Anda di halaman 1dari 10

BAB VI

PERLINDUNGAN KONSUMEN

PENGERTIAN
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang
lain, maupun makhluk lain dan tidak untuk diperdagangkan.(Pasal 1 UU
Nomor 8 tahun 1999).
Konsumen ada dua macam yaitu konsumen akhir dan konsumen antara.
Konsumen akhir adalah penggunaan atau pemanfaatan akhir dari suatu
produk, sedangkan konsumen antara adalah konsumen yang
menggunakan suatu produk sebagai bagian dari proses produksi suatu
produk lainnya.
Pelaku usaha merupakan orang atau lembaga berbentuk badan hukum
maupun badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan
kegiatan dalam wilayah hukum negara RI, baik sendiri maupun bersama-
sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam
berbagai bidang ekonomi.

DASAR HUKUM

Pada hakekatnya, terdapat dua instrumen hukum penting yang menjadi


landasan kebijakan perlindungan konsumen di Indonesia, yakni:

Pertama, Undang-Undang Dasar 1945, sebagai sumber dari


segala sumber hukum di Indonesia, mengamanatkan bahwa
pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
adil dan makmur. Tujuan pembangunan nasional diwujudkan
melalui sistem pembangunan ekonomi yang demokratis sehingga
mampu menumbuhkan dan mengembangkan dunia yang
memproduksi barang dan jasa yang layak dikonsumsi oleh
masyarakat.

51
Kedua, Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen (UUPK). Lahirnya Undang-undang ini memberikan
harapan bagi masyarakat Indonesia, untuk memperoleh
perlindungan atas kerugian yang diderita atas transaksi suatu
barang dan jasa. UUPK menjamin adanya kepastian hukum bagi
konsumen.

ASAS PERLINDUNGAN KONSUMEN

 Asas Manfaat; mengamanatkan bahwa segala upaya dalam


penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan
manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku
usaha secara keseluruhan,
 Asas Keadilan; partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara
maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan
pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan
kewajibannya secara adil,

 Asas Keseimbangan; memberikan keseimbangan antara


kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti
materiil ataupun spiritual,

 Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen; memberikan


jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalarn
penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa
yang dikonsumsi atau digunakan;

 Asas Kepastian Hukum; baik pelaku usaha maupun konsumen


mentaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan
perlindungan konsumen, serta negara menjamin kepastian hukum.

52
TUJUAN

Sesuai dengan pasal 3 Undang-undang Perlindungan Konsumen, tujuan


dari Perlindungan Konsumen adalah

1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen


untuk melindungi diri,
2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara
menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan/atau
jasa,

3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih,


menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen,

4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung


unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses
untuk mendapatkan informasi,

5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya


perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan
bertanggungjawab dalam berusaha,

6. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin


kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan,
kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen.
HAK-HAK KONSUMEN

Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang Perlindungan Konsumen, Hak-


hak Konsumen adalah :

1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam


mengkonsumsi barang dan/atau jasa;

53
2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan
barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi
serta jaminan yang dijanjikan;

3. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi
dan jaminan barang dan/atau jasa;

4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang


dan/atau jasa yang digunakan;

5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya


penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;

6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;

7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta
tidak diskriminatif;

8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi/penggantian,


apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan
perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;

9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-


undangan lainnya.

KEWAJIBAN KONSUMEN

Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang Perlindungan Konsumen,


Kewajiban Konsumen adalah :

1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur


pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi
keamanan dan keselamatan;

54
2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang
dan/atau jasa;

3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;

4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan


konsumen secara patut.

HAK-HAK PELAKU USAHA

1. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan


kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa
yang diperdagangkan;
2. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen
yang beritikad tidak baik;

3. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya didalam


penyelesaian hukum sengketa konsumen;

4. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum


bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau
jasa yang diperdagangkan.

KEWAJIBAN PELAKU USAHA

1. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;


2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi
dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan
penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;

55
3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur
serta tidak diskriminatif;

4. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau


diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang
dan/atau jasa yang berlaku;

5. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau


mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan
dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang
diperdagangkan;

6. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas


kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang
dan/atau jasa yang diperdagangkan;

7. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila


barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai
dengan perjanjian.

PERBUATAN YANG DILARANG BAGI PELAKU USAHA


1. Larangan dalam memproduksi atau memperdagangkan
Misal : tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang
dipersyaratkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Larangan dalam menawarkan/mempromosikan/mengiklankan
Misal : barang tersebut dalam keadaan baik dan atau baru
3. Larangan dalam penjualan secara obral/lelang
Misal : menyatakan barang dan atau jasa tersebut seolah-olah tidak
mengandung cacat tersembunyi.
4. Larangan dalam periklanan

56
Misal : mengelabui konsumen mengenai kualitas, kuantitas, bahan,
kegunaan dan harga barang dan atau tarif jasa serta ketepatan waktu
penerimaan barang jasa.

KLAUSA BAKU DALAM PERJANJIAN

Klausula Baku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat


yang telah dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak
oleh pelaku usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen dan / atau
perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen.

Klausula Baku aturan sepihak yang dicantumkan dalam kwitansi, faktur /


bon, perjanjian atau dokumen lainnya dalam transaksi jual beli yang
sangat merugikan konsumen.

Dengan pencantuman Klausula Baku posisi konsumen sangat lemah /


tidak seimbang dalam menghadapi pelaku usaha.

Undang-Undang Perlindungan Konsumen menetapkan bahwa Klausula


Baku yang dituangkan dalam suatu dokumen dan/atau perjanjian dilarang
bagi pelaku usaha, apabila dalam pencantumannya mengadung
unsur-unsur atau pernyataan sebagai berikut :

1. Pengalihan tanggungjawab dari pelaku usaha kepada konsumen;


2. Pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali barang yang dibeli
konsumen;
3. Pelaku usaha berhak menolak penyerahan uang yang dibayarkan atas
barang atau jasa yang dibeli oleh konsumen;
4. Pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk melakukan segala tindakan
sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli secara angsuran;
5. Mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau
pemanfaatan jasa yang dibeli konsumen;

57
6. Memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa
atau mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi obyek jual
beli jasa;
7. Tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru,
tambahan atau lanjutan dan / atau pengubahan lanjutan yang dibuat
secara sepihak oleh pelaku usaha dalam masa konsumen
memanfaatkan jasa yang dibelinya;
8. Konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha untuk pembebanan
hak tanggungan, hak gadai, hak jaminan terhadap barang yang dibeli
oleh konsumen secara angsuran;

Contoh Klausa Baku

 Formulir pembayaran tagihan bank dalam salah satu syarat yang


harus dipenuhi atau disetujui oleh nasabahnya menyatakan bahwa
“ Bank tidak bertanggung jawab atas kelalaian atau kealpaan,
tindakan atau keteledoran dari Bank sendiri atau pegawainya atau
koresponden, sub agen lainnya, atau pegawai mereka ;
 Kwitansi atau / faktur pembelian barang, yang menyatakan :

 "Barang yang sudah dibeli tidak dapat ditukar atau


dikembalikan" ;

 "Barang tidak diambil dalam waktu 2 minggu dalam nota


penjualan kami batalkan" ;

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA

Didalam UU No.8 Tahun 1999 diatur dalam pasal 19 sampai dengan pasal
28. Dalam pasal 19 mengatur tanggung jawab kesalahan pelaku usaha
terhadap produk yang dihasilkan atau diperdagangkan dengan memberi
ganti kerugian atas kerusakan, pencemaran, kerusakan, kerugian
konsumen.

58
SANKSI

Sanksi Bagi Pelaku Usaha Menurut Undang-undang No. 8 Tahun 1999


tentang Perlindungan Konsumen

Sanksi Perdata :

 Ganti rugi dalam bentuk :


o Pengembalian uang atau
o Penggantian barang atau
o Perawatan kesehatan, dan/atau
o Pemberian santunan
 Ganti rugi diberikan dalam tenggang waktu 7 hari setelah tanggal
transaksi

Sanksi Administrasi :

maksimal Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah), melalui BPSK jika
melanggar Pasal 19 ayat (2) dan (3), 20, 25

Sanksi Pidana :

 Kurungan :
o Penjara, 5 tahun, atau denda Rp. 2.000.000.000 (dua milyar
rupiah) (Pasal 8, 9, 10, 13 ayat (2), 15, 17 ayat (1) huruf a, b,
c, dan e dan Pasal 18
o Penjara, 2 tahun, atau denda Rp.500.000.000 (lima ratus
juta rupiah) (Pasal 11, 12, 13 ayat (1), 14, 16 dan 17 ayat (1)
huruf d dan f

59
 Ketentuan pidana lain (di luar Undang-undang No. 8 Tahun. 1999
tentang Perlindungan Konsumen) jika konsumen luka berat, sakit
berat, cacat tetap atau kematian
 Hukuman tambahan , antara lain :
o Pengumuman keputusan Hakim
o Pencabuttan izin usaha;
o Dilarang memperdagangkan barang dan jasa ;
o Wajib menarik dari peredaran barang dan jasa;
o Hasil Pengawasan disebarluaskan kepada masyarakat .

60

Anda mungkin juga menyukai