Paparan Kementerian Pupr PDF
Paparan Kementerian Pupr PDF
Oleh:
Ir. Rido Matari Ichwan, MCP
Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Disampaikan dalam:
MUSRENBANG RPJMD Provinsi Banten Tahun 2017-2022
Tantangan Pengembangan
1
Infrastruktur PUPR
Kebijakan Pengembangan
2 Infrastruktur PUPR
Pendekatan Kewilayahan
3
Dalam Pengembangan
Infrastruktur PUPR 2015-2019
Program Terpadu
4 Pengembangan Infrastruktur
PUPR Di Provinsi Banten Tahun
2018
1
TANTANGAN PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR PUPR 2015-2019
PELUANG GLOBAL SEBAGAI BAGIAN WILAYAH ONE BELT ONE ROAD
Sumber : China Britain Bussiness Council
141,000 km;North-
32 negara
Indonesia ASEAN East
Asia
Penduduk 251,5 Juta 625 Juta
(2016) (40 %)
2002
Central Jalan Tol
GDP US$ 873 US $ 2.459 Asia Trans
Miliar (35 %) Milliar Sumatera
1995
5
PDB Indonesia per Pulau tahun 2013
TANTANGAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
Disparitas antar wilayah, terutama antara
Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan
Kawasan Timur Indonesia (KTI)
1. a.l. Utara – SelatanKabBanten, serta masih adanya
dengan status Tertinggal
Sumber: BPS, 2014
Indeks Daya Saing Indeks Daya Saing Walaupun daya saing infrastruktur
Global Indonesia (GCI) Infrastruktur Indonesia (GCI) semakin membaik, pengembangan
Tahun Ranking Tahun Ranking infrastruktur PUPR juga dihadapkan
pada tantangan untuk menuntaskan
2011 - 2012 46 2011 - 2012 82
konstruksi pekerjaan-pekerjaan
2012 - 2013 50 2012 - 2013 92 sebelum 2015 yang belum selesai,
2013 - 2014 38 2013 - 2014 82 seperti penyelesaian jalan tol trans
2014 - 2015 34 2014 - 2015 72 Jawa, pembangunan 16 bendungan
(Bendungan Jatigede dan Nipah)
2015 - 2016 37 2015 - 2016 64
2016 - 2017 41 2016 - 2017 60
Pertumbuhan PDRB, rata-rata 2006-2015, YoY Tingkat Kemiskinan Daerah, per September 2016
Source: BPS Source: BPS
5
8
TANTANGAN KAWASAN PERKOTAAN YANG TUMBUH PESAT :
ANTISIPASI DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PUPR AGAR KAWASAN EKOLOGI PERKOTAAN
PERKOTAAN BERPERAN SEBAGAI “Engine of Growth” SECARA CLIMATE CHANGE
67,7% 0,73-0,76 cm
BERKELANJUTAN
Cakupan pelayanan Kenaikan Muka Air
DEMOGRAFI & KOHESI SOSIAL penyediaan Laut per tahun
air bersih 75% Emisi Gas Rumah Kaca
TATA KELOLA PERKOTAAN
Penduduk Perkotaan: Tingkat Urbanisasi: 83,6% RTRW Kota telah ditetapkan dalam Perda
dalam 4 dekade (1970 – 2010), 53,6% ~ 137,5 juta jiwa (2015)
meningkat 6 kali lipat Belum optimalnya Desentralisasi
pemanfaatan IMB sebagai
49,8% ~ 119,8 juta jiwa (2010) peraturan
66,7% ~ 203,4 juta jiwa (2035) Instrumen kontrol land use
berdasarkan prinsip
Rata-rata pertumbuhan otonomi daerah
Pilkada Serentak tahun 2015
per tahun 1.49%
EKONOMI PERKOTAAN
PENATAAN RUANG PERKOTAAN
Kesenjangan
Kontribusi terhadap
PDRB Nasional 74% Antara kota-desa,
KBI & KTI
Jaringan Infrastruktur Regional mendukung Aliran
Barang & Jasa dan Jaringan Infrastruktur dalam Kota
AGENDA NASIONAL
“Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Visi JW-JK
Gotong Royong”
12
PERAN INFRASTRUKTUR BIDANG PUPR
(Sesuai RENSTRA PUPR 2015-2019)
Disusun Berdasarkan
Permen PUPR No. 131
Tahun 2015
14
TARGET OUTPUT INFRASTRUKTUR BERDASARKAN
RENSTRA PUPR 2015-2019
65 1 juta hektar
Pembangunan
waduk
Pembangunan jaringan
irigasi baru
SEKTOR CIPTA KARYA
KONDISI TARGET
3.000 km 3 juta hektar AKHIR AKHIR
SEKTOR Pembangunan Rehabilitasi jaringan THN 2014 THN 2019
SUMBER sarana &
prasarana
irigasi
Akses Air Minum
DAYA pengendali
Layak 70 % 100 %
banjir
67,52 m3/detik
AIR Pembangunan/ Kawasan
peningkatan sarana & permukiman kumuh 38.431 Ha 0 ha
500 km prasarana pengelolaan air
Pembangunan dan baku perkotaan
peningkatan sarana &
prasarana pengamanan Akses Sanitasi
62 % 100 %
pantai Layak
15
SANDINGAN ALOKASI ANGGARAN KEMENTERIAN PUPR
ANTARA RENSTRA DAN DIPA TAHUN 2015-2019
250.000.000
221.026.005 217.102.154
209.163.188
Renstra
200.000.000
RP (DALAM JUTA)
169.450.944
Gap
Gap
Gap -108.399.491
-115.988.216
150.000.000 -107.666.673
119.656.604 Gap
-71.421.943
Gap 4.822.264
DIPA
100.000.000 114.834.340
98.029.001 101.496.515 105.037.789 *) 108.702.663 *)
50.000.000
-
2015 2016 2017 2018 2019
TAHUN
*) 2018-2019 Angka Prakiraan Maju
Renstra DIPA
16
TARGET DAN CAPAIAN RENSTRA PUPR 2015-2019 MENDUKUNG
KETAHANAN AIR, KEDAULATAN PANGAN DAN ENERGI
Pembangunan
16 13 8 9 19 (29%) 65 Bendungan
Bendungan
52.519 84.000
Pembangunan
182.000 681,481 (68,1%) 1.000.000 ha
Jaringan Irigasi
288.496
Rehabilitasi
480.000 310.000 1.921.505 (64,1%) 3.000.000 ha
Jaringan Irigasi
Pembangunan
Embung/Bangunan 332 387 105 264 (24,3%) 1.088 buah
Penampung Air Lainnya
Pembangunan/Peningkat-
an Sarana & Prasarana 8,74 6,15 4,45 48,18 (71,4%) 67,52 m3/dtk
Pengelolaan Air Baku
Pembangunan
Pengendalian Lahar 149 38 6 113 (36,9%) 306 buah
Pembangunan/Peningkat- 33,57
an Sarana & Prasarana 62,34 21 408 (77,7%) 525 km
Pengamanan Pantai
Pembangunan Sarana
& Prasarana Pengendali 288,61 228 154 2.420 (78,3%) 3.090 km
Banjir
Lanjutan dari
Capaian 2015 Capaian 2016 Target 2017 Target 2018-2019 17
periode sebelumnya
TARGET DAN CAPAIAN RENSTRA PUPR 2015-2019 MENDUKUNG
KONEKTIVITAS NASIONAL
Pembangunan
Jalan Tol (km)
(Pemerintah dan 153 65 138 644 (64,4%) 1.000 km
Swasta)
27 (1%)
Pembangunan
Jalan Nasional 1.286 559,05 778,38 2.650 km
(km)
Pembangunan 6.258,17
Jembatan (m)
7.970,00 6.982,31 8.648,52
(21%) 29.859 m
Peningkatan
Kapasitas Jalan 1.928,83 1.176,78 824,95 3.073 km
Nasional (km) (Telah tercapai)
Peningkatan
Kapasitas 8.048 4.005 5.956 1.908
(9.6%) 19.953 m
Jembatan (m)
PULAU/KEPULAUAN APBN 2015 (Rp Triliun) APBN 2016 (Rp Triliun) APBN 2017 (Rp Triliun)
SUMATERA 15,92 (17,0%) 19,30 (22,9%) 17,97 (17,7%)
JAWA-BALI 34,05 (36,5%) 22,53 (26,7%) 44,84 (44,2%)
KALIMANTAN 10,28 (11,0%) 10,08 (12,0%) 9,20 (9,1%)
SULAWESI 13,96 (15,0%) 14,00 (16,6%) 13,35 (13,2%)
NUSA TENGGARA 5,50 (5,9%) 5,12 (6,1%) 5,03 (5,0%)
MALUKU 5,15 (5,5%) 4,43 (5,3%) 3,44 (3,4%)
PAPUA 8,52 (9,1%) 8,82 (10,5%) 7,65 (7,5%)
TOTAL 93,38* 84,29* 101,49 22
*: tidak termasuk anggaran untuk Satker Pusat
2.000.000.000
4.000.000.000
6.000.000.000
8.000.000.000
-
10.000.000.000
12.000.000.000
Rp (dalam ribu)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Bengkulu
Jambi
Sumatera Selatan
Kep. Bangka Belitung
Lampung
Banten
Jawa Barat
Jawa Tengah
DIY
Jawa Timur
Bali
NTB
NTT
Kalimantan Barat
Kalimantan Utara
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Gorontalo
Sulawesi Utara
PER PROVINSI TA.2015-2017 DAN RENCANA 2018
Sulawesi Barat
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Maluku Utara
Maluku
REKAPITULASI ALOKASI ANGGARAN KEMENTERIAN PUPR
Papua Barat
Papua
2017
2016
2015
*Pagu Anggaran TA 2018 belum final
Rencana 2018
23
CAPAIAN RENSTRA KEMENTERIAN PUPR
PROVINSI BANTEN TAHUN 2015-2016
Total Capaian
Capaian
No. Kegiatan Utama Renstra PUPR 2015-2019 Unor Hingga 2016
2015 2016 Volume Satuan
1 Pembangunan jalan tol BM 0,00 0,00 0,00 Km
2 Pembangunan jalan nasional BM 0,00 0,00 0,00 Km
3 Pembangunan jembatan BM 782,00 0,00 782,00 m
4 Peningkatan kapasitas jalan nasional BM 75,50 4,90 80,40 Km
5 Peningkatan kapasitas jembatan BM 214,30 160,00 374,30 m
6 Pembangunan bendungan SDA 1,00 1,00 2,00 Buah
7 Pembangunan jaringan irigasi SDA 0,00 0,00 0,00 Ha
8 Rehabilitasi jaringan irigasi SDA 7.430,00 5.442,00 12.872,00 Ha
Pembangunan embung/bangunan penampung air
9 SDA 0,00 0,00 0,00 Buah
lainnya
Pembangunan/peningkatan sarana dan prasarana
10 SDA 0,14 0,08 0,22 m3/det
pengelolaan air baku
11 Pembangunan pengendalian lahar SDA 0,00 0,00 0,00 Buah
Pembangunan/peningkatan sarana dan prasarana
12 SDA 17,45 1,00 18,45 Km
pengaman pantai
13 Pembangunan sarana dan prasarana pengendali banjir SDA 262,48 1,98 264,46 Km
14 Pembangunan Rumah Susun untuk MBR PP 1.328,00 1.117,00 2.445,00 Unit
15 Pembangunan Rumah Khusus PP 88,00 63,00 151,00 Unit
16 Pembangunan/Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya PP 0,00 2.000,00 2.000,00 Unit
Sumber: emonitoring.pu.go.id, 2017
24
3
PENDEKATAN KEWILAYAHAN DALAM PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU 2015-2019
Konsep Pengembangan Wilayah (Poernomosidhi) (1)
Wilayah Nasional Terdiri Atas Beberapa Satuan Wilayah Pengembangan (SWP)
dan didukung oleh kota-kota berhirarki sebagai simpul distribusi
Daerah D
Modal, dll)
Wilayah Nasional dapat terbagi habis oleh Wilayah Adminstrasi
Daerah C SWP lintas Daerah akan tetapi tidak selalu terbagi habis oleh SWP-SWP
daerah
(satu SWP dalam mencakupi bagian dari satu daerah atau
beberapa daerah)
Daerah E SWP terbentuk melalui mekanisme tertentu baik sengaja
maupun alamiah yang dipengaruhi oleh lokasi yang didasarkan
atas aspek ‘kemudahan’
Satuan Wilayah Pengembangan (SWP)
Sistem dalam Satuan Wilayah Pengembangan (SWP)
Daerah A
Daerah B
“
Tanpa memperhatikan SWP beserta struktur
SWP dalam pengembangannya berarti tidak
satu daerah
berkemampuan untuk memberikan arah
Daerah D
pada perkembangan/pertumbuhan
Daerah C SWP lintas kegiatan-usaha dalam suatu wilayah.
daerah
Tingkat Pertumbuhan suatu daerah diukur
Wilayah II
1 Wilayah
2
Pusat Pertumbuha
Kegiatan Inti n Wilayah Wilayah
Pertumbuhan-I Pertumbuhan-II
Kawasan
Strategis - b
Kawasan
Strategis - a
Wilayah
Wilayah I
Suatu Wilayah pada dasarnya memiliki pusat
kegiatan inti (Kota) yang kemudian diikuti Wilayah-wilayah pertumbuhan pada masing-masing wilayah yang berbeda perlu
oleh munculnya pusat-pusat kegiatan baru mendapatkan prioritas karena fungsinya sebagai pemicu (trigger) pengembangan
(kawasan - kawasan strategis). Hubungan wilayahnya masing-masing. Konektivitas antar wilayah pertumbuhan juga menjadi
fungsional antar pusat kegiatan inti dan pusat penting untuk menciptakan keterkaitan antar wilayah pertumbuhan yang juga akan
kegiatan pendukungnya beserta merangsang pertumbuhan diluar/antar wilayah pertumbuhan (komplementaritas)
konektivitasnya membentuk suatu wilayah
pertumbuhan
Wilayah II
5
1 Skala Ekonomi
Peningkatan skala ekonomi akan
Sinergitas terwujud karena perubahan fokus
Sinergitas ditunjukkan dengan dari yang hanya satu wilayah
kolaborasi pengembangan pertumbuhan menjadi lebih luas
infrastruktur untuk mendukung kepada beberapa wilayah
wilayah-wilayah pertumbuhan dari pertumbuhan dalam satu koridor
beberapa sektor seperti sektor wilayah pengembangan yang
pemerintahan, swasta, dan ditetapkan. Skala ekonomi yang
masyarakat serta dari berbagai besar mengakibatkan
tingkatan seperti pusat dan produktifitas yang efektif dan
daerah. efisien yang akan berdampak
pada daya saing yang lebih
kompetitif
2 4
Spesialisasi
Keadaan ini memungkinkan wilayah
3 Aglomerasi
Pengembangan yang terfokus dan
memiliki kekhususan wilayah
pertumbuhan dan berbeda dengan
Komplementaritas terpadu memungkinkan adanya
Suatu keadaan dimana wilayah-wilayah perkembangan antara pusat
wilayah lainnya. Bentuk spesialisasi
pertumbuhan dapat saling melengkapi. kegiatan atau pusat kota dengan
ini dapat berupa spesialisasi
industri, pariwisata dan kategori Wujud komplementaritas juga dapat kawasan-kawasan hiterland di
lainnya. ditunjukkan pembangunan infrastruktur sekitarnya yang membentuk suatu
yang dapat memberikan beberapa kawasan metropolitan hingga
dampak sekaligus (multiplayer effect). megapolitan.
29
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR
DIFOKUSKAN DI 35 WPS
30
STRUKTUR KONEKTIVITAS DALAM
WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS)
METROPOLITAN
Pembangunan infrastruktur PUPR difokuskan
pada 35 Wilayah Pengembangan Strategis
(WPS) yang mencakup 97 kawasan strategis,
untuk meningkatkan daya saing dan mengurangi
PERKOTAAN
disparitas antar wilayah
PARIWISATA Esensi:
ARUS
1. pengembangan wilayah terpadu dengan
KAWASAN PANGAN
DARATAN
HUB 3. memfokuskan pengembangan infrastruktur
menuju wilayah strategis
4. mendukung percepatan pertumbuhan
kawasan-kawasan pertumbuhan di WPS
5. mengurangi disparitas antar kawasan di dalam
PERKOTAAN WPS.
INDUSTRI
Untuk itu diperlukan:
KAWASAN • Keterpaduan Perencanaan antara
PERKOTAAN
Infrastruktur dengan pengembangan kawasan
strategis dalam WPS.
PERKOTAAN • Sinkronisasi Program antar infrastruktur
INDUSTRI (Fungsi, Lokasi, Waktu, Besaran, dan Dana).
ARUS PERDAGANGAN
EKSPOR & ANTARWILAYAH • Koordinasi dan Sinkronisasi Pelaksanaan
HUB
31
KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PUPR DENGAN PRIORITAS
NASIONAL 2015-2019
Cth : Jabodetabek,
INDUSTRI PRIORITAS
Mebidangro, Mamminasata + 10 KAWASAN
EKONOMI KHUSUS Cth : Danau
Keterangan
>1jt Ha
Aceh 500rb Ha - 1Jt Ha
0-500rb Ha
Sumut
Kalbar Sulteng
Sumbar
Sumsel Kalsel
Lampung
Sulsel
Jateng
Banten Jabar
Jatim
NTB NTT
Sumber : BPS 2015, Bappenas 2016 Sumatera Barat 513.022 Sulawesi Tengah 216.945 33
KETERPADUAN TERHADAP PENGEMBANGAN METROPOLITAN
2015-2019 (PERKOTAAN)
PALAPA MAMMINASATA
(1,3 Jt Jiwa) (2,7 Jt Jiwa)
SARBAGITA
PATUNG RAYA AGUNG (2,4 Jt Jiwa)
(3,5 Jt Jiwa)
JABODETABEK
(14, 1 Jt Jiwa)
MATARAM
KEDUNGSEPUR RAYA
(6,2 Jt Jiwa) GREBANGKERTOSUSILA (1,6 Jt Jiwa)
(9,7 Jt Jiwa)
PADANG
PALEMBANG
KOTA MAJA
KEMAYORAN
Lokasi Pembangunan Kota Baru Alternatif RPJMN
Studi pengembangan oleh Kementerian PUPR
BANJAR BARU MAKASSAR JAYAPURA
35
KETERPADUAN TERHADAP 40 KAWASAN PERDESAAN PRIORITAS
NASIONAL (KPPN)
IDI RAYEUK, PEUNARON, TOWUTI, BUNGKU BARAT,
LEDO, SIMPANG HILIR, JAWAI, RANTAU PULUNG, POSO PESISIR UTARA
PEUREULAK, PEUREULAK SANGKULIRANG BUNGKU SELATAN,
BARAT/TIMUR,RANTAU JAWAI SELATAN, SAMBAS (POSO)
(SAMBAS) (SANGATA) TINANGGEA
PEUREULAK (PEUREULAK) (KOLONEDALE)
KUBU, RASAU JAYA, PULAU DERAWAN, SAMBALIUNG
SUNGAI AMBAWANG, (TANJUNG REDEB) KAWASAN DARUBA
KERAJAAN, AJIBATA, MOMUNU, TILOAN
BONATUA LUNASI
SADANIANG KPPN: MOROTAI SELATAN
(RASAU JAYA) (BUOL)
(SIDIKALANG) KAB. KAYONG UTARA MABA TENGAH, WASILE,
SUKADANA, TELUK (GERBANG KAYONG)
WASILE TIMUR (MABA)
BATANG (SUKADANA)
TOMMO, KAROSSA, WONOSARI, MOOTILANGO, HERAM, MUARA TAMI
PULAU BESAR, SELAT TOBADAK (MAMUJU) TOLANGOHULA, ANGGREK, (ARSO)
NASIK, TJ PANDAN, KWANDANG (KWANDANG)
MANGGAR KEPULAUAN 9, MISOOL,
(TANJUNG PANDAN) SALAWATI (MISOL)
BALUSU, MALLUSETASI,
MESUJI, MESUJI TIMUR, RAWA PITU MARITENGAE (BARRU)
SELATAN/TIMUR, RAWA PITU
(MESUJI) LARANGAN,
PAMEKASAN, ENDE, KELIMUTU, SOA
SAMPANG (ENDE)
KORONCONG (CIBALIUNG)
(PAMEKASAN)
ARUT SELATAN,/UTARA, KUMAI, PANGKALAN KURIK, MALIND, TANAH
BANTENG, PANGKL LADA MIRING (MERAUKE)
(PANGKALAN BUN) MUNCAR
DOMPU, HU’U
(BANYUWANGI)
(RABA)
1 KI JORONG KEK-KI
1 2 PARIWISATA MOROTAI
PALU
KEK-KI SEI MANGKEI
1
1 2 KEK INDUSTRI SORONG
1
PARIWISATA 2
PARIWISATA D. TOBA PARIWISATA
KEP. SERIBU
WAKATOBI 1
2
2 1 3
KEK PARIWISATA TJ
KELAYANG 1 3
3 3 KI TELUK
KI KETAPANG 2 BINTUNI
KEK PARIWISATA
KI TANGGAMUS 3 WISATA 1 MOROTAI
2
BOROBUDUR
2
1 KI BANTAENG KI KONAWE
KEK PARIWISATA TJ. 2
LESUNG PARIWISATA LABUHAN
1 2 BAJO
“Untuk mengurangi ketimpangan dan penurunan biaya logistik, diperlukan pengembangan kawasan-kawasan industri
pengolahan dan meningkatkan produktivitas daerah-daerah potensial terutama di Kawasan Timur (Sulawesi yang memiliki
pertumbuhan >> rata-rata nasional) yang terintegrasi dengan tol laut sebagai tulang punggung distribusi logistik”
39
Pembangunan & Pengembangan Intermoda
akses terminal, dermaga, pelabuhan & bandara
• Surat Menteri Perhubungan PEMETAAN KEBUTUHAN AKSES JALAN SESUAI SURAT MENTERI PERHUBUNGAN
No:UM.208/10/20PHB’2016 Lokasi Simpul Kebutuhan sesuai Penanggungjawab Prioritas untuk
tanggal 13 April 2016 kepada Surat Kemenhub Kemen-PUPERA Pemda (DAK) Kemanfaatan
Menteri Pekerjaan Umum dan Bandara 8 8 0 8
Perumahan Rakyat perihal Terminal 4 4 0 3
Dukungan jalan akses terhadap Pelabuhan 41 12 28 40
infrastruktur perhubungan. Dermaga
24 3 21 5
Penyeberangan
Terminal Bandara Terminal Menado
Meulaboh Kualanamu Pelabuhan Bandara
Simanggaris Pelabuhan Bitung
Ujung Jabung Morowali Disamping itu, terdapat kebutuhan
Bandara Pelabuhan
Bandara Muara Palaran Pelabuhan Bandara Akses Jaringan Kereta Api Menuju
Folley Tambraw
Anambas Bandara/Pelabuhan Tahun 2018:
Kuala
Tungkal
1. Lanjutan konstruksi KA Bandara
Bandara
Siau
Soekarno-Hatta, Kualanamu
Pelabuhan
Pelabuhan 2. Reaktivasi akses KA Pelabuhan
Bahaur
Parlimbungan Cirebon, Tanjung Emas, Tanjung
Perak,
Bandara SMB
Bandara
Pelabuhan
Sebuku
3. Akses KA ke Bandara Raden
Bandara
Bandara Kertajati
Bulu
Intan Lampung, Kulonprogo,
Soetta
Pelabuhan Kunik Bandara Kertajati, Adi
Tanjung Pacitan
Priok Sumarmo, Juanda dan LRT
Palembang
→ Akses Jaringan Jalan/Jalan Tol Menuju Bandara/Pelabuhan
→ Akses Kereta Api Menuju Bandara/Pelabuhan
40
4
PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR
TERPADU DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2018
FOKUS PEMBANGUNAN DAN PRIORITAS NASIONAL 2018
Pendekatan
Holistik, Tematik, Integratif Dan Spasial
Money Follow Program
10 PRIORITAS
NASIONAL
•Pendidikan •Peningkatan •Penyediaan •Pengembanga •EBT dan •Peningkatan •Jaminan dan •Pengembang •Pembangunan •Penguatan
Vokasi Kesehatan Perumahan n 3 Kawasan Konservasi Produksi Bantuan an Sarana Wilayah Pertahanan
Ibu dan Layak Pariwisata Energi pangan Sosial Tepat dan Perbatasan dan
•Peningkatan (dari 10) •Stabilitas
kualitas guru Anak •Air Bersih •Pemenuhan •Pembanguna Sasaran Prasarana Daerah Politik dan
•Pengembanga
•Pencegahan dan Sanitasi Kebutuhan n sarana dan •Pemenuhan Transportasi Tertinggal Keamanan
n 5 KEK dari 10
dan Energi prasarana Kebutuhan (darat, laut, •Pembangunan •Kepastian
•Pengembanga
Penanggulan n 3 Kawasan pertanian Dasar udara, dan Perdesaan Hukum
gan Penyakit Industri (KI) (termasuk •Peningkatan inter-moda) •Reforma •Reformasi
•Preventif (dari 14) irigasi) Daya Saing •Pengembang Agraria Birokrasi
dan •Perbaikan UMKM dan an •Pencegahan
Promotif Iklim Investasi Koperasi Telekomunik dan
(Gerakan dan asi dan
Penciptaan Penanggulanga
Masyarakat Informatika n Bencana
Lapangan Kerja
Hidup Sehat) •Percepatan
Pembangunan
Papua
1
PEMBANGUNAN BERBASIS WILAYAH 2
PELAKSANAAN PEKERJAAN
YANG SUDAH COMMITTED
3 (MYC DAN PHLN)
KETAHANAN AIR DAN
KEDAULATAN PANGAN,
PEMBANGUNAN: 11 4
BENDUNGAN BARU, 87.124 HA
KONEKTIVITAS, PEMBANGUNAN: 881 KM JALAN
IRIGASI, 193 KM SARPRAS
NASIONAL, 27 KM JALAN TOL, 7.644 M
BANJI, 27 KM SARPRAS PANTAI
JEMBATAN, 3.911 M FO/UP, JALAN TRANSPAPUA,
PERBATASAN KALIMANTAN, PAPUA, & NTT
5 PENINGKATAN KUALITAS
KEHIDUPAN: 12.082 L/DTK AIR 6 PROGRAM KERAKYATAN (PISEW,
MINUM, 1.390.758 KK SANITASI,
1.806.969 KK PERSAMPAHAN, PAMSIMAS, SANIMAS, P3TGAI,
17.500 UNIT RUSUN, 159RB UNIT Embung, BSPS, RTLH, Jmbt
RUMAH SWADAYA Gantung, Pelatihan Jakon)
43
STRUKTUR PERWILAYAHAN WPS DAN PROVINSI
Budget
Pelaksanaan
Constraint
Terdapat gap 58,7% dipenuhi melalui sumber non-anggaran pemerintah -> PINA (Pembiayaan Investasi Non APBN)
Kebutuhan Paradigma Baru Pembangunan
Pendanaan Infrastruktur
Infrastruktur • Kepastian Usaha
SWASTA • Perizinan
• Insentif
*) Dihitung berdasarkan tingkat kinerja infrastruktur yang diperlukan untuk pencapaian posisi negara berpendapatan menengah (middle income country) pada tahun 2025.
Sumber: Bappenas- JICA, 2014: Background Study for RPJMN 2015-2019, Analisa Tim Kementerian PPN/Bappenas
47
PENGUATAN KONEKTIVITAS MENDUKUNG PELUANG ASEAN CONNECTIVITY : TRANS
SUMATERA, TRANS JAWA, DAN TRANS KALIMANTAN (1)
TRANS SUMATERA
Takengon Panjang
MEBIDANGRO Jalan Tol
(Km)
Trans Sumatera 2.865
Progres
Panjang
Ruas Konstruksi
(Km)
(%)
PEKANSIKAWAN Bakauheni-Terbanggi
155 29,92
Besar
Terbanggi Besar-
PALAPA Pematang Panggang- 185 -
Kayu Agung
50
ISU STRATEGIS PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR
DI PROVINSI BANTEN
Bendungan Sukoharjo
KTM Rawapitu Bandara Internasional Raden Inten II
55
MASTER PLAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
WPS 7 JAKARTA BOGOR CIAWI SUKABUMI 2025
KSPN
Sodetan Pulau Seribu
Kali
Ciliwung
Pelabuhan
Tanjung Priok
Pelabuhan
Perikanan
KI Marunda
Samudera Nizam
Center
Zachman
KI Tanjung Priok
Bandara
Soekarno
Hatta Jakarta Industrial
Estate Pulogadung
KSPN Puncak
Gede Pangrango
KI Bogor
Cibinong
Jalan Toll Bogor-
Ciawi-Sukabumi
Waduk Ciawi
Tanggul NCICD
Pelabuhan
Bandara Tanjung Priok
Tanggul A NCICD
Kanal Cikarang
Soekarno-Hatta
TPA Jatiwaringin ` Bekasi Laut Jakarta
1
Dry Port Cikarang
Cengkareng Drain Tangerang
Final Jakarta Emergency
Dredging Initiative (JEDI) Jalan Bebas Hambatan
Setu - Bojongmangu
Kab. Bekasi
Jalan Bebas Hambatan Kab. Tangerang
Serang – Balaraja, Serpong Jalan TOL
Balaraja – Teluknaga – Tambun
Soekarno Hatta Jalan Nasional
Cimanggis Jalan KA
JORR II Setu
Cinere
Rencana Jalan KA
Cileungsi
Pipa Transmisi SPAM Kota Depok
Regional Waduk Karian Sungai
TPA Nambo
Tanggul A NCICD
Jalan Provinsi
Kab. Bogor Pipa Transmisi SPAM
Regional Bogor Kota Inti
Jalan Bebas Hambatan 6
ruas Dalam Kota (Radial) Kota Satelit Mandiri
Kota Bogor
9 Waduk Ciawi dan Kota Sekitar
Rumah Susun MBR Sukamahi
Kawasan Industri
Waduk
DEVELOPMENT PLAN DEVELOPMENT
METROPOLITAN PLAN METROPOLITAN
Usulan program infrastruktur PUPR dan non PUPR hasil
PROGRAM
KONSEP PRIORITAS
PENGEMBANGAN
JABODETABEKPUNJUR 10 TAHUN
KAWASAN JABODETABEKPUNJUR
TAHUN 2015-2019 TAHUN 2015-2019
JABODETABEKPUNJUR
penyusunan development plan Jabodetabekpunjur
Jalur KA
BAYAH
PELABUHAN Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
RATU SUKABUMI
Pelabuhan Perikanan Pusat Kegiatan Wilaayah ( )
Bandar Udara
WPS 7: Jakarta – Bogor – Ciawi – Sukabumi
KSPN
WPS 9: Tanjung Lesung – Sukabumi – Pangandaran - Cilacap
Kawasan Industri
CIKEUSIK CARINGIN
Jalan Tol
Jalan Nasional
Jalur KA
BAYAH
PELABUHAN
• Pembangunan Sarana Air Baku
Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
RATU Pedesaan Curug Agung Kab.
Pelabuhan Perikanan SUKABUMI
Pusat Kegiatan Wilaayah ( ) Serang (0,01 m3/det) 2,70 Km
Nusantara (2015)
Pelabuhan Utama (PU)
KSPN Taman
Nasional Ujung
Kulon Pelabuhan
Tanjung
Intan Cilacap
Bandara
Panimbang Bandara
Pandeglang Tunggul Wulung
Cilacap
Jalan Bebas
Hambatan
Serang –
Panimbang Industri Semen
Cilacap
Bandara Citarate
Sukabumi Selatan
KSPN
Pangandaran
Pelabuhan
Industri Bandara Bandara Pelabuhan Perikanan
Perikanan
Semen Wiria Dinata Nusa Wiru Samudera
Nusantara
Bayah Tasikmalaya Pangandaran Bojong Salawe Parigi
Pelabuhan Ratu
DEVELOPMENT PLAN
WPS 9 TANJUNG LESUNG – SUKABUMI – PANGANDARAN – CILACAP 2015-2019
• Pembangunan Pengaman Pantai Tanjung Lesung (2015)
• Pembangunan Bendungan Karian Kab. Lebak (2015)
• Pembangunan Bendungan Leuwi Keris Tasikmalaya-Ciamis (2017-2019)
• Pembangunan Bendungan Matenggeng Ciamis – Cilacap (2018-2020)
• Pembangunan Jaringan Irigasi DI. Leuwigoong AMS 19A dan 19B (2015)
• Pembangunan Pengaman Pantai Pangandaran (2015)
• Pembangunan Check Dam Sungai Cipancar dan Sungai Cikamiri Garut (2016)
G. Tanggamus
G. Cilacap
Papandayan
Pameungpeuk Pangandaran
Cijulang
• Peningkatan Jembatan Ruas Saketi - Bts. Kota Pandeglang (2015)
• Pelebaran jalan Lebak Selatan Muara Binangeun - Simpang - Sp Bayah -
Cibarenok (2017) • Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di
• Rekonstruksi Bagbagan - Jampangkulon (2017) Kab. Cianjur dan Kab Sukabumi (2017)
• Rekonstruksi/Peningkatan Struktur Jalan Batas Banten - Sukabumi - • Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di
Pangandaran – Batas Cilacap (2015-2019) Kab.Garut (2017)
• Rekonstruksi/Peningkatan Struktur Jalan Gekbrong (Bts.Kabupaten) - Bts • Pembangunan Rusunawa di Kab/Kota
Kota Cianjur (2015) Tasikmalaya
• Rekonstruksi/Peningkatan Struktur Jalan Bts. Kab. Tasikmalaya/Garut – • Pembangunan Perumahan Swadaya Kab
Rajapolah (2015) Garut (2018)
MASTER PLAN KPS TANJUNG LESUNG TAHUN 2025
Bandara di Banten
Selatan
DEVELOPMENT PLAN KPS TANJUNG LESUNG TAHUN 2015-2019
DATA TEKNIS :
• Kapasitas Tampung Total : 314,7 x 106 m3
• Luas Genangan : 2.170 Ha
• Penyediaan air irigasi : 21.454 Ha
• Penyediaan air baku : 0.35 m³/det
• Listrik : 1.5 MW
1
70
PROGRESS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR
PROVINSI BANTEN: BENDUNGAN SINDANG HEULA
PROGRES PELAKSANAAN (Status Per Juni 2017): DATA BENDUNGAN
• Progress Fisik : 26,67 % Lokasi Bendungan : Kab. Serang, Banten.
• Progress Keuangan : 14,03 % DATA TEKNIS:
• Kapasitas Tampung Total : 9.26 x 106 m3
• Luas Genangan : 115 Ha
• Penyediaan air irigasi : 748 Ha
• Penyediaan air baku : 0.80 m³/det
• Reduksi Banjir : 50 m3/det
1
71
PROGRESS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR
PROVINSI BANTEN: JALAN TOL
1
72
PENUTUP