Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan fasilitas didefinisikan sebagai rencana awal atau penataan fasilitas-
fasilitas fisik seperti peralatan, tanah, bangunan, dan perlengkapan untuk
mengoptimasikan hubungan antara personil operasi, aliran material, aliran informasi, dan
merupakan metode yang dibutuhkan untuk menciptakan perusahaan yang obyektif,
efisien, ekonomis, dan memuaskan (Apple, 1990).
Perencanaan fasilitas merupakan bagian yang penting dalam sebuah industri karena
memiliki banyak dampak strategis seperti dapat menentukan daya saing perusahaan
dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja
(Heizer J. dan Render B.,2006).
Metode class based dedicated storage dapat membagi tempat penyimpanan barang
menjadi beberapa bagian, namun dapat diisi barang secara random berdasarkan klasifikasi
barang tersebut. Sedangkan prinsip popularity digunakan untuk mengelompokkan produk
berdasarkan frekuensi perputaran barang pada gudang bahan baku. Sedangkan metode
randomized storage merupakan suatu metode penyimpanan barang, dengan alur
perputaran First In First Out.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi perencanaan fasilitas dan sistem kerja ?
2. Bagaimana proses perencanaan fasilitas ?
3. Bagaimana penempatan fasilitas dan perencanaan fasilitas ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi perencanaan fasilitas dan sistem kerja ?
2. Untuk mengetahui bagaimana proses perencanaan fasilitas ?
3. Untuk mengetahui bagaimana penempatan fasilitas dan perencanaan fasilitas

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Perencanaan Fasilitas Dan Sistem Kerja


Perencanaan fasilitas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sebelum dan
setelah perusahaan beroperasi, yaitu menentukan bagaimana suatu aset tetap
perusahaan digunakan secara baik untuk menunjang tujuan perusahaan.

1
Sistem kerja adalah serangkaian dari beberapa pekerjaan yang berbeda kemudian
dipadukan untuk menghasilkan suatu benda atau jasa yang menghasilkan nilai bagi
pelanggan atau keuntungan perusahaan/organisasi.
Sistem kerja melibatkan banyak faktor manusia dan adanya keterkaitan pola kerja
manusia dengan alat atau mesin, faktor-faktor yang dikombinasikan antara manusia
dengan alat tersebut di buat suatu prosedur atau tahapan kerja yang sudah tetap dan
didokumentasikan sehingga menghasilkan suatu sistem kerja yang konsisten dan dapat
menghasilkan hasil yang berkualiatas. Contohnya :
a. Stabilitas : maksudnya bahwa sistem, tata, dan prosedur kerja itu harus
mengandung unsur tetap sehingga menjamin kelancaran dan kemantapan
kerja.
b. Fleksibilitas : artinya bahwa dalam pelaksanaanya tidak kaku tetapi harus
luwes yaitu masih memungkinkan diadakannya saling pergantian
tugas.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari :
1. Salah seorang tidak masuk atau kebetulan salah satu mesin macet, maka
pekerjaan harus tetap dapat terlaksana dan diselesaikan.
2. Intruksi ataupun suatu peraturan dari perusahaan ataupun kesatuan organisasi,
misalkan dalam ketepatan waktu hadir kerja, rapat, dll
3. Di dalam suatu pembuatan motor, jadi ada bagian yang mengerjakan, masang
bodinya, masang lampu-lampu dll, terus disatukan dan jadilah suatu produk.

2.2 Proses Perencanaan Fasilitas


Perencanaan fasilitas memerlukan suatu proses yang dilakukan secara sistematis
untuk memperoleh hasil yang baik. Hal ini juga mencakup perencanaan lokasi yang
merupakan suatu kegiatan strategis yang bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan
lokasi bagi perusahaan sehingga perusahaan atau pabrik dapat beroperasi dengan
lancar, dengan biaya rendah, dan memungkinkan perusahaan dimasa datang.
Penentuan lokasi yang tepat akan mempengaruhi kemampuan perusahaan lain :
a. Melayani konsumen dengan memuaskan
b. Mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup dapat continuedengan harga yang
layak atau memuaskan
c. Mendapatkan tenaga kerja yang cukup
d. Memungkinkan perluasan perusahaan dikemudian hari

2.3 Penempatan Fasilitas Dan Perencanaan Fasilitas


Penempatan fasilitas adalah proses menentukan daerah atau tempat untuk sebuah
aktivitas atau fasilitas. Penempatan fasilitas berkaitan penentuan lokasi dari fasilitas

2
yang menunjang produksi dan distribusi barang atau jasa. Perancangan fasilitas adalah
proses membangun fasilitas sesuai dengan tujuan aktivitas.
1. Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penempatan Fasilitas
Dalam mendapatkan lokasi suatu perusahaan atau pabrik yang tepat,
perlu untuk memperhatikan faktor-faktor yang berkaitan denan kegiatan usaha
perusahaan. Faktor-faktor itu diantara lain :
a. Letak pasar
b. Letak sumber bahan baku
c. Ketersediaan tenaga kerja
d. Ketersediaan tenaga listrik
e. Ketersediaan air
f. Fasilitas pengangkutan
g. Fasilitas perumahan, pendidikan, pembelajaran, dan telekomunikasi
h. Pelayanan kesehatan, keamanan, dan pencegahan kebakaran
i. Peraturan pemerintah setempat
j. Sikap masyarakat
k. Biaya dari tanah dan bangunan
l. Luas tempat parkir
m. Saluran pembuangan
n. Kemunginan perluasan
o. Lebar jalan

Selain beberapa faktor yang disebutkan diatas, perusahaan juga harus


mempunyai perencanaan tata letak yang mencakup desain atau konfigurasi
dari bagian-bagian, pusat kerja, dan peralatan yang membentuk proses
perubahan dari bahan mentah menjadi barang jadi. Secara umum, tujuan dari
penyusunan tata letak adalah untuk mencapai suatu sistem produksi yang
efisien dan efektif, melaui :
a. Pemanfaatan peralatan pabrik yang optimal
b. Penggunaan jumlah tenaga kerja yang minimum
c. Aliran bahan dan produksi jadi yang lancar
d. Kebutuhan persediaan yang rendah
e. Pemakaian ruang yang efisien
f. Ruang gerak yang cukup untuk operasional maupun pemeliharaan
g. Biaya produksi dan investasi modal yang rendah
h. Fleksibilitas yang cukup untuk menghadapi perubahan
i. Keselamatan kerja yang tinggi
j. Suasana kerja yang baik
Jenis tata letak
Dalam industry manufaktur, secara umum tata letak bisa dikelompokkan dalam 3
jenis :
a. Tata letak proses

3
Tata letak proses (proses layout) atau tata letak fungsional adalah penyusunan
tata letak dimana alat yang sejenis atau yang mempunyai fungsi sama
ditempatkan dalam bagian yang sama.
b. Tata letak produk
Tata letak produk (produk layout) dipilih apabila proses produksinya telah
distandarsasikan dan berproduksi dalam jumlah yang besar.
c. Tata letak posisi tetap
Tata letak posisi tetap (fixed position layout) dipilih apabila karena ukuran,
bentuk ataupun karakteristik lain menyebabkan produknya tidak mungkin atau
sukar untuk dipindahkan.

2. Metode Penilaian Lokasi Dan Sistem Kerja


Terdapat beberapa metode yang sering digunakan dalam pemilihan suatu lokasi
perusahaan yaitu :
a. Pemeringkatan factor
Pemeringkatan faktor (factor rating) adalah suatu pendekatan umum yang
berguna untuk mengevaluasi dan membandingkan berbagai alternative
lokasi.
b. Analisis nilai ideal
Metode ini serupa dengan metode factor rating, bedanya hanya bobot pada
faktor rating merupakan nilai ideal pada metode ini.
c. Analisis ekonomis
Metode ini menggunakan kuantitatif maupun kualitatif secara bersama-
sama untuk mendapatkan penilaian yang lebih lengkap.
d. Analisis volume biaya
Metode analisis volume biaya (cost volume analysis) menekankan pada
faktor biaya dalam memilih suatu lokasi yaitu dengan membandingkan
biaya total produksi dari berbagai alternative lokasi.
e. Pendekatan pusat gravity
Pemilihan lokasi berdasarkan metode ini sering kali digunakan untuk
memilih sebuah lokasi yang dapat meminimalkan jarak atau biaya menuju
fasilitas-fasilitas yan sudah ada.
f. Metode transfortasi
Metode transfortasi merupakan salah satu metode dalam riset operasi yang
dapat digunakan dalam memilih suatu lokasi perusahaan pada prinsipnya
metode ini mencari nilai optimal yang dapat diperoleh dengan
memperhitungkan pemenuhan permintaan dan penawaran dengan biaya
transfortasi yang rendah.

4
g. Metode sistem kerja
Metode sistem kerja merupakan kesatuan ide yang dapat di aplikasikan
dimana penggunaan konsep “sistem kerja” diangap sebagai titik untuk
mamahami, menganalisa, dan memperbaiki sistem dalam suatu organisasi,
baik IT termasuk didalamnya ataupun tidak.

Dasar dari metode sistem kerja, antara lain :


a. Hubungan antara sistem kerja dan bidang sistem informasi. Konsep dari sistem
kerja yaitu, kasus umum yang mencakup sistem informasi, projects, rantai nilai,
rantai supply, dan kasus special lainnya.
b. Warisan dari komponen dan property dari sistem kerja. Kasus spesial dari sistem
kerja, sistem informasi dan projects mungkin mewariskan elemen sistem,
property, dan generalisasi dari sistem kerja secara umum.
c. Pemahaman tujuan dan kunci sukses dari sistem informasi. Sistem informasi yang
ada mendukung satu atau lebih dari sistem kerja yang mungkin tidak sama sekali,
sebagian ataupun seluruhnya mengunakan sistem informasi.
d. Model siklus hidup sistem kerja. Sistem informasi dan sistem kerja. Aktifitas-
aktifitas dalam proses bisnis dibatasi dan bersifat komputerisasi ataupun manual.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Manajemen fasilitas adalah suatu proses kegiatan yang direncanakan,
diorganisasikan, diarahkan, dan dikendalikan terhadap benda – benda pendidikan
secara tepat guan dan berdaya guna sehingga selalu siap pakai dalam proses
pembelajaran. Prinsip – prinsip manajemen fasilitas yaitu, prinsip pencapaian
tujuan, prinsip efisensi, prnsip administrative, prinsip kejelasan tanggung jawab,
dan prinsip kekohesifan. Pengadaan adalah kegiatan menyediakan semua keperluan
barang/benda/jasa bagi keperluan pelaksaan tugas. Sebelum kegiatan-kegiatan
pengadaan dilakukan, terlebih dahulu dilakukan kegiatan perencaan dan
prakualifikasi fasilitas pendidikan.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah diharapkan kepada pembaca agar
memahami dengan benar mengenai konsep umum tentang manajemen perencanaan
fasilitas sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi kita semua.

6
DAFTAR PUSTAKA

Handoko T.Hani.(1986). Manajemen. BPFE. Yogyakarta


Nursalam.(2007). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
Profesional. Salemba Medika. Jakarta.
Swansburg.(2000). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan untuk perawat klinis.EGC.
Jakarta.
Gillies, D. A., (1994), Nursing management; a system approach, Third Edition, Philadelphia:
W. B. Saunders Company.
Kron, T., (1981), The management of patient care, 4 Edition, Philadelphia: W. B. Saunders
Company.
Lancaster, J. & Lancaster, W. (1982), Change agent as leaders in nursing, The nurse as a
change agent, St. Louis: CV Mosby Company.
Sullivan, E. J. & Decker, P. J., (1989), Effective management in nursing, Mendo park:
Addison –Wesley Publishing Company.
Swansburg, R. C. & Swansburg, R. J., (1999), Introductory management and leadership for
nurse, Second Edition, Toronto Canada: Jones and Bartlett Publisher.
Tappen, R. M., (1995), Nursing leadership and management: Concepts and practice, Third
edition, Philadelphia: F. A. Davis Company

13 14

Anda mungkin juga menyukai