran dapat kita peroleh berbagai informasi yang sangat penting
atau kita perlukan dalam kehidupan sehari-hari.
20 Fungsi Rekreatif
Membaca digunakan sebagai upaya menghibur hati, mengadakan tamasya yang
mengasyikkan. Contoh: bacaan-bacaan ringan, novel-novel, cerita humor, fariabel karya
sastra, dll.
21 Fungsi Sosial>br/> Kegiatan membaca mempunyai fungsi social yang tinggi
manakala dilaksanakan secara lisan atau nyaring. Dengan demikian kegiatan membaca
tersebut langsung dapat dimanfaatkan oleh orang lain mengarahkan sikap berucap,
berbuat dan berpikir. Contoh: pembacaan berita, karya sastra, pengumuman, dll.
22 Fungsi Pembunuh Sepi
Kegiatan membaca dapat juga dilakukan untuk sekedar merintang-rintang waktu, mengisi
waktu luang. Contoh: membaca majalah, surat kabar, dll. (Amir, 1996:5)
8
9 Manfaat Membaca
Selain fungsi tersebut diatas, kegiatan membaca mendatangkan berbagai manfaat, antara lain:
23 Memperoleh banyak pengalaman hidup.
24 Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang sangat
berguna bagi kehidupan.
25 Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan suatu bangsa.
26 Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di dunia.
27 Dapat mengayakan batin, memperluas cakrawala pandang dan piker, meningkatkan
taraf hidup, dan budaya keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa.
28 Dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat mengantarkan seseorang
menjadi cerdik dan pandai.
29 Dapat memperkaya perbedaan kata, ungkapan, istilah, dll yang sangat menunjang
keterampilan menyimak, berbicara dan menulis.
30 Mempertinggi potensialitas setiap pribadi dan mempermantap desistensi, dll. (Amir,
1996: 6)
10 Demikian besar manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan membaca. Emerson, seorang filosof
kenamaan yang mengharapkan setiap orang (termasuk pelajar) dapat membiasakan diri sebagai
pembaca yang baik. Dengan kebiasaan itu seseorang dapat menimba berbagai pengalaman dan
pengetahuan, moral, peradaban, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi dapat sampai pada
tingkat perkembangannya yang sekarang ini merupakan akibat langsung dari pembacaan buku-
buku besar. Hal di atas dipertegas lagi oleh Lin Yut'ang seorang filosof terkenal Cina yang
menyatakan bahwa orang yang tidak mempunyai kebiasaan membaca yang baik, akan terpenjara
dalam dunianya, baik dalam segi waktu dan ruang. Hal ini berarti ia hanya dapat mengetahui hal-
hal yang terjadi pada lingkungan dekatnya dan hanya berhubungan dengan orang-orang tertentu
saja. Dengan demikian semakin aktif seseorang membaca maka akan semakin tinggi pengetahuan
yang didapatkan, tidak terpenjara dalam dunianya.
16 Kebiasaan dalam Membaca
Kebiasaan yang baik diantaranya:
Berkonsentrasi penuh terhadap bahan bacaan.
17 Pada saat membaca membawa alat tulis untuk membuat tanda-tanda, catatan
kesil, atau rangkuman dan semacamnya.
18 Membaca secara berencana, teratur, dan sistematis.
19 Sikap yang baik pada saat membaca dan mengatur jarak mata dengan buku +
25-30 cm.
20 Menjaga kesehatan jasmani maupun rohani, terlebih lagi kesehatan mata
yang merupakan alat penting dalam aktifitas baca.
21 Rajin memanfaatkan jasa perpustakaan secara pribadi.
22 Setiap kali membaca 1-2 jam, seyogyanya beristirahat.
31 Kebiasaan yang kurang baik dalam membaca terutama membaca pada tingkat lanjut:
23 Membaca dengan bersuara atau vokalisasi / subvokalisasi.
24 Membaca dengan bibr bergerak, atau komat-kamit seperti pembacaan
mantra.
25 Membaca dengan menggerakkan kepala mengikuti baris bacaan dari kiri ke
kanan.
26 Membaca dengan menunjuk baris bacaan dengan jari, pensil, atau alat
lainnya.
27 Membaca kata demi kata, kalimat demi kalimat.
28 Regresi : mengulangi kata-kata yang telah dibaca.
29 Terlalu banyak memperhatikan butir demi butir informasi sehingga gagal
memberikan makna bacaan secara utuh, menemukan ide pokok.
30 Kebiasaan membaca terlalu cepat sehingga kurang memperhatikan kata-kata
kunci. Perolehan makna tidak sesuai dengan maksud penulis sehingga
menyebabkan salah tafsir.
31 Pandangan tentang suatu topic sangat kuat sehingga dalam menafsirkan teks
hanya menurut pandangan dan pengalaman diri sendiri bukan apa sebenarnya
yang dimaksud dalam teks.

DAFTAR PUSTAKA
2 Akhadiah. Sabarti, dkk. 1992/1993. Bahasa Indonesia III. Jakarta. Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
3 Andayani, dkk. 2009. Materi Pokok Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta.
Universitas Terbuka.
4 Darmiyati. Zuchdi, dkk. 1999/2000. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia di Kelas
Rendah. Jakarta. Dirjen dikti. Depatemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
5 Depdiknas, 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif. Jakarta. Departemen Pendidikan
Nasional.
6 Depdiknas. 2006. Kurikulum KTSP Kelas I. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
7 Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis. 1983. Petunjuk Khusus Bidang Pengajaran
Bahasa Indonesia Buku II Pengembangan dan Pengadminstrasian Program. Jakarta. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
8 Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. 1991/1992. Petunjuk Pengajaran Membaca dan
Menulis Kelas I di Sekolah Dasar. Jakarta. P2MSK.
9 Mikarsa, Hera Lestari, dkk. 2007. Materi Pokok Pendidikan Anak di SD Edisi 1. Jakarta.
Universitas Terbuka.
10 Puji Santoso, dkk. 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta. Universitas
Terbuka.
11 Rusna Ristasa Augusta. 2010. Pedoman Penyusunan Laporan Tindakan Kelas (Classroom
Action Research). Departemn Pendidikan Nasional. Jakarta. Universitas Terbuka.
12 St. Y. Slamet. dkk. 1996. Peningkatan Keterampilan Bahasa Indonesia (Bahasa Lisan Dan
Bahasa Tertulis). Surakarta. D II/Semester I/3 SKS. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret.
13 Sumantri, Mulyani, 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. CV Maulana.
14 Suyatno. H. Dkk. 2008. Indahnya Bahasa Dan Sastra Indonesia. Jakarta. Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
15 Tarigan. Djago. Drs. dkk. 2006. Materi Pokok Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Jakarta.Universitas Terbuka.
16 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, 2002. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Depdiknas.
17 Wardhani, I Gak, dkk. 2007. Penelitian Tindkaan Kelas. Jakarta. Universitas Terbuka.
18 Winataputra, H. Udin S. dkk.2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Universitas Terbuka.

Data di update tangga; 17 Pebruari 2013

PENGERTIAN, TUJUAN DAN JENIS MEMBACA

PENGERTIAN, TUJUAN DAN JENIS MEMBACA

Nama : Ruaidah
Kelas : IX (Sembilan)
Judul : Hobi

MEMBACA

A.Pengertian Membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta


dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-
kata/bahasa tulis (H.G. Tarigan, 1986:7).

Suatu proses yang menuntut agar kelompokkata yang merupakan suatu kesatuan akan
terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan
dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat
tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan
baik (Hodgson dalam Tarigan, 1986:7). Membaca merupakan kegiatan merespons
lambang-lambang tertulis dengan menggunakan pengertian yang tepat (Ahmad S.
Harjasujana dalam St.Y. Slamet, 2008:67). Hal tersebut berarti bahwa membaca
memberikan respons terhadap segala ungkapan penulis sehingga mampu memahami
materi bacaan dengan baik. Sumber yang lain juga mengungkapkan bahwa membaca
merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan,
yakni mengamati, memahami, dan memikirkan (Jazir Burhan dalam St.Y. Slamet,
2008:67). Secara singkat dapat dikatakan bahwa “reading” adalah “bringing meaning to
and getting meaning from printed or written material”, memetik serta memahami arti atau
makna yang terkandung di dalam bahan tertulis (Finochiaro and Bonomo dalam H.G.
Tarigan, 1986:8). Kegiatan membaca merupakan penangkapan dan pemahaman ide,
aktivitas pembaca yang diiringi curahan jiwa dalam menghayati naskah. Proses membaca
diawali dari aktivitas yang bersifat mekanis yakni aktivitas indera mata bagi yang normal,
alat peraba bagi yang tuna netra. Setelah proses tersebut berlangsung, maka nalar dan
institusi yang bekerja, berupa proses pemahaman dan penghayatan. Selain itu aktivitas
membaca juga mementingkan ketepatan dan kecepatan juga pola kompetensi atau
kemampuan bahasa, kecerdasan tertentu dan referen kehidupan yang luas. Dari berbagai
pengertian membaca di atas, dapat ditarik simpulan bahwa kegiatan membaca adalah
memahami isi, ide atau gagasan baik yang tersurat maupun tersirat dalam bahan bacaan.
Dengan demikian, pemahaman menjadi produk yang dapat diukur dalam kegiatan
membaca, bukan perilaku fisik pada saat membaca. Hakikat atau esensi membaca adalah
pemahaman (St.Y. Slamet, 2008:68

membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-
kata/bahasa tulis (Hodgson dalam Tarigan 1979:7). Membaca pada hakikatnya adalah
suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan,
tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif
(Crawley dan Mountain dalam Rahim 2007:2). Membaca merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang termasuk di dalam retorika seperti keterampilan berbahasa
yang lainnya (berbicara dan menulis) (Haryadi 2007:4).

Senada dengan pernyataan di atas, beberapa penulis beranggapan bahwa ‘membaca’


adalah suatu kemampuan untuk melihat lambang-lambang tertulis tersebut melalui fonik
menjadi membaca lisan (oral reading) (Tarigan 1979:8). Dalam kegiatan membaca
ternyata tidak cukup hanya dengan memahami apa yang tertuang dalam tulisan saja,
sehingga membaca dapat juga dianggap sebagai suatu proses memahami sesuatu yang
tersirat dalam yang tersurat (tulisan). Artinya memahami pikiran yang terkandung dalam
kata-kata yang tertulis. Hubungan antara makna yang ingin disampaikan penulis dan
interpretasi pembaca sangat menentukan ketepatan pembaca. Makna akan berubah
berdasarkan pengalaman yang dipakai untuk menginterpretasikan kata-kata atau kalimat
yang dibaca (Anderson dalam Tarigan 1979:8).

Jadi, membaca merupakan kegiatan mengeja atau melafalkan tulisan didahului oleh
kegiatan melihat dan memahami tulisan. Kegiatan melihat dan memahami merupakan
suatu proses yang simultan untuk mengetahui pesan atau informasi yang tertulis.
Membutuhkan suatu proses yang menuntut pemahaman terhadap makna kata-kata atau
kalimat yang merupakan suatu kesatuan dalam pandangan sekilas.

B.Tujuan Membaca
Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi dari sumber
tertulis. Informasi ini diperoleh melalui proses pemaknaan terhadap bentuk-bentuk yang
ditampilkan. Secara lebih khusus membaca sebagai suatu ketrampilan bertujuan untuk
mengenali aksara dan tanda-tanda baca, mengenali hubungan antara aksara dan tanda
baca dengan unsur linguistik yang formal, serta mengenali hubungan antara bentuk
dengan makna atau meaning (Broughton et al dalam Sue 2004:15). Dengan demikian,
kegiatan membaca tidak hanya berhenti pada pengenalan bentuk, melainkan harus sampai
pada tahap pengenalan makna dari bentuk-bentuk yang dibaca. Makna atau arti bacaan
berhubungan erat dengan maksud, tujuan atau keintensifan dalam membaca (Tarigan
1979:9).
Berdasarkan maksud, tujuan atau keintensifan serta cara dalam membaca di bawah ini,
Anderson dalam Tarigan (1979:9-10) mengemukakan beberapa tujuan membaca antara
lain:
a. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details
or facts). Membaca tersebut bertujuan untuk menemukan atau mengetahui penemuan-
penemuan telah dilakukan oleh sang tokoh, untuk memecahkan masalah-masalah yang
dibuat oleh sang tokoh.

b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas). Membaca untuk
mengetahui topik atau masalah dalam bacaan. Untuk menemukan ide pokok bacaan
dengan membaca halamn demi halaman.

c. Membaca untuk mengetahui ukuran atau susunan, organisasi cerita (reading for
sequenceor organization). Membaca tersebut bertujuan untuk mengetahui bagian-bagian
cerita dan hubungan antar bagian-bagian cerita.

d. Membaca untuk menyimpulkan atau membaca inferensi (reading for inference).


Pembaca diharapkan dapat merasakan sesuatu yang dirasakan penulis.

e. Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan (reading for classify).


Membaca jenis ini bertujuan untuk menemukan hal-hal yang tidak wajar mengenai
sesuatu hal (Anderson dalam Tarigan 1979:10).

f. Membaca untuk menilai atau mengevaluasai (reading to evaluate). Jenis membaca


tersebut bertujuan menemukan suatu keberhasilan berdasarkan ukuran-ukuran tertentu.
Membaca jenis ini memerlukan ketelitian dengan membandingkan dan mengujinya
kembali.

g. Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or


contrast). Tujuan membaca tersebut adalah untuk menemukan bagaimana cara, perbedaan
atau persamaan dua hal atau lebih.

Dengan rumusan yang berbeda, Blanton, dkk. serta Irwin yang dikutip oleh Burns dkk.
(1996) dalam Rahim (2007:11) menyebutkan tujuan membaca mencakup (1) kesenangan,
(2) menyempurnakan membaca nyaring, (3) menggunakan strategi tertentu, (4)
memperbaharui pengetahuan tentang suatu topik, (5) mengaitkan informasi baru dengan
informasi yang telah diketahui, (6) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau
tertulis, (7) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, (8) menampilkan suatu
eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam
beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, dan (9) menjawabpertanyaan-
pertanyaanyang spesifik

C.Jenis Membaca
Menurut Soedjono dalam Sue (2004:18-21) ada lima macam membaca, yaitu: membaca
bahasa, membaca cerdas atau membaca dalam hati, membaca teknis, membaca
emosional, dan membaca bebas.
1) Membaca bahasa
Membaca bahasa adalah membaca yang mengutamakan bahasa bacaan. Membaca bahasa
mementingkan segi bahasa bacaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca
bahasa adalah kesesuian pikir dengan bahasa, perbendaharaan bahasa yang meliputi kosa
kata, struktur kalimat, dan ejaan.
2) Membaca cerdas atau membaca dengan hati
Membaca cerdas adalah membaca yang mengutamakan isi bacaan sebagai ungkapan
pikiran, perasaan, dan kehendak penulis. Bila hanya ingin mengetahui isinya, membaca
cerdas bersifat lugas. Akan tetapi, bial maksudnya untuk memahami dan memilki isi
bacaan, maka disebut membaca belajar.
3) Membaca teknis
Membaca teknis adalah membaca dengan mengarahkan bacaan secara wajar. Wajar
maksudnya sesuai ucapan, tekanan, dan intonasinya. Pikiran, perasaan, dan kemauan
yang tersimpan dalam bacaan dapat diaktualisasikan dengan baik.
4) Membaca emosional
Membaca emosional adalah membaca sebagai sarana untuk memasuki perasaan, yaitu
keindahan isi, dan keindahan bahasanya.
5) Membaca bebas
Membaca bebas adalah membaca sesuatu atas kehendak sendiri tanpa adanya unsur
paksaan dari luar. Unsur dari luar misalnya guru, orang tua, teman, atau pihak-pihak lain.
Sesuai dengan pengertian jenis-jenis membaca yang telah diuraikan di atas, maka
membaca puisi termasuk ke dalam membaca teknis karena membaca puisi harus
memperhatikan ucapan, tekanan, dan intonasinya, sehingga dapat mengaktualisasikan
pembacaan puisi dengan baik.

Sumber : Ismail, Nanang. 2009. Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi dengan


Metode Latihan Berjenjang Menggunakan media Audo Visual Siswa kelas VII SMP Islam
Al-Irsyad Kota Semarang. Skripsi. Semarang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS
Unnes. Hal. 13 - 18. Rabu, 03 November 2010, Tanggal di akses 29 September 2012
Jam : 15.00 wita.

Pengaruh Pembelajaran Membaca Dengan


Metode Membaca Dalam Hati Terhadap
Pemahaman Makna Bacaan ( Studi Kasus Pada
Siswa Kelas III SMP Tarsisius Vireta)
Oleh Biro Pendidikan ᄃ / 16 Mei 2013

Peneliti: Fransisca Driartanti (2005)


Abstrak:
Penelitian dengan judul Pengaruh Pembelajaran Membaca dengan Metode Membaca Disuarakan dan
Metode Membaca Dalam Hati terhadap Pemahaman Makna Bacaan merupakan penelitian kuantitatif
yang desain risetnya memakai Solomon Four Group Desain.
Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini ada dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
tujuan umumnya adalah mendeskripsikan perbedaan pemahaman makna bacaan anatara siswa yang
diajar dengan metode membaca disuarakan dan metode membaca dalam hati. Dari tujuan umum
tersebut dijabarkan menjadi beberapa tujuan khusus antara lain (1) mendeskripsikan pengaruh
pembelajaran membaca dengan metode memebaca disuarakan terhadap pemahaman makna bacaan.
(2) mendeskripsikan pengaruh pembelajaran membaca dengan metode membaca dalam hati terhadap
pemahaman makna bacaan. (3) mendeskripsikan metode yang lebih baik dalam poses pembelajaran
anatar metode membaca disuarakan dengan metode membaca dalam hati.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) metode membaca dalam hati berpengaruh positif
terhadap pemahaman makna bacaan dan dapat menaikan 18% dari rerata nilai sebelum mendapat
perlakuan. Dengan demikian metode membaca dalam hati baik digunakan untuk pembelajaran
membaca (2)metode membaca disuarakan berpengaruh positif terhadap pemahaman makna bacaan
dan dapat menaikan 16% dari rerata niali sebelum mendapat perlakuan. Dengan demikian metode
membaca dalam hati baik digunakan untuk pembelajaran membaca. Dengan demikian metode
membaca disuarakan baik digunakan untuk pembelajaran membaca. Berdasarkan dua hasil penenlitina
tersebut diatas metode membaca dalam hati lebih baik daripada metode membaca disuarakan
Kata Kunci: Pembelajaran Membaca, Metode membaca Disuarakan, Metode Membaca Dalam Hati,
Pemahaman Makna Bacaan

Informasi terkait:

1 Meningkatkan Apresiasi Pelajaran Sastra Melalui Pembelajaran Yang


Menyenangkan Bagi Siswa Kelas VII SMP Tarsisius Vireta Tangerang Semester
Genap 2012/2013 ᄃ
2 Hubungan Antara Penilaian Siswa Terhadap Tes Hasil Belajar Dan Terhadap
Ulangan Perbaikan Dengan Minat Belajar Siswa (Penelitian Survei di Sekolah SMA
Vianney dan SMP Tarsisius I)ᄃ
3 Daya Tarik Persekolahan Yayasan Bunda Hati Kudus Menurut Siswa Baru
Angkatan 2007/2008 Suatu Kajian Diskriptip TK Vianney SD Tarsisius II SD
Tarsisius Vireta SMP Vireta Dan SMA Vianney ᄃ
4 Studi Korelasional Antara Penilaian Guru Tentang Pola Kepemimpinan Kepala
Sekolah dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru Pada Jenjang Sekolah Dasar
Di Persekolahan Yayasan Bunda Hati Kudus Tahun 2008 ᄃ

Tags: Penelitian Kuantitatif ᄃ

Browse ᄃ

Browse ᄃ

Anda mungkin juga menyukai