Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MULAZAMAH

GHAZWUL FIKRI

DISUSUN OLEH :

NAMA : NITA ANA PRATIWI

NIM : 04.14.4010

KELAS : D/KP/IV

KONSENTRASI INSTALASI BEDAH SENTRAL


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA GLOBAL
2016
BAB I
PENDAHULUAN

Ghazwul fikri ( perang pemikiran ) merupakan hal yang sangat mungkin


terjadi pada zaman seperti ini. Suatu cara yang sangat ampuh untuk
mempengaruhi seseorang atau kelompok melalui globalisasi informasi. Perang
yang jauh lebih berbahaya dari perang secara fisik karena tidak disadari karena
kelihaiannya dan dampak yang ditimbulkan yaitu dampak psikologis yang
terpengaruh dalam waktu yang lama. Dorongan untuk menerapkan al-ghozwul
fikri sebagai upaya penganekaragaman serbuan terhadap kaum muslim ialah
kegagalan pasukan nonmuslim menaklukan dunia Islam melalui perang secara
konvensional ( secara fisik militer ). Hal ini menimbulkan kesadaran bagi
mereka bahwa untuk menaklukan dunia Islam diperlukan penyerbuan yang
bersifat nonmiliter. Al-ghozwul fikri menyerang pemikiran dan ajaran Islam.
Karena itu medannya sangat luas, seluas kehidupan Islam. Hampir semua
bagian dari ajaran Islam dan aplikasinya dijadikan sasaran al-ghozwul fikri. Hal
ini dimaksudkan agar kaum muslimin, dalam kehidupannya menyimpang dari
wahyu, baik secara total maupun sebagian.

Al-ghozwul fikri merupakan upaya agar bangsa-bangsa lemah selalu


tunduk kepada pengaruh kaum penyerbu. Al-ghozwul fikri juga merupakan
fenomena baru yang membuktikan betapa keras dan menyeluruhnya konspirasi
kaum kafir terhadap Islam dan kaum Muslimin dan betapa halusnya tipu daya
mereka. Dalam bahasa Inggris “ghozwul fikri” disebut sebagai brain washing,
thought control, menticide adalah istilah yang menunjuk kepada suatu program
yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur oleh musuh-
musuh Islam untuk melakukan pendangkalan pemikiran dan cuci otak kepada
kaum muslimin, dengan tujuan agar kaum muslimin tunduk dan mengikuti cara
hidup mereka sehingga melanggengkan kepentingan mereka untuk
menjajah/mengeksploitasi sumber daya milik kaum muslimin.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah perkembangan Ghozwul fikri

Menurut bahasa Ghozwul fikri terdiri dari dua kata : ghozwah dan fikr,
ghozwah berarti serangan, sebuan, atau invasi dan fikr berarti pemikiran.
Serangan dan serbuan disini berbeda dengan serangan atau serbuan dalam qital
( perang senjata ). Invasi/serangan pemikiran dalam bahasa Inggris disebut
sebagai brain washing, thought control, menticide. Invasi pemikiran yang
dilakukan olah para musuh Islam dengan pertimbangan-pertimbangan bahwa
dibandingkan dengan melakukan peperangan militer/fisik, maka Ghozwul fikri
memiliki beberpa kelebihan diantaranya : sepihak (yang lain tidak menyadari
kalau sedang diserang), korban hampir tidak ada, membutuhkan dana yang
sedikit, hasilnya nyata terlihat dan berhasil, dan efeknya dalam dan luas.
Menurut istilah adalah penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran
umat Islam guna merubah apa yang ada didalamnya sehingga tidak lagi bias
keluar dari pikirannya itu hal-hal yang benar karena telah tercampur aduk
dengan hal-hal tidak Islami.

Sejarah Ghozwul fikri sudah ada setua umur manusia, makhluk yang
pertama kali melakukannya adalah Iblis la’natullah ketika berkata kepada Nabi
Adam as : “Sesungguhnya Allah SWT melarang memakan buah ini supaya
kalian berdua tidak menjadi malaikat dan tidak dapat hidup abadi” ( QS : 7/20 ).
Dalam perkataannya ini Iblis tidak menyatakan bahwa Allah SWT tidak
melarang kalian karena itu akan bertentangan dengan infromasi yang telah
diterima eloh Adam as, tetapi Iblis mengemas dan menyimpangkan makna
perintah Allah SWT sesuai dengan keinginannya, yaitu dengan menambahkan
pelarangan Allah SWT yang dibuatnya sendiri dan ia tahu bahwa Adam as
tidak mempunyai pengetahuan tentang sebab tersebut.
Para pemikir muslim selalu menyinggung Perang Salib sebagai
peristiwa sejarah yang berpengaruh luas terhadap sikap keagamaan kaum
Kristiani Eropa, peristiwa ini membangkitkan dendam dan nafsu memusnahkan
Islam dan menghancurkan kaum muslimin. Akibatnya mereka memperluas
medan penyerbuan dan sasarannya. Sejalan dengan luasnya medan dan sasaran
penyerbuan, mereka melipatgandakan penyerbuan dan sasarannya.

Setidak-tidaknya pengalaman Perang Salib membangkitkan kesadaran


baru bahwa untuk memusnahkan Islam di bumi ini tidak mungkin dilakukan
hanya dengan melalui penyerbuan fisik. Bahkan perang konvensional yang
mereka lakukan sampai beberapa abad tidak memberikan hasil yang
diharapakan. Karena itu mereka menempuh cara lain, selain penyerbuan militer,
yakni penyerbuan pemikiran yang merupakan alternative pelapiasan dendam
dan nafsu ingin memusnahkan kaum muslimin atau menaklukannya. Orang
yang sering disebut-sebut pertama kali menyerukan untuk melipat gandakan
penyerbuan ini adalah Louis IX, kemudian menyusul orang-orang seperti
Gladstone, Crommerm, Lord Allenby. Seruan-seruan mereka inilah yang
kemudian dijadikan dasar perencanaan dan langkah-langkah penyerbuan baru
Barat terhadap Islam.

Louis IX ketika tertawan dirumah Luqman di Al-Manshuroh (Mesir)


menyadari benar akan perlunya pelipat gandaan penyerbuan terhadap Islam
dengan tidak semata-mata melalui perang konvensional. Ini merupakan salah
satu indikator bahwa Perang Salib berpengaruh besar terhadap sikap keagamaan
orang-orang Eropa dan pandangannya terhadap Islam dan kaum muslimin.
Sehubungan dengan Perang Salib ini ada beberapa fenomena yang perlu dicatat,
terutama dalam hal sikap keagamaan Barat yang Kristiani terhadap Timur yang
Islami. Pertama, ada interaksi langsung pada hamper semua aspek kehidupan
antara kekuatan kufur dan Islam. In menimbulkan sikap keagamaan baru bagi
orang-orang Eropa dan melahirkan berbagai pengalaman yang dapat dijadikan
pijakan dalam menentukan langkah penyerbuan baru terhadap kaum muslimin.
Kedua, munculnya sikap keagamaan kaum Kristiani Eropa yang semakin keras.
Sikap ini terutama diakibatkan oleh kekalahan mereka yang berkali-kali dalam
Perang Salib serta ketidak mampuan mereka menaklukkan dunia Islam secara
total.

B. Sasaran dan Strategi Al-ghozwul fikri Al-ghozwul fikri mengarah


kepada dua sasaran utama, yaitu :

1. Mengeliminasi Islam supaya tidak berkembang,


2. Menghantam Islam dari dalam. Untuk mencapai sasaran pertama al-
ghozwul fikri,
orang-orang kafir menggunakan beberapa strategi :

1. Tasywih (pencemaran/pelecehan) Tasywih ini dilancarkan tidak terbatas


hanya dalam satu aspek, tetapi mencakup seluruh aspek dalam Islam.
Karena itu kita menemukan berbagai upaya Tasywih terhadap Al-
Qur’an, Sunnah Nabi, pribadi Rasululloh SAW, sejarah Islam dan
tokoh-tokohnya, system kehidupan Islam, peradaban dan warisan Islam,
bahasa dan lainnya. Tujuannya adalah untuk menghilangkan
kebanggaan kaum muslimin terhadap Islam dengan menggambarkan
Islam secara buruk.
2. Tasykik (pendangkalan/peragu-raguan) Tasykik yang dilancarkan
orang-orang kafir terutama terarah kepada sejarah masa lalu umat dan
masa kininya. Agar umat Islam terputus hubungannya dengan masa
lalunya, maka orang-orang kafir melancarkan tasykik terhadap kejayaan
masa lalu umat dan terhadap kehidupan pribadi tokoh-tokohnya.
Tujuannya ialah agar generasi muslim sekarang tidak tahu sejarah masa
lalu umatnya kecuali masa-masa kegelapan dan penindasan, masa
kegoncangan dan kebiadaban, masa pemaksaan dan kediktatoran.
Dengan demikian, gernerasi muslim sekarang melihat masa lalu
sejarahnya hanya merupakan mata rantai berbagai bentuk penyiksaan
dan silsilah penuh lembaran hitam.
3. Tadzwib (penghancuran) karekteristik umat Setelah melancarkan
tasywih dan tasykik orang-orang kafir kemudian memasuki tahap
tadzwib (penghancuran). Tujuannya ialah agar umat Islam kehilanngan
karekteristikdan kepribadiannya. Karena itu mereka menyerbu dengan
berbagai sarana yang dapat merubah karakternya dan melunturkan
aqidahnya. Seluruh kekuatan musuh Islam bersekongkol
menghancurkan karakteristik umat dengan berbagai cara. Mereka
menggunakan cara-cara langsung dan tidak langsung, terang-terangan
dan samar-samar, materi dan immateri, asing dan local, ekonomi dan
sosial, pendidikan dan kebudayaan terhadap muslim yang berada di
negeri muslim ataupun muslim yang berada di negeri-negeri kafir.
4. Taghrib (pembaratan/westernisasi/kafirinisasi) Satu langkah lagi yang
mereka lancarkan adalah taghrib, yaitu penanaman kebudayaan baru
yang dapat mengarahkan akal, menentukan perjalanan politik,
menciptakan berbagai keputusan, merusak kondisi umat dan
mengendalikan kepemimpinan kaum muslimin. Langkah ini disebut
taghrib, sebuah upaya penanaman budaya barat secara total ke tengah-
tengah kaum muslimin. Sehingga seluruh struktur kehidupan kaum
muslimin sepenuhnya berada dalam kontrol dan arahan pola hidup
barat.

Sedangkan untuk mencapai sasaran yang kedua al-ghozwul fikri, orang-oarng


kafir menggunakan beberapa strategi, antara lain :
1. Penyebaran paham Sekularisme Sekularisme berupaya menciptakan
suatu kehidupan yang berdasarkan ilmu mutlak dan berada dibawah
kekuasaan akal dan eksperimen. Karena itu hal-hal yang bersifat
spiritual dipandang serba negatif. Dalam bidang politik, hukum dan
moral, selain mendasarkan atas prinsip materialism, sekularisme juga
menganut faham machiavelistik dan berupaya keras untuk memisahkan
agama dan Negara . Dengan demikian Islam akan tergusur dari
kehidupan nyata, sedangkan kepribadian kaum muslimin menjadi
merosot, semata-mata bernilai materi kebendaan dan kerasionalan yang
terpisah dari keimanan.
2. Menyebarkan paham Nasionalisme Nasionalisme adalah paham yang
meletakkan nation atau suku bangsa diatas segala-galanya. Menurut
paham ini kepentingan bangsa harus berada diatas semua kepentingan,
termasuk kepentingan agama. Karena itu bangsa merupakan prinsip,
metode dan sekaligus tujuan kehidupan. Menurut Syekh Abdullah bin
Baz : “Nasionalisme adalah propaganda jahiliyah ateistik yang
bertujuan memerangi Islam dan menghantam segala hukum dan
ajarannya. Nasionalisme adalah sebuah ciptaan Kristiani Barat untuk
memerangi Islam dan menghancurkannya dari dalam”. Demikian
beberapa strategi yang dilancarkan oleh orang-orang kafir yang
berusaha untuk menghancurkan Islam.

C. Sarana –sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan ghazwul


fikri.

1. Lembaga Pemerintahan Semua lembaga pemerintahan di dunia Islam,


tanpa kecuali dijadikan alat dan sarana al-ghozwul fikri. Sarana ini
dipergunakan baik untuk mencapai sasaran pertama ( mengeliminasi
Islam ) ataupun sasaran kedua ( menghantam Islam dari dalam ). Hal ini
dilakukan dengan cara menguasai piranti politik dan piranti perundang-
undangan.
2. Publikasi- Publikasi adalah alat ghozwul fikri yang paling luas
jangkauannya. Publikasi dapat mengantarkan ghozwul fikri dalam
mencapai sasaran-sasarannya dalam kelompok masyarakat yaitu para
cendikiawan, orang-orang awam besar-kecil, kaum laki-laki dan
perempuan, orang kota dan kampung, oranng kaya dan miskin baik
yang sudah dewasa maupun yang masih kecil. Karena itu orang-orang
kafir berusaha keras menguasai dan mengarahkan alat-alat publikasi ini.
Media cetak, media elektronik, teater, lagu-lagu, film dan lukisan-
lukisan dikerahkan untuk membentuk generasi yang ruhnya kosong dari
nilai-nilai Islam.
3. Pendidikan Orang-orang kafir memanfaatkan lembaga-lembaga
pendidikan secara luas untuk mecapai tujuan ghozwul fikri, yakni
dengan cara mempengarui dan menguasainya. Hamper semua perangkat
yang berkaitan dengan pendidikan dikuasai oleh mereka. Managemen,
sistem, metode, filsafat pendidikan, tenaga pengajar sampai bahasa yang
digunakan, dikuasai oleh mereka.
4. Bidang kemasyarakatan Untuk mengeliminasi dan menghantam Islam
dari dalam, mereka juga memanfaatkan bidang sosial
kemasyarakatannya dan dijadikannya alat perusak dan penghancur
pemikiran umat. Sekurang-kurangnya ada tiga cara yang biasa mereka
lakukan dalam program ini :

a. Mentasywih tokoh-tokoh agama dan masyarakat muslim dengan cara


memburuk-burukkan nama baik tokoh dan perilaku masyarakat muslim
tersebut.
b. Menciptakan pemimpim-pemimpin palsu, baik sebagai pemimpin
politik, pendidikan, maupun ekonomi.
c. Menyerbu kehidupan social kemasyarakatan kaum muslimin dengan
cara mempopulerkan berbagai macam tradisi, cara berpakaian,
pemikiran, seruan-seruan, penemuan-penemuan dan lain sebagainya.

Untuk melancarkan serangan-serangannya dalam mengkerdilkan pemikiran


umat islam mereka memasarkan kepada umat islam yang populer di sebut “4 S”
(Sing. Sex, Sport, Smoke) dan “4 F” (Fun, Fasion. Food, Faith). Tujuannya
jelas, agar umat islam melupakan kitab pegangan utamanya (Al Qur’an), serta
tuntunan Nabi Muhammad saw lewat hadist-hadist Nabawiyah. Ghozwul fikri
yang mereka lancarkan ternyata sangat efektif untuk mematikan akidah dan
pemikiran serta perjuangan umat Islam secara perlahan. Hal ini dapat kita
jumpai dalam rumah tangga umat Islam bahkan sampai tingkat Negara
sekalipun. Adapun isi dari ghozwul fikri itu adalah :

a. Empat S ( 4-S )

SING : Musik dengan berbagai jenis dan instrumennya.


SEX : Gambar-gambar pornografi dan film-film yang ditayangkan di televisi
yang sarat dengan unsur pornografi.
SPORT : Kegilaan terhadap olahraga yang tampaknya secara lahiriah
membawa kebaikan bahkan mengangkat nama bangsa jika berprestasi, namun
yang sering dilupakan oleh umat Islam adalah bentuk pakaian yang digunakan
diberbagai cabang olahraga yang tidak mencerminkan kutur Islam yaitu
menutup aurat, baik putra atau putrid. Juga even-even olahraga yang digelar
tanpa memperhatikan waktu shalat, di antaranya sepakbola yang biasanya
diiringi oleh arak-arakkan supporter.
SMOKE : rokok sudah umum dikonsumsi oleh semua kalangan dan generasi,
jumhur ulama berpendapat bahwa hokum rokok adalah makruh, khususnya
makruh yang dapat merusak kesehatan bahkan menurut sebagian ulama
hukkum merokok adalah haram atau paling tidak adalah makruh tahrim
kecnduan rokok secara umum dikalangan umay Islam, tentunya membawa
dampak negative bagi ketegaran ibadah dan jiwa perjuangan umat, didalam
melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar secara utuh, serta menghalangi
turunnya rahmat Allah SWT kepada mereka.
b. Empat F ( 4F ) :

FUN : Lawakan atau tontonan-tontonan yang lucu yang mengajak pemirsanya


tertawa seringkali kkita jumpai di televise, panggung-panggung hiburan dan
lain-lain. Yang patut disesalkan adalah kegiatan da’wah atau ceramah agama
yang terkadanng porsi lawakannya justru lebih banyak dari fatwa atau isi
dakwah itu sendiri.
FASHION : Generasi muda merupakan konsumen utama dari perkembangan
model pakaian yang berkiblat pada tren mode Barat.
FOOD : Berbagai macam dan merk makanan siap saji dengan mudah didapat
dan harganya pun relative terjangkau. Sisi lain dari makanan jadi ini adalah
proses pembuatannya yang terkadang tidak jelas halal haramnya ( walaupun
berlabel halal )
FAITH : Kepercayaan yang dimaksud adalah berbagai paham yang
dikembangkan oleh orang-orang kafir, seperti : Liberalisme, Zionisme,
Sekularisme, Kapitalisme, Nasionalisme, Demokratisme ala Barat,
Westernisasi, Kristenisasi, Emansipasi, Karierisasi, pemberlakuan HAM
melebihi ketentuan hokum syara’ sesuai yang termaktub dalam Al-Qur’an dan
Hadits.

D. Beberapa saran yang digunakan untuk menghadapi ghozwul fikri.

1. Meninjau kembali semua kurikulum pendidikan di berbagai Negara


Islam. Sehingga kita dapat menutup semua jendela yang dilalui oleh
angin jahat. Sehubungan dengan ini universitas di Negara Islam harus
memperhatikan mata kuliah kebudayaan Islam yang membicarakan
tentang Ghozwul fikri, agar mahasiswa menyadari dan mengerti
berbagai bahaya yang mengancam mereka.
2. Sekarang Negara-negara maju mendirikan berbagai instansi untuk
memerangi narkotika dan untuk memboikot berbagai komoditas musuh.
Jadi tiba saatnya kita membentuk lembaga yang mengamati berbagai
kegiatan para aggressor dan sekaligus mencari jalan menghadapinya.
3. Menyebarluaskan berbagai prinsip dan ajaran Islam di tengah
masyarakat dengan demikian mereka tidak membutuhkan nilai-nilai
import.
4. Umat Islam harus mempunyai kantor berita sendiri, dikelola secara
professional, mengerti persoalan dan mampu mengungkap bahaya berita
yang tersembunyi dalam berbagai berita yang disiarkan musuh.
5. Memberi pengarahan yang benar dan melindungi otak yang benar serta
perasaan kita dari obat penenang dan racun.
6. Menggerakkan berbagai potensi sastra untuk menggali warisan dan
sejarah peradaban Islam.
7. Menggalang persatuan umat Islam agar tercapai swasembada disegala
segi.
8. Menyatukan derap langkah para penulis muslim dan lembaga dakwah
untuk mengawasi gerakan ghozwul fikriserta mengabil langkah untuk
menghadapinya
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ghazwul fikri ( perang pemikiran ) merupakan hal yang sangat mungkin


terjadi pada zaman seperti ini. Suatu cara yang sangat ampuh untuk
mempengaruhi seseorang atau kelompok melalui globalisasi informasi.
Dorongan untuk menerapkan al-ghozwul fikri sebagai upaya
penganekaragaman serbuan terhadap kaum muslim ialah kegagalan pasukan
nonmuslim menaklukan dunia Islam melalui perang secara konvensional
(secara fisik militer). Menurut bahasa Ghozwul fikri terdiri dari dua kata :
ghozwah dan fikr, ghozwah berarti serangan, sebuan, atau invasi dan fikr berarti
pemikiran. Al-ghozwul fikri mengarah kepada dua sasaran utama, yaitu :
1. Mengeliminasi Islam supaya tidak berkembang,
2. Menghantam Islam dari dalam. Beberapa strategi yang digunakan untuk
mencapai tujuan tersebut diantaranya :
Tasywih (pencemaran/pelecehan), Tasykik (pendangkalan/peragu-
raguan),Tadzwib (penghancuran)karekteristik umat, Taghrib
(pembaratan/westernisasi/kafirinisasi).

B. Saran

Marilah kita mencoba untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT
(menjadi pribadi yang bertakwa). Dengan ketakwaan inilah Allah SWT akan
menganugrahkan furqon kepada diri kita sehingga kita dapat membedakan
mana jalan yang benar dan salah.

Anda mungkin juga menyukai