Anda di halaman 1dari 13

TUGAS APK

PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN METODE


PENGUKURAN TIDAK LANGSUNG
Studi Kasus
Pengrajin Sarung Tenun Ikat Di Wedani Gresik

Nama kelompok
Balya Rosyid Ridlo NPM 07.2008.01.02706

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT TEKNIK ADHITAMA SURABAYA
2011-2012
BAB I
PENGUKURAN KERJA

1. Pengertian
Usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang oprator terlatih
dan ”qualified” dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifikasik pada
tingkat kerja yang nor,al dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu
Pada garis besarnya teknik pengukuran waktu kerja ini dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1. pengukuran waktu kerja secara langsung
2. pengukuran keja secara tidak langsung
Definis pengukuran kerja tidak langsung
Definis pengukuran kerja tidak langsung yang menjadi bahasan kita kali
ini adalah : melakukan perhitungan waktu kerja pengamat tanpa menggunakan
alat stopwact dan tidak perlu langsung mengamati ke lokasi kerja, hanya
melakukan perhitungan waktu kerja dengan membaca tabel waktu yang
tersedia, asalkan mengetahui jalanya pekerjaan melalui elemen-elemen
pekerjaan atau elemen-elemen gerakan. Cara ini bisa dilakukan dalam
aktivitas data waktu baku (standart data) dan data waktu gerakan
(predetermined time system)
2. Tujan
Penilitian kerja dan metode kerja pada dasarnya akan memusatjan
perhatiannya pada bagaimana (how) suatu macam pekerja, dengan
mengaplikasikan prinsip teknik pebgaturan cara kerja yang optimal dalam
sistem tersebut.maka akan diperoleh alternatif metode pelaksaan kerja yang
diangap memberikan hasil yang paling efektif dsn efesien.
Suatu pekerjaan dikatakan efesien apabila suatu pekerjaan dikerjakan paling
singkat.
Maka perlu diterapkan prinsip-prinsip dan teknik pengukuran kerja Waktu
baku ini sangat diperlukan terutama sekali untuk:
a. Man power planning (perencanaan kebutuhan tenaga kerja)
b. Estimasi biaya-biaya untuk upahkaryawan
c. Penjadwalan produksi danpenganggaran
d. Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi karyawan
e. Indikasi keluaran (output) yang mampu dihasilkan oleh seorang
pekerja

Beberapa aktivitas pengukuran kerja seringkali dilaksanakan hanya untuk


satu jenis operasi tertentu saja dan sama sekali tidak ada pemikiran bahwa data
yang diperoleh akan bisa dimanfaatkan untuk operasi kerja lainnya..
BABA II
METODE

1. Waktu Baku
Berisi data dari waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan yang telah diteliti pada waktu yang lalu.
Dengan demikian bila ada kegiatan yang sama dengan kegiatan yang
waktunya sudah ada sebelumnya, maka waktu penyelesaian pekerjaan itu
sudah dapat ditentukan.
Waktu yang dibutuhkan secara WAJAR oleh pekerja NORMAL untuk
menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam system kerja Terbaik Saat
Itu.
WB = WN + 1

No Kelebihan No Kekurangan
1 Setiap elemen gerakan 1 Belum ada data waktu gerakan berupa
diketahui waktunya, jadi tabel-tabel waktu gerakan yang
waktu penyelesaian dapat menylurah dan terperinci .
ditentukan sebelum pekerjaan 2 Tabel yang digunakan ntuk orang erop
dilakukan. saja tidak cocok untuk orang indonesia
2 Relatif singkat 3 Dibutuhkan untuk ketelitian yang
3 Biaya lebih murah tinggi untuk seorang pengamat, karna
Pengembangan metode kerja akan berpengaruh terhadap hasil
lama 4 perhitungan
4 Perancangan produk, jika Data waktu pekejaan harus
produknya berpengaruh sesuaidengan kondisi pekerjaan.
terhadap waktu kerja.

2. Waktu normal
Waktu penyelesaian pekerjaan yang diselesaikan pekerja dalam kondisi
wajar
WB = WN + 1

3. Data Waktu Gerakan


Pengertian : data waktu dari elemen-elemen gerakan baku, bukan data
elemen pekerjaan tapi jauh lebih detil lagi yaitu elemen gerakan Terdiri dari :
a. Analisa waktu gerakan (MTA)
b. Waktu gerakan baku (MTS)
c. Waktu gerakan dimensi (DMT)
d. Faktor kerja (WF)
e. Pengukuran waktu metode (MTM)
f. Maynard operation sequence time (MOST)

A. Metode time measurement (MTM)


Pengukuran Waktu Metoda (Methods-Time Measurement) adalah suatu
sistem penetapan awal waktu baku yang dikembangkan berdasarkan studi
gambar gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang direkam
dalam film.
Sistem ini didefenisikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisa setiap
operasi atau metoda kerja (manual operation) ke dalam gerakan-gerakan dasar
yang diperlukan untuk melaksanakan kerja tersebut, dab kemudian
menetapkan stantard waktu dari masing-masing gerakan tersebut
berdasarkan ,acam gerakan dan kondisi-kondisi kerja masing-masing yang
ada.
The data for the development of MTM was obtained from motion pictures
(using mechanical cameras) of skilled workers performing a wide range of
motions.
Each motion was separately defined and tabulated for setting the standard
times, MTM was accepted as a standard method in many countries all over
the world
MTM-1 – the basic MTM module
Basic time unit: TMU = time Measurement Unit
1 TMU = 0.00001 hour
= 0.0006 min
= 0.036 sec
Elemen dasar
 Reach (R): move the hand or finger to a destination – affected by the
length of the motion and the type of reach
 Move (M): transport an object to a destination – affected by length of a
motion, the weight of the object and the type of move
 Grasp (G): secure sufficient control on one or more objects with the
fingers or hand in order to permit the performance of the next required
motion – affected by the size shape and location of the object
 Position (P): align, orient, and engage object with another object (when
only minor motions required) – affected by the ease of handling, symmetry
and the amount of pressure required for insertion
 Release (RL): relinquish control of an object by the fingers or hand
 Disengage (D): break contact between one object to another – affected by
the amount of effort required
 Turn (T): the motion employed to turn the hand, either empty or loaded, by
a movement that rotates the hand, wrist, and forearm about the long axis
of the forearm – affected by the degree of rotation and by the weight of the
object
Apply pressure (AP)
Eye Travel (ET): considered only when the eyes must direct the hand or the
body movements (includes eye focus and eye travel time) – affected by the
distance between the travel points and the distance between the eye to the line
of travel
Body leg and foot motion (BMF): other motions which are associated with the
body and legs (walking, standing, bending etc.)
B. MOST
Atau lebih sederhana dikatakan sebagai perpindahan objek. Dalam metode
MOST objek dipindahkan menurut dua cara
 Diambil dan dipindahkan secara bebas
 Diambil dan digerakkan dengan menggeser diatas permukaan benda lain
Untuk tiap tipe kegiatan bisa terjadi urutan gerakan yang berbeda-beda.
Oleh sebab itu dilakukan pemisahan model urutan kegiatan dalam metode
MOST.
Pemisahan model urutan gerakan ini dibedakan atas 3 urutan gerakan yang
ketiga-tiganya menggambarkan kerja manual.
1. Urutan Gerakan Umum (The general move sequence).
2. Urutan gerakan terkendali (The controlled move sequence).
3. Urutan gerakan memakai alat (The tool use sequence).
Urutan Gerakan Umum (The general move sequence).
• Pemindahan objek secara manual dari satu tempat ke tempat lain secara
bebas.
• Dengan urutan kegiatan dalam gerakan umum :
– A : jarak gerakan (action distance), terutama dalam arah horizontal
– B : gerakan badan (body motion), terutama dalam arah vertikal
– G : proses pengendalian (gain control)
– P : penempatan (place)
Urutan gerakan terkendali (The controlled move sequence).
• A meliputi semua gerakan atau perpindahan jari, tangan, kaki, dengan
dengan pembebanan atau tidak.
• B gerakan badan
• G semua gerakan manual yang dilakukan untuk mendapatkan
pengendalian objek dan juga gerak melepaskan pengendalian.
• P meluruskan objek, mengurut objek, sebelum pengendalian objek
dilepaskan
Urutan gerakan memakai alat (The tool use sequence).

 A meliputi semua gerakan atau perpindahan jari, tangan, kaki, dengan


dengan pembebanan atau tidak.
 B gerakan badan
 G semua gerakan manual yang dilakukan untuk mendapatkan
pengendalian objek dan juga gerak melepaskan pengendalian.
 P meluruskan objek, mengurut objek, sebelum pengendalian objek
dilepaskan.

Manual Handling
Activity Seguence Model Subactivities
General Move ABG ABP A A - Action Distances
B - Body Motion
G - Gain Control
P – Place
Controlled Move ABG MXIA M - Move controlled
X - Process time
I – Align
Tool Use ABG ABP ABPA F – Fasten
L- Loosen
C - Cut
S - Surface treat
R – Record
M - Measure
BAB III
PEMBAHASAN

Dalam studi ini kami mencoba membahas studi kasusu ini mengunakan
penghitungan kerja secara tidak langsung dengan mencarri waktu baku terlebih
dahulu dari
Data waktu baku
Data waktu Proses pewarnaan
Pengukuruan Tidak Langsung
Sebagai contoh akan kami coba untuk menetapkan waktu baku untuk
proses pewarnaan pada sarung tenun ikat Tradisional

No Deskripsi Kegiatan Waktu/mnt


1 Mengambil benang yang sudah di ikat 0.5
2 Memindahkan air pada bak pencelupan 0.3
3 Memindahkan benang pada bak pencelupan 0.2
4 Mencelupkan benang 0.1
5 Memukuli benang dengan alat 5
6 Memeras benang 2
7 Pengulangan pemeresan 1
8 Pencelupan benang dengan bahan pewarna 3
9 Pengulangan pencelupan 6
10 Mengambil benang 0.5
11 Membawa ketempat pengeringan 3
12 Menempatkan benang pada tempat pengeringan 1
13 Pelepasan benang dengan solder 5
Total 30,7

Perhitungan
Waktu Normal
Wn = Ws x p
Wn = 30,7 x 1
= 30,7
Wn = waktu normal
Ws = waktu standart
P = 1 bekerja secara normal
P < bekrja terlalu lambat
P > bekerja terlalu cepat

Waktu baku
WB = WN + 1 (ellowance)
WB = 30,7 + 1
= 31,7

Waktu siklus
Ws = ∑ Xi / N
Ws = 30,7 / 13
= 2,36

Jadi didapatkan perhitungan waktu sebagai berikut


Waktu normal : 30,7
Waktu baku : 31,7 menit
Waktu siklus : 2,36 menit
BAB III
KESIMPULAN
Assauri, Sofyan (1999), Manajemen Produksi dan Operasi, Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta.
[2] Daryanto (1996), Mesin Perkakas Bengkel, Edisi Ketiga, Rineka Cipta, Malang.
Spektrum Industri, 2015, Vol. 13, No. 2, 115 – 228 ISSN : 1963-6590
216
[3] Internasional Labour Office (1976), Penelitian Kerja dan Pengukuran Kerja, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
[4] Laboratorium Analisa Perencanaan Kerja, (2004) Modul Pratikum : Analisis
Perancangan Kerja, Lab. APK dan Ergonomi Teknik Industri UWMY, Yogyakarta.
[5] Ranupandoyo Heidjrachman (1984), Manajement Personalia, BPFE UGM,
Yogyakarta.
[6] Sutalaksana, Iftikar (1979), Teknik Tata Cara Kerja, ITB, Bandung
[7] Swasano, Y; Sulistiyaningsih (1983), Metode Perencanaan Tenaga Kerja, Penerbit
BPFE, Yogyakarta.
[8] Wignjosoebroto, Sritomo (1989), Teknik tata cara dan pengukuran kerja, penerbit
ITS, Surabaya
[9] Wignjosoebroto, Sritomo (1995), Ergonomi, Studi Gerak dan waktu, Penerbit Guna
Widya, Jakarta.
[10] Wignjosoebroto, Sritomo (2003), Pengantar Teknik dan Manajemen Industri, Guna
Widya, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai