Perekembangan industri yang tumbuh semakin cepat di berbagai bidang, seperti saat ini
mengharuskan perusahaan-perusahaan lebih jeli dalam mengelolah aliran jasa atau barang
yang mereka tawarkan sampai kepelanggan dengan cepat dan tepat dengan menekan biaya
produksi seminimal mungkin. Salah satu yang perusahaan terapkan yakni supply chain
management (SCM). SCM sendiri menurut Barry Render dan Jay Haizer adalah interaksi
aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan
produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan.Tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai
suplai adalah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan (Chopra, 2001,
h5). Rantai suplai yang terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan
oleh rantai suplai tersebut.
Suatu perusahaan yang menerapkan konsep SCM yang baik dan benar akan memberikan
dampak dan peningkatan unggulan komperatif terhadap produk maupun rantai pasokan
yang dibangun perusahaan tersebut. Seperti halnya Li & Fung merupakan salah satu
perusahaan perdagangan terbesar, khususnya dalam sumber biaya rendah dan barang-
barang konsumsi padat karya dari seluruh pemasok di asia timur. Li & Fung menghubungkan
pabrik-pabrik di asia dengan pengecer dan pabrikan di amerika dan eropa yang memiliki
rancangan barang setengah jadi sendiri (merchandise) dan mengubahnya menjadi produk
fisik.
PEMBAHASAN
Li & Fung didirikan pada tahun 1906 oleh Fung Pak-Liu bersama rekannya Li To-Ming
di Guangzhou, Cina yang berbasis ekspor. Tahun 1920an sampai 1930an Li & Fung
diverifikasi kedalam bisnis pergudangan dan pambuatan kerajinan tangan. Setelah perang
dunia ke-2 berakhir, Li & Fung telah mengembangkan bisnisnya ke mainan, garmen, bunga
plastik dan peralatan elektronik. Pada tahun 2000 Li & Fung telah menjadi perusahaan yang
rumit yang lebih dari sekedar perusahaan ekspor-impor biasa. Dengan 48 kantor di 32
negara, Li & Fung memberikan value-added service ke dalam supply chain secara
keseluruhan yang disebut borderless manufacturing environment. Sebagai contoh, sebuah
filling jaket dapat saja diambil dari Cina, bahan lapisan luarnya diambil dari Korea, retsleting
dari Jepang, dan label, velcro dari Hong Kong. Lalu bahannya diwarnai di Asia selatan, dijahit
di Cina, dan dikirim lagi ke Hong Kong untuk quality control dan lalu dikirimkan ke client.
Total value-added service seperti ini menguntungkan client dari beberapa aspek, yaitu
waktu pengerjaan yang dipersingkat dari 3 bulan menjadi 5 minggu. Dengan siklus yang
cepat ini, biaya inventori pun menjadi berkurang.
Li & Fung bertindak sebagai “middle man” yang menghubungkan antara kebutuhan
konsumen dengan proses produksi. Posisi Li & Fung dapat digambarkan sebagai berikut
Jadi dapat disimpulkan bahwa prinsip yang diterapkan oleh Li & Fung termasuki unik dengan
memanfaatkan dan mempercayakan ke negara lain produknya untuk dikerjakan. Tidak
dapat dipungkiri bahwa metode seperti itu dapat menguntungkan segala pihak yang terkait.
Sehingga tujuan strategis dari supply chain dapat terpenuhi