Anda di halaman 1dari 18

REKONSTRUKSI PERUBAHAN SOSIAL

UPAYA MEMBUMIKAN ISLAM DALAM MASYARAKAT

Oleh: Moh. Umar Burhanudin

1. Misi Kerasulan

َ‫ﻛَﻤَﺎ ﺃَﺭْﺳَﻠْﻨَﺎ ﻓِﻴﻜُﻢْ ﺭَﺳُﻮﻻً ﻣﱢﻨﻜُﻢْ ﻳَﺘْﻠُﻮ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺁﻳَﺎﺗِﻨَﺎ ﻭَﻳُﺰَﻛﱢﻴﻜُﻢْ ﻭَﻳُﻌَﻠﱢﻤُﻜُﻢُ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏَ ﻭَﺍﻟْﺤِﻜْﻤَﺔَ ﻭَﻳُﻌَﻠﱢﻤُﻜُﻢ ﻣﱠﺎ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻮﻧُﻮﺍْ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥ‬

Sebagaimana kami telah mengutus kepadamu rasul di antara kamu yang membacakan ayat -ayat
kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu al -kitab dan hikmah serta
mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui . (Al-Baqarah (2):151)

ُ‫ﻫُﻮَ ﺍﻟﱠﺬِﻱ ﺑَﻌَﺚَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄُﻣﱢﻴﱢﻴﻦَ ﺭَﺳُﻮﻻً ﻣﱢﻨْﻬُﻢْ ﻳَﺘْﻠُﻮ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﺁﻳَﺎﺗِﻪِ ﻭَﻳُﺰَﻛﱢﻴﻬِﻢْ ﻭَﻳُﻌَﻠﱢﻤُﻬُﻢُ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏَ ﻭَﺍﻟْﺤِﻜْﻤَﺔَ ﻭَﺇِﻥ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻣِﻦ ﻗَﺒْﻞ‬
ٍ‫ﻟَﻔِﻲ ﺿَﻠَﺎﻝٍ ﻣﱡﺒِﻴﻦ‬

Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang
membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab
dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan
yang nyata, (QS Al Jumu’ah (62):2)

Dengan demikian diantara misi kerasulan Muhammad SAW diantaranya ialah:

1.1.Membacakan Ayat Allah (ِ‫)ﻳَﺘْﻠُﻮ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﺁﻳَﺎﺗِﻪ‬.

Kata ‫ﻳَﺘْﻠُﻮ‬ yang dipilih Allah dalam ayat di atas secara bahasa berarti membacakan.

Dilihat dari bentuk fiil mudharinya maka kata ini berasal dari kata ‫ ﻳَﺘْﻠُﻮ‬- َ‫ ﺗَﻼ‬yang berarti
mengikuti (follow), terjadi kemudian (ensue), membaca atau menceritakan. Kata ini adal ah
naqish wawu yang sewazan dengan kata ‫ ﻳﻐﺰﻭ‬- ‫ ﻏﺰﺍ‬.

‫ ﻳَﺘْﻠُﻮ‬juga bisa berasal dari kata - ‫ﺗﻠﻮ‬ -. Dikatakan seseorang membaca/tilawah jika ia

mengikuti huruf-hurufnya (‫)ﺗﻠﻮﺗﻪ ﺇﺫﺍ ﺗﺒﻌﺖﻩ‬. Istilah seseorang membaca Qur’an karena
1
mengikutkan ayat setelah ayat sebelumnya ( ٍِ‫ ﻷﻧﻪ ﻳﺘﺒﻊ ﺍٓﻳﺔ ﺑﻌﺪ ﺍٓﻳﺔ‬٬‫)ﺗﻼﻭﺓ ﺍﻟﻘﺮﺍٓﻥ‬. Jika ini yang
dimaksud maka kata ini sewazan dengan: ‫ ﺳَﺮُﻭﱠﺓ‬- ‫ ﻳَﺴْﺮُﻭ‬-َ‫ ﺳَﺮُﻭ‬.

Kata tilawah mengisyaratkan membaca yang berorientasi fonetik 2. Adapun persepsi,


denotasi3, ekstensi4, kognisi5, lokusi6 atau hal-hal yang bersifat implisit bukan pada muatan ini.
Berbeda dengan kata qara/qiraah yang asalnya dari kata : ُ‫ ﻳَﻘْﺮَﺃ‬- َ‫ﻗَﺮَﺃ‬ ; yang lebih denotatif dan
kognitif; mengikuti kalimat dengan kesimpulan dan artikulasinya (‫)ﺗﺘﺒﻊ ﻛﻠﻤﺎﺗﻪ ﻧﻈﺮﺍ ﻭﻧﻄﻖ ﺑﻬﺎ‬7
sebagaimana kata qiraah dipakai menggambarkan orang -orang Yahudi terhadap kitabNya.

ِ‫ﻭَﺇِﻥﱠ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻟَﻔَﺮِﻳﻘﺎً ﻳَﻠْﻮُﻭﻥَ ﺃَﻟْﺴِﻨَﺘَﻬُﻢ ﺑِﺎﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﻟِﺘَﺤْﺴَﺒُﻮﻩُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﻭَﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﻭَﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﻫُﻮَ ﻣِﻦْ ﻋِﻨﺪ‬
َ‫ﺍﻟﻠّﻪِ ﻭَﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﻣِﻦْ ﻋِﻨﺪِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻭَﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠّﻪِ ﺍﻟْﻜَﺬِﺏَ ﻭَﻫُﻢْ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮﻥ‬

Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca


Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia buka n
dari Al Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia
bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui. (QS Ali
Imran (3):78).

1
Abu Husain Ahmad Ibn Faris, Maqayiys Al Lughah, Daar Al Jiyl, Beirut, Tahqiq Abdus Salam Muhammad
Harun, Jilid 1 hal. 531.
2
Bidang linguistik tt pengucapan (penghasilan) bunyi ujar.
3
Kata atau kelompok kata yg didasarkan atas hubungan lugas antara satuan bahasa dan wujud di luar bahasa, spt
orang, benda, tempat, sifat, proses, kegiatan
4
Makna yg mencakupi semua objek yg dapat dirujuk dng kata itu
5
Aspek-aspek makna satuan bahasa yg berhubungan dng ciri-ciri dl alam di luar bahasa atau penalaran;
6
Frasa makna yg dimaksudkan penutur dalam perbuatan berbahasa.
7
Muhammad Ibn Ya’qub Al Fairuzabadi, Al Qamus Al Muhith Al Qabus Al Wasith, Muassasah Imam Zaid Ibn
Ali Ats Tsaqofiyah, Yordan.
Makna ; ِ‫ﻳَﻠْﻮُﻭﻥَ ﺃَﻟْﺴِﻨَﺘﻬﻢْ ﺑِﺎﻟْﻜِﺘَﺎﺏ‬ – bermakna : ِ‫ﻳَﻌْﻄِﻔُﻮﻧَﻬَﺎ ﺑِﻘِﺮَﺍءَﺗِﻪ‬ ; (memalingkan

qiraahnya) 8 yakni bahwa orang Yahudi memutar balikan kata-kata dan merubah firman Allah
memalingkan dari makksud sebenarnya untuk menyesatkan orang bodoh bahwa memang
demikianlah firman Allah yang sebenarnya9

Allah mengutus Muhammad SAW yang lahir dari suku Quraisy dimana penduduknya
adalah orang ummi yang pada mereka tidak diturunkan kitab sebelumnya sebagaimana ada pada
Ahli Kitab10 dan karena mereka tidak pandai membaca, menulis serta berhitung. Rasulullah
SAW bersabda:

‫ﺇﻧﺎ ﺃﻣﺔ ﺃﻣﻴﺔ ﻻ ﻧﻜﺘﺐ ﻭﻻ ﻧﺤﺴﺐ‬

Sesungguhnya kami adalah bangsa yang ummi yang tidak (pandai) menulis dan berhitung. (HR
Bukhari, Muslim, Abu Daud dan An Nasai).11

Nabi membacakan pada mereka Al Qur’an dan menjelaskan maknanya karena sejarah
belum lahir di kalangan Quraisy 12. Dan agar Qur’an sebagai syariat tidak bias dengan makna
yang saling bertentangan.

َ‫ﻭَﺃَﻧْﺰَﻟْﻨَﺎ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﺍﻟﺬﱢﻛْﺮَ ﻟِﺘُﺒَﻴﱢﻦَ ﻟِﻠﻨﱠﺎﺱِ ﻣَﺎ ﻧُﺰﱢﻝَ ﺇِﻟَﻴْﻬِﻢْ ﻭَﻟَﻌَﻠﱠﻬُﻢْ ﻳَﺘَﻔَﻜﱠﺮُﻭﻥ‬

Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang
telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan, (QS An Nahl (16): 44)
8
Jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al Mahali dan Jalalaluddin Abdurahman Ibn Abu Bakar As Suyuthi, Tafsir
Jalalain
9
Abul Fida Ismail Ibn Amr Ibn Katsir, Tafsir Al Qur’anul Adhim, Daarut Thibah Li Nasyr Wa Tauzi’:
‫ﻣﻨﻬﻢ ﻓﺮﻳﻘﺎ ﳛﺮﻓﻮﻥ ﺍﻟﻜﻠﻢ ﻋﻦ ﻣﻮﺍﺿﻌﻪ ﻭﻳﺒﺪﻟﻮﻥ ﻛﻼﻡ ﺍﷲ ﻭﻳﺰﻳﻠﻮﻧﻪ ﻋﻦ ﺍﳌﺮﺍﺩ ﺑﻪ ﻟﻴﻮﳘﻮﺍ ﺍﳉﻬﻠﺔ ﺃﻧﻪ ﰲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﷲ ﻛﺬﻟﻚ‬
‫ﻭﻳﻨﺴﺒﻮﻧﻪ ﺇﱃ ﺍﷲ ﻭﻫﻮ ﻛﺬﺏ ﻋﻠﻰ ﺍﷲ‬
10
Muhammad ibn Abi Ahmad ibn Abi Bakr Syamsudin Al Qurthubi, Al Jami’ul Ahkam al Qur’an , Daar Al Ilmi
Al Kutubi, Riyadh.
‫ ﻷﻨﻬﻡ ﻟﻡ ﻴﻜﻭﻨﻭﺍ ﺃﻫﻝ ﻜﺘﺎﺏ‬،‫ ﻤﻥ ﻜﺘﺏ ﻤﻨﻬﻡ ﻭﻤﻥ ﻟﻡ ﻴﻜﺘﺏ‬،‫ ﺍﻷﻤﻴﻭﻥ ﺍﻟﻌﺭﺏ ﻜﻠﻬﻡ‬:‫ﻗﺎﻝ ﺍﺒﻥ ﻋﺒﺎﺱ‬
11
Abdur Rahman ibn Abu Bakar dan Jalaludin As Suyuthi, Ad Durul Mantsur fii Ta’wili bil Ma’tsur.
12
Adagium (pepatah): no documents, no history (tidak ada sumber tertulis tidak ada sejarah), lihat Paul
Thompson, The Voice of the Past: Oral History, London: Butler & Tanner, 1978, hal. 47 sebagaimana dikutip
Abdul Syukur dalam makalah: Sejarah Lisan Orang Biasa: Sebuah Pengalaman Penelitian, Makalah Untuk
Konferensi Nasional Sejarah VIII pada tanggal - 14 -17 Nopember 2006 di Hotel Milenium, Jakarta
َ‫ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏَ ﺇِﻟﱠﺎ ﻟِﺘُﺒَﻴﱢﻦَ ﻟَﻬُﻢُ ﺍﻟﱠﺬِﻱ ﺍﺧْﺘَﻠَﻔُﻮﺍ ﻓِﻴﻪِ ﻭَﻫُﺪًﻯ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔً ﻟِﻘَﻮْﻡٍ ﻳُﺆْﻣِﻨُﻮﻥ‬

Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat
menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat
bagi kaum yang beriman. (QS An Nahl (16): 64). 13

ً‫ﺃَﻓَﻼَ ﻳَﺘَﺪَﺑﱠﺮُﻭﻥَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻭَﻟَﻮْ ﻛَﺎﻥَ ﻣِﻦْ ﻋِﻨﺪِ ﻏَﻴْﺮِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻟَﻮَﺟَﺪُﻭﺍْ ﻓِﻴﻪِ ﺍﺧْﺘِﻼَﻓﺎً ﻛَﺜِﻴﺮﺍ‬

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur’an? kalau kiranya Al Qur’an itu bukan dari
sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya . ( QS An-Nisa
(4):82).

(Ialah) Al Qur’an dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka
bertakwa . (QS Az-Zumar (39):28)

1.2.Mensucikan (ْ‫)ﻳُﺰَﻛﱢﻴﻬِﻢ‬

Misi mensucikan dari kerasulan Muhammad SAW adalah mengentaskan, membersihkan


dan mensucikan manusia dari syirik, kekufuran dan kejahatan 14

Hai orang - orang yang beriman , sesungguhnya orang - orang yang musyrik itu najis , maka
janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini (QS At -Taubah (9):28).

Maka berpalinglah dari mereka; karena sesungguhnya mereka itu adalah najis dan tempat mereka
jahannam; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. (QS At -Taubah (9):95).

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut. (QS An Nahl (16: 36)

13
Kata ‫ ﺑﻴّﻦ‬- berasal dari kata : ً‫ ﺑَﺎﻥَ ـِـ ﺑَﻴَﺎﻥً ﻭ ﺗِﺒْﻴَﺎﻥ‬- yang mendapat tambahan (ziadah) tasydid pada huruf “ya” nya
menjadi- ‫ ﺑَﻴﱠﻦَ ﻭ ﺗَﺒَﻴﱠﻦ‬-berarti menjadi cerah (become clear), merasa (be perceived), memperjelas (be clarified), terang
[jelas]( be evident).
14
Muhammad Ibn Ali Ibn Muhammad As Syaukani, Fathul Qadir Al Jam’u Bayna Fan Ar Riwayat Wa Ad Dirayah
Min ‘Ilmi At Tafsir.
Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata) :
"Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Maka
mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya). (QS Al Mu’minun (23): 32)

Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta. (Q
Al Hajj (22):30)

Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka)


akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. (QS Shaad (38):
46).

ِ‫ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﷲِ ﺻَﻠﱠﻰ ﺍﷲُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠﱠﻢَ ﺇِﻧﱠﻤَﺎ ﺑُﻌِﺜْﺖُ ﻟِﺄُﺗَﻤﱢﻢَ ﻣَﻜَﺎﺭِﻡَ ﺍْﻷَﺧْﻼَﻕ‬٬َ‫ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﷲُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝ‬
‫)ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺍﻟﺒﺰﺍﺭ‬

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: “Bahwasanya aku diutus adalah untuk
menyempurnakan kemuliaan akhlak. (HR. Ahmad dan Al-Bazar)15.

1.3.Mengajarkan Kitab dan Hikmah (َ‫)ﻳُﻌَﻠﱢﻤُﻬُﻢُ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏَ ﻭَﺍﻟْﺤِﻜْﻤَﺔ‬

Yaitu mengajarkan kitab Allah dan apa-apa yang ada di dalamnya baik berupa perintah,
larangan dan syariat agama Allah ( ‫ ﻭﺷﺮﺍﺋﻊ ﺩﻳﻨﻪ‬٬‫ ﻭﻣﺎ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﺃﻣﺮ ﺍﷲ ﻭﻧﻬﻴﻪ‬٬‫)ﻭﻳﻌﻠﻤﻬﻢ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﷲ‬16 .

Mengajar ; ‫ – ﻋﻠّﻢ‬kata dasarnya ; ‫ – ﻋﻠﻢ‬yang berarti tahu atau mengilmui, yakni agar
ummat mengetahui kemanusiaan berupa hak dan kewajiban yang harus dipenuhi manusia dan
ketuhanan berupa hak Allah yang menjadi kewajiban manusia dan semua aspek yang
berkelindan dengan hal tersebut.

15
Ahmad Ibn Hanbal, Al Musnad Ahmad dalam Mausu’ah Al Hadits An Nabawi As Syarif As Shihah Wa Sunan
Wa Al Masanid. Dalam Al Musnad dengan lafadz:
‫ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ ﺍﷲ ﺣﺪﺛﻨﻲ ﺃﺑﻲ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺳﻌﻴﺪ ﺑﻦ ﻣﻨﺼﻮﺭ ﻗﺎﻝ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻌﺰﻳﺰ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺠﻼﻥ ﻋﻦ ﺍﻟﻘﻌﻘﺎﻉ ﺑﻦ ﺣﻜﻴﻢ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺻﺎﻟﺢ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ‬
‫ﺃﻧﻤﺎ ﺑﻌﺜﺖ ﻷﺗﻤﻢ ﺻﺎﻟﺢ ﺍﻷﺧﻼﻕ‬-:‫ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻗﺎﻝ ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬
16
Muhammad Ibn Jarir At Thabari, Jami’ Al Bayan Fii Ta’wil Al Qur’an, di tahqiq Ahmad Muhammad Syakir,
Muassasah Ar Risalah,
Al Kitab yang dimaksud adalah Al Qur’an, sedang hikmah bisa berarti apa saja didalam
Qur’an yang berupa hukum (‫) ﻣَﺎ ﻓِﻴﻪِ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺄَﺣْﻜَﺎﻡ‬17 kadang diartikan dengan sunnah (‫) ﻭﻫﻲ ﺍﻟﺴﻨﺔ‬.18

Jika mengacu secara bahasa (sebagaimana Allah telah memilih kata ini sebagai ayatnya)
memiliki arti : kebijaksanaan (wisdom), berwawasan kedepan/luas (foresight ). Sebagaimana
Luqman di gambarkan dalam suatu ayat:

Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmat kepada luqman, yaitu " bersyukur untuk
dirimu sendiri ; dan barang siapa yang tidak bersyukur maka sesungguhnya Allah maha kaya lagi
maha terpuji "(QS Al-Anam (6):89)19

Dengan demikian hikmah adalah memahami/pemahaman atas sesuatu dengan sebaik-baik


ilmu dan penelitian ( ‫)ﻣﻌﺮﻓﺔ ﺃﻓﻀﻞ ﺍﻷﺷﻴﺎء ﺑﺄﻓﻀﻞ ﺍﻟﻌﻠﻮﻡ ﻭ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭ ﺍﻟﺘﻔﻘﻪ‬20 juga semua kebijakan yang
tidak bertentangan dengan syariat secara umum . Sebagaimana dalam kaidah ushul fiqih:

:‫ ﻷﻥ ﺍﷲ ﻗﺎﻝ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺑﻪ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ‬٬‫ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻲ ﺍﻷﺷﻴﺎء ﺍﻹﺑﺎﺣﺔ‬

٬[29 :‫ﻫُﻮَ ﺍﻟﱠﺬِﻱ ﺧَﻠَﻖَ ﻟَﻜُﻢ ﻣﱠﺎ ﻓِﻲ ﺍﻷَﺭْﺽِ ﺟَﻤِﻴﻌﺎً ]ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ‬

Sesungguhnya asal sesuatu adalah diperbolehkan (ibahah). Sebagaimana difirmankan


Allah dalam Qur’an:

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu. (QS Al Baqarah (2): 29).

Dan telah jelas dalam beberapa ayat bahwasanya manusia memanfaatkan apapun di
langit dan bumi. Dan tidaklah Dia (Allah) ciptakan apa yang ada di bumi bagi manusia dan

17
Jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al Mahali dan Jalalaluddin Abdurahman Ibn Abu Bakar As Suyuthi, Tafsir
Jalalain.
18
Abul Fida Ismail Ibn Amr Ibn Katsir, Tafsir Al Qur’anul Adhim, Daarut Thibah Li Nasyr Wa Tauzi.
19
Ibrahim Musthafa dkk. Mu’jam Al Wasith
( ‫ﺍﻟﺤﻜﻤﺔ ( ﻤﻌﺭﻓﺔ ﺃﻓﻀﻝ ﺍﻷﺸﻴﺎﺀ ﺒﺄﻓﻀﻝ ﺍﻟﻌﻠﻭﻡ ﻭ ﺍﻟﻌﻠﻡ ﻭ ﺍﻟﺘﻔﻘﻪ ﻭ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻨﺯﻴﻝ ﺍﻟﻌﺯﻴﺯ ( ﻭﻟﻘﺩ ﺁﺘﻴﻨﺎ ﻟﻘﻤﺎﻥ ﺍﻟﺤﻜﻤﺔ ) ﻭ ﺍﻟﻌﺩﻝ ﻭ ﺍﻟﻌﻠﺔ‬
‫ﻴﻘﺎﻝ ﺤﻜﻤﺔ ﺍﻟﺘﺸﺭﻴﻊ ﻭ ﻤﺎ ﺍﻟﺤﻜﻤﺔ ﻓﻲ ﺫﻟﻙ ﻭ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﺍﻟﺫﻱ ﻴﻘﻝ ﻟﻔﻅﻪ ﻭ ﻴﺠﻝ ﻤﻌﻨﺎﻩ ) ﺝ ( ﺤﻜﻡ‬
20
Ibrahim Musthafa dkk. Mu’jam Al Wasith.
dimanfaatkan manusia kecuali jika di perbolehkannya. Bahwasanya kalau dilarang atas mereka
apapun bagi mereka maka barulah hal itu diharamkan.21

‫ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻰ ﺍﻷﺷﻴﺎء ﺍﻹﺑﺎﺣﺔ ﺣﺘﻰ ﻳﺪﻝّ ﺍﻟّﺪﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﺤﺮﻳﻢ‬

Asal segala sesuatu adalah boleh hingga ada yang menunjukan keharamannya.

Adapun jembatan untuk mengetahui adalah diawali denga qiraatul qur’an wal hikmah,
berfikir dan berdzikir

َ‫ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻗُﺮِﺉَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ ﻓَﺎﺳْﺘَﻤِﻌُﻮﺍْ ﻟَﻪُ ﻭَﺃَﻧﺼِﺘُﻮﺍْ ﻟَﻌَﻠﱠﻜُﻢْ ﺗُﺮْﺣَﻤُﻮﻥ‬

Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan
tenang agar kamu mendapat rahmat. (QS Al A’raf (7): 204).

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS Ali Imran (3):
190-191).

Berkata Wahab ibn Munabih:

.‫ ﻭﻣﺎ ﻋﻠﻢ ﺍﻣﺮﺅ ﻗﻂ ﺇﻻ ﻋﻤﻞ‬٬‫ ﻭﻣﺎ ﻓﻬﻢ ﺍﻣﺮﺅ ﻗﻂ ﺇﻻ ﻋﻠﻢ‬٬‫ﻣﺎ ﻃﺎﻟﺖ ﻓﻜﺮﺓ ﺍﻣﺮِﺉ ﻗﻂ ﺇﻻ ﻓﻬﻢ‬

Tak lama setelah seorang merenung melainkan ia akan mengerti dan tidak mengerti seseorang
malainkan ia akan mengetahui dan tidak mengetahui seseorang melainkan ia akan
mengamalkannya.22

1.4.Mengajarkan apa yang belum diketahui (َ‫)ﻭَﻳُﻌَﻠﱢﻤُﻜُﻢ ﻣﱠﺎ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻮﻧُﻮﺍْ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥ‬

21
Abdul Wahhab Khalaf, Ilmu Ushul Al Fiqh, Maktabah Da’wah –Syababul Azhar.
‫ ﻷﻧﻪ‬٬‫ ﻭﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﺎ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ ﻣﺨﻠﻮﻗﺎ ﻟﻠﻨﺎﺱ ﻭﻣﺴﺨﺮﺍً ﻟﻬﻢ ﺇﻻ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻣﺒﺎﺣﺎ ﻟﻬﻢ‬٬‫ﻭﺻﺮّﺡ ﻓﻲ ﻋﺪﺓ ﺁﻳﺎﺕ ﺑﺄﻧﻪ ﺳﺨﺮ ﻟﻠﻨﺎﺱ ﻣﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻤﻮﺍﺕ ﻭﻣﺎ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ‬
.‫ﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﻣﺤﻈﻮﺭﺍ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻟﻬﻢ‬
22
Abul Fida Ismail Ibn Amr Ibn Katsir, Tafsir Al Qur’anul Adhim, Daarut Thibah Li Nasyr Wa Tauzi’
Diantaranya ialah memberitahukan tentang para nabi, dan kisah (sejarah) um at terdahulu
yang tidak diketahui (‫ ﻭ ﻗﺼﺺ ﺍﻷﻣﺎﻡ ﺍﻟﺴﺎﺑﻘﺔ ﻣﺎ ﻛﻨﺘﻢ ﺗﺠﻬﻠﻮﻧﻪ‬٬‫)ﻭﻳﻌﻠﻜﻢ ﻣﻦ ﺍﺧﺒﺮ ﺍﻷﻧﺒﻴﺎء‬.
Memberitahukan perkara ghaib dan hal-hal sesudah kematian.

Sejarah sendiri terkait berbagai kejadian yang berhubungan dengan kemanusiaan di masa
lalu. Sejarah dibagi ke dalam beberapa sub dan bagian khusus lainnya seperti kronologi 23,
historiografi (penulisan sejarah), genealogi (tentang garis keturunan manusia dl hubungan
keluarga sedarah), dan paleografi (ilmu tentang tulisan kuno). Mempelajari sejarah merupakan
metode Islam untuk menyempurnakan pengajaran dan keilmuan manusia. Dimana manusia
sanggup untuk mengambil persepsi dan membangun kesadaran serta pelajaran pada suatu
kejadian.

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi oran g-orang yang
mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat -buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat
bagi kaum yang beriman. (QS Yusuf (12): 111).

2. Kerangka Untuk Mencapai Misi Kenabian

2.1. Pembangunan masyarakat

Masyarakat (society)24 , bangsa (people)25, kelompok masyarakat (community)26 adalah


kumpulan manusia yang menjadi titik sentral perubahan dalam wacana da’wah. Di dalam
wacana keislaman. Salah satu misi Islam sebagai sebuah ideologi 27 sosial adalah bagaimana
mengubah masyarakat sesuai dengan cita- cita Islam.

23
Kronologi adalah: urutan waktu dari sejumlah kejadian atau peristiwa, Lihat : Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarata, 2008.
24
The aggregate of people living together in a more or less ordered community. Lihat: English to English Oxford
Dictionary.
25
Human beings in general or considered collectively, ibid.
26
A group of people living together in one place, especially one practising common ownership, ibid.
27
Istilah ideology, istilah ini perta a kali diperkenalkan oleh Destut de Tracy. Ideologi adalah kumpulan konsep
bersistem yg dijadikan asas pendapat (kejadian) yg memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup,
Kamus Bahasa Indonesia, Op. Cit.
‫ﺍﺩْﻉُ ﺇِﻟِﻰ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺭَﺑﱢﻚَ ﺑِﺎﻟْﺤِﻜْﻤَﺔِ ﻭَﺍﻟْﻤَﻮْﻋِﻈَﺔِ ﺍﻟْﺤَﺴَﻨَﺔِ ﻭَﺟَﺎﺩِﻟْﻬُﻢ ﺑِﺎﻟﱠﺘِﻲ ﻫِﻲَ ﺃَﺣْﺴَﻦُ ﺇِﻥﱠ ﺭَﺑﱠﻚَ ﻫُﻮَ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﺑِﻤَﻦ ﺿَﻞﱠ‬
َ‫ﻋَﻦ ﺳَﺒِﻴﻠِﻪِ ﻭَﻫُﻮَ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﺑِﺎﻟْﻤُﻬْﺘَﺪِﻳﻦ‬

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk. (QS An Nahl (16):125) 28

Semua ideologi atau filsafat sosial menghadapi suatu pertanyaan pokok, yakni bagaimana
mengubah masyarakat dari kondisi yang sekarang menuju kepada keadaan ya ng lebih dekat
dengan tatanan idealnya. Islam berkepentingan pada realitas sosial, bukan hanya untuk dipahami,
tapi juga diubah dan dikendalikan.

Perubahan sosial dalam masyarakat tidak dapat diterangkan secara monofaktor29


sehingga dihindari intrpretasi yang meniscayakan perubahan terjadi karena satu faktor saja.
Perubahan sosial bisa perubahan yang terjadi pada struktur, fungsi, hubungan, cara hidup, dan
lembaga sosial yang berpengaruh terhadap sistem sosial, nilai, sikap dan perilaku sosial.

Dalam paradigma barat seperti Marxian struktur sosial dianggap sebagai variabel yang
paling signifikan mempengaruhi perubahan sosial. Menurut paradigm ini dalam setiap
masyarakat selalu ada kelas yang menguasai alat produksi. Bagi Marxian perubahan dimulai dari
struktur sosial karena adanya kelas sosial, eksploitasi dan alienasi. Perubahan dan corak pada
struktur sosial menentukan corak struktur teknik berupa kekuasaan kelas melalui kekuasaan
negara kemudian menjadi struktur budaya berupa dominasi intelektual, ni lai dan estetika

Kelompok Weberian melihat perubahan sosisal sebagai akibat dari perubahan -perubahan
pada tingkat struktur teknik. Pada awalnya terdapat suatu otoritas kaum elit dalam masyarakat.
Kaum elit ini kemudian menciptakan legitimasi untuk memperta hankan kekuasaannya melalui
sistem simbol sebagai justifikasi kultural atas posisinya yang dominan baik secara ekonomis

28
‫ ; "ﺍُﺩْﻉُ" ﺍﻟﻨﱠﺎﺱ ﻳَﺎ ﻣُﺤَﻤﱠﺪ "ﺇﻟَﻰ ﺳَﺒِﻴﻞ ﺭَﺑّﻚ‬Serulah/ajaklah manusia wahai Muhammad kepada jalan Tuhanmu. Lihat Jalalain,
Op. Cit
29
Alvin L. Bertrand sebagaimana dikutip Hendro Pabowo, Seri Diktat Kuliah, Pengantar Antropologi (Untuk
Mahasiswa Psikologi), Universitas Gunadarma. Jakarta.
maupun politis. Pada kondisi ini paradigma Weberian melihat kaum elit yang mendominasi
struktur teknik sebagai agen perubahan budaya, yang pada akhirnya akan mempengaruhi struktur
sosial.

Dalam pandangan Durkheim, urutan kausalitas transformasi berasal dari perubahan


struktur budaya, ke struktur sosial, dan akhirnya ke struktur teknik dengan struktur budaya ia
maksudkan dalam bentuk sentimen-sentimen kolektif atau nilai-nilai sosial. Sentimen-sentimen
kolektif inilah yang pada hakikatnya menjadi dasar dari kohesi dan interaksi sosial, sehingga
dalam pengertian itu, mentransendensikan hubungan-hubungan material yang terjadi secara riil
dalam masyarakat. Dalam masyarakat tradisional sentimen kolektif menciptakan suatu bentuk
solidaritas yang disebut solidaritas mekanis.

Tapi dengan berkembangnya masyarakat, diamana hubungan-hubungan sosial baru


terbentuk akibat pembagian kerja, solidaritas mekanis berubah menjadi solidaritas organis.
Terjadinya proses perubahan bentuk solidaritas sosial yang menurut Durkheim selalu
menimbulkan apa yang disebut anomie30 dan krisis makna itu menandakan terjadinya
kontradiksi-kontradiksi sistem sosial, yaitu dengan munculnya differensiasi fungsional karena
terciptanya lembaga- lembaga ekonomi sosial yang baru.

Dalam wacana transformasi31 aspek sentral bukanlah mereduksi aspek pokok dari teologi
Islam tetapi lebih bagaimana mengoperasionalkan ajaran -ajaran islam sebagai solusi sosial.
Dalam konteks ini ajaran islam sangat tepat untuk mendorong perlawanan terhadap ketidak
adilan, kebodohan dan keterbelakangan. Untuk kepentingan tersebut perlu di kuatkan
penumbuhan teori-teori alternatif yang berujung pada perlunya memperkuat kalangan intelektual
dalam Islam.

Perlu dilakukan mendefinisikan hal hal pokok dalam sistem sosial Islam untuk
diselaraskan dengan nilai-nilai yang ingin dicapai oleh islam. Struktur sosial, struktur teknik dan

30
lack of the usual social or ethical standards.
31
Secara bahasa transformasi berasal dari kata trans; menyeberang (beyond) melintasi (across) , dan form; bentuk
(visible shape or configuration) - yang berarti mengubah struktur dasar menjadi struktur lahir dengan menerapkan
kaidah transformasi atau perubahan dengan tidak mengubah pola dasarnya dengan menata ulang unsur-unsurnya.
struktur budaya haruslah diselaraskan dengan tujuan misi kenabian berupa pembebasan manusia
atas penuhanan (eksploitasi) hamba (manusia) atas hamba (manusia) menjadi penuhanan
(penyembahan) hanya pada Allah SWT (‫)ﺗﺤﺮﺭ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻣﻦ ﻋﺒﺎﺩﺍﺓ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩ ﺇﻟﻰ ﻋﺒﺎﺩﺓ ﺭﺏّ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩ‬. Maka jika
perubahan sistem sosial tidak ada implementasinya dengan mendorong pada ketaqwaan,
kemajuan, teknologi, teknik dan ekonomi maka urgensinya perlu di telaah ulang.

Beberapa faktor sosial yan perlu dijadikan acuan dalam rangka transformasi sosial a dalah

a) Syariat sebagai tata nilai yang sanggup menjadi sentimen sosial.

َ‫ﺇِﻧﱠﻤَﺎ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺇِﺧْﻮَﺓٌ ﻓَﺄَﺻْﻠِﺤُﻮﺍ ﺑَﻴْﻦَ ﺃَﺧَﻮَﻳْﻜُﻢْ ﻭَﺍﺗﱠﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﱠﻪَ ﻟَﻌَﻠﱠﻜُﻢْ ﺗُﺮْﺣَﻤُﻮﻥ‬

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah


hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
rahmat. (QS Al Hujurat (49): 10)

Persaudaraan Islam adalah atas sentimen (perasaan) dan kesamaan aqidah, ibadah, akhlaq
dan muamalah.

‫ﻣﻦ ﺻﻠﻰ ﺻﻼﺗﻨﺎ ﻭﺍﺳﺘﻘﺒﻞ ﻗﺒﻠﺘﻨﺎ ﻭﺃﻛﻞ ﺫﺑﻴﺤﺘﻨﺎ ﻓﺬﻟﻚ ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ ﻟﻪ ﺫﻣﺔ ﺍﷲ ﻭﺫﻣﺔ ﺭﺳﻮﻟﻪ ﻓﻼ ﺗﺨﻔﺮﻭﺍ ﺍﷲ ﻓﻲ‬
‫ﺫﻣﺘﻪ‬

Siapapun yang shalat seperti shalat kita, menghadap kiblat sebagaimana kiblat kita dan
makan sembelihan sebagaimana sembelihan kita maka dia itu seorang muslim padanya
perlindungan Allah dan rasulNya maka janganlah kamu sekalian mempermalukan
perlindungan Allah (HR Al Baihaqi dalam Sunannya dengan menyebutnya sebagai riwayat
Bukhari)32

Dalam riwayat Ibn Abi Syaibah ada riwayat akhir yang sedikit berbeda:

‫ ﻭﻣﻦ ﺃﺑﻰ ﻓﻌﻠﻴﻪ ﺍﻟﺠﺰﻳﺔ‬٬

32
Al Baihaqi, Sunan Al Baihaqi, Kitabus Shalah bab Fardhul Qiblah Wa Fadhlul Istiqbaliha, Hadits no 2030.
Maka barang siapa yang enggan maka baginya jizyah (HR Ibn Abi Syaibah dalam Al
Mushanif)

b) Musyawarah sebagai lembaga untuk menangani dan mengawal persoalan -persoalan yang
timbul dalam masyarakat.

َ‫ﻭَﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ ﺍﺳْﺘَﺠَﺎﺑُﻮﺍ ﻟِﺮَﺑﱢﻬِﻢْ ﻭَﺃَﻗَﺎﻣُﻮﺍ ﺍﻟﺼﱠﻠَﺎﺓَ ﻭَﺃَﻣْﺮُﻫُﻢْ ﺷُﻮﺭَﻯ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ ﻭَﻣِﻤﱠﺎ ﺭَﺯَﻗْﻨَﺎﻫُﻢْ ﻳُﻨﻔِﻘُﻮﻥ‬

Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat,
sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka
menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. (QS As Syura (42): 38)

ْ‫ﻓَﺒِﻤَﺎ ﺭَﺣْﻤَﺔٍ ﻣﱢﻦَ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻟِﻨﺖَ ﻟَﻬُﻢْ ﻭَﻟَﻮْ ﻛُﻨﺖَ ﻓَﻈّﺎً ﻏَﻠِﻴﻆَ ﺍﻟْﻘَﻠْﺐِ ﻻَﻧﻔَﻀﱡﻮﺍْ ﻣِﻦْ ﺣَﻮْﻟِﻚَ ﻓَﺎﻋْﻒُ ﻋَﻨْﻬُﻢْ ﻭَﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻬُﻢ‬
َ‫ﻭَﺷَﺎﻭِﺭْﻫُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻷَﻣْﺮِ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻋَﺰَﻣْﺖَ ﻓَﺘَﻮَﻛﱠﻞْ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠّﻪِ ﺇِﻥﱠ ﺍﻟﻠّﻪَ ﻳُﺤِﺐﱡ ﺍﻟْﻤُﺘَﻮَﻛﱢﻠِﻴﻦ‬

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS Ali Imran (3): 159)

c) Kepemimpinan

ِ‫ﻳَﺎ ﺃَﻳﱡﻬَﺎ ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍْ ﺃَﻃِﻴﻌُﻮﺍْ ﺍﻟﻠّﻪَ ﻭَﺃَﻃِﻴﻌُﻮﺍْ ﺍﻟﺮﱠﺳُﻮﻝَ ﻭَﺃُﻭْﻟِﻲ ﺍﻷَﻣْﺮِ ﻣِﻨﻜُﻢْ ﻓَﺈِﻥ ﺗَﻨَﺎﺯَﻋْﺘُﻢْ ﻓِﻲ ﺷَﻲْءٍ ﻓَﺮُﺩﱡﻭﻩُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠّﻪ‬
ً‫ﻭَﺍﻟﺮﱠﺳُﻮﻝِ ﺇِﻥ ﻛُﻨﺘُﻢْ ﺗُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺑِﺎﻟﻠّﻪِ ﻭَﺍﻟْﻴَﻮْﻡِ ﺍﻵﺧِﺮِ ﺫَﻟِﻚَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻭَﺃَﺣْﺴَﻦُ ﺗَﺄْﻭِﻳﻼ‬

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
(QS An Nisa (4): 59)
d) Lembaga Pengajaran
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak
pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS At Taubah
(9): 122)

e) Komunitas ekonomi
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama -suka di
antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu. (QS An Nisa (4): 29)

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS Al Maidah (5): 2).

f) Shalat Jama’ah
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang -orang yang ruku' (QS Al
Baqarah (2):42)

g) Masjid

Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka
mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan
mereka kekal di dalam neraka. (Qs At taubah (9): 17).33

h) Hari raya (iedul fithri dan iedul adha)

33
Jadikan masjid nyaman, aman, termanajemen, terurus, makmur, menjadi tempat berlindung bagi yang papa,
menjadi tempat yang menyenangkan. Ada air, toilet, ada serambi, ada marbot/pengurus, ada kios/sanggar
kegiatan, ada halaman yang luas dan segala hal yang membuat masjid menyenangkan.
Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu
dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka
lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. (QS Al Furqan (25): 72).

yang di maksud dengan Az Zuur (kesaksian palsu) menurut Abul Aliyah, At Thawus, Ibn
Sirrin, Ad dhahak dan Rabi’ Ibn Anas dan beberapa ulama lainnya: “ Adalah (ikut
merayakan) hari raya orang musyrik” 34

‫ﺇﻥّ ﺍﷲ ﻗﺪ ﺍﺑﺪ ﻟﻜﻢ ﺑﻬﻤﺎ ﺧﻴﺮﺍ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﻳﻮﻡ ﺍﻻﺿﺤﻰ ﻭ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻔﻄﺮ‬

Sesungguhnya Allah telah menggantikanmu dua hari raya yang lebih baik dari itu yak ni Idul
Adha dan Idul Fithri. (HR Abu Daud).

i) Lembaga ketahanan masyarakat


Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari
kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan
musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya;
sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan
dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS Al Anfal
(8):60)

2.2. Pembangunan karakter

Pembentukan karakter yang dimaksudkan adalah pembentukan pribadi-pribadi yang


menjadi agen perubahan sehingga menjadi pribadi yang siap membela dan berpihak kepada
Islam, sanggup memikul kesulitan, berpikir kreatif dan bijak.

Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaima na Isa ibnu
Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi

34
‫ ﻭﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﻌﺎﻟﻴﺔ ﻭﻃﺎﻭﺱ ﻭﺍﺑﻦ ﺳﻴﺮﻳﻦ ﻭﺍﻟﻀﺤﺎﻙ ﻭﺍﻟﺮﺑﻴﻊ ﺑﻦ ﺃﻧﺲ ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ ﻫﻮ ﺃﻋﻴﺎﺩ ﺍﻟﻤﺸﺮﻛﻴﻦ‬: Ibn Katsir, Op. Cit.
penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut -pengikut yang setia itu
berkata: "Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman
dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang -orang yang beriman
terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang. (QS As Shaff
(61): 14)

2.3. Pembangunan ilmu

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya. (QS Al Isra (17): 36).

Ilmu pengetahuan adalah alat untuk membentuk pribadi muttaqin atau yang dikenal
dengan sebutan insan kamil. Yaitu pribadi yang memancarkan akhlak mulia karena pancaran
keimanannya. Sehingga ilmu dikhidmatkan untuk memudahkan manusia mencapai tujuan
agama, mempertahankan dan membela agama. Ilmu yang sangup mempermudah dan mamajukan
kegiatan ekonomi, pertahanan, mobilitas, informatika, perhitu ngan teknik, kedokteran, fisika,
biologi dan sebagainya dengan cara mengidentifikasi masalah, mengestimasi dan memprediksi
sesuatu dan kemudian menemukan solusinya. Maka jikalau ilmu digunakan untuk menggugat hal
yang haram agar menjadi halal seperti menghalalkan prostitusi, menghalalkan zina, khamr, judi,
riba atau mempermasalahkan ada atau tidaknya perkara ghaib, menggugat kalam Allah,
mempertanyakan benar dan tidaknya syariat ini bukanlah hal yang dimaksud.

‫ﻭﺍﻟﺬﻱ ﻧﻔﺴﻲ ﺑﻴﺪﻩ ﻟﺘﺘﺒﻌﻦ ﺳﻨﻦ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻣﻦ ﻗﺒﻠﻜﻢ ﺷﺒﺮﺍ ﺑﺸﺒﺮ ﻭﺫﺭﺍﻋﺎ ﺑﺬﺭﺍﻋﺎ ﻭﺑﺎﻋﺎ ﻓﺒﺎﻋﺎ ﺣﺘﻰ ﻟﻮ ﺩﺧﻠﻮﺍ‬
‫ﺣﺠﺮ ﺿﺐ ﻟﺪﺧﻠﺘﻤﻮﻩ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﻭﻣﻦ ﻫﻢ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻗﺎﻝ ﻓﻤﻪ‬

Demi dzat yang jiwaku ditanganNya, pastilah (kalian) akan mengikuti jalan orang
sebelummu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sedepa demi sedepa hingga
walaupun mereka memasuki lubang kadal pastilah kalian akan memasukinya. (para sahabat)
bertanya: siapakah mereka wahai rasulullah, apakah ahlul kitab. Beliau menjawab (kalau bukan
mereka) siapa lagi? (HR Ahmad, Al Musnad, Dalam Musnad Abu Hurairah)
3. Alat Untuk Mencapai Tujuan

Alat untuk mencapainya tujuan sebagaimana telah diuraikan diantaranya ialah: 35

a) Artefak (benda-benda)

ُ‫ﺇِﻧﱠﻤَﺎ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺑِﺎﻟﻠﱠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟِﻪِ ﺛُﻢﱠ ﻟَﻢْ ﻳَﺮْﺗَﺎﺑُﻮﺍ ﻭَﺟَﺎﻫَﺪُﻭﺍ ﺑِﺄَﻣْﻮَﺍﻟِﻬِﻢْ ﻭَﺃَﻧﻔُﺴِﻬِﻢْ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠﱠﻪِ ﺃُﻭْﻟَﺌِﻚَ ﻫُﻢ‬
َ‫ﺍﻟﺼﱠﺎﺩِﻗُﻮﻥ‬

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman)
kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang
(berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang -orang yang
benar. (Qs Al Hujurat (49): 15)

Kata : ‫ﺝ( ﻣَﺎﻝ‬. ‫ ; )ﺃَﻣْﻮَﺍﻝ‬memiliki arti luas seperti: uang (money), modal (capital), dana,
pembiayaan (fund), kakayaan (wealth), kekayaan (fortune) atau dipandang sebagai
kekayaan baik berupa benda atau selainnya. Kekayaan terkait dengan kepemilikan . Harta
36
adalah semua hal yang dikuasai (‫) ﻣﺎ ﻣﻠﻜْﺘَﻪ ﻣﻦ ﻛﻞ ﺷﻲء‬, atau apa saja yang dikuasai secara
pribadi atau bersama baik berupa pehiasan, perdagangan, minuman, uang dan binatang ( ‫ﻛﻞ ﻣﺎ‬
‫)ﻳﻤﻠﻜﻪ ﺍﻟﻔﺮﺩ ﺃﻭ ﺗﻤﻠﻜﻪ ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻣﻦ ﻣﺘﺎﻉ ﺃﻭ ﻋﺮﻭﺽ ﺗﺠﺎﺭﺓ ﺃﻭ ﻋﻘﺎﺭ ﺃﻭ ﻧﻘﻮﺩ ﺃﻭ ﺣﻴﻮﺍﻥ‬37 adapun harta yang tidak
dikuasai ialah ‫ – ﻣَﺘَﺎﻉ‬dan jika yang dimaksud adalah harta secara umum dikenal dengan

sebutan; ‫– ﺧَﻴْﺮًﺍ‬

‫ﻛُﺘِﺐَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺇِﺫَﺍ ﺣَﻀَﺮَ ﺃَﺣَﺪَﻛُﻢُ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕُ ﺇِﻥ ﺗَﺮَﻙَ ﺧَﻴْﺮﺍً ﺍﻟْﻮَﺻِﻴﱠﺔُ ﻟِﻠْﻮَﺍﻟِﺪَﻳْﻦِ ﻭَﺍﻷﻗْﺮَﺑِﻴﻦَ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑِ ﺣَﻘّﺎً ﻋَﻠَﻰ‬
َ‫ﺍﻟْﻤُﺘﱠﻘِﻴﻦ‬

Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika
ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu -bapak dan karib kerabatnya secara
ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa (QS Al Baqarah (2): 180)

35
Sebagaimana dikutip dari tulisan DR Ahmad Watik Pratiknya, lihat: Farid Ahmad Okbah dan Drs Hartono A.
Jaiz, Solidaritas Islam Jalan Menuju Persatuan, Darul Haq, Jakarta, 1993.
36
Al Muhith, Op. Cit.
37
Mu’jam Al Wasith, Op. Cit.
َ‫ﻭَﻣَﺎ ﺗُﻨﻔِﻘُﻮﻥَ ﺇِﻻﱠ ﺍﺑْﺘِﻐَﺎء ﻭَﺟْﻪِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻭَﻣَﺎ ﺗُﻨﻔِﻘُﻮﺍْ ﻣِﻦْ ﺧَﻴْﺮٍ ﻳُﻮَﻑﱠ ﺇِﻟَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻧﺘُﻢْ ﻻَ ﺗُﻈْﻠَﻤُﻮﻥ‬

Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah.
Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya
dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS Al Baqarah (2) :
272)

b) Ipsefak (lingkungan besar sebagai kepongpong budaya seperti pasar, pranata, ekosistem,
kampung)
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bu mi ini tempat
hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud
berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai
ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah . Dan adalah Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS An Nisa (4): 100)

Dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya rasulullah SAW bersabda:

‫ﻛﻞ ﻣﻮﻟﻮﺩ ﻳﻮﻟﺪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻔﻄﺮﺓ ﻓﺄﺑﻮﺍﻩ ﻳﻬﻮﺩﺍﻧﻪ ﻭﻳﻨﺼﺮﺍﻧﻪ ﺃﻭ ﻳﻤﺠﺴﺎﻧﻪ‬

Tiap-tiap anak dilahirkan atas fithrah. Orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi,
Nashrani atau Majusi (HR Ahmad dalam Al Musnad)

Hal ini menunjukan kalau lingkungan adalah sesuatu yang memiliki pengaruh pada
eksistensi sesuatu.

c) Mentefak (pikiran , gagasan, teori, paradigma)

Paradigma (‫)ﻧَﻤُﻮﺫَﺝ‬, gagasan (‫)ﺧَﺎﻃِﺮ‬, dan teori (‫ )ﻧَﻈَﺮِﻳﱠﺔ‬adalah hasil karsa yang menjadi arah
perubahan sosial. Semua adalah natijah dari kegiatan berfikir yang dalam khazanah
keilmuan Islam kontemporer dikenal sebagai fikrah dengan pencetusnya disebut mafakir.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka. (QS Ali Imran (3): 190-191).

Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung -gunung dan
sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan,
Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS Ar Raad (13): 3).

Wallahu a’lam bis shawab.

Anda mungkin juga menyukai