Anda di halaman 1dari 1

MODEL PERILAKU ORGANISASI

1. Model Autokratis. Model autokratis bergantung pada kekuasaan, mereka yang memegang
tampuk komando harus memiliki kekuasaan untuk menuntut. Orientasi manajemen adalah
wewenang formal yang resmi. Wewenang ini didelegasikan berdasarkanhak memerintah orang-
orang tertentu. Orientasi pegawai adalah kepatuhan kepada bos, bukan kepada manajer,
sedangkan dampak psikologi bagi pegawai adalah ketergantungan kepada atasan, yang
kekuasaannya unutk mengangkat, memberhentikan dan memerintah pegawai merupakan hal
yang hampir mutlak.
2. Model Kustodial.
Pendekatan kustodial yang berhasil bergantung pada sumber daya ekonomi. Apabila organisasi
tidak memiliki kekayaan untuk menyediakan dana pensiun dan membayar tunjangan lainnya.
Maka pendekatan kustodial tidak dapat dilakukan. Orientasi manajemen adalah uang, untuk
membayar upah dan tunjangan. Karena kebutuhan fisik para pegawai telah cukup terpenuhi
majikan beralih kekebutuhan rasa aman sebagai kekuatan motivasi.
3.Model Suportif. Model ini perilaku organisasi yang suprtif berasal dari “prinsip
hubungan suportif” model suportif bergantung kepada kepemimpinan ketimbang
pada kekuasaan atau uang. Oleh karena itu orientasi manajemen mendukung
prestasi kerja pegawai, ketimbang hanya mendukung pegawai melalui bayaran
tunjangan seperti halnya dalam pendekatan kustodial. Dampak psikologisnya bagi
pegawai timbulnya perasaan keikutsertaan dan keterlibatan tugas dalam
organisasi
4. Model Kolegial. Perluasan dari suportif adalah kolegial. Istilah kolegial
berkaitan dengan kumpulan orang yang memiliki tujuan bersama. Model
kolegial bergantung pada upaya upaya manajer untuk menimbulkan perasaan
kemitraan (partnership) dengan para pegawai. Orientasi manajemen adalah kerja
tim, pimpinan adalah pendamping yang membentuk tim yang lebih baik.
Tanggapan pegawai terhadap situasi ini adalah tanggung jawab. Dampak
psikologis bagi pegawai adalah disiplin diri.

Anda mungkin juga menyukai