Anda di halaman 1dari 2

Nama : Vince Ratnawati

N I M : 11365/IV-3/807/98
M K : Auditing (Kls B)

RMK Philosophy of Auditing


(Mauritz & Sharaf)
Toward an Auditing Philosophy ( Ch 1)

Bab ini berusaha untuk memberikan garis besar dari teori auditing. Yang menjadi
perhatian disini adalah kandungan dari teori auditing yaitu suatu asumsi dasar dan
pemahaman yang bisa membantu pengembangan dan praktek auditing.

Status Teori Auditing Saat Ini. Saat ini hanya sedikit literatur profesional yang dapat
menjelaskan teori auditing dan tidak ada teori yang mendukung praktek. Perhatian
terbanyak ditujukan pada teori akuntansi dan hanya sedikit perhatian pada teori auditing,
sehingga perlu bagi kita untuk menginvestigasi kemungkinan mengintegrasikan teori
auditing.

Masalah Auditing yang Belum Terpecahkan. Saat ini terdapat sejumlah besar masalah
yang membingungkan dalam auditing, misalnya sampai sejauh mana pertanggung jawaban
auditor untuk mengungkapkan (disclose) keterbatasan yang ada pada perusahaan yang
diaudit. Jadi perlu jadi perhatian terhadap adanya prinsip yang memberikan solusi bagi
auditor dan kemampuan auditor untuk mengatasi masalah tertentu dalam proses audit.

Tujuan Dari Teori. Salah satu tujuan teori, untuk investigasi yang serius dan penting
terhadap kemungkinan dan sifat dari teori auditing yaitu agar dapat menyediakan suatu
solusi atau sekurang-kurangnya petunjuk terhadap solusi dari problem yang sulit. Alasan
lain, sebagai suatu profesi, anggotanya mempunyai keinginan untuk menemukan dasar
hukum yang mengatur organisasi dan kegiatannya. Sebagai suatu badan organisasi dari
ilmu pengetahuan harus ada teori yang mengatur sistemnya. Untuk itu diperlukan filosofi
auditing.

Filosofi dan Auditing. Ada beberapa pertanyaan menyangkut auditing yaitu; apakah
auditing harus mempunyai filosofi? Apa yang dimaksud dengan filosofi auditing? Apakah
auditor memenuhi syarat untuk membangun struktur filiosofi mereka? Untuk menjawab
pertanyaan ini dibutuhkan sekurang-kurangnya pengujian yang jelas tentang sifat dari
filosofi itu sendiri, sifat auditing dan kemungkinan untuk mengaplikasi metode, maksud,
dan tujuan filosofi bagi auditing. Filosofi diperlukan oleh dalam berusaha untuk mencoba
teori fundamental auditing.

Pendekatan Secara Filosofis. Karakteristik pendekatan secara filosofis terdiri atas ;


comprehension, perspective, insight, dan vision. Comprehension mengimplikasikan
pemahaman terhadap keseluruhan. Jika diaplikasikan terhadap auditing, mengarahkan kita
pada konsep umum seperti; evidence, due care, disclosure, dan independence.
Mengaolikasi perspective pada auditing, kita harus mengkesampingkan kepentingan

1
pribadi, lebih mempertimbangan sekumpulan masalah yang penting dari pada satu batasan
masalah. Insight, pendekatan filosofi yang menekankan pada dalamnya penyelidikan. Visi
merupakan bagian yang mementingkan kegiatan sekarang dan yang akan datang, dan visi
merupakan kualitas esensial terhadap studi atas masalah yang relevan terhadap subjek.

Metode dari Filosofi. Setiap bidang pemeriksaan mempunyai metode pemeriksaan yang
khas, tak terkecuali dengan filosofi, dan metode tersebut sama baik pada filosofi umum
maupun khusus. Pada pendekatan tradisional yang diakui dalam studi filosofi, ditemukan
metode analitis dan valuational yang baik dalam pengembangan teori auditing dan kita
akan mengintegrasikan dan menggunakan keduanya. Kedua metode tersebut penting bagi
auditing sehubungan dengan pertanggung jawaban sosial dan sikap etis seperti dalam
mengumpulkan dan mengevaluasi bukti. Dengan sifatnya yang sangat alamiah, auditing
menggunakan pendekatan analitis dan moral valuation terhadap aspek tertentu, misalnya
penghentian pendapat audit karena kualitas keyakinan melalui pengumpulan bukti. Hal ini
menjamin studi dari para teoris dan pengembangan filosofi.
Fungsi auditing adalah menyempurnakan melalui “sistem murni” yang membawa
sikap etis kedepan. Tanpa standar yang siap diaplikasikan untuk pengukuran atau
peraturan untuk pengujian, jaminan utama terhadap kinerja adalah tanggung jawab
profesional auditor. Standar penilaian, auditor menjadi pengendali. Oleh sebab itu ada dua
jenis masalah yang memerlukan dua metode ; masalah kenyatan dan masalah nilai.

Auditing Sebagai Disiplin. Meskipun auditing concern dengan akuntansi dan setiap
auditor adalah akuntan, auditing bukanlah merupakan bagian dari akuntansi. Auditing
dengan akuntansi mempunyai hubungan yang sangat erat tetapi mempunyai sifat yang
sangat berbeda. Hubungannya merupakan hubungan bisnis, bukan seperti orang tua dan
anak. Akuntansi mencakup pengumpulan, pengklasifikasian, ikhtisar, dan komunikasi dari
data keuangan; termasuk pengukuran dan komunikasi kejadian bisnis dan kondisi yang
mempengaruhi dan mewakili perusahaan atau kesatuan lainnya.
Tugas akuntansi adalah mengurangi informasi yang terlalu banyak dan mendetail
menjadi proporsi yang bisa dipahami. Auditing juga harus mempertimbangkan kejadian
bisnis, tetapi tidak mempunyai tugas untuk mengukur dan mengkomunikasikannya.
Tugasnya hanya me review kebenaran pengukuran dan komunikasi akuntansi. Auditing
merupakan analisis, bukan merupakan gagasan, kritis, investigasi, dan mementingkan
dasar pengukuran dan pernyataan akuntansi.
Auditing lebih menekankan pada verifikasi, pengujian data keuangan untuk tujuan
menyajikan apa yang seharusnya disajikan. Verifikasi tersebut mengharuskan aplikasi
tehnik dan metode dari proof. Proof merupakan bagian dari bidang logika yang disebut
juga “science of proof”. Logika menekankan pada bagaimana kita menentukan fakta,
kesimpulan, dan valid atau tidak valid. Auditing juga mempunyai hubungan dengan
berbagai disiplin ilmu seperti statistik, tetapi auditing merupakan disiplin ilmu yang
independen karena auditing menseleksi, memodifikasi dan integrasi ide yang dipinjam,
plus pengembangan konsep dan metodologi tambahan. Auditing juga disebut disiplin
“applied” karena suatu disiplin “applied” menggambarkan prinsipnya dan teori dasar dari
berbagai bidang lain, sebagian murni dan sebagian aplikasi.

Anda mungkin juga menyukai