Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR AUDIT PEMERIKSAAN

*Purwanto Wahyudi
Prosedur audit adalah metode atau teknik yang digunakan oleh para auditor untuk mengumpulkan dan
mengevaluasi bahan bukti yang mencukupi dan kompeten. Pilihan auditor tentang prosedur audit dipengaruhi
oleh faktor dari mana data diperoleh, dikirimkan, diproses, dipelihara, atau disimpan secara elektronik.
Pengolahan komputer juga mempengaruhi pemilihan prosedur audit. Prosedur ini dapat digunakan untuk
mendukung pendekatan audit top-down ataupun pendekatan audit bottom-up. Auditor akan mempertimbangkan
bagaimana setiap prosedur ini akan digunakan ketika merencanakan audit dan mengembangkan program audit
sehingga dapat diterapkan dalam melakukan suatu pengauditan.
Pemilihan prosedur yang akan digunakan untuk menyelesaikan suatu tujuan audit tertentu terjadi dalam tahap
perencanaan audit. Efektivitas prosedur dalam memenuhi tujuan audit spesifik dan biaya pelaksanaan prosedur
tersebut harus dipertimbangkan dalam pemilihan prosedur yang akan digunakan. Berikut ini adalah sepuluh jenis
prosedur audit yang dilakukan pada saat pengauditan

1. Prosedur Analitis (analytical procedures)

Prosedur analitis terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan di antara data. Prosedur ini meliputi:

 perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana;


 analisis vertikal atau laporan persentase;
 perbandingan jumlah yang sebenarnya dengan data historis atau anggaran; serta
 penggunaan model matematis dan statistik, seperti analisis regresi..

Prosedur analitis seringkali meliputi juga pengukuran kegiatan bisnis yang mendasari operasi serta
membandingkan ukuran-ukuran kunci ekonomi yang menggerakkan bisnis dengan hasil keuangan terkait.

2. Inspeksi (inspecting)

Inspeksi meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan catatan, serta pemeriksaan sumber daya berwujud.
Prosedur ini digunakan secara luas dalam auditing. Inspeksi seringkali digunakan dalam mengumpulkan dan
mengevaluasi bukti bootom-up maupun top-down. Dengan melakukan inspeksi atas dokumen, auditor dapat
menentukan ketepatan persyaratan dalam faktur atau kontrak yang memerlukan pengujian bottom-up atas
akuntansi transaksi tersebut.
Istilah-istilah seperti me-review (reviewing), membaca (reading), dan memeriksa (examining) adalah sinonim
dengan menginspeksi dokumen dan catatan. Menginspeksi dokumen dapat membuka jalan untuk mengevaluasi
bukti documenter. Dengan demikian melalui inspeksi, auditor dapat menilai keaslian dokumen, atau mungkin
dapat mendeteksi keberadaan perubahaan atau item-item yang dipertanyakan. Bentuk lain dari inspeksi
adalah scanning atau memeriksa secara tepat dan tidak terlampau teliti dokumen dan catatan.

3. Konfirmasi (confirming)

Meminta konfirmasi adalah bentuk permintaan keterangan yang memungkinkan auditor memperoleh informasi
secara langsung dari sumber independen di luar organisasi klien. Dalam kasus yang lazim, klien membuat
permintaan kepada pihak luar secara tertulis, namun auditor yang mengendalikan pengiriman permintaan
keterangan tersebut. Permintaan tersebut juga harus meliputi instruksi berupa permintaan kepada penerima
untuk mengirimkan tanggapannya secara langsung kepada auditor. Konfirmasi menyediakan bukti bottom-
up penting dan digunakan dalam auditing karena bukti tersebut biasanya objektif dan berasal dari sumber yang
independen.
4. Permintaan Keterangan (inquiring)

Permintaan keterangan meliputi permintaan keterangan secara lisan atau tertulis oleh auditor. Permintaan
keterangan tersebut biasanya ditujukan kepada manajemen atau karyawan, umumnya berupa pertanyaan-
pertanyaan yang timbul setelah dilaksanakannya prosedur analitis atau permintaan keterangan yang berkaitan
dengan keusangan persediaan atau piutang yang dapat ditagih. Auditor juga dapat langsung meminta keterangan
pada pihak eksteren, seperti permintaan keterangan langsung kepada penasehat hokum klien tentang
kemungkinan hasil litigasi. Hasil permintaan keterangan dapat berupa bukti lisan atau bukti dalam bentuk
representasi tertulis.

5. Perhitungan (counting)

Dua aplikasi yang paling umum dari perhitungan adalah perhitungan fisik sumber daya berwujud seperti jumlah
kas dan persediaan yang ada, dan akuntansi seluruh dokumen dengan nomor urut yang telah dicetak. Yang
pertama menyediakan cara untuk mengevaluasi bukti fisik tentang jumlah yang ada, sedangkan yang kedua dapat
dipandang sebagai penyediaan cara untuk mengevaluasi pengendalian internal perusahaan melalui bukti yang
objektif tentang kelengkapan catatan akuntansi. Teknik perhitungan ini menyediakan bukti audit bottom-up,
namun auditor seringkali terdorong untuk memperoleh bukti top-down terlebih dahulu guna mendapatkan
konteks ekonomi dari prosedur perhitungan.

6. Penelusuran (tracing)

Dalam penelurusan (tracing) yang seringkali juga disebut sebagai penelusuran ulang, auditor memilih dokumen
yang dibuat pada saat transaksi dilaksanakan, dan menentukan bahwa informasi yang diberikan oleh dokumen
tersebut telah dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku besar). Arah pengujian prosedur ini
berawal dari dokumen menuju ke catatan akuntansi, sehingga menelusuri kembali asal-usul aliran data melalui
sistem akuntansi. Karena proesdur ini memberikan keyakinan bahwa data yang berasal dari dokumen sumber pada
akhirnya dicantumkan dalam akun, maka secara khusus data ini sangat berguna untuk mendeteksi terjadinya salah
saji berupa penyajian yang lebih rendah dari yang seharusnya (understatement) dalam catatan akuntansi.

7. Pemeriksaan Bukti Pendukung (vouching)

Pemeriksaan bukti (vouching) pendukung meliputi pemilihan ayat jurnal dalam catatan akuntansi, dan
mendapatkan serta memeriksa dokumentasi yang digunakan sebagai dasar ayat jurnal tersebut untuk menentukan
validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi. Dalam melakukan vouching, arah pengujian berlawanan dengan yang
digunakan dalam tracing. Prosedur vouching digunakan secara luas untuk mendeteksi adanya salah saji berupa
penyajian yang lebih tinggi dari yang seharusnya (overstatement) dalam catatan akuntansi.

8. Pengamatan (observing)

Pengamatan (observing) berkaitan dengan memperhatikan dan menyaksikan pelaksanaan beberapa kegiatan atau
proses. Kegiatan dapat berupa pemrosesan rutin jenis transaksi tertentu seperti penerimaan kas, untuk melihat
apakah para pekerja sedang melaksanakan tugas yang diberikan sesuai dengan kebijakan dan prosedur
perusahaan. Pengamatan terutama penting untunk memperoleh pemahaman atas pengendalian internal. Auditor
juga dapat mengamati kecermatan seorang karyawan klien dalam melaksanakan pemeriksaan tahunan atas fisik
persediaan. Pengamatan yanf terakhir ini memberikan peluang untuk membedakan antara mengamati dan
menginspeksi.

9. Pelaksanaan Ulang (reperforming)


Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang (reperforming) perhitungan dan rekonsiliasi yang
dibuat oleh klien. Misalnya menghitung ulang total jurnal, beban penyusutan, bunga akrual dan diskon atau premi
obligasi, perhitungan kuantitas dikalikan harga per unit pada lembar ikhtisar persediaan, serta total pada skedul
pendukung dan rekonsiliasi. Auditor juga dapat melaksanakan ulang beberapa aspek pemrosesan transaksi
tertentu untuk menentukan bahwa pemrosesan awal telah sesuai dengan pengandalian intern yang telah
dirumuskan. Sebagai contoh, auditor dapat melaksanakan ulang pemeriksaan atas kredit pelanggan pada transaksi
penjualan untuk menentukan bahwa pelanggan memang memiliki kredit yang sesuai pada saat transaksi tersebut
diproses. Pemeriksaan ulang biasanya memberikan bukti bottom-up, dan dengan bukti bottom-up lainnya, auditor
dapat terlebih dahulu memahami konteks ekonomi untuk pengujian audit tersebut.

10. Teknik Audit Berbantuan Komputer (computer-assisted audit techniques)

Apabila catatan akuntansi klien dilaksanakan melalui media elektronik, maka auditor dapat menggunakan teknik
audit berbantuan computer (computer-asssited audit techniques/CAAT) untuk membantu melaksanakan beberapa
prosedur yang telah diuraikan sebelumnya. Sebagai contoh, auditor dapat menggunakan perangkat lunak
komputer untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

 Melaksanakan perhitungan dan perbandingan yang digunakan dalam prosedur analitis.


 Memilih sampel piutang usaha untuk konfirmasi.
 Mencari sebuah file dalam komputer untuk menentukan bahwa semua dokumen yang berurutan telah
dipertanggungjawabkan.
 Membandingkan elemen data dalam file-file yang berbeda untuk disesuaikan (seperti harga yang
tercantum dalam faktur dengan master file yang memuat harga-harga yang telah disahkan)
 Memasukkan data uji dalam program klien untuk menentukan apakah aspek computer
 Melaksanakan ulang berbagai perhitungan seperti penjumlahan buku besar pembantu piutang usaha atau
file persediaan.

Referensi Bacaan
http://moniqae.blogspot.co.id/2013/03/prosedur-audit.html
http://rudiirawantofeuh.blogspot.co.id/2014/04/tujuan-audit-bukti-audit-prosedur-audit.html
http://spi.uin-alauddin.ac.id/index.php/2016/09/15/prosedur-audit-pemeriksaan/
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)

Anda mungkin juga menyukai