Pokok-Pokok Materi
Uraian Materi
1. Pendahuluan
Tanaman yang berasal dari perkembangbiakan secara generatif memiliki
sifat gabungan dari induknya. Video mengenai perkembangbiakan generative
(seksual) pada tanaman dapat dilihat pada Video 1 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=2ycl2E9r-_o). Beberapa jenis
perkembangbiakan secara generatif adalah konjugasi, isogami, anisogami, dan
penyerbukan.
a. Konjugasi adalah peristiwa transfer bahan genetik dari satu individu kepada
individu lainnya, dan peyatuan gamet terjadi hanya pada salah satu individu.
Secara morfologi tidak diketahui jenis kelaminnya. Contoh konjugasi terjadi
pada bakteri dan protozoa. Video konjugasi pada protozoa dan bakteri dapat
dilihat pada Video 2 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?time_continue=41&v=q_owLgg3Fm0) dan
tautan ini
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=ycgBXmJw83U).
b. Isogami adalah penyatuan dua gamet yang secara morfologis tidak berbeda.
c. Anisogami adalah penyatuan gamet yang berlainan ukuran
2. Perbanyakan Benih
Dari peristiwa penyerbukan, maka didapatkan benih yang digunakan
sebagai bahan tanam untuk perbanyakan tanaman secara generatif. Sebagian
besar tanaman pangan seperti padi, jagung, kedelai dan lainnya diperbanyak
menggunakan benih. Untuk mendapatkan pertumbuhan benih yang baik, perlu
memperhatikan hal-hal berikut yaitu:
a. Pemilihan benih
Pertimbangan dalam pemilihan benih sebagai bahan tanam adalah
sebagai berikut:
1) Genetik benih
Benih yang memiliki sifat genetik yang baik adalah benih yang berasal dari
varietas yang memiliki asal usul dan memiliki deskripsi sifat yang jelas
2) Fisiologis benih
Benih bermutu secara fisiologis adalah benih yang memiliki daya tumbuh
tinggi, dan kecepatan perkecambahan yang tinggi.
3) Fisik benih
Benih yang memiliki fisik baik memiliki ciri-ciri bersih dari sisa kotoran,
bernas, warna cerah, memiliki ukuran yang normal dan seragam.
a. Perlakuan benih
Pemberian perlakukan untuk merangsang perkecambahan benih biasanya
disebabkan benih tidak berkecambah meskipun dalam kondisi yang mendukung
untuk perkecambahan. Beberapa hal yang menyebabkan benih tidak
berkecambah antara lain adalah benih terserang pathogen, dan benih mengalami
dormansi. Beberapa perlakuan yang dilakukan untuk mempercepat
perkecambahan adalah:
Gambar 6. Benih yang terserang pathogen (Sumber:
http://www.apsnet.org/edcenter/advanced/topics/Pages/CerealSeedTreatment.as
px)
b. Perlakuan mekanis
Benih berkecambah apabila terjadi imbibisi, namun demikian terkadang air
dan oksigen tidak dapat masuk kedalam benih akibat benih memiliki kulit yang
terlalu tebal atau keras. Hal ini menyebabkan benih tidak dapat menyerap air dan
oksigen sehingga tidak terjadi imbibisi pada benih. Contoh perlakuan mekanis
pada benih adalah mengikir kulit benih, menggosok kulit benih dengan ampelas,
melubangi kulit benih dan melubangi benih.
c. Perlakuan kimiawi
Perlakuan kimiawi adalah perlakuan untuk memecahkan dormasi benih
dengan menggunakan zat kimia. Secara umum perlakuan kimia bertujuan untuk
melunakan kulit, memberantas pathogen benih, dan merangsang
perkecambahan. Perlakuan kimia dilakukan dengan cara merendam benih dalam
larutan kimia dengan konsentrasi dan waktu tertentu. Contoh perlakuan kimia pada
benih adalah benih sweet potato yang direndam larutan asam sulfat selama 20
menit.
d. Perlakuan fisis
Perlakuan fisis adalah perlakuan yang diberikan pada benih berupa
tindakan yang bersifat fisis seperti perendaman dengan air panas, dan perlakuan
dengan suhu tertentu. Contoh benih selada akan berkecambah jika diletakan pada
e. Penanaman benih
Berdasarkan ukurannya, cara penanaman benih dibedakan menjadi dua
yaitu untuk benih berukuran kecil dapat dikecambahkan dengan cara disemai
terlebih dahulu pada bedengan sebelum ditanam di lapangan, sedangkan untuk
benih berukuran besar ditanam langsung di lapangan. Video mengenai
penanaman benih dapat dilihat pada Video 4 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?time_continue=27&v=wdAhlG0BJfw)
a. Tempat
Pemilihan tempat pembibitan merupakan hal yang yang penting untuk
menyediakan kondisi optimal sehingga menghasilkan bibit berkualitas tinggi. Pada
perkebunan baru, sangat penting untuk memetakan rencana pengembangan
perkebunan dan kemudian meletakkan pembibitan di tengah lokasi tersebut untuk
meminimalkan jarak dan waktu transportasi. Lokasi yang berada di tengah juga
akan membantu kemudahan pengawasan dan pengamanan. Lokasi pembibitan
sebaiknya memiliki kemiringan yang rendah tidak melebihi 15%, hal ini untuk
mempunyai drainase yang baik. Bentuk pembibitan diusahakan menyerupai
persegi untuk memperoleh desain dan instalasi penyiraman yang efisien.
b. Jalan
Lokasi pembibitan dipilih tempat yang tidak terisolasi, dan mempunyai jalan
yang cukup lebar dan kuat agar kendaran dapat lewat pada periode penanaman.
Jarak antara jalan angkut ke bedeng pembibitan tidak terlalu jauh maksilam 50 m.
c. Drainase
Lokasi sebaiknya tidak terkena banjir karena akan merusak pembibitan dan
bangunan, atau adanya air yang tergenang merupakan awal stres pada bibit dan
ketidak seimbangan nutrisi. Pilih lo kasi yang agak tinggi dari aliran air utama, atau
pastikan bahwa ada saluran air keluar yang membantu sistem drainase. Video
mengenai proses pembuatan drainase pada lahan pertanian dapat dilihat pada
Video 5 (Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=Q0BNqaq8b34)
d. Air
Kebutuhan air (jumlah dan mutu) harus ditentukan sebelum memulai
penyiapan lokasi, sehingga sumber air yang ada harus dapat memenuhi
kebutuhan yang diperlukan. Jika kualitas air diragukan, maka contoh air sebaiknya
dianalisis untuk menentukan kandungan sedimen dan po lutan atau bahan
kontaminan. Air yang mengandung salinitas tinggi menyebabkan ujung daun
mongering dan produksi menurun.
e. Tanah
Tanah pada lokasi pengisian polybag harus berkualitas baik. Sifat-sifat
tanah untuk pembibitan adalah tidak kedap air, gembur dengan kadar pasir tidak
lebih 60%, dan bebas kontaminasi. Tanah untuk pengisian polybag harus disaring
untuk menghilangkan kotoran, batu, ranting tanaman dan gumpalan besar.
Gambar 10. Tanah pada polybag (Sumber:
https://bibitonline.com/artikel/menanam-buncis-di-polybag)
f. Areal
Areal pembibitan harus cukup luas untuk menampung rencana penanaman
dan sisipan. Kebutuhan areal pembibitan tergantung beberapa faktor:
Luas areal tanam
Kebutuhan bibit tahunan bergantung pada pengembangan lahan,
ketersediaan tenaga, dan sumberdaya lainnya.
Kerapatan tanam
Tipe pembibitan.
5. Penyiapan Benih
a. Kriteria benih
Benih sebagai bahan perbanyakan sebaiknya menggunakan benih yang
bermutu. Benih dapat dikatakan baik atau bermutu kalau sudah memenuhi
komponen mutu benih, yaitu kriteria mutu fisik, mu tu fisiologis, mutu genetik dan
mutu pathologis. Kriteria benih yang baik secara fisik adalah:
Gambar 11. Benih cabe yang Seragamg (Sumber: Budidaya Cabe PT Natural
Nusantara)
3) Berat benih
Berat benih yang dimaksud adalah berat setiap butir yang biasanya
ditimbang. Untuk benih berukuran besar, pengukuran dengan cara menimbang
100 butir sedangkan untuk benih berukuran kecil 1000 butir.
4) Warna benih
Benih yang baik adalah benih yang memenuhi warna cerah, tidak
kusam, mulus, tidak bercak atau terang sesuai dengan warna dasarnya. Benih
dinyatakan memenuhi kriteria fisiologis benih apabila benih tersebut memiliki
viabilitas dan daya kecambah yang tinggi sesuai dengan persyaratan mutu benih
yang telah ditetapkan.
b. Kebutuhan Benih
Perhitungan kebutuhan benih yang cermat, akan dapat menghemat biaya
dan dapat menghindari pembengkakan biaya yang diakibatkan oleh kelebihan
benih yang disemai. Proses budidaya selanjutnya akan berjalan lebih baik dengan
adanya perhitungan kebutuhan benih yang cermat, hal ini dimungkinkan dengan
diperolehnya benih yang seragam sehingga memudahkan teknis budidaya
selanjutnya. Dalam perhitungan kebutuhan benih ini, diperhitungkan juga
kebutuhan benih untuk penyulaman, sehingga bila ada tanaman yang mati, dapat
diganti dengan benih yang seragam yang telah diperhitungkan sebelumnya.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menghitung kebutuhan benih
antara lain luas lahan, jarak tanam, prosentase daya kecambah benih, cadangan
untuk penyulaman, kecambah dapat dipindah dan bibit dapat ditanam. Luas lahan
jelas akan mempengaruhi jumlah benih yang diperlukan. Semakin luas lahan
penanaman maka semakin banyak benih yang diperlukan.
Setelah luas lahan dan jarak tanam yang digunakan diketahui maka
perhitungan kebutuhan benih sudah dapat dilakukan. Secara umum perhitungan
kebutuhan benih menggunakan cara sederhana sebagai berikut: untuk
kebutuhan benih yang menggunakan po la jarak tanam.
a. Kematangan biji,
Biji yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisio logisnya tercapai tidak
mempunyai viabilitas tinggi.
b. Ukuran biji,
Berat biji menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat
tanaman pada saat dipanen, karena biji yang berukuran besar dan berat
mengandung cadangan makanan lebih banyak dibandingkan dengan biji yang
kecil.
c. Dormansi biji,
Suatu biji dikatakan do rman apabila biji itu sebenarnya viable (hidup) tetapi
tidak mau berkecambah walaupun pada keadaan lingkungan yang memenuhi
syarat bagi perkecambahannya. Periode dormansi ini dapat berlangsung musiman
atau dapat juga selama beberapa tahun, tergantung pada jenis biji dan tipe do
rmansinya. Video mengenai ciri bibit unggul biji durian dapat dilihat pada Video 6
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?time_continue=139&v=kG7Tb11Gfoc).
Gambar 12. Perkecambahan Kacang Merah (Sumber: geeo Qunyeet)
1) Air
Salah satu syarat penting bagi berlangsungnya proses perkecambahan biji.
Dua faktor penting yang mempengaruhi penyerapan air oleh biji adalah: (a) sifat
dari biji itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan (b) jumlah air yang tersedia
pada media di sekitarnya.
2) Suhu
Suhu merupakan syarat penting yang kedua bagi perkecambahan biji.
Tanaman pada umumnya dapat diklasifikasikan berdasarkan kebutuhannya akan
suhu. Suhu optimum adalah suhu yang paling menguntungkan bagi
berlangsungnya perkecambahan biji. Pada kisaran suhu ini terdapat persentase
perkecambahan biji yang tertinggi. Suhu optimum bagi kebanyakan biji tanaman
o
adalah antara 26,5-35oC (80 o-95 F).
3) Oksigen
Proses respirasi akan berlangsung selama biji masih hidup. Pada saat
perkecambahan berlangsung proses respirasi akan meningkat disertai pula
dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida, air
dan energi. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan mengakibatkan
terhambatnya proses perkecambahan biji.
4) Cahaya
Kebutuhan biji terhadap cahaya untuk perkecambahannya berbeda-beda
tergantung pada jenis tanaman. Terdapat empat kelompok tanaman yang
dibedakan berdasarkan pengaruh cahaya terhadap perkecambahan biji yaitu: (a)
kelompok yang memerlukan cahaya secara mutlak untuk perkecambahannya, (b)
kelompok yang memerlukan cahaya untuk mempercepat perkecambahannya,
misalnya selada dan tembakau, (c) kelompok di mana cahaya dapat menghambat
perkecambahannya, dan (d) kelo mpok dimana benih dapat berkecambah sama
baik di tempa t gelap atau ada cahaya.
1) Seleksi Biji
Tidak semua biji karet yang telah dikumpulkan dari lahan bisa digunakan
sebagai bibit untuk ditumbuhkan menjadi batang bawah. Biji tersebut harus
diseleksi berdasarkan kemurnian klon dan daya kecambahnya. Untuk memastikan
kemurnian klon, biji dari satu areal perkebunan yang sudah diketahui klonnya
harus diusahakan tidak tercampur dengan biji dari klon berbeda dari areal lain.
Sementara itu, memastikan daya kecambah biji tersehut bisa dilihat dari
kesegaran, ukuran, daya lenting, possisi saat direndam, dan warna belahannya .
Gambar 13. Contoh Biji Tanaman Karet (Sumber: havea nias barat)
2) Bedengan perkecambahan
Bedengan perkecambahan harus sudah disiapkan sebelum pengumpulan
biji, sehingga begitu biji terkumpul bisa segera dikecambahkan, karena sifat biji
karet daya tumbuhnya cepat menurun. Cara membuat bedengan perkecambahan
adalah sebagai berikut:
Tanah media perkecambahan dibersihkan dari gulma, batu-batuan,
gumpalan tanah ataupun sisa -sisa a kar.
Pada tepi bedengan diberi pembatas dan penguat berupa papan/bambu,
kemudian di atas bedengan dihamparkan pasir sungai yanq telah diayak
setebal 5 cm dan diratakan.
Lebar bedengan I,2 m dengan tujuan memudahkan pekerjaan deder benih
dan pekerjaan lainnya, sedangkan panjangnya menyesuaikan keadaan
tempat.
Arah bedengan memanjang Utara -Selatan dan diberi naungan/atap dari
daun kelapa atau jerami atau paranet. Tinggi tiang sebelah Timur 1,2 m
dan sebelah Barat 0,9 m.
6) Persemaian Bibit
Pesemaian bibit adalah persemaian tempat pemeliharaan bibit sebagai
calon batang bawah yang akan di okulasi. Di persemaian ini bibit akan dipelihara
sampai beberapa bulan, yaitu sampai tiba saatnya okulasi dilaksanakan. Adapun
syarat tempat untuk di jadikan pesemaian bibit adalah datar atau agak miring
sedikit, dekat dengan sumber air, bebas dari sisa -sisa akar dan gulma dan dekat
dengan areal yang akan di tanami.
Lahan untuk pesemaian perlu diolah dengan cara dicangkul sedalam ± 40
cm, bekas-bekas akar dan kotoran lainnya harus di buang. Tanah dihaluskan dan
diratakan, kemudian dibentuk menjadi petak-petak atau bedengan-bedengan yang
tingginya 0,20 m. Diantara bedengan-bedengan di buat parit-parit untuk
mengalirkan kelebihan air selebar 0,50 m. Apabila menggunakan lahan yang
miring, sebaiknya dibuat teras-teras lebih dahulu sebelum dijadikan persemaian
bibit. Benih yang telah berkecambah dan mencapai tingkat pertumbuhan
kecambah yang baik dipindahkan dan ditanam di pesemaian bibit. Pada saat
pemind ahan harus dijaga agar akar tunggang dan pucuknya tidak mengalami
kerusakan. Video mengenai persemaian bibit dapat dilihat pada Video 7 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?time_continue=25&v=k_EVygZM-q8).
Kecambah ditanam dengan jarak;
40 cm x 40 cm x 60 cm, bila bibit kelak akan dio kulasi dengan cara okulasi
coklat (brown bu dding).
20 cm x 20 cm x 60 cm, bila bibit kelak akan dio kulasi dengan cara ukolasi
hijau (gr een bu dding).
Untuk memperoleh bibit yang baik dan sehat pertupertumbuhannya, bibit
dipersemaian harus mendapat pemeliharaan yang baik yang meliputi:
a) Penyiraman
Penyiraman dilakukan terutama pada awal pertumbuhan bibit (kecambah)
di pesemaian, bila keadaan cuaca kering. Setelah bibit tumbuh dengan baik,
penyiraman dapat di hentikan.
b) Penyulaman
Penyulaman di lakukan pada bulan-bulan pertama untuk mengganti bibit-
bibit yang mati atau pertumbuhannya jelek. Sebagai bahan sulaman
menggunakan kecambah yang baik dari pesemaian perkecambahan.
c) Penyiangan
Penyiangan adalah pembuangan gulma (rumput-rumputan dan
tumbuhan pengganggu lainnya) yang tumbuh di sekitar bibit dengan jalan
mencabut atau mengorednya. Penyiangan ini biasanya dilakukan bersama-sama
dengan penggemburan tanah. Video penyiangan rumput pada tanaman dapat
dilihat pada Video 8 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?time_continue=61&v=P8S6j1wb9Lc).
1) Peralatan
Alat-alat yang dibutuhkan dalam kegiatan okulasi adalah gergaji entres,
pisau okulasi, pita plastik atau tali rafia, pelepah pisang, lilin cair, kuas, dan kain
lap. gergaji entres di gunakan untuk memotong kayu batang atas, pisau okulasi
untuk mengambil mata tunas dan menyayat batang bawah, pita plastik atau tali
raffia untuk mengikat pertautan okulasi, pelepah pisang untuk menempatkan kayu
okulasi, dan kain lap untuk membersihkan batang bawah dan pi sau okul asi .
2) Waktu Okulasi
Faktor-faktor iklim mempengaruhi aktivitas tumbuh tanaman, sehingga
dapat mempengaruhi hasil okulasi. Faktor-faktor tersebut adalah suhu dan curah
hujan. Suhu optimum untuk okulasi adalah 27-29°C. Saat terbaik melakukan
okulasi adalah pada awal musim hujan karena saat itu kelembapan tinggi.
Tidak dianjurkan melakukan okulasi pada pertengahan musim kemarau karena
risiko kegagalannya sangat tinggi akibat udara yang kering dan panas. Seb aiknya
kegiatan o kulasi dilakukan pukul 07.00 -10.00, saat matahari belum bersinarterik
1) Mengecambahkan Benih
Mengecambahkan benih merupakan kegiatan untuk menumbuhkan benih
agar tumbuh menjadi kecambah. Benih dikatakan berkecambah jika sudah dapat
dilihat plumula dan radikulanya keluar dari benih dan tumbuh normal dalam jangka
waktu tertentu. Adapun maksud dari perkecambahan benih adalah : untuk
mengetahui daya kecambah benih, untuk memisahkan benih yang
pertumbuhannya cepat dan baik dengan benih yang pertumbuhannya lambat dan
jelek, untuk memperoleh pertumbuhan yang seragam.
Benih kakao terma suk golongan benih yang tidak mempunyai masa
dormansi, sehingga setelah benih dikeluarkan dari polongnya harus segera
dikecambahkan. Perkecambahan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
perkecambahan di bedengan dan perkeca mbahan dengan karung go ni.
a) Perkecambahan di Bedengan
Perkecambahan di bedengan dilaksanakan jika jumlah benih yang
dikecambahkan cukup banyak. Bedengan perkecambahan dibuat di tanah yang
datar. Setelah tanahnya dicangkul dan dibersihkan dari gulma, akar-akar pohon,
dan batu, selanjutnya di atasnya diberi lapisan pasir halus setebal sekitar 15 cm.
Lebar bedengan 0,80-1 m dan panjangnya sesuai dengan kebutuhan. Di bagian
tepi bedengan diberi pembatas berupa bata merah atau papan agar pasir tidak
hanyut oleh air siraman. Bedengan dibuat membujur dari Utara ke Selatan.
Bedengan diberi atap dari daun kelapa atau alang-alang. Atap dibuat miring ke
Barat dengan ketinggian sebelah Timur 1,5 m dan seb elah barat 1,20 m.
c) Menyapih Bibit
Benih yang tumbuh secara masal di bedeng perkecambahan biasanya
tumbuh saling berdesakan karena rapatnya jarak penebaran benih. Oleh karena
itu, kecambah harus segera dipindahkan ke media penyapihan agar
pertumbuhannya dapat berlangsung baik. Penyapihan bibit dilakukan di dalam
polibag yang ditata di bedengan. Bedengan penyapihan dibuat dengan lebar 1,2
m, panjang bedengan disesuaikan dengan kebutuhan dan membujur dari Utara ke
Sela tan.
Media pembibitan dibuat dari campuran tanah lapisan atas (top soil) yang
subur, pupuk kandang, dan pasir halus. Perbandingan ketiganya relatif beragam,
tergantung pada berat dan ringannya tanah lapisan atas. Perbandingan yang lazim
adalah 1:1:1 atau 2:1:1. Sebelum dicampur, setiap ko mponen diayak dan lolos
ukuran lubang 1 cm.
Tindakan pemeliharaan bibit yang diperlukan meliputi penyiraman,
pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta pengendalian gulma. Sampai
berumur dua bulan, penyira man dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore hari.
Selanjutnya sampai berumur enam bulan, penyiraman dilakukan satu kali sehari.
Video mengenai budidaya kakao dapat dilihat pada Video 10 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?time_continue=164&v=c5g8c4Clppw).
Bibit perlu dilindungi dari serangan hama dan penyakit. Hama yang sering
menyerang bibit kakao antara lain belalang, berbagai macam ulat, siput (bekicot),
dan kutu. Hama bisa dikendalikan secara manual dan dapat juga dengan
insektisida yang dianjurkan.
Gambar 22. Bekicot yang merupakan salah satu hama pada tanaman (Sumber:
https://healthonlinetips.wordpress.com/2011/07/05/snail-repellent-the-animal-
tumor-disease/).
2) Menyambung Pucuk
b) Menyiapkan entres.
Batang atas dari bibit sambungadalah entres, yakni cabang yang diambil
dari bagian pucuk pohon induk. Agar hasil sambungan memuaskan tentu saja
entres ini harus diambil dari pohon induk yang telah diketahui silsilahnya, tingkat
pertumbuhan, tahan terhadap penyakit percabangan serta kualitas dan kuantitas
buahnya. Entres harus diperoleh dari cabang yang umurnya sama dengan umur
batang bawah. Entres yang memenuhi syarat adalah berwarna hijau kelabu atau
kecoklatan. Cabang entres yang sudah kita pilih dipo tong pada waktu pagi hari.
Jumlah cabang yang dipotong harus disesuaikan dengan jumlah sambungan yang
dapat dilakukan dalam satu hari. Bila cabang entres akan dibawa ke tempat yang
jauh, maka perlu mendapat perlakuan khusus. Caranya dengan mengikat cabang-
cabang yang telah dipotong menjadi satu, lalu dibungkus dengan pelepah pisang
yang rapat. Apabila dalam jumlah banyak dapat dibungkus dengan lumut
sphagnum, atau serbuk gergaji lalu dimasukan ke dalam peti kayu dan disimpan
di tempat yang terlindung dan sejuk.
1) Pengecambahan Biji
Buah yang telah dipilih, dagingnya dikupas dengan pisau atau dengan alat
pengupas daging buah (depericarper ) kemudian dicuci bersih hingga tidak
mengandung minyak lagi. Kemudian biji dikering anginkan selama 24 jam sebelum
dikecambahkan. Ada berapa cara pengecambahan benih kelapa sawit yaitu
pengecambahan terbuka, pengecambahan alam peti, pengecambahan
dengan pemanas kering dan pengecambahan dalam germinator.
Gambar 24. Perkecambahan Kelapa Sawit (Sumber: Jasriadi)
2) Pembibitan
Pembibitan kelapa sawit dengan benih yang telah dikecambahkan dapat
dilaksanakan dengan dua c ara, yaitu:
Cara dua tahap (prenursery dan nursery)
Cara satu tahap (langsung ke nursery)
Melalui cara 1 atau 2, bibit baru siap dipindahkan ke lapangan (kebun)
apabila telah berumur 11-12 bulan. Pel aksanaan pembibitan sebagai berikut:
a) Tempat pembibitan
Areal harus datar dan rata
Dekat dengan sumber air
Letaknya sedapat mungkin di tengah-tengah areal yang akan ditanami
danmudah diawasi.
c) Dederan (prenursery)
Benih yang sudah berkecambah di deder dalam polybag kecil, kemudian
diletakkan pada bedengan-bedengan yang lebarnya120 cm dan panjang
bedengan sec ukupnya.
Ukuran pol ybag yang digunakan adalah 12 x 23 c m atau 15 x 23 c m.
Polybag diisi dengan 1,5-2,0 kg tanah atas yang telah diayak. Tiap polybag
diberi lubang untuk drainase.
Kecambah ditanam sedalam 2 cm dari permukaan tanah.
Setelah bibit dederan yang berada di prenursery telah berumur 3-4 bulan dan
berdaun 4-5 hel ai, bibit dederan sudah dapat dipindahkan ke pesemaian bibit
(nursery).
Keadaan tanah di polybag harus selalu dijaga agar tetap lembab tapi tidak
becek. Pemberian air pada lapisan atas tanah pol ybag dapat menjaga kel
embaban yang dibutuhkan oleh bibit.
Penyiraman dengan sistem springkel irrigation sangat membantu dalam
usaha memperoleh kelembaban yang diinginkan dan dapat melindungi bibit
terhadap kerusakan karena siraman.
b) Penyiraman
Penyiraman bibit pada musim kemarau biasanya dilakukan setiap dua hari
sekali, sedangkan pada musim hujan disesuaikan. Salah satu cara penyiraman
yang praktis dan tidak menuntut peralatan modern adalah penyiraman
menggunakan gembor. Pengairan sistem genangan dapat dilakukan apabila
pembibitannya dilakukan di sawah. Cara penyiramannya dengan menutup saluran
pembuangan air, kemudian air dimasukkan ke areal tanaman sampai media di po
lybag menjadi basah. Pemasukan air ini sebaiknya dilakukan pada waktu
sore/malam hari ketika suhu tanah tidak tinggi. Lama perendaman 1-2 jam dengan
tinggi air cukup ¾ tinggi po lybagnya. Jenis irigasi yang diperlukan pada
pembibitan tanaman dengan menggunakan polybag berskala besar adalah irigasi
pancaran. Video mengenai pembibitan kelapa sawit dapat dilihat pada Video 11
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?time_continue=40&v=jdIV4UkCVp8).
a) Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk daun seperti
Metalik atau Gandasil D dengan konsentrasi 2 cc/l air atau menggunakan pupuk
NPK (15:15:15) dengan ko nsentrasi 1-2 g/l air. Pemberian pupuk ini dilakukan
seminggu sekali. Selain itu, pemupukan dapat juga diberikan melalui tanah dengan
dosis 1-2 g per tanaman yang dilakukan sebulan sekali.
b) Penyiangan
Penyiangan tumbuhan pengganggu (gulma), karena gulma selalu bersaing
dengan bibit dalam pengambilan hara, ruang tempat tumbuh, air dan sinar
matahari. Penyiangan sebaiknya dilakukan secara manual hindari penyiangan
dengan menggunakan herbisida.
c) Penggantian polybag
Apabila polybag yang digunakan sudah terlalu sempit sehingga sudah tidak
mampu lagi menampung perakaran bibit dalam polybag maka perlu dilakukan
penggantian polybag yang lebih besar. Sedangkan cara penggantiannya
adalah polybag lama disobek dengan pisau secara hati-hati agar media di
dalamnya tidak pecah atau berhamburan.
d) Pengepakan bibit
Bibit yang dikirim dalam bentuk stu mp (cabutan), pengirimannya tidak ada
masalah karena beberapa bibit bisa saja dibungkus dengan pelepah pisang atau
bahan lain yang bersifat lembab, sehingga akarnya tidak kering, misalnya bibit
karet. Pengepakan bibit yang peka, seperti bibit kakao, dapat dilakukan dengan
cara mengeluarkan setengah tanahnya dari polybag, kemudian ditambahkan
serbuk kelapa (cocopit) atau dengan gel (Agrosoft), kemudian polybag diikat
dengan cara ini bibit mampu bertahan 4-7 hari tanpa penyiraman.
Xenogamie (asing) yaitu: putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg
tidak sejenis.
Beberapa tipe bunga yang memungkinkan terjadinya penyerbukan terbuka
yaitu:
Dikogami bila putik dan benang sari masak dalam waktu yang tidak
bersamaan, ada dua tipe dikogami yaitu Protan dri: benang sari lebih dahulu
masak dari pada putik dan Pr otogini bila putik lebih dahulu masak daripada
benang sari
Herkogami adalah bunga yang berbentuk sedemikian rupa hingga
penyerbukan sendiri tidak dapat terjadi. Misalnya Panili yang memiliki kepala
putik yang tertutup selaput (rost ellum).
Heterostili adalah bunga memiliki tangkai putik (stylus) dan tangkai sari
(filamentum) yg tidak sama panjangnya yaitu tangkai putik pendek
(microstylus), tangkai sari panjang dan tangkai putik panjang (macrostylus),
tangkai sari pendek.
Di alam bebas dapat terjadi penyerbukan silang beberapa jenis tumbuh-
tumbuhan yang dilakukan oleh serangga atau angin.Terjadinya penyerbukan
bebas secara alami tersebut tidak dapat diketahui pasti apakah yang menjadi
induk jantan maupun betina mempunyai sifat baik atau tidak. Sehubungan dengan
kondisi tersebut, maka kemudian manusia melakukan penyerbukan silang dengan
sengaja antara dua jenis tanaman tertentu yang sifat-sifatnya telah diketahui
dengan pasti dan tergolong jenis yang unggul.
Dalam perkawinan silang antara dua jenis tanaman unggul yang berbeda
sifat maka faktor-faktor dari pohon induk jantan sehingga diharapkan diperoleh
keturunan yang mengandung kombinasi sifat-sifat yang lebih baik dan
menguntungkan dibanding dengan induknya. Pada umumnya maksud dari
penyerbukan silang adalah untuk memperoleh jenis tanaman baru yang memiliki
sifa t-sifat sebagai berikut:
Tanaman tumbuh lebih cepat dan kuat
Hasil tanaman dapat dipungut dalam waktu yang lebih cepat
Produksi lebih tinggi
Tanaman dapat lebih tahan terhadap hama dan penyakit
Tanaman lebih tahan terhadap cekaman iklim.
Disamping itu, ada beberapa alasan lain sehingga mengharuskan kita
untuk menyelenggarakan penyerbukan silang buatan, misalnya karena:
Tanaman hanya membentuk bunga betina saja sehingga agar terjadi
penyerbukan bunga harus diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman yang lain.
Bunga dari tanaman yang mempunyai putik dan benangsari yang waktu
kematangannya tidak bareng, misalnya benagsari matang lebih dahulu atau
putik matang lebih dahulu.
Bunga menghasilkan serbuk sari yang tidak normal, tidak subur atau hampa
sehingga harus diserbuki dari serbuk sari tanaman lain yang sehat.
Letak kepala putik dan benangsari dalam bunga tidak memungkinkan
terjadinya proses persarian sehingga haru s dibantu oleh manusia.
Tanaman ber sifat inkompatibel sendiri (self incompatible), artinya serbuk sari
tidak cocok untuk membuahi putik sehingga penyerbukan sendiri akan selalu
gagal.
Agar dapat melakukan penyerbukan pada waktu yang tepat maka harus
tahu karakter bunga setiap tanaman secara utuh. Untuk dapat mengetahui
karakter bunga secara utuh, maka harus dilakukan pengamatan terhadap tanaman
khususnya terhadap bunga. Pada umumnya bunga-bunga yang terbentuk pada
satu pohon tidak dapat mekar dalam waktu yang bersamaan.
3) Pengamatan penyerbukan
Henyerbukan harus dilakukan tepat pada waktunya, maka perlu
dilakukan pengamatan pertumbuhan bunga tersebut yang meliputi.
1) Persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan penyerbukan silang
adalah:
a) Penyediaan induk
Sejumlah tanaman yang akan digunakan seba gai induk jantan dan induk
betina yang telah diketahui sifat dan keunggulannya harus dijaga agar tetap sehat
dan dapat menghasilkan bunga pada saat yang tepat secara optimal. Makin
banyak jumlah jenis yang dapat disediakan, maka besar kemungkinannya akan
terdapat tanaman-tanaman yang berbunga pada waktu yang sama sehingga
penyerbukan silang dapat dilakukan tepat pada waktunya.
b) Pengamanan induk
Untuk meningka tkan keamanan tanaman terhadap gangguan dari luar
serta untuk memudahkan pemeliharaannya, maka tanaman–tanaman induk
terseb ut dilindumgi dengan pagar. Bila jenis-jenis yang akan disilangkan termasuk
golongan tanaman keras berumur panjang dan membentuk bunga yang letaknya
sangat tinggi, maka perlu dibuatkan tangga agar dapat dilakukan penyerbukan.
2) Kastrasi
Kastrasi adalah membuang semua benangsari yang masih muda (belum
matang) dari kuncup bunga induk betina dengan tujuan agar bunga tersebut tidak
melakukan penyerbukan sendiri. Kastrasi dilakukan pada kuncup bunga yang
telah dewasa, tetapi benangsarinya masih muda yaitu belum dapat mengeluarkan
serbuk sari dan ruang sarinya masih menutup rapat. Video mengenai kastrasi
pada kelapa sawit dapat dilihat pada Video 12 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=t1VGITs0JzE&t=16s). Cara melakukan
kastrasi adalah sebagai berikut:
Kantong pembungkus bunga dibuka secara hati-hati.
Bagian ujung kuncup bunga dipoto ng dengan gunting hingga kepala putik
jelas kelihatan dari atas. Hati-hati jangan sampai kepala putik ikut terpotong.
Mahkota bunga dibuka satu persatu, menggunakan pinset hingga benang sari
kelihatan.
Benang sari dicabut satu per satu menggunakan pinset sampai habis, bila
perlu mahkota bisa dibuang.
Kepala putik diperiksa menggunakan loupe, apakah masih segar dan belum
terkontaminasi.
Bunga yang telah dikastra si dibungkus kembali.
Tangkai bunga diberi label yang ditulisi nonor dan tanggal.
4) Penyerbukan
Berikut ini adalah beberapa petunjuk cara melakukan penyerbukan :
Pada bunga yang berkelamin dua penyerbukan silang hanya dilakukan pada
bunga yang sudah dikastrasi.
(Sumber: http://belajar-di-rumah.blogspot.co.id/2015/03/kelamin-bunga.html)
Pada tanaman yang hanya mengha silkan bunga-bunga betina, maka putik
dapat langsung diserbuki pada saat bunga mulai mekar.
Gambar 31. Bunga betina pada jagung (Sumber: http://ayo-tanam-
jagung.blogspot.co.id/2014/03/mengenal-bunga-tanaman-jagung.html)
Saat yang baik untuk melakukan penyerbukan silang adalah apabila tanaman
sedang berbunga leba t.
Suhu udara terbaik untuk melakukan penyerbukan pada umumnya antara 20-
25 0C.
Beberapa jam sebelum dilakukan penyerbukan dilakukan, serbuk sari dari
induk jantan harus tersedia dalam jumlah yang cukup.
Penyerbukan dapat dilakukan dengan baik pada saat kepala putik mulai
mengeluarkan lendir, warnanya tampak putih bersih, mengkilap dan segar.
Pada setiap tangkai bunga yang telah diserbuki, segera diberi label yang
diberi nomor kode persilangan Serangga penyerbuk pada tanaman kelapa
sawit adalah Elaeidobius camerunicus yang tertarik pada bau bunga jantan.
Serangga dilepas pada saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara
ini adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi
minyak lebih besar 15% dan produksi inti meningkat sampai 30%. Kekurangan
cara ini buah sulit rontok, tandan buah harus dibelah dua dalam pemrosesan.
Rangkuman
Tanaman yang berasal dari perkembangbiakan secara generatif memiliki
sifat gabungan dari induknya. Pada prinsipnya pembiakan tanaman secara
generatif merupakan hasil dari penyerbukan (sexual). Hasil pembiakan generatif
lebih dikenal dengan bibit dari biji, sebab bibit ini dikembangkan dari biji. Beberapa
jenis perkembangbiakan secara generatif adalah konjugasi, isogami, anisogami,
dan penyerbukan. Konjugasi adalah peristiwa transfer bahan genetic dari satui
ndividu kepada individu lainnya, dan peyatuan gamet terjadi hanya pada salah
satu individu. Isogami adalah penyatuan dua gamet yang secara morfologis tidak
berbeda. Anisogami adalah penyatuan gamet yang berlainan ukuran.
Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari ke kepala putik sehingga
membentuk zigot dan tanaman baru.
Pemberian perlakukan untuk merangsang perkecambahan benih biasanya
disebabkan benih tidak berkecambah meskipun dalam kondisi yang mendukung
untuk perkecambahan. Beberapa hal yang menyebabkan benih tidak
berkecambah antara lain adalah benih terserang pathogen, dan benih mengalami
dormansi. Contoh perlakuan mekanis pada benih adalah mengikir kulit benih,
menggosok kulit benih dengan ampelas, melubangi kulit benih dan melubangi
benih. Perlakuan kimiawi adalah perlakuan untuk memecahkan dormasi benih
dengan menggunakan zat kimia. Secara umum perlakuan kimia bertujuan untuk
melunakan kulit, memberantas pathogen benih, dan merangsang
perkecambahan. Perlakuan fisis adalah perlakuan yang diberikan pada benih
berupa tindakan yang bersifat fisis.
Mengecambahkan benih merupakan kegiatan untuk menumbuhkan benih
agar tumbuh menjadi kecambah. Benih dikatakan berkecambah jika sudah dapat
dilihat plumula dan radikulanya keluar dari benih dan tumbuh normal dalam jangka
waktu tertentu. Adapun maksud dari perkecambahan benih adalah : untuk
mengetahui daya kecambah benih, untuk memisahkan benih yang
pertumbuhannya cepat dan baik dengan benih yang pertumbuhannya lambat dan
jelek, untuk memperoleh pertumbuhan yang seragam. Faktor-faktor iklim
mempengaruhi aktivitas tumbuh tanaman, sehingga dapat mempengaruhi hasil
okulasi. Faktor-faktor tersebut adalah suhu dan curah hujan. Berdasarkan
ukurannya, cara penanaman benih dibedakan menjadi dua yaitu untuk benih
berukuran kecil dapat dikecambahkan dengan cara disemai terlebih dahulu pada
bedengan sebelum ditanam di lapangan, sedangkan untuk benih berukuran besar
ditanam langsung di lapangan.
Beberapa tipe penyerbukan terbuka yang mungkin terjadi:
Autogamieyaitu:putikdiserbuki o leh serbuksari dari bunga yang sama
Geitonogamie yaitu: putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang berbeda,
dalam poho n yang sama.
Allogamie (Silang) yaitu: putik diserbuki o lehserbuk sari dari tanaman lain yg
sejenis
Xenogamie (asing) yaitu: putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg
tidak sejenis.
Beberapa tipe bunga yang memungkinkan terjadinya penyerbukan terbuka
yaitu:
Dikogami bila putik dan benang sari masak dalam waktu yang tidak
bersamaan, ada dua tipe dikogami yaitu Protan dri: benang sari lebih dahulu
masak dari pada putik danPr otogini bila putik lebih dahulu masak daripada
benang sari
Herkogami adalah bunga yang berbentuksedemikian rupa hingga
penyerbukan sendiri tidak dapat terjadi. Misalnya Panili yang memiliki kepala
putik yang tertutupselaput (rost ellum).
Heterostili adalah bunga memiliki tangkai putik (stylus) dan tangkai sari
(filamentum) yg tidak sama panjangnya yaitu tangkai putik pendek
(microstylus),tangkaisari panjang dan tangkai putikpanjang (macrostylus), tangkai
sari pendek.