Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

KONFIGURASI DASAR MIKROTIK

OLEH :
ANDRI AYER
DARSEN P. RUMENGAN
ELLIEVELET INGGESI
ETWIN T. S. TABUNI
HISKIA MASSANGKA
MICHAEL WATTIMENA
MUH. AL-HADAR
PITCHAIRAN WANGGAI
ROBERTO CITRA
SAMUEL S. J. OEI

PROGAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN REKAYASA
UNIVERSITAS SATYA WIYATA MANDALA NABIRE
PAPUA
2018

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah di surga atas segala
kasih dan berkatNya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Lapangan ini dengan baik. Laporan ini merupakan salah satu persyaratan wajib untuk
mata kuliah Praktek Kerja Lapangan pada jurusan Teknik Informatika, Universitas
Satya Wiyata Mandala. Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Bapak Suwandono, selaku Koordinator BLC Telkom Klaten, yang telah
memberikan perijinan, mengajar, dan membimbing Penulis dalam Praktek Kerja
Lapangan.
2. Saudara Arief Setiawan Kusuma Putra dan Aji Kamaludin, sebagai staf
pembimbing di BLC Telkom Klaten yang telah memberikan materi baik secara
lisan, tertulis, maupun praktek di dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan.
3. Seluruh Karyawan BLC Telkom Klaten yang telah mendukung baik secara materil
maupun spirituil.
4. Ibu Hotnida Nainggolan, ST, Selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
penulis dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan ini.
5. Teman-teman Teknik Informatika yang memberikan masukan kepada Penulis
dalam menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan.
6. Kepada Bapak dan mama, Yukma, Ravapi, Jefri dan Simson yang banyak
memberikan dorongan dan semangat sehingga Penulis dapat menyelesaikan
laporan ini.
Laporan ini terwujud dari segala keterbatasan dan kekurangan yang Penulis
miliki, sehingga sangat disadari bahwa laporan ini belum sempurna, sehingga segala
sumbangan saran bagi penyempurnaan laporan ini sangat diharapkan, agar nantinya
memberikan manfaat bagi yang membutuhkan.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi laboratorium perindustrian dan
perdagangan provinsi Papua khususnya dan pembaca pada umumnya.

Jayapura, Maret 2004


Penulis

Hendrik NatobTiga
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman yang sangat pesat khususnya di
bidang teknologi, teknologi sangat mempunyai peranan penting. Teknologi
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena
dengan adanya teknologi manusia bisa saling berhubungan dengan mudah.
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi pun sudah berkembang
semakin canggih terlebih khusus internet yang sekarang ini menjadi teknologi
yang paling populer. Dengan adanya internet, banyak informasi berharga yang
dapat kita ambil dengan mudah. Internet merupakan salah satu alat komunikasi
yang sangat cepat dan murah. Internet menjelma menjadi sebuah perpustakaan
besar yang di dalamnya terdapat jutaan bahkan miliaran informasi yang berupa
teks maupun dalam bentuk media elektronik. Selain itu, internet juga dikenal
sebagai dunia maya karena hamper seluruh aspek kehidupan di dunia nyata ada
di internet seperti olah raga, politik, hiburan, dan lain sebagainya.
Untuk mendapatkan akses internet, diperlukan berbagai macam perangkat
jaringan. Ada macam – macam perangkat jaringan dengan masing - masing
fungsi yang terintegrasi sehingga dapat menyalurkan koneksi internet pada
perangkat penerima. Salah satu perangkat jaringan yang berperan penting untuk
mendapatkan koneksi internet adalah router. Router merupakan sebuah alat yang
mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau internet menuju tujuan

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam laporan Praktek Kerja
Lapangan ini adalah menganalisa perbandingan kualitas kopi bubuk yang
meliputi :
1. Analisa organoleptik
a. Menguji Keadaan ; (Bau, Rasa, Warna)
2. Analisa Penetapan
a. Penetapan Kadar Air
b. Penetapan Kadar Abu
c. Penetapan Kealkalian Abu
d. Penetapan Sari Kopi
e. Penetapan Bahan – bahan lain yang terdapat pada kopi bubuk tersebut.

C. Batasan Masalah
Pada pembahasan Praktek Kerja Lapangan ini penulis akan membahas
Analisa Perbandingan Kualitas Produk Kopi Bubuk yang ada di Jayapura
dengan memperhatikan batasan-batasan masalah sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan di laboratorium perindustrian dan perdagangan dengan
mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI).
2. Pengujian dilakukan pada Keadaan; (Bau, Rasa, Warna), Kadar air, Kadar
Abu, Kealkalian Abu, Sari Kopi, serta Bahan – bahan lain yang terdapat
pada kopi bubuk tersebut. Dimana sampel yang digunakan berasal dari kopi
bubuk yang diproduksi di Jayapura.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui masing – masing kualitas dari kopi bubuk tersebut
2. Agar para konsumen dapat mengetahui dan membedakan jenis produk kopi
bubuk yang akan dikonsumsinya.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mahasiswa :
a. Mendapat gambaran tentang kondisi real dunia industri.
b. Memiliki pengalaman terlibat langsung dalam aktivitas industri
menganalisa hasil produk kopi bubuk di laboratorium Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Papua.
2. Untuk instansi :
Sebagai bahan masukan untuk diketahui dalam menentukan kriteria kopi
bubuk yang layak untuk dikonsumsi.
3. Untuk Lembaga :
a. Mampu menghasilkan sarjana-sarjana yang handal di bidang
perindustrian.
b. Membina kerjasama yang baik antara lingkungan akademis dengan
lingkungan industri.

F. Flow Chart Metodologi Penelitian

JUDUL

RUMUSAN MASALAH

TUJUAN PENELITIAN

PENGUMPULAN DATA

STUDY LAPANGAN STUDY PUSTAKA

PENGOLAHAN
ANALISA DATA
KESIMPULAN
Gambar : 1
Metodologi Penelitian

Keterangan Metodologi Penelitian :


A. Judul
Analisa Perbandingan Kualitas Produk Kopi Bubuk di Jayapura
B. Rumusan Masalah
Menguraikan tentang Analisa Organoleptik meliputi : Pengujian Keadaan (Bau,
Rasa, Warna) dan Analisa Penetapan meliputi : Penetapan Kadar Air, Penetapan
Kadar Abu, Penetapan Kealkalian Abu, Penetapan Sari Kopi, Penetapan Bahan-
bahan lain
C. Tujuan Penelitian
Tujuan ditetapkan tidak lain berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan
sebelumnya, dalam hal ini tujuan dari penelitian adalah membandingkan kualitas
produk kopi bubuk yang diproduksi di Jayapura
D. Pengumpulan Data
Menguraikan tentang :
1. Study Lapangan
Sampel penelitian diambil sebanyak tiga (3) produk kopi bubuk yang
diproduksi di Jayapura antara lain : kopi cap kaka tua, kopi bubuk cap garuda
mas, kopi bubuk cap honai
2. Study Pustaka
Menguraikan tentang referensi yang memuat tori-teori yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakuakan, adapun referensi yang digunakan adalah sebagai
berikut :
a. Budi Daya Tanaman Kopi
b. Cara Uji Makanan dan Minuman
c. Kopi Kajian Sosial Ekonomi
d. Syarat Mutu Kopi Bubuk
E. Pengolahan Data
Menguraikan tentang pengamatan dan pengujian kopi bubuk yang meliputi
Analisa Organoleptik dan Analisa Penetapan
F. Analisa
Menguraikan tentang hasil pengujian yang diperoleh pada pengolahan data dan
kemudian dibandingkan dengan syarat kopi bubuk menurut sumber standar SNI
No. 01 – 3542 –1994

G. Kesimpulan
Bagian ini merupakan bagian penutup yang berisi kesimpulan mengenai seluruh
hasil kegiatan penelitian, bagian ini juga memuat beberapa saran bagi para
pengusaha kopi bubuk.

G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan tentang Latar belakang, Rumusan Masalah, Batasan
Masalah, Tujuan Penelitian, Flow Chart dan Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Menguraikan tentang Budi Daya Tanaman Kopi, Kopi Kajian
Sosial – Ekonomi, Analisa Organoleptik, Analisa Penetapan, serta
Syarat Mutu Kopi Bubuk.
BAB III DATA UMUM PERUSAHAAN
Menguraikan tentang Sejarah umum Instansi, Struktur organisasi
dan Job description, Lay Out Instansi, Kegiatan Instansi, Pegawai,
Sumber Tenaga, Utilitas Instansi Keberadaan Kemajuan negara
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pengumpulan Data, Pengolahan Data.
BAB V ANALISA DATA
Membandingkan kualitas produk kopi bubuk yang dihasilkan oleh
produksi kopi bubuk yang ada diJayapura, perbandingan tersebut
dilakukan di laboratorium Deperindag.
BAB VI PENUTUP
Kesimpulan dan Saran.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Budi daya Tanaman kopi, Pengarang Aak, Penerbit Kanisisus (anggota


IKAPI) yogyakarta Thn 1988.
Kopi yang saat ini sudah dikenal luas sebagai minuman dengan cita rasa
khas dan dipercaya mempunyai manfaat besar bagi peminumnya, telah dikenal
sejak abad-abad sebelum masehi. Bukti-bukti sejarah menunjukkan bahwa biji-
bijian yang diduga adalah kopi telah ditemukan pada kitab injil Perjanjian Lama.
Dan menurut sumber-sumber tertulis maupun dongeng. Kopi berasal dari daerah
jasirah Arab. Karena manfaat kopi yang besar, maka tanaman ini cepat
menyebar keseluruh dunia, terutama Asia dan Amerika Latin.
Sampai saat ini beratus spesies kopi telah ditemukan, tetapi yang
diperdagangkan hanya beberapa spesies saja yang memang menguntungkan
untuk diusahakan. Sementara spesies lain masih menjadi kekayaan dunia yang
menunggu pengembangan.
B. Kopi Kajian Sosial – Ekonomi, Pengarang ND Retwandri, M
Tjokrowinoto, Penerbit Aditya media Yogyakarta Thn 1991
Kopi dikomsumsi dalam bebagai bentuk, tetapi yang paling popular
sampai saat ini adalah minuman kopi. Untuk mendapatkan kopi siap diminum,
beberapa proses harus dilalui biji kopi untuk dinikmati sebagai minuman, yakni :
Roasting, Grinding, dan brewing. Namun yang sering dipakai oleh Industri besar
ataupun industri kecil adalah pada proses Roasting dan Grinding
Roasting
Roasting merupakan tahap penting dalam proses pengolahan kopi, melalui
roasting karakteristik rasa dan aroma kopi dibentuk dan ditentukan. Roasting
adalah suatu proses pemanasan pada biji kopi untuk mendapatkan aroma dan
rasa yang dikehendaki sesuai dengan selera konsumen. Melalui proses ini terjadi
serangkaian proses perubahan pada biji kopi baik warnanya maupun bahan yang
terkandung didalamnya. Warna kopi akan menjadi paling pekat, dan paling tidak
air yang dikandungnya jauh lebih rendah.
Tentang tingkat kematangan kopi, berbeda untuk taip roaster, karena
adanya perbedaan selera konsumen. Tetapi secara sederhana terdapat tiga (3)
tingkatan dilihat dari penampilan luarnya, yakni ; light, medium dan dark. Ada
pula yang membuat kategori berdasar lama tidaknya waktu pemanasan, yakni ;
fast roasted dan conventionally roasted. Tingkat kematangan ini sangat
menentukan cita rasa dan aroma kopi apapun jenisnya blendingnya.
Grinding
Hasil dari proses roasting ini adalah apa yang dikenal sebagai roasted
coffee (kopi sangrai). Proses selanjutnya adalah grinding, yakni proses
penggilingan kopi goring menjadi serpihan-serpihan tertentu yang dikehendaki.
Beberapa besar ukuran serpihan tergantung pada metoda brewing (penyeduhan)
yang digunakan.
Sebenarnya tidak ada ketentuan khusus tentang ukuran serpihan tersebut,
tetapi terdapat tiga macam serpihan yakni; kasar, sedang, halus. Serpihan kasar
dan sedang biasanya digunakan pada penyeduhan yang menggunakan
percolator, sedang serpihan halus digunakan pada penyeduhan dengan filter atau
mesin espresso. Secara umum hasil proses ini dibuat sebagai ground coffee,
sebab dari sinilah bahan baku kopi dapat dikomsumsi
C. Analisa Organoleptik, Standar Nasional Indonesia (SNI) 01 – 3542 -
1994, cara uji makanan dan minuman
Analisa organoleptik adalah suatu analisa yang menggunakan panca indera
sebagai alat untuk menganalisa dan menetapkan keadaan dari kopi bubuk.
1. Untuk Proses Penetapan Keadaan
a. Bau
Cara kerja dilakukan sebagai berikut :
Proses untuk mengetahui keadaan bau dilakukan secara visual
organoleptik (penciuman).
b. Rasa
Cara kerja dilakukan sebagai berikut :
Proses ini dilakukan dengan cara mengecap (meminum) secara langsung
kopi bubuk tersebut.

c. Warna
Cara kerja dilakukan sebagai berikut :
Biji kopi yang telah menjadi bubuk diamati secara visual (melihat) dari
warna kopi bubuk.
Pengujian :
Diperiksa isi contoh secara Organoleptik terhadap Bau, Rasa dan Warna.

D. Analisa Penetapan, Standar Nasional Indonesia (SNI) 01 – 3542 – 1994


cara uji makanan dan minuman
Suatu analisa dengan mengadakan pengamatan dan pengujian terhadap proses
penetapan kadar air, kadar abu, kealkalian abu, sari kopi, dan bahan-bahan lain.
1. Untuk Proses Penetapan Kadar Air
Cara kerja dilakukan sebagai berikut :
a. Ditimbang dengan seksama 1 – 2 sampel pada sebuah botol timbang
betutup yang udah diketahui bobotnya. Untuk contoh berupa cairan,
bobot timbang dilengkapi dengan pengaduk dan pasir kwarsa/ kertas
saring berlipat.
b. Dikeringkan pada oven bersuhu 1050c selama 3 jam.
c. Didinginkan dalam eksikator selama 15 menit
d. Ditimbang ulangi pekerjaan ini hingga bobot tetap.
Rumus :
W1
Kadar Air   100%
W ...…………………………………...(1)

Dimana :
W = Bobot contoh sebelum dikeringkan (g)
W1= Kehilangan bobot setelah dikeringkan (g)

2. Untuk Poses Penetapan Kadar Abu


Cara kerja dilakukan sebagai berikut :
a. Ditimbang dengan seksama 2 – 3 g contoh kedalam cawan porselin
(platina) yang telah diketahui bobotnya, untuk contoh cairan uapkan
diatas penangas air sampai kering.
b. Diarangkan diatas nyala pembakaran, lalu abukan dalam tanur listrik
pada suhu maksimum 5500c sampai pengabuan sempurna (sewaktu –
waktu) pintu tanur dibuka sedikit, agar oksigen bisa masuk.
c. Didinginkan dalam eksikator selama 20 menit, lalu timbang sampai
bobot tatap.
Rumus :

W1  W 2
Kadar Abu   100%
W ……………………………..(2)

Dimana :
W = Bobot contoh sebelum diabukan (g)
W1 = Bobot contoh +cawan sesuadah diabukan (g)
W2 = Bobot cawan kosong (g)

3. Untuk Proses Penetapan Kealkalian Abu


Cara kerja dilakukan sebagai berikut :
a. Ditambahkan 1 – 2 tetes H2O2 3% kedalam abu (dari sisa penetapan abu)
b. Pipel 20 ml HCl 0,5 N, dimasukkan kedalam cawan berisi abu tersebut.
c. Dipanaskan dalam penangas air selama ± 10 menit
d. Disaring dan cuci dengan air panas hingga bebas asam.
e. Dititar hasil saringan dengan NaOH 0,5 N, gunakan PP sebagai indikator.
f. Dikerjakan blangko.
Rumus :
 c  b   d  100 mlNNaON / 100 gr
Kealkalian Abu 
a ……..(3)

Dimana :
a = Bobot cuplikan (gr)
b = Volume NaOH, yang memerlukan pada penetapan contoh
c = Volume NaOH yang diperlukan pada penetapan blangko
d = Normalitas NaOH

4. Untuk Proses Penetapan Sari Kopi


Cara kerja dilakukan sebagai berikut :
a. Ditimbang dengan teliti ± 2 gram contoh
b. Dimasukkan dalam gelas piala 500 ml
c. Ditambahkan 200 ml air mendidih, diamkan selama 1 jam
d. Disaring larutan contoh kedalam labu ukur 500 ml, bilas dengan air
panas sampai larutan berwarna jernih
e. Dibiarkan larutan sampai suhu kamar, tambahkan air dengan tepat
sampai tanda garis.
f. Pipet 50 ml larutan kedalam pinggan porselin yang telah diketahui
bobotnya.
g. Dipanaskan diatas penangas air sampai mengering
h. Dimasukkan kedalam oven pada suhu 1050c kurang lebih selama 2 jam.
i. Didinginkan dalam eksikator selama 15 menit, dan timbang hingga bobot
tetap.
Rumus :
% Sari Kopi
W 1  500
  100 ……………………………….(4)
W 2  50
Dimana :
W1 = Bobot ekstrak (g)
W2 = Bobot contoh (g)
5. Untuk Proses Penetapan Bahan-bahan Lain
Cara kerja dilakukan sebagai berikut :
Ditimbang ± 2 gram contoh, dimasukkan kedalam gelas piala, ditambahkan
50 ml HNO3 10%, lalu dididihkan selama 30 detik. Disaring melalui kain
saringan endapan setelah dicuci dimasukkan kembali ke dalam glas piala dan
ditambahkan 50 ml NaOH 25% lalu dididihkan lagi 30 detik. Disaring dan
dicuci, endapan dimasukkan kedalam tabung kimia dan ditambah air ± ½ isi,
dikocok dan diambil sedikit untuk diperiksa dibawah mikroskop.
Pengujian :
Membandingkan contoh yang diamati dengan standar yang ada, pengamatan
dilakuakan dengan menggunakan mikroskop

E. Syarat mutu kopi bubuk menurut sumber Standar Nasional Indonesia


(SNI) No.01-3542-1994
Tabel 1
SYARAT MUTU KOPI BUBUK
NO KRITERIA UJI SATUAN PERSYARATAN

I II
1 Keadaan :
1.1 Bau - Normal Normal
1.2 Rasa - Normal Normal
1.3 Warna - Normal Normal
2 Air % b/b Maks.7 Maks. 7
3 Abu % b/b Maks. 7 Maks. 5
4 Kealkalian Abu ml.N.NaOh/100 57 – 64 Min. 35
5 Sari Kopi g 20 – 36 Maks. 60
6 Bahan-bahan lain - tidak boleh ada Boleh ada.
Sumber : Standar Nasional Indonesia (SNI) NO. 01-3542-1994
Keterangan :
1. Defenisi Normal untuk Bau adalah :
Apabila Aroma yang dikeluarkan oleh kopi bubuk masih beraroma biji kopi,
walaupun kopi bubuk tersebut telah tercampur oleh bahan-bahan lain,
namun ciri khas aroma biji kopi masih mendominan.
2. Defenisi Normal untuk Rasa adalah :
Rasa kopi bubuk dikatakan normal jika ciri khas biji kopi masih terasa bila
diminum, walaupun kopi bubuk tersebut telah tercampur oleh bahan
tambahan lain.
3. Defenisi Normal untuk Warna adalah :
Kopi bubuk dikatakan normal apabila warna yang nampak pada kopi bubuk
masih berwarna Hitam.

BAB III
DATA UMUM INSTANSI

A. Sejarah Umum Instansi


Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah aset negara dalam hal ini
Pemda Prov Papua. Dinas Perindustrian dan Perdagangan memiliki laboratorium
yang dibangun sejak tahun 1991/1992 dengan status proyek Pengembangan dan
Pelayanan Teknologi Industri (PPTI) Irian Jaya. Proyek Pengembangan dan
Pelayanan Teknologi meliputi bagian proyek di Jayapura dan bagian proyek
(Bagpro) di kab. Biak
Proyek Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Irian jaya merupakan
salah satu unit perangakat teknis BPPIP (Badan Peneliti dan Pengembangan
Industri dan Perdagangan Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Jakarta)
di bidang litbang industri dan Perdagangan yang bertatus proyek.
Pengembangan Proyek dan Pelayanan teknologi ini bertujuan untuk
meningkatkan penguasaan berbagai aspek teknolgi proses dan perekayasaan
industri menuju pengembangan industri daerah.
Proyek PPTI Irian Jaya telah memasuki tahun ke-12 (tahun 2004) sejak
awal pembentukannya tahun 1991/1992. setiap tahun sesuai dengan kemampuan
dana dan daya diupayakan meningkatkan kemampuan operasional. Selaku
aparat teknis BPPIP maka proyek ini juga memiliki misi untuk menciptakan
iklim Industri dan Perdagangan yang kondusif yang dapat meningkatkan daya
saing dan memperkuat struktur Industri serta meningkatkan pelayanan kepada
sector Industri dan Perdagangan terutama pada kegiatan litbag yang lebih efisien
dan efektif.
Tugas laboratorium ini semakin dipertegas dengan terbitnya keputusan
Sekjen Depperindag NO. 677/SJ/SK/IX/1996 tanggal 24 september 1996
tentang penunjukkan lembaga sebagai Laboratorium penguji dengan
memberikan kewenagan untuk melaksanakan pengujian di bidang makanan dan
minuman, produk Industri kimia serta bahan bangunan bukan logam dalam
rangka sertifikasi dan penggunaan SNI.
Laboratorium penguji ini sudah telah terakreditasi oleh KAN – BSN
Jakarta tahun 1999, dan telah mendapatkan sertifikat akreditasi dengan nama
Laboratorium Pengujian Standarisasi, makanan, minuman dan Atsiri (LPS-
Mamina) Jayapura dan lingkup akreditasi meliputi komoditi kopi bubuk dan
garam konsumsi beryodium.
Seiring dengan bergulirnya Otonomi Daerah (otsus) di Papua yaitu
pembentukan UPT (Unit Pelaksana Teknis) sesuai dengan Keputusan Gubernur
Provinsi Irian Jaya nomor 141 tahun 2001 pada dinas-dinas teknis maka salah
satu UPT di dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah BALAI PENGUJIAN
MUTU DAN NORMALISASI PRODUK INDUSTRI JAYAPURA. Sejalan
dengan pembentukan UPT ini maka struktur organisasi juga dibentuk yang
dipimpin oleh kepala balai dan 4(empat) seksi.
Demikian penjelasan singkat sejarah umum Balai Pengujian Mutu dan
Normalisasi Produk Industri Jayapura.
B. Struktur Organisasi dan Job Description

STRUKTUR ORGANISASI BALAI PENGUJIAN MUTU DAN


NORMALISASI PRODUK INDUSTRI

Kepala Dinas Perindag


Provinsi Papua
Drs. Zubeir D Hussein

Kepala Balai Pengujian Mutu dan


Normalisasi Produk Industri
Ir. Kardin M Simanjuntak, M.MT

Kepala Subbagian
Tata Usaha
Drs. Adrianus Tatwai

STAF
Kasi Penyiapan Informasi Kasi Penyiapan Teknis dan Kasi Pengujian dan Normalisasi
Teknologi Industri Rekomendasi Standarisasi Pengujian Barang
Ir. Yudiprijono Ir. Rahmat Taufiq Suganda Ir. Yakobus. L

STAF STAF STAF

Gambar : 2
Sumber : Balai Pengujian Mutu dan Normalisasi Produk Industri Jayapura

JOB DESCRIPTION
1. Kepala Dinas Deperindag.
Berwenang dalam memberi arahan dan menerima laporan kerja dari kepala
Balai Pengujian Mutu dan Normalisasi Produk Industri.
2. Kepala Balai Pengujian Mutu dan Normalisasi Produk Industri.
Bertugas dalam memberi arahan dan menerima laporan kerja dari kepala-
kepala seksi.
3. Bagian Tata Usaha.
a. Penyusun rencana dan program
b. Penyusun evaluasi dan laporan
c. Bendahara rutin
d. Bendahara Penerima
e. Pengadministarasian penerima contoh
f. Pengadministarasian umum
g. Pengurus barang
h. Operator komputer
i. Penjaga malam
j. Cleaning service
4. Penyiapan Informasi Teknologi Industri
a. Pembimbing teknis penyuluhan
b. Pembimbing teknis pengendalian pencemaran
lingkungan Industri
c. Pengembangan Teknik Informatika dan rekayasa
industri
d. Pengelola perpustakaan
5. Penyiapan Teknis dan Rekomendasi Standarisaasi
a. Penganalisis penyiapan dan rekomendasi
b. Pembimbing teknis penerapan tanda
SNI
c. Pembimbing teknis audit sistem mutu
6. Pengujian dan Normalisasi Pengujian Barang.
a. Penganalisis contoh makanan
b. Penganalisis contoh
minuman
c. Penganalisis contoh
Apsiri
d. Penganalisis contoh
aneka produk barang
e. Pengadministrasi
penerbitan sertifikat hasil uji.

7. Staf.
Mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh kepala seksi, dan
bertanggung jawab dalam memberikan laporan kepada kepala seksi.

C. Lay Out Instansi

8 9
5

3 7

2
6 6 6

1 4
Gambar : 3
Sumber : Balai Pengujian Mutu dan Normalisasi Produk Industri Jayapura

Keterangan gambar :
= Pintu
1 = Ruang Kepala Balai
2 = Ruang Kasi Penyiapan Teknis dan Rekomendasi Standarisasi
3 = Ruang Kepala Subbagian Tata Usaha
4 = Ruang Kasi Penyiapan Informasi Teknologi Industri
5 = Ruang Kasi Pengujian dan normalisasi Pengujian Barang
6 = Ruang Staf
7 = Ruang Laboratorium
8 = Ruang Alat dan Bahan
9 = WC.

D. Kegiatan Instansi
Kegiatan di balai Pengujian Mutu dan Normalisasi Produk Industri Jyapura
meliputi:
1. Pengujian contoh untuk pengawasan mutu produk industri
2. Melakukan kegiatan sertifikasi pengawasan penerapan SNI (Standar
Nasional Indonesia)
3. Peneliti dan Pengembangan (litbang) teknologi proses

E. Pegawai
Jumlah personil di Balai Pengujian Mutu dan Normalisasi Produk Industri ada 12
(dua belas) orang, dan Strata pendidikan meliputi :
1. S-2 sebanyak 2 (dua) orang
2. S-1 sebanyak 5 (lima) orang
3. S-0 (D3) 2 (dua) orang
4. SLTA/Teknik Umum 3 (tiga) orang
F. Sumber Tenaga
Semua personil Balai Pengujian Mutu dan Normalisasi Produk Industri adalah
tenaga dari dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua.

G. Utilitas instansi/Keberadaan Kemajuan Negara


Sesuai dengan kegiatan tersebut diatas maka keberadaan Balai Pengujian Mutu
dan Normalisasi Produk Industri juga memberikan pendapatan bagi negara
melalui pemerintah daerah yaitu jasa uji produk yang mengacu pada peraturan
daerah Provinsi Papua Nomor 12 tahun 2002 tentang retribusi Pemakaian
Kekayaan Daerah.

BAB IV
PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA

A. Pengumpulan Data
Data – data yang didapatkan berupa hasil analisa perbandingan kwalitas
produk kopi bubuk yang diproduksi di Jayapura, dan sampel yang digunakan
sebagai bahan penelitian sebanyak tiga (3) sampel produk kopi bubuk yakni :
1. Kopi bubuk cap Kaka Tua
Lokasi Industrinya bertempat di pasar Hamadi, Jayapura.
2. Kopi bubuk cap Garuda Mas
Lokasi Industrinya bertempat di Jl. Baru Abepura, Jayapura
3. Kopi bubuk cap Honai
Lokasi Industrinya bertempat di pasar Abe, Jayapura
Proses pengujian dengan menetapkan beberapa kriteria antara lain :
1. Analisa Organoleptik
a. Penetapan Keadaan (Bau, Rasa, Warna)
2. Analisa Penetapan
a. Penetapan Kadar Air
b. Penetapan Kadar Abu
c. Penetapan Kealkalian Abu
d. Penetapan Sari Kopi
e. Penetapan Bahan-bahan Lain
Pengujian dilakukan terhadap masing-masing kopi bubuk dengan mengacu
pada Sumber Standar Nasional Indonesia.

B. Pengolahan Data
Pengolahan data yang Peneliti lakukan berupa pengamatan dan pengujian pada
kopi bubuk.

1. Analisa Organoleptik
a. Penetapan Keadaan
Pada tahap ini pengamatan dilakukan secara Visual Organoletik yaitu
menggunakan panca indera sebagai alat untuk mengetahui (menetukan)
keadaan dari kopi bubuk tersebut.
1) Bau
a) Kopi bubuk cap Kaka Tua
Bau (aroma) yang dimiliki masih Normal
b) Kopi bubuk cap Garuda Mas
Bau (aroma) yang dimiliki masih Normal
c) Kopi bubuk cap Honai
Bau (aroma) yang dimiliki masih Normal

2) Rasa
a) Kopi bubuk cap Kaka Tua
Rasa yang dimiliki masih Normal
b) Kopi bubuk cap Garuda Mas
Rasa yang dimiliki masih Normal
c) Kopi bubuk cap Honai
Rasa yang dimiliki masih Normal

3) Warna
a) Kopi bubuk cap Kaka Tua
Warna yang dimiliki masih Normal
b) Kopi bubuk cap Garuda Mas
Warna yang dimiliki masih Normal
c) Kopi bubuk cap Honai
Warna yang dimiliki masih Normal

2. Analisa Penetapan
Keterangan :
C = cawan kosong
S = sampel

a. Penetapan Kadar Air

Tabel 2
PENETAPAN KADAR AIR

KODE SAMPEL
NO KAKA TUA NO GARUDA MAS NO HONAI
1. c+s : 41,2071 gr 1. c+s : 40,6266 gr 1. c+s : 41,0471 gr
c : 39,2437 gr c : 38,7449 gr c : 39,2067 gr
s : 1,9643 gr s : 1,8817 gr s : 1,8404 gr
setelah diovenkan : setelah diovenkan : setelah diovenkan :
= 0,0088 gr = 0,0295 gr = 0,0963 gr
KadarAir KadarAir KadarAir
0,0295 0.0963
 x100%  x100%
0,0088 1,8817 1,8404
 x100%
1,9643  1,6%  5,2%
 0,4%
2. c+s : 40,4858 gr 2. c+s : 41,6864 gr 2. c+s : 40,0954 gr
c : 39,2220 gr c : 40,3034 gr c : 38,9910 gr
s : 1,2638 gr s : 1,384 gr s : 1,1044 gr
setelah diovenkan : setelah diovenkan : setelah diovenkan :
= 0,004 gr = 0,0284 gr = 0,0538 gr
KadarAir KadarAir KadarAir
0,004 0,0284 0,0538
 x100%  x100%  x100%
1,2638 1,384 1,1044
 0,3%  2,1%  4,9%
Rata – rata Kadar air Rata – rata kadar Air Rata – rata Kadar air
0,4  0,3 1,6  2,1 5,2  4,9
  
2 2 2
 0,35%  1,9%  5,1%

Sumber : Hasil Pengujian di Laboratorium

b. Penetapan Kadar Abu

Tabel 3
PENETAPAN KADAR ABU

KODE SAMPEL
NO KAKA TUA NO GARUDA MAS NO HONAI
1. c + s : 26,9071 gr 1. c + s : 18,1987 gr 1. c + s : 18,9326 gr
c : 25,0405 gr c : 16,9708 gr c : 16,8721 gr
s : 1,8666 gr s : 1,2279 gr s : 2,0605 gr
setelah diabukan : setelah diabukan : setelah diabukan :
= 25,1257 gr = 17,0367 gr = 16,9657 gr
Kadar Abu Kadar Abu Kadar Abu
25,1257  25,0405 17,0367  16,9708 16,9657  16,8721
 x100%  x100%  x100%
1,8666 1,2279 2,0605
 4,6%  5,4%  4,5%
2. c + s : 27,1774 gr 2. c + s : 19,0727 gr 2. c + s : 18,9803 gr
c : 25,0407 gr c : 16,9721 gr c : 16,8720 gr
s : 2,1367 gr s : 2,1006 gr s : 2,1083 gr
setelah diabukan : setelah diabukan : setelah diabukan :
= 25,1376 gr = 17,0821 gr = 16,9846 gr
Kadar Abu Kadar Abu Kadar Abu
25,1376  25,0407 17,0821  16,9721 16,9846  16,8720
 x100%  x100%  x100%
2,1367 2,1006 2,1083
 4,5%  5,2%  5,3%
Rata-rata Kadar Abu Rata-rata kadar Abu Rata-rata kadar
4,6  4,5 5,4  5,2 Abu
 
2 2
4,5  5,3
 4,6%  5,3% 
2
 4,9%

Sumber : Hasil Pengujian di Laboratorium

c. Penetapan Kealkalian Abu

Tabel 4
PENETAPAN KEALKALIAN ABU

RATA-RATA BLANGKO
17,7  17,5

2
 17,6ml
KODE SAMPEL
NO KAKA TUA NO GARUDA MAS NO HONAI
1. 15,8 ml (contoh) 1. 16,3 ml (contoh) 1. 15,2 ml (contoh)
Kealkalian Abu Kealkalian Abu Kealkalian Abu
(17,6  15,8) x 0,4415 x100 (17,6  16,3) x 0,4415 x100 (17,6  15,2) x 0,4415 x100
 
mlNNaOH / 100 gr 
mlNNaOH / 100 gr ml
1,8666 1,2279 2,0605
 43mlNNaOH / 100 gr  47 mlNNaOH / 100 gr  51mlNNaOH / 100 gr
2. 15,4 ml (contoh) 2. 15,4 ml (contoh) 2. 15,5 ml (contoh)
Kealkalian Abu Kealkalian Abu Kealkalian Abu
(17,6  15,4) x0,4415 x100 (17,6  15,4) x 0,4415 x100 (17,6  15,5) x 0,4415 x100
 
mlNNaOH / 100 gr 
mlNNaOH / 100 gr m
2,1367 2,1006 2,1083
 45mlNNaOH / 100 gr  46mlNNaOH / 100 gr  44mlNNaOH / 100 gr
Rata-rata Kealkalian Rata-rata Kealkalian Rata-rata Kealkalian
Abu Abu Abu

43  45 47  46 51  44
  
2 2 2
 44mlNNaOH / 100 gr  47 mlNNaOH / 100 gr  48mlNNaOH / 100 gr

Sumber : Hasil Pengujian di Laboratorium

d. Penetapan Sari Kopi

Tabel 5
PENETAPAN SARI KOPI

KODE SAMPEL
KAKA TUA GARUDA MAS HONAI

c+s : 97,6276 gr c+s : 101,9094 gr c+s : 95,1742 gr


c : 95,5128 gr c : 99,8370 gr c : 93,1771 gr
s : 2,1148 gr s : 2,0724 gr s : 1,9971 gr
NO SETELAH DI EKSTRAK NO SETELAH DI EKSTRAK NO SETELAH DI EKSTRAK
1. c+s : 59,6198 gr 1. c+s : 57,2899 gr 1. c+s : 58,7308 gr
c : 59,5656 gr c : 57,2146 gr c : 58,6818 gr
s : 0,0542 gr s : 0,0753 gr s : 0,049 gr
%Sari Kopi %Sari Kopi %Sari Kopi
0,0542 x500 0,0753 x500 0,049 x500
 x100  x100  x100
2,1148 x50 2,0724 x50 1,9971x50
27,1 37,65 24,5
 x100  x100  x100
105,74 103,62 99,855
 26%  36%  25%
2. c+s : 56,4240 gr 2. c+s : 57,2596 gr 2. c+s : 59,2043 gr
c : 56,3698 gr c : 57,1846 gr c : 59,1556 gr
s : 0,0542 gr s : 0,075 s : 0,0487 gr
%Sari Kopi %Sari Kopi %Sari Kopi
0,0542 x500 0,075 x500 0,075 x500
 x100  100  100
2,1148 2,0724 x50 2,0724 x50
27,1 37,5 37,5
 x100  100  x100
105,74 103,62 103,62
 26%  36%  36%
Rata-rata % Sari Kopi Rata-rata % Sari Kopi Rata-rata % Sari Kopi
26  26 36  36 25  24
  
2 2 2
 26%  36%  25%

Sumber : Hasil Pengujian di Laboratorium


e. Penetapan Bahan Lain
Tahap ini Pengujian dilakukan pada endapan kopi bubuk yang telah disaring,
kemudian dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop.
Adapun hasil pengamatan yang Peneliti lakukan dibawah mikroskop adalah
sebagai berikut :
BAB V
ANALISA DATA

Adapun hasil pembahasan yang dibahas dalam bab ini adalah merupakan
hasil analisa pengolahan data yang dilakukan di Lab, dan selanjutnya dibandingkan
dengan syarat kopi bubuk menurut sumber Standar Nasional Indonesia (SNI).
Hasil analisa pengolahan data dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 6
HASIL ANALISA LOPI BUBUK
NO KRITERIA UJI SATUAN KODE SAMPEL PERSYARATAN
SNI NO. 01 – 3542 – 1994,
Syarat Mutu Kopi Bubuk
Kaka Tua Garuda Mas Honai I II
1 Keadaan :
1.1 Bau - Normal Normal Normal Normal Normal
1.2 Rasa - Normal Normal Normal Normal Normal
1.3 Warna - Normal Normal Normal Normal Normal
2 Air % b/b 0,35 % 1,9 % 5,1 % Maks.7 Maks. 7
3 Abu % b/b 4,6 % 5,3 % 4,9 % Maks. 7 Maks. 5
4 Kealkalian Abu ml.N.NaOh/100 44 47 48 57 – 64 Min. 35
5 Sari Kopi g 26 % 36 % 25 % 20 – 36 Maks. 60
6 Bahan-bahan lain - Ada Ada Ada tidak boleh ada Boleh ada.

Sumber : Hasil Pengujian di Laboratorium


Pembahasan dari tabel analisa kopi bubuk diatas adalah sebagai berikut :
1. Keadaan
Keadaan pada kopi bubuk cap Kaka Tua, Garuda Mas, Honai masih dalam
Keadaan Normal ini disebabkan karena Bau, Rasa, Warna yang dimiliki dari
masih-masing kopi bubuk belum terindentifikasi adanya kapang (jamur).
2. Kadar Air
Kadar Air yang terdapat pada masing-masing kopi bubuk sangat rendah, dengan
sedikitnya kadar air yang terdapat maka akan memperpanjang masa simpan dari
kopi bubuk tersebut.

3. Kadar Abu
Kadar Abu yang terdapat pada masing-masing kopi bubuk masih dalam kategori
syarat mutu kopi bubuk yang sesuai dengan SNI, namun dengan melihat kadar abu
yang terdapat pada kopi bubuk cap kaka tua maka disimpulkan bahwa proses
pembakaran yang dilakukan pada produk kopi bubuk cap kaka tua lebih lama
dibandingkan dengan produk Garuda Mas dan Honai.
4. kealkalian Abu
kealkalian Abu yang dimiliki oleh masing-masing kopi bubuk masih dalam
kondisi layak konsumsi, sebab jika kopi tersebut dikonsumsi dengan mencampur
air panas maka ampas (sisa) kopi bubuk mengendap di bawah/tidak mengapung
diatas permukaan air.
5. Sari Kopi
Sari kopi yang terdapat pada masing-masing kopi bubuk masuk dalam kategori
syarat mutu I, sebab sari dari tiap-tiap kopi bubuk masih berwarna hitam dan
endapannya pun tidak mengapung diatas permukaan wadah
6. Bahan-bahan lain
Pada kopi bubuk cap Kaka Tua terdapat bahan tambahan lain diantaranya :
Beras, Jagung, Sagu, dan Kulit Kopi Sari.
Pada kopi bubuk cap Garuda Mas terdapat bahan tambahan lain diantaranya :
Jagung, Sagu, Kulit kopi Sari.
Pada kopi bubuk cap Honai terdapat bahan tabahan lain diantaranya :
Jagung, Sagu, kulit Kopi Sari.
Dengan membandingkan hasil analisa pengujian produk kopi bubuk yang
diuji dengan SNI maka dapat dianalisa bahwa produk kopi bubuk cap Kaka Tua, cap
Garuda mas, dan cap Honai masih layak untuk dikonsumsi oleh manusia.

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisa penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Tabel 7
HASIL PENGUJIAN YANG DIBANDINGKAN DENGAN SNI NO 01-3542-1994

KODE SAMPEL

KAKA TUA GARUDA MAS HONAI


NO KRITERIA UJI MUTU MUTU MUTU
I II I II I II
1. Keadaan :
1.1 Bau   
1.2 Rasa 
 
1.3 Warna
  
2. Air
   
3. Abu 
4. Kealkalian Abu  
 
5. Sari Kopi
6. Bahan-bahan Lain   
  
Sumber : Hasil Pengujian di Laboratorium

B. Saran
Beberapa saran untuk dipertimbangkan berkaitan dengan pengujian yang
dilakukan ini adalah :
1. Perlu adanya kesadaran bagi para pengusaha kopi bubuk agar tidak
terlalu banyak menambah bahan tambahan lain di dalam kopi bubuk, sebab
jika terlalu banyak bahan tambahan lain maka akan mengurangi aroma khas
yang dikeluarkan oleh kopi bubuk tersebut.
2. Perlu adanya koordinasi/kerja sama antara pengusaha kopi dengan
Instansi Balai Pengujian Mutu dan Normalisasi Produk Industri, dalam
memproduk kopi bubuk, guna mengetahui apakah produk kopi bubuk
tersebut layak untuk diproduksi.
I. Kopi bubuk cap Kaka Tua

Kesimpulan :
Didalam kopi bubuk cap Kaka Tua
terdapat bahan tambahan lain,
selain kopi
1. Beras
2. Jagung
3. Sagu
4. Kulit kopi sari

II. Kopi bubuk cap Garuda Mas

Kesimpulan :
Didalam kopi bubuk cap Garuda
Mas terdapat bahan tambahan lain,
selain kopi
1. Jagung
2. Sagu
3. Kulit kopi sari
Kesimpulan :
Didalam kopi bubuk cap Honai
terdapat bahan tambahan lain,

III. Kopi bubuk cap Honai selain kopi


1. Jagung
2. Sagu
3. Kulit kopi sari
Gambar 4
Sumber : Hasil Pengujian di Laboratorium
Keterangan Gambar :

1. 2.

Gambar Kopi Gambar Sagu

3. 4.

Gambar Beras Gambar Jagung


5.

Gambar Kulit kopi sari

Anda mungkin juga menyukai