DISUSUN OLEH:
Alhamdulillahi Robbil ‘Alami, Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam.
Atas segala karunia nikmatNya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “Rembesan Struktur Bendungan
(A.casagrande)” disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Mekanika Tanag 1 yang diampuh oleh Dosen Ingrid Multi Rezeki, ST., MT.
Makalah ini berisi tentang rembesan struktur bendungan dan menghitung dengan cara
a.casagrande . Dalam penyusunannya melibatkan berbagai pihak. Oleh sebab itu saya
mengucapkan banyak terima kasih atas segala kontribusinya dalam membantu
penyusunan makalah ini.
Meski telah disusun secara, namun penulis sebagai manusia biasa menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya penulis mengharapkan kritik dan
saran yang maksimal membangun dari pembaca sekalian..
Demikian apa yang bisa saya sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat
dari karya ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Erosi internal dan piping pada main dam merupakan penyebab kegagalan
bendungan kedua setelah aliran yang melewati puncak bendungan. Volume rembesan
yang terlalu besar mengakibatkan pengoperasian bendungan menjadi terganggu.
Dalam perencanaan bendungan tentu diperhitungkan keamanan bendungan terhadap
rembesan air yang mengalir melalui celah-celah diantara butir tanah pembentuk tubuh
bendungan. Untuk mengetahui bagaimana aliran air itu terjadi, maka perlu kajian
mengenai garis freatis atau garis depresi (seepage line formation) dalam tubuh tanah
timbunan. Kajian ini melihat dari tiap-tiap ketinggian muka air serta kapasitas debit
yang mengalir melalui tubuh timbunan.
v = ki
Dengan :
i = Gradien hidrolik
q = kiA
k wg
k (cm/det) =
Dengan :
Metode Dupuit
Metode Schaffernak
Metode Casagrande
𝑑𝑧
i= ( 3.127)
𝑑𝑠
Untuk kemiringan lereng hilir α yang lebih besar dari 30, deviasi
dari anggapan Dupuit menjadi kenyataan. Didasarkan pada persamaan
(3.127), debit rembesan: q=kiA. Pada segitiga BCF Gambar 3.44b,
𝑑𝑧
i= ̅̅̅̅ x 1 = a sin α
= α ; A = 𝐵𝐹
𝑑𝑠
Maka
𝑑𝑧
q= k z ka 𝑠𝑖𝑛2 α
𝑑𝑠
atau
𝐻 𝑠
∫𝑎 sin α 𝑧.dz = ∫𝑎 𝑎 𝑠𝑖𝑛2 α.ds
2
𝑎2 - 2as + 𝑠𝑖𝑛
𝐻
2α (3.129)
Diperoleh;
H²
𝔞 = 𝑠 − √(𝑠² − sin² α ) (3.130)
𝑠 = √(𝑑2 + 𝐻 2 ) (3.131)
Kombinasi Persamaan (3.130) dan (3.131), diperoleh:
𝑞 = 𝑘𝑎 𝑠𝑖𝑛 2 α (3.133)
Gambar 3.45.
Batas cair tanah adalah kadar air minimum dimana sifat suatu jenis tanah
berubah dari keadaan cair menjadi plastis, batas tanah berbutir halus dapat ditentukan
dengan pengujian Casagrande dan kerucut penetrasi (Cone Penetration).
A. Metode Casagrande
Bagian utama alat ini terdiri dari cawan (bowl) dan bantalan karet yang keras (rubber
base). secara Skematik metode casagrande dapat dilihat pada gambar berikut :
Untuk melakukan uji batas cair, sejumlah pasta tanah (tanah yang dicampur rata
dengan air sampai homogen) ditempatkan ke dalam cawan. selanjutnya, pasta tanah
yangtelah diratakan dibagi menjadi dua bagian terbentuk celah antara dua bagian
dengan meggunakan alat pembuat alur (grooving tool) yang standar. dengan
menggunakan tangkai pemutar, cawan akan terangkat setinggi 10 mm dan jatuh
dengan 2 putaran perdetik. jumlah pukulan yang menyebabkan tertutupnya celah
sepanjang 12.7 mm (0.5 in) dicatat dan contoh tanah diambil guna diuji kadar airnya.
Kadar air yang diperlukan untuk menutup celah sepanjang 12.7 mm pada 25 kali
pukulan didefinisikan sebagai batas cair.
Dalam praktek, cukup sulit mengatur agar celah dapat tertutup pada 25 kali
pukulan hanya dengan satu kali pengujian. oleh karena itu, diperlukan tiga sampai
empat kali data lagi dengan kondisi kadar air yang berbeda-beda dengan jumlah
pukulan antara 15-35. Hubungan antara kadar air dan julah pukulan ini selanjutnya
digambarkan dalam grafik semi logaritma, Dari pasangan data tersebut ditarik suatu
hubungan linear yang terbaik yang disebut flow curve. Kadar air pada jumlah pukulan
25 yang dihasilkan dari flow curve ini selanjutnya ditetapkan sebagai batas cair tanah.
Pada beberapa jenis tanah, terutama yang sedikit mengandung pasir halus,
terdapat kesulitan dalam membuat alur yang membagi dua bagian pasta tanah
Bila tanah yang memiliki plastisitas rendah tidak menuttup celah secara plastis,
namun cenderung runtuh dan menjadi cair (liquefy) karena getaran dalam cawan
sebagai akibat dari gaya dinamis
Penyelesaian :
Casagrande
𝑚𝐻 0.33𝑥35
a =sin 𝑎 = sin 26.57 = 25.82
DAFTAR PUSTAKA
Surendro,B . (2015) . Mekanika Tanah . Yogyakarta : CV Andi Offset
https://el-sering.blogspot.co.id/2016/01/batas-cair.html