0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas tingkatan kesadaran dan diagnosis keperawatan. Tingkatan kesadaran dimulai dari sadar sempurna hingga koma, sedangkan diagnosis keperawatan meliputi berbagai gangguan kesehatan dan perencanaan tindakan untuk memenuhi kebutuhan pasien. Dokumen selanjutnya membahas perawatan paliatif pada lanjut usia yang menjelang ajal dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup melalui pengurangan n
Dokumen tersebut membahas tingkatan kesadaran dan diagnosis keperawatan. Tingkatan kesadaran dimulai dari sadar sempurna hingga koma, sedangkan diagnosis keperawatan meliputi berbagai gangguan kesehatan dan perencanaan tindakan untuk memenuhi kebutuhan pasien. Dokumen selanjutnya membahas perawatan paliatif pada lanjut usia yang menjelang ajal dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup melalui pengurangan n
Dokumen tersebut membahas tingkatan kesadaran dan diagnosis keperawatan. Tingkatan kesadaran dimulai dari sadar sempurna hingga koma, sedangkan diagnosis keperawatan meliputi berbagai gangguan kesehatan dan perencanaan tindakan untuk memenuhi kebutuhan pasien. Dokumen selanjutnya membahas perawatan paliatif pada lanjut usia yang menjelang ajal dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup melalui pengurangan n
2. Apatis : Tidak ada perasaan/ kesadaran menurun (masa bodoh) 3. Somnolen : Kelelahan (mengantuk berat) 4. Soporus : Tidur leleap patologis (tidur pulas) 5. Subkoma : Keadaan tidak sadar/ hampir koma 6. Koma : Keadaan pingsan lama disertai dengan penurunan daya reaksi (keadaan tidak sadar walaupun dirangsang dengan apa pun/ tidak dapat disadarkan)
Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah masalah aktual/potensial yang dimiliki seseorang
dalam memenuhi tuntutan atau kegiatan hidup sehari-hari dan yang berhubungan dengan kesehatan (Gordon, 1976).
Tabel 8-1 Diagnosis Keperawatan
Data Diagnosis Keperawatan
Status sistem pernapasan Gangguan pemenuhan kebutuhan Sesak napas Oksigen yang berhubungan dengan Batuk adanya penyumbatan slem yang slem ditandai dengan sesak napas Sistem pembuluh darah Gangguan kenyamanan yang Tekanan darah berhubungan dengan batuk, panas Denyut tubuh tinggi yang ditandai pasien gelisah. Suhu tubuh Gangguan kesadaran yang Pernapasan berhubungan dengan dampak Warna wajah patologis dengan manifestasi
kesadaran apatis/koma
Sistem pencernaan Perubahan nutrisi sebagai dampak
Susah menelan patologis dengan menampakkan Mual, muntah makanan yang disajikan sering Perih, tidak nafsu makan tidak habis. Diare/obstipasi Gangguan keseimbangan cairan Kembung, melena dan elektrolit yang berhubungan Mules dengan muntah dan diare yang ditandai dengan turgor jelek, mata cekung, suhu naik. Gangguan eleminasi alvi yang berhubungan dengan obstipasi yang ditandai beberapa hari pasien tidak defekasi. Sistem perkemihan Gangguan eliminasi urine yang Bagaimana produksi urinenya? berhubungan dengan produksi Berapa jumlahnya? urinenya, yang ditandai dengan jumlah urine berapa cc. Persendian dan otot (pergerakan) Keterbatasan pergerakan yang Kekakuan sendi dan otot berhubungan dengan tirah baring lama yang ditandai dengan kaku sendi/otot. Kegiatan sehari-hari Perubahan dalam merawat diri sendiri Mandi, gosok gigi sebagai dampak patologis. Ganti pakaian Defekasi dan berkemih mandiri atau bergantung penuh kepada orang lain Pola tidur dan istirahat Gangguan psikologis yang Bagaimana istirahatnya? berhubungan dengan perubahan pola Tidur malam? seksualitas yang ditandai: susah tidur, Hal-hal yang dirasa mengganggu pucat, murung. tidur? Cemas memikirkan penyakit dan Cemas yang berhubungan dengan keluarga yang ada di rumah. memikirkan penyakitnya dan keluarga. PERENCANAAN
Perencanaan adalah langkah kedua dalam proses keperawatan. Termasuk
penentuan apa yang dapat dilakukan perawat terhadap pasien dan pemilihan intervensi keperawatan yang tepat.
Tabel 8-2 Rencana Keerawatan
DK Tujuan Rencana Evaluasi
Intervensi Gangguan Kebutuhan 1. Menciptakan Kebutuhan kebutuhan oksigen terpenuhi lingkungan oksigen dapat oksigen yang sehat terpenuhi 2. Mengamati dan mengkaji keadaan pernapasan pasien 3. Membersihan slem 4. Melatih pasien untuk pernapasan Gangguan Rasa nyaman 1. Mengupayakan Rasa nyaman kenyamanan terpenuhi penurunan terpenuhi suhu tubuh 2. Memberi obat sesuai dengan program Perubahan nutrisi Kebutuhan nutrisi Mempertahankan Kebutuhan terpenuhi pemasukan nutrisi terpenuhi makanan yang cukup Gangguan Keseimbangan Mempertahankan Kebutuhan cairan keseimbangan cairan dan keseimbangan dan elektrolit cairan dan elektrolit cairan dan dapat terpenuhi elektrolit terpenuhi elektrolit Gangguan Kebutuhan Mempertahankan Kebutuhan eliminasi alvi eliminasi (defekasi kelancaran eliminasi ( terpenuhi) defekasi defekasi) dapat terpenuhi Gangguan Kebutuhan Mempertahankan Kebutuhan eliminasi urine eliminasi kelancaran eliminasi (berkemih) berkemih (berkemih) dapat terpenuhi terpenuhi Keterbatasan Kebutuhan Memenuhi Kebutuhan pergerakan pergerakan (sendi kebutuhan gerak pergerakan dapat dan otot terpenuhi (mobilisasi) terpenuhi Perubahan Kebutuhan Membantu Perawatan diri perawatan diri merawat diri memenuhi dapat terpenuhi terpenuhi kebutuhan merawat diri Gangguan pola Kebutuhan Ciptakan interaksi Kebutuhan tidur istirahat dan tidur yang terapeutik, istirahat dan tidur terpenuhi dengan memberi dapat terpenuhi : penjelasan kepada 1. Tak ada pasien tentang keluhan, pentingnya dapat tidur. istirahat terhadap 2. Ekspresi tubuh bangun tidur ceria, segar bugar Kecemasan Rasa cemas Menciptakan Rasa cemas dapat hilang/ berkurang lingkungan yang hilang/ berkurang terapeutik PERAWATAN PALIATIF PADA LANJUT USIA MENJELANG AJAL
Dalam memberi asuhan keperawatan kepada lanjut usia, yang menjadi
objek adalah pasien lanjut usia (core), disusul dengan aspek pengobatan medis (cure), dan yang terakhir, perawatan dalam arti yang luas (care). Core, cure, dan care merupakan tiga aspek yang saling berkaitan dan saling berpengaruh. Kapan pun ajal menjemput, semua orang harus siap. Namun ternyata, semua orang, termasuk lanjut usia, kan merasa syok berat saat dokter memvonis bahwa penyakit yang dideritanya tidak bisa disembuhkan atau tidak ada harapan untuk sembuh. Pada kondisi ketika lanjut usia menderita sakit yang telah berasa pada stadium lanjut dan “cure” sudah tidak menjadi bagian yang dominan, “care” menjadi bagian yang paling berperan. Salah satu alternatif adalah perawatan paliatif.
Perawatan paliatif adalah semua tindakan aktif untuk meringankan beban
penderita, terutama yang tidak mengkin disembuhkan. Yang dimaksud dengan tindakan aktif antara lain mengurangi/ menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain serta memperbaiki aspek psikologis, sosial, dan spiritual.
Tujuan Perawatan Paliatif
Tujuan perawatan paliatif adalah mencapai kualitas hidup aksimal bagi si
sakit (lanjut usia) dan keluarganya. Perawatan paliatif tidak hanya diberikan kepada lanjut usia yang menjelang akhir hayatnya, tetapi juga diberikan segera setelah didiagnosis oleh dokter bahwa lanjut usia tersebut menderita penyakit yang tidak ada harapan untuk sembuh (mis., menderita kanker ). Sebagian besar pasien lanjut usia, pada suatu waktu akan menghadapi keadaan yang disebut “stadium paliatif”, yaitu kondisi ketika pengobatan sudah tidak dapat menghasikan kesembuhan. Biasnya dokter memvonis pasien lanjut usia yang menderita penyakit yang mematikan (mis., kanker, stroke, AIDS) juga megalami penderitaan fisik, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang medis dan
keperawatan, memungkinkan diupayakan berbagai tindakan dan pelayanan yang dapat mengurangi penderitaaan pasien lanjut usia, sehingga kualitas hidup di akhir kehidupannya tetap baik, tenang dan mengakhiri hayatnya dalam keadaan iman dan kematian yang nyaman. Diperlukan pendekatan holistik yang dapat memperbaiki kualitas hidup klien lanjut usia. Kualitas hidup adalah bebas dari segala sesuatu yang menimbulkan gejala, nyeri, dan perasaan takut sehingga lebih menekankan rehabilitasi daripada pengobatan agar dapat menikmati kesenangan selama akhir hidupnya. Sesuai arti harfiahnya, paliatif bersifat meringankan, bukan menyembuhkan. Jadi, perawat paliatif diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup dengan menumbuhkan semangat dan motivasi. Perawatan ini merupakan pelayanan yang aktif dan meyeluruh yang dilakukan oleh satu tim dari berbagai disiplin ilmu.
Dalam memberikan perawatan paliatif, tim tersebut harus berpijak pada
pola dasar yang digariskan WHO, yaitu :
1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang
normal. 2. Tidak mempercepat dan menunda kematian lanjut usia. 3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu. 4. Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual. 5. Berusaha agar lanjut usia yang sakit tetap aktif sampai akhir hayatnya. 6. Berusaha membantu mengatasi suaana duka cita keluarga klien lanjut usia.
Pola dasar tersebut harus diterapkan langkah demi langkah dengan
mengikutsertakan keluarga pasien, pemuka agama (sesuai agama klien), relawan, pekerja sosial, dokter, psikolog, ahli gizi, ahli fisioterapi, ahli terapi okupasi, dan perawat. Prinsip pemberian perawatan paliatif adalah memberi perawatan paripurna kepada klien lanjut usia dengan pengawasan dari tim profesional.