Anda di halaman 1dari 19

Making Higher

Education Open to
All

MODUL 3

PERENCANAAN LOKASI DAN TATA LETAK


PERUSAHAAN

Nama Anggota Kelompok :


 Ayyu Novita Sari
 Miftakhul Ulfa Kurnia

www.ut.ac.id
KB 1. Model Penentuan Lokasi Perusahaan
A. Faktor Yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi

Menurut Heizer dan Render (2014), ada beberapa faktor


yang mempengaruhi penentuan lokasi perusahaan yang perlu
dipertimbangkan. Faktor faktor yang terkait dengan negara antara
lain: faktor politik, peraturan pemerintah, budaya, isu isu ekonomi,
lokasi pasar, kemampuan tenaga kerja, ketersediaan bahan atau
material, komunikasi dan nilai tukar atau nilai mata uang.

www.ut.ac.id
Menurut Haksever, et al (2000), beberapa pertimbangan dalam
pemilihan lokasi meliputi hal berikut:

1. Profil bisnis meliputi ciri dan karakteristik bisnis yang


dijalankan dengan berbagai ukuran capaian atau
keberhasilannya.
2. Faktor faktor lokasi yang dominan, pemilihan lokasi tergantung
pada beberapa faktor dan merupakan pilihan diantara manfaat
dan biaya.
3. Kriteria umum pemilihan lokasi meliputi kriteria subjektif dan
kriteria objektif.
4. Berbagai kesalahan umum yang dibuat dalam pemilihan lokasi.
Kesalahan pada umumnya terjadi apabila perusahaan atau
organisasi menutupi informasi yang diperlukan atau membatasi
informasi yang masuk.
5. Multiple locations, lokasi yang dipilih sebaiknya tidak hanya
satu.
www.ut.ac.id
B. Metode Penentuan Lokasi

1. Metode penilaian faktor


Metode penilaian faktor digunakan untuk memilih dan
menentukan lokasi berdasarkan berbagai faktor yang menjadi
pertimbangan.
Adapun langkah langkah dalam metode pertimbangan atau penilaian
faktor sebagai berikut:
1. Mengembangkan faktor faktor yang relevan.
2. Memberikan bobot pada setiap faktor yang menunjukkan
kepentingan relatif sasaran perusahaan.
3. Mengembangkan skala untuk setiap faktor.
4. Memberikan skor untuk setiap faktor pada setiap lokasi.
5. Mengalikan skor dan beban setiap faktor.
6. Membuat rekomendasi berdasarkan skor maksimum, lalu
dibandingkan dengan cara kualitatif.

www.ut.ac.id
2. Metode Analisis Titik Impas

Analisis titik impas dapat membantu manajer dalam


membandingkan alternatif lokasi berdasarkan faktor faktor
kuantitatif yang ditunjukkan dengan biaya total. Beberapa tahapan
tersebut sebagai berikut:

1. Menentukan biaya tetap dan biaya variabel untuk setiap lokasi.


2. Tempatkan garis biaya total pada suatu grafik dengan sumbu
vertikal biaya dan sumbu horizontal unit yang dihasilkan.
3. Identifikasi lokasi biaya total terendah.
4. Tentukan lokasi dengan biaya terendah yang relevan.

www.ut.ac.id
3. Metode Pusat Gravitasi

Metode pusat gravitasi merupakan teknik


matematika yang digunakan untuk menemukan lokasi
sebagai pusat distribusi tunggal yang melayani sejumlah
lokasi yang terkait, seperti pemasok, pelanggan, dan
sebagainya. Metode ini dilakukan dengan mencari tempat dan
menemukan biaya angkut terbaik ke pusat distribusi.

www.ut.ac.id
4. Metode Muatan Jarak

Metode muatan jarak ini merupakan variasi dari


metode pusat gravitasi untuk menentukan kooordinat titik
lokasi fasilitas. Dalam metode ini, seperangkat koordinat titik
lokasi tunggal tidak diidentifikasikan. Sebagai gantinya,
berbagai lokasi dievaluasi menggunakan nilai muatan-jarak
yang merupakan ukuran berat dan jarak.

www.ut.ac.id
5. Metode Transportasi
Metode transportasi merupakan metode yang yang
dilakukan secara berulang untuk menyelesaikan masalah yang
meminimalkan biaya angkut produk dari satu lokasi ke lokasi lain
sebagai tujuan. Ada dua metode yang digunakan dalam model
transportasi, yaitu metode sudut barat laut dan metode biaya
terendah.
1. Metode sudut barat laut, metode ini digunakan untuk mengisi sel
sel kosong pada matriks transportasi yang dimulai dari sel yang
terletak disudut kiri atas dengan melihat kendala kapasitas pabrik
dan kebutuhan gudang.
2. Metode biaya terendah intuitif, dilakukan dengan mengisi muatan
pada sel sel dengan biaya yang paling rendah hingga biaya yang
paling tinggi kemudian hingga semua sel terisi dan biaya total masih
berada dibawah batas.

www.ut.ac.id
6. Metode Delphi
Metode Delphi merupakan proses sistematis dan berulang
untuk mendapatkan konsensus mengenai pandangan para ahli secara
panel. Pendekatan yang sering digunakna adalah teknik peramalan
kualitatif yang digunakan untuk menemukan dan memahami faktor
faktor yang mempengaruhi atau dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan mengenai isu isu khusus, topik, atau bidang bidang
permasalahan.

Ada 3 karakteristik metode Delphi, yaitu:


1. Anonim diantara para ahli dalam panel.
2. Mendapatkan tanggapan kelompok secara statistik dari kuesioner
yang dirancang dengan baik.
3. Umpan balik yang terkendali.

www.ut.ac.id
KB 2
Model Model Tata Letak Kegiatan Operasional

A. Kriteria kinerja tata letak operasional


Desain fasilitas dan tata letak digunakan untuk menghindaridisorientasi dan
frustasi apabila karyawan/pelanggan memasuki struktur yang mereke tidak kenal.
Desain fasilitas dan tata letak didasarkan pada tujuan pelayanan, hyaitu
kebutuhan atau persyartan ruang, fleksibilitas, faktor estetika, dan lingkungan.
Menurut haizer dan render (2014) desain tata letak harus memperhatikan
beberapa hal berikut.
1) Penggunaan ruang, peralatan dan orang dengan baik.
2) Dapat memperbaiki aliran informasi, material, dan orang.
3) Dapat memperbaiki moral karyawan serta meningkatkan keamanan dan
kondisi kerja.
4) Dapat memperbaiki interaksi dengan pelanggan.
5) Bersifat fleksibel.

www.ut.ac.id
Tata letak mengubah keputusan yang luas mengenai prioritas persaingan,
strategi proses, kualitas, serta kapasitas proses kedalam pengaturan fisik
orang, peralatan, dan ruang. Ada 2 macam pengaturan tata letak yaitu relatif
dan absolut. Tata letak relatif sangat dipengaruhi oleh pekerjaan atau tata letak
proses lain. Tata letak absolut merupakan ruang khusus yang digunakan untuk
satu fasilitas. Menurut krajewski, et.al (2007) mengubah tata letak dapat
memengaruhi organisasi dan bagaimana hal tersebut dapat memenuhi prioritas
persaingan dengan beberapa cara yaitu
1) Meningkatan kepuasan pelanggan dan penjualan
2) Membantu aliran bahan/material dan informasi
3) Meningkatkan penggunaan tenaga kerja dan peralatan secara efisien
4) Mengurangi risiko karyawan
5) Memperbaiki moral karyawan
6) Memperbaiki komunikasi

www.ut.ac.id
Kegiatan operasional dipengaruhi secara langsung oleh fasilitas. Desain tata letak
menunjukkan komponen pendukung pelayan yang memengaruhi bagaimana
pelayan di berikan. Beberapa faktor yang berpengaruhi desain yaitu (1) ciri dan
sasaran organisasi (2) ketersediaan lokasi dan ruang yang diperlukan (3)
fleksibilitas (4) keamanan (5) estetika (6) komunitas dan lingkungan.
Permasalahan tata letak adalah menemukan pengaturan terbaik dari komponen
dan fasilitas fisik sistem pelayanan dengan pertimbangan waktu, biaya, dan
teknologi. Sasaran tata letaj sebagai berikut.
1) Perpindahan orang, material, dan kertas kerja seminimal mungkin.
2) Penggunaan ruang seoptimal mungkin.
3) Fleksibilitas dalam pengaturan, pelayanan dan pertumbuhan.
4) Lingkungan fisik yang memuaskan bagi karyawan.
5) Kenyamanan pelanggan selama pelayanan.
6) Penampilan atraktif dari ruang kantor yang diatur bagi manajemen dan
pelanggan.

www.ut.ac.id
Ada berbagai jenis tata letak yang digunakan sesuai dengan proses yang terjadi
dalam perusahaan, yaitu tata letak kantor, tata letak eceran, letak gudang, tata
letak posisi tetap, tata letak berorientasi proses, tata letak sel sel kerja dan tata
letak berorientasi produk. Menurut haizer dan render (2014) tata letak yang baik
membutuhkan beberapa hal berikut.
1) Peralatan penanganan bahan atau material
2) Kebutuhan kapasitas dan ruang
3) Lingkungan dan keindahan
4) Aliran informasi
5) Biaya perpindahan antar berbagai pekerjaan
Sementara krajewski, et.al (2007) menyatakan bahwa tata letak yang baik apabila
memenuhi satu/beberapa faktor yaitu (1) Kepuasan pelanggan (2) Tingkat
investasi modal (3) Persyaratan penanganan bahan/material (4) Kemudahan
dalam mengambil dan menyimpan barang (5) Lingkungan dan atmosfer kerja (6)
Mudah dalam perawatan mesin (7) Sikap pelanggan internal dan eksternal (8)
Banyaknya fleksibilitas yang di perlukan (9) Pelanggan dan tingkat penjualan

www.ut.ac.id
B. Jenis tata letak operasiona
Pada dasarnya ada 2 jenis tata letak, yaitu tata letak produk dan tata letak proses
(haizer dan render 2014). Sementara menurut krajewski et.al (2007) pada
umumnya terdapat 4 tipe tata letak, yaitu (1) aliran fleksibel (2) aliran lini (3)
campuran (4) posisi tetap. Sementara itu russell dan taylor (2011) membagi tata
letak untuk kegiatan operasional ke dalam kelompok besar yaitu tata letak produk
dan tata letak proses.
1) Tata letak aliran fleksibel
Tata letak ini digunakan pada kantor yang langsung berhubungan dengan
pelanggan dan job process dengan aliran kerja beragam, volume rendah, dan
kustomisasi tinggi. Keunggulan tata letak fleksibel diatur secara linear,
menggunakan peralatan yang bersifat umum dan dengan sumber daya sedikit,
lebih fleksibel dalam menangani perubahan dalam bauran produk, karyawan lebih
ahli dalam pengetahuan teknis, serta peralatan yang multifungsi.

www.ut.ac.id
2) Tata letak aliran lini
Tata letak ini digunakan pada pabrikasi dan proses lini yang memiliki aliran kerja
linear dan tugas yang berulang ulang. Tipe tata letak ini sangat terspesialisasi dan
sumber daya modal tinggi. Keunggulan tata letak ini adalah persediaan bahan
baku dan barang dalam proses rendah, pelatihan karyawan tidak terlalu
diutamakan, biaya variabel per unit produk rendah, dan waktu persiapan mesin
tidak terlalu lama. Sementara kelemahan tata letak ini adalah fleksibilitasnya
rendah, unit produk yang dihasilkan banyak dan terhentinya sebagian proses
akan menghambat produksi secara keseluruhan.
3) Tata letak campuran
Tata letak campuran digunakan dalam fasilitas yang mempunyai kegiatan operasi
pabrikasi dan rakitan.
4) Tata letak posisi tetap
Tipe tata letak ini digunakan dalam perusahaan manufaktur dan jasa dengan
lokasi yang tetap. Haizer dan render mengelompokan tipe tata letak, yaiyu tata
letak kantor, tata letak eceran/retail, tata letak gudang, tata letak posisi tetap, tata
letak berorientasi proses, tata letak sel dan tata letak berorientasi produk.
www.ut.ac.id
5) Tata letak proses
Tata letak proses digunakan dalam perusahaan jasa memerlukan ruang yang
memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi para pelanggan. Keunggulan tata
letak yang berorientasi proses adalah fleksibilitas peralatan yang digunakan dan
penugasan karyawan. Kelemahan tata letak proses disebabkan peralatan yang
digunakan bersifat umum.
6) Tata letak kantor
Tata letak kantor mempertimbangkan perpindahan informasi, baik yang dibawa
oleh individu dengan bertatap muka, melalui telepon atau komputer, email, diskusi
kelompok atau ratap, surat, maupun pembicaraan lewat telepon internal.
Beberapa hal yang menjadi perhatian dan pertimbangan dalam tata letak kantor
yaitu (1) Kedekatan (2) Privasi atau keleluasaan pribadi (3) Pilihan dalam tata
letak kantor
7) Tata letak eceran
Sasaran tata letak pelayanan eceran adalah memaksimumkan keuntungan setiap
bidang/ruang yang dimiliki. Tujuan utama tata letak eceran adalah
memaksimumkan profitabilitas setiap petak ruang yang dimiliki.
www.ut.ac.id
8) Tata letak gudang
Ada berbagai pilihan tata letak gudang, (1) berbagai cara penggunaan ruangan
gudang menawarkan pilihan tata letak tambahan (2) menggunakan berbagai
model tata letak seperti model keluar dan kembali, yaitu barang yang dipindahkan
mondar mandir dari dan ke dalam gudang.
9) Tata letak berorientasi produk dan perakitan
Tata letak yang berorientasi produk digunakan pada perusahaan yang
menghasilkan unit produk dalam jumlah besar tetapi variasinya rendah. Tata
letak yang berorientasi produk terdiri atas 2 jenis yaitu pabrikasi dan lini perakitan.
Tujuan tata letak yang berorientasi produk adalah mencapai kelancaran aliran
proses hingga perakitan sehingga tidak ada waktu menganggur dalam setiap
tempat kerja. Keunggulan tata letak berorientasi pada produk yaitu
- Biaya variabel per unit rendah
- Biaya penggunaan bahan baku rendah
- Pengurangan produk dalam proses
- Memudahkan pelatihan dan supervisi
- Mempercepat persiapan peroses
www.ut.ac.id
Kelemahan tata letak berorientasi yaitu tingginya investasi dalam peralatan,
kemacetan satu tahap proses akan mempengaruhi kemacetan proses
selanjutnya, serta proses produksi yang kurang fleksibel.

www.ut.ac.id
TERIMAKASIH

www.ut.ac.id

Anda mungkin juga menyukai