Anda di halaman 1dari 37

SISTEM KARDIOVASKULER PADA LANSIA

“HIPERTENSI”

KELOMPOK 4

1. ERNA NELZZA 04021181320001


2. WILLAj ELISA SEMBIRING 04021181320020
3. ROSA PERMATA SUKMA 04021181320028
4. REGA AUDIA NYAYU 04021181320029
5. FENI TIARA DIAH 04021181320033
6. AULIA HERIKA PUTRI 04021181320049
7. RIZKY CAHYA MORGA 04021281320017
8. POVI OLIVIA 04021281320021
9. MUTIA DWI SAGITA 04021281320027

DOSEN PEMBIMBING : Putri Widita Muharyani,S.Kep.,Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya. Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Indralaya,1 November 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

BAB 1...........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN........................................................................................................................2

B.Rumusan Masalah.....................................................................................................................4

C.Tujuan.......................................................................................................................................4

BAB 2...........................................................................................................................................5

TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................................5

A.Definisi.....................................................................................................................................5

B. Macam-macam Penyakit Kardiovaskuler :...............................................................................7

C.Etiologi Hipertensi....................................................................................................................8

D.Manifestasi Klinis.....................................................................................................................9

E.Patofisiologi.............................................................................................................................10

F.Web Of Caution.......................................................................................................................12

G.Evaluasi Diagnostik................................................................................................................13

H.Penatalaksaan..........................................................................................................................13

ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................................................17

KASUS...................................................................................................................................17

BAB III.......................................................................................................................................40

PENUTUP..................................................................................................................................40

A. Kesimpulan............................................................................................................................40

B. Saran......................................................................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................41

BAB 1
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Proses menua pada manusia merupakan suatu proses alamiah yang tak terhindarkan,
bersifat irreversibel. Proses menua (aging) adalah proses alami disertai dengan adanya
penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.
Hal ini berarti perubahan pada fisiologi dan anatomi tubuh pada lansia juga akan mengalami
perubahan,salah satunya pada sistem kardiovaskuler. Dari seluruh penyakit yang terjadi pada
lansia,penyakit kardiovaskular menempati urutan paling atas. Kerusakan akibat penuaan
biasanya akan mengalami dua macam interaksi, yang berasal dari penuaan itu sendiri atau
proses patologis yang mengikuti penyakit jantung tersebut. Salah satu contoh penyakit sistem
kardiovaskuler adalah hipertensi. (Rahajeng et al, 2009).

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang menetap yang penyebabnya mungkin
tidak diketahui (hipertensi esensial, idiopatik, atau primer) maupun yang berhubungan dengan
penyakit yang lain (hipertensi sekunder). Tekanan darah adalah kekuatan darah untuk
melawan tekanan dinding arteri ketika darah tersebut melewatinya (Dorland, 2009).
Berdasarkan The Seventh Report of the Joint National Committee on the Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) (2003), tekanan
darah dapat dibagi menjadi beberapa derajat, yaitu normal (di bawah 120/80 mmHg),
prahipertensi (dari 120/80 mmHg sampai 139/89 mmHg), hipertensi tingkat I (dari 140/90
mmHg sampai 159/99 mmHg), dan hipertensi tingkat II (melebihi 160/100 mmHg).
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Kearney et al (2005) dalam
Chockalingam et al (2006), dilaporkan bahwa sekitar 972 juta jiwa pada tahun 2000 di
seluruh dunia menderita hipertensi dan negara berkembang di seluruh dunia menyumbang
hampir dua kali lipat dibandingkan dengan negara maju (sekitar 639 juta jiwa di negara
berkembang dan sekitar 333 juta jiwa di negara maju) sehingga prevalensi kejadian
hipertensi di seluruh dunia adalah sekitar 26,4% dari seluruh populasi di dunia. Selain itu,
diprediksi juga bahwa pada tahun 2025, kejadian hipertensi akan meningkat menjadi 60%
dari seluruh populasi, yaitu sekitar 1,56 milliar jiwa.
Prevalensi kejadian hipertensi berkisar antara 5-35 % di berbagai negara di Asia
sedangkan di daerah Asia Pasifik, prevalensi kejadiannya berkisar antara 5-47% pada pria
dan 7-38% pada wanita. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) (2007), kejadian hipertensi di
Indonesia secara nasional mencapai 31,7 % dan sekitar 26,3 % di daerah Sumatra Utara
(Rahajeng et al, 2009).
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan arteri di dalam tubuh sampai organ-organ
yang mendapatkan suplai darah darinya seperti jantung, otak dan ginjal. Penyakit yang sering
timbul akibat hipertensi adalah stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan
kerusakan ginjal. hipertensi juga bisa mengakibatkan penyakit jantung koroner yang
merupakan pembunuh nomor satu di dunia. Oleh karena itu, hipertensi ini berdampak negatif
pada organ-organ tubuh bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Banyak penelitian terdahulu menunjukkan adanya korelasi hipertensi terhadap
kecemasan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wei et al (2006), hampir 12 % pasien
hipertensi memiliki sindrom kecemasan. Selain itu, ada juga penelitian yang dilakukan oleh
Grimsrud et al (2009) menyatakan bahwa pasien hipertensi memiliki kecemasan dengan odds
ratio sekitar 1,55 dibandingkan dengan yang tidak hipertensi. Menurut Virtanen et al (2003),
korelasi tekanan darah terhadap kecemasan adalah sebesar 0,25. Korelasi ini penting karena
pasien hipertensi yang mengalami kecemasan akan semakin meningkat tekanan darahnya
sehingga akan lebih rentan mengalami komplikasi dini hipertensi serta kegagalan terapi (Feng
et al, 2012).
Mengamati data bahwa penderita hipertensi semakin meningkat hampir di seluruh
dunia dan terjadi pada banyak lansia maka penulis akan membahas konsep penyakit hipertensi
dan asuhan keperawatan nya untuk penderita lanjut usia.

B.Rumusan Masalah

Uraian ringkas dalam latar belakang masalah di atas secara umum memberikan dasar
bagi peneliti untuk merumuskan tinjauan teoritis penyakit hipertensi beserta asuhan
keperawatannya dan secara khusus membahas tentang :

1.Apakah definisi sistem kardiovaskuler dan hipertensi ?

2.Bagaimana etiologi hipertensi ?

3.Apakah macam-macam penyakit kardiovaskuler dan bagaimana pemeriksaan


diagnostiknya?

4.Bagaimana manifestasi klinis Hipertensi?

5.Bagaimana patofisiologi dan WOC Hipertensi?

6.Bagaimana penatalaksanaan Hipertensi?


7.Bagaimana Asuhan Keperawatan untnk kasus Hipertensi?

C.Tujuan
1.Untuk mengetahui definisi Sistem Kardiovaskuler dan Hipertensi

2.Untuk mengetahui etiologi hipertensi

3.Untuk mengetahui manifestasi klinis hipertensi.

4.Untuk mengetahui macam-macam penyakit kardiovaskuler dan pemeriksaan diagnostiknya

5.Untuk mengetahui patofisiologi dari hipertensi.

6.Untuk mengetahui Web Of Caution hipertensi.

7.Untuk mengetahui penatalaksanaan hipertensi.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A.Definisi
1.Definisi Sistem Kardiovasuler

Sistem kardiovaskuler merupakan suatu sistem organ untuk memindahkan zat


( nutrien seperti asam amino dan elektrolit, hormon, sel darah dll) dari dan menuju sel-sel
tubuh manusia. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari
homeostasis/ keseimbangan). (Muhammad Ardiansyah:2012)

Ada tiga jenis sistem peredaran darah: tanpa sistem peredaran darah, sistem peredaran
darah tertutup, sistem peredaran darah, yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan
jaringan pembuluh darah ( sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin
kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan
mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh. (Muhammad Ardiansyah:2012)

Ardiansyah,Muhammad.2012.Keperawatan Medikal Bedah.Jogjakarta:Diva Press.

2.Definisi Hipertensi

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan


sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi
manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic 90
mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stoke, dan gagal ginjal. Disebut
sebagai “pembunuh diam-diam” karena orang yang hipertensi sering tidak menampakkan
gejala. Institute Nasional Jantung, Paru dan Darah memperkirakan separuh orang yang
menderita hipertensi tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit ini diderita , tekanan darah
pasien harus dipantau dengan interval teratur karena hipertensi merupakan kondisi seumur
hidup. (Brunner & Suddart dalam Suzanne Smeltzer: 2002)

Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90% diantara mereka
menderita hipertensi esensial (primer), dimana tidak dapat ditentukan penyebab medisnya.
Sisanya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab tertentu (hipertensi sekunder),
seperti penyempitan arteri renalis atau penyakit parenkhim ginjal, berbagai obat, disfungsi
organ, tumor dan kehamilan (Brunner & Suddart dalam Suzanne Smeltzer: 2002)

Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Vol.2 E/8. Jakarta:EGC

Menurut Kemen. Kes. RI, definisi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan
tekanan darah sitolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama
(persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung
coroner) dan otak (stroke) bila dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai.
Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumalahnya terus
meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai perminatan
hiperensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat
dikendalikan.

Tabel Klasifikasi tekanan darah menurut JNC* VII 2003

JNC : Joint National Committee on the prevetion, detection, evaluation and treatment
of high blood pressure, yang berpusat di Amerika.

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Infodatin Hipertensi. Jakarta Selatan

B. Macam-macam Penyakit Kardiovaskuler :

Jenis penyakit yang dapat digolongkan kedalam penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
menurut Depkes RI (2007), adalah:

1. Penyakit jantung koroner (PJK, penyakit jantung iskemik, serangan jantung, infark
miokard, angina pektoris).
2. Penyakit pembuluh darah otak (stroke, TIA (transient ischemic attack).
3. Penyakit jantung hipertensi.
4. Penyakit pembuluh darah perifer.
5. Penyakit gagal jantung.
6. Penyakit jantung rematik.
7. Penyakit jantung bawaan.
8. Penyakit kardiomiopathy.
9. Penyakit jantung katub.

C.Etiologi Hipertensi
Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang berusia diatas
20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa, namun hamper
sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi merupakan silent killer dimana
gejal dpat bervariasi pada masing-masing individu dan hamper sama dengan gejala penyakit
lainnya. Gejala-gejalanya itu adalah sakit kepala/ rasa berat di tengkuk, mumet (vertigo),
jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan
mimisan.

Faktor resiko hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetic (faktor
resiko yang tidak dapat diubah/dikontrol), kebiasaan meerokok, konsumsi garam, konsumsi
lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan konsumsi minum-minuman beralkohol,
obesitas, kurang aktifitas fisik, stress, penggunaan estrogen.

Adapun klasifikasi hipertensi terbagi menjadi:

1.Berdasarkan penyebab

a.Hipertensi primer/Hipertensi Esensial

Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun dikaitkan dengan


kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan.
Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi.

b.Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial

Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10% penderita hiperensi,


penyebabnya adalah penyakit gijal. Pada sekitar 1-2% penyebabna adalah kehamilan
hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
2.Berdasarkan bentuk hipertensi

Hipertensi diastolic (diastolic hypertension), hipertensi campuran (sistol dan disatol yang
meninggi), hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension).

D.Manifestasi Klinis
Pada pemeriksaan fisik,mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain tekaan darah yang
tinggi ,tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina,seperti
perdarahan,eksudat(kumpulan cairan),penyempitan pembuluh darah ,dan pada kasus
berat,edema pupil. (Lewis S.M:2004).

Sebagian manifestasi klinis timbul setelah penderita mengalami hipertensi selama


bertahun-tahun.Gejalanya berupa :

1. Nyeri kepala saat terjaga ,terkadang disertai mual dan muntah akibat peningakatan
tekanan darah interaknium;
2. Penglihatan kabur karena terjadi kerusakan pada retina sebagai dampak dari
hipertensi;
3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena terjadi kerusakan susunan saraf pusat;
4. Nokturia (sering berkemih di malam hari) karena adanya peningkatan aliran darah
ginjal dan filtrasi glomerulus; dan
5. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.

Lewis, S.M.,Heikemper,M.M..& Dirksen,S.R.(2004). Medical surgical nursing:


Clinical management of clinical problems (6th Ed).Missouri :Mosby Ins.

Pada kasus hipertensi berat,gejala yang dialami pasien antara lain sakit kepala (rasa
berat di tengkuk), palpitasi ,kelelahan, nause, muntah-muntah, kegugupan, keringat berlebihan
,tremor otot,nyeri dada ,epistaksis,pandangan kabur atau ganda,tinnitus(telingan
mendenging),serta kesulitan tidur.

(Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Infodatin Hipertensi. Jakarta Selatan )
E.Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
vasomotor,pada medula di otak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis,yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia
simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis.Pada titik
ini,neuron preganglion melepaskan asetilkolin,yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah,dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah.Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor.Individu dengan
hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin.Meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi.Kelenjar adrenal juga terangsang,mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokontriksi.Medula adrenal mensekresi epinefrin,yang menyebabkan
vasokontriksi.Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah.Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan
aliran darah ke ginjal,menyebabkan pelepasan renin.Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,suatu vasokonstriktor kuat,yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adenal.Hormon ini menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler.Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi.

Pertimbangan Gerontologis.Perubahan struktural dan fungsional pada sitem pembuluh


perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia
lanjut.Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,hilangnya elastisitas jaringan ikat,dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya tegang pembuluh darah.Konsekuensinya,aorta dan arteri besar
berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
(volume sekuncup),mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer.
(Brunner & Suddart dalam Suzanne Smeltzer: 2002)

Bruner and Suddarth.2011 Buku ajar keperawatan medikal bedah volume 2.Jakarta : EGC
F.Web Of Caution

G.Evaluasi Diagnostik
Riwayat dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh sangat penting. Retina harus
diperiksa dan dilakukan pemeriksaan laboratoruim untuk mengkaji kemungkinan adanya
kerusakan organ, seperti ginjal atau jantung, yang dapat disebabkanoleh tingginya tekanan
darah. Hipertrofi ventrikel kiri dapat dikaji dengan elektrokardiografi, protein dalam urin
dapat dideteksi dengan urinalisa. Dapat terjadi ketidakmampuan untuk mengkonsentrasi urin
dan peningkatan nitrogen urea darah. Pemeriksaan khusus seperti renogram, pielogram
intravena, arteriogram renal, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah, dan penentuan kadar urin
dapat juga dilakukan untuk mengidentifikasi pasien dengan penyakit renovaskuler. Adanya
faktor risiko lainnya juga harus dikaji dan di evaluasi (Brunner & Suddart dalam Suzanne
Smeltzer: 2002).

Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Vol.2 E/8. Jakarta:EGC

H.Penatalaksaan
Tiap tujuan program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah terjadinya
morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah di
bawah 140/90 mmHg. Efektivitas setiap program ditentukan setiap derajat hipertensi,
komplikasi, biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan nonfarmakologis, termasuk


penurunan berat badan, pembatasan alkohol, natrium dan tembakau; latihan dan relaksasi
merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi antihipertensi. Apabila
penderita hipertensi ringan berada dalam risiko tinggi (pria, perokok) atau bila tekanan darah
diastoliknya meneta, di atas 85 atau 95 mmHg dan sistoliknya diatas 130 sampai 139 mmHg,
maka perlu dimulai terapi obat-obatan.

Algoritma penanganan yang dikeluarkan oleh Join National on Delection, Evalution


and Treatment of High Blood Pressure memungkinkan dokter memilih kelompok obat yang
mempunyai efektivitas tertinggi, efek samping paling kecil, dan penerimaan serta kepatuhan
pasien. Dua kelompok obat tersedia dalam terapi pilihan pertama; diuretika dan penyekat
belta. Apabila pasien dengan hipertensi ringan sudah terkontrol selama setahun, terapi dapat
diturunkan. Agar pasien mematuhi regimen terapi yang diresepkan, maka harus dicegah
pemberian jadwal terapi obat-obatan yang rumit.

(Brunner & Suddart dalam Suzanne Smeltzer: 2002).

Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Vol.2 E/8. Jakarta:EGC

I.Intervensi

Intervensi Penkes Hipertensi pada lansia (Martha Crismayana, Nyoman : 2016)

1. Hindari gaya hidup yang tidak sehat


2. Gizi Seimbang
3. Melakukan aktifitas fisik dan olahraga
4. Pemeriksaan kesehatan secara berkala

Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan pencegahan
yang baik (stop High Blood Pressure), antara lain menurut bukunya (Gunawan, 2001),dengan
cara sebagai berikut:

A.Mengurangi konsumsi garam.

Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2 g garam dapur untuk diet setiap
hari.

B.Menghindari kegemukan (obesitas).

Hindarkan kegemukan (obesitas) dengan menjaga berat badan (b.b) normal atau tidak
berlebihan. Batasan kegemukan adalah jika berat badan lebih 10% dari berat badan normal.

C.Membatasi konsumsi lemak.

Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak terlalu tinggi. Kadar
kolesterol darah yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya endapan kolesterol dalam
dinding pembuluh darah. Lama kelamaan, jika endapan kolesterol bertambah akan
menyumbat pembuluh nadi dan menggangu peredaran darah. Dengan demikian, akan
memperberat kerja jantung dan secara tidak langsung memperparah hipertensi.

D.Olahraga teratur.

Menurut penelitian, olahraga secara teratur dapat meyerap atau menghilangkan endapan
kolesterol dan pembuluh nadi. Olahraga yang dimaksud adalah latihan menggerakkan semua
sendi dan otot tubuh (latihan isotonik atau dinamik), seperti gerak jalan, berenang, naik
sepeda. Tidak dianjurkan melakukan olahraga yang menegangkan seperti tinju, gulat, atau
angkat besi, karena latihan yang berat bahkan dapat menimbulkan hipertensi.

E.Makan banyak buah dan sayuran segar.

Buah dan sayuran segar mengandung banyak vitamin dan mineral. Buah yang banyak
mengandung mineral kalium dapat membantu menurunkan tekanan darah..

F.Tidak merokok dan minum alkohol.

G.Latihan relaksasi atau meditasi.


Relaksasi atau meditasi berguna untuk mengurangi stress atau ketegangan jiwa. Relaksasi
dilaksanakan dengan mengencangkan dan mengendorkan otot tubuh sambil membayangkan
sesuatu yang damai, indah, dan menyenangkan. Relaksasi dapat pula dilakukan dengan
mendengarkan musik, atau bernyanyi.

H.Berusaha membina hidup yang positif.

Dalam kehidupan dunia modern yang penuh dengan persaingan, tuntutan atau
tantangan yang menumpuk menjadi tekanan atau beban stress (ketegangan) bagi setiap
orang. Jika tekanan stress terlampau besar sehingga melampaui daya tahan individu, akan
menimbulkan sakit kepala, suka marah, tidak bisa tidur, ataupun timbul hipertensi. Agar
terhindar dari efek negative tersebut, orang harus berusaha membina hidup yang positif.
Beberapa cara untuk membina hidup yang positif adalah sebagai berikut:

1.Mengeluarkan isi hati dan memecahkan masalah

2.Membuat jadwal kerja, menyediakan waktu istirahat atau waktu untuk kegiatan santai.

3.Menyelesaikan satu tugas pada satu saat saja, biarkan orang lain menyelesaikan bagiannya.

4.Sekali-sekali mengalah, belajar berdamai.

5.Cobalah menolong orang lain.

6.Menghilangkan perasaan iri dan dengki

Langkah-langkah Terapi Relaksasi Diagfragma pada Penderita Hipertensi

1.Persiapan fisik dan mental dengan komunikasi efektif

2.Langkah-langkah

a. Mengemukakan tujuan dan prosedur singkat pelaksanaan relaksasi, serta konfirmasi


tentang kesediaan / kesungguhan konseli menggunakan strategi ini.
b. Ciptakan lingkungan yang tenang
c. Usahakan tetap rileks dan tenang
d. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui
hitungan 1,2,3
e. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas
atas dan bawah rileks
f. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
g. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan
Tehnik relaksasi pernapaasaan diafragma ini dapat dilakukan selama 5-15 menit,
sebanyak2 sampai dengan 3 kali per harinya (2010).Serta dapat menurunkan tekanan darah
5-10 (Ethical Digest, 2010:19) atau 10-15mmHg Menurut artikel rubianto (2010). Dan
tujuan teknik relaksasi napas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli,
memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efesiensi batuk,
mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri
dan menurunkan kecemasan Smeltzer & Bare (2012).
Menurut penelitian terapi relaksasi sangat membantu untuk menurunkan tekanan
darah, Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa turunnya tekanan darah pada penderita
hipertensi berdampak pada peningkatan kualitas hidup mereka baik secara fisik, psikologis,
sosial dan kenya-manan terhadap terapi serta perasaan secara umum. Hal ini memperkuat
temu-an penelitian Vera (2004). Penelitian yang tersebut membuktikan bahwa efek dari
relaksasi dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi.
Selanjutnya penurunan tekan-an darah menyebabkan terjadi peningkat-an kualitas hidup
penderita hipertensi. Sementara pada kelompok kontrol justru menunjukkan hal yang
sebaliknya. Tekan-an darah diastolik dan sistolik tampak mengalami kenaikan yang
berakibat terha-dap terjadinya penurunan kualitas hidup penderita hipertensi. Menurunnya
tekanan darah pada pembuluh darah di kepala dan otak menyebabkan turunnya rangsangan
terhadap rangsangan rasa nyeri dan sakit kepala yang diderita selama ini. Setelah dilakukan
relaksasi, beberapa subjek merasakan kondisi fisik yang berbeda, misalnya berkurangnya
sakit kepala dan kelelahan fisik serta tidak mengalami kesulitan dan gangguan pada saat
tidur. Istirahat yang cukup, membuat penderita hipertensi tidak mudah mengalami kele-
lahan fisik.
Berdasarkan permasalahan dan anali-sis data yang dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa relaksasi dapat menu-runkan tekanan darah baik sistolik mau-pun diastolik pada
penderita hipertensi. Selanjutnya penurunan tekanan darah mempengaruhi peningkatan
kualitas hi-dup penderita hipertensi yang ditunjuk-kan dengan berkurangnya keluhan-
keluhan fisik seperti rasa nyeri di tengkuk dan kepala, meningkatnya kemampuan individu
dalam mengendalikan perasaan-nya serta kemampuan dalam melakukan aktivitas fisik dan
membantu penderita dalam berinteraksi di dalam lingkungan-nya.
ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS

Tn.A berusia 68 th datang ke posyandu dengan keluhan sakit kepala sejak 3 hari yang lalu,
klien mengatakan sakitnya berdenyut-denyut serta terasa kaku kuduk, sakitnya datang
sewaktu-waktu, klien tampak memegang kepalanya, sebelumnya klien pernah berobat ke
dukun tetapi tidak ada perubahan, klien juga mengatakan nyeri sendi dan penglihatannya
kabur, klien bertanya-tanya tentang penyakitnya. Hasil pemeriksaan di dapatkan hasil TD :
170/100 mmHg, N: 87 x/menit, S : 36,7 oC, RR: 20 x/menit, BB: 45 kg. Dari hasil
pemeriksaan klien menderita Hipertensi.
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
Nama : Tn”A”
Umur : 68 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Desa Rerot, Bagek Polak, Labuapi
Status : Kawin
Agama : Islam
Suku : Sasak
Pendidikan : Tidak Tamat SD
Keluarga yang dapat dihubungi : Ny A
Pekerjaan kelurga : Buruh Tani

2. RIWAYAT KESEHATAN
2.1 Keluhan Utama : Pusing
2.2 Riwayat Penyakit Sekarang
Pada saat melakukan pengkajian klien datang ke posyandu dengan keluhan sakit
kepala sejak 3 hari yang lalu, klien mengatakan sakitnya berdenyut-denyut serta terasa kaku
kuduk, sakitnya datang sewaktu-waktu, klien tampak memegang kepalanya, sebelumnya klien
pernah berobat ke dukun tetapi tidak ada perubahan, klien juga mengatakan nyeri sendi dan
penglihatannya kabur, klien bertanya-tanya tentang penyakitnya, dan saat ini penyakit yang di
rasakan oleh klien adalah hipertensi.
2.3 Riwayat Penyakit Dahulu
Klien juga pernah merasakan pusing, nyeri sendi dan gatal-gatal 3 bulan terakhir ini,

3. STATUS FISIOLOGIS
3.1 Postur tulang belakang : postur tulang belakang klien saat berjalan tegap.
3.2 Tanda-tanda vital klien
TD : 170/100 mmHg
N : 87 x/menit
S : 36,7 oC
RR : 20 x/menit
BB : 45 kg
3.3 Pengkajian Head to Toe
a. Kepala
Normocephalus, rambut tampak ubanan, dan kelihatan kotor, tidak ada luka,
tidak ada nyeri tekan pada kepala dan tidak ada benjolan.
b. Mata
Bentuk tampak simetris, konjungtiva tampak anemis, sclera tidak ikterik, pupil
isokor, penglihatan kabur, tidak ada peradangan, tampak menggunakan kaca mata,
tidak ada nyeri dan tidak ada benjolan.
c. Hidung
Bentuk tampak simetris, tidak ada luka, tidak ada peradangan, tidak ada secret
pada hidung, tidak ada nyeri tekan, penciuman masih cukup baik.
d. Mulut dan Tenggorokan
Mulut tampak sedikit kotor, mukosa mulut tampak kering, tidak ada
peradangan, gigi tampak kuning, tampak caries gigi dan gigi tampak ompong, sudah
hilang tiga, mengalami kesulitan saat mengunyah dan tidak ada kesulitan saat
menelan.
e. Telinga
Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak tampak serumen, tidak ada peradangan,
tidak nyeri tekan pada bagian belakng telinga (mastoideus), tidak ada benjolan,
pendengaran masih bagus
f. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada luka, tidak ada bendungan
vena jugularis, klien mengeluh leher bagian belakang, terasa berat (kaku kuduk).
g. Dada
Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada nyeri tekan.
h. Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.
i. Genetalia
Tidak terkaji
j. Ekstremitas
Kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah mengalami penurunan.
k. Integument
Kebersihan cukup baik, warna kulit hitam, lembab, tidak ada gangguan pada
kulit.

4. PENGKAJIAN PERKEMBANGAN UNTUK LANSIA


4.1 Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
Klien mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan saat bangun dari tempat duduk baik
kursi maupun lantai, dan tampak klien tidak stabil pada saat berdiri pertama kali. Setelah
berdiri klien berhenti sejenak lalu berjalan, saat duduk klien tampak duduk secara perlahan,
pandangan mata kabur, klien mengeluh pusing dan terasa berat di leher bagian belakang, saat
mengambil sesuatu klien tampak perlahan-lahan dan terkadang dibantu, klien merasakan nyeri
pinggang saat membungkukkan badan.
4.2 Komponen gaya berjalan dan gerakan
Klien tampak berjalan dengan perlahan-lahan tanpa alat bantu seperti tongkat,
melangkah secara hati-hati dan perlahan, jalan tampak sempoyongan.

5. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Klien mengatakan hubungan dengan anak-anaknya baik, selalu berkumpul dengan
anak-anaknya karena ke empat anaknya tinggal bersama, klien juga mengatakan terkadang
berinterakasi dengan tetangga sekitar rumahnya. Komunikasi dengan tetangga sekitar masih
bagus dan baik, emosi terkadang tidak stabil jika banyak pikiran, klien kooperatif saat diajak
bicara dan memberikan umpan balik dari sesuatu yang sedang dibicarakan.
6. PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN
Katz index
No. Kegiatan Mandiri Bantuan Bantuan Penuh
Sebagian
1. Mandi
2. Berpakaian
3. Ke Kamar Kecil
4. Berpindah Tempat
5. BAK/BAB
6. Makan/Minum
Keterangan : klien dapat beraktivitas secara mandiri tanpa pengawasan, pengarahan, atau
bantuan aktif dari orang lain.

7. STATUS KOGNITIF / AFEKTIF


a. Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ )
Pertanyaan :
Benar Salah Nomor Pertanyaan Jawaban
√ 1 Tanggal berapa hari ini ? 11
√ 2 Hari apa sekarang ? Rabu
√ 3 Apa nama tempat ini ? Bangsal
√ 4 Dimana alamat anda ? Bansal
√ 5 Berapa umur anda ? 65 tahun
√ 6 Kapan anda lahir ? Lupa
√ 7 Siapa presiden Indonesia ? SBY
√ 8 Siapa presiden Indonesia Tidak tau
sebelumnya ?
√ 9 Siapa nama kecil anda ? ati
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap 17, 14, 11, 8, 5,
pengurangan 3 dari setiap angka
baru, secara menurun
JUMLAH Benar : 6
Salah : 4

Interpretasi :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
Dari hasil Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di dapatkan hasil 7 benar
dan 3 salah ini menunjukkan bahwah fungsi intelektual Tn”A” kerusakan ringan.

b. MMSE (Mini Mental Status Exam)


No Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif maksimal Klien
1 Orientasi 5 1 Menyebutkan dengan benar :
Tahun : 2012 (Benar)
Musim :kemarau
Tanggal :11
Hari :Rabu (Benar)
Bulan :maret
2 Orientasi 5 3 Dimana sekarang kita berada ?
Negara : Indonesia (Benar)
Propinsi : jawa (Benar)
Kabupaten/kota : malang (Benar)
Panti :-
Wisma:-
3 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi,
meja, kertas), kemudia ditanyakan
kepada klien, menjawab :
kursi
meja
kertas
4 Perhatian 5 2 Meminta klien berhitung mulai dari
dan 100 kemudia kurangi 7 sampai 5
kalkulasi tingkat.
Jawaban :

1. 93
2. 86

3. 79
4. 72

5. 65
5 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga
obyek pada poin ke- 2 (tiap poin nilai
1)
6 Bahasa 9 6 Menanyakan pada klien tentang benda
(sambil menunjukan benda tersebut).
Minta klien untuk mengulangi kata
berkut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab :tidak ada, jika dan
tetapi.
Minta klien untuk mengikuti perintah
berikut yang terdiri 3 langkah.
1. Ambil kertas ditangan anda
2. lipat dua
3. dan taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk hal
berikut (bila aktifitas sesuai perintah
nilai satu poin.
“tutup mata anda”
Perintahkan kepada klien untuk
menulis kalimat dan menyalin gambar.
Total nilai 30 18

Interpretasi hasil :
24 – 30: tidak ada gangguan kognitif
18 – 23: gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Dari hasilMMSE (Mini Mental Status Exam)di dapatkan hasil 21 ini menunjukkan bahwah
Tn”A” mengalami gangguan kognitif sedang.
8. PENGKAJIAN STATUS MENTAL
Klien mengatakan tidak pernah merasa sedih dan selalu merasa ceria, klien tidak
pernah berkecil hati tentang masa depan karena klien merasa senang tinggal bersama cucu dan
istrinya, klien tidak pernah merasa gagal dalam membimbing anak-anaknya karena berhasil
dalam menjadi kepala keluarga, klien juga merasa puas dengan keadaannya yang sekarang,
klien mengatakan cepat lelh apabila melakukn aktivitas yang berlebihan.

9. PENGKAJIAN MASALAH EMOSIONAL


Klien mengatakan tidak mengalami kesulitan tidur. Tetapi terkadang Klien terbangun
pada malam hari untuk kencing, Klien mengatakan tidak pernah mempunyai masalah dengan
orang lain dan klien tidak pernah mengkonsumsi obat tidur mupun obat penenang serta klien
mengatakan tidak pernah mengurung diri, klien selalu ditemani oleh istri dan cucunya.

10. PENGKAJIAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN


Pola kebiasaan : klien mengatakan sering merokok menghabiskan lebih dari 3 batang
perhari dan minum kopi setiap hari.
Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :
a. Nutrisi
Klien mengatakan biasa makan 3 kali sehari terkadang tidak teratur dengan
menhabiskan 2 porsi makanan dengan lauk pauk seadanya, klien tidak senang makan tampa
garam, klien juga mengatakan makan makanan yang sama dengan keluarganya tampa adanya
perbedaan makanan, klien minum 7-8 gelas per hari.
b. Pola istirahat tidur
Klien tidur kurang lebih 4-6 jam perhari, klien sering terbangun saat malam hari
karenan ingin kencing, klien jarang tidur siang, klien sering merenung nasib cucu-cucunya,
saat waktu luang klien biasanya bermain dengan cucu nya.
c. Eliminasi
Klien tidak mengalami gangguan saat BAB dan BAK.Klien BAB 1 kali per hari dengan
konsistensi lembek dan BAK 4-5 kali per hari lancar tanpa ada gangguan.
d. Pola aktivitas
Klien masih bisa melakukan kegiatan dapur seperti memasak, mencucui piring, klien
berusaha untuk mandiri dan tidak merepotkan anak-anaknya.
e. Personal hygiene
Klien mengatakan biasanya mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore harimenggunakan
sabun, sikat gigi setiap kali mandi, menggunakan pasta gigi, biasanya mengganti pakaian 2
hari sekali.

11. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


a. Pemukiman
Luas bangunan rumah klien 6:5, klien tinggal bersama dengan istri dan 3 orang cucu-
cucunya, bentuk rumah petak dengan jenis bangunan atap rumah menggunakan atap genteng
berdindingkan tembok, lantai semen. Kebersihan lantai kurang, ventilasi <15% luas lantai dan
teras pengap, pencahayaan kurang karena tidak ada ventilasi dan ukuran rumah yang sempit,
cara pengaturan dalam hal menata perabotan kurang dimana sepeda gayung di letakkan di
ruang tamu dan tertumpuk dengan barang-barang yang lain, alat rumah tangga tidak lengkap
karena karpet atau kursi tempat duduk tamu tidak ada.Kulkas tidak ada dan tempat gallon
untuk air bersih tidak ada dan banyak yang lainnya.
b. Sanitasi
sumber penyediaan air bersih yaitu sumur dan Tn”A” mengatakan air yang diminum air biasa
tanpa direbus, pengelolaan jamban bersama dengan jenis jamban leher angsa dan dengan jarak
< 10 meter dari sumber air, sarana pembuangan air limbah tidak lancer, bekas sampah
biasanya dibuang sembarang ke kali
c. Fasilitas
klien tidak memelihara ternak dan tidak bekerja sebagai nelayan, anak-anaknya kebanyakan
bekerja sebagai buruh batu, tidak terdapat sarana olah raga, taman dan ruang
pertemuaan.Sarana hiburan yang ada hanyalah televisi.
d. Keamanan Dan Transportasi
Klien mengatakan dilingkungannya tidak ada alat penanggulangan kebakaran dan bencana
Sarana komunikasi yang dimiliki yaitu handphone.
B. DIAGNOSA
1. Analisa Data
NO SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
1. DS:
Klien mengeluh sakit Arteri besar kehilangan Skala nyeri 5 .
kepala sakit yang kelenterun dan menjadi P : nyeri disebabkan
berdenyut-denyut. kaku karena arteri besar
kehilangan kelenturan.
Klien mengatakan tearasa Pembuluh darah tidak Q : nyeri terasa seperti
kaku di kuduknya. dapat mengembang ditusuk-tusuk.
R : nyeri tersa dibagian
Klien mengatakan sakit kuduk.
kepaalanya datang Vasokonstriksi pembuluh S : skala nyeri 5
sewaktu-waktu dan darah T : nyeri tersasa
penglihatannya kabur terutama saat berjalan.

DO:
Klien tampak sering
memegangi kepalanya. Peningkatan tekanan
vaskuler serebral.
Klien tampak lemah.
Skala nyeri 5 (0-10)
sedang. TTV :
TD: 170/100 mmHg
N: 87 x/menit
S : 36,7 oC
RR: 20 x/menit
BB: 45 kg

2. DS: Kurang informasi Kurang pengetahuan


Klien mengatakan kurang mengenai penyakit dan
tahu tentang penyakit terapi
hipertensi.

DO:
Klien tampak tidak
mengerti tentang penyakit
yang dideritanya.
TTV :
TD: 170/100 mmHg
N: 87 x/menit
S : 36,7 oC
RR: 20 x/menit
BB: 45 kg

3. DS:
Klien mengatakan tidak Asupan tinggi garam Resiko Kelebihan
senang memakan makan Volume Cairan (Edema)
4. Rumusan Diagnosa
a. Gangguan rasa aman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral di
tandai dengan klien mengeluh pusing kepala dan leher bagian belakang terasa berat dan
sakit/nyeri, pusing dirasakan terutama saat berjalan, skla nyeri 5, Klien tampak sering
memegangi kepalanya, penglihatan kabur, TTV : TD:170/100 mmHg, N:87 x/menit, S:
36,7 oC, RR: 20 x/menit, BB: 45 kg.
b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai penyakit dan terapi
di tandai dengan klien mengatakan kurang tahu tentang penyakit hipertensinya, klien
tampak sering bertanya tentang penyakitnya TTV : TD:170/100 mmHg, N:87 x/menit, S:
36,7 oC, RR: 20 x/menit, BB: 45 kg.
c. Resiko kelebihan volume cairan berhubungan dengan edema.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No.D Tujuan dan Kriteris
No Intervensi Keperawatan Rasional
x Hasil
1 Setelah dilakukan
1. - Kaji keadan umum1. -Keadan umum
kunjungan rumah klien. menunjukkan keadaan
selama 2x60 menit klien secara utuh dan
diharapkan pasien dapat dengan mengetahui tanda-
mengontrol nyeri atau tanda vital terutama
sakit kepala hilang atau tekanan darah untuk
berkurang dengan tindakan selanjutnya.
2. - Kaji tingkat nyeri
kriteria hasil :
klien. - Untuk mengetahui
- Klien tidak
tingkat nyeri klien
mengungkapkan adanya
- Kaji lokasi intensitas dengan menggunakan
nyeri atau sakit kepala.
dan skala nyeri. pengkajian PQRST.
- Klien tampak
-Untuk mengetahui nyeri
nyaman.
yang dirasakan klien
Tanda-tanda vital
- Bantu pasien dalam sehingga bisa ditentukan
dalam batas normal
ambulasi sesuai intervensi yang tepat
terutama tekanan darah
kebutuhan. selanjutnya.
(TD : normal 110-130
-Untuk menghindari
mmHg, diastole 70-80 - Berikan tindakan non
insiden kecelakaan atau
mmHg) farmakologis
terjatuhnya karena klien
- Berikan penjelasan cara pusing.
untuk meminimalkan - Mengurangi atau
aktifitas vasokontriksi. menghilangkan sakit
kepala.
- Aktifitas yang
7. - Kolaborasi dalam
meningkatkan
pemberian obat analgesic
vasokontriksi
sesuai indikasi.
menyebabkan sakit
kepala.
- Analgesik dapat
mengurangi rasa nyeri
2 Setelah dilakukan - Jelaskan tentang batas1.-Memberikan dasar untuk
kunjungan rumah tekanan darah normal, pemahaman tentang
selama 2x60 menit tekanan darah tinggi dan peningkatan tekanan
diharapkan pasien efeknya. darah mengklarifikasikan
mengetahui informasi istilah medis yang sering
tentang hipertensi -Jelaskan sifat penyakit digunakan.
- Pemahaman bahwa
dengan kriteria hasil : dan tujuan dari
tekanan darah tinggi
-klien mengungkapkan pengobatan dan prosedur.
- Jelaskan pentingnya dapat terjadi tanpa gejala
pengetahuan akan
lingkungan yang tenang, sehingga memungkinkan
hipertensi.
- Melaporkan pemakaian tidak penuh dengan pasien untuk melanjutkan
obat-obatan sesuai stress. pengobatan meskipun
program. sudah merasa sehat.

- Diskusikan tentang
- Supaya klien tahu dan
obat-obatan : nama obat,
memungkinkan pasien
dosis obat, waktu
untuk melanjutkan
pemberian obat, dan
pengobatan.
tujuan pemberian obat
dan efek samping obat.

3. -Supaya klien bisa


-Berikan pendidikan
mengontrol stress.
kesehatan tentang cara4.
mencegah dan mengatasi
hipertensi.
- Mengurangi resiko
keracunan dan over dosis
obat dan supaya
- Anjurkan klien untuk
pengobatan lancar karena
tidak mengonsumsi
pasien sudah paham dan
makanan dan minuman
tahu mengenai obat-
yang dapat meningkatkan
obatan yang diberikan.
tekanan darah.
Menambah pengetahuan
klien sehingga klien bisa
- Evaluasi tingkat
mencegah dan mengatasi
pengetahuan klien.
hipertensi. Untuk
menghindari peningkatan
tekanan darah.
Mengetahui sejauh mana
klien mengetahui dan
memahami tentang
penyakitnya

3 Setelah di lakukan
1. - Kaji pola makan klien
1. Penurunan aliran ginjal
tindakan keperawatan atau diet terhadap mengakibatkan
selama 3x60 menit di inadekuat masukan peningkatan antidiuritik
harapkan tidak terjadi protein . menyebabkan retensi air
kelebihan volume cairan dan Na.
- Dorong klien untuk
2. - Peningkatan kadar Na
denan criteria hasil :
menurunkan masukan
dalam darah dapat
- Tidak ada edema.
garam
- BB normal. menyebabkan edema.
3. - Lakukan tindakan untuk
- TTV dalam vbatas 3. - Kulit edema, dapat
melindungi tubuh dari
normal. mudah cedera, dan kulit
- Bunyi napas dan ceder dan edema
kering lebih rentan untuk
jantung normal.
rusak dan cedera.

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/Tgl/J
NoDx Implementasi Respon hasil Paraf
am
1. 1 1. Mengkaji keadaan Hasil keadaan umum klien
Selasa umum klien dan tanda-S sedang . TTV :
TD : 170/100 mmHg, S :
11-03 14 tanda vital (Td, S, N,
36,7 C,
16.00 Rr).
N : 87x/menit,
RR:20x/menit.

P: Nyeri dirasakan pada


2. Mengkaji tingkat nyeri
kepala:
klien dengan
Q: Nyeri dirasakan
menggunakan skala
berdenyut-denyut
PQRST. R S: Nyeri kepala. Skala nyeri
sedang 5 (0-10).
T : Nyeri dirasakan sewaktu
waktu.
3.
Klien mengatakan nyeri
dirasakan pada kepala dan
Mengkaji lokasi, leher dibagian belakang
intensitas, dan skala (kaku kuduk), nyeri
nyeri. dirasakan terus-menerus
semakin berat saat berjalan,
nyeri dirasakan pada angka
5 (skala 0-10).
4.
Klien tampak memperhatik
an dan mendengarkan
4. Memberikan penjelasan
penjelasan perawat
cara untuk meminimalk
an aktivitas vasokontrik
si seperti mengejan saat
BAB, batuk panjang dan
5.
membungkuk.
5. Obat sudah diberikan ke
Memberikan terapi obat
pasien dan menjelaskan
sesuai indikasi :
cara penggunaan obat dan
captopril 12,5 mg 1x1.
efek samping obat, klien
tampak mengerti dengan
penjelasan perawat.
selasa 2 1. Menjelaskan 1. Klien tapak mendengar
11-03-14 pengertian hipertensi pnjelasan perwat.
2.
16.30 kepada pasien
2.
Klien tampak
Menjelaskan kepada
mendengarkan dan
klien tentang pentingnya
memperhatikan saat
menjaga lingkungan
diberikan penjelasan oleh
yang tenang.
perawat, dank lien
mengerti.
Berdiskusi atau
3.
memberitahu klien Klien mengerti dengan
tentang obat-obatan penjelasan yang diberikan
nama obat yang oleh perawat dank lien
diberikan captopril 12,5 mengatakan akan meminum
mg diminum 1x1 setelah obatnya secara teratur.
makan,
4.
Klien tampak
4. Menjelaskan factor yang
memperhatikan dan tampak
memperberat hipertensi,
mengangguk dan akan
seperti Menganjurkan
melakukan saran yang
klien untuk tidak
diberikan perawat.
mengkonsumsi makanan
yang tinggi garam dan
jangan meminum kopi,
the, merokok karena
dapat meningkatkan
tekanan drah.

Selasa 1. Mengukur tanda-tanda


1. TD : 160/100 mmHg
N : 87 x/mnt
11-03-14 vital TD, N, S, RR
S : 36,7oC
2.
08.00 RR : 20x/mnt
2.
BB: 45 Kg
Menimbang berat badan
3.
klien Klien mengeluh sakit
3. Menanyakan keluhan
klien kepala
4. 4.
Mengkaji penyebab sakit Tekanan darah 160/100
kepala mmHg
5. 5.
Menganjurkan klien Klien tampak tirah baring,
untuk mempertahankan tampak mengiuti anjuran
tirah baring perawat
6. 6.
Menganjurkan klien Klien tampak mau
untuk diet rendah garam mendengar anjuran perwat

2. Jumat 1. 1. Mengobservasi Tanda-


1. TD : 140/90 mmHg
N : 84x/mnt
14-03-14 Tanda Vital klien.
S:36,7oCt
2.
08.30 RR: 20x/mnt
2.
Keadaan umum klien baik,
Memantau keadaan
sudh tidak ada keluhan
umum klien
3.
3.
Klien tampak mendengar
Memberikan klien
dan mengerti
penyuluhan tentang
4.
hipertensi
4. Klien tampak mengikuti
Menganjurkan klien
saran dari perawat.
untuk menghindari
makan makanan tinggi
garam

2. 1. Memberikan pendidikan1. Klien tampak


kesehatan kepada klien mendengarkan perawat
2. 2.
Memberikan penyuluhan Klien tampak mengerti dan
tentang makanan yang mengikuti serta
harus di konsumsi pada berpartisipasi dalam
psien hipertensi penyembuhannya
3. 3.
Menjelaskan kepada
Klien mengatakan
klien untuk menghindari
semenjak sakit tidak pernah
merokok dan ngopi
4. merokok dan jarang ngopi
Menganjurkan klien
4.
Klien tampak rileks dan
untuk istirahat yang
segar tidur 6-7 jam perhari
cukup untuk
menghindari stress
Jum’at 3. Mengkaji keadaan
1. Keadaan umum klien
14 -03-14 umum klien
dan sedang, TTV
2. TD : 140/90 mmHg,
09.00 mengkaji TTV (TD, N,
3. N : 80x/menit,
S, RR).
S : 36,8 C,
RR : 18x/menit

2. Mengkaji pola makan


2. Klien makan 3xsehari
3.
dengan lauk pauk seadanya
dengan sajian yang sama
Menimbang berat badan
dengan keluarganya.
klien.
3. BB 45 kg
4.
4.
Menjelaskan pada
pasien dan keluarga Klien dan keluarga mengerti
5.
tentang pembatasan
masukan garam
5. TD 140/90 mmHg
Mengukur Tanda-tanda
vital tekanan darah
6.
Menganjurkan kepada
keluarga untuk tetap
mempertahankan
lingkungan yang aman
dan nyaman.

E. EVALUASI

No
Hari/Tgl/jam Catatan Perkembangan Paraf
Dx
Sabtu S:
15-03-2014 - Klien sudah bisa mengetahui tingkat
11.00
nyeri dengan menggunakan skala nyeri
- Klien mengatakan sudah tidak pusing
lagi
1.
- Klien sudah memahami cara untuk
meminimalkan aktivitas vasokontriksi
seperti mengejan saat BAB, batuk
panjang dan membungkuk

O:
- Klien tampak rileks, tidak ada
keluhan nyeri
-Tanda-tanda vital klien dalam batas
normal
TTV : TD : 140/80 mmHg,
N : 84x/menit,
S : 36,5oC,
RR : 20x/menit.
A:
- Masalah keperawatan gangguan nyaman
nyeri dapat teratasi
P :
- Intervensi dihentikan

2. S:
- klien sudah memahami tentang
penyakitnya sendiri yaitu hipertensi
- klien sudah memahami penyebab
terjadinya hipertensi
- klien sudah memahami faktor yang
memperberat hipertensi
- mengerti dosis obat yang diberikan per
hari
- klien sudah mengerti manfaat obat serta
konsekuensi bila pengobatan dihentikan
- klien sudah mengetahui makanan yang
bisa dikonsumsi dan makanan yang perlu
dihindari.
O:
- klien tampak mengerti tentang
penyakitnya yaitu hipertensi, klien
semangat menyebutkan penyebab
hipertensi, yang memperberat hipertensi,
dosis obat, dan makanan yang harus
dihindari.
- klien tampak mengikuti saran perawat
- TTV dalam batas normal
TD : 140/80 mmHg
N : 84 x/mnt
S : 36,7 oC
RR : 20x/mnt

A:
- Masalah keperawatan kurang
pengetahuan berhubungan dengan kurang
informasi mengenai penyakit dan terapi
teratasi
P:
Intervensi dihentikan

3. S:
- Klien mengatakan sudah menghindari
makanan yang tinggi garam
- klien mengatakan keluarga selalu
memperhatikan klien untuk tetap menjaga
pola makan yang rendah garam

O:
TTV dalam batas normal
TD : 140/80 mmHg
N : 84 x/mnt
S : 36,7 oC
RR : 20x/mnt
- Tidak ada edema

A:
- masalah keperawatan resiko kelebihan
volume cairan dapat teratasi
P : intervensi di hentikan

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Seorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan darah yaitu 180/110


mmHg. Penyakit ini adalah penyakit yang berbahaya karena merupakan salah satu faktor
resiko terjadinya stroke. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi dua yaitu
hipertensi primer atau merupakan hipertensi dengan penyebab yang tidak diketahui secara
pasti. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyebab spesifik tertentu
misalnya penyakit ginjal, penyakit endokrin atau karena penyakit koartasio aorta.

B. Saran
Setelah membaca makalah ini saya berpesan kepada para pembaca Selalu menjaga
kesehatan. Kesehatan merupakan anugrah yang tak ternilai harganya karana didalam tubuh
yang sehat terdapat jiwa yang kuat, selalu memperhatikan asupan makanan yang masuk
dalam tubuh kita, makanlah makanan yang bergizi tinggi yang dapat memenuhi semua
kebutuhan tubuh kita
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah,Muhammad.2012.Keperawatan Medikal Bedah.Jogjakarta:Diva Press.

Doengoes, Marylinn E , dkk. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC.
Lewis, S.M.,Heikemper,M.M..& Dirksen,S.R.(2004). Medical surgical nursing: Clinical
management of clinical problems (6th Ed).Missouri :Mosby Ins.

Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Vol.2 E/8. Jakarta:EGC

Sobel, Barry J, et all.(2010)Hipertensi : PedomanKlinis Diagnosis danTerapi, Jakarta,


PenerbitHipokrates.
Smeltzer & Bare. 2012. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8 Vol.1. Alih Bahasa : Agung
waluyo. Jakarta. EGC.
Sulistyarini, Indahria. 2013. Terapi Relaksasi untuk Menurunkan Tekanan Darah dan
Meningkatkan Kualitas Hidup Penderita Hipertensi : Fakultas Psikologi dan Ilmu
Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia. JURNAL PSIKOLOGI VOLUME 40,
NO. 1, JUNI 2013: 28 – 38
Wilkinson, Judith M.2016.Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai