Anda di halaman 1dari 46

LITERATUR

1. “Komunikasi Antar Manusia, Kuliah Dasar” (Judul Asli; Human


Communication), Joseph A. De Vito, 1997.
2. “Pengantar Ilmu Komunikasi”, Prof. H. Deddy Mulyana, Ph.D.
3. “Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek”, Onong Uchjana Effendy.
4. “Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi”, Onong Uchjana Effendy.
5. “Pengantar Ilmu Komunikasi”, Prof. Dr. H. Hafied Cangara, M.Sc., 2006.
6. “Ilmu Komunikasi”, Riswandi, 2009.
7. “Pengantar Ilmu Komunikasi”, Dani Vardiansyah, Drs., M.Si., 2004.
8. “Teknologi Komunkasi, Perspektif Ilmu Komunikasi”, Ana Nadhyiah Abrar,
2003.

Untuk lebih memudahkan para mahasiswa dalam memahami dan mengkaji ilmu
komunikasi, maka perlu mengenal minimal 17 aspek pokok komunikasi sebagai “Lingkup
Kajian Komunikasi”, sbb:

A. Dari aspek “Komponen/Unsur-Unsur” Komunikasi.


B. Dari aspek “Proses” Komunikasi (khususnya dalam paradigma mekanistis)
C. Dari aspek “Bentuk-Bentuk” Komunikasi.
D. Dari aspek “Sifat” Komunikasi.
E. Dari aspek “Metode” Komunikasi .
F. Dari aspek “Tehnik” Komunikasi.
G. Dari aspek “Model” Komunikasi.
H. Dari aspek “Bidang” Komunikasi.
I. Dari aspek “Fungsi Pokok” komunikasi (massa).
J. Dari aspek “Tujuan Pokok” komunikasi.
K. Dari aspek “Feed Back” komunikasi.
L. Dari aspek “Sifat Efek” Komunikasi.
M. Dari aspek “Evasi” Komunikasi.
N. Dari aspek “Prinsip-Prinsip Dasar” Komunikasi.
O. Dari aspek “Paradigma” Komunikasi.
P. Dari aspek “Perspektif” Komunikasi.
Q. Dari aspek “Mazhab” Komunikasi.

A. Dari aspek “Komponen / Unsur-Unsur” Komunikasi, meliputi:

1. Komunikator (Source, Sender, Encoder).


2. Pesan (Message).
3. Media (Medium).
4. Komunikan (Receiver, Decoder).
5. Efek (effect, Infact, influence).

FORMULA / MODEL LASSWELL (HAROLD LASSWELL) :

Komunikasi diartikan sebagai “Who, Says what, In wich channel, To whom, With what
effect”.

1. Who = Siapa ?. Unsur ini menunjuk kepada “siapa sumber pesan / siapa yang
mengatakan” yakni komunikator (source, sender, encoder)”.
2. Says What = Mengatakan apa ?. Unsur ini menunjuk kepada “apa yang dikatakan”
oleh komunikator yakni pesan (message)”.
3. In wich channel = Melalui saluran apa ?. Unsur ini menunjuk kepada “saluran apa
yang dipakai dalam penyampaian pesan yakni media (medium)”.
4. To whom = Kepada siapa ?. Unsur ini menunjuk kepada “siapa yang dituju sebagai
penerima pesan, yakni komunikan (receiver / decoder”
5. With what effect = Apa efeknya ?. Unsur ini menunjuk kepada “apa efek / akibat /
infact yang timbul dari pesan itu”

KONSEP KOMUNIKASI (COMMUNICATION)

• Banyak definisi komunikasi dari ilmuan terdahulu baik dari bidang psikologi,
sosiologi, antropologi, matematika / teknik, politik maupun bahasa.
• Konsep yang sangat sederhana, Komunikasi adalah suatu aktivitas / proses
“penyampaian” / “penukaran” pesan antara satu pihak dengan pihak lain dengan
mengharapkan adanya efek.
• Konsep sedehana ini mengandung dua perspektif yang bersifat dikotomis dan
berbeda satu perspektif dengan perspektif lain.

KOMUNIKASI SEBAGAI AKTIVITAS “PENYAMPAIAN” PESAN

• Koheren dengan Transmitting of messages perspective, Mechanistics Perspective


dan Teori S-R (Stimulus-Respons) versi Wilbur Schramm.
Model komunikasinya:

• Pesan berjalan satu arah (one way communication), dan bersifat informatif,
instruktif atau koersif.
• Sifat hubungan adalah asimetris; K’tor (A) bebas dari pengaruh K’kan (B), akan
tetapi K’an (B) terikat dalam pengaruh T’or (A).
2
• Komunikasi ini bersifat monologis; hanya satu pihak (A) mempengaruhi yang lain
(B). Kedudukan A adalah aktif, sedangkan B adalah fasif.
• Feed backnya adalah Zero back.
• Tujuan komunikasi adalah behavioral change /conative change, PERUBAHAN
mana bisa jadi karena rasa terpaksa.

KOMUNIKASI SEBAGAI AKTIVITAS “PERTUKARAN” PESAN

• Koheren dengan Generating of Meaning Perspective, Interactional Perspective, dan


Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Respons) versi Wilbur Schramm.
Model komunikasinya:

• Pesan berjalan dua arah (two way communication), dan bersifat persuasif dan
sugestif (membujuk dan mempengaruhi).
• Sifat hubungan adalah simetris; K’tor (A) dan K’kan (B) saling mempengaruhi.
• Kedudukan sebagai K’tor (A) dan sebagai K’kan (B) terjadi secara silih berganti
dalam dinamika yang tinggi.
• Komunikasi ini bersifat dialogis; pihak A dan B sama-sama aktif.
• Feed backnya adalah direct feedback/imadiate feed back.
• Tujuan komunikasi adalah opinion change/knowledge change (cognitive change),
attitude change (affective change), dan behavioral change (conative change),
PERUBAHAN mana bisa jadi karena didasari oleh kesadaran / ketulusan, saling
pengertian / memahami di antara (A) dan (B).

B. Dari aspek “Proses” Komunikasi (khususnya dalam -paradigma mekanistis),


meliputi:

1. Proses komunikasi secara Primer, yakni proses komunikasi dengan menggunakan


lambang/simbol verbal dan nonverbal sebagai media pertama umumnya bahasa.
2. Proses komunikasi secara Sekunder, yakni proses komunikasi dengan
menggunakan alat / sarana sebagai media kedua setelah menggunakan
lambang/simbol sebagai media pertama.
3. Proses komunikasi secara Linier, yakni proses komunikasi dimana pesan berjalan
secara lurus (tidak berputar), baik dengan cara face to face maupun bermedia.

3
4. Proses komunikasi secara Sirkuler, yakni proses komunikasi dimana pesan
berjalan secara berputar / keliling akibat adanya feed back langsung, sehingga
komunikasi terjadi secara dialeogis antara dua pihak.

C. Dari aspek “Bentuk-Bentuk” Komunikasi, sbb:

1. Komunikasi Pribadi (Personal Communication):

• Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal Communication)


• Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)

2. Komunikasi Kelompok (Group Communication):

• Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication): Seminar, Simposium,


Meting, Rapat, Sarasehan, Brainstorming, dll.
• Komunikasi Kelompok Besar (Large Group Communication), atau biasa disebut
Public Speaking seperti Rapat Akbar, Dll

3. Komunikasi Massa (Mass Communication): TV, Radio, Film, Surat Kabar,


Tabloid.
4. Komunikasi Nirmassa (Komunikasi Luar Ruang): Umbul-Umbul, Spanduk,
Billboard, Banner, Pamplet, Liflet, Brosur, dll.

D. Dari aspek “Sifat” Komunikasi, melipuiti:

1. Komunikasi Tatap Muka (Face to Face Communication).


2. Komunikasi Bermedia (Mediated Communication).
3. Komunikasi Verbal (Verbal Communication):

• Komunikasai Lisan (Spoken Communication)


• Komunikasi Tulisan (Written / Printed Communication).

4. Komunikasi Nonverbal (Nonverbal -Communication):

• Komunikasi Kial / Isyarat Badaniah (Gestural Communication)


• Komunikasi bergambar (Pictorial Communication)

E. Dari aspek “Metode” Komunikasi, meliputi:

1. Jurnalistik (Journalism):

• Jurnalistik Cetak (Printed Journalism)


• Jurnalistik Elektronik (Electronic Journalism)
4
• Jurnalistik Radio (Radio Journalism)
• Jurnalistik Televisi (Television Journalism)

2. Periklanan (Advertising/marketing communication)


3. Hubungan Masyarakat (Public Relation)
4. Penerangan
5. Publisitas
6. Pameran (Exposition / Exibition)
7. Perang Urat Syaraf (Psychological Warfare)
8. Propaganda/Agitasi.
9. Dll

F. Dari aspek “Tehnik” Komunikasi, meliputi:

1. Tehnik Komunikasi Informatif (Informative -Communication).


2. Tehnik Komunikasi Persuasif (Persuasive Communication).
3. Tehnik Komunikasi Instruktif / Koersif (Instructive / Coersive Communication).
4. Tehnik Hubungan Manusiawi (Human Relations)

G. Dari aspek “Model” Komunikasi, meliputi:

1. Komunikasi Satu Tahap (One Step Flow Communication).


2. Komunikasi Dua Tahap (Two Step Flow Communication).
3. Komunikasi Banyak Tahap (Multi Step Flow - Communication).

5
H. Dari aspek “Bidang” Komunikasi, meliputi:

1. Komunikasi Pembangunan (Development Communication).


2. Komunikasi Politik (Political Communication).
3. Komunikasi Antarbudaya (Intercultural Communication).
4. Komunikasi Lingkungan (Environmental Communication).
5. Komunikasi Internasional (International Communication).
6. Komunikasi Perusahaan (Company Communication).
7. Komunikasi Sosial (Sicial Communication).
8. Komunikasi Tradisional (Traditional Communication).
9. Komunikasi Hewan (Animal Communication).
10. Komunikasi Medis / Kesehatan (Medical Communication).
11. Komunikasi Bisnis (Business Communication).
12. Komunikasi Organisasi (Organisational Communication).
13. Komunikasi Media (Mediated Communication).
14. Dll.

I. Dari aspek “Fungsi Pokok” komunikasi (massa), meliputi:

1. Menginformasikan (to inform).


2. Mendidik (to Educated).
3. Mempengaruhi (to Influence).
4. Menghibur (to Entertaint).

J. Dari aspek “Tujuan Pokok” komunikasi, meliputi:

1. Perubahan Pengetahuan / Pendapat (Knowledge change / opinion change / cognitive


change).
2. Perubahan Sikap (Attitude Change / Afektive Change).
3. Perubahan Perilaku (Behavioral Change / Conative Change).
4. Perubahan Sosial (Social Change).

K. Dari aspek “Feed Back” komunikasi, meliputi:

1. Direct / immediate feedback.


2. Indirect/Delayed feedback.
3. Positive feedback.
4. Negatif feedback.
5. Zero feedback.

L. Dari aspek “Sifat Efek” Komunikasi, meliputi:

1. Efek positif (efek yang sesuai dengan tujuan komunikasi).


2. Efek negatif (efek yang tidak sesuai dengan tujuan komunikasi).

6
M. Dari aspek “Evasi” Komunikasi, meliputi:

1. Hambatan Obyektif (hambatan yang muncul tanpa disengaja seperti nois,


hambatan teknis, salah pendekatan, perbedaan field of reference, dll).
2. Hambatan Subyektif (hambatan yang muncul dengan disengaja seperti iri hati,
perasangka, apatis, beda kepentingan, dll).

N. Dari aspek “Prinsip-Prinsip Dasar” Komunikasi, sbb:

1. Komunikasi adalah proses simbolik.


2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi.
3. Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan.
4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan.
5. Komunikasi terjadi dalam “konteks ruang” dan “konteks waktu” (komuniksi
bersifat situasional dan kontekstual.).
6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi.
7. Komunikasi bersifat sistemik.
8. Semakin mirip latar belakang sosial – budaya semakin efektiflah komunikasi.
9. Komunikasi bersifat nonsekuensial.
10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional.
11. Komunikasi bersifat irreversible.
12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah.

O. Dari aspek “Paradigma” Komunikasi, sbb:

1. Paradigma Mekanistis.
2. Paradigma Psikologis.
3. Paradigma Pragmatis.
4. Paradigma Interaksionis.
5. Dll.

P. Dari aspek “Perspektif” Komunikasi, meliputi:

1. Perspektif Positivistik.
2. Perspektif Post-Positivistik.
3. Perspektif Interpretif.
4. Perspektif Kritis.
5. Dll.

Q. Dari aspek “Mazhab” Komunikasi, meliputi:

1. Mazhab Chicago (Amerika Serikat).


2. Mazhab Frankfurt (Jerman).

7
MEMAHAMI DEFINISI ILMU KOMUNIKASI

MENGENAL ILMU KOMUNIKASI

Secara etimologis komunikasi atau communication (bahasa Inggris) berakar dari kata Latin
“communis” yang berarti sama atau kata kerja “communicare” yang berarti membuat
sama. Berdasarkan arti ini, maka komunikasi mengandaikan adanya suatu pikiran, makna
atau pesan yang dianut secara bersama, (Deddy Mulyana, 2002:41).

DEFINISI ILMU KOMUNIKASI

Berger & Chaffee :


Ilmu komunikasi adalah suatu pengamatan terhadap produksi, proses, dan pengaruh dari
sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan
digeneralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi,
proses, dan pengaruh dari sistem tanda dan lambang.

3 pokok pikiran dari pengertian ilmu komunikasi (Berger & Chaffee):

1. Obyek pengamatan dalam ilmu komunikasi adalah produksi, proses dan pengaruh
dari sistem-sistem lambang dan tanda dalam konteks kehidupan manusia.
2. Ilmu komunikasi bersifat scientific (ilmiah empiris) dalam arti pokok-pokok pikiran
dalam ilmu komunikasi (dalam bentuk teori-teori) harus berlaku umum.
3. Ilmu Komunikasi bertujuan menjelaskan fenomena sosial yang berkaitan dengan
produksi, proses dan pengaruh dari sistem tanda dan lambang.

Pertanyaan yang perlu dijawab:

1. Haruskah semua komunikasi berupa komunikasi antar manusia?


2. Apakah kedua pihak yang berkomunikasi harus hadir pada saat yang sama?
3. Hal apakah dalam komunikasi yang memungkinkan manusia berkomunikasi
melampaui jarak yang jauh dan jangka waktu yang lama?
4. Haruskah komunikasi berwujud perkataan?
5. Apakah komunikasi harus selalu membutuhkan dua peserta atau lebih?
6. Apakah pemikiran itu merupakan suatu bentuk komunikasi?

TUJUAN SENTRAL KEGIATAN KOMUNIKASI:

1. To secure understanding : Untuk memastikan bahwa komunikan


(audiens/khalayak) mengerti pesan yang diterimanya
2. To establish acceptance : Jika pesan sudah dapat dimengerti, maka penerimaannya
itu harus dibina agar dapat mengerti isi pesannya
3. To motivate action : Komunikasi harus dapat memotivasi seseorang untuk
melakukan sebuah tindakan.
HISTORIS SINGKAT KOMUNIKASI

8
1. Pada mulanya komunikasi dianggap sebagai suatu hal yang biasa dalam hidup
manusia.
2. Sejak abad 5 SM, berkembang di Yunani suatu ilmu yang mengkaji proses
pernyataan antara manusia. Ilmu itu disebut “retorike” yang berasal dari kata
“retor” yang berarti orang yang berpidato.
3. Retorika adalah ilmu tentang seni berdebat, berpidato dan berargumentasi yang
bersifat mengguggah atau seni yang menggunakan bahasa secara lancar untuk
mempengaruhi dan mengajak orang lain atau pendengar.
4. Pada masa ini batasan komunikasi yang diterapkan adalah percakapan atau
penyampaian gagasan antara manusia secara lisan, bertatap muka baik berupa
pidato, maupun diskusi yang bertujuan mendidik, membangkitkan kepercayaan, dan
menggerakan perasaan orang lain.
5. Pada masa Julius Caesar (100-44 SM) Penguasa Roma, membuat papan
pengumuman yang dinamakan “Acta Diurna”. Penyampaian pesan tidak lagi
bersifat lisan tetapi juga tulisan.
6. Media komunikasi terus berkembang setelah ditemukannya kertas dan mesin cetak
oleh Johannes Gutenberg (1400-1468).
7. Sampai sekarang media komunikasi terus berkembang baik media cetak maupun
elektronik.

KOMUNIKASI SEBAGAI SUATU STUDI ILMIAH

Ini berarti bahwa komunikasi sudah diakui sebagai suatu disiplin ilmiah. Suatu disiplin
akan disebut ilmiah bila memenuhi unsur-unsur obyektif, metodis, sistematis dan universal
(Elvinarto Ardianto dan Bambang Q-Anees, 2007:22-25).
1. Obyektif : Sebagai sebuah ilmu, komunikasi memiliki obyek kajian yakni
masyarakat dan media. Termasuk dalam hal ini adalah perilaku manusia baik
individu maupun masyarakat.
2. Metodis : Sebagai sebuah ilmu, komunikasi memiliki metode yang sama seperti
yang digunakan oleh ilmu-ilmu sosial lainnya. Sebab bagaimanapun komunikasi
merupakan bagian dari rumpun ilmu sosial.
3. Sistematis : Dalam pembahasannya, komunikasi mengikuti suatu struktur
pembahasan dan analisa.
4. Universal : Komunikasi menyelidiki pernyataan antara manusia pada umumnya.

TIGA KONSEPTUALISASI KOMUNIKASI:

1. Komunikasi Sebagai Tindakan Satu Arah


Komunikasi sebagai tindakan satu arah tidak melibatkan tanya jawab. Micahel
Burgoon (D.Mulyana, 2002:61) mendefenisikan komunikasi satu arah ini sebagai
suatu komunikasi yang “berorientasi-sumber” (source-oriented).

Ada dua aspek yang berkaitan dengan komunikasi satu arah yakni:

a) Terlalu menekankan kepentingan komunikator

9
b) Kepentingan komunikator dipahami sebagai sesuatu yang terencana.

Komunikasi satu arah mengabaikan dimensi prosesual interaksi komunikasi dan


melupakan bahwa tidak semua pesan yang disampaikan sesuai dengan apa yang
direncanakan karena aspek-aspek gestikulasi, ekpresi fisik dan intonasi dapat
menimbulkan interpretasi yang belum tentu sesuai dengan maksud komunikator yang
terencana. Dalam konteks itu Harold Lasswel (Ibid., pp.63-65) merumuskan lima
komponen atau unsur komunikasi.

WHO – SAYS WHAT – IN WHICH CHANNEL – TO WHOM – WITH WHAT


EFFECT

1. Sumber (source / sender / encoder /communicator, speaker, originator). Sumber


adalah pihak yang berinisiatif, atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.
Sumber dapat berupa individu, kelompok atau lembaga.
2. Pesan (Message). Pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada
penerima. Pesan terdiri dari tiga komponen yakni makna, simbol yang digunakan
untuk menyapaikan pesan dan organisasi pesan. Simbol dapat berupa simbol verbal
dan nonverbal.
3. Saluran / media / alat (Channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan.
4. Penerima (decoder / audience / listener / interpreter).
5. Efek (Infact).

2. Komunikasi Sebagai Interaksi


Komunikasi sebagai interaksi menekankan proses komunikasi sebagai suatu
kausalitas; sebab-akibat, aksi-reaksi yang arahnya bergantian. Dalam komunikasi
model ini kedua belah pihak berfungsi secara berbeda yakni sebagai pemberi pesan
dan penerima pesan. Komunikasi model ini mengabaikan kemungkinan bahwa
kedua belah pihak yang terlibat dalam komunikasi dapat berfungsi sebagai pemberi
dan penerima pesan sekaligus pada kesempatan atau saat yang sama.

3. Komunikasi Sebagai Transaksi


Model komunikasi sebagai transaksi menekankan partisipasi aktif semua pihak
yang terlibat dalam komunikasi. Partisipasi aktif dalam pengertian bahwa kedua
pihak yang terlibat dalam komunikasi dapat berperan sebagai penerima dan pemberi
sekaligus dan pada saat yang sama juga saling pengaruh mempegaruhi.

Pada saat seseorang menerima pesan dengan ekspresi baik verbal maupun
nonverbal, pada saat yang sama pula ia memberi pesan. Dalam konteks ini baik
proses encoding maupun decoding bersifat spontan, simultan di antara orang-orang
yang terlibat dalam komunikasi.

10
BEBERAPA DEFINISI KOMUNIKASI

1. Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)


menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan
mengubah / membentuk perilaku orang-orang lainnya (Khalayak) (Hovland, Janis
& Kelley : 1953)
2. Komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan emosi, keahlian dll melalui
penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan
lain-lain (Berelson & Steiner, 1964).
3. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa,
mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dan dengan akibat atau hasil
apa (Who, says what? In which channel? To whom? With what effect?) (Lasswell
: 1960).
4. Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki
oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau
lebih.(Gode, 1959).
5. Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi
ketidak-pastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.
(Barnlund, 1964).
6. Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan dengan
bagian lainnya dalam kehidupan (Reusch, 1957).
7. Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat
mempengaruhi pikiran orang lainnya (Weaver, 1949).
8. Komunikasi adalah informasi yang tersampaikan /datang dari suatu tempat ke
tempat lainnya (Miller , 1951)
9. Komunikasi adalah pemaknaan suatu respon dari verbal dan simbol.(Dance, 1967)

11
12
13
PENGENALAN KONSEP & TEORI MEDIA, DAN BUDAYA MEDIA

1. KONSEP MEDIA

Dalam kajian ilmu komunikasi istilah media (medium) diartikan sebagai alat /
perangkat keras (hardwere) yang dipakai untuk menyampaikan pesan (messages)
dari tempat tertentu ke tempat lainnya.

Istilah media (medium) ini biasa juga disamakan artinya dengan saluran (channel)
seperti kita temukan dalam formula Lasswell tentang konsep umum komunikasi.

Media (Medium) komunikasi dalam bentuk yang konkrit dikenal ada beberapa macam,
sebagai berikut:

1. Media komunikasi tradisional, seperti beduk, tong-tongan, wayang, ketoprak,


ondel-ondel, asap, tari-tarian, dll.
2. Media komunikasi antar pribadi, seperti telepon, handphone (HP), surat, telegram,
faximile, dll.
3. Media komunikasi luar ruang (nirmassa), seperti billboard, spanduk, brosur,
pampalet, benner, mading, dll.
4. Media komunikasi massa, seperti TV, surat kabar, majalah umum, film bioskop,
radio, media sosial (online), internet, dll.
• Terkait dengan media ini pula pada dunia komunikasi ada juga yang menggunakan
istilah pers dalam arti sempit dan pers dalam arti luas.
• Pers dalam arti sempit yakni dikhususkan pada media cetak saja seperti surat kabar
dan majalah. Sedangkan pengertian pers dalam arti luar adalah menyangkut semua
golongan media massa yakni surat kabar, majalah umum, TV, film bioskop, radio,
media sosial (online), internet, dll.

Fungsi umum pers/media komunikasi massa, sbb:

1. To inform (fungsi informasi)


2. To persuation / to influence (fungsi mempengaruhi)
3. To educated (fungsi mendidik / pendidikan)
4. To entertaint (fungsi menghibur).
• Namun di era modern ada juga fungsi khusus media massa/pers ini, fungsi mana
tergantung pada kepentingan pihak pemakai.

Beberapa Alasan Mengapa Kita Mempelajari Media, sbb:

1. Kepeminatan kita terkait media knowledge.


2. Kekuatan dan pengaruh media
3. Masalah Kekuatan ekonomi
4. Skala operasi media menembus ruang dan waktu

14
5. Akses menuju audiens
6. Informasi dan hiburan
7. Repetisi pesan
8. Makna dan pesan

Dalam studi media terdapat beberapa hal yang harus dipahami sebagai pondasi, sbb:

1. Proses komunikasi.
2. Teks
3. Makna
4. Tanda dan Makna
5. Berbagai teori tentang media massa dalam hubungan dengan masyarakat.

2. KONSEP BUDAYA (CULTURE)

Masalah budaya (culture) sebenarnya secara khusus adalah kajian Antropologi


Budaya. Akan tetapi walaupun demikian, seseorang yang memperdalam
perhatiannya terhadap sosiologi atau ilmu sosial lainnya dan karena itu memusatkan
perhatiannya terhadap masyarakat, tak dapat menyampingkan culture dengan begitu
saja, karena di dalam kehidupan yang nyata, budaya (culture) dan masyarakat
(society) tak dapat dipisahkan.
• Istihah Culture (bahasa asing) yang sama artinya dengan budaya, berasal dari
bahasa Latin Colere = mengolah atau mengerjakan yaitu mengolah tanah atau
bertani. Atau berkembang menjadi istilah culture yang artinya sebagai segala daya
dan kegiatan manusia untuk mengolah dan merubah alam.
• Sedangkan kata budaya berasal dari bahasa sansekerta (buddhayah) yang
merupakan bentuk jamak dari kata buddhi = budi atau akal. Dengan demikian
budaya dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi / akal.

E.B.Taylor (1971) : Budaya adalah komplek yang menyangkut pengetahuan,


kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat dan lain kemampuan-kemampuan
serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi : Budaya / Kebudayaan adalah semua


hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
1. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan /
kebudayaan jasmaniah (Material Culture) yang diperlukan oleh manusia untuk
menguasai alam sekitarnya,
2. Rasa meliputi jiwa manusia, meujudkan kaidah-kaidah dan nilai-nilai
kemasyarakatan yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan
dalam arti yang luas. Di dalamnya termasuk agama, idiologi, kebatinan, kesenian
dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai
anggota masyarakat.
3. Cipta merupakan kemampuan mental, kempuan berpikir dari orang-orang yang
hidup bermasyarakat yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan
baik yang berujud teori murni, maupun yang telah disusun untuk langsung

15
diamalkan dalam kehidupan masyarakat. Rasa dan Cipta dinamakan pula
kebudayaan rohaniah (Spiritual/immaterial culture).

Beberapa fungsi budaya bagi masyarakat, sbb:

1. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang bersumber dari masyarakat itu


sendiri.
2. Untuk melindungi masyarakat terhadap lingkungan alamnya.
3. Memberikan kemungkinan-kemungkinan yang sangat luas untuk memanfaatkan
hasil-hasil alam dan apabila mungkin menguasai alam.
4. Untuk mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharuisnya bertindak,
berbuat, menentukan sikapnya dalam berhubungan dengan orang lain.
5. Sebagai wadah dari segenap perasaan manusia.

Unsur-unsur budaya asing yang mudah diterima, sbb:

1. Unsur-unsur budaya kebendaan yang mudah dipakai dan dirasakan sangat


bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya.
2. Unsur-unsur budaya yang terbukti membawa manfaat besar.
3. Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat.

Unsur-unsur budaya yang sulit diterima oleh suatu masyarakat, sbb:

1. Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, filsafat hidup,


dll.
2. Unsur-unsur yamg dipelajari pada taraf pertama dari proses sosialisai seperti
makanan pokok.
3. Generasi tua dianggap sebagai orang kolot yang sangat sukar sekali menerima
unsur-unsur dari luar.
4. Kelompok individu yang sukar sekali bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat akulturasi.

BEBERAPA TEORI KOMUNIKASI UNTUK MEMAHAMI KONSEP BUDAYA


MEDIA

A. Teori Ketertinggalan Budaya (Culture Lag Theory)

Modernisasi bisa jadi berarti terjadi Cultural Lag (ketertinggalan budaya) pada masyarakat
itu. Teori Ketertinggalan Budaya (Culture Lag Theory) yang dikemukakan oleh
William F. Ogburn, dengan asumsi bahwa “Pertumbuhan kebudayaan tidak selalu sama
cepatnya dalam keseluruhannya, akan tetapi ada bagian yang tumbuh cepat, sedang, ada
bagian lain yang tumbuhnya lambat. Berbedaan antara taraf kemajuan dari berbagai bagian
dalam kebudayaan dari suatu masyarakat disebut Culture Lag”.

B. MEDIA EQUATION THEORY (Teori Persamaan Media)

16
Teori ini diketengahkan oleh Byron Reeves dan Cliffod Nass pada tahun 1996 lewat
tulisannya “The Media Equation : How People Treat Computers, Television, and New
Media Like Real People and Places ”.

Teori ini ingin menjawab persoalan mengapa orang-orang secara tidak sadar dan bahkan
secara otomatis merespon apa yang dikomunikasikan media seolah-olah (media itu)
manusia. Teori ini memandang, media diibaratkan manusia karena media bisa diajak
bicara seperti dalam komunikasi interpersonal yang melibatkan dua orang dalam situasi
face to face. Layaknya manusia, media (baca: karena tingkat kecanggihannya yang hampir
tak terbatas) bisa melakukan apa saja yang dikehendaki individu bahkan bisa jadi lebih dari
itu. Itulah sebabnya sehingga televisi dan komputer diberlakukan sebagai “aktor sosial”.

C. TECHNOLOGICAL DETERMINISM THEORY

Teori ini diketengahkan oleh Marshall Mc.Luhan pada tahun 1962 lewat tulisannya “The
Guttenberg Galaxy : The Making of Typographic Man”. Ide dasar teori ini adalah bahwa
perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula
keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir,
berperilaku dalam masyarakat, dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusi untuk
bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain.

Mc. Luhan berpikir bahwa budaya kita dibentuk oleh bagaimana cara kita berkomunikasi.
Ada beberapa tahapan yang harus disimak, sbb:

• Penemuan dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya,


• Perubahan di dalam jenis-jenis komunikasi akhirnya membentuk kehidupan manusia,
• Kita membentuk peralatan untuk berkomunikasi, dan akhirnya peralatan untuk
berkomunikasi yang kita gunakan membentuk atau mempengaruhi kehidupan kita
sendiri.

McLuhan memperkenalkan empat “Era” kehidupan manusia sebagai bagian dari


perubahan dalam masyarakat, yakni:

• Era Kesukuan,
• Era Tulisan,
• Era Mesin Cetak,
• Era Media Elektrinik.

D. CULTURE IMPERIALISM THEORY

Teori ini diketengahkan oleh Herb Schiller pada tahun 1973. Teori ini diilhami oleh
tulisannya yang berjudul “Communication and Cultural Domination”. Asumsi teori ini
bahwa Negara Barat mendominasi media di seluruh dunia. Media Barat mempunyai efek
yang kuat untuk mempengaruhi media dunia ketiga. Media Barat sangat mengesankan bagi
media di dunia ketiga, sehingga mereka ingin meniru budaya yang muncul lewat media

17
tersebut. Dalam perspektif teori ini, ketika terjadi proses peniruanmedia Negara
berkembang dari Negara maju, maka saat itulah terjadi penghancuran budaya asli di
Negara ketiga (berkembang).

Ada 3 alasan Mengapa Negara Barat bisa mendominasi, sbb:

1. Negara Barat mempunyai uang banyak.


2. Negara Barat mempunyai teknologi.
3. Negara Dunia ketiga sangat tertarik untuk membeli / menggunakan produk dari
Barat.

E. USES AND GRATIFICATION THEORY

Teori ini diketengahkan oleh Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch pada
tahun 1959. Teori ini merupakan pergeseran fokus dari tujuan komunikator ke tujuan
komunikan. Asumsinya bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana
media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi
kebutuhan pribadi dan sosial khalayaknya. Jadi, bobotnya pada khalayak yang aktif yang
sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus.

Tentang kebutuhan ini, orang biasa merujuk pada “need hierarchy” yang dikemukakan
oleh Abraham Maslow (1965), sbb:

1. Physiological needs (kebutuhan pisiologis).


2. Safety needs (kebutuhan keamanan).
3. Love needs (kebutuhan cinta).
4. Esteem needs (kebutuhan penghargaan).
5. Self actualization needs (kebutuhan aktualisasi diri).

F. SOCIAL LEARNING THEORY

Teori ini diketengahkan oleh Albert Bandura yang mengkaji proses belajar melalui media
massa sebagai tandingan terhadap proses belajar secara tradisional. Asumsi teori ini bahwa
media massa sebagai agen sosialisasi yang utama di samping keluarga, guru di sekolah, dan
sahabat karib.

G. CULTURAL NORM THEORY

Teori ini diketengahkan oleh Melvin DeFleur, asumsinya bahwa media massa melalui
penyajian yang selektif dan penekanan pada tema-tema tertentu, menciptakan kesan-kesan
pada khalayak dimana norma-norma budaya umum mengenai topik yang diberi bobot itu,
dibentuk dengan cara-cara tertentu. Oleh karena itu, perilaku individu biasanya dipandu
oleh norma-norma budaya mengenai sesuatu hal tertentu, maka media komunikasi secara
tidak langsung akan mempengaruhi perilaku. Oleh karena itu, terdapat paling sedikit ada
tiga cara di mana media massa secara potensial mempengaruhi situasi dan norma bagi
individu-individu, sbb:

18
• Pesan komunikasi massa akan memperkuat pola-pola yang sedang berlaku dan
memandu khalayak untuk percaya bahwa suatu bentuk norma sosial tertentu tengah
dibina oleh masyarakat.
• Media komunikasi massa dapat menciptakan keyakinan baru mengenai hal-hal di
mana khalayak sedikit banyak telah memiliki pengalaman sebelumnya.
• Media komunikasi massa dapat mengubah norma-norma yang tengah berlaku dan
karenanya mengubah khalayak dari suatu bentuk perilaku menjadi bentuk perilaku
yang lain.

H. DIFFUSION OF INNOVATIONS THEORY

Diffusion of Innovations Theory merupakan salah satu teori utama Komunikasi


Pembanguan (Depelovment Communication), diketengahkan oleh Everett M. Rogers,
yang mana awal kemunculannya diilhami oleh munculnya artikel berjudul “The People’s
Choice” yang ditulis oleh Paul Lazarfeld, Bernard Barelson dan H. Gaudet tahun 1944.

Asumsi teori ini bahwa Komunikator (Pemimpin Pendapat / Pemuka Pendapat / Opinion
Leader) yang mendapat pesan dari media massa sangat kuat untuk mempengaruhi orang-
orang. Dengan demikian, adanya inovasi (penemuan baru), lalu disebarkan (difusi) melalui
media massa akan kuat untuk mempengaruhi massa untuk mengikuti inovasi itu. Teori ini
mendudukkan peran Opinion Leader dalam mempengaruhi pengetahuan, sikap dan prilaku
masyarakat. Artinya, media massa mempunyai pengaruh yang kuat dalam menyebarkan
inovasi, apalagi inovasi itu kemudian diteruskan oleh Opinion Leader kepada pengikutnya
dalam suatu sistem sosial tertentu.

I. SOCIAL RELATIONSHIPS THEORY

Teori ini diketengahkan oleh Melvin DeFleur, asumsinya bahwa hubungan sosial (social
relations) secara informal berperan penting dalam mengubah prilaku seseorang ketika
diterpa pesan komunikasai massa. Hasil penelitian menunjukkan:
1. Pertama kali pesan bergerak dari media massa kepada orang-orang yang secara
relatif banyak pengetahuannya (well informed) yang biasa disebut Opinion Leader.
2. Kedua (selanjutnya), pesan bergerak dari orang-orang itu melalui saluran antar
pribadi (Interpersonal communication) ke mereka yang kurang diterpa media massa
dan banyak bergantung pada orang lain mengenai sesuatu informasi / pesan. Proses
komunikasi seperti ini dikenal sebagai arus komunikasi dua tahap (two step flow of
communication).
3. Efektivitas pesan menurut teori ini ada pada tahap kedua dimana pesan berjalan
dalam kontek “hubungan sosial” (social relation) di antara pelaku komunikasi.
Asumsi teori ini kurang lebih sama dengan asumsi teori Difusi Inovasi.

19
J. AGENDA SETTING THEORY

Teori ini diketengahkan oleh M.E. Mc. Combs dan Donald L. Shaw pada tahun 1972,
asumsinya bahwa jika media massa memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka
media itu akan mempengaruhi khlayak untuk menganggapnya penting.

Menurut David H. Heaver (1981), pers sebagai media komunikasi massa tidak
merefleksikan kenyataan, melainkan “menyaring” dan “membentuknya” seperti sebuah
kaleidoskop yang menyaring dan membentuk cahaya.

Dalam agenda setting dapat dibagi dalam 3 agenda pokok, yakni :

1. Agenda media (jumlah dan tingkat menionjolnya berita, relevsndi isi berita dengan
kebutuihan khalayak, dan menyenangkan atau tidak tentang cara pemberitaan bagi
suatu peristiwa).
2. Agenda khalayak (derajat kesadaran khalayak akan topic tertentu, relevansi
kepentingan dengan cirri pribadi, dan pertimbangan senang atau tidaknya akan
topik berita).
3. Agenda kebijaksanaan (kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu,
kemungkinan pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkan, dan nilai kegiatan
yang mungkin dilakukan pemerintah).

K. Teori Masyarakat Massa

McQuail, (1989:62), “Teori ini menekankan ketergantungan timbal balik antara institusi
yang memegang kekuasaan dan integrasi media terhadap sumber kekuasan sosial dan
otoritas. Dengan demikian isi media cenderung melayani kepentingan kekeuasaan politik
dan ekonomi. Namun demikian, meskipun media tidak bisa diharapkan menyuguhkan
pandangan kritis atau tinjauan lain menyangkut masalah kehidupan, media tetap memiliki
kecenderungan untuk membantu publik bebas dalam menerima keberadaannya
sebagaimana adanya. Orang cenderung diberikan pandangan tertentu mengenai
kedudukannya dalam masyarakat, sarana untuk bersantai, dan pengalihan perhatian dari
persoalannya - suatu aspek budaya yang seirama dengan keberadaan hidupnya.

Teori ini memberikan kedudukan terhormat kepada media sebagai penggerak dan
pengaman masyarakat massa. Teori ini sangat mengunggulkan gagasan yang menyatakan,
media menyuguhkan pandangan tentang dunia, semacam pengganti atau lingkungan-semu
(pseudo-environment), di satu pihak merupakan sarana ampuh untuk memanipulasi
orang, tetapi di lain pihak sebagai alat bantu bagi kelanjutan ketenangan pisiknya dalam
kondisi yang sulit. Selain itu, teori ini sangat mengandalkan upaya kontrol dan
penyaringan. Teori ini juga merepleksikan arah pengaruh dari atas ke bawah. Teori ini
seirama dengan pandangan “Sentripugal Negatif”, meskipun dalam teori ini konsep isolasi
spiritual menduduki tempat yang penting. Kontrol yang terpusat dapat diterapkan dengan
menutup kemungkinan bagi para individu untuk memenuhi kepentingan kolektif meraka
sendiri”.

20
Beberapa pointer asumsi TEORI MASYARAKAT MASSA:

1. Interdevendensi yang kuat secara timbal balik antara industri yang memegang
kekuasaan dengan media terhadap sumber-sumber kekuasaan & sumber-sumber
otoritas.
2. Media content memiliki tendensi melayani kepentingan kekuasaan politik &
ekonomi.
3. Media tetap memiliki tendensi untuk membantu masyarakat agar bebas dalam
menerima eksistensinya.
4. Media sebagai penggerak dan pengaman masyarakat massa.
5. Media menyuguhkan pandangan tentang dunia sebagai pengganti lingkungan semu.
Di satu pihak memanipulasi orang, di lain pihak adalah alat bantu untuk
mendapatkan keterangan dalam kondisi yang sulit.
6. Fungsi kontrol dan penyaring.
7. Merefleksikan arah pengaruh secara top down.
8. Melakukan isolasi spiritual menduduki tempat terpenting oleh media.

L. TEORI POLITIK-EKONOMI MEDIA

Dari beberapa asumsi dalam Teori Politik-Ekonomi Media adalah menjadi bukti yang kuat
secara teoretik bahwa usaha yang bersifat monopolistik pada pada organisasi media massa
telah menggiring perilaku media itu sebagai bagian penting dalam struktur ideologi bisnis
kapitalistik global. Pada intinya, bahwa fokus perhatian teori ini lebih berorientasi pada
pentingnya struktur ekonomi, sehingga ideologi media yang indevenden memiliki
ketergantungan yang kuat pada kekuatan ekonomi terutama menyangkut tentang
pengembangan struktur kepemilikan dan mekanisme kerja kekuatan pasar media massa.

Dari aspek isi (content), media massa lebih ditekankan pada pasar makro (kelopmpok
menengah ke atas) dengan mengabaikan calon khalayak pada sektor mikro (kelompok
Bawah), juga pada nilai tukar yang memaksakan pada perluasan pasar dalam konteks
kepentingan ekonomi para pemilik dan penentu kebijakan media. Hal ini adalah salah satu
cara untuk memperoleh profit value yang terakumulasi dari hasil kerja media massa
dimaksud maupun dari bentuk usaha-usaha lain yang masih dalam group usaha yang sama
dengan media massa itu. Ini adalah strategi bisnis yang bersifat monopolistik dalam suatu
kerajaan bisnis organisasi media massa.

Beberapa pointer asumsi Teori Politik Ekonomi Media:

1. Memusatkan perhatian pada struktur ekonomi dibandingkan dengan muatan


(isi/content) ideologis media.
2. Independensi ideologi media pada kekuatan ekonomi.
3. Organisasi media sebagai bagian dari sistem ekonomi yang bertalian dengan sistem
politik.
4. Isi media mengandung nilai tukar yang memaksakan perluasan pasar. Hal ini
masuk dalam konteks kepentingan ekonomi para pemilik dan penentu kebijakan
sebagai suatu bentuk profit value dari hasil kerja media maupun usaha-usaha

21
lainnya yang masih dalam group yang sama (corporate) dengan media itu. Ini
adalah strategi yang monopolistik dalam suatu kerajaan bisnis media massa.
5. Strategi monopolistik tersebut telah menimbulkan konsekuensi logis pada aspek
profesionalisme media yang selalu tergantung pada pemilik modal.
6. Media konsentrasi pada pasar besar.
7. Khalayak pada sektor mikro diabaikan / tidak punya akses pada media.
8. Arah penelitiannya adalah pada penelitian empirik tentang struktur kepemilikan
media dan mekanisme kerja kekuatan pasar media.

M. TEORI HEGEMONI MEDIA, Gramsci (1971):

1. Analisis dalam teori ini menyangkut analisis media dalam tradisi Marxis, yang
kemudian disebut “Teori Hegemoni”. Term ini dipinjam dari Gramsci (1971)
untuk menyebut ideologi penguasa.
2. Hegemoni sebagai ideologi penguasa adalah lebih mengunggulkan ideologi,
bentuk ekspresi, cara penerapan, mekanisme yang dijalankan untuk
mempertahankan dan mengembangkan diri melalui kepatuhan para korbannya
(terutama kelas pekerja) guna membentuk alam pemikiran mereka. Di sinilah
muncul apa yang biasa disebut “DOMINASI”.
3. Dominasi media adalah alat produksi yang disesuaikan dengan tipe umum industri
kapitalis, faktor produksi dan struktur produksi.
4. Media cenderung didominasi oleh kelompok kelas kapitalis.
5. Konsep Hegemoni menurut Hall (1982) adalah pemaksaan kerangka pandangan
secara langsung terhadap kelas yang lebih lemah, melalui penggunaan kekuatan dan
keharusan ideologis yang terang-terangan melalui bahasa dan wacana, baik secara
nasional maupun internasional.

22
STRATEGI KOMUNIKASI UNTUK MENCAPAI KOMUNIKASI YANG
EFEKTIF

PENGERTIAN STRATEGI

• Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen


(management) untuk mencapai suatu tujuan.
• Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan
yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan
bagaimana taktik operasionalnya, (Effendy, 1985:35).
• Pentingnya strategi adalah untuk memenangkan perang, sedangkan pentingnya
taktik adalah untuk memenangkan pertempuran, (Effendy, 2000:299). Dalam
dunia militer, berlaku prinsip “memenangkan perang, bukan memenangkan
pertempuran” (To win the war, not to win the battle).

KONSEP STRATEGI KOMUNIKASI

• Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi


(communication planning) dan manajemen komunikasi (communicatoion
management) untuk mencapai suatu tujuan, (Effendy, 2000:301). Sedangkan taktik
operasionalnya / pendekatannya bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung situasi dan
kondisi.
• Pada abad 20 para ahli komunikasi khusus di negara sedang berkembang banyak
memokuskan perhatian terhadap strategi komunikasi dalam hubungan dengan
aktivitas pembangunan nasional di negaranya masing-masing.
• Berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh
strategi komunikasi, (Effendy, 2000:299).
• Sebaik apapun strategi komuniukasi, dalam implementasinya harus didukung oleh
teori-teori komunikasi yang tepat, karena teori adalah hasil penelitian atas
pengalaman.

Strategi komunikasi baik secara makro (planned multi-media strategic) maupun secara
mikro (single communication medium strategic) mempunyai fungsi ganda, sbb:

1. Menyebarkan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif


secara sistematik kepada sasaran untuk mencapai hasil optimal.
2. Menjembatani culture gap (ketimpangan budaya) akibat perkembangan teknologi
media dengan segala pengaruhnya, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai
budaya.

Contoh; perumusan strategi komunikasi dapat menggunakan Formula Lasswell, dapat


pula dengan menambah beberapa pertanyaan lain yang harus dijawab, misalnya:

1. When (kapan dilaksanakan ?)

23
2. How (bagaimana melaksanakan ?)
3. Why (mengapa dilaksanakan demikian ?)
4. Dll yang berkoherensi dengan aspek “TUJUAN” komunikasi itu.

STRATEGI KOMUNIKASI UNTUK PERUBAHAN

A. Bagaimana Strategi komunikasi melalui pendekatan bentuk-bentuk komunikasi.


B. Dari setiap bentuk komunikasi itu, bagaimana kita memandang / memperlakukan
masing-masing unsur/komponen pokok komunikasi dalam perumusan strategi itu.
Yang dilakukan adalah:

1. Kajian Komunikator / Sumber


2. Kajian Pesan
3. Kajian Media
4. Kajian Komunikan / Khalayak
5. Kajian Efek

STRATEGI KOMUNIKASI MELALUI PENDEKATAN ANTARPRIBADI UNTUK


PERUBAHAN

Dance (1970) & Stappers: enam kategori “serba makna” atas definisi komunikasi, yaitu:

a. Communication is the discriminatory respons of an organism to a stimulus,


(Stevens, 1990). (Aktivitas dari suatu pihak).
b. Communication is the process by which an individual (the communicator) transmits
stimulus (usualy verbal symbols) to modity, the behavior of ordher individual,
Hoveland (1984). (Aktivitas yang datang dari pihak lain).
c. Communication is essentially the relationship set up by the transmission of stimuly
and the evocation of response, (Cherrey, 1964). (Menekankan hubungan).
d. Communication is process that makes common to or several what was the
monopoly of one or some, (Gode,1959). (Menekankan sharing/pemilikan).
e. Communication is an information transformation process which originates at mind
and ands at a mind, (Toda, 1967). (Transmisi informasi).
f. Communication to designate interaction by means of signs and symbols, (cullen,
1939). (Penggunaan lambang).

KONSEP PERUBAHAN (CHANGE)

Yang dimaksud dengan perubahan adalah berpindanya / bergesernya suatu material


maupun immaterial dalam hakekat, sifat, dan ujud dari suatu situasi / kondisi kepada suatu
situasi / kondisi lain.

24
Sifat perubahan ini bisa besar atau kecil, panjang atau pendek, dangkal atau dalam (tinggi
atau rendah), banyak atau sedikit, ke depan atau ke belakang (maju atau mundur), positif
atau negatif (baik atau buruk), cepat atau lambat.

Ingat !!!, Tujuan dilakukan komunikasi pada hakikatnya adalah untuk mencapai suatu
perubahan.

PENGERTIAN STRATEGI PERUBAHAN

Strategi Perubahan adalah suatu tindakan sadar manusia dalam bentuk perencanaan
(planning) tentang hal-hal yang berkaitan dengna upaya menciptakan perubahan,
perencanaan mana harus bersenyawa / berkoherenbsi dengan taktik untuk mencapai
perubahan dimaksud.

Menurut Soemanagara (2008:23) - dengan sedikit perubahan redaksi - Perencanaan


(planning) dapat diartikan sebagai suatu strategi komunikasi menyeluruh yang akan
membantu kita dalam menentukan sejumlah strategi dan kebijakan secara jelas, mendalam,
serta membantu dalam menentukan sinyal komunikasi yang tepat kepada komunikan
/khalayak.

LIMA KATEGORI DEFINISI KOMUNIKASI (Aubrey Fisher, 1986):

1. Definisi komunikasi yang memusatkan perhatian pada penyampaian pesan.


2. Defini komunikasi yang menempatkan komunikasi sebagai kontrol sosial.
3. Definisi komunikasi yang menempatkan komunikasi sebagai fenomena stimulus –
respons.
4. Definisi komunikasi yang menekankan unsur kebersamaan arti (commoness of
meaning).
5. Definisi komunikasi yang melihat komunikasi sebagai kategori sosial.

PEMAHAMAN STRATEGI PERUBAHAN MELALUI CIRI-CIRI KOMUNIKASI


ANTAR PRIBADI (Joseph De Vito, 1976):

1. Keterbuakaan (Openness)
2. Empati (Empathy)
3. Dukungan (Supportiveness)
4. Pikiran Positif (Positiveness)
5. Kesamaan (Equality)

CIRI-CIRI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Reardon, 1987):

1. Dilaksanakan atas dorongan berbagai faktor.


2. Mengakibatkan dampak yang sengaja dan tidak disengaja.
3. Kerap kali berbalas-balasan.
4. Paling sedikit dua orang.

25
5. Berlangsung dalam suasana bebas, bervariasi dan berpengaruh.
6. Menggunakan lambang yang bermakna.

HAL-HAL YANG DILAKUKAN DALAM KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI


UNTUK PERUBAHAN

LANGKAH PERTAMA:
Menyampaikan / Menukarkan Pesan.
a. Arti pesan adalah sekumpulan lambang / simbol yang mengandung makna,
bersivat verbal dan nonverbal. Pesan harus dipersiapkan terlebih dahulu agar
bermakna.
b. Dan Nimmo (1989); pesan dalam komunikasi antar pribadi merupakan unsur
primer.
c. Effendy (1986b), “Kita memerlukan strategi dan perencanaan komunikasi yang
bertujuan untuk mengidentifikasi isi pesan. Beberapa jenis pesan; informational
message, instructional message, dan motivational message”.

UNSUR-UNSUR PESAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI:

1. Ada lambang / simbol (Lambang sebagai cara lain untuk menyatakan suatu pesan).
2. Ada “hal” yang dilambangkan (rujukan). (rujukan menunjukkan obyek,
peristiwa, atau benda).
3. Ada tindakan interpretatif yang menciptakan lambang bermakna. (interpretasi
adalah pikiran yang aktif untuk memahami kedudukan lambang/simbol/pesan dan
hal-hal yang diwakili pesan).

SYARAT-SYARAT PESAN YANG BAIK Wilbur Schramm, dalam Effendy (1986b):

1. Pesan yang dirancang dan disampaikan sedemian rupa sehingga menarik perhatian
komunikan. Identik dengan Teory Display.
2. Pesan yang menggunakan lambang-lambang yang berkaitan dengan pengalaman
yang sama antara k’tor dengan k’kan.
3. Pesan yang membangkitkan kebutuhan pribadi k’kan, serta menyarankan cara-cara
untuk memperoleh kebutuhan tersebut. Lihat Teori Uses and gratification.
4. Pesan yang menyarankan langkah-langkah yang disesuaikan dengan situasi
kelompok k’kan.

Bagaimana menyusun pesan? Tiga hal pokok yang perlu diperhatikan, (Reardon, 1987):

a. Tata bahasa.
b. Mengetahui dan mengenal orang lain.
c. Mengetahui situasi.

Beberapa syarat berbahasa yang perlu diperhatikan:

a. Memilih kata.

26
b. Menyusun kalimat yang baik dan benar.
c. Menggunakan ejaan dengan benar.
d. Memakai imbuhan yang beraturan.

Bearens de Haan:

1. SITUASI adalah totalitas dari hubungan masyarakat yang mempengaruhi dan dapat
mengarahkan suatu keadaan yang sesuai dengan kepentingan seseorang atau suatu
golongan.
2. SITUASI adalah keadaan sekeliling yang dibentuk oleh masa lampau dan maa
sekarang suatu masyarakat.
3. SITUASI adalah keseluruhan pengaruh masyarakat, dia merupakan keseluruhan
hubungan kekuasaan dan hubungan-hubungan yang mencakupi kesadaran akan
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
• SITUASI tidak sekedar tempat, melainkan keadaan yang menggambarkan suasana
kebatinan m,anusia.

LANGKAH KEDUA:
Memberikan makna dan memahami informasi. Artinya, proses komunikasi yang efektif
tidak hanya suatu kegiatan menyampaikan pesan antar manusia, melainkan suatu upaya
yang dinamis dimana pelaku komunikasi secara aktif melakukan interpretasi (proses
pemaknaan) atas semua simbol atau lambang yang ada.

LANGKAH KETIGA:
Memaknakan pesan secara denotatif dan konotatif.
• Makna denotatif adalah makna simbol atau lambang sebagaimana arti dalam
kamus.
• Makna konotatif adalah makna simbol atau lambang sebagaimana diartikan oleh
masing-masing orang.

27
GANGGUAN KOMUNIKASI

SHANNON & WEAVER (1949)

Gangguan komunikasi tejadi jika terdapat intervensi yang mengganggu salah satu elemen
komunikasi, sehingga proses komunikasi tidak dapat berlangsung secara efektif. Rintangan
komunikasi dimaksud yakni adanya hambatan yang membuat komunikasi tidak dapat
berlangsung sebagaimana harapan komunikator dan penerima.

BEBERAPA GANGGUAN / RINTANGAN KOMUNIKASI:

1. Gangguan teknis
2. Gangguan semantik
3. Gangguan psikologis
4. Gangguan fisik atau organik
5. Gangguan status
6. Gangguan kerangka berpikir
7. Gangguan budaya

1. GANGGUAN TEKNIS
Gangguan ini terjadi jika alat / media yang dipakai dalam berkomunikasi
mengalami gangguan sehingga pesan yang disampaikan melalui saluran tidak
dimengerti oleh komunikan, Seperti terjadi gangguan atau kerusakan pada saluran
telepon, pesawat radio, dll.

2. GANGGUAN SEMANTIK
Adalah gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan dalam
penggunaan bahasa oleh komunikator maupun komunikan, (Blake:1979).

Gangguan ini sering terjadi karena:

1. Kata-kata terlalu banyak memakai jargon bahasa asing sehingga sulit dimengerti.
2. Menggunakan bahasa yang berbeda oleh komunikator dan komunikan.
3. Menggunakan struktur bahasa yang tidak semestinya.
4. Latar belakang budaya yang berbeda sehingga sulit memaknakan simbol / lambang.

3. GANGGUAN PSIKOLOGIS
Adalah gangguan yang disebabkan oleh berbagai masalah di dalam diri pelaku
komunikasi. Misalnya rasa curiga, perasangka buruk, faktor stereotype pada
komunikan, dll.

28
4. GANGGUAN FISIK ATAU ORGANIK
Adalah rintangan yang disebabkan karena kondisi geografis yang kurang
memungkinkan, misalnya jarak yang jauh, tidak adanya sarana kantor pos, dll, atau
gangguan organik seperti tidak berfungsinya salah satu pancaindera pihak yang
berkomunikasi.

5. GANGGUAN STATUS
Adalah gangguan yang disebabkan karena jarak sosial antara peserta komunikasi,
misalnya perbedaan kedudukan / jabatan, perbedaan tingkat kekayaan, dll. Dalam
komunikasi orang indonesia misalnya, orang cenderung hormat kepada orang lain
yang status sosialnya lebih tinggi darinya. Faktor ini membuat proses komunikasi
tidak terbuka dan lugas.

6. GANGGUAN KERANGKA BERPIKIR


Adalah gangguan yang disebabkan karena adanya perbedaan persepsi, pengertian,
pemahaman, pengetahuan, cara berpikir di antara pelaku komunikasi. Faktor ini
dapat disebabkan karena perbedaan tingkat pendidikan, latar pendidikan. Misalnya,
Cara pandang sarjana hukum sering berbeda dengan sarjana politik dalam
memaknakan keadilan.

7. GANGGUAN BUDAYA
Adalah rintangan yang terjadi karena perbedaab latar belakang budaya, adat
istiadat, norma, nilai-nilai yang dianut diantara yang terlibat dalam komunikasi.
Seseorang cenderung lebih sulit menerima pesan dari orang yang memiki perbedaan
asal usul atau memiliki budaya yang berbeda. Demikian pula sebaliknya, orang
lebih mudah berkomunikasi dengan orang yang memiliki budaya yang sama.

29
I. KHALAYAK

PENGERTIAN KHALAYAN

Dalam kajian komunikasi kata halayak biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran,
pembaca, pendengar, pemirsa, audience, decoder, atau komunikan.

Khalayak adalah salah satu aktor dalam proses komunikasi. Karena itu unsur khalayak
tidak boleh diabaikan karena berhasil tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan
oleh khalayak.

GOLONGAN KHALAYAK

Sebelum komunikator melakukan komunikasi ia harus terlebih dahulu mengetahui


golongan khalayak ini agar dapat disesuaikan dengan bentuk komunikasi yang dipakai
sebagai pendekatan. Dalam studi komunikasi, khalayak biasa berupa :

1. Individu
2. Kelompok
3. Publik
4. Massa

3 ASPEK YANG HARUS DIKETAHUI KOMUNIKATOR MENYANGKUT


KHALAYAK, YAKNI:

1. Aspek sosiodemografis
2. Aspek profil psikologis
3. Aspek karakteristik perilaku khalayak

ASPEK SOSIODEMOGRAFIS KHALAYAK:

1. Jenis kelamin (mayoritan- minoritas)


2. Usia (mayoritan- minoritas)
3. Populasi (jumlah)
4. Lokasi (desa atau kota, mayoritan- minoritas)
5. Tingkat pendidikan (mayoritan- minoritas)
6. Bahasa (bahasa yang dimengerti)
7. Agama (homofili atau heteropili)
8. Pekerjaan (mayoritan- minoritas)
9. Ideologi (anggota partai atau bukan -mayoritan- minoritas)
10. Kepemilikan media
ASPEK PROFIL PSIKOLOGIS KHALAYAK:

1. Emosi / tempramental.

30
2. Kebutuhan / keinginan yang penting untuk dipenuhi.
3. Kondisi mental khalayak saat itu (kecewa atau bahagia).
4. Pendapat / gagasan tentang suatu hal.

ASPEK KARAKTERISTIK PERILAKU KHALAYAK:

1. Hobi (mayoritas – minoritas)


2. Nilai dan norma (keyakinan)
3. Mobilitas sosial (misalnya; suka bepergian atau tidak)
4. Perilaku komunikasi (apakah suka berterus terang, pemalu, hight contect / low
contect)

DARI ASPEK PENETAPAN TUJUAN KOMUNIKASI TERKAIT PENGENALAN


KHALAYAK:

1. Harus jelas
2. Sederhana
3. Dapat dispesifikasi
4. Realistik
5. Biaya, waktu, dan tenaga terjangkau.

• Derajat pesan yang dapat diserap oleh penerima dipengaruhi oleh banyak faktor
yakni: keterampilan berkomunikasi, tingkat pengetahuan, sistem sosial dan budaya
penerima (Berlo, 1961).
• Bagi seorang penerima informasi, keterampilan komunikasi yang harus dimiliki
ialah kemampuan memanfaatkan media komunikasi baik organik maupun
mekanik.

Kemampuan memanfaatkan media organik terlihat dari aktivitas sehari-hari:


1. Mendengar 45%
2. Berbicara 30%
3. Membaca 16 %
4. Menulis 9%.

TIGA MACAM SELEKTIVITAS PESAN YANG BISA TERJADI PADA SETIAP


PENERIMA, YAKNI:

1. Pemilihan informasi berdasarkan persepsi (selective perception),  penerima


memberikan makna / arti pada pesan menurut persepsinya.
2. Pemilihan informasi berdasarkan liputan (selective exposure) penerima
memberikan makna / arti pada pesan menurut pertimabngan kesenangan orang
bersangkutan, bisa karena ideologi, agama, ekonomi, dll .
3. Pemilihan informasi berdasarkan ingatan (selective retention),  penerima
memberikan makna / arti pada pesan menurut pertimbangan karena ada pengalaman
masa lalu.

31
EVERETT ROGERS MEMBAGI PELAPISAN PENERIMA PESAN DALAM LIMA
TIPE:

1. Innovators (pembaharu)
2. Early Adopter (penerima dini)
3. Early majority (penerima mayoritas cepat)
4. Late Majority (penerima mayoritas lambat)
5. Laggart (pengikut).

PENYEBAB KHALAYAK MENERIMA IDE BARU (ADOPSI INOVASI):

1. Karena adanya kepentingan ganda yang dapat diperoleh kedua belah pihak
(sumber dan penerima pesan)  overlapping of interest.
2. Karena pesan memberikan pemecahan masalah yang dihadapi khalayak (problem
solving).
3. Khalayak percaya komunikator memiliki kompetensi dan kredibilitas.
4. Khalayak percaya bahwa pesan itu dapat membuat perubahan sebagaimana yang
diinginkan khalayak.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN INFORMASI:

1. PENERIMA:
a. Keterampilan berkomunikasi
b. Kebutuhan
c. Tujuan yang diinginkan
d. Sikap, nilai, kepercayaan, kebiasaan.
e. Kemampuan untuk menerima
f. Kegunaan pesan

2. PESAN:
a. Tipe dan model pesan
b. Karakteristik dan fungsi pesan
c. Struktur pengelolaan pesan
d. Aktualisasi pesan

3. SUMBER:
a. Kompetensi dan kredibilitas
b. Kedekatan dengan penerima
c. Motivasi dan perhatian
d. Homophily
e. Cara penyampaiannya
f. Daya tarik

4. MEDIA:
a. Tersedianya media
b. Kehandalan / daya liput media

32
c. Kebiasaan menggunakan media
d. Tempat dan situasi.

33
MENGENAL BEBERAPA TEORI KOMUNIKASI

1. Teori Nomotetik oleh Sheila Menamee

Teori Nomotetik didefinisikan sebagai sesuatu yang melihat hukum universal atau
umum. Pendekatan ini berpengaruh dalam ilmu pengetahuan alam pencobaan dan
merupakan contoh bagi banyak penelitian di bidang sosial. Tujuan teori ini adalah
untuk menggambarkan dengan tepat cara kehidupan sosial berjalan. Teori teori dalam
tradisi nomotetik tidak membuat penilaian atau menawarkan nasihat mengenai
masalah ini. Para ilmuan hanya berharap untuk menggambarkan bagaimana sesuatu itu
dan menyerahkannya kepada yang lainnya untuk memutuskan cara menggunakan
pengetahuan tersebut (Little John, hal 30 edisi 9).

Asumsi teorinya; teori ini cenderung mendukung gagasan para ahli empiris dan
resionalis menganggap bahwa kenyataan merupakan sesuatu yang berbeda dari
menusia. Dengan kata lain kenyataan merupakan sesuatu yang ditemukan oleh
menusia diluar dirinya sendiri. Peneliti menganggap kenyataan fisik dan yang dapat
diketahui, merupakan bukti nyata bagi pengamat yang berpengalaman. Teori-teori
nomotetik mencoba menemukan apa yang disebut pandangan yang diterima. Teori ini
mengambil pendirian nilai netral yaitu menganggap bahwa itu pengetahuan berada
diatas masalah-masalah nilai; mereka tidak memainkan sebuah peranan dalam ilmu
pengetahuan. Teori ini cenderung beranggapan bahwa perilaku pada dasarnya
ditentukan serta bertanggung jawab kepada biologi dan lingkungan (Little John, hal 30
edisi 9).

Teori ini bertujuan untuk membuat pernyataan yang kuat mengenai fenomena serta
mengembangkan generalisasi yang tetap benar diberbagai situasi dan sepanjang waktu.
Mencoba untuk mengungkapkan bagaimana sesuatu terlihat dan berjalan.(Little John,
hal 30 3disi 9).

2. Teori Skema

Skema merupakan struktur kognitif yang terdiri dari pengetahuanyang


terorganisir tentang situasi dan individual yang terabstraksikan dari
pengelaman-pengalaman sebelumnya. Teori ini digunakan untuk memproses
informasi baru dan menelusuri kembali data yang telah tersimpan Doris Graber
(dalam Severin dan Tankard, 2005 : 9 )Fike dan Kinder (dalam Severin dan Tankard,
2005 : 94) menggambarkan skema sebagai instrumen yang dapat digunakan walaupun
tidak sempurna untuk menghadapi kompleksitas. Mereka menyatakan bahwa manusia
adalah orang yang kikir kognitif (Cognitive Mers) yang karena keterbatasan
kompleksitasnya dalam menghadapi informasi, terpaksa mempraktikan ekonomi
kognitif (Cognitive Economy) dengan membentuk model-model mental yang
dipermudah.

34
Doris Graber (dalam Severin dan Tankard 2005:94) menyatakan seseorang
menggunakan skema untuk memproses artikel berita dari surat kabar atau siaran radio.
Bahwa seseorang yang memproses berita dari surat kabar memilih sejumlah strategi,
termasuk penyejajaran langsung berita surat kabar dengan skema (misalnya:
mengatakan seseorang kandidat politik sebagai “Nixon Lain”) memproses melalui
informasi (misalnya: menyimpulkan bahwa genjatan senjata di Libanon tidak akan
berjalan mulus karena genjatan senjata di North Ireland tidak bekerja dengan baik) dan
integrasi suatu berita dengan beberapa skema atau dimensi skema.

3. Teori Uses and Efek

Model penggunaan dan efek dalam bahasa Inggris Uses and Effect, kebutuhan bukan
merupakan satu-satunya factor yang menyebabkan penggunaan media. Kepuasan
individu mengenai apakah akan digunakan atau tidaknya isi media massa ditentukan
oleh karakteristik individu.Harapan-harapan persepsi individu serta tingkat pencapaian
media (Hoetasoehoet, 2002:70).

Pandangan teori Uses and effect tersebut penulis simpulkan bahwa penggunaan media
merupakan salah satu kebutuhanya. Tetapi penggunaan media tersebut menimbulkan
berbagai efek media yang terkait dengan apa yang diketahui dari isi media.

4. Model Two Way Symmetrical

Model Two Way Symmetricaladalah model komunikasi simetris dua arah yang
menggambarkan bahwa propaganda atau kampanye melalui komunikasi dua arah
timbal balik yang berimbang. Model ini dapat memecahkan suatu konflik yang terjadi
dan mampu memperbaiki pemahaman publik secara strategis, yang dapat diterima dan
dianggap lebih etis dalam penyampaian pesan atau informasi melalui teknik
komunikasi yang membujuk untuk membangun saling pengertian, mendukung,
mempercayai dan saling menguntungkan kedua belah pihak (Ruslan, 2002 : 10).

Model ini peneliti pahami sebagai modal yang digunakan Public Relations yaitu
modal komunikasi dijalankan dalam rangka menciptakan citra sehingga memperoleh
kepercayaan, dukungan dan pengertian Public sehingga terjalin hubungan harmonis
dan saling menguntungkan perusahaan dan publiknya.

Model ini dikaitkan dengan penelitian dapat disimpulkan Publik Relations PT. Multi
Arta Prima mengadakan komunikasi dua arah timbal balik kepada publik baik
komunikasi persuasive langsung tatap muka maupun bermedia dalam rangka
menciptakan citra PT. Multi Arta Prima sehingga para konsumen memahami,
mengerti, mendukung dan terus menjadi pelanggan yang berkelanjutan, sehingga
saling menguntungkan.

35
5. Teori Perbedaan Individu (Individual Differences Theory).

Model Prespektif Perbedaan Individu adalah model yang dipengaruhi oleh psikologi,
yang menggambarkan adanya perbedaan persepsi di setiap individu. De Fluer
menyatakan bahwa perbedaan individu disebabkan karena perbedaan lingkungan yang
menghasilkan pula perbedaan pandangan dalam menghadapi sesuatu, dari
lingkungannya akan terbentuk sikap,nilai-nilai serta kepercayaan yang mendasari
kepribadian mereka, dengan kata lain setiap orang dengan sendirinya mempunyai
persepsi yang berbeda sehubungan dengan kepribadiannya (Liliweri, 1991:105).

6. Interaksionisme Simbolis

Interaksionisme simbolis mengandung inti dasar pemikiran umum tentang komunikasi


dan masyarakat. Jerome Manis dan Bernard Meltzer memisahkan tujuh hal
mendasar yang bersifat teoritis dan metodologis dari interaksionisme simbolis. Masing
– masing hal tersebut mengidentifikasikan sebuah konsep sentral tentang tradisi yang
dimaksud :

1. Orang – orang dapat mengerti bebagai hal dengan belajar dari pengalaman. Persepsi
seseorang selalu diterjemahkan dalam simbol – simbol.
2. Berbagai arti dipelajari melalui interaksi diantara orang – orang. Arti muncul dari
adanya pertukaran simbol – simbol dalam kelompok – kelompok sosial.
3. Seluruh struktur dan institusi sosial diciptakan dari adanya interaksi diantara orang
– orang.
4. Tingkah laku seseorang tidak mutlak ditetukan oleh kejadian – kejadian pada masa
lampau saja, tetapi juga dilakukan secara sengaja.
5. Pikiran terdiri dari sebuah percakapan internal, yang merefleksikan interaksi yang
telah terjadi antara seseorang dengan orang lain.
6. Tingkah laku terbentuk atau tercipta di dalam kelompok sosial selama proses
interaksi.
7. Kita tidak dapat memahami pengalaman seseorang individu dengan mengamati
tingkah lakunya belaka. Pemahaman dan pengertian seseorang akan berbagai hal
harus diketahui pula secara pasti.

Sebuah gambar yang dipenuhi oleh interaksionisme simbolis, oleh karena itu, diartikan
sebagai satu dari berbagai individu yang mencoba mencapai tujuan mereka dengan cara
berinteraksi dengan orang – orang lain. Pengalaman mereka selalu terbentuk dari
berbagai arti yang timbul akibat penggunaan simbol – simbol dalam kelompok sosial
tersebut. Arti, yang merupakan hal pokok dari pengalaman, adalah sebuah produk dari
interaksi, yang membuat komunikasi menjadi inti dari pengalaman seorang manusia.

Interaksionisme simbolis sering dikelompokkan kedalam dua aliran (school). Chicago


school, yang dimotori oleh Helbert Blumer, melanjutkan tradisi humanistis yang
dimulai oleh George Herbert Mead. Blumer menekankan bahwa studi terhadap
manusia tidak dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti studi terhadap benda.

36
Tujuan dari para peneliti seharusnya adalah untuk berempati dengan subyek yang
diteliti, memasuki ruang lingkup pengalamannya, dan berusaha mengerti nilai orang
tersebut.
Blumer dan para pengikutnya menghindari pendekatan – pendekatan kuantitatif dan
ilmiah dalam mempelajari tingkah laku manusia. Mereka lebih memfokuskan diri pada
sejarah kehidupan, autobiografi, studi kasus, catatan – catan pribadi, surat – surat, dan
berbagai wawancara yang bersifat umum.

Blumer secara khusus menekankan pentingnya seorang partisipan melakukan


peninjauan pada studi komunikasi. Lebih jauh lagi, tradisi Chicago menganggap orang
– orang itu kreatif, inotatif, dan bebas untuk mendefinisikan segalasituasi dengan
berbagai cara yang tidak terduga. Pribadi dan masyarakat dipandang sebagai suatu
proses, bukan sebagai struktur, membekukan proses berarti menghilangkan inti
hubungan individu – masyarakat.

Lowa School menggunakan pendekatan yang lebih ilmiah dalam mempelajari


interaksi.Manford Kuhn dan Carl Couch, pemimpin-pemimpinnya, percaya bahwa
konsep-konsep interaksionis dapat dioperasikan. Tetapi, walaupun Kuhn mengakui
adanya proses dalam alam tingkah laku, ia menyatakan bahwa pendekatan struktural
obyektif lebih efektif dari pada metode “lemah” yang digunakan oleh Blumer. Dapat
kita lihat kemudian dalam bab ini bagaimana Khun berperan dalam teknik pengukuran
yang terkenal yang digunakan dalam penelitian interaksi simbiolis.

The Chicago School (Aliran Chicago).


George Herbert Mead secara umum dipandang sebagai pelopor utama pergerakan
interaksionis.Dari hasil karyanya terbtentuklah inti dari Chicago School. Herbert
Blumer, pengikut utama Mead, menciptakan istilah interaksionismesimbolis, sebuah
ekspresi yang bahkan tidak pernah digunakan oleh Mead sendiri. Blumer menyebutkan
istilah tersebut sebagai “sebuah kata baru kasar yang aku peroleh tanpa
pemikiran….istilah yang terjadi begitu saja.”

Masyarakat, oleh karena itu, terdiri dari suatu jaringan interaksi sosial di mana para
partisipasinya memberikan arti kepada aksi-aksi mereka sendiri maupun orang lain
dengan penggunaan simbol-simbol. Bahkan beranekaragam institusi masyarakat
hanyalah terbentuk oleh interaksi dari orang-orang yang terlibat dalam institusi
tersebut.

Pertimbangkan misalnya, self-image yang ditampilkan para remaja. Sebagai hasil dari
interaksi mereka dengan significant others seperti orang tua, saudara-saudara kandung,
dan sesama teman, mereka memandang diri mereka sendiri dengan cara yang mereka
pikir telah dilakukan orang lain terhadap mereka. Mereka menerima anggapan yang
telah diberikan orang-orang kepada mereka dalam berbagai interaksi mereka dengan
orang lain. Ketika mereka berperilaku sesuai dengan image yang mereka miliki, kesan
tersebut menjadi semakin kuat, dan orang-orang pun menanggapinya dengan cara yang
sesuai dalam siklus tertentu. Jadi, misalnya, bila seorang remaja merasa dirinya tidak

37
layak secara sosial, ia akan menarik diri dari masyarakat, yang kemudian justru
memperkuat anggapan akan dirinya sebagai sosok yang tidak mampu.

Little John menyatakan dalil-dalil teoritis Kuhn konsisten dengan pemikiran


Mead.Kuhn setuju bahwa dasar dari segala tindakan adalah interaksi simbolis. Seorang
anak dapat bersosialisasi melalui interaksi dengan para anggota masyarakat di mana ia
dilahirkan. Seseorang memberi arti dan selanjutnya berhubungan dengan berbagai
obyek di dalam lingkungannya melalui interaksi sosial.

Mulyana menyatakan,meskipun teori interaksi simbolik tidak sepenuhnya mengadopsi


teori Weber namun pengaruh Weber cukup penting. Salah satu pandangan Weber yang
dianggap relevan dengan pemikiran Mead, bahwa tindakan sosial bermakna jauh,
berdasarkan makna subyektifnya yang diberikan individu – individu. (dalam Santoso
dan Metiansah, 2010:21)

7. Model Pembentukkan Citra

Model pembentukan citra merupakan suatu model yang mengarahkan atau


menjelaskan proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan
pengertian system komunikasi. Proses pembantukan citra tersebut erat kaitanya dengan
penyampaian berbagai informasi dalam rangka memberi pengertian-pengertian yang
dapat memperoleh manfaat dan keuntungan bersama sehingga dapat menimbulkan dan
menumbuhkan kepercayaan dan dukungan.publiknya. Dengan demikian telah
terbentuk citra perusahaan yang positif bagi publiknya.

Model pembentukan citra ini dijelaskan oleh John S. Nimpoeno yang dikutip
Danasaputra, (Soemirat, 2002 : 115) sebagai berikut:

38
Keterangan :
Public Relations digambarkan sebagai input-output. Proses intern dalam model ini
adalah pembentukan citra. Sedangkan input adalah stimulus yang diberikan. Output
adalah tanggapan atau perilaku tertentu.Citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi-
kognisi-motivasi-sikap.
“….proses-proses psikodinamis yang berlangsung pada individu konsumen berkisar
antara komponen-komponen persepsi, kognisi, motivasi, dan sikap konsumen terhadap
produk. Keempat komponen itu diartikan sebagai mental representation (citra) dari
stimulus”

Model pembentukan citra ini menunjukkan bagaimana stimulus yang berasal dari luar
diorganisasikan dan mempengaruhi respons.Stimulus (rangsang) yang diberikan pada
individu dapat diterima atau ditolak.

Jika rangsang ditolak proses selanjutnya tidak akan berjalan, hal ini menunjukkan
bahwa rangsang tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi individu karena tidak ada
perhatian dari individu tersebut. Sebaliknya, jika rangsang itu diterima oleh individu,
berarti terdapat komunikasi dan terdapat perhatian dari organisme, dengan demikian
proses selanjutnya dapat berjalan (Soemirat, 2002 :115).

Empat komponen persepsi-kognisi-motivasi-sikap diartikan sebagai citra individu


terhadap rangsang. Ini disebut sebagai “picture in our head” oleh Walter Lipman
(Soemirat,2002:115).

Jika stimulus mendapat perhatian, individu akan berusaha untuk mengerti tentang
rangsang tersebut. Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur
lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu
akan memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai
rangsang.

Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra.


Persepsi atau pandangan individu akan positif apabila informasi yang diberikan oleh
rangsang dapat memenuhi kognisi individu.

Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan
timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus
diberikan informasi-informasi yang cukup yang dapat mempengaruhi perkembangan
kognisinya.

Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakkan respons seperti yang diinginkan oleh
pemberi rangsang. Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu
tujuan.

39
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam
menghadapi objek, ide, situasi dan nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan
kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu.

Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap menentukan apakah orang
harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan dan
diinginkan. Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai
menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sikap ini juga dapat diperteguh atau diubah
(Soemirat,2002:116).

Proses pembentukkan citra pada akhirnya akan menghasilkan sikap, pendapat,


tanggapan atau perilaku tertentu. Untuk mengetahui bagaimana citra suatu perusahaan
atau lembaga dibenak publiknya dibutuhkan adanya suatu penelitian. Melalui
penelitian, perushaan dapat mengetahui secara pasti sikap publik terhadap lembaganya,
mengetahui apa yang disukai dan apa yang tidak disukai oleh publiknya.

Pentingnya penelitian citra, ungkap H. Frazier Moore penelitian citra menentukan


sosok institusional dan citra perusahaan dalam pikiran publik dengan mengetahui
secara pasti sikap masyarakat terhadap sebuah organisasi, bagaimana mereka
memahami dengan baik, dan apa yang mereka sukai dan tidak sukai tentang organisasi
tersebut. Penelitian citra memberi informasi untuk mengevaluasi kebijaksanaan,
memperbaiki kesalahpahaman, menentukan daya tarik pesan hubungan masyarakat,
dan meningkatkan citra hubungan masyarakat dalam pikiran publik
(Somirat,2002:116).

Menurut William V. Haney (dalamSoemirat,2002:116), pentingnya penelitian


mencakup:
1) memprediksi tingkah laku publik sebagai reaksi terhadap tindakan
lembaga/organisasi perusahaan
2) mempermudah usaha kerjasama dengan publik
3) memelihara hubungan yang ada.

Dengan melakukan penelitian citra, perusahaan dapat mengetahui secara pasti sikap
publik terhadap organisasi maupun terhadap produk barang atau jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan yang bersangkutan.Dari penelitian citra ini, perusahaan juga dapat
mengetahui apa-apa yang disukai dan tidak disukai publik tentang perusahaan, dengan
demikian perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat bagi kebijaksanaan
perusahaan selanjutnya. (Danasaputra dalam Soemirat, 2002:117).

Model pembentukan citra yang dijelaskan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa
pembentukan citra perusahaan mengalami proses yang melibatkan kognisi, afektif dan
konasi publik terhadap stimulus yang datang sebagai faktor mempengaruhi. Dengan
stimulus yang datang tersebut dipahami, dipersepsikan dan disikapinya sebagai
tanggapan publik. Maka publik telah mencitrakan perusahaan.

40
Bila model ini dikaitkan dengan penelitian ini berarti Humas PT. Multi Artha Prima
dengan berbagai perananya dalam menjalankan fungsi manajemen membina hubungan
baik kepada semua publiknya dalam rangka mencari dukungan untuk memperoleh
keuntungan bersama dan pembentukan citra yang positif bagi publinya.

Frank Jefkins (dalamSoemirat, 2002:117) mengemukakan jenis-jenis citra, antara lain:

The mirror image (cerminan citra), yaitu bagaimana dugaan (citra) manajemen
terhadap publik eksternal dalam melihat perusahaanya.

The current image (citra masih hangat), yaitu citra yang terdapat pada publik
eksternal, yang berdasarkan pengalaman atau menyangkut miskinnya informasi dan
pemahaman publik eksternal. Citra ini bisa saja bertentangan dengan mirror image.

The wish image (citra yang diinginkan), yaitu manajemen menginginkan pencapaian
prestasi tertentu . Citra ini diaplikasikan untuk sesuatu yang baru sebelum publik
eksternal memperoleh informasi secara lengkap.

The multiple image (citra yang berlapis), yaitu sejumlah individu, kantor cabang atau
perwakilan perusahaan lainnya dapat membentuk citra tertentu yang belum tentu
sesuai dengan keseragaman citra seluruh organisasi atau perusahaan.

Berkaitan dengan jenis citra yang disampaikan di atas, penulis beranggapan bahwa
citra yang diinginkan humas PT. Multi Artha Prima pada dasarnya adalah citra positif
terhadap PT. Multi Artha Prima sehingga PT. Multi Artha Prima dicintai, disukai, dan
selalu menjadi perusahaan yang utama digunakan publiknya bukan saja sebagai
perusahaan yang terus menjalankan pengiriman barang-barang saja tetapi juga
digunakan sebagai patner tetap dalam pengiriman barang.

8. Teori Kultivasi

Teori kultivasi pertama kali diperkenalkan oleh Professor George Garbener.Menurut


teori kultivasi, televisi menjadi media alat utama dimana para penonton televisi
terbangun di benak penonton tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh
televisi. Artinya melalui kontak penonton dengan televisi, ia belajar tentang dunia,
orang-orangnya, nilal-nilainya serta adat kebiasaannya. Teori kultivasi di awal
perkembangannya lebih memfokuskan pada tema-tema kekerasan di televisi. Akan
tetapi dalam perkembagannya teori tersebut digunakan untuk kajian di luar tema
kekerasan. (Nurudin, 2007:166)

Teori kultivasi atau cultivation yang menjelaskan tentang dampak menyaksikan


televisi pada persepsi, sikap, dan niali-nilai orang. (Nurudin, 2007:167)

Garbener (dalam Morissan, 2010:106) menyatakan bahwa media massa, khususnya


televisi menyebabkan munculnya kepercayaan tertentu mengenai realitas yang dimiliki
bersama oleh konsumen media massa. Menurutnya sebagian besar yang kita ketahui

41
atau apa yang pikir kita tahu, tidak kita alami sendiri. Kita mengetahuinya karena
adanya berbagai cerita yang kita lihat dan dengar melalui media. Dengan kata lain, kita
memahami realitas melalui perantarai (mediated reality). Gerbener yakin televisi
memiliki kekuatan yang berasal dari pesan simbolik drama kehidupan nyata yang
dipertontonkan kepada khalayak jam demi jam dan minggu demi minggu.

Teori kultivasi menyatakan bahwa khalayak yang mengkonsumsi televisi dengan


waktu yang lama (heavy viewer) memandang dunia nyata sesuai dengan apa yang
mereka lihat di televisi (Bryant, 2002:101)

9. Teori Pertukaran Sosial. (halaman 39)

Tokoh-tokoh yang mengembangkan teori pertukaran sosial antara lain adalah psikolog
Jon Thibaut dan Harlod, Sosiolog George Homans, Richard Emerson dan Peter
Blau (1964).
Teori ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang
berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi
kebutuhannya. Thibaut dan Kelley, pemuka utama dari teori ini menyimpulkan tori
ini sebagai berikut: “asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah
bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial
hanya Selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan
biaya”.

Berdasarkan teori ini, kita masuk ke dalam hubungan pertukaran dengan orang lain
karena dari padanya kita memperoleh imbalan. Dengan kata lain hubungan pertukaran
dengan orang lain akan mengasilkan suatu imbalan bagi kita. Teori pertukaran sosial
pun melihat antara perilaku dengan lingkungan terdapat hubungan yang saling
mempengaruhi (reciprocal). Karena lingkungan kita umumnya terdiri atas orang-orang
lain, maka kita dan orang-orang lain tersebut dipandang mempunyai perilaku yang
saling mempengaruhi dalam hubungan tersebut terdapat unsur imbalan (reward),
pengorbanan (cost) dan keuntungan (profit). Imbalan merupakan segala hal yang
diperoleh melalui adanya pengorbanan, pengorbanan merupakan semua hal yang
dihindarkan, dan keuntungan adalah imbalan dikurangi oleh pengorbanan. Jadi,
perilaku sosial terdiri atas pertukaran paling sedikit antar dua orang berdasarkan
perhitungan untung-rugi. Misalnya, pola-pola perilaku di tempat kerja, percintaan,
perkawinan, persahabatan – hanya akan langgeng manakala kalau semua pihak yang
terlibat merasa teruntungkan bagi dirinya, demikian pula sebaliknya jika merugikan
maka perilaku tersebut tidak ditampilkan.

10. Teori self disclousure

Disclousure dan understanding merupakan tema penting dalam teori komunikasi pada
tahun ’60 dan ’70-an. Sebagian besar sebagai konsekuensi aliran humanistik dalam
psikologi, sebuah ideologi “honest communication” muncul, dan beberapa dari
pemikiran kita tentang apa yang membuat komunikasi interpersonal itu baik
dipengaruhi oleh gerakan ini. Didorong oleh karya Carl Rogers, disebut Third Force

42
begitu dalam psikologi menyatakan bahwa tujuan komunikasi adalah meneliti
pemahaman diri dan bahwa pengertian hanya dapat terjadi dengan komunikasi yang
benar.

Menurut psikologi humanistik, pemahaman interpersonal terjadi melalui self-


disclosure, feedback, dan sensitivitas untuk mengnal/mengetehaui orang lain.
Misunderstanding dan ketidakpuasan dalam hubungan diawali oleh ketidakjujuran,
kurangnya kesamaan antara tindakan seseorang dengan perasaannya, miskin feedback,
serta self disclosure yang ditahan. Banyak riset pengenalan diri muncul dari gerakan
humaistik ini.

Seseorang teoritisi yang menggali proses self-diclosure ini adalah Sidney Jourard.
Uraiannya bagi kemanusiaan sifatnya terbuka dan transparan. Transparansi berarti
membiarkan dunia untuk mengenal dirinya secara bebas dan pengenalan diri seseorang
pada orang lain. Hubungan interpersonal yang ideal menyuruh orang agar
membiarkan orang lain mengalami mereka sepenuhnya dan membuka untuk
mengalami orang lain sebelumnya.

11. Teori Pengurangan Ketidakpastian

Ketika pertama kali bertemu, ketidakpastian terjadi, karena kurangnya kedekatan.


Mengurangi ketidakpastian pada Low Context Culture dengan verbal communication,
sebaliknya pada High Context Culture dengan non-verbal communication.

Fase pengurangan ketidakpastian:


1. Memulai interaksi,
2. Berkomunikasi,
3. Penentuan sikap (melanjutkan hubungan atau tidak).

Strategi pengurangan ketidakpastian:

1. Pasif, dengan pengamatan;


2. Aktif, dengan cari tahu info dari sumber lain;
3. Interaktif dengan cari tahu langsung dari objek/lawan komunikasi.

Asumsi teori pengurangan ketidakpastian.

Seperti yang sudah disebutkan dibagian sebelumnya, Uncertainty Reduction Theory


tidak ada pengecualian. Teori ini meliputi 7 asumsi:

• Orang – orang tidak berpengalaman dalam mengatur interpersonal.


• Ketidakpastian adalah keengganan, dari pengamatan menghasilkan stress.
• Ketika bertemu orang asing, pertama mengenai pengurangan ketidakpastian atau
menambah kemampuan memprediksikan.
• Komunikasi interpersonal adalah proses perkembangan yang terus terjadi.

43
• Komunikasi interpersonal, pertama bermakna pengurangan ketidakpastian.
• Tabiat dan banyaknya informasi yang orang-orang bagi berubah sepanjang waktu.
• Memprediksikan tingkah laku dalam bentuk aturan-aturan.

12. Teori Pemikiran Kelompok (Groupthink Theory)

Pencetus teori ini adalah: Irving L.Janis

• Groupthink oleh Janis adalah untuk menunjukkan suatu model berpikir


sekelompok orang adalah bersifat terpadu (Kohesif)
• Groupthink biasa terjadi apabila sebuah kelompok mengambil keputusan yang
salah karena adanya tekanan kelompok yang mengakibatkan turunan efisiensi
• Teori ini mensupport konflik

13. Teori Kebutuhan Hubungan Interpersonal.

Teori sistem dan komunikasi dalam hubungan salah satu bagian dalam lapangan
komunikasi yang dikenal sebagai relational communication sangat dipengaruhi oleh
teori sistem. Inti dari kerja ini adalah asumsi bahwa fungsi komunikasi interpersonal
untuk membuat, membina, dan mengubah hubungan dan bahwa hubungan pada
gilirannya akan mempengaruhi sifat komunikasi interpersonal. Poin ini berdasar pada
gagasan bahwa komunikasi sebagai interaksi yang menciptakan struktur hubungan.
Dalam keluarga misalnya, anggota individu secara sendirian tidak membentuk sebuah
sistem, tetapi ketika berinteraksi antara satu dengan anggota lainnya, pola yang
dihasilkan memberi bentuk pada keluarga. Gagasan sistem yang penting ini secara
luas diadopsi dalam lapangan komunikasi. Proses dan bentuk merupakan dua sisi mata
uang; saling menentukan satu sama lain.

Seseorang Antropolog Gregory Bateson adalah pendiri garis teori ini yang selanjutnya
dikenal dengan komunikasi relasional. Kerjanya mengarah pada pengembangan dua
proporsi mendasar pada mana kebanyakan teori relasional masih berstandar.

14. Teori Pengharapan Nilai

Phillip Palmgreen berusaha mengatasi kurangnya unsur kelekatan yang ada di dalam
teori uses and gratification dengan menciptakan suatu teori yang disebutnya sebagai
expectance-value theory (teori pengharapan nilai). Dalam kerangka pemikiran teori ini,
kepuasan yang anda cari dari dari media ditentukan oleh sikap anda terhadap media –
kepercayaan anda tentang apa yang suatu medium dapat berikan kepada anda dan
evaluasi anda tentang bahan tersebut. sebagai contoh, jika anda percaya bahwa situated
comedy (sitcoms), seperti bajaj bajuri menyediakan hiburan dan anda senang dihibur,
anda akan mencari keuasan terhadap kebutuhan hiburan anda dengan menyaksikan
sitcoms. Jika, pada sisi lain, anda percaya bahwa sitcoms menyediakan suatu
pandangan hidup yang tak realistis dan anda tidak menyukai hal seperti imi anda akan
menghindari untuk melihatnya.

44
15. Teori Agenda Setting

Media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi agenda publik. Teori Agenda
Setting didasari oleh asumsi demikian. Teori ini sendiri dicetuskan oleh professor
Jurnalisme Maxwell McCombs dan Shaw, “we judge as important what the media
judge as important.” Kita cenderung menilai sesuatu itu penting sebagaimana media
massa menganggap hal tersebut penting. Jika media massa menganggap suatu isu itu
penting maka kita juga akan menganggapnya penting. Sebaliknya, jika isu tersebut
tidak dianggap penting oleh media massa, maka isu tersebut juga menjadi tidak
penting bagi diri kita, bahkan menjadi tidak terlihat sama sekali.

16. Teori Motivasi Pengharapan

Victor H. Vroom melakukan kritik terhadap teori Herzberg dan teori lain yang terlalu
tergantung pada isi dan konteks kerja dalam teori motivasi. Dia mengajukan teori
yang baru yaitu motivasi pengharapan. Menurut Vroom motivasi seseorang akan
tergantung pada antisipasi hasil dari tindakannya (dapat negatif atau posistif) dikalikan
dengan kekuatan pengharapan orang tersebut bahwa hasil yang diperoleh akan
menghasilkan sesuatu yang dia inginkan. Dengan kata lain, motivasi seseorang akan
tergantung dari antisipasi hasil dan probabilitas tujuan orang tersebut akan tercapai.
Jadi, tingkat usaha yang tinggi mengarah pada performa tinggi.

17. Teori Keadilan (equity Aprroach)

Teori keadilan dirumuskan pada tahun 60-an oleh Stacy Adams, yang menekankan
bahwa apa yang penting dalam penentuan motivasi adalah tingkat relatif bukannya
absolut dari pendapatan yang diterima seseorang dan input yang diberikan. Teori ini
berasumsi bahwa motivasi, prestasi, dan kepuasan kerja merupakan fungsi dari persepsi
keadilan (atau kewajaran) yang dirasakan oleh karyawan terhadap balasan yang
diterimanya.

18. Teori Penentuan Tujuan

Edwin Locke dan Gary Lathman adalah tokoh pada teori penentuan tujuan. Teori ini
mengasumsikan bahwa manusia sebagai individu yang berfikir (thinking individual)
yang berusaha mencapai tujuan tertentu. Fokus dari teori ini menekankan pada proses
penentuan tujuan itu sendiri.

Jika tujuan cukup spesifik dan menantang, maka tujuan dapat menjadi faktor
pemotivasi yang efektif baik untuk individu maupun suatu kelompok. Motivasi juga
akan semakin meningkat apabila individu dilibatkan atau berpatisipasi dalam
penentuan tujuan. Umpan balik yang akurat dan cepat juga bermanfaat dan didapatkan
untuk mendorong motivasi kerja untuk mencapai tujuan.

19. Teori Isi Motivasi (Motivation Content Theory)

45
Teori isi motivasi pada dasarnya ingin melihat “apa” dari motivasi tersebut. Teori ini
ingin melihat faktor-faktor dalam seseorang yang menyebabkan ia berprilaku tertentu
dan kebutuhan apa yang ingin dipenuhi seseorang? Kenapa seseorang terdorong untuk
berprilaku tertentu? Kebutuhan tersebut ingin dipenuhi, dan hal ini menyebabkan
seseorang berprilaku tertentu. Beberapa tokoh dalam tepori isi antara lain: Abraham
Maslow, Clayton P. Alderver, Herzberg, David Mc Cllaelland. (M. Hanafi,
1997:341) beberapa teori yang dilahirkan oleh beberapa tokoh tersebut dideskripsikan.

46

Anda mungkin juga menyukai